Oleh :
Oleh :
PEBRI OKTAFYANTI EKA SUDARMAWAN
NIM 201041032
Hari :
Tanggal :
Mengetahui, Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan laporan studi kasus asuhan
gizi klinik pada penderita Epistaksis Anterior ec Acute Lympoblastic Leukemia
disertai Anemia dan Gizi Buruk di RSUD Dr. Moewardi Provinsi dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak, dan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Bayu Basuki Wijaya, Sp.PD.M.Kes, selaku Kepala Instalasi Gizi di
RSUD Dr. Moewardi Provinsi Jawa Tengah.
2. Ibu Wiwik Ekorinawati, S.GZ, M.Gz, RD selaku Pembimbing Lapangan di
Instalasi Gizi di RSUD Dr, Moewardi Jawa Tengah.
3. Bapak Agus Prihantoyo, SKM selaku Critical Instructure Gizi Klinik di RSUD
dr. Moewardi Provinsi Jawa Tengah.
4. Semua ahli gizi yang berada di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi Provinsi
Jawa Tengah
5. Bapak Dr. Kelana K. Darma, S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
6. Bapak Jurianto Gambir S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Pontianak
7. Bapak Desi SKM, M,Kes selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Gizi dan
Dietetika Poltekkes Kemenkes Pontianak
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari bahwa penulisan Laporan Besar ini masih jauh dari
sempurna. Kritik dan saran sangat saya perlukan demi kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
B. Implementasi..........................................................................................28
C. Perencanaan Asupan Zat Gizi..............................................................30
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI.........................................................32
A. Monitoring dan Evaluasi Diagnosa Medis..........................................32
B. Monitoring dan Evaluasi Antropometri..............................................32
C. Monitoring dan Evaluasi Biokimia......................................................32
D. Monitoring dan Evaluasi Fisik/Klinis.................................................32
E. Monitoring dan Evaluasi Tingkat Konsumsi Asupan Zat Gizi.........33
BAB VII HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................34
A. Diagnosa Medis......................................................................................34
B. Antropometri.........................................................................................34
C. Biokimia Data........................................................................................34
D. Fisik/Klinis.............................................................................................35
E. Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi..............................................36
F. Edukasi/Konseling Gizi............................................................................39
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................40
A. Kesimpulan............................................................................................40
B. Saran.......................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................42
LAMPIRAN...........................................................................................................43
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Persentase Asupan Zat Gizi...............................................................27
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Pemeriksaan Laboratorium...................................................................17
Tabel 1. 2 Semi Food Frequency (FFQ)................................................................18
Tabel 1. 3 Kuantitatif Hasil Food Frequency Quesioner (FFQ)...........................19
Tabel 1. 4 Terapi Medis..........................................................................................21
Tabel 3. 1 Rencana Monitoring dan Evaluasi........................................................27
Tabel 3. 2 Penerapan Konseling (SAP)..................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembulu darah yang sering
ditemui pada anak- anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum
tulang dan sistem limfatik (Wong et al, 2009).
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Penanganan Pada Pasien Epistaksis Anterior ec ALL disertai
Anemia dan Gizi Buruk di Bangsal Flamboyan 9 Kelas III di RSUD Dr.
Moewardi.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan gizi pada pasien Epistaksis Anterior ec ALL
disertai Anemia dan Gizi Buruk di Bangsal Flamboyan 9 Kelas III di
RSUD Dr. Moewardi.
1
2
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian gizi pasien
b. Menetapkan diagnosis gizi di bawah bimbingan Clinical Instructure
dan Ahli Gizi Ruang.
c. Merencanakan intervensi gizi dan mengimplementasikan intervensi.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Keilmuan
Karya ilmiah ini berguna sebagai bahan pengajaran dan pengembangan
ilmu yang dapat memperluas wawasan dan pengetahuan terkait
penanganan dan pemberian asuhan gizi pada pasien Epistaksis Anterior ec
ALL disertai Anemia dan Gizi Buruk.
2. Manfaat Aplikatif
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta pengalaman
mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan gizi klinik.
3. Manfaat Metodologi
Hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam area
keperawatan dan selanjutnya untuk meningkatkan keefektifan pemberian
asuhan gizi terhadap Epistaksis Anterior ec ALL disertai Anemia dan Gizi
Buruk. Selain itu, karya ilmiah ini juga berguna sebagai bahan referensi
dan dapat menjadi ide dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Leukimia
1. Definisi Leukimia
Leukemia adalah kanker dari sel-sel pembentuk darah sebagian
besar merupakan kanker dari leukosit, tetapi dapat juga dapat berawal dari
sel darah jenis lain. Leukemia dimulai di sumsum tulang yang merupakan
tempat pembentukan sel-sel darah. Sel-sel darah dengan cepat dilepaskan
ke dalam darah, kemudian dapat ke kelenjar getah bening, limpa, hati,
sistem saraf pusat, dan organ lainnya. Salah satu jenis leukemia yang
sering terjadi pada anak-anak dan remaja yaitu leukemia limfoblastik akut
(LLA).
3
4
a. Radiasi
Menurut data, LMA lebih disebabkan karena serangan radiasi.
Sedang LLK sendiri jarang mendapat laporan karena faktor radiasi.
Sebenarnya untuk serangan Leukemia pada anak-anak sendiri
meningkat setelah pengeboman Hiroshima dan. Nagasaki di Jepang.
Semenjak itu, mulai banyak laporan mengenai anak-anak yang
menderita Leukemia ini. T-T
b. Faktor Leukemogenik
Maksudnya disini itu karena faktor zat kimia tertentu. Biasanya
Racun lingkungan seperti benzena; Insektisida: obat-obatan terapi kaya
kemoterapi juga akan memungkinkan terjadinya Leukemia.
c. Virus
Virus ini biasanya sih Virus HTLV penyebab utamanya. HTLV itu
T-cell Leukemia Viruses yang merupakan penyebab utama dari ketidak
normalan perkembangan sel darah putih. Biasanya HTLV I atau II.
Virus lainnya antara lain retrovirus atau virus leukemia feline.
d. Herediter
Herediter disini maksudnya keturunan. Biasanya orang yang
memiliki Sindrom Down lebih rentan terkena Leukemia dibanding
yang tidak. Kemungkinan terkenanya sekitar 20 kali lebih rentan
dibanding yang normal.
4. Pengobatan Leukimia
Penyembuhan Leukemia sendiri dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Misalnya:
B. Anemia
1. Definisi Anemia
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi
ketika kadar sel darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini
dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung
hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia dapat
menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kelelahan dan stress pada organ
tubuh. Anemia sebenarnya adalah sebuah tanda dari proses penyakit bukan
penyakit itu sendiri (Proverawati, A, 2011). Anemia sering disebut kurang
darah yaitu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari
normal (Kemekes RI, 2010).
Anemia merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin seseorang
kurang dari 10gr/dL, sedangkan angka idealnya untuk ibu dewasa
berdasarkan standar WHO adalah 12gr/dL. Artinya, seorang ibu dewasa yang
sedang hamil maupun tidak akan didiagnosis mengalami anemia jika kadar
hemoglobinnya di bawah 12gr/dL. Akan tetapi, munculnya gejala bersifat
individual, bisa jadi orang yang memiliki hemoglobin 10gr/dL masih dapat
beraktifitas secara normal dan energik, sedangkan yang lain tampak letih dan
lesu (Fatonah 2016).
7
4. Patofisiologi Anemia
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang
atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan. Kegagalan sumsum
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui pendarahan destruksi, dapat mengakibatkan defek sel merah
yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.
Pecah atau rusaknya sel darah merah terjadi terutama dalam hati dan
limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel merah atau hemolisis segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal
kurang lebih 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sklera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
hemoglobinemia. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (Protein pengikat hemoglobin yang terlepas dari sel
darah merah yang telah rusak) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah
atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat
diperoleh dengan dasar menghitung retikulosit dalam sirkulasi darah,
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematanganya, seperti yang terlihat dalam biopsy dan ada tidaknya
hyperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
C. Epistaksis
1. Definisi Epistaksis
Epistaksis/mimisan adalah perdarahan dari hidung, salah satu
keluhan yang banyak ditemukan dalam bidang kedokteran telinga hidung
tenggorokan dan kepala leher (THT-KL). Sebagian besar epistaksis bersifat
jinak dan tidak berbahaya, tetapi perlu dicari dan diatasi penyebabnya untuk
dilakukan pencegahan serta penatalaksanaan yang tepat.
10
organ"organ seperti ginjal, otot dan pankreas. Dalam sel otot kadar
natrium dan fosfor anorganik meninggi dan kadar magnesium menurun.
Kelainan organ sering terjadi seperti sistem alimentasi bagian atas
(mulut, lidah dan leher), sistem gastrointestinum (hepar, pankreas),
jantung, ginjal, sistem endokrin sehingga gizi buruk harus segera
ditangani dengan cepat dan cermat.
E. Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP)
1. Definisi Diet Tinggi Energi Tinggi Protein
Diet energi tinggi protein tinggi (TKTP) adalah diet yang memilki
kandungan energi dan protein lebih tinggi dibandingkan kebutuhan normal.
Diet ini diberikan untuk mengarasi masalah dan risiko malnutrisi pada
pasien akibat kekurangan energi dan protein karena keburuhan yang
meningkat sebagai dampak dari peningkatan stres metabolik, penurunan
daya tahan tubuh, faktor penyakit, inflamasi, gagal tumbuh pada anak, dan
sebagainya. Malnutrisi merupakan suatu kondisi yang dihasilkan dari
kekurangan intake atau uptake zat gizi yang mengarah pada perubahan
komposisi tubuh (penurunan massa bebas lemak) dan massa sel tubuh
sehingga terjadi kurangnya fungsi fisik dan mental serta gangguan hasil
klinis penyakit (L. Sabotzka, dalam Cederholm, 2017).
Diet TKTP dapat diberikan dalam berbagai bentuk, baik oral
maupun enteral. Diet ini umumnya diberikan dengan penambahan makanan
atau suplemen yang mengandung energi tinggi dan protein tinggi tapa
meningkatkan volume makanan menjadi terlalu besar, seperti susu, daging,
margarin, makanan enteral, dan sebagainya. Pemberian diet dapat dilakukan
bertahan sesuai dengan daya terima dan kapasitas fungsi pencernaan pasien.
2. Tujuan Diet
Berikut beberapa tujuan dari diet TKTP (Penuntun Diet dan
Terapi Gizi Edisi 4), yaitu:
a) Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi keruskan jaringan tubuh.
b) Meningkatkan berat badan hingga mencapai status gizi normal
3. Syarat Diet
14
Berikut syarat dan prinsisp dari diet TKTP (Penuntun Diet dan Terapi
Gizi Edisi 4), yaitu:
a) Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
b) Protein tinggi, yaitu 2-2,5 g/kg BB.
c) Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
d) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari total energi (protein dan lemak).
e) Vitamin dan mineral eukup, sesuai kebutuhan gizi atau angka
kecukupan gizi yang dianjurkan.
f) Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.
g) Untuk kondisi tertentu diet dapat diberikan secara bertahap sesuai
kondisi/status metabolik.
4. Bahan makanan yang dianjurkan
a) Sumber Karbohidrat : nasi, roti, mie, makaroni, puding, ubi,
karbohidrat sederhana seperti gula pasir.
b) Sumber protein : daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, dan hasil olahan
seperti keju dan yoghurt
c) Sumber protein nabati : semua jenis kacang-kacangan dan hasil
olahannya seperti tempe, tahu
d) Sayuran : semua jenis sayuran, terutama jenis B seperti bayam,
buncis, daun singkong, kacang panjang, labu siam, dan wortel direbus,
dikukus atau ditumis
e) Buah : semua jenis buah segar, jus buah
f) Lemak dan minyak : minyak goreng, mentega, margarin, santan encer
g) Minuman : softdrink, madu, sirup, teh dan kopi encer
h) Bumbu : bumbu tidak tajam, seperti bawang merah, bawang putih,
laos, salam, kecap.
5. Makanan yang tidak dianjurkan
a) Sumber protein : dimasak dengan banyak minyak atau
kelapa/santan kental
b) Sumber protein nabati : dimasak dengan banyak minyak atau
kelapa/santan kental
BAB III
GAMBARAN UMUM PASIEN
A. Riwayat Personal Pasien (CH)
1. Identitas Pasien (CH)
Nama : An.S
Umur : 10 Tahun
Gender : Male
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Bahasa : Jawa dan Indonesia
Pendidikan : Sekolah Dasar
Peran dalam keluarga : Anak
No. RM : 01640236
Ruangan : Flamboyan 9
Tanggal Masuk : 11 September 2023
Alamat : Beku
Diagnosis Medis : Epistaksis Anterior ec Acute Lympoblastic
Leukemia disertai Anemia dan Gizi Buruk
15
16
Terapi Medis:
a) Oksigenasi ruangan
b) Cairan
- D5 ¼NS 65ml/jam (full maintenance)
c) Obat
- inj Ampicilin (24 mg/kg/6 jam) 600 mg/6 jam,
- Inj paracetamol (15 mg/kg/8 jam) 300 mg/8 jam
d) Transfusi
- TC 7 unit
- Selang 12 jam kemudian transfusi PRC 1 Kolf (target HB=10)
e) Ambil sampel kultur darah saat di IGD
f) Cek urinalisa dan feses rutin
4. Riwayat Sosial (CH.3.1)
Faktor sosial ekonomi : Golongan keluarga cukup.
Kondisi tempat tinggal : Kondisi layak, berada di daerah
Kecamatan Provinsi Jawa Tengah.
Isu/Kepercayaan Lingkungan : Tidak ada
Dukungan sosial dan medis : Keluarga
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Krisis yang dihadapi : Tidak ada
Level stress sehari-hari : Normal sebagai seorang pelajar
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
B. Antropometri (AD)
LILA : 13 cm
TB Estimasi : 145 cm
BB aktual : 23 kg
Status Gizi LILA : 61,90% (Gizi Buruk)
Sumber: Direktorat P2PTM, Rumus estimasi BB dengan LILA (Formula
Gibson, 2005)
BBI = 90% x (TB - 100)
= 90% x (45)
= 40,5 kg
Jenis
Hasil Flag Satuan Rujukan
Pemeriksaan
Hemoglobin 5,9 Rendah g/dl 11,5-15,5
Hematokrit 18 Rendah % 35 – 45
PDW 16 Rendah % 25 – 65
Golongan darah O - - -
Sumber: Rekam Medis RSUD dr. Moewardi Surakarta.
D. Fisik/ Klinik
Fisik (13 September 2023)
Tampak Fisik : Pasien terlihat pucat, kurus, dan lemah,Mimisan
berkurang.
Kesadaran : Compos mentis (kesadaran normal).
Klinis (13 September 2023)
Tekanan darah : 100/70 mmHg
RR : 24 x/ menit
Nadi : 100 x/ menit
Suhu : 37
Sumber: Rekam Medis RSUD. Dr. Moewardi, Surakarta.
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan rekam medis, dapat disimpulkan
bahwa tekanan darah, RR, Nadi, dan suhu normal, dan tampak fisik pucat dan
lemas dengan kesadaran normal.
E. Riwayat Terkait Makanan/ Gizi (FH)
1) Riwayat Makanan Sebelum Masuk Rumah Sakit
ayam 28,5 gr
Lauk Nabati
Tahu ½ bj 100 3 3/7x100 =
bsr 42,8 gr
Tempe 2 ptg 50 3 3/7x50 =
sdg 14,2 gr
Sayuran
Bayam ½ gls 100 3 3/7x100 =
42,8 gr
Wortel ½ gls 100 3 3/30x100
= 10 gr
Sawi ½ gls 100 2 2/7x100 =
28,5 gr
Kangkung ½ gls 100 2 2/7x100 =
28,5 gr
Terong 1 bh 100 2 2/7x100 =
28,5 gr
Buah
Pisang 1 bh 50 1 1x50 =
kapok sdg 50 gr
Apel ½ bh 75 3 3/7x75 =
sdg 32,1 gr
Jeruk 1 bh 100 3 3/30x100
bsr = 10 gr
Lain-lain
sosis 1 bh 50 3 3/7x100 =
21,42 gr
Pentol 1 cup 100 1 1/7x100 =
sedang 14,2 gr
makan sosis goreng Dari hasil kuantitatif hasil (SFFQ) tingkat konsumsi harian
An.S, yaitu kebutuhan energi (defisit sedang), protein (defisit berat), lemak
(defisit berat), karbohidrat dengan kategori baik.
Berikut adalah data hasil perbandingan asupan recall 1x24 jam pada
tanggal 13 September 2023 dengan kebutuhan zat gizi pasien:
KATEGORI
< 60% Defisit Berat
60 - 70% Defisit Sedang
<80% Defisit Ringan
80 - 120% Baik
>120% Lebih
21
Selang 12 jam
kemudian
transfusi darah
Tambah darah Tidak ada
PRC 1 kolf
(Target HB 10)
B. Keluhan Utama
Mimisan
C. Identifikasi Masalah
1. Food History (FH)
FH (Food History) / Riwayat gizi adalah Pengumpulan data Riwayat
gizi dilakukan dengan cara interview seperti Recall makanan 1x24 jam.
Berikut ini adalah identifikasi masalah yang didapat berdasarkan hasil
recall 1x24 jam pada saat skrining yaitu:
a) Energi kurang sebesar 25,33% dari total kebutuhan (defisit berat)
b) Protein kurang sebesar 48,46%dari total kebutuhan (defisit berat)
c) Lemak kurang sebesar 19,81% dari total kebutuhan (defisit berat)
d) Karbohidrat kurang sebesar 24,19% dari total kebutuhan (defisit berat)
2. Antropometri
AD (Anthropometri Data) adalah Pengkuruan tinggi badan, berat
badan, perubahan berat badan, indeks massa tubuh, pertumbuhan dan
komposisi tubuh. Berikut ini adalah identifikasi masalah yang didapat:
BB 23 kg, TB 145 cm, LILA 13 cm LLA/U: 61,90% Status gizi (gizi
buruk).
3. Biochemical
BD (Biochemical Data) / Pemeriksaan laboratorium Data Biokimia
diperoleh dari dokumen yang telah ada, yaitu data laboratorium.
Berikut ini adalah identifikasi masalah yang didapat:
a) Hemoglobin, Hematokrit, MCV, MCH rendah menandakan pasien
mengalami anemia.
b) Leukosit dan trombosit rendah menandakan pasien mengalami infeksi.
22
23
4. Fisik/Klinis
PD (Physical Data) / Pemeriksaan Fisik terkait Gizi adalah evaluasi
sistem tubuh, wasting otot dan lemak subkutan, kesehatan mulut,
kemampuan menghisap, menelan, dan bernafas serta nafsu makan. Berikut
ini adalah identifikasi masalah yang di dapat:
Fisik (13 September 2023)
Mimisan : Tidak ada keluhan
Tampak Fisik : Pasien terlihat pucat, dan lemas.
Kesadaran : Compos mentis (kesadaran normal).
Klinis (13 September 2023)
Tekanan darah : 110/70 mmHg
RR : 20 x/ menit
Nadi : 89 x/ menit
Suhu : 36,5
D. Diagnosa Gizi
NI.2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan
nyeri yang menyebabkan penurunan asupan makan ditandai dengan persentase
hasil recall kurang dari estimasi kebutuhan yaitu:
Energi : 25,33% (defisit berat)
Protein : 48,46% (defisit berat)
Lemak : 19,81% (defisit berat)
Karbohidrat : 24,19% (defisit berat)
25
26
Karbohidrat = 100% - (% P + % L)
= 100% - (15,57 + 25)
= 100% - (42,66)
= 59,43 %
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Leukosit
Eritrosit Secara berkala,
Biokimia MCV (sesuai dengan
Mendekati nilai
Data MCH pemeriksaan
normal
RDW laboratorium)
PDW
Netrofil
Limfosit
Monosit
Mimisan Tidak
Fisik Tekanan darah Normal
klinis Nadi Normal
Respirasi Normal
Suhu Normal
Energi Asupan makan
Protein bertahap sesuai
Asupan zat Lemak kebutuhan gizi dan
gizi Setiap hari dapat mencapai >
Karbohidrat 80% dari total
kebutuhan pasien
28
B. Implementasi
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit (jenis diet, bentuk makanan, cara
pemberian)
a) Jenis diet
Tinggi Energi sesuai kebutuhan 2.080,42 kkal
Tinggi Protein 2 gr/kg BBI yaitu 81 gram
b) Bentuk makanan
Nasi (Biasa)
c) Cara pemberian
Oral
2. Rekomendasi Diet
a) Jenis diet
Tinggi Energi sesuai kebutuhan 2.080,42 kkal
Tinggi Protein 2 gr/kg BBI yaitu 81 gram
29
b) Bentuk makanan
Nasi (Biasa)
c) Cara pemberian
Oral
3. Penerapan Konseling
a) Penerima Konseling : Pasien dan Keluarga
b) Ruangan : Flamboyan 9
c) Waktu : 10 menit
d) Alat bantu : Leaflet
e) Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Menggali
kemampuan pasien Menyampaikan
tentang materi yang pengetahuannya
akan disampaikan tentang materi
konseling
Memberikan
kesempatan kepada Menanyakan
pasien untuk kembali materi
bertanya yang sudah
disampaikan
Memberikan
pertanyaan sebagai Menjawab
evaluasi pertanyaan dari
konselor
Memberikan
pertanyaan sebagai
evaluasi
3. Penutup Mengucapkan Menyimak 3
salam serta terima konselor dan menit
kasih kepada pasien menjawab
2. Hari ke-2
Berikut perencanaan pemenuhan asupan zat gizi An.S dalam sehari yaitu:
Perencanaan Asupan Zat Gizi Hari 2
Pemberian Kebutuhan % Pemberian
E: 2.015,3 kkal E: 2.080,42 kkal 96%
P: 83,3 gram P: 81 gram 102%
L: 55,1 gram L: 53,34 gram 103%
Kh: 331,2 gram Kh: 309,09 gram 107%
3. Hari ke-3
Berikut perencanaan pemenuhan asupan zat gizi An.S dalam sehari yaitu:
Perencanaan Asupan Zat Gizi Hari 3
32
33
Dari tabel asupan makanan tersebut dapat diketahui bahwa asupan gizi
pasien selama 3 hari intervensi dan rata-rata asupan berdasarkan hasil sisa
makanan dan Recall 3 x 24 jam sudah dalam kategori baik. Pada hari 1 asupan
sudah dalam kategori baik. Pada hari 2 juga sudah mengalami perbaikan
asupan makanan. Pada hari 3 asupan makanan pasien berkurang hal ini
dikarenakan pada saat makan pagi pasien merasa tidak nafsu mak, 3 hari
intervensi asupan makanan pasien sudah mulai membaik.
BAB VII
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diagnosa Medis
Berikut hasil perkembangan diagnosa medis selama 3 hari intervensi yaitu:
Perkembangan Diagnosa Medis Selama Intervensi
Tanggal/Hari Pengamatan Diagnosa Medis
Epistaksis Anterior ec Acute
14 September 2023 Lympoblastic Leukemia, Anemia, Dan
Gizi Buruk..
Epistaksis Anterior ec Acute
15 September 2023 Lympoblastic Leukemia, Anemia, Dan
Gizi Buruk.
Epistaksis Anterior ec Acute
16 September 2023 Lympoblastic Leukemia, Anemia, Dan
Gizi Buruk.
Diketahui dari hasil data di E Rekam Medis selama 3 hari intervensi tidak
terjadi perubahan diagnosa. Dapat disimpulkan diagnosa akhir setelah
pelayanan hari ketiga pada tanggal 16 september 2023 adalah Epistaksis
Anterior ec Acute Lympoblastic Leukemia, Anemia, Dan Gizi Buruk.
B. Antropometri
Berikut hasil perkembangan antropometri selama 3 hari intervensi yaitu:
Tanggal/Hari Pengamatan Antropometri
14 September 2023 LILA: 13 cm
15 September 2023 Berat badan : 23 kg
16 September 2023
34
35
% Asupan Energi
95%
91%
90%
86%
85%
80%
76%
75%
70%
65%
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Energi
% Asupan Protein
160%
139%
140%
120% 117%
100% 91%
80%
60%
40%
20%
0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Protein
% Asupan Lemak
100%
88% 90%
90%
80%
72%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Lemak
Asupan Lemak pada hari pertama 72% dan meningkat pada hari
kedua yaitu 88% dan pada hari ketiga yaitu 90%, hal ini terjadi karena
rata-rata pasien menghabiskan makanan lauk hewani secara bertahap
mulai dari hari pertama hingga pada hari ketiga.
4. Monitoring dan Evalusi Tingkat Konsumsi Karbohidrat
Berikut adalah grafik tingkat konsumsi karbohidrat An.S selama 3
hari intervensi yaitu:
Persentase Tingkat Konsumsi Karbohidrat Selama Intervensi
% Asupan Karbohidrat
100%
90% 88%
90%
80%
70%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Karbohidrat
39
menurun pada hari ke 3 karena pasien tidak nafsu makan sehingga asupan
makan ikut menurun.
F. Edukasi/Konseling Gizi
Evaluasi yang perlu diberikan kepada pasien terkait edukasi gizi adalah,
pasien diberikan diet TETP untuk memenuhi kebutuhan asupan zat gizi untuk
dapat membantu memperbaiki status gizi, dan membantu proses pemulihan
dan dapat meningkatkan kadar hemoglobin untuk mengatasi anemia dan
infeksi. Disampaikan edukasi kepada pasien untuk menjaga pola makan agar
selalu teratur dengan porsi sesuai dengan kebutuhan asupan zat gizi.
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan pada pasien An.S berjenis
kelamin laki-laki dengan diagnosa akhir adalah Epistaksis Anterior ec Acute
Lympoblastic Leukemia, Anemia, Dan Gizi Buruk, di bangsal Flamboyan 9
RSUD Dr. Moewardi Provinsi Jawa Tengah sejak tanggal 14 September
hingga tanggal 16 September 2023 maka kesimpulan yang dapat diambil ialah
sebagai berikut:
1. Keluhan utama pasien adalah mimisan,namun saat dilakukan intervensi
keluhan sudah tidak timbul, dan lemas serta pucat.
2. Status gizi pasien berdasarkan LLA/U 61,09% dengan kategori gizi buruk.
3. Pada pemeriksaan biokimia di awal kasus didapatkan hasil laboratorium
yaitu: Hemoglobin 5,9 g/dl (Rendah), Hematokrit 18 % (Rendah),
Leukosit 0,7 ribu/ul (Rendah), Trombosit 8 % (Rendah), Eritrosit 2,19 %
(Rendah), MCV 79,9 % (Rendah), MCH 26,9 pg (Rendah), RDW 33,6 %
(Rendah), PDW 16 % (Rendah), Netrofil 25 % (Rendah), Limfosit 68 %
(Tinggi).
4. Hasil Recall pasien pada tanggal 12 September 2023 (Pada awal
pengkajian) yaitu Energi kurang sebesar 25,33% dari total kebutuhan,
Protein kurang sebesar 48,46% dari total kebutuhan, Lemak kurang
sebesar 19,81% dari total kebutuhan, Karbohidrat kurang sebesar 24,19%
dari total kebutuhan
5. Diet yang diberikan pada hari pertama sampai di hari ketiga adalah TETP
(Tinggi Energi Tinggi Protein) dalam bentuk makanan biasa, untuk
kebutuhan protein, menggunakan ektra tambahan dari lauk utama hewani
yaitu daging ayam, daging sapi, tahu, dan tempe. Hasil perhitungan
kebutuhan pasien An.S yaitu, energi 2.080,42 kkal, Protein 81 gram,
Lemak 53,34 gram, Karbohidrat 309,09 gram.
6. Hasil Recall Intervensi hari 1 sampai dengan hari 3 tergolong kategori
baik.
40
41
B. Saran
1. Bagi Keluarga pasien
Agar selalu memberikan dukungan kepada pasien, guna memotivasi
agar kebutuhan asupan makan terpenuhi dengan cara mengikuti prosedur
pemberian makan dan diet dari rumah sakit.
2. Bagi Mahasiswa
Untuk pelayanan atau intervensi selanjutnya, diharapkan agar dapat
lebih memahami terkait komplikasi penyakit multiple pada pasien, dan
dapat lebih memahami Tindakan yang tepat untuk intervensi pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, A., & Tjiptaningrum, A. (2016). Diagnosis dan Tatalaksana Anemia
Defisiensi Besi Diagnosis and Management of Iron Deficiency Anemia. 5, 1–
4.
Kosasi, L., Oenzil, F., & Yanis, A. (2016). The Relationship of Physical Activity
to Hemoglobin Levels in Student Members of UKM Pandekar, Andalas
University. Andalas Health Journal, 3(2), 178–181.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/79
Novita, I., & Rachmawati., B. (2015). Packed Red Cell dengan Delta Hb dan
Jumlah Eritrosit Anemia Penyakit Kronis. Jurnal Indonesia, 21(3), 261–265.
Diah, Krisnasari. 2016. “Nutrisi Dan Gizi Buruk.” Mandala of Health 4: 1–23.
Kemenkes RI. 2007. “Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi.” Keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia: 11.
Pitaloka, SLD. 2015. “C, Hipotermia <36.” : 7–41.
42
LAMPIRAN
Lema
Nama Energi Protein KH
Waktu Jumlah k
Makanan (kkal) (g) (g)
(g)
Tempe
30gr 56,9 4,9 1,9 4,6
terik
Sambel
goreng
75gr 50,2 1,7 4,5 5,8
labu Siam
tolo
Snack Mufflin
60 gr 240 4,6 4,6 42
siang
43
44
Ca bunga
80gr 55,6 1,1 3,3 4,6
kol wortel
Buah
150gr 107,1 1,4 0,6 34,2
semangka
Snack Pastel
sore kacang 50 gr 217,9 4,8 4,7 35,6
hijau
Tempe
47gr 52,8 5,3 1,9 4,3
bacem
Acar
75gr 49 1,5 2,8 6,5
kuning
kol
Pastel
Snack sore kacang 50 gr 217,9 4,8 4,7 35,6
hijau
Nasi 105 gr 161,6 2,5 0,2 42
Ikan
goreng
50 gr 79,9 6,5 6 0
tepung
nila fillet
Tempe
24 gr 50,8 5,1 1,8 4,4
Makan bacem
Malam Buah
100 gr 39 0,6 0,1 9,8
pepaya
buah
100 gr 66,9 0,9 0,4 21,4
semangka
Susu
54 gr 250,5 38,7 0,5 27,9
dancow
JUMLAH 1.795,2 95,5 40,6 278,2
panjang
wortel
Tahu bb
45 37,2 4,1 2,2 1,2
bali
Snack siang Papeda 48 217,4 8,6 4,5 24,9
Makan Nasi 175 269,4 4,2 0,3 70
Siang Galantin
50 142,7 10,4 7,1 6,3
ayam
Tempe
30 62,7 6,2 2,3 5,4
bacem
Sayur
75 83,2 3,6 1,7 13,9
laksa
Buah
150 65 9,5 0,3 27,7
melon
Snack sore Serabi
45 gr 190,2 3,4 1,8 40
notosuman
Makan sore Nasi 175 269,4 4,2 0,3 70
Tahu bb
35,7 3,3 2,4 1
rujak
Telur
50 120,7 6,3 10,3 0,6
dadar
Sayur
75 19,8 0,9 0,6 3,5
lodeh
KATEGORI
< 60% Defisit Berat
60 - 70% Defisit Sedang
<80% Defisit Ringan
80 - 120% Baik
>120% Lebih
Dokumentasi