Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian “Tingkat Sensitivitas Metode Pewarnaan

Hematoksilin Eosin dan Masson Trichrome terdahap Deteksi Kerusakan Ginjal

Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi oleh Aloksan”, maka peneliti menyimpulkan:

a. Pewarnaan Hematoksilin Eosin dapat mendeteksi perubahan morfologi sel pada

kelompok B (dosis 50 mg/kgBB). Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan

yang bermakna pada derajat kerusakan sel antara kelompok kontrol dan kelompok

B, namun kelompok B tidak berbeda jika dibandingkan dengan kelompok A dan

C.

b. Pewarnaan Masson Trichrome dapat mendeteksi perubahan ketebalan kolagen

pada kelompok A (dosis 25 mg/kg BB). Hal ini ditunjukkan dengan adanya

perbedaan yang bermakna pada derajat kerusakan sel antara kelompok kontrol

dan kelompok A, namun kelompok A tidak berbeda jika dibandingkan dengan

kelompok B.

c. Pewarnaan Masson Trichrome lebih sensitif dari pewarnaan Hematoksilin Eosin

dalam mendeteksi kerusakan ginjal yang disebabkan oleh aloksan. Pewarnaan

Masson Trichrome sudah dapat mendeteksi kerusakan meskipun pada dosis yang

42
43

terendah, sedangkan pewarnaan Hematoksilin Eosin baru bisa mendeteksi pada

kelompok B yaitu dosis 50 mg/kgBB.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan:

a. menggunakan pewarnaan Masson Trichrome untuk mendeteksi kerusakan pada

ginjal. Pewarnaan Masson Trichrome bisa digunakan sebagai pewarnaan lanjutan

dari Hematoksilin Eosin atau bisa digunakan secara independen.

b. Sementara itu, untuk melengkapi dan memperluas penelitian ini, maka disarankan

kepada peneliti selanjutnya untuk memeriksa sensitivitas Masson Trichrome

terhadap deteksi kerusakan dengan parameter ketebalan kolagen pada organ

selain ginjal, misalnya hati, kulit atau lambung. Selain itu, disarankan pula untuk

memeriksa kerusakan ginjal dengan pewarnaan histokimia yang lainnya seperti

pewarnaan PAS.

Anda mungkin juga menyukai