Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pewarnaan bereaksi secara kimiawi dengan protoplas bakteri apabila sel belum mati,
proses pewarnaan akan membunuhnya. Proses ini merupakan proses yang cepat dapat
menghasilkan suatu artifak. Pewarnaan yang umum dipakai adalah garam. Pewarna dasar
terdiri dari kation berwarna dan anion tak bewarna (misalnya Methylene biru chloride).
Pewarna asam merupakan kebalikannya (Sodium Eosinate). Sel bakteri kaya asam amino,
dan mengandung muatan negatif seperti kelompok fosfat. Sifat ini bereaksi dengan zat warna
yang bermuatan positif. Pewarna asam tidak mewarnai sel bakteri oleh karenanya digunakan
untuk mewarnai latar belakang sebagai pewarna kontras. Pewarna basa mewarnai sel bakteri
secara merata, kecuali sitoplasma RNA dirusak terlebih dahulu. Teknik pewarnaan khusus
bias digunakan untuk membedakan flagella, kapsul, dinding sel, membrane sel, granula,
nukleoid dan spora. Karakteristik taksonomi penting bakteri adalah reaksi mereka terhadap
pewarnaan gram. Pewarnaan gram terjadi dan menjadi penting karena gram berhubungan
dengan sifat morfplogi lain dalam bentuk hubungan filogenik. Organisme yang berpotensi
gram positif mungkin hanya dapat dilihat dengan pewarnaan gram pada kondisi lingkungan
sesuai dan pada biakan muda.

Proses pewarnaan gram dimulai dengan pemberian pewarna basa, Kristal violet.
Larutan iodine kemudian ditambahkan, semua bakteri akan diwarnai biru pada fase ini.
Secara umum, bakteri bereproduksi dengan pembelahan. Selanjutnya diikuti pemanjangan sel,
pembentukan membrane sel melintang dan dinding sel secara berurutan. Pada bakteri,
membran melintang yang baru dan dinding sel tumbuh kedalam dari lapisan luar, yang
melibatkan mesosom septal. Nukleoid yang berjumlah ganda sebelum pembelahan, dibagi
secara samapada dua anak sel. Meskipun bakteri tidak memiliki spindle mitokik, membran
melintang dibentuk sebagai jalan untuk memisahkan dua sister kromosom (kromosom
kembar) yang dibentuk secara replikasi kromosom. Ini diakhiri dengan pelekatan kromosom
pada membran sel. Berdasar satu model, penyempurnaan siklus replikasi DNA diawali
dengan sintetis membran yang terletak antara tempat perlekatan sister chromosome, dimana
terjadi pertumbuhan transvers membrane kea rah dalam. Selajutnya pembentukan material
dinding sel baru, menghasilkan pemanjangan dan kadang-kadang penggandaan pola
pengelompokan yang khas. Tergantung pada bidang pembelahan dan jumlah pembelahan,
maka akan terbentuk pola pengelompokan antara lain, rantai (Streptococcus), berpasangan
(Pneumococcus), bundle kubik (Sarciane) atau pipih. Batang mungkin membentuk

Berdasarkan morfologinya ( bentuknya ), bakteri dapat dibagi menjadi lokus ( bulat ),


hasil (batang ), dan spiral. Selain berdasarkan bentuknya, bakteri dapat diidentifikasi melalui
teknik teknik pewarnaan. Berdasarkan hal tersebut maka pada praktikum ini kita akan
mempelajari mikroorganisme baik itu dengan tekinik pewarnaan sederhana dan pewarnaan
gram. Pewarnaan sederhana atau pewarnaan yang hanya menggunakan satu macam zat warna
saja. Tujuan pewarnaan sederhana adalah mengidentifikasi morfologi (Brooks, 2005).

1.2 TUJUAN PERCOBAAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh praktikan dalam praktikum kali ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa itu bakteri gram positif dan negatif.

2. Untuk mengetahui teknik pewarnaan dengan menggunakan satu jenis pewarna.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis pewarnaan bakteri.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri tahan asam adalah mereka yang mengikat karbolfuksin (Fucsin basa larut
dalam campuran air-alkohol fenol) meskipun didekolorisasi dengan asam HCL dalam alcohol
selapis tipis sel pada slide digenangi oleh karbolfukhsin dan dipanasi dengan uap panas.
Selanjutnya dilakkan dekolorasi dengan hijau. Bakteri tahan asam (Mycobakteri dan
beberapa actinomycetes yang berhubugan) akan tampak merah yang lainnya sesuai warna
counter stain. Pewarnaan negatif (Negative staining), prosedur ii meliputi pewarnaan latar
belakang dengan pewarna asam, dan memiarkan (sel tidak berwarna, latarnya bewarna).
Pewarna hitam nigrosin merupakan yang umum digunakan. Metode ini digunakan pada sel
atau struktur sel yang sulit diwarnai secara langsung. Pewarna flagella (flagella stain),
flagella terlalu halus untuk dapat dilihat dengan mikroskop cahaya. Namun, keberadaannya
dan susunannya dapat didemonstrasikan dengan memberi sel suspense keloid tak stabil dari
tannic acid salt, yang cepat mengendap pada dinding sel dan flagella. Dengan cara ini,
diameter flagella terlihat lebih besar sehingga setelah diwarnai dengan fuchsin basa, dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya. Pada bakteri peritrich, glagella membentuk bundle selama
bergerak, dan beberapa bundle mungkin cukup tebal untuk dapat dilihat pada sel hidup
dengan menggunakan mikroskop lapangan gelap (darkfield microscopy).

Pewarnaan kapsul (capsul stain), kapsul biasanya diperlihatkan dengan prosedur


pewarnaan negative atau modifikasinya. Suatu pewarnaan kapsul (metode welch) meliputi
pengunaan larutan Kristal violet panas yang diikuti pencucian dengan larutan copper sulfat.
Yang teakhir ini digunakan untuk menghilangkan kelebihan pewarna karena pencucian
konvensional menggunakan air akan merusak kapsul copper coli juga memberikan warna
pada latar belakang,dengan hasil sel dan latar belakangnya bewarna biru gelap dan kapsulnya
bewarna biru pucat.Spora secara sederhana bisa dilihat sebgai badan intrasesluler
(intracellular refractile bodies) pada suspense sel yang tidak diwarnai atau sebagai area tak
berwarna dalam sel yang diwarnai dengan metode konvensional.Dinding spora relative
impermeabel tetapi zat pewarna dapat dibuat menembusnya dengan pemanasan preparat.Sifat
impermeable ini juga bisa menghambat dekolorasi spora pada tahap pemberian alcohol yang
biasanya cukup untuk dekolorasi sel vegetative. Terakhir adalah counter stain. Spora
umumnya diwarnai dengan malasit hijau (malachite green) atau karbol fuksin. Setelah
pembelahan bakteri, akan terjadi arah gerakan yang khas paska pembelahan. Misalnya
gerakan “whipping” (bepindah dengan tiba-tiba) yang akan membawa sel pada posisi paralel.
Pembelahan berulang dan whipping menghasilkan susunan khusus palisade dari Dipherria
bacilii. Inisiasi. Sekali diaktifkan, spora akan memulai geninasi apabila kondisisnya sesuatu
spesies yang berbeda mempunyai reseptor yang mengenali efektor yang berbeda sebagai
penanda medium yang sesuai. Perkembangan, degradasi korteks dan lapisan luar
menyebabkan keluarnya sel vegetatif baru yang berisi protoplas spora dengan dindingnya.
Selannjutnya, diikuti periode biosintesa aktif, pada periode ini, akan berakhir saat sel
membelah, dan disebut perkembangan (outgrowth) (Brooks, 2005).

Agar diingat bahwa bakteri itu mampu bergerak jika akan menuju kesatu arah tertentu.
Bahkan bakteri yang dianggap tidak dapat bergerak akan maju mundur dengan cepat, karena
benturan dari molekul air. Bakteri terwarnai. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan
terwarnai daripada dalam keadaan hidup. Yang dimaksud bakteri terwarnai adalah organisme
yang telah diwarnai dengan zat pewarna kimia agar mudah dilihat dan dipelajari pada
umumnya, olesan bakteri terwarnai menyebabkan ukuran, bentuk, susunan dan adanya
struktuk internal seperti spora dan butiran. Zat pewarna khusus diperlukan untuk melihat baik
kapsul atau flagella. Maupun hal-hal terinci tertentu dalam sel zat pewarna yang
mengungkapkan perbedaannya pada struktur bakteri dapat dipakai juga zat ini dinamakan zat
pewarna diferensial. Zat pewarna adalah gram yang terdiri atas ion positif dan ion negative,
salah satu diantaranya berwarna. Pada zat warna yang bersifat basa. Warna itu berada pada
ion positif, sedangkan pada zat pewarna asam warna itu pada ion negative. Hubungan bakteri
dengan pewarna basa yang menonjol disebabkan terutama oleh adanya asam nukleat dalam
jumlah besar dalam protoplasma sel. Jadi, jika bakteri itu diwarnai muatan negative dalam
asam nukleat bakteri bereaksi dengan ion positif zat pewarna basa. Lembayung Kristal,
safranin, dan biru metilen adalah beberapa zat pewarna basa yang lazim dipakai (Volk, 1984).

Pewarnaan sederhan. Pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lain
dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang
sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Lapisan tadi digenangi dengan larutan
pewarna selama beberapa waktu tertentu, kemudian larutan itu dicuci dengan air dan kaca
objectnya dikeringkan dengan kertas pengisap. Biasanya sel-sel itu terwarnai secara merata
akan tetapi, pada beberapa organisme, terutama bilamana zat pewarna itu biru metilen,
beberapa granula dalam sel tampak terwarnai gelap ketimbang bagian-bagian sel lainnya.
Pewarnaan diferensial, prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan diantara sel-sel
mikroba atau bagian-bagian mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial. Dengan teknik ini
biasanya digunakan lebih dari satu larutan zat pewarna.

Pewarnaan gram, salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan
paling luas digunakan untuk bakteri ialah pewarnaan gram. Dalam proses ini olesan bakteri
yang terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut dalam urutan yang terdaftar pada ungu Kristal,
larutan iodium, alcohol, dan safranin atau beberapa pewarna tandingan lain yang sesuai.
Bakteri yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok. Salah satu
diantaranya, bakteri gram positif mempertahankan zat pewarna ungu Kristal dan karenanya
tampak ungu tua. Kelompok yang lain, bakteri gram negative kehilangan ungu kristas ketika
dicuci dengan alcohol, dan sewaktu diberi pewarna tandingan dengan warna merah safranin,
tampak berwarna merah.

Teknik biakan murni. Populasi mikroba dialam sekitar kita besar lagi kompleks.
Berates-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh
kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar
biasa besarnya. Sebagai contoh. Sekali berin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme.
Satu gram tinja dapat mengandung jutaan bakteri. Alam sekitar kita udara, tanah, dan air juga
dihuni kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme berbagai
habitat ini memrlukan teknik untuk memisahkan (Pelczar, 1986).

Angkak dan daun jati merupakan bahan alam yang dapat digunakan sebagai pewarna
alami karena mengandung pigmen berwarna merah. Kandungan pigmen ini dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif bahan pewarna dalam pewarnaan bakteri, yaitu sebagai
pewarna penutup pada pewarnaan Gram. Bakteri uji yang diwarnai adalah bakteri Gram
negatif Escherichia coli. Dilakukan tiga perlakuan yang berbeda berdasarkan waktu
pewarnaan, yaitu perendaman dengan pewarna penutup kombinasi angkak dan daun jati
selama 1 menit, 5 menit dan 10 menit. Pengamatan hasil aplikasi penggunaan kombinasi
angkak dan daun jati ini dilakukan secara deskriptif meliputi kebersihan lapang pandang,
kekontrasan warna dan kesempurnaan bentuk bakteri bila dibandingkan dengan bakteri yang
diwarnai dengan menggunakan pewarnaan Gram standar yaitu menggunakan warna penutup
basic fuchsin. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hasil pewarnaan yang cukup baik
diperoleh dari perlakukan dengan waktu perendaman pewarna penutup kombinasi angkak dan
daun jati selama 10 menit pada proses pewarnaan Gram yang dilakukan, yaitu menunjukkan
lapang pandang yang bersih, dan bentuk bakteri yang sempurna dan warna yang cukup
kontras meskipun hasil yang diperoleh tidak sebaik pada control (Dewi, 2017).

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang
khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras
dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran
atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan. Teknik pewarnaan
warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana,
negatif, diferensial dan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lain
dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis atau olesan, yang
sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana prosedur pewarnaan yang menampilkan
perbedaan diantar sel-sel mikroba atau bagian- bagian sel. mikroba disebut teknik pewarnaan
diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga
dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah
pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul. Prinsip dasar dari pewarnaan adalah
adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna
yang disebut kromogen. Ikatan ion dapat terjadi karena adanya muatan listrik baik pada
komponen seluler maupun pada pewarna. Terdapat tiga mcam metode pewarnaan
yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan gram. Pewarnaan
sederhana menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan diferensial memakai serangkaian
larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram merupakan metode pewarnaan yang paling
umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri. Pada pewarnaan sederhana menguraikan satu
jenis zat warna saja dengan dilakukan fiksasi terlebih dahulu. Saat diamati dibawah
mikroskop terdapat banyak bakteri yang berbentuk basis atau batang yang bewarna ungu
pada sampel cincau. Pada pewarnaan gram termasuk pewarnaan diferensial (untuk
membedakan) karena dapat membedakan bakteri-bakteri yang bersifat gram negaif. Pada
pewarnaan ini didapat bakteri berwarna biru, menandakan bahwa bakteri tersebut berupa
gram positif.Pada pewarnaan negatif yang diwarnai adalah latar belakangnya sedangkan ba
kterinya sendiri tidak mengalami pewarnaan saat diamati dibawah mikroskop terdapat banyak
bakteri berwarna putih yang ada pada sampel es teh. Pada pewarnaan spora dengan
menggunakan malachnite green, dilakukan fiksasi dan pemberian safranin. Saat diamati
dibawah mikroskop terdapat spora berwarna hijau pada sampel es dawet. Bakteri umumnya
tidak memiliki pigmen, sehingga tidak berwarna dan hampir tidak terlihat (Berty, 2015).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 ALAT

Alat yang digunakan yaitu :

1. Lampu spiritus
2. Jarum ose bulat
3. Objek glass
4. Mikroskop
5. Penjepit tabung
3.2 BAHAN

Bahan yang digunakan yaitu:

1. Biakan mikroba
2. Larutan crystal violet
3. Larutan safranin
4. Alcohol
5. Larutan lugol
6. Aquades
7. Minyak imeris larutan metilen blue

3.3 PROSEDUR

1. Pewarnaan sederhana

a. Bersihkan object glass dengan kapas,kemudian diberi kode bakteri.


b. Biakan bakteri yang akan diamati disiapkan.
c. Biakan bakteri diambil menggunakan jarum ose, kemudian disebarkan di atas object
glass yang telah diberi satu tetes air.
d. Bakteri disebar ratakan lalu dikeringkan dengan proses fiksasi.
e. Bakteri difiksasi dengan cara, object glass dilewatkan bebarapa kali diatas api Bunsen.
f. Metilen biru diteteskan diatas olesan bakteri dan di diamkan selama 30 detik.
g. Metilen biru dibilas dengan menggunakan aquadest kemudian dikerigkan dengan
cara diusap menggunakan tisu secara perlahan.
h. Object glass ditutup menggunakan cover glass.
i. Preparat diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x
2. Pewarnaan gram
a. Biakan bakteri yang akan diamati disiapkan.
b. Biakan bakteri diambil dengan menggunakan jarum ose, dan disebar ratakan diatas
kaca preparat yang telah ditetesin air
c. Bakteri di fiksasi dengan cara, kaca peparat dilewatkan beberapa kali diatas Bunsen.
d. Kristal violet 9 pewarna primer) diteteskan di atas olesan bakteri dan
didiamkan selama.
e. Kristal violet dibilas dengan menggunakan aquadest.
f. Diteteskan iodin, kemudian di diamkan selama 1-2 menit lalu kembali dibilas dengan
aquadest
g. Alcohol 95%diteteskan kemudian di diamkan selama 30 detik lalu dibilas
dengan aquadet.
h. Diteteskan safranin ( pewarna tandingan ), di diamkan selama 1 menit lalu di bilas
dengan aquadest, lalu di keringkan dengan diusap perlahan menggunakan tisu.
i. Kaca preparat ditutup menggunakan cover glass.
j. Preparat diamati dibawah mikroskop dengan menggunkan perbesaran 100x
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 TABEL HASIL PEMBAHASAN

NO NAMA PERLAKUAN PENGAMATAN KESIMPULAN


BIAKAN
1. Mannitol Salt Menggunakan Bakteri Gram
pewarnaan Positif
Agar
sederhana
( MSA )

2. Eosin Menggunakan Bakteri Gram


Metylen Blue pewarnaaan Negatif
Agar sederhana
( EMB )

3. Mannitol Salt Menggunakan Bakteri Gram


Agar pewarnaan Positif
( MSA ) gram

4. Eosin Menggunakan Bakteri Gram


Metylen Blue pewarnaan Negatif
Agar gram
( EMB )
4.2 PEMBAHASAN
Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3.bentuk
bakteri bermacam macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral.bakteri lebih sering diamati
dalm olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat
dengan jelas dalam ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur imternal dan butiran.
Bakteri tahan asam adalah mereka yang mengikat karbolfuksin (Fucsin basa larut dalam
campuran air-alkohol fenol) meskipun didekolorisasi dengan asam HCL dalam alcohol
selapis tipis sel pada slide digenangi oleh karbolfukhsin dan dipanasi dengan uap panas.pada
pewarnaa gram ada 4 larutan yang digunakan, yaitu larutan ammonium okslat Kristal
violet,alcohol,larutan safranin,dan larutan Imodium.laritan Imodium Kristal brfungsi sebagai
pewarna utama.alkohol berfungsi sebagai peluntur warna .larutan safranin berfungsi sebagai
pewarna sekunder atau penambah warna,dan larutan iodium berfungsi untuk mempertajam
atau mempertegas warna.

Poresur kerja pada pewarnaan bakteri terbagi menjadi 2 macam, Pada pewarnaan
sederhana, bersihkan object glass dengan kapas, kemudian diberi kode bakteri, biakan bakteri
yang akan diamati disiapkan, lalu diambil dengan menggunakan jarum ose, kemudian
disebarkan di atas object glass yang telah berisi satu tetes air, lalu bakteri disebar ratakan lalu
dikeringkan dengan proses fiksasi. Bakteri difiksasi dengan cara, object glass dilewatkan
beberapa kali di atas api Bunsen. Metilen biru diteteskan di atas olesan bakteri dan didiamkan
selama 30 detik, lalu dibilas dengan menggunakan aquadest, keudian dikeringkan dengan cara
diusap menggunakan tissue secara perlahan, lalu tutup object glass menggunakan cover glass,
terakhir preparat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 x. Pada pewarnaan
gram, pertama biakan yang akan diamati disiapkan, biakan bakteri diambil dengan
menggunakan jarum ose, dan disebar ratakan di atas kaca preparat yang telah ditetesi air.
Bakteri difiksasi dengan cara, kaca preparat dilewatkan beberapa kali di atas Bunsen. Kristal
violet atau pewarna primer diteteskan di atas olesan bakteri dan didiamkan selama satu menit,
setelah itu dibilas dengan menggunakan aquadest. Diteteskan iodine, kemudian didiamkan
selama 1-2 menit lalu kembali dibilas dengan aquadest. Alkohol 95% diteteskan kemudian
didiamkan selama 30 detik lalu dibilas dengan aquadest. Diteteskan safranin atau pewarna
tandingan, didiamkan selama 1 menit lalu dibilas dengan aquadest, lalu dikeringkan dengan
diusap perlahan menggunakan tissue, lalu tutup kaca preparat dengan cover glass. Terakhir,
preparat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 x.

Hasil pewarnaan sederhana pada media MSA menunjukkan bakteri gram positif, pada
media EMB menunjukkan hasil bakteri gram negatif. Pewarnaan gram pada media MSA
menunjukkan bakteri gram positif, sedangkan pada EMB menunjukkan bakteri gram negative,
yang menunjukan dinding sel bakteri berwarna merah disebabkan karena kandungan
peptidoglikan pada dinding sel lebih rendah, tetapi kandungan lipid nya tinggi. Pada saat
pencucian dengan alcohol 95% dengan kandungan lipid yang cukup tinggi ini,menyebabkan
lipid yang terlarut juga banyak sehingga terjadi pembesaran lubang pori pada lapisan
peptidoglikan dan akhirnya meningkatkan permeabilitas terhadap zat warna. Setelah itu
kompleks ammonium okslat Kristal violet yodium lepas dalam hal ini terlarut oleh pencucian
dengan alcohol 95%,sehingga sel akan mengikuti zat warna kedua.

5.1 Kesimpulan
B BV

A PENUTUP

Bakteri gram positif ialah bakteri yang mengikat warna utama (crystal violet) dengan
kuat sehingga tidak dapat dilunturkan oleh peluntur dan tidak dapat diwarnai lagi oleh zat
warna lawan (safrnin). Penampakan pada mikroskop, sel-sel bakteri tampak berwarna ungu.
Sedangkan, bakteri gram negatif ialah bakteri yang mempunyai daya mengikat zat warna
utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh zat warna
lawan (safranin). Berdasarkan pengamatan pada mikroskop, sel-sel bakteri tampak berwarna
merah. Digunakannya pewarnaan tunggal Kristal kovach dalam percobaan pewarnaan
sederhana. Jenis-jenis pewarnaan yaitu, pewarnaan sederhana, pewarnaan gram, pewarnaan
diferensial dan pewarnaan structural.

5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum, praktikan sudah bisa menguasai teknik-teknik atau
cara kerja dari praktikum yang akan dilaksanakan sehingga tidak akan terjadi kekeliruan yang
bisa menghambat jalannya praktikum.

Daftar Pustaka
Brooks. F. G., dan Butel, S. J.2005.Mikrobioligi kedokteran.Jakarta:Salemba Medika.
Hal.49,50,51.

Pelczar. J. M., dan Chan.E. C. S.1986.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:Universitas


Indonesia. Hal.82,83,85.

Veibrita. S. B., Nirmayani., Trima. W., Hendra. S., Feiky. A., dan Jane. F. B. P.2015. Fakultas
Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam. Universitas Mulawarman.

Virgianti. P. D., dan Cindy. L.2017.Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. Program Studi
DIII Analis Kesehatan.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya.Vol.7.No.1.

Volk., dan Wheeler.1984.Mikrobiologi Dasar. Jakarta:Erlangga. Hal.30,31,33.

Anda mungkin juga menyukai