Anda di halaman 1dari 12

PEWARNAAN

BAKTERI
Disusun oleh :
1. Sapitri Handayani (2130801062)
2. Putri Ayu Amandira (2130801068)
DEFINISI BAKTERI
Bakteri adalah mikroorganisme yang sangat sederhana yang tidak
bernukleus dan sifatnya berbeda dengan organisme yang
mempunyai inti sel. selain itu bakteri merupakan organisme yang
sangat kecil (yang berukuran mikroscopis) akibatnya pada
mikroskop tidak tampak jelas dan sukar untuk melihat
morfologinya maka dari itu dilakukan pewarnaan bakteri yang
biasa disebut pengenceran baketri. pada umumnya larutan-larutan
zat warna yang digunakan adalah larutan encer yang lebih dari
satu persen.
PEWARNAAN BAKTERI
Pewarnaan bakteri pada umumnya bertujuan untuk mempermudah dalam pengamatan
morfologi bakteri dengan bantuan mikroskop. Bakteri umumnya tidak berwarna dan hampir
tidak terlihat karena kurang kontras dengan air dimana mereka mungkin berada. Pewarnaan
sangat dibutuhkan untuk melihat bakteri dengan sangat jelas baik untuk pengamatan
intraseluler maupun morfologi keseluruhan. Pewarnaan terhadap bakteri secara garis besar,
dibagi menjadi dua, yaitu:
1.  Pewarnaan bakteri hidup
Pewarnaan bakteri hidup dilakukan dengan menggunakan bahan warna yang tidak toksis tetapi
jarang dikerjakan karena bakteri hidup sukar menyerap warna. Pewarnaan  bakteri hidup
dilakukan untuk melihat pergerakan bakteri, serta pemeriksaannya dilakukan dengan
menggunakan tetes gantung (hanging drop).
2.  Pewarnaan bakteri mati
Pewarnaan terhadap bakteri yang telah dimatikan disebut fixed state. Pewarnaan bakteri mati
bertujuan untuk melihat struktur luar bahkan struktur dalam bakteri, memperjelas ukuran
bakteri dan melihat reaksi bakteri terhadap pewarna yang diberikan sehingga dapat diketahui
sifat-sifat fisik dan kimia dari bakteri tersebut.
MACAM MACAM PEWARNAAN BAKTERI
1. Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan pewarna tunggal. Pewarna tunggal yang biasanya
digunakan dalam pewarnaan sederhana adalah Methylene Blue, Basic Fuchsin, dan Crystal Violet . Semua
pewarna tersebut dapat  bekerja dengan baik pada bakteri karena bersifat basa dan alkalin (kromoforiknya
bermuatan positif), sedangkan sitoplasma bakteri bersifat basofilik (suka terhadap basa) sehingga terjadilah gaya
tarik antara komponen kromofor pada pewarna dengan sel bakteri, hal tersebut menyebabkan bakteri dapat
menyerap pewarna dengan  baik. Pewarnaan sederhana bertujuan untuk memberikan kontras antara bakteri dan
latar  belakang. Pewarnaan sederhana dilakukan ketika kita ingin mengetahui informasi tentang bentuk dan
ukuran sel bakteri. Gambar pewarnaan sederhana yang dilihat dibawah mikroskop.
2.  Pewarnaan Negatif
Pewarnaan Negatif adalah pewarnaan yang menggunakan pewarna asam seperti  Negrosin, Eosin, atau Tinta
India sebagai pewarna utama. Pewarnaan negatif dilakukan  pada bakteri yang sukar diwarnai oleh pewarna
sederhana seperti spirochaeta. Pewarnaan negatif bertujuan untuk memberi warna gelap pada latar belakang dan
tidak memberi warna pada sel bakteri. Hal tersebut dapat terjadi karena pada pewarnaan negatif,  pewarna yang
digunakan adalah pewarna asam dan memiliki komponen kromoforik yang bermuatan negatif, yang juga
dimiliki oleh sitoplasma bakteri. Sehingga pewarna tidak dapat menembus atau berpenetrasi ke dalam sel
bakteri karena negatif charge pada  permukaan sel bakteri. Pada pewarnaan negatif ini, sel bakteri terlihat
transparan (tembus pandang). Gambar pewarnaan negative dilihat dari mikroskop
3. Pewarnaan Deferensial
●Pewarnaan Diferensial adalah teknik pewarnaan yang dilakukan untuk mengetahui  perebedaan
antara sel-sel dari tiap-tiap mikroba. Pewarnaan diferensial menggunakan dua pewarna atau lebih.
Pewarnaan diferensial antara lain meliputi :
● a.  Pewarnaan Gram
●Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
berdasarkan sifat fisik dan kimia dinding sel bakteri. Pewarnaan gram menggunakan pewarna utama
Kristal Violet dan pewarna tandingan Safranin. Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada
dinding sel, maka dari itu metode ini tidak dapat dilakukan pada bakteri yang tidak memiliki dinding
sel seperti genus nacordia dan mycoplasma.
●Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853 – 1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan
melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar
dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia
yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan
sekitarnya. Pewarnaan ini dapat membagi bakteri menjadi gram positif dan gram negatif  berdasarkan
kemampuannya untuk menahan pewarna primer (kristal ungu) atau kehilangan warna primer dan
menerima warna tandingan (safranin).
Dibawah ini adalah perbedaan dinding sel bakteri gram positif dan gram negatif :

Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
2. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalamlapisan
kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam
tekoat.
3. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna
dasar misalnya kristal violet.
4. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
5. Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
6. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekatPeka terhadap streptomisinToksin yang dibentuk
Endotoksin.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai
lapisan tunggal. 3. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan.
4. Mengandung asam tekoat.
5. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
6. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
7. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
8. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
9. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut● Tidak peka terhadap streptomisin● Toksin yang
dibentuk Eksotoksin Endotoksin
b. Pewarnaan Tahan Asam

●Beberapa spesies bakteri pada genus Mycobacterium, Cryptosporidium


dan Nocardia tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan sederhana. Namun,
mikroorganisme ini dapat diwarnai dengan menggunakan Karbol Fuchsin yang
dipanaskan. Panas membuat pewarna dapat terserap oleh sel bakteri karena
panas dapat menghilangkan lapisan lilin pada dinding sel bakteri. Sekali bakteri
tahan asam menyerap karbol fuchsin, maka akan sangat sulit untuk dilunturkan
dengan asam-alkohol, oleh karena itu merka disebut bakteri tahan asam.
●Bakteri tahan asam memiliki kadar lemak (asam mycolic) yang tinggi pada
dinding sel mereka. Pada pewarnaan bakteri asam menggunakan metode Ziehl-
Neelsen (juga disebut Hot Stain), bakteri tahan asam akan berwarna merah
karena menyerap pewarna karbol fuchsin yang dipanaskan, karena pada saat
pemanasan dinding sel  bakteri yang memiliki banyak lemak membuka sehingga
pewarna dapat terserap. Namun tidak dapat dilunturkan dengan asam alkohol
karena pada saat suhu normal lemak pada dinding sel bakteri kembali menutup,
sehingga ketika diwarnai dengan pewarna tandingan, yaitu Methylene Blue,
warnanya tetap merah.

PEWARNAAN KHUSUS
Pewarnaan struktural ditujukan untuk melihat bagian tertentu bakteri. Yang termasuk dalam pewarnaan struktural ialah :
a.  Pewarnaan Spora
Ada dua genus bakteri yang dapat membentuk endospora, yaitu genus Bacillus dan genus Clostridium. Strukturspora
yang terbentuk di dalam tubuh vegetatif bakteri disebut sebagai ‘endospora’ (endo=dalam, spora=spora) yaitu spora
yang terbentuk di dalam tubuh. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa endospora merupakan sel yang mengalami
dehidrasi dengan dinding yang mengalami penebalan serta memiliki  beberapa lapisan tambahan. Dengan adanya
kemampuan untuk membentuk spora ini, bakteri tersebut dapat bertahan pada kondisi yang ekstrim.
b.  Pewarnaan Kapsul
Beberapa jenis bakteri mengeluarkan bahan-bahan yang amat berlendir dan lengket pada permukaan selnya, dan
melengkungi dinding sel. Bila bahan berlendir tersebut kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti
( bundar/lonjong) maka disebut kapsul, tetapi bila bentuknya tidak teratur dan kurang menempel dengan erat  pada sel
bakteri disebut selaput lendir.
Kapsul dan lendir tidaklah esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi sebagai makanan cadangan, perlindungan
terhadap fagositosis (baik dalam tubuh inang maupun dialam bebas) atau perlindungan terhadap dehidrasi.
Kemampuan menghasilkan kapsul merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi
medium tempat ditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan. Komposisi medium juga dapat mempengaruhi ukuran
kapsul.
C. Pewarnaan Granula
Granula metakromatik mengandung polifosfat, asam ribonukleat, dan protein. Granula
metakromatik sangat mungkin mempunyai fungsi sebagai sumber cadangan energi.
Metode Neisser menggunakan pewarna neisser A, neisser B, dan neisser C.  Neisser A
mengandung biru metilen, alkohol 96%, asam pekat dan aquades. Neisser B mengandung
kristal violet, alkohol 96%, dan aquades. Sedangkan neisser C mengandung crysoidine dan
aquades. Pada metode neisser, granula bakteri berwarna  biru gelap atau biru hitam (warna
dari neisser A ditambah neisser B), sedangkan sitoplasma bakteri berwarna kuning
kecoklatan (warna dari neisser C).

D. Pewarnaan Flagella
Flagel merupakan salah satu alat gerak bakteri. Flagel mengakibatkan bakteri dapat
bergerak berputar. Penyusun flagel adalah sub unit protein yang disebut flagelin, yang
mempunyai berat molekul rendah. Berdasarkan jumlah dan letak flagelnya, bakteri
dibedakan menjadi monotrik, lopotrik, amfitrik, peritrik dan atrik. Prinsip pewarnaan
flagella adalah membuat organel tersebut dapat dilihat dengan cara melapisinya dengan
mordant dalam jumlah yang cukup.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan materi diatas dapat disimpulkan bahwa Bakteri adalah
mikroorganisme yang sangat sederhana yang tidak bernukleus dan sifatnya berbeda
dengan organisme yang mempunyai inti sel. Pewarnaan bakteri pada umumnya
bertujuan untuk mempermudah dalam pengamatan morfologi bakteri dengan
bantuan mikroskop. Bakteri umumnya tidak berwarna dan hampir tidak terlihat
karena kurang kontras dengan air dimana mereka mungkin berada. Pewarnaan
bakteri pada umumnya bertujuan untuk mempermudah dalam pengamatan
morfologi bakteri dengan bantuan mikroskop. Teknik perwarnaan bakteri yaitu
Pewarnaan sederhana, Pewarnaan Negatif, Pewarnaan Diferensial, dan Pewarnaan
Khusus.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai