Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI

“ PEWARNAAN DAN PENGAMATAN BAKTERI ”

DISUSUN OLEH :

NAMA : DESY WULANDARI BERUTU

NIM : 2248201012

DOSEN PENGEMPU : HELEN ANJELINA SIMANJUNTAK,

S.Si, M.Si

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN SENIOR MEDAN

MEDAN

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri
yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk
basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada
coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus
pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung.

Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri
itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang
paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi). Prinsip dasar dari pewarnaan
ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif
dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik
baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini
maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.

1.2. TUJUAN PRAKTIKUM

1. untuk mengetahui tahap pewarnaan secara umum


2. untuk mengetahui kegunaan dari fiksasi
3. untuk mengetahui perbedaaan gram positif dan gram negatif
4. untuk mengetahui bentuk-bentuk bakteri
5. untuk mengetahui penataan bakteri
6. untuk mengetahui syarat-syarat zat warna

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PEWARNAAN

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat
yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras
dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk di identifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan.Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Dwidjoseputro,2005).
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884.
Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan
bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut.
Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga
pengecatan gram tidak bias dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding
sel seperti Mycoplasma sp (Waluyo, 2004).
Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi
ataupun memembiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk
mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya.
Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme
disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel
seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan
yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan
pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan
diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif.
Pewarnaan diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya
menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam .
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan
pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas. Pada umumnya bakteri bersifat
tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna.
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri,
memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi

3
jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui.

Zat warna dikelompokan jadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa.
Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna
basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut
disebut pewarna negatif. Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam.
Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memm memberikan warna disebut disebut
kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang
berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak
digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan didinding sel, membran sel dan
sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan
dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat. Zat warna
asam yang bermuatan negative lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai mikroorganisme,
namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai mikroorganisme, namun biasanya
dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan.
Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai mikroorganisme, namun
biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Zat warna asam
yang bermuatan negatif ini tidak dapat berkaitan dengan muatan negatif yang terdapat pada
struktur sel. Kadangkala zat warna negatif digunakan untuk mewarnai bagian sel yang
bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap
struktur sel dapat berubah bergantung pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan.
Zat zat warna :
1.Gentian violet merupakan reagen yang berwarna ungu. Gentian violet ini adalah pewarna
primer (utama) yang akan memberi warna pada mikroorganisme target. Gentian violet
bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam.
Dengan perlakuan seperti itu, sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna
(ungu).
2. Methylene blue
Methylene blue mampu memberikan warna pada bakteri dengan cara berikatan dengan
sitoplasma bakteri sehingga bakteri dapat terwarnai.
3. Iodin merupakan pewarna Mordan, yaitu pewarna yang berfungsi memfiksasi pewarna
primer yang diserap mikro-organisme target. Pemberian iodin pada pewarnaan gram
dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna oleh bakteri.

4
4. Safranin adalah zat warna merah yang berasal dari bahan sintetik dan memiliki warna yang
kontras dalam mewarnai bakteri.
5.Malachite Green digunakan untuk mewarnai endospora dan akan memberikan warna hijau
pada endospora. Malachite green akan berikatan pada permukaan endospora.
6.Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar,
digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya.
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut
pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang yang
bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada
pewarnaan negatif latar belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan
kontras dengan mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan
mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas. Prosedur pewarnaan yang menghasilkan
pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat
digunakan zat warna basa yang yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang
bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar belakang disekeliling
mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan mikroorganisme yang tak
berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas kaca objek. Ulasan ini
kemudian difiksasi. Jumlah bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah cukup banyak
sehingga dapat terlihat bentuk dan penataanya sewaktu diamati. Kesalahan yang sering kali
dibuat adalah menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat terutama bila suspensi
tersebut berasal adari bukan media padat. Sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila terlalu
encer, maka akan diperoleh kesulitan sewaktu mencari bakteri pada preparatnya. Untuk
pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka seringkali setelah
pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan.
Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya
dengan metanol.
Sebelum dilakukan pewarnaan, maka sel-sel bakteri harus terlebih
dahulu difiksasi pada gelas objek. Tujuan utama dilakukan fiksasi adalah:
• Agar sel melekat kuat pada gelas objek sehingga tidak mudah lepas pada
saat dicuci (dalam tahap pewarnaan )
• Membunuh mikroba karena sel yang mati lebih muda diwarnai daripada
sel yang masih hidup
• Melepaskan granular protein menjadi gugus reaktif-NHJ yang akan

5
bereaksi dengan gugus OH
• Mencegah terjadinya otolisis sel
• Merubah daya ikat zat warna
Sebelum dilakukan pewarnaan, maka sel-sel bakteri harus terlebih
dahulu difiksasi pada gelas objek. Tujuan utama dilakukan fiksasi adalah:
• Agar sel melekat kuat pada gelas objek sehingg tidak mudah lepas pada
saat dicuci (dalam tahap pewarnaan )
• Membunuh mikroba karena sel yang mati lebih muda diwarnai daripada
sel yang masih hidup
Fiksasi digunakan untuk :
1. Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai
2. Melekatkan bakteri pada glass objek
3. Mematikan bakteri
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazim, prosedur pewarnaan
ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin
basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan
sederhana : zat warna asam yang sering digunakan adalah nigrosin dan merah kongo
(Lay.1994).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri sebagai berikut:

1. Fiksasi
Fiksasi perlu dilakukan sebelum pewarnaan bakteri karena berguna merekatkan sel
bakteripada gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran) protein menjadi
gugusanreaktif (NH3+) membuat sel-sel lebih kuat, mencegah terjadinya otolisis sel,
mengubahavinitas, fiksasi dapat dilakukan secara fisik atau dengan bahan kimia.

2. Peluntur zat warna


Peluntur zat warna berguna untuk menghasilkan kontras yang lebih baik pada
bayanganmikroskop. Pada umumnya, sel-sel yang mudah diwarnai akan lebih mudah pula
dilunturkanwarnanya. Sedangkan sel-sel yang sukar diwarnai akan lebih sukar dilunturkan
warnanya.

6
3. Substrata
Merupakan zat warna asam atau basa dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa tertentu.
Olehkarena itu, senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lemak dan asam
nukleatakan mempengaruhi pewarnaan. Berdasarkan jenis zat warna yang diserap oleh sel,
makadapat dibedakan tiga macam sel yaitu: sel-sel asidofil, basodill dan sudanofil.

4. Intensifikasi warna
Zat warna dapat diintensifikasikan dengan cara menambahkan mordan, yaitu zat kimia
yangdapat menyebabkan sel-sel bakteri dapat diwarnai lebih intensif karena zat warna terikat
lebihkuat daripada jaringan sel. Mordan dibagi atas dua macam, yaitu mordan asam dan
mordanbasa. Mordan asam adalah mordan yang bereaksi dengan zat-zat warna basa.
Sedangkanmordan basa adalah mordan yang bereaksi dengan anion zat warna asam.

5. Zat warna penutup atau zat warna lawan


Zat warna lawan adalah suatu zat warna basa yang berbeda warnanya dengan zat warna mula-
mula yang digunakan. Gunanya adalah untuk memberikan warna pada sel-sel yang
berbedawarnanya dengan zat warna mula-mula. Zat warna penutup diberikan pada akhir
pewarnaandengan tujuan untuk memberikan kontras pada sel-sel yang tidak menyerap zat
warna utama.

2.2 TEKNIK PEWARNAAN

2.2.1 Pewarnaan sederhana


Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan.
Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnaiunsur
tersebut. Kebanyakan bakteri mudah terpengaruh dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana
karena sitoplasama nya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat zat warna yangdigunakan
untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkohol. Dengan pewarnaan sederhana dapat
mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasadigunakan untuk
pewarnaan sederhana yaitu metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana
pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan.

7
a. Pewarnaan asam merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna
dengantujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam
pewarnaan positifnya adalah metilen biru dan air furksin
b Pewarnaan basa merupakan pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar
belakang menjadi hitam gelap.Pada pewarnaan ini mikroorganisme tampak transparan
(tembus pandang). 
Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini
menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering
digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada
bakteri dikenal bentuknya.

Bentuk bentuk bakteri :


 bulat (coccus)
 batang(basil)
 spiral.
Dengan pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat terlihat
pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah anggur ( stafilococcus), pasangan
(diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae). Beberapa mikroba sulit
diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan
negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta cina atau nigrosin, kemudian
digesekkan diatas kaca objek .Zat warna tidaidak akan mewarnai bakteri, akan tetapi
mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan terlihat tidak
berwarna dengan latar belakang hitam .
Dengan metode ini bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram
positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat
tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga
pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding
sel seperti Mycoplasma sp.

8
2.2.2.Pewarnaan diferensial/ gram
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling
banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan itu merupakan tahap
penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri. Pewarnaan gram memberikan hasil
yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan
tua, terdapat kemungkinan penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak
sel mengalami kerusakan pada dinnding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini
menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat. Ini berarti
bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat
memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif
Metode pewarnaan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bioteknologi dari
Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884. Menemukan metode
pewarnaan secara tidak sengaja.
Pewarnaan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
a. Pemberian cat warna utama (cairan Kristal violet) berwarna ungu
b. Pengintensifan cat warna dengan penambahan larutan mordan
c. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alcohol asam
d. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin Banyak senyawa organic berwarna (zat
warna) digunakan untuk mewarnai mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis
dan telah dikembangkan prosedur pewarnaan gram untuk :
- Mengamati dengan baik morfologi mikroorganisme secara kasar
- Mengidentifikasi bagian-bagian structural sel mikroorganisme
- Membantu mengidentifikasi atau membedakan organisme yang serupa.

2.2.3 .Pewarnaan khusus/spora


Pewarnaan khusus merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai struktur khususatau
tertentu dari bakteri seperti bagian spora, kapsul, flagel dsb. Contoh pewarnaan
khusus:Pewarnaan Endospora Anggota dari genus Clostridium, Desulfomaculatum, dan Basil
adalah bakteri yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya. Endospora
merupakan bentuk Dorman dari sel vegetatif,sehingga metabolismenya bersifat tidak aktif
dan mampu bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti
panas,kering,dingin,radiasi,danbahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora
adalah membedakan endospora dengan selvegetatif, sehingga pembedaannya tampak

9
jelas. Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop tanpa pewarnaan dan tampak bulatan
transparan dan sangat refraktil. Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit
dibedakan dengan badan inklusi

2.3 PERBEDAAN GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF

Ciri-ciri gram negatif:


 Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer
 Dinding slnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat
dalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam laktat.
 Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
 Tidak resisten terhadap gangguan fisik Ciri-ciri bakteri gram positif.
 Struktur dindingnya tebal - Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal
 Bersifat lebih rentan terhadap senyawa penisilin
 Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu Kristal
 Komposisi yang dibutuhkan lebih rumit
 Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

10
Ciri-Ciri Bakteri Gram Positif :
 Dinding sel bakteri Gram positif mengandung konsentrasi peptidoglikan yang tinggi
(tebal). Peptidoglikan adalah struktur kompleks polisakarida yang berfungi untuk
memperkuat dinding sel dan memberi bentuk pada sel bakteri. Peptidoglikan yang
tebal lebih kuat mengikat pewarna primer (Kristal Violet) pada pewarnaan Gram dan
sulit untuk diluruhkan dengan zat pelarut.
 Berwarna ungu atau biru tua setelah dilakukan pewarnaan Gram.
 Tidak mempunyai membran luar (outer membrane).
 Mempunyai lapisan tipis lemak sitoplasmik.
 Mempunyai lapisan tipis periplasmik apabila dibanding bakteri Gram Negatif.
 Beberapa spesies mempunyai kapsul kuat yang disusun oleh polisakarida untuk
melindungi diri dari lingkungan ekstrim, disebut juga sebagai endospora.
 Bakteri Gram positif juga dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan rasio
konten basa G+C

2.4. BAKTERI PROPIONIBACTERIUM ACNES


Propionibacterium acnes merupakan flora normal dari kelenjar pilosebaseus kulit
manusia, bakteri ini menyebabkan jerawat dengan menghasilkan lipase
yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Bakteri ini termasuk tipe bakteri anaerob
aerotoleran,yaitu bakteri Gram positif yang toleran terhadap udara.
Klasifikasi Bakteri
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Class : Actinobacteridae
Order : Actinomycetales
Family : Propionibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
Spesies : Propionibacterium acne (Bruggeman, 2010).

Propionibacterium menyerupai Corynebacterium secara morfologi dan susunannya,


tetapi tidak bersifat toksigenik. Propionibacterium acnes merupakan bakteri flora normal
pada kulit, biasanya bakteri ini terdapat pada folikel sebasea.

11
Propionibacterium acnes adalah termasuk gram positif berbentuk batang, tidak berspora,
tangkai anaerob ditemukan dalam specimen- spesimen klinis.
Pada pewarnaan gram terlihat Bakteri Propionibacterium Acnes menunjukkan ciri-
ciri yatu berbentuk batang tak beraturan dan terlihat pada pewarnaan gram menunjukkan
bakteri berwarna ungu yang menandakan bakteri ini termasuk golongan gram positif. Sifat
bakteri ditentukan melalui uji biokimia, uji biokimia bakteri digunakan untuk mengetahui
sifat-sifat bakteri terhadap berbagai macam zat.

2.4 BAKTERI ESCHERICHIA COLI


Escherichia coli merupakan kelompok bakteri Enterobacteriaceae yang sering
mengkontaminasi makanan sehingga dapat menyebabkan diare. Bakteri ini sangat sulit
diobati apabila mampu memproduksi enzim Extended Spectrum Beta-Lactamases (ESBLs).
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari family Enterobacteriaceae.
Bakteri ini merupkan spesies dengan habitat alami dalam saluran pencernaan manusia
maupun hewan. Escherichia coli pertama kali diidentifikasi oleh Theodor Escherich dari tinja
seorang anak kecil pada tahun 1985. Nama Escherich diberikan pada tahun 1920 sebagai
penghargaan terhadap Theodor Escherich (Anggraeini, 2015).

Klasifikasi dari Escherichia coli adalah sebagai berikut :


Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli ini termasuk klasifikasi sebagai bakteri Gram-negatif


berbentuk batang dan masuk dalam keluarga Enterobacteriaceae.  Pada pewarnaan Gram,
bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol,
dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna safranin akan tampak
berwarna merah.

12
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 LOKASI PERCOBAAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Farmasi Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Senior Medan.

3.2 ALAT DAN BAHAN

Alat :
Alat yang digunakan adalah :
1. Gelas objek/slide,
2. Cover glass.
3. Penjepit tabung.
4. Bunsen.
5. Jarum ose.
6. Wather bath.
7. Mikroskop.

Bahan :
Adapun bahan yang digunakan adalah :
1.Kertas saring.
2. Biakan bakteri.
3. Aquadest.
4. Zat warna (metilen blue, kristal violet, malachit green, safranin, iodin dan aseton alcohol).

13
3.3 PROSEDUR PERCOBAAN

1. Teknik Pembuatan Preparat Ulas


Dari kultur biakan diambil 1-2 lup ose streil ke permukaan slide. Diberi 1-2 tetes
aquadest. Dengan ose disebarkan secara merata membentuk bujur sangkar. Slide tersebut
difiksasi (dilewatkan diatas api secara berulang-ulang hingga terlihat mengering).

2. Pewarnaan Sederhana
Dibuat preparat ulas dari bakteri yang disediakan. Diberi zat warna metilen blue dan
dibiarkan selama 1 menit. Dibilas dengan aquadest dan dikeringkan. Diamati di bawah
mikroskop.

3. Pewarnaan Differensial/gram
Dibuat preparat ulas dari bakteri yang disediakan. Diberi zat warna kristal violet dan
dibiarkan selama 1 menit, bilas denganaquadest dan dikeringanginkan. Diberi iodine 1-2 tetes
selama 30 detik. Dibilas dengan aseton alkohol selama 15 detik, lalu dibilas dengan aquadest.
Diberi 1 tetes larutan safranin (zat warna tanding) selama 1 menit, bilas dengan aquadest dan
dikeringkan. Diamati di bawah mikroskop.

4. Pewarnaan Khusus/Spora
Dibuat preparat ulas tanpa difiksasi. Ditutup dengan kertas saring. Teteskan 1-2 tetes
malachite green selama 1 menit. Diletakkan diatas water bath selama 5 menit. Diangkat
pelan-pelan kertas saring, lalu dibilas dengan aquadest dan dikeringkan. Diberi safranin
selama 30 detik – 1 menit. Dibilas dengan aquadest, lalu dikeringkan. Diamati dibawah
mikroskop.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PERCOBAAN

Gambar 4.1.2 Propionibacterium acnes perbesaran 40x pada mikroskop

Gambar 4.1.1 Escherichia coli perbesaran 40x pada mikroskop

15
4.2. PEMBAHASAN

Pada percobaan pewaranan bakteri kali ini bakteri yang digunakan adalah bakteri
propionibacterium acnes dan Escherichia coli dilakukan dengan metode pewarnaan gram.
Propionibacterium acnes merupakan salah satu flora normal pada kulit manusia,
serta di rongga mulut, usus besar, konjungtiva dan saluran telinga luar. Bakteri ini
mendominasi di daerah folikel sebasea kulit dan dapat menyebabkan jerawat ketika
menginfeksi kulit (Mollerup, et al., 2016).

Propionibacterium acnes adalah bakteri gram positif yang memiliki bentuk sel
batang, panjang bervariasi antara 1-1,5 µm, nonmotil, tidak membentuk spora dan dapat
tumbuh di udara dan memerlukan oksigen mulai dari aerob atau anaerob fakultatif sampai ke
anaerob. Bakteri ini mampu melakukan fermentasi glukosa sehingga menghasilkan asam
propionat dan asetat dalam jumlah yang banyak (Narulita, 2017).

Pewarnaan pada Propionibacterium acnes menampilkan warna ungu atau biru


keunguan setelah proses pewarnaan. Warna ini menunjukkan bahwa Propionibacterium
acnes memiliki sifat gram positif. Dinding sel Propionibacterium acnes mengandung
peptidoglikan yang lebih tebal dan tidak memiliki lapisan membran luar seperti bakteri gram
negatif. Pewarnaan dengan Kristal Violet dan Lugol's Iodine membuat warna ini tertahan
dalam dinding sel Propionibacterium acnes. Oleh karena itu, warna yang dihasilkan tetap
ungu atau biru keunguan setelah diresapi dengan aseton atau etanol.

Esterichia coli termasuk dalam bakteri gram negatif karena berwarna merah. E.coli
memiliki morfologi kokobasil, dan bentuknya yang cenderung ke batang panjang. Bakteri ini
ada yang soliter, bergerombol atau berpasangan.

Dari hasil pewarnaanyang dilakukan pada bakteri Esterichia coli dengan perbesarn
40x didapatkan morfologi pada bakteri dengan bentuk batang ,berwarna merah. Bakteri ini
tersusun dengan posisi menyebar. Bakteri Esterichia coli termasuk bakteri gram negatif
karena pada saat dilakukan pewarnaan bakteri ini kehilangan zat kristal violet dan ketika
diberi zat pewarna tandingan yaitu safranin akan membentuk warna merah.
Esterichia coli merupakan bakteri komensal yang dapat bersifat patogen,bertindak
sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Esterichia coli
merupakan bakteri gram negative berbentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2

16
µm,diameter 0,7 µm,lebar 0,4-0,7 µm dan bersifat anaerob fakulatif.E.coli membentuk
koloniyang bundar, cembung dan halus dengan tepi yang nyata.

Escherichia coli adalah salah


satu jenis bakteri yang
secara normal
hidup dalam saluran
pencernaan baik manusia
maupun hewan yang sehat.
Nama bakteri ini diambil dari
nama seorang bacteriologist
yang berasal dari
Germani yaitu Theodor Von
Escherich, yang berhasil
melakukan isolasi
bakteri ini pertama kali pada
tahun 1885. Dr.Escherich
juga berhasil

17
membuktikan bahwa diare dan
gastroenteritis yang terjadi
pada infant adalah
disebabkan oleh bakteri
Escherichia cob
Perbedaan dalam sifat pewarnaan ini terjadi karena perbedaan struktur dinding sel
antara Escherichia coli dan Propionibacterium acnes. Sifat gram negatif atau gram positif
pada kedua bakteri ini sangat penting dalam identifikasi dan klasifikasi bakteri, serta dapat
memberikan informasi awal tentang karakteristik dan patogenisitasnya.

18
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum percobaan pewarnaan Gram terhadap Propionibacterium


acnes termasuk kedalam golongan bakteri gram positif, hasil pewarnaan Gram akan
menunjukkan bahwa Propionibacterium acnes muncul sebagai warna ungu atau biru
keunguan. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan warna biru metilen
selama proses pewarnaan gram. Hal ini menunjukkan bahwa sel-sel Propionibacterium
acnes memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari peptidoglikan dan tidak memiliki
lapisan lipopolisakarida seperti bakteri gram negatif.

Sedangkan, pada Escherichia coli termasuk kedalam bakteri gram negatif adalah
Escherichia coli akan muncul sebagai warna merah atau merah muda setelah proses
pewarnaan Gram. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan warna
biru metilen selama proses pewarnaan gram. Hal ini menunjukkan bahwa sel-sel
Escherichia coli memiliki dinding sel yang tipis dan kompleks lipopolisakarida (LPS)
yang mengandung asam lemak endotoksin, yang memberikan sifat gram negatif.

5.2 SARAN

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikum lebih berhati-hati dan teliti pada
saat pengerjaan selain itu kerja antar praktikum dan pengawas juga lebih meningkatkan lagi
agar praktikum berjalan dengan lancar .Sebaiknya alat-alat yang akan digunakan
dipersiapkan terlebih dahulu sehingga percobaan dapat berjalan dengan lancar. Dan setiap

19
alat dan bahan sudah di sterilisasi kan sehingga dapat memberikan hasil praktikum yang
memuaskan dan dapat terselesaikan dengan waktu yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Anur,Israyanti.Pewarnaan gram. Diakses 12 April

2015"http://Israyantianur.blogspot.com/2013/05/pewarnaan-gramI31.html .

Meydasari,Selva.2012.Escherchia coli (taksonomi dan morfologi)

http://selvamei 18.blogspot.com /2012/04/taksonomi-escherichia coli-sebagai html

diakses 12 April 2015

Hemeg, H.A. (2018). Molecular characterization of antibiotic resistant Escherichia coli

isolates recovered from food samples and outpatient Clinics, KSA. Saudi Journal of
Biological Science, 25(1), 928- 931.

Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali

Sutedjo, Mul Mulyani.1991.Mikrobiologi Tanah.Jakarta : Rineka Cipta

Vaseekaran S, Balakumar S, Arasaratnam V (2010) Isolation and identification of a bacterial

20
strain producing thermostable -Amylase. Trop Agric Res 22:1−11. doi:
10.4038/tar.v22i1.2603

Vijayalakshmi, Sushma K, Abha S, Chander P (2012) Isolation and characterization of

Bacillus subtilis KC3 for amylolytic activity. Int J Biosci Bioinform 2:336−341. doi:
10.7763/IJBBB.2012.V2.128

Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA (2013)

Mikrobiologi kedokteran Edisi 25. EGC, Jakarta

Aditya, Mushofa. 2010.Teknik Pewarnaan Bakteri.

http://mushof faditya.blogs pot.com/2010/ 01/teknik-pewa rnaan-bakteri.html. 11
November 2010.

Rudi. 2010.Bakteri Gram dan Pewarnaannya.

http://rudyre gobiz.wordpre ss.com/bakter i-gram-dan-pewarnaannya-2/. 11Nopember
2010.

Pakadang,Sesilia. R,dkk 2015 Buku Penuntun Praktikum Laboratorium Mikrobiologi dan


Parasitologi ,Makassar :Tsaya penyusun

21

Anda mungkin juga menyukai