DISUSUN OLEH :
NIM : 2248201012
S.Si, M.Si
MEDAN
2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri
yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk
basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada
coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus
pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung.
Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri
itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang
paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi). Prinsip dasar dari pewarnaan
ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif
dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik
baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini
maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PEWARNAAN
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat
yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras
dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk di identifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan.Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Dwidjoseputro,2005).
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884.
Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan
bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut.
Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga
pengecatan gram tidak bias dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding
sel seperti Mycoplasma sp (Waluyo, 2004).
Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi
ataupun memembiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk
mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya.
Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme
disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel
seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan
yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan
pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan
diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif.
Pewarnaan diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya
menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam .
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan
pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas. Pada umumnya bakteri bersifat
tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna.
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri,
memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi
3
jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui.
Zat warna dikelompokan jadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa.
Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna
basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut
disebut pewarna negatif. Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam.
Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memm memberikan warna disebut disebut
kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang
berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak
digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan didinding sel, membran sel dan
sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan
dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat. Zat warna
asam yang bermuatan negative lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai mikroorganisme,
namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai mikroorganisme, namun biasanya
dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan.
Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai mikroorganisme, namun
biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Zat warna asam
yang bermuatan negatif ini tidak dapat berkaitan dengan muatan negatif yang terdapat pada
struktur sel. Kadangkala zat warna negatif digunakan untuk mewarnai bagian sel yang
bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap
struktur sel dapat berubah bergantung pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan.
Zat zat warna :
1.Gentian violet merupakan reagen yang berwarna ungu. Gentian violet ini adalah pewarna
primer (utama) yang akan memberi warna pada mikroorganisme target. Gentian violet
bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam.
Dengan perlakuan seperti itu, sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna
(ungu).
2. Methylene blue
Methylene blue mampu memberikan warna pada bakteri dengan cara berikatan dengan
sitoplasma bakteri sehingga bakteri dapat terwarnai.
3. Iodin merupakan pewarna Mordan, yaitu pewarna yang berfungsi memfiksasi pewarna
primer yang diserap mikro-organisme target. Pemberian iodin pada pewarnaan gram
dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna oleh bakteri.
4
4. Safranin adalah zat warna merah yang berasal dari bahan sintetik dan memiliki warna yang
kontras dalam mewarnai bakteri.
5.Malachite Green digunakan untuk mewarnai endospora dan akan memberikan warna hijau
pada endospora. Malachite green akan berikatan pada permukaan endospora.
6.Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar,
digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya.
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut
pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang yang
bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada
pewarnaan negatif latar belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan
kontras dengan mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan
mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas. Prosedur pewarnaan yang menghasilkan
pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat
digunakan zat warna basa yang yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang
bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar belakang disekeliling
mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan mikroorganisme yang tak
berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas kaca objek. Ulasan ini
kemudian difiksasi. Jumlah bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah cukup banyak
sehingga dapat terlihat bentuk dan penataanya sewaktu diamati. Kesalahan yang sering kali
dibuat adalah menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat terutama bila suspensi
tersebut berasal adari bukan media padat. Sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila terlalu
encer, maka akan diperoleh kesulitan sewaktu mencari bakteri pada preparatnya. Untuk
pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka seringkali setelah
pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan.
Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya
dengan metanol.
Sebelum dilakukan pewarnaan, maka sel-sel bakteri harus terlebih
dahulu difiksasi pada gelas objek. Tujuan utama dilakukan fiksasi adalah:
• Agar sel melekat kuat pada gelas objek sehingga tidak mudah lepas pada
saat dicuci (dalam tahap pewarnaan )
• Membunuh mikroba karena sel yang mati lebih muda diwarnai daripada
sel yang masih hidup
• Melepaskan granular protein menjadi gugus reaktif-NHJ yang akan
5
bereaksi dengan gugus OH
• Mencegah terjadinya otolisis sel
• Merubah daya ikat zat warna
Sebelum dilakukan pewarnaan, maka sel-sel bakteri harus terlebih
dahulu difiksasi pada gelas objek. Tujuan utama dilakukan fiksasi adalah:
• Agar sel melekat kuat pada gelas objek sehingg tidak mudah lepas pada
saat dicuci (dalam tahap pewarnaan )
• Membunuh mikroba karena sel yang mati lebih muda diwarnai daripada
sel yang masih hidup
Fiksasi digunakan untuk :
1. Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai
2. Melekatkan bakteri pada glass objek
3. Mematikan bakteri
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazim, prosedur pewarnaan
ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin
basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan
sederhana : zat warna asam yang sering digunakan adalah nigrosin dan merah kongo
(Lay.1994).
1. Fiksasi
Fiksasi perlu dilakukan sebelum pewarnaan bakteri karena berguna merekatkan sel
bakteripada gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran) protein menjadi
gugusanreaktif (NH3+) membuat sel-sel lebih kuat, mencegah terjadinya otolisis sel,
mengubahavinitas, fiksasi dapat dilakukan secara fisik atau dengan bahan kimia.
6
3. Substrata
Merupakan zat warna asam atau basa dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa tertentu.
Olehkarena itu, senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lemak dan asam
nukleatakan mempengaruhi pewarnaan. Berdasarkan jenis zat warna yang diserap oleh sel,
makadapat dibedakan tiga macam sel yaitu: sel-sel asidofil, basodill dan sudanofil.
4. Intensifikasi warna
Zat warna dapat diintensifikasikan dengan cara menambahkan mordan, yaitu zat kimia
yangdapat menyebabkan sel-sel bakteri dapat diwarnai lebih intensif karena zat warna terikat
lebihkuat daripada jaringan sel. Mordan dibagi atas dua macam, yaitu mordan asam dan
mordanbasa. Mordan asam adalah mordan yang bereaksi dengan zat-zat warna basa.
Sedangkanmordan basa adalah mordan yang bereaksi dengan anion zat warna asam.
7
a. Pewarnaan asam merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna
dengantujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam
pewarnaan positifnya adalah metilen biru dan air furksin
b Pewarnaan basa merupakan pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar
belakang menjadi hitam gelap.Pada pewarnaan ini mikroorganisme tampak transparan
(tembus pandang).
Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini
menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering
digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada
bakteri dikenal bentuknya.
8
2.2.2.Pewarnaan diferensial/ gram
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling
banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan itu merupakan tahap
penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri. Pewarnaan gram memberikan hasil
yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan
tua, terdapat kemungkinan penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak
sel mengalami kerusakan pada dinnding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini
menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat. Ini berarti
bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat
memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif
Metode pewarnaan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bioteknologi dari
Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884. Menemukan metode
pewarnaan secara tidak sengaja.
Pewarnaan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
a. Pemberian cat warna utama (cairan Kristal violet) berwarna ungu
b. Pengintensifan cat warna dengan penambahan larutan mordan
c. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alcohol asam
d. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin Banyak senyawa organic berwarna (zat
warna) digunakan untuk mewarnai mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis
dan telah dikembangkan prosedur pewarnaan gram untuk :
- Mengamati dengan baik morfologi mikroorganisme secara kasar
- Mengidentifikasi bagian-bagian structural sel mikroorganisme
- Membantu mengidentifikasi atau membedakan organisme yang serupa.
9
jelas. Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop tanpa pewarnaan dan tampak bulatan
transparan dan sangat refraktil. Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit
dibedakan dengan badan inklusi
10
Ciri-Ciri Bakteri Gram Positif :
Dinding sel bakteri Gram positif mengandung konsentrasi peptidoglikan yang tinggi
(tebal). Peptidoglikan adalah struktur kompleks polisakarida yang berfungi untuk
memperkuat dinding sel dan memberi bentuk pada sel bakteri. Peptidoglikan yang
tebal lebih kuat mengikat pewarna primer (Kristal Violet) pada pewarnaan Gram dan
sulit untuk diluruhkan dengan zat pelarut.
Berwarna ungu atau biru tua setelah dilakukan pewarnaan Gram.
Tidak mempunyai membran luar (outer membrane).
Mempunyai lapisan tipis lemak sitoplasmik.
Mempunyai lapisan tipis periplasmik apabila dibanding bakteri Gram Negatif.
Beberapa spesies mempunyai kapsul kuat yang disusun oleh polisakarida untuk
melindungi diri dari lingkungan ekstrim, disebut juga sebagai endospora.
Bakteri Gram positif juga dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan rasio
konten basa G+C
11
Propionibacterium acnes adalah termasuk gram positif berbentuk batang, tidak berspora,
tangkai anaerob ditemukan dalam specimen- spesimen klinis.
Pada pewarnaan gram terlihat Bakteri Propionibacterium Acnes menunjukkan ciri-
ciri yatu berbentuk batang tak beraturan dan terlihat pada pewarnaan gram menunjukkan
bakteri berwarna ungu yang menandakan bakteri ini termasuk golongan gram positif. Sifat
bakteri ditentukan melalui uji biokimia, uji biokimia bakteri digunakan untuk mengetahui
sifat-sifat bakteri terhadap berbagai macam zat.
12
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat :
Alat yang digunakan adalah :
1. Gelas objek/slide,
2. Cover glass.
3. Penjepit tabung.
4. Bunsen.
5. Jarum ose.
6. Wather bath.
7. Mikroskop.
Bahan :
Adapun bahan yang digunakan adalah :
1.Kertas saring.
2. Biakan bakteri.
3. Aquadest.
4. Zat warna (metilen blue, kristal violet, malachit green, safranin, iodin dan aseton alcohol).
13
3.3 PROSEDUR PERCOBAAN
2. Pewarnaan Sederhana
Dibuat preparat ulas dari bakteri yang disediakan. Diberi zat warna metilen blue dan
dibiarkan selama 1 menit. Dibilas dengan aquadest dan dikeringkan. Diamati di bawah
mikroskop.
3. Pewarnaan Differensial/gram
Dibuat preparat ulas dari bakteri yang disediakan. Diberi zat warna kristal violet dan
dibiarkan selama 1 menit, bilas denganaquadest dan dikeringanginkan. Diberi iodine 1-2 tetes
selama 30 detik. Dibilas dengan aseton alkohol selama 15 detik, lalu dibilas dengan aquadest.
Diberi 1 tetes larutan safranin (zat warna tanding) selama 1 menit, bilas dengan aquadest dan
dikeringkan. Diamati di bawah mikroskop.
4. Pewarnaan Khusus/Spora
Dibuat preparat ulas tanpa difiksasi. Ditutup dengan kertas saring. Teteskan 1-2 tetes
malachite green selama 1 menit. Diletakkan diatas water bath selama 5 menit. Diangkat
pelan-pelan kertas saring, lalu dibilas dengan aquadest dan dikeringkan. Diberi safranin
selama 30 detik – 1 menit. Dibilas dengan aquadest, lalu dikeringkan. Diamati dibawah
mikroskop.
14
BAB IV
15
4.2. PEMBAHASAN
Pada percobaan pewaranan bakteri kali ini bakteri yang digunakan adalah bakteri
propionibacterium acnes dan Escherichia coli dilakukan dengan metode pewarnaan gram.
Propionibacterium acnes merupakan salah satu flora normal pada kulit manusia,
serta di rongga mulut, usus besar, konjungtiva dan saluran telinga luar. Bakteri ini
mendominasi di daerah folikel sebasea kulit dan dapat menyebabkan jerawat ketika
menginfeksi kulit (Mollerup, et al., 2016).
Propionibacterium acnes adalah bakteri gram positif yang memiliki bentuk sel
batang, panjang bervariasi antara 1-1,5 µm, nonmotil, tidak membentuk spora dan dapat
tumbuh di udara dan memerlukan oksigen mulai dari aerob atau anaerob fakultatif sampai ke
anaerob. Bakteri ini mampu melakukan fermentasi glukosa sehingga menghasilkan asam
propionat dan asetat dalam jumlah yang banyak (Narulita, 2017).
Esterichia coli termasuk dalam bakteri gram negatif karena berwarna merah. E.coli
memiliki morfologi kokobasil, dan bentuknya yang cenderung ke batang panjang. Bakteri ini
ada yang soliter, bergerombol atau berpasangan.
Dari hasil pewarnaanyang dilakukan pada bakteri Esterichia coli dengan perbesarn
40x didapatkan morfologi pada bakteri dengan bentuk batang ,berwarna merah. Bakteri ini
tersusun dengan posisi menyebar. Bakteri Esterichia coli termasuk bakteri gram negatif
karena pada saat dilakukan pewarnaan bakteri ini kehilangan zat kristal violet dan ketika
diberi zat pewarna tandingan yaitu safranin akan membentuk warna merah.
Esterichia coli merupakan bakteri komensal yang dapat bersifat patogen,bertindak
sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Esterichia coli
merupakan bakteri gram negative berbentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2
16
µm,diameter 0,7 µm,lebar 0,4-0,7 µm dan bersifat anaerob fakulatif.E.coli membentuk
koloniyang bundar, cembung dan halus dengan tepi yang nyata.
17
membuktikan bahwa diare dan
gastroenteritis yang terjadi
pada infant adalah
disebabkan oleh bakteri
Escherichia cob
Perbedaan dalam sifat pewarnaan ini terjadi karena perbedaan struktur dinding sel
antara Escherichia coli dan Propionibacterium acnes. Sifat gram negatif atau gram positif
pada kedua bakteri ini sangat penting dalam identifikasi dan klasifikasi bakteri, serta dapat
memberikan informasi awal tentang karakteristik dan patogenisitasnya.
18
BAB V
5.1. KESIMPULAN
Sedangkan, pada Escherichia coli termasuk kedalam bakteri gram negatif adalah
Escherichia coli akan muncul sebagai warna merah atau merah muda setelah proses
pewarnaan Gram. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan warna
biru metilen selama proses pewarnaan gram. Hal ini menunjukkan bahwa sel-sel
Escherichia coli memiliki dinding sel yang tipis dan kompleks lipopolisakarida (LPS)
yang mengandung asam lemak endotoksin, yang memberikan sifat gram negatif.
5.2 SARAN
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikum lebih berhati-hati dan teliti pada
saat pengerjaan selain itu kerja antar praktikum dan pengawas juga lebih meningkatkan lagi
agar praktikum berjalan dengan lancar .Sebaiknya alat-alat yang akan digunakan
dipersiapkan terlebih dahulu sehingga percobaan dapat berjalan dengan lancar. Dan setiap
19
alat dan bahan sudah di sterilisasi kan sehingga dapat memberikan hasil praktikum yang
memuaskan dan dapat terselesaikan dengan waktu yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
2015"http://Israyantianur.blogspot.com/2013/05/pewarnaan-gramI31.html .
isolates recovered from food samples and outpatient Clinics, KSA. Saudi Journal of
Biological Science, 25(1), 928- 931.
20
strain producing thermostable -Amylase. Trop Agric Res 22:1−11. doi:
10.4038/tar.v22i1.2603
Bacillus subtilis KC3 for amylolytic activity. Int J Biosci Bioinform 2:336−341. doi:
10.7763/IJBBB.2012.V2.128
Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA (2013)
http://mushof faditya.blogs pot.com/2010/ 01/teknik-pewa rnaan-bakteri.html. 11
November 2010.
http://rudyre gobiz.wordpre ss.com/bakter i-gram-dan-pewarnaannya-2/. 11Nopember
2010.
21