Anda di halaman 1dari 15

MORFOLOGI

BAKTERI DAN
JENIS
PEWARNAANNYA
oleh Kelompok 2
Anggota Tim :
1. Nurizzah Rahmadani
2. Nurhaedah
3. Nurhalizah
4. Nurhayati (58)
5. Nurul Fadilah
6. Puja Lestari
7. Rahmin
8. Revi Tania Maqisya Fadilla
9. Rifan Anggriani
LATAR BELAKANG
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dansifat-sifat
yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan
kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan.
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas
dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi.
Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium (jamak bakteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam
domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik). Hal ini menyebabkan
organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya
mikroskop.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah,sebagai berikut :

Apa saja faktor yang mempengaruhi pewarnaan.



• Apa saja macam-macam pewarnaan.

• Apa tujuan pewarnaan bakteri.

• Bagaimana langkah,metode,dan teknik pewarnaan bakteri.

PEMBAHASAN 1
A. Tipe Morfologi Bakteri
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum,
dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna
sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu
macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi
dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya
bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang
digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin
(komponen kromoforiknya bermuatan positif).
PEMBAHASAN 2
B. Kategori dari Teknik Pewarnaan Bakteri

1. Pewarnaan Sederhana

Pewarnaan terhadap bakteri, secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu :

 Pewarnaan bakteri hidup

Pewarnaan bakteri hidup dilakukan dengan menggunakan bahan yang tidak


toksik, tetapi jarang dikerjakan karena bakteri yang masih hidup sulit menyerap
PEMBAHASAN 3
 Pewarnaan bakteri mati

Pewarnaan pada bakteri yang telah dimatikan bertujuan untuk melihat struktur luar dan
dalam dari bakteri, memperjelas ukuran bakteri dan melihat reaksi bakteri terhadap pewarnaan
yang diberikan sehingga dapat diketahui sifat fisik dan kimia dari bakteri tersebut. Bakteri hidup
sulit untuk dilihat dengan mikroskop cahaya bisaa, karena bakteri tampak tidak berwarna pada
sediaan hidup. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai dari pada dalam keadaan
hidup.Untuk menyiapkan bakteri agar dapat diwarnai, biakan disebarkan dalam setes air pada
obyek glass/gelas preparat yang disebut sebagaisediaan. Sediaan dikeringkan pada suhu kamar
dan bakteri dilekatkan erat (difiksasi) dengan jalan melewatkan obyek glass preparat (olesan
permukaan di atas) sebanyak 2 atau 3 kali dengan cepat pada nyala api bunsen. Jika sudah
dingin preparat siap untuk diwarnai.
PEMBAHASAN 4
2. Macam-macam Pewarnaan:
© Pewarnaan sederhana (simple/progressive staining)

Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan pewarna tunggal.


Pewarna yang bisaanya digunakan adalah ungu kristal, biru metilen, safranin, fukhsin
karbol, hijau malakit. Pewarna sederhana bertujuan untuk memberikan kontras antara
bakteri dan latarbelakangnya. Pewarnaan sederhana dilakukan saat kita ingin
mengamati bentuk dan ukuran sel bakteri.
© Pewarnaan differential (regressive staining)

Pewarnaan ini dilakukan untuk mengamati perbedaan antara sel-sel dari tiap-tiap
mikroba. Pewarnaan differential menggunakan lebih dari 1 zat warna, pewarnaan
PEMBAHASAN 5
3. Macam zat warna yang digunakan :
 Pewarna Gram

 Pewarna Ziehl-Neelsen / Acid Fast Stain (pewarnaan tahan asam)

 Pewarna Giemsa

 Pewarna untuk spora bakteri


PEMBAHASAN 6
4.warnaan khusus (special staining)
 Flagela : Gray, Novel, Zettnow, Fontana

 Tribondeau, Mordan - kapsul : Muir, Hiss, Gins

 Burri - spora : Klein, Schaeffer – Fulton - inti : Feulgen

 Granula : Neisser, Loeffler, Albert


PEMBAHASAN 5
5. Pewarnaan negatif

Pewarna negative merupakan pewarna yang menggunakan pewarna asam, seperti


migrosin, eosin atau tinta india sebagai pewarna utama. Pewarna negatif bertujuan untuk
memberi warna gelap pada latar belakang dan tidak memberi warna pada sel bakteri. Hal
tersebut dapat terjadi karena pada pernaan negatif, pewarna yang digunakan adalah
pewarna asam dan mempunyai komponen kromoforik yang bermuatan negatif, yang juga
diliki oleh sitoplasma bakteri. Hal tersebut menyebabkan pewarna tidak dapat
menembus ke inti sel bakteri. Pada pewarnaan negatif, sel bakteri nampak transparan
(tembus pandang).
PEMBAHASAN 6

Selama ini pewarnaan tahan asam telah digunakan secara luas


untuk skrining dan untuk diagnosis untuk negara-negara
berkembang.

Ada 3 teknik yang biasa digunakan untuk pewarnaan tahan asam


yaitu:

 Ziehl-Neelson,
KESIMPULAN
Dari percobaan pewarnaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan :
1. Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan
warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup
lawan.

2.Pewarnaan sederhana digunakan untuk melihat bentuk dan struktur sel bakteri
dengan menggunakan satu jenis pewarna seperti safranin atau kristal violet,
sedangkan pewarnaan gram digunakan untuk membedakan antara bakteri gram
(+) dan gram (-) dengan lebih dari satu zat warna.
3.Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada
gram positif berwarna ungu kareana dapat mempertahankan zat pewarna kristal
violet serta perbadaan terjadi pada dinding selnya.
KESIMPULAN

4.Macam-macampewarnaananataralain:pewarnaan sederhana,pewarnaan
negatif,pewarnaan gram dan perwarnaan kapsul.

5.Larutan zat warna yang digunakan pada percobaan perwarnaan antara lain:

•Methylen blue

•Nigrosin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai