Anda di halaman 1dari 17

teknik pewarnaan

 Beranda
 Profil

Minggu, 16 September 2012


kromosom

TEKNIK PEWARNAAN MIKROORGANISME

A. PENDAHULUAN
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna
juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik
pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik
pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi.
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan
senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik
pada komponen seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan
pewarna asam dan pewarna basa
Pewarna asam dapat tejadi karena bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati
netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif
akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna. Pewarna asam ini disebut pewrna negatif. Contoh
pewarna asam misalnya : tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain. Pewarnaan basa
bisa terjadi biasenyawa pewarna bersifat positif, sehingga akan diikat oleh dinding sel bakteri dan sel
bakteri jadi terwarna dan terlihat. Contoh dari pewarna basa misalnya metilin biru, kristal violet, safranin
dan lain-lain.
Teknik pewarnaan asam basa ini hanya menggunakan satu jenis senyawa pewarna, teknik ini disebut
pewarna sederhana. Pewarnaan sederhana ini diperlukan untuk mengamati morfologi, baik bentukmaupun
susunan sel. Teknik pewarnaan yang lain adalah pewarnaan diferensial, yang menggunakan senyawa
pewarna yang lebih dari satu jenis. Diperlukan untuk mengelompokkan bakteri misalnya, bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif atau bakteri tahan asam dan tidak tahan asam. Juga diperlukan untuk
mengamati struktur bakteri seperti flagela, kapsula, spora dan nukleus.
Teknik pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan bekerja serta
mengikuti aturan dasar yang belkau yakni sebagai berikut:
mempersiapkan kaca obyek. Kaca obyek ini harus bersih dan bebas lemak, untuk membuat apusan dari
bakteri yang diwarnai.
mempersiapkan apusan. Apusan yang baik adalah yang tipis dan kering, terlihat seperti lapisan yang tipis.
Apusan ini dapat berasal dari biakan cair atau padat.
Biakan Cair. Suspensi sel sebanyak satu atau dua mata jarum inokulasi diletakkan pada kaca obyek. Lalu
diapuskan pada kaca obyek selebar ... cm. Biarkan mengering diudaraata diatas api kecil dengan jarak 25
cm. Biakan Padat. Bakteri yang dikultur pada medium padat tidak dapat langsung dibuat apusan seperti
dari biakan cair, tapi harus diencerkan dulu. Letakkan setetes air pada kaca obyek, lalu denganjarum
inokulasi ambil bakteri dari biakan padat, letakkan pada tetesan air dan apusan. Biarkan mengering
diudara.• Fiksasi dengan pemanasan. Apusan bakteri pada akaca obyek bila tidak diletakkan secara kuat,
dapat terhapus pada waktu proses pewarnaan lebih lanjut. Proses peletakan apusan pada kaca obyek dapat
dilakukan diantaranyadengan cara memanaskan diatas api.
B. DASAR TEORI
-pewarnaan gram
Proses pewarnaan diferensial ini memerlukan 4 jenis reagen. Bakteri terbagi atas dua kelompok
berdasarkan pewarnaan ini, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Perbedaan ini berdasarkan
warna yang dapat dipertahankan bakteri. Reagen pertama disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi
pewarna ini akan mewarnai dengan jelas. Reagen kedua disebut bahan pencuci warna (decolorizing
agent). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bilakomponen dinding sel
kuat mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat
menelan warna dasar, maka warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah warna pembanding, bila warna
tidak tercuci maka warna pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil akhir tetap warna dasar.
Bakteri hidup sulit untuk dilihat dengan mikroskop cahaya terang biasa karena bakteri itu tampak tidak
berwarna jika diamati secara sendiri, walaupun biakannya secara keseluruhan mungkin berwarna. Bakteri
sering diamati dalam keadaan olesan terwarnai daripada dalam keadaan hidup. Yang dimaksud dengan
bakteri terwarnai adalah oganisme yang telah diwarnai dengan zat pewarna kimia agar mudah dilihat dan
dipelajari (Volk dan Whleer, 1998).
Sel-sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir tembus pandang (transparan) bila
diamati dengan mikroskop cahaya biasa hingga sukar dilihat karena sitoplasma selnya mempunyai indeks
bias yang hampir sama dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair. Kontras antara sel dan latar
belakangnya dapat dipertajam dengan cara mewarnai sel-sel tersebut dengan zat-zat warna (Hadioetomo,
1990).
Pada umumnya, olesan bakteri terwarnai mengungkapkan ukuran, bentuk, susunan dan adanya struktur
internal seperti spora dan butiran zat pewarna khusus diperlukan untuk melihat bentuk kapsul ataupun
flagella, dan hal-hal terperinci tertentu di dalam sel. Zat pewarna adalah garam yang terdiri atas ion
positif dan ion negatif, yang salah satu diantaranya berwarna (Volk dan Whleer, 1998).
Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan perbesaran 100x10 yang
ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan
bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri. Zat
warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya
ditingkatka. Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang
berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat
warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih
banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat
warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green dll.
Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red dll (Irawan, 2008).
Banyak senyawa organik berwarna (zat warna) digunakan untuk mewarnai mikroorganisme untuk
pemeriksaan mikroskopik dan telah dikembangkan prosedur pewarnaan untuk (Suriawiria, 1985) :
- Mengamati dengan baik morfologi mikroorganisme secara kasar.
- Mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroorganisme.
- Membantu mengidentifikasi atau membedakan organisme yang serupa.

Langkah-langkah utama dalam persiapan spesimen mikroba untuk pemeriksaan mikroskopik adalah
(Pelczar, 1986) :
- Penempatan olesan atau lapisan spesimen pada kaca objek.
- Fiksasi olesan pada kaca objek.
- Aplikasi pewarna tunggal (pewarnaan sederhana) atau serangkaian larutan pewarna atau reagen
(pewarnaan diferensial.
Pewarnaan atau pengecatan terhadap mikroba, banyak dilakukan baik secara langsung (bersama bahan
yang ada) ataupun secara tidak langsung (melalui biakan murni). Tujuan dari pewarnaan tersebut adalah
pewarnaan untuk (Suriawiria, 1985) :
- Mempermudah melihat bentuk jasad baik bakteri, ragi ataupun fungi.
- Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
- Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.
- Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik dan kimia yang ada akan
dapat diketahui.
Pewarna yang digunakan pada umumnya berbentuk senyawa kimia khusus yang akan memberikan reaksi
kalu mengenai bagian tubuh jasad. Karena pewarnaan tersebut berbentuk ion yang bermuatan positif
ataupun negative. Sel bakteri bermuatan mendekati negatif kalau dalam keadaan pH mendekati netral.
Sehingga kalau kita memberikan pewarnaan yang bermuatan positif ataupun negatif (Suriawiria, 1985).
Pewarnaan Sederhana (Pewarnaan Positif). Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas
object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat, tapi jika
suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan saat mencari bakteri dengan mikroskop.
Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass tanpa merusak
struktur selnya (Campbell dan Reece, 2005)).
Pewarnaan Negatif. Beberapa bakteri sulit diwarnai dengan zat warna basa. Tapi mudah dilihat dengan
pewarnaan negatif. Zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya,
sehingga sel tampak transparan dengan latar belakang hitam (Campbell dan Reece, 2005).
Setelah dilihat di mikroskop, maka akan tampak bentuk sel bakteri. Berikut merupakan berbagai bentuk
sel bakteri (Anonim, 2008):

Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam
laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi.
Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak
sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi
menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan
membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara
dua lapis membran sel (Irawan, 2008).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah sebagai berikut (Irawan, 2008):
a. Fase yang paling kritis dari prosedur di atas adalah tahap dekolorisasi yang mengakibatkan CV-iodine
lepas dari sel. Pemberian ethanol jangan sampai berlebih yang akan menyebabkan overdecolorization
sehingga sel gram positif tampak seperti gram negatif. Namun juga jangan sampai terlalu sedikit dalam
penetesan etanol (underdecolorization) yang tidak akan melarutkan CV-iodine secara sempurna sehingga
sel gram negatif seperti gram positif.
b. Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak lebih lama dari 24 jam.
Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel menyerap warna utama (CV), khususnya pada gram
positif. Mungkin akan menampakkan gram variabel yaitu satu jenis sel, sebagian berwarna ungu dan
sebagian merah karena pengaruh umur. Walaupun ada beberapa species yang memang bersifat gram
variabel seperti pada genus Acinetobacter dan Arthrobacter.
Pewarnaan Endospora. Anggota dari genus Clostridium, Desulfomaculatum dan Bacillus adalah bakteri
yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya. Endospora merupakan bentuk dorman dari sel
vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan mampu bertahan dalam tekanan fisik dan kimia
seperti panas, kering, dingin, radiasi dan bahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora adalah
membedakan endospora dengan sel vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas (Irawan, 2008).
Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun tanpa pewarnaan dan tampak sebagai
bulatan transparan dan sangat refraktil. Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit
dibedakan dengan badan inklusi (kedua-duanya transparan, sel vegetatif berwarna), sehingga diperlukan
teknik pewarnaan endospora. Berikut merupakan beberapa tipe endospora dan contohnya (Irawan, 2008):
http://rustan-biologiofscience.blogspot.com/2009/08/teknik-pewarnaan-mikroorganisme.html
IK DISINI..!!
MINYAK IMERSI
Obyektif 100x selalu memakai minyak imersi, antara lensa dengan obyektif dengan gelas penutup.
Pemakaian minyak imesi tersebut akan memperbesar A.N, jadi berarti pula memperbesar limit daya
pisah.
A.N. (Aperture Numerik) adalah factor yang menentukan besarnya “Airy Disc”, bayangan mikroskop,
yaitu besarnya layar.
A.N= n sin u
N= indeks refraksi
U= sudut aperture
Karena udara mempunyai indeks refraksi 1, maka n dapat diabaikan bila menggunakan objektif kering.
Karena minyak imersi mempunyai indeks refraksi kurang lebih 1,515 maka jelaslah mempergunakan
minyak imersi, memperbesar A.N.
A.N. mempunyai hubungan langsung dengan limit daya pisah (“Resolving Power”) mikroskop, yaitu
kemampuan maksimum mikroskop untuk membedakan dua buah titik terdekat sebagai terpisah.
Beberapa pabrik optic membuat minyak imersi secara sintetik, yang indeks biasanya telah diketahui
misalnya 1,515. Sebaiknya minyak imersi tersebut tidak berfluoresensi ataupun tidak mengeras.
Walaupun kita mempergunakan minyak imersi yang tidak mengeras, namun setelah selesai memakai
minyak imersi sebaiknya minyak tersebut dibersihkan memakai lap yang bersih atau kertas lensa.
http://bebe.host22.com/page7.html
Untuk melihat salah satu bagian preparat dengan jelas, dapat digunakan pembesaran yang
lebih kuat. Putarlah revolver untuk mengganti lensa objektif pembesaran lemah dengan
lensa objektif pembesaran kuat.
Catatan : Untuk pembesaran kuat (100 x) harus menggunakan minyak imersi (immersion oil) yang
diteteskan di atas preparat, dengan cara jauhkan dulu tabung/lensa objektif dari preparat
kemudian teteskan minyak imersi. Putar atau pasang lensa objektif 100x dan turunkan
lensa tersebut sampai menyentuh minyak imersi. Minyak imersi berfungsi untuk
menaikan indeks bias cahaya sehingga objek dapat terlihat dengan lebih jelas.
Dan perlu diketahui pula bahwa gambar berlawanan dengan arah preparat. Kalau slide
preparat digeser ke kanan, berarti slide di geser ke kiri dan sebaliknya. Ilustrasi
seperti gambar di atas (gambar 6).
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding
selnya.
Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme
gram positif,
sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan
pencucian alkohol
memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang
dilapisi
peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan
peptidoglikogennya tipis (1-3
nm).
Reagen-reagen yang digunakan dalam pengecatan gram adalah:
1. Larutan violet kristal hucker (1 tetes) sebagai cat utama yang akan diikat oleh peptidoglikan bakteri.
2. Iodin (1 tetes) sebagai mordan untuk mengintensifkan cat utama
3. Ethanol 95% (secukupnya sampai cat utama luntur), sebagai bahan peluntur untukk melunturkan cat
utama
4. Safranin (1 tetes) sebagai cat penutup untuk mewarnai kembali sel-sel yang sudah kehilangan warna
cat utamanya
Pada saat pemberian larutan cat kristal violet, bakteri gram positif dan negatif sama-sama
berwarna ungu. Saat ditetesi iodin, pada gram positif terbentuk kompleks iodin kristal violet sehingga sel
berwarna biru, demikian juga gram negatif. Namun setelah pencucian dengan etanol warna ungu yang
diikat oleh bakteri gram negatif luntur, sedangkan pada bakteri gram negatif tidak. Pada gram negatif
lemak terekstraksi dari dinding sel sehingga pori membesar dan kompleks violet kristal-iodin keluar sel,
sedangkan pada gram posotif dinding sel dehidrasi, pori berkerut dan permeabilitas rendah sehingga
kompleks violet kristal-iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasm sehingga sel tetap
biru/ungu. Saat penambahan safranin, bakteri gram negatif mengikatnya sedangkan gram negatif
melewatkannya.
Bakterig ram- p os itif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses
pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri
gram-negatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini
terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.
Bakterig ram- neg atif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci
dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal
(counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi
berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi
organisme inang. Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel
gram-negatif, terutama lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS atau endotoksin).
http://www.scribd.com/doc/28561000/Perbedaan-Dasar-Antara-Bakteri-Gram-Positif-Dan-Negatif-
Adalah-Pada-Komponen-Dinding-Selnya

Bakteri gram-positif antraks (batang ungu) pada contoh cairan serebrospina. Jika ada, bakteri spesies
gram-negatif akan berwarna merah muda. (Sel-
sel lain adalah sel darah putih
(Gram Positif)

(Gram Negatif)
Coccobasili - Gram negatif (Brucella abortus)

Vibrio - Gram negatif (Vibrio cholerae)


Staphylococcus - Gram positif (Staphylococcus aureus)

Streptococcus - Gram positif (Streptococcus pneumoniae)


Pembentuk Spora - Gram positif (Clostridia spp)

Pewarnaan negative
muatan negatif, maka pada sel yang permukaannya juga negatif akan ditolak oleh sitoplasma sel sehingga
zat warna ini akan berkaitan dengan lingkungan yang mengelilingi sel dan bagian dalam sel akan tetap
berwarna bening (Alcamo, 1996). Selain itu disebutkan juga pada pustaka bahwa bakteri merupakan
organisme mikroselular yang pada dinding selnya mengandung ion negatif, zat warna (nigrosin) yang
bermuatan negatif tidak akan mewarnai sel tetapi yang terwarnai adalah lingkungan luarnya saja (Entjang,
2003).
Pada pewarnaan gram didapatkan hasil bahwa bakteri Streptococcus pyogenes dengan pembesaran
40x10 dan 100x10 berbentuk bulat (coccus) yang membentuk untaian rantai dengan warna ungu. Warna
ini menunjukkan bakteriStreptococcus
pyogenes termasuk golongan bakteri gram positif. Hal ini disebabkan karena bakteri
menyerap zat warna dasar yaitu kristal violet dan warnanya tidak terhapuskan oleh pencucian alkohol,
sehingga sel bakteri ini tidak menyerap warna sfranin yang merupakan warna kontras (Ramona dkk,
2007). Warna violet (ungu) ini timbul karena bakteri gram positif mempunyai lapisan peptidoglikan yang
tebal dan kandungan lipidnya rendah sehingga akan mengikat lebih banyak kompleks zat warna sehingga
warnanya menjadi violet (ungu) (Alcamo, 1996). Pada pengamatan bakteriE.coli dengan pembesaran
40x10 dan 100x10 didapatkan hasil bahwa bakteri ini berbentuk batang (basil) dengan warna merah
muda. Warna ini menunjukkan bakteriE.coli termasuk golongan bakteri gram negatif. Hal ini disebabkan
karena bakteri ini setelah diwarnai oleh pewarna dasar yaitu kristal violet menyerap warna dasar, setelah
dicuci dengan alkohol maka warna dasarnya akan terhapus dan menyerap pewarna safranin atau karbol
fushin yang digunakan sebagai pewarna kontras sehingga akan berwarna merah (Ramona dkk, 2007).
Warna merah ini timbul karena bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis sehingga
ikatan antara kristal violet-iodine dengan lapisan peptidoglikan lebih sedikit terjadi dan bakteri lebih
dominan terwarnai oleh pewarna safranin yang berwarna merah (Alcamo, 1996). Pada pengamatan
bakteri jenis Bacillus dengan pembesaran 40x10 dan 100x10 didapatkan hasil yang berbeda dimana
terdapat Bacillus yang berbentuk batang dengan warna ungu dan Bacillus yang berbentuk batang dengan
warna merah. Perbedaan hasil ini disebabkan karena kemungkinan pada saat pewarnaan dengan safranin
terlalu banyak dilakukan penambahan safranin sehingga warnanya ikut terserap. Berdasarkan warna yang
diperoleh menunjukkan bahwa dua bakteri jenis bacillus yang diamati merupakan golongan bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif. Bacillus yang termasuk golongan gram positif karena bakteri ini setelah
diwarnai dengan pewarna dasar kristal violet dan
dicuci alkohol tetap berwarna ungu dan tidak menyerap pewarna kontras (Ramona dkk, 2007). Hal ini
disebabkan karena bakteri gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal dan kandungan lipidnya
rendah sehingga akan mengikat kompleks yang lebih banyak dan warnanya akan menjadi violet (Alcamo,
1996). Untuk hasil bacillus bakteri gram negatif terjadi karena penambahan safranin yang berlebihan
sehingga warna safranin ikut terserap, karena menurut pustaka disebutkan bahwa bacillus merupakan
golongan bakteri gram positif (Waluyo, 2004).
Dalam pewarnaan gram dilakukan juga penambahan iodine yang merupakan proses fiksasi warna
untuk mempertahankan struktur dalam dan luar sel tetap pada posisinya. Fiksasi juga berperan untuk
menginaktivasi enzim yang mungkin dapat mengganggu bentuk sel dan menguatkan struktur mikroba.
Mikroba umumnya dibunuh dan dilekatkan kuat pada kaca objek selama fiksasi (Prescott et al, 1993).
IV. KESIMPULAN
1. Tujuan dilakukan pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas
ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna
yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui.
2. Metode-metode yang dapat digunakan dalam pewarnaan sel bakteri adalah pewarnaan langsung dengan
pewarnaan basa, pewarnaan tidak langsung atau pewarnaan negatif dengan pewarnaan asam, pewarnaan
gram, dan pewarnaan endospora. Tetapi dalam praktikum, tidak dilakukan metode pewarnaan endospora.
3.Bentuk bakteri hasil isolasi yang terlihat adalah coccus yang membentuk untaian rantai
(streptococcus) pada Streptococcus pyogenes, basil untuk bakteriE.coli dan bacillus
4.Bakteri gram positif mempunyai ciri berwarna ungu karena mengikat warna pada
pewarna dasar dan tidak terhapus oleh pencucian dengan alkohol serta tidak menyerap pewarna kontras
sedangkan bakteri gram negatif mempunyai ciri berwarna merah karena menyerap pewarna dasar dan
terhapuskan oleh pencucian dengan alkohol serta menyerap pewarna kontras. Pada praktikum ini bakteri
Streptococcus pyogenes termasuk golongan bakteri gram positif, E.coli termasuk golongan bakteri gram
negatif, dan bacillus termasuk golongan bakteri gram positif.
DAFTAR PUSTAKA
Alcamo, I.E. 1996. Fundamental of Microbiology, 5th Edition. Addison Wesly Longman, Inc:
New York
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan. Citra Aditya
Bakti. Bandung.
Jawetz, E., J.L. Melnick, dan E.A. Adelberg. 2005. Mikrobiologi kedokteran. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
Pelczar, M.J, E.C.S. Chan. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.
Prescott, Lansing M., John P. Harley, Donald A. Klein. 1993. Microbiology 2nd Edition USA:
WMC Brown Publisher.
Ramona, Y., R. Kawuri, I.B.G. Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Program Studi
Farmasi FMIPA UNUD. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas
Udayana. Bukit Jimbaran.
Waluyo. L.2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang
PERBEDAAN

studi farmasi
enjoy the study, , beside work and live..

 Home

 dunia farmasi

 Pelajaran

 BTM

 Tanaman Berkhasiat

 Tahukah anda?

 zona bebas

 galeri

Kamis, 01 Maret 2012

bakteri gram positif dan gram negatif


09.28 | Diposkan oleh purwanti |
Dapat tugas dari dosen mikroboilogi dan virologi, mencari masing- masing 5
contoh bakteri gram positif dan gram negatif, serta manfaat dan kerugian
yang dapat ditimbulkannya."tidak usah dikumpulkan tapi kalo ditanya harus
tau" begitu tugasnya. ok, lets do it.

Bakteri adalah sel prokariot yang khas, uniseluler dan tidak mengandung
struktur yang terbatasi membran didalam sitoplasmanya. Di dunia farmasi
sering disebut - sebut istilah bakteri gram positif dan gram negative,
sebenarnya apa sih maksud dari istilah tersebut ? yuk cari tau.

gram negatif dan gram positif adalah klasifikasi bakteri yang dibedakan
dari ciri- ciri fisik bakteri tersebut. perbedaan yang mendasar terdapat pada
peptidoglikan yang terkandung dalam dinding sel kedua bakteri tersebut. pada
bakteri gram positive lapisan peptidoglikannya lebih tebal, sedangkan pada
gram negatif lapisan peptidoglikan lebih tipis. Sehingga saat identifikasi
dengan pewarnaan bakteri gram positif akan berwarna sedangkan bakteri
gram negatif warna akan hilang saat disiram etanol.
Berikut penjabaran perbedaan karakteristik antara bakteri gram positif dan
gram negatif:
1. Dinding sel
- gram positif : homogen dan tebal ( 20-80 nm)sebagian besar tersusun dari
peptidoglikan sebagian lagi terdiri dari polisakarida lain dan asam teikoat.
- gram negatif : terdiri lapisan membran luar dan membran dalam,
diantaranya terdapat lapisan peptidoglikan setebal 2-7 nm, tebal membran
luar 7-8 nm tersusun dari polisakarida, lipid, dan protein.

2. bentuk sel
- gram positif : bulat, batang atau filamen
- gram negatif : bulat, oval, batang lurus atau melingkar seperti koma, heliks
atau flamen, dan beberapa memiliki kapsul pelindung.

3. reproduksi
- gram positif : pembelahan biner
- gram negatif : pembelahan biner, kadang pertunasan

4. metabilosme
gram positif: kemoorganoheterotrof
grm negatif :fototrof, kemolitoaotutrof, kemoorganoheterotrof

5. motilitas ( flagela/ alat gerak)


gram positif :kebanyakan nonmitil, bila memiliki motil maka tipe falgelanya
adalah petritrikus
gram negatif : motil dan non motil, bentuk flagela bervariasi, polar,iopotrikus
dan petritrikus

contoh - contoh bakteri gram positif dan gram negatif serta perannya dalam
kehidupan manusia.
gram positif :
Staphylococus : penyebab impetigo, keracunan makanan, bronkitis
Streptococus : penyebab pneumonia, meningitis, karies gigi
Enterococus : penyebab enteritis
Listeria : penyebab listeriosis
Basillus :penyebab anthrax ( Basillus antharx)
Clostridium : penyebab tetanus ( Clostridium tetani), botulisme
Mycobacterium : penyebab tuberkulosa, difteri
Mycoplasma : penyebab jerawat, peumonia

gram negatif :
Salmonella : penyebab thypus (Salmonella thyposa), salmonelosis
Escherichia : penyebab gastroenteritis / radang saluran cerna ( Escherichia
coli)
Shigella : penyebab disentri
Pseudomonas : penyebab infeksi luka bakar
Hellicobacter : penyebab tukak lambung
Haemophilus : penyebab bronkhitis , pneumonia (Heumophilus influenzae)
Bordetella : penyebab batuk rejan (Bordetella pertusis)
Chlamydia : penyebab pneumonia, uretritis, trakoma
Bakteri gram negatif lebih berbahaya saat menimbulkan penyakit dibanding
gram positif karena bakteri jenis gram negatif dapat menghasilkan
endotoksin, dan memiliki enzym pada kapsula yang dapat menimbulkan
resistensi terhadap antibiotik.

Namun bakteri juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan mnusia


,contohnya:
- Escherichia coli yang benyak ditemukan di dalam usus besar berperan dalam
pembusukan makanan dan penghasil vitamin K (gram negatif)
- Rhizobium dapat menyuburkan tanah
- Pseudomonas denitrificans dapat menghasilkan vitamin B12 (gram negatif)
- Lactobasillus casei membantu dalam pembuatan keju (gram positif )
- Lactobacillus bulgaris membantu pembuatan yoghurt (gram positif)
- Acetobacer cylinum membantu pembuatan nata de coco (gram negatif)
- Acetobacer membantu dalam pembuatan cuka (gram negatif)
- Sterptococus griseus untuk pembuatan antibiotik (gram positif)

sumber : wikipedia , google search, dan yahoo answ


Makalahhhhhhhhhhhhhh

Berikut perbedaan karakteristik antara bakteri gram positif dan gram negatif:

1. Dinding sel
- Gram positif : homogen dan tebal (20-80 nm) sebagian besar tersusun dari
peptidoglikan sebagian lagi terdiri dari polisakarida lain dan asam teikoat.
- Gram negatif : terdiri lapisan membran luar dan membran dalam, diantaranya terdapat
lapisan peptidoglikan setebal 2-7 nm, tebal membran luar 7-8 nm tersusun dari
polisakarida, lipid, dan protein.

2. Bentuk sel
- Gram positif : bulat, batang atau filamen.
- Gram negatif : bulat, oval, batang lurus atau melingkar seperti koma, heliks atau
flamen, dan beberapa memiliki kapsul pelindung.

3. Reproduksi
- gram positif : pembelahan biner.
- gram negatif : pembelahan biner, kadang pertunasan.

4. Metabilosme
- Gram positif: kemoorganoheterotrof.
- Gram negatif: fototrof, kemolitoaotutrof, kemoorganoheterotrof.

5. Alat gerak
- Gram positif: kebanyakan nonmitil, bila memiliki motil maka tipe falgelanya adalah
petritrikus.
- Gram negatif: motil dan non motil, bentuk flagela bervariasi, polar, iopotrikus dan
petritrikus.
Contoh - contoh bakteri gram positif dan gram negatif serta perannya dalam
kehidupan manusia.

Gram positif :
Staphylococus: penyebab impetigo, keracunan makanan, bronkitis.
Streptococus: penyebab pneumonia, meningitis, karies gigi.
Enterococus: penyebab enteritis.
Listeria: penyebab listeriosis.
Basillus: penyebab anthrax (Basillus anthrachis).
Clostridium: penyebab tetanus (Clostridium tetani).
Mycobacterium: penyebab tuberkulosa, difteri.
Mycoplasma: penyebab jerawat, peumonia.

Gram negatif :
Salmonella: penyebab thypus (Salmonella thyposa), salmonelosis.
Escherichia: penyebab gastroenteritis / radang saluran cerna (Escherichia coli).
Shigella: penyebab disentri.
Pseudomonas: penyebab infeksi luka bakar.
Hellicobacter: penyebab tukak lambung.
Haemophilus: penyebab bronkhitis , pneumonia (Heumophilus influenzae).
Bordetella: penyebab batuk rejan (Bordetella pertussis)
Chlamydia: penyebab pneumonia, uretritis, trakoma.

Bakteri gram negatif lebih berbahaya saat menimbulkan penyakit dibanding gram
positif karena bakteri jenis gram negatif dapat menghasilkan endotoksin, dan memiliki
enzim pada kapsula yang dapat menimbulkan resistensi terhadap antibiotik.

Namun bakteri juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, contohnya:

- Escherichia coli yang benyak ditemukan di dalam usus besar berperan dalam
pembusukan makanan dan penghasil vitamin K (gram negatif).
- Rhizobium dapat menyuburkan tanah.
- Pseudomonas denitrificans dapat menghasilkan vitamin B12 (gram negatif).
- Lactobasillus casei membantu dalam pembuatan keju (gram positif).
- Lactobacillus bulgaris membantu pembuatan yoghurt (gram positif).
- Acetobacer cylinum membantu pembuatan nata de coco (gram negatif).
- Acetobacer membantu dalam pembuatan cuka (gram negatif).
- Sterptococus griseus untuk pembuatan antibiotik (gram positif).

Anda mungkin juga menyukai