‘’PEWARNAAN SEDERHANA’’
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan
sifat-sifat yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan
kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara
untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit,
sehingga untuk diidentifikasi ialah dengan metode pewarnaan atau pewarnaan sel
bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Hal tersebut juga
berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel
bakteri melalui serangkaian pewarnaan. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri
ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi.
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk
mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya
sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat
warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi
yng mengandung zat pati dan granula fosfat.
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi
hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel
dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri
ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi;
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pewarnaan?
b. Apa pewarnaan sederhana itu?
c. Bagaimana bentuk bakteri pada pewarnaan sederhana?
d. Apa pewarnaan negatif itu?
e. Bagaimana bentuk dan struktur bakteri pada pewarnaan negatif?
f. Apa pewarnaan kapsul itu?
g. Bagaimana bentuk dan struktur bakteri pada pewarnaan kapsul?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian pewarnaan bakteri
b. Untuk mengetahui kerja pewarnaan bakteri
c. Untuk mengetahui bentuk dan struktur dari masing – masing pewarnaan
D. Manfaat
a. Agar mahasiswa mampu mengetahui jenis – jenis pewarnaan bakteri
b. Agar mahasiswa mampu mengetahui bentuk dan struktur bakteri
c. Agar mahasiswa mampu membedakan bentuk dan struktur bakteri
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pewarnaan Sederhana
Cara kerja :
1. Bersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian di fiksasi di atas bunsen
2. Beri label pada bagian bawah preparat glass
3. Pijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan teteskan 3 ose aquades
pada preparat glass menggunakan jarum ose
4. Pijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media dengan cara aseptik lalu
diratakkan di atas preparat glass
5. Keringkan
6. Teteskan larutan zat warna methylen blue sebanyak 1 atau 2 tetes
7. Keringkan selama 1 menit
8. Cuci dengan air mengalir
9. Keringkan preparat dengan dianginkan, dan
10. Amati dibawah mikroskop karakteristik dan bentuk bakteri
Hasil pengamatan
a. Bakteri Escherichia coli
Gambar di atas merupakan bakteri E. coli yang dilihat di bawah mikroskop cahaya
dengan pembesaran 40x. Berwarna Ungu . Bentuk E. coli tampak seperti batang
(basil) pendek yang membentuk koloni yang tersusun seperti rantai yang memanjang.
b. Bakteri Bacillus Subtilis
B. Pewarnaan Negatif
Tujuan pewarnaan negatif adalah untuk mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan
negatif untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna
sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang. Ditujukan untuk
bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta.
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar
belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan
transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan
ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan
yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu
bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat.
Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin.pewarna
asam memiliki negatif charge kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke
dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak
berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.
Cara kerja :
1. Bersihkan glass preparat menggunakan tissu dan alkohol
2. Beri label pada glass preparat bagian tepi bawah
3. Tetesi nigrosin pada bagian tepi
4. Letakkan masing – masing bakteri (e coli dan bacillus) di atas nigrosin dengan
cara aseptik
5. Buat apusan satu arah menggunakan glass preparat lain yg telah dibersihkan
6. Keringkan dengan cara fiksasi
7. Amati menggunakan mikroskop
Hasil pengamatan
a. Bacillus subtilis
Perbesaran 400
Berwarna Kuning
Berbentuk coccus
b. E coli
C. Pewarnaan Kapsul
Pewarnaan diferensial merupakan teknik pewarnaan yang menampilkan perbedaan di
antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba. Teknik pewarnaan ini
menggunakan tidak hanya satu jenis larutan zat warna, berbeda dengan teknik
pewarnaan sederhana (pewarnaan tunggal) yang hanya menggunakan satu jenis zat
warna saja. Pewarnaan diferensial banyak jenisnya, antara lain ialah pewarnaan gram,
pewarnaan spora, pewarnaan tahan asam, pewarnaan giemsa, pewarnaan kapsul, dan
pewarnaan flagel.
Pewarnaan ini menggunakan larutan kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat
sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika
pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna
pada latar belakang yang berwana biru gelap.
fungsi kapsul pada sel bakteri :
Sebagai makanan cadangan
Mencegah kekeringan
Mencegah fagositosis
Menunjukkan virulensi
Kapsul sulit diwarnai karena adaya afinitas( daya serap) terhadap cat sangat
kecil
Cara Kerja :
1. Bersihkan glass preparat menggunakan tissu dan alkohol
2. Beri label pada glass preparat bagian tepi bawah
3. Tetesi nigrosin pada bagian tepi
4. Letakkan masing – masing bakteri (e coli dan bacillus) di atas nigrosin dengan
cara aseptik
5. Buat apusan satu arah menggunakan glass preparat lain yg telah dibersihkan
6. Keringkan dengan cara fiksasi
7. Tetesi dengan methylen blue dan diamkan selama 1 menit (keringkan dengan
fiksasi)
8. Amati dengan mikroskop
Hasil pengamatan :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan pewarnaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan :
1. Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan
warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup
2. Pewarnaan sederhana digunakan untuk melihat bentuk dan struktur sel bakteri
dengan menggunakan satu jenis pewarna seperti safranin atau kristal violet.
3. Macam-macam pewarnaan anatara lain : pewarnaan sederhana, pewarnaan
negatif, pewarnaan gram dan perwarnaan kapsul.
4. Larutan zat warna yang digunakan pada percobaan perwarnaan antara lain :
Methylen blue
Nigrosin
Zat warna utama (violet kristal)
Mordan (larutan Iodin)
Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) / safranin
Zat warna kedua / cat penutup (safranin)
B. Saran
Diharapkan kepada para praktikum untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Baik alat maupun benda yang kita gunakan untuk praktikum dan benda yang kita
gunakan di tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://apikdewefppundip2011.wordpress.com/2012/06/29/laporan-resmi-praktikum-
mikrobiologi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram
http://arfiyahtrimeirina.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-mikrobiologi_8802.html
http://mikrolaborat.blogspot.com/2011/10/laporan-pewarnaan-bakteri.htm l
http://ratihkuspriyadani.blogspot.com/2010/11/laporan-praktikum-mikrobiologi-
umum.html
http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-pewarnaan.htm l
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/12/macam-macam-teknik-pewarnaan-
bakteri/
http://adesahy.blogspot.com/2011/09/pewarnaan-kapsul-burr-gins.htm l