Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

“KRITERIA PEMBAGIAN WILAYAH PELAYANAN SISTEM RUJUKAN”

DI SUSUN OLEH:

NAMA : NI KADEK SEPTARIANI

NIM : PO7131121017

KELAS : A TINGKAT 1 SEMESTER 2

DOSEN PENGAMPUH : ABD.FARID LEWA,SKM,M.P.H

POLITEKNIK KEMENKES KESEHATAN PALU

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

JURUSAN GIZI

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatakan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah, serta Hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah dengan judul “KRITERIA PEMBAGIAN WILAYAH PELAYANAN SISTEM
RUJUKAN” Penulisan makalah ini dilakukan sebagai bagian dari tugas mata kuliah
pendidikan budaya anti korupsi. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan
berkat kerja sama Teman-teman hingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya
kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang pelayanan sistem rujukan

Selasa, 12 april 2022

NI KADEK SEPTARIANI

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

B. LATAR BELAKANG

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal
dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama. Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua
macam yakni : Rujukan Kesehatan Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan
kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public
health service). Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga macam yakni rujukan teknologi,
sarana, dan operasional. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman,
pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini
adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan
penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup
rujukan teknologi, sarana dan opersional.

0
C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa manfaat rujukan?


2. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan rujukan pelayanan
kesehatan?
3. Mengapa harus ada badan penyelenggara jaminan social (BPJS)
4. Bagaimana tata cara pelaksanan system rujukan berjenjang?

D. TUJUAN

1. Untuk mengetahui Apa manfaat rujukan


2. Untuk mengetahui Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
rujukan pelayanan kesehatan
3. Untuk mengetahui Mengapa harus ada badan penyelenggara jaminan social
(BPJS)
4. Untuk mengetahui Bagaimana tata cara pelaksanan system rujukan berjenjang

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manfaat Rujukan
manfaat yang akan diperoleh ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan
terlihat sebagai
berikut:
a) Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan Jika ditinjau dari
sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan (policy maker),
manfaat yang akan diperoleh antara lain membantu penghematan dana,
karena tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran
pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan,
karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang
tersedia; dan memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek
perencanaan.
b) Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan Jika ditinjau
dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health consumer),
manfaat yang akan diperoleh antara lain meringankan biaya pengobatan,
karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang dan
mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena
diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang sarana pelayanan kesehatan.
c) Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan. Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider), manfaat yang
diperoleh antara lain memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan
berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan
dedikasi; membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan yakni
melalui kerjasama yang terjalin

2
E. factor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan rujukan pelayanan kesehatan

Andersen mendeskripsikan model sistem kesehatan merupakan suatu


model kepercayaan kesehatan yang disebut sebagai model perilaku pemanfaatan
pelayanan kesehatan (behavioral model of helath service utilization). Andersen
mengelompokkan faktor determinan dalam pelayanan kesehatan ke dalam 3
kategori utama, yaitu: 1) karakteristik predisposisi, 2) karakteristik kemampuan,
dan 3) karakteristik kebutuhan.

Karakteristik Predisposisi (Predisposing Characteristics)Karakterisrik ini digunakan


untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan
menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu :

a. Ciri-ciri demografi, seperti: jenis kelamin, umur, dan status perkawinan

b. Struktur sosial, seperti: tingkat pendidikan, pekerjaan, hobi, ras, agama,dan


sebagainya.

c. Kepercayaan kesehatan (health belief), sperti keyakinan bahwa pelayanan


kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit pencernaan Anda
tetap sehat.Intinya tidak semua vegetarian sehat. Itu semua tergantung pada gaya
hidup Anda sendiri. Jika mereka tidak makan daging tetapi mengonsumsi keju
tinggi lemak, makanan sampah dan tidak melakukan aktivitas fisik, mereka tidak
akan memiliki kesehatan yang lebih baik.

3
F. Badan penyelenggara jaminan social (BPJS)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik


yang bertanggungjawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang
asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di indonesia. (UU No.24 tahun 2011
tentang BPJS).Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang di selenggarakan dengan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak diberikan kepada
setiap orang yang membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.(UU
No.40 tahun 2004 tentang SJSN).Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan oleh
BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus
untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan yang implementasinya dimulai pada 1 Januari 2014. Secara
operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012
tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan
Nasional) (UU No.24 tahun 2011 tentang BPJS).

4
G. Cara pelaksanan system rujukan berjenjang

Berdasarkan panduan praktis Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Kesehatan, tata


cara pelaksanaan sistem rujukan berjenjang adalah:

1) Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai


kebutuhan medis, yaitu:Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh
fasilitas kesehatan tingkat pertama.Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh
spesialis, maka pasien dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat
kedua.Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes primer.Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di
faskes tersier hanya dapat diberikan atas rujukan dari faskes sekunder dan
faskes primer.

2) Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes


tersier hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana
terapinya, merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.

3) Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi:-


terjadi keadaan gawat darurat; Kondisi kegawat daruratan mengikuti ketentuan
yang berlaku -bencana; Kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan
atau Pemerintah Daerah kekhususan permasalahan kesehatan pasien; untuk
kasus yang sudah ditegakkan rencana terapinya dan terapi tersebut hanya dapat
dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan-pertimbangan geografis; dan
pertimbangan ketersediaan fasilitas.

5
BAB III

PENUTUP

H. KESIMPULAN

Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan


kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
Fungsi sistem rujukan adalah untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang
membutuhkannya terutama ibu dan bayi baru lahir, di manapun mereka berada
dan berasal dari golongan ekonomi manapun agar dapat dicapai peningkatan
derajat kesehatan ibu.
BPJS Kesehatan memberikan jaminan kepada pesertanya dalam bentuk
pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) berdasarkan
kebutuhan medik sesuai dengan standar pelayanan medik. Pada BPJS Kesehatan
memiliki dua jenis fasilitas kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
kebutuhan medis.
Fasilitas kesehatan BPJS Kesehatan ini terdiri dari fasilitas kesehatan
tingkat pertama dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Dimana pada
fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah tempat pertama yang harus didatangi
oleh peserta BPJS Kesehatan jika ingin berobat, diantaranya yaitu klinik,
puskesmas, praktik dokter, praktik dokter gigi dan rumah sakit kelas D yang
setara. Jika kondisi peserta yang berobat masih berlajut dan butuh penangan lebih
lanjut, maka peserta akan dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yaitu
rumah sakit umum, rumah sakit khusus maupun klinik spesialis.

6
I. SARAN

Kepada BPJS
a) BPJS seharusnya melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
prosedur pelayanan rujukan berjenjang.
b) Pihak BPJS harus lebih sering memberikan sosialisasi dan informasi
kepada petugas kesehatan terkait kelengkapan data administrasi dalam
pengambilan rujukan.
Kepada system rujukan
a) Upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu, berkesinambungan,
dan paripurna melalui sistem rujukan.
b) Rujukan di bidang upaya kesehatan perorangan dalam bentuk pengiriman
pasien, spesimen, dan pengetahuan tentang penyakit dengan
memperhatikan kendali mutu dan kendali biaya, serta rujukan di bidang
upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh
tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang serta sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Lestari, Yuli Karya. Evaluasi terhadap Pelaksanaan Rujukan Berjenjang Kasus


Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal pada Program Jampersal di Puskesmas
Kencong Tahun 2012. Jember: FKM Universitas Jember; 2013

2. Widiastuti, Ni Made. Hubungan Jenis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,


Status Kepesertaan dan Karakteristik Sosio-Demografi dengan Tingkat
Kepuasaan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional dikota Denpasar. Denpasar:
Universitas Udayana;2015

3. BPJS.Kesehatan. Gatekeeper Concept Faskes BPJS Kesehatan 2014. Jakarta:


BPJS Kesehatan; 2014. 4. Menkes. Makalah Balai Pengobatan dan Laboratorium.
2015: Available from 23:46http://ww.scribd.com

5. Informasi BPJS Kesehatan dan KIS.Daftar Penyakit yang di tanggung BPJS

Kesehatan.Jakarta;2014

6. BPJS Kesehatan. Kinerja BPJS Kesehatan Semester I Tahun 2014. 2014:


Available from: 02:23http://bpjskesehatan.go.id

7. BPJS Kesehatan. Sistem Rujukan Berjenjang dan Pola Pembayaran BPJS


Kesehatan Berjenjang. 2015

8. Permenkes No 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis bagi Dokter di


Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer In Indonesia KK. editor Jakarta 2014

9. Ali FA. Analisis Pelaksanaan Rujukan di Puskesmas Siko dan Puskesmas


KulumatuTernate tahun 2014 Rawat jalan Tingkat PertamaPeserta Program
Jaminan Kesehatan Nasional;2014

10. BPJS. Laporan Kunjungan & Rujukan Puskesmas/Dokter Keluarga/Faskes

Tni/Polri/ Klinik/Bps/Klinik Gigi Tahun 2015 BPJS Kesehatan KC Kabupaten

8
Pesisir Selatan. Pesisir Selatan; BPJS; 2015.

Anda mungkin juga menyukai