Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR SISTEM RUJUKAN PELAYANAN GERONTOLOGI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

MAKALAH

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Dewi Septi Ambarwati (701180020)
Neng Rohmah Nurazizah (701180022)
Neng Yesi Meirini (701180029)
Leni Septiani (701180035)
Risa Suherti Octaviani (G1A160013)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BALE BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah
kepada penyusun untuk dapat menyusun makalah yang berjudul “Konsep Dasar Sistem Rujukan
Pelayanan Gerontologi”.

Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa Internet
dan media cetak. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok satu yang telah
memberikan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah ini belumlah
sempurna maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini menjadi sempurna.

Bandung, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Definisi Sistem Rujukan.......................................................................3
B. Konsep Sistem Rujukan........................................................................3
C. Metode Pelayanan Keperawatan Gerontik...........................................4
D. Tingkat pelayanan Gerontologi............................................................6
E. Jenis Pelayanan Gerontologi.................................................................7
BAB III Penutup.............................................................................................8
A. Simpulan...............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di negara Indonesia sistem rujukan kesehatan telah dirumuskan dalam Permenkes
No. 01 tahun 2021. Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraaan
pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal balik
pelayanan kesehatan secara timbal balik vertikal maupun horizontal.

Notoatmodjo (2008) mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu sistem


penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari
unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya). Sederhananya, sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana
seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan keadaan sakitnya.

Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas


pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara
timbal balk atas masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang
sederajat) maupun horizontal (komunikas inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah)
ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh
wilayah administrasi (Syafrudin,2009).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Konsep Dasar Sistem Rujukan Pelayanan Gerontologi tersebut,


maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Apakah Definisi Sistem Rujukan ?


2. Bagaimana Konsep Sistem Rujukan ?
3. Bagaimana Model Rujukan ?

1
2

4. Bagaimana Metode Pelayanan Keperawatan Gerontik ?


5. Bagaimana Tingkat pelayanan Gerontologi ?
6. Jenis Pelayanan Gerontologi ?

C. Tujuan
Penulisan ini bertujuan supaya mahasiswa-mahasiswi mengetahui “Konsep Dasar
Sistem Rujukan Pelayanan Gerontologi.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Rujukan


Sistem rujukan adalah suatu jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik
vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) maupun horizontal (antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya) secara rasional kepada yang lebih mampu.
Sistem rujukan adalah system yang dikelola secara strategism proaktif, pragmatif
dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu
dan bayi baru lahir, dimanapun merekan berada dan berasal dari golongan ekonomi
maupun agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi melalui
peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan dan neonatal di wilayah
mereka berada (Depkes RI, 2006).
Sistem rujukan merupakan pelimpahan tanggung jawab timbaljhht balik atas
kasus atau masalah penyakit kandungan yang timbul baik secara vertikal maupun
horizontal (Mochtar, 1998).

B. Konsep Sistem Rujukan


1. Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan
eksternal.
a. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di
dalam instituti tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu)
ke puskesmas induk.
b. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah).
2. Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan
rujukan Kesehatan.

3
4

a. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya


penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien
puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus)
ke rumah sakit umum daerah.
b. Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan
upaya peningkatakan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).
Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok
gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi
puskesmas (pos Unit Kesehaatan Kerja).

C. Metode Pelayanan Keperawatan Gerontik


1. Promotion (peningkatan)
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit, upaya promotif juga
merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
profesional, dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-
norma sosial. Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang-orang untuk
mencegah gaya hidup mereka dan bergerak ke arah keadaan kesehatan yang optimal
serta mendukung pemberdayaan seseorang untuk membantu pilihan yang sehat
tentang perilaku hidup mereka.
2. Prevention (pencegahan)
Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
a. Pencegahan primer : meliputi pencegahan pada lansia sehat. Terdapat faktor
resiko, dan tidak ada penyakit, dan promosi kesehatan.
b. Pencegahan sekunder : meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala, dari
awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan
mengidap faktor resiko.
c. Pencegahan tersier : dilakukan sesudah terdapat gejala penyakit dan cacat,
mencegah cacat bertambah dan ketergantungan, serta perawatan terhadap, yaitu
5

tahap (1) perawatan dirumah sakit, (2) rehabilitasi klien rawat jalan, dan (3)
perawatan jangka panjang.
3. Early diagnosa and prompt treatment (diagnosa dini dan pengobatan)
Diagnosa dini dapat dilakukan oleh lansia sedniri atau petugas profesional dan
petugas institusi.
4. Disability limitation (pembatasan kecatatan)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah: (1) pemeriksaan (assessment). (2)
identifikasi masalah (problem indentification), (3) perencanaan (planning), (4)
pelaksanaan (implementation), dan (5) penilaian (evalution).
5. Rehabilitation (pemulihan)
Pelaksanaan rehabilitasi adalah tim rehabilitasi (petugas medis, petugas para medis,
serta penugas nonmedis). Sifat pelayanan keperawatan gerontik adalah (1)
independent (mandiri), (2) interdependent (kolaborasi), (3) humanictic (manusiawi),
dan (4) holistic (menyeluruh).
6

D. Tingkat pelayanan gerontologi


Sesuai undang-undang no 13 tahun 1998 mengamanahkan bahwa pemerintah
dan masyarakat berkewajiban memberikan pelayanan sosial kepada lanjut usia pemberian
pelayanan berlandaskan pada filosofi dan nilai budaya masyarakat Indonesia yang berasal
dari generation in one roof yang mengandung arti yaitu adanya pertautan yang bernuansa
antar tiga generasi, yaitu: anak, orang tua dan kakek/nenek.
Sarana pelayanan kesehatan yang dipergunakan untuk melayani lanjut usia digolongkan
dalam berbagai tingkatan yaitu:
1. pelayanan tingkat masyarakat
Pelayanan yang ditunjukkan kepada lanjut usia keluarga mempunyai lanjut usia
kelompok lanjut usia atau kelompok masyarakat seperti:
a. karang werda adalah suatu perkumpulan/paguyuban dari para lansia yang biasanya
berasal dari satu lingkungan hunian titik di dalam klub ini. Para lansia yang sehat
mandiri dapat mengadakan berbagai kegiatan fisik, rohani, sosial ekonomi secara
bersama-sama
b. posyandu lansia
c. day care
d. lembaga ketahanan masyarakat desa
e. pusaka
f. dana sehat
g. jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (jpkm)
2. pelayanan tingkat dasar
Pelayanan diselenggarakan oleh berbagai instansi dan swasta serta organisasi
masyarakat organisasi profesi dan yayasan seperti: praktek dokter, praktek dokter gigi.
Balai pengobatan dan klinik, Puskesmas, balai kesehatan masyarakat, panti Tresna
werdha, pusat pelayanan dan perawatan lanjut usia .
3. pelayanan rujukan tingkat 1 dan tingkat 2
Pelayanan yang diberikan dapat bersifat sederhana, sedang, lengkap, dan
paripurna:
1) rumah sakit yang memiliki: poliklinik geriatri/g tologi, unit rehabilitasi, ruang rawat,
laboratorium, dari hospital, unit gawat darurat, instalasi gawat darurat, bangsal akut.
7

2) rumah sakit jiwa


3) rumah sakit khusus (lainnya)
4) suasana Tresna werdha adalah suasana institusi hunian bersama dari para lansia yang
secara fisik/kesehatan masih mandiri, akan tetapi (terutama) memiliki keterbatasan di
bidang sosial/ekonomi. Kebutuhan harian dari para penghuni biasanya disediakan
pengurus panti titik diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta.
5) Hasbi tiung, melalui pelayanan kesehatan yang dikerjakan terpadu dengan pelayanan
keperawatan, pelayanan sosial ketenagakerjaan, hukum dan bidang-bidang lainnya,
diharapkan angka kesakitan (morbiditas), angka kematian (mortalitas) serta
permasalahan lanjut usia semakin menurun. Hal ini akan menunjang tercapainya
mutu kehidupan manusia yang sehat secara fisik psikis mental spiritual serta sosial.

E. Jenis pelayanan gerontologi

Jenis pelayanan gerontology yaitu :

1. Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat

a. Masyarakat mempunyai peran penting dalam meningkatkan kesehatan lansia • Peran


puskesmas adalah memfasilitasi pembentukan kelompok lansia dan melakukan
pembinaan
b. Bentuk kegiatannya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
c. Peran serta LSM perlu juga di libatkan
d. Peran perawat membantu sesuai dengan respon kebutuhan klien (home care
nursing/home nursing)
e. Usahanya meningkatkan kepedulian dan pengetahuan masyarakat dengan cara
seminar, simposium, lokakarya, dn penyuluhan.

2. Kesehatan lansia di masyarakat berbasis rumah sakit

– Adanya tanggungjawab rumah sakit terhadap keberadaan lansia di sekitar


lingkungannya
– Pembinaan bisa dalam bentuk langsung dan tidak langsung kepada Puskesmas atau
kelompok lansia “transfer of knowledge”
8

– Rumah sakit sebagai rujukan dalam pelayanan lansia.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem rujukan adalah suatu jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik
vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) maupun horizontal (antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya) secara rasional kepada yang lebih mampu.
Sistem rujukan adalah system yang dikelola secara strategism proaktif, pragmatif dan
koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan
bayi baru lahir, dimanapun merekan berada dan berasal dari golongan ekonomi maupun
agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi melalui peningkatan mutu
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada (Depkes
RI, 2006).
Sistem rujukan merupakan pelimpahan tanggung jawab timbaljhht balik atas
kasus atau masalah penyakit kandungan yang timbul baik secara vertikal maupun
horizontal (Mochtar, 1998).

9
DAFTAR PUSTAKA
Smith. 2001. Buku Ajar Gerontologi. Jakarta : ECG
Yaar & Gilchrest. 2007. Geriatri. Jakarta : ECG
https://id.scribd.com/presentation/368054750/Sistem-Rujukan-Geriatri-Jogya
https://id.scribd.com/doc/287658909/SISTEM-RUJUKAN-docx

10

Anda mungkin juga menyukai