PEWARNAAN TRICHROM
Pendahuluan
Pewarnaan rutin sediaan histologi adalah Hematoksilin-Eosin (HE).Pewarnaan ini
umumnya digunakan diseluruh dunia karena cara pewarnaannya sederhana, waktu pewarnaannya
singkat, cukup representatif. Kendala pewarnaan ini adalah sukar untuk difoto sesuai dengan
aslinya berhubung nuansa warnanya yang biru kemerahan dan merah kebiruan yang sangat sukar
dibedakan atau direkam dalam foto bewarna.
Ada berbagai macam tehnik yang dapat digunakan untuk memdemonstrasikan jaringan ikat
yang keseluruhannya dikelompokkan kedalam Pewarnaan Trichrom. Pewarnaan Trichrom adalah
pewarnaan selektif yang digunakan untuk mengenali/ membedakan serat kolagen, elastin, fibrin
dan retikulin. Pada pewarnaan ini digunakan tiga macam zat warna yang salah satunya dipakai
untuk mewarnai inti.
Pewarnaan trichrom dapat digunakan untuk mengenal/membedakan jaringan ikat kolagen
dengan sel otot. Dengan pewarnaan HE kedua unsur ini sulit dibedakan karena akan bewarna
sama yaitu merah, sedangkan dengan pewarnaan trichrom jaringan ikatnya akan bewarna biru
cemerlang (bright blue) dan ototnya akan bewarna merah padam (deep red). Untuk membedakan
miometrium yang berisi otot polos dengan endometrium yang berisi jaringan ikat digunakan
pewarnaan Trichrom. Dengan pewarnaan Trichrom miometrium akan bewarna merah sedangkan
endometrium bewarna biru cerah. Sebaliknya untuk melihat unsur-unsur histologi ovarium,
misalnya folikel ovarium dengan tahapan pertumbuhannya, korpus luteum maupun korpus
albikans dan folikel atretis digunakan pewarnaan HE, karena dengan pewarnaan HE semua
unsure-unsur tersebut akan terlihat jelas, sedangkan dengan pewarnaan Trichrom semua unsure
itu tidak dapat dibedakan dengan jelas karena semuanya bewarna kemerahan (inti maupun
sitoplasmanya). Organ pancreas dan hipofisis serebri yang berisi sel alfa yang asidofilik dan sel
beta yang basofilik dengan pewarnaan HE, kedua sel tersebut sukar dibedakan tetapi dengan
pewarnaan Trichrom sel alfa yang berisi granula asidofilik akan bewarna sangat merah dan sel
beta yang berisi granula basofilik akan bewarna biru, sehingga mudah sekali untuk mengenalinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan Trichrom
1. Permeabilitas jaringan dan ukuran molekul zat warna
2. Pemanasan
3. PH
4. Fiksasi
5. Zat Warna
Histoteknik II/PIMB/2011
Ahmad Aulia Jusuf/ Bagian Histologi FKUI 10
Struktur dan kepadatan protein yang menyusun suatu jaringan berkorelasi langsung dengan
reaksi pewarnaan dari tiap komponen penyusun suatu jaringan. Protein yang mempunyai jaring-
jaring yang longgar (celah antar jaring protein yang lebih besar) akan lebih mudah dimasuki dan
diwarnai oleh zat warna. Eritrosit mempunyai jaring-jaring protein yang padat dengan celah antar
jaring yang sempit. Jaringan otot mempunyai celah yang lebih besar, sedangkan kolagen
mempunyai celah antar jaring yang paling longgar.
Molekul zat warna yang berukuran lebih kecil akan berpenetrasi dan mewarnai ketiga jenis
jaringan. Zat warna berukuran sedang akan berpenetrasi dan mewarnai otot dan kolagen, tetapi
tidak akan mewarnai eritrosit. Molekul zat warna yang berukuran lebih besar hanya dapat
berpenetrasi ke dalam kolagen dan tidak mewarnai otot dan eritrosit.
Pemanasan akan meningkatkan laju atau kecepatan terjadinya reaksi dan juga berpengaruh
terhadap penetrasi molekul-molekul zat warna berukuran besar.
Reaksi pewarnaan akan berlangsung baik pada pH antara 1,5 – 3,0.
Untuk mendapatkan reaksi pewarnaan inti sel yang baik digunakan hematoxylin besi (Iron
hematoxylin) menggantikan alum hematoxylin, karena Iron hematoxylin lebih resisten terhadap
larutan asam.
Fiksasi dengan menggunakan formaldehida menghasilkan reaksi pewarnaan yang kurang
optimal, terlebih lagi bila jaringan difiksasi di dalam formaldehida untuk waktu yang lama,
karena berkurangnya reaksi saturasi pada jaringan. Fiksasi menggunakan asam pikrat, merkuri
klorida atau keduanya akan meningkatkan intensitas dan kecerahan warna pada jaringan yang
diwarnai dengan pewarnaan Trichrom. Untuk meningkatkan intensitas warna, jaringan sebaiknya
direndam di dalam trichlorethylene selama 24-48 jam sebelum dimulainya proses pewarnaan
dengan pewarnaan Trichrom. Fiksasi terbaik untuk pewarnaan Trichrom adalah larutan Zenker,
Formol-mercury, Bouin atau picro-mercuric alcohol
Ada berbagai macam method untuk mewarnai serat-serat tertentu yang termasuk kedalam
jaringan ikat:
1. Pewarnaan untuk serat kolagen : Van Gieson, Masson Trichrom, Heidenhain’s
Azan stain.
2. Pewarnaan untuk serat elastin : Verhoeff, Orcein, Weigert’s resorcin fuchsin,
Aldehyde fuchsin
3. Pewarnaan untuk serat retikulin: pewarnaan Gomori, pewarnaan Gordon and
Sweet.
4. Pewarnaan untuk fibrin : pewarnaan MSB
Histoteknik II/PIMB/2011
Ahmad Aulia Jusuf/ Bagian Histologi FKUI 11
Proses Pewarnaan
1. Xylene
2. Alkohol absolut
3. Alkohol 95%
4. Bilas dengan distillated water
5. Inkubasi di dalam larutan hematoxylin Weigert selama 10 menit
6. Bilas dengan distilled water.
7. Counstain dengan larutan Van Gieson selama 1-3 menit
8. Alkohol 95%
9. Alkohol absolut 2 kali
10. Xylene 2 kali
11. Tutup object glass dengan cover glass menggunakan balsam Kanada.
Interpretasi Hasil:
1. Kolagen akan bewarna merah
Histoteknik II/PIMB/2011
Ahmad Aulia Jusuf/ Bagian Histologi FKUI 12
Metoda :
1. Xylol I 2 menit
2. Xylol II 2 menit
3. Alkohol 95% 2 menit
4. Akuades beberapa celup
5. Post mordant dalam 2,5% potassium dichrome dalam 5% acetic acid selama 15 menit,
kecuali bila jaringan difiksasi dengan Zenker.
6. Cuci dengan air kran mengalir selama 5 menit
7. Warnai dalam azocarmine B selama 45-60 menit di oven (56-600C)
8. Differensiasi dalam 0,1% aniline oil dalam 95% alkohol untuk menghentikan
differensiasi, check dengan mikroskop cahaya untuk memastikan bahwa hanya nuclei
dan sel darah merah bewarna merah.
9. Mordant dalam 5% phosphotungstic acid selama 1-3 jam.
Histoteknik II/PIMB/2011
Ahmad Aulia Jusuf/ Bagian Histologi FKUI 13
10. Warnai dalam aniline blue-orange G-acetic yang telah diencerkan selama 1-3 jam.
Untuk mewarnai hipofisis serebri dan pancreas gunakan zat warna yang tidak
diencerkan.
11. Celup 3-4 kali dalam air
12. Alkohol 70% 2 menit
13. Alkohol 95% 2 menit
14. Alkohol 100% 2 menit
15. Alkohol 100% 2 menit
16. Xylol I 2 menit
17. Xylol II 2 menit
18. Xylol III 2 menit
Teteskan kanada balsam lalul tutup dengan gelas objek.
Interpretasi Hasil
1. Inti dan sel darah merah …………………………………. Merah
2. Kolagen, retikulin dan granula basofil ……………………Biru tua (deep blue)
3. Mucin ……………………………………………………. Biru
4. Otot dan granula asidofilik ………………………………. Orange sampai merah
5. Neuroglia …………………………………………………. Merah muda
Histoteknik II/PIMB/2011
Ahmad Aulia Jusuf/ Bagian Histologi FKUI 14
Metoda :
1. Xylene
2. Alkohol absolut
3. Alkohol 95%
4. Distilled water
5. Larutan hematoxylin Weigert selama 1-3 menit
6. Bilas dengan air
7. Inkubasi didalam larutan resorcin-fuchsin selama 1-3 jam. Sambil mewarnai, periksa di
bawah mikroskop hingga serat elastin tewarna hitam.
8. Basuh kelebihan larutan zat warna dengan alkohol 95%
9. Bilas dengan air mengalir
10. Counterstain dengan larutan Van Gieson selama 1 menit
Histoteknik II/PIMB/2011
Ahmad Aulia Jusuf/ Bagian Histologi FKUI 15
Langkah awal dari pewarnaan ini adalah mewarnai inti menggunakan larutan Weigert’s Iron
Hematoxylin. Pada larutan pewarnaan ini digunakan Hematoksilin besi (Iron Hematoxylin)
sebagai pengganti hematoksilin alum (Alum Hematoxylin), karena zat pewarna inti sel ini lebih
tahan terhadap larutan dengan suasana keasaman yang lebih tinggi dan beralkohol yang
dikandung oleh larutan Resorchin-Fuchsin yang akan ditambahkan kemudian. Disampuing itu
juga memberikan differensiasi warna yang lebih baik.
Kompleks Iron-resorcin yang terbentuk setelah penambahan larutan resorcin-fuchsin ke
dalam larutan Weigert’s hematoxylin akan berikatan dengan serat elastin, kemungkinan melalui
ikatan hidrogen antara serat elastin dengan gugus phenol dari resorcin dan akan memberi warna
hitam kebiruan.
Larutan Van Gieson yang ditambahkan kemudian akan mewarnai serat kolagen menjadi
bewarna merah dan unsur-unsur jaringan lainnya akan tewarna menjadi kuning. Asam pikrat yang
terkandung pada larutan Van Gieson akan berinteraksi dengan zat-zat warna lainnya membentuk
suatu kompleks yang mempunyai afinitas yang khas untuk kolagen. Serat kolagen akan tewarna
merah terang (bright red) oleh zat warna fuchsin.
Hasil :
Serat elastin akan tewarna dari hitam kebiruan hingga hitam
Inti sel akan tewarna biru hingga hitam
Serat kolagen akan tewarna pink hingga merah
Komponen jaringan lainnya akan tewarna kuning.
Histoteknik II/PIMB/2011
Ahmad Aulia Jusuf/ Bagian Histologi FKUI 16
dengan serat elastin melalui suatu mekanisme yang belum jelas diketahui. Serat elastin akan
tewarnai menjadi bewarna ungu tua (deep purple). Sel Beta pankreas yang bersifat basofilik juga
akan tewarna ungu. Komponen-komponen jaringan lainnya akan akan tewarna tergantung kepada
counterstainnya.
Fiksasi : Larutan Formalin lebih disukai.
Larutan Formalin dan Bouin akan memberikan latar belakang tanpa warna.
Larutan Merkuri akan memberikan latar belakang yang pucat.
Hindari fiksasi dengan larutan fiksatif kromat
Tehnik : Parafin 5 mikron
Histoteknik II/PIMB/2011
Ahmad Aulia Jusuf/ Bagian Histologi FKUI 17
10. Mounting dengan resin sintesis di dalam xylol atau Kana Balsem.
Interpretasi Hasil
1. Serat elastin, granule sel mast, sel chief lambung, sel-sel beta pulau pankreas dan
granul-granul hypofisis --------------- pink hingga ungu.
2. Granul sel alfa hipofisis -------------- merah kekuningan.
3. Granul sel-sel delta ------------------ hijau hingga biru kehijauan.
4. Sitoplasma sel chromophob --------- Hijau-keabu-abuan.
5. Serat kolagen -------------------------- merah.
SERAT RETIKULIN
Metoda ammonium perak (ammoniacal silver) digunakan untuk mendemontrasikan serat
retikulin. Pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron tampak bahwa serat retikulin sebenarnya
merupakan serat kolagen muda atau gulungan kecil serat kolagen. Serat ini mengandung
komponen-komponen karbohidrat yang dapat diwarnai dengan menggunakan larutan Periodic
Acid Schiff (PAS). Di samping itu komponen karbohidrat yang terdapat di dalamnya mempunyai
afinitas yang tinggi terhadap perak, sehingga serat retikulin dapat diwarnai dengan baik
menggunakan metoda perak.
Langkah awal dari proses pewarnaan ini adalah menghilangkan endapan merkuri yang
dikandung oleh cairan fiksasi dengan menggunakan larutan iodine-sodium thiosulphate.
Selanjutnya dilakukan proses oksidasi pada jaringan dengan menggunakan zat-zat oksidator
seperti asam phosphomolibdat (phosphomolybdic acid) pada cara Wilder, potassium
permanganateyang dilanjutkan dengan oxalic acid pada cara Foot and Laidlaw, asam periodat
(periodic acid) pada cara Gridley.
Langkah pencucian yang dilakukan setelah langkah oksidasi bertujuan untuk menghilangkan
kelebihan zat oksidan. Langkah impregnasi di awali dengan langkah sensitisasi menggunakan
metal salt. Metal akan membentuk ikatan metal-organik dengan jaringan. Sensitisasi metal
selanjutnya digantikan oleh perak. Zat sensitisasi yang mungkin digunakan adalah uranyl nitrat
dan ferric alum. Setelah sensitisasi jaringan di “terapi” dengan larutan perak ammonium
(ammoniacal silver). Waktu inkubasi bervariasi tergantung metoda yang digunakan dan
perubahan warna yang terjadi pada reaksi ini mungkin tampak atau tidak tampak. Perubahan
warna biasanya akan tampak bila reaksi reduksi pada jaringan telah terjadi secara sempurna.
Sebagai zat pereduksi digunakan formalin dengan konsentrasi yang berbeda-beda tergantung cara
yang dipakai. Formalin akan mereduksi silver salt yang terdapat pada jaringan yang teroksidasi,
Histoteknik II/PIMB/2011
Ahmad Aulia Jusuf/ Bagian Histologi FKUI 18
sehingga warna metalik peraknya akan tampak. Penambahan gold chloride akan memperkuat
reaksi reduksi dan perubahan warna akan terlihat jelas. Jaringan akan kehilangan warna
kuningnya dan berubah menjadi berwarna lavender. Setelah langkah ini dilanjutkan dengan
pencucian, sebelum penambahan sodium tiosolfat untuk menghilangkan perak yang tidak
tereduksi dari jaringan. Counter stain yang dilakukan selanjutnya akan meningkatkan
diferrensiasi warna.
Ada beberapa metode untuk mewarnai serat retikulin seperti metode Wilder, Bielschowski,
Gridley, Laidlaw dan Snook.
PEWARNAAN BIELSCHOWSKI
Fiksasi : bisa dipakai cara apapun
Embedding : Varafin dengan ukuran 5 micron.
Larutan yang diperlukan:
1. Larutan Potassium permanganate
0,25% aqueous solution of potassium permanganate.
2. Larutan Oxalic Acid
5% aqueous solution of oxalic acid
3. Larutan Perak Nitrat (Silver nitrat) 2%
Silver nitrat ........................................................... 2 gram
Distilled water .................................................. 100 ml
4. Larutan Ammoniacal Silver Nitrat
Kedalam 20 ml larutan silver nitrate 10%, tambahkan 20 tetes larutan sodium
hydroxide 40%. Endapan kecoklatan yang terbentuk lalu dihancurkan dengan larutan
Ammonia yang pekat sebanyak 2 ml yang ditambahkan secara pelan-pelan sambil
digoyang terus menerus. Penambahan ammonia pekat lebih baik dilakukan tetes demi
tetes sampai seluruh endapan larut. Bila sisa endapan sukar larut, sebaiknya dilakukan
penyaringan untuk menghindari kelebihan penambahan ammnoia yang terlalu banyak.
Ke dalam larutan lalu ditambahkan distilled water hingga volumenya mencapai 80ml.
Sebelum digunakan larutan sebaiknya disaring. Larutan harus selalu dibuat sebelum
dipakai (dalam keadaan Fresh).
5. Larutan Formalin
5% aqueous neutral formalin solution
6. Larutan Gold Chloride
Histoteknik II/PIMB/2011
Ahmad Aulia Jusuf/ Bagian Histologi FKUI 19
Metode
1. Xylene, alkohol absolut, alkohol 95% dan air
2. Iodine, 5% sodium thiosulfate (Jika menggunakan fiksasi Zenker)
3. Bilas dengan distilled water
4. Inkubasi dalam larutan Potassium permanganate selama 5 menit
5. Bilas dengan air mengalir
6. Inkubasi dalam larutan oxalid acid selama 15 – 30 menit
7. Bilas dengan air mengalir dan cuci dengan distilled water
8. Inkubasi dalam larutan silver nitrate 2% selama 48 jam (proteksi dari cahaya)
9. Bilas dengan distilled water
10. Inkubasi di dalam larutan ammoniacal silver selama 30 menit
11. Cuci cepat distilled water.
12. Reduksi di dalam 5% larutan neutral formalin selama 30 menit.
13. Bilas dengan air mengalir
14. Inkubasi di dalam larutan gold chloride selama 1 jam
15. Bilas dengan air mengalir
16. Inkubasi didalam larutan sodium thiosukfate selama 2 menit
17. Bilas dengan air mengalir
18. Counterstain
19. 95% alkohol, alkohol absolut 2x, xylene 2x.
20. Tutup dengan gelas penutup menggunakan resin sintesis atau permount.
Hasil :
Serat retikulum .................................................................. Violet gelap hingga hitam .
Histoteknik II/PIMB/2011