Anda di halaman 1dari 71

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI

LABORATORIUM KLINIK
RSUD MEURAXA KOTA BANDA ACEH
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa,atas berkah dan rahmat Nyatelah

tersusunlah buku Pedoman Pelayanan Laboratorium KlinikRSUD Meuraxa Kota Banda

Aceh ini.Saat ini kebutuhan akan standar pelayanan merupakan suatu hal yang sangat

penting,khususnya di Instalasi Laboratorium.Buku ini selanjutnya akan menjadi acuan

bagi petugas untukmenyelenggarakan pelayanan kesehatan di bidang laboratorium

kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung jawab masing-masing. Disamping

itu, dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit danmelaksanakan visi dan misinya,

diperlukan Pedoman Pelayanan untuk pemeriksaanlaboratorium agar senantiasa dapat

menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.

Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari

berbagai pihak sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari.

Banda Aceh, Agustus 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 3.

- Latar Belakang ................................................................................. 3

- Tujuan ……………………………………………………………………. 3

- Ruang Lingkup …………………………………………………………. 3

- Batasan Operasional ...…………………………………………………. 4

- Landasan Hukum .………………………………………………………. 4

BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................... 6

A. Kualifikasi sumber daya manusia.................................................... 6

B. Standar kompetensi ..………………………………………………….. 6

C. Distribusi ketenagaan ...................................................................... 9

D. Pengaturan jaga............................................................................ 10

E. Pola ketenagaan ……………………………………………………….. 11

BAB III STANDAR FASILITAS ....................................................................... 17

A. Denah ruang ................................................................................ 17

B. Standar fasilitas ............................................................................. 17

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN .......................................................... 19

A. Persyaratan Pelayanan................................................................. 19

B. Alur Pelayanan............................................................................. 20

C. Kriteria pemeriksaan(Waktu Tunggu Hasil) .................................. 21

D. Pengelolaan Spesimen ................................................................... 23.

E. Pengolahan Spesimen .....................................................................25.

F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen ……………….. 25.

G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium .......................................... 27.

H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value ) …………………………….. 30.

I. Pengolahan Limbah ...…………………………………………………. 32.

J. Laporan Hasil dan Arsip ..………………………………………………33.

K. Pemeliharaan dan Kaliberasi Alat ……………………………………. 34.

BAB V LOGISTIK ...........................................................................................57.

3
BAB VI KESELAMATAN PASIEN .................................................................. 59.

A. Pengertian ...................................................................................... 59.

B. Tujuan ........................................................................................... 59.

C. Tata laksana keselamatan pasien .................................................. 59.

BAB VII KESELAMATAN KERJA ..................................................................... 62.

A. Pengertian ……………………………………………………………….. 62.

B. Tujuan …………………………………………………………………. 62.

C. Tatalaksana Keselamatan Kerja .……………………………………. 62.

D. Penanganan Keadaan Darurat dilaboratorium ……………………… 64.

E. Pemakaian kaca mata ………………………………………………..... 65.

F. Pemakaian Jas Laboratorium ………………………………………..... 65.

G. Pemakaian Masker ……………………………………………………. 65.

H. Pemakaian Sarung Tangan ………………….………………………. 66.

I. Pemeliharaan Kesehatan tenaga Laboratorium …………………….. 66.

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ......................................................................68.

A. Pemantapan Mutu Internal ............................................................. 68.

B. Pemantapan Mutu Eksternal............................................................... 70.

BAB IX PENUTUP ........................................................................................... 73.

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk

hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari

tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan

mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik

dan biaya yang terjangkau. Menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/

Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan

Kesehatan di Kabupaten atau Kota, maka untuk itu di pandang perluuntuk

meningkatkan fasilitas dan pelayanan Laboratorium di RSUD Meuraxa Kota

Banda Aceh yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/III/2010. Sebagai pelaksanaan ketentuan

Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan, maka dipandang perlu juga untuk menetapkan Standar Profesi bagi

tenaga Ahli Laboratorium Kesehatan dengan keputusan Menteri Kesehatan

Nomor370/Menkes/SK/III/2007.

Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium

kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat

memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap

spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium. Masyarakat

menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus ditingkatkan seiring

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan

penyakit. Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan yang terdiri dari para analis

kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan

diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu

terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan yang

prima.

5
Dalam era globalisasi dan pasar bebas, tuntutan standarisasi mutu

pelayanan laboratorium tidak dapat dielakkan lagi. Peraturan perundang-

undangan sudah mulai diarahkan kepada seluruh profesi kesehatan dalam

menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan

Indonesia harus mampu bersaing dengan Ahli Ahli Teknologi Laboratorium

(Medical Laboratory Technologist ) dari negara lain yang lebih maju. Untuk itulah

perlu disusun suatu standar profesi bagi para Ahli Teknologi Laboratorium

Kesehatan dan pedoman yang jelas tentang pelayanan instalasi laboratorium di

RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.

B. Tujuan Pedoman

Tujuan dari disusunnya Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD

Meuraxa Kota Banda Aceh ini adalah untuk memberikan arah atau standar bagi

seluruh petugas yang bekerja di Instalasi LaboratoriumRSUD Meuraxa dalam

memberikan pelayanan kepada pasien khususnya pelayanan laboratorium.

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Laboratorium Klinik RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh merupakan

laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik

dengankemampuan pemeriksaan dengan teknik automatik dan semi automatik.

Ruang lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Meuraxa Kota

Banda Aceh meliputi :

1. Pasien Rawat Jalan

Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan RSUD

Meuraxa Kota Banda Aceh yang memerlukan pemeriksaan laboratorium

2. Pasien Rawat Inap

Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan dan IGD RSUD Meuraxa

Kota Banda Aceh yang memerlukan pemeriksaan laboratorium

6
3. Pasien Luar

Yaitu pasien dari dokter dan tenaga kesehatan lainnya dari luar RSUD

Meuraxa Kota Banda Aceh maupun dari rumah sakit lain yang

memerlukan pemeriksaan laboratorium di Instalasi Laboratorium Klinik

RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.

4. Pasien Medical Check-up

Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi Rawat Jalan (Poli KIR) yang

melakukan medical check-up untuk keperluan:

o pengangkatan pegawai negeri sipil,

o pemeriksaan kesehatan calon pegawai baru,

o pemeriksaan kesehatan reguler bagi pegawai (PNS dan Non PNS),

o pemeriksaan kesehatan calon haji,

o pemeriksaan kesehatan untuk melanjutkan pendidikan,

o pemeriksaan kesehatan calon anggota legislatif, dan

o pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah yang ada di wilayah

Kota Banda Aceh yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.

D. Batasan Operasional

Laboratorium KlinikRSUD Meuraxa Kota Banda Aceh merupakan

laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di

bidang Hematologi, Kimia Klinik, Klinik Rutin, Imunologi/Serologi serta

Mikrobiologi dan Pelayanan Darah.

Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Pemeriksaan Hematologi.

Pemeriksaan Hematologi adalah: pemeriksaan yang mencakup beberapa

pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin, Hematologi lengkap, golongan

darah, analisa darah tepi, HB-elektroforesa, Hitung Retikulosit, Hitung

Eosinofil, Hitung trombosit, Agregasi Trombosit dan hemostasis lengkap.

7
2. Pemeriksaan Kimia Klinik

Pemeriksaan Kimia Klinik adalah: pemeriksaan yang mencakup beberapa

pemeriksaan antara lain: Glukosa darah, Faal hati, Faal Ginjal, Faal

Jantung, Analisa lipid, Elektrolit, Analisa Gas Darah.

3. Pemeriksaan Klinik Rutin

Pemeriksaan Klinik Rutin adalah: pemeriksaan yang mencakup beberapa

pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain: Urine rutin, Urine

lengkap, Tes kehamilan, Drug tes dan Feses Rutin.

4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi

Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah: pemeriksaan yang

mencakup beberapa pemeriksaan yang memerlukan serum sebagai

bahan pemeriksaannya. Adapun pemeriksaannya antara lain: HbsAg, Anti

HBs, Anti HCV, Anti HAV, Anti HIV, NS1, IgG IgM Anti

Dengue,Pemeriksaan Salmonella / Widal Test, Asto, Rhematoid

Factor(RF), CRP, TPHA, VDRL, T3, T4, TSH, FT4 dan FT3.

5. Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi adalah: pemeriksaan yang mencakup beberapa

pemeriksaan antara lain: Pewarnaan Gram, Jamur, Swab, Kultur

Sensitifitas dan BTA.

E. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

2. Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga

Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);

8
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3637);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

493/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Departemen Kesehatan;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang

Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang

Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan

Informasinya;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang

Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-

Emerging;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang

Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan

Biomedik;

9
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM

NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI TENAGA YANG


TERSEDIA
1 Penanggung Jawab dr. Spesialis Patologi 1 Orang
Laboratorium (Ka. Instalasi) Klinik

2 Staf Medis Fungsional dr. Spesialis Patologi 2 Orang


Spesialis Patologi Klinik Klinik

DIV/S1 Ahli Teknologi


3 Ka.Ruangan/Koordinator Lab Laboratorium Medik 1 Orang

4 Staf Analis DIV Analis Kesehatan 1 Orang


DIII Analis Kesehatan 15 Orang
SMAK 5 Orang

5 Staf Administrasi D III Manajemen 1 orang


Informatika
S1 Tehnik 1 orang

B. Standar Kompetensi

I. Kepala Instalasi Laboratorium

1. Mengetahui dasar pengetahuan tentang patologi klinik

2. Mampu melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh Kepala

Bidang Penunjang Medik

3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external dan internal

4. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap pelayanan patologi klinik

5. Menyusun dan melakukan inovasi pengembangan pelayanan patologi

klinik sesuai perkembangan IPTEK

6. Melakukan motivasi pengembangan SDM dan evaluasi kinerja staf

patologi klinik

7. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif di lingkungan

patologi klinik

8. Mampu mengimplementasikan sistem manajemen mutu

10
II. Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium

1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik

2. Mampu melaksanakan tugas-tugas Ka.Inst yang di delegasikan

3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external maupun internal

4. Mampu mendokumentasikan setiap kegiatan dilaboratorium.

5. Mampu membuat laporan kegiatan di laboratorium Patologi Klinik

6. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya

maupun infeksius pada petugas dan klien

7. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya

sesuai dengan prosedur tetap

8. Mampu bekerja sama baik sesama profesi maupun team kesehatan

lain

9. Mampu bersikap ramah,sopan dan berkelakuan baik serta

mengutamakan kepuasan pelanggan

10. Mampu berbahasa inggris aktif dan fasif

11. Menguasai komputer minimal MS World

III. Pelaksana analis Laboratorium

1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik

2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat dengan

kualitas sampel yang optimal.

3. Mampu menyiapkan sampel pada kondisi siap diperiksa

4. Mampu mengoperasikan alat-alat penunjang pemeriksaan sesuai

dengan instruksi kerja alat

5. Mampu melaksanakan kalibrasi alat sebelum alat dioperasikan

6. Mampu mengklarifikasi obyektifitas hasil pemeriksaan sesuai nilai

standard

7. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel dan hasil

pemeriksaan dengan unit pengirim

8. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya

maupun infeksius pada petugas dan klien

11
9. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya

sesuai dengan prosedur tetap

10. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun gudang team

kesehatan lain

11. Mampu bersikap ramah sopan dan berkelakuan baik serta

mengutamakan kepuasan pelanggan

12. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif

13. Menguasai komputer minimal MS World

IV. Pelaksana Sampling Laboratorium

1. Memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi tubuh

2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat

3. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel

4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan infeksius dan

berbahayapada petugas dan klien.

5. Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling sesuai

prosedur tetap

6. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team

kesehatan lain

7. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta

mengutamakan kepuasan pelanggan

8. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif

9. Menguasai komputer minimal MS World

V. Pelaksana Administerasi

1. Memiliki dasar pengetahuan tentang administerasi

2. Mampu melaksanakan registrasi kunjungan pasien ke laboratorium

3. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya

maupun infeksius pada petugas dan klien

4. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team

kesehatan lain

12
5. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta

mengutamakan kepuasan pelanggan

6. Mampu berbahasa Inggris

7. Menguasai komputer

1. Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan

Tugas pokok Ahli teknologi Laboratorium Kesehatan adalah melaksana-

kan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia

klinik, Kimia Rutin, Mikrobiologi, Imunoserologi, dan Toksikologi.

Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai

fungsi atau kewajiban sebagai berikut :

a. Mengembangkan prosedur pengambilan dan pemrosesan spesimen.

b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.

c. Mengoprasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium.

d. Mengevaluasi teknik,instrument,dan prosedur baru untuk menentukan

manfaat kepraktisannya.

e. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif

dan efisien untuk menginterprestasikan hasil uji laboratorium.

f. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan

laboratorium.

g. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik

kelaboratoriuman.

h. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium

kesehatan.

13
2. Kompetensi yang harus dimiliki oleh Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli Teknologi

Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai berikut :

a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan

fungsinya di Laboratorium Kesehatan.

b. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan

tugas pokok dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan sesuai

jenjangnya.

c. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional

pelayanan laboratorium, yaitu :

1. Ketrampilan pengambilan spesimen, termasuk penyiapan pasien

(bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, fiksasi,

pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman spesimen.

2. Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode

pengujian dan pemakaian alat dengan benar.

3. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,

kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji

yang dilakukan.

4. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk

pengujian spesimen.

a. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium.

b. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian

mutu dan prosedur laboratorium.

c. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

uji laboratorium.

14
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM RSUD MEURAXA KOTA BANDA ACEH

15
C. Distribusi Ketenagaan

Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RSUD Meuraxa Kota Banda

Aceh diatur dalam 3 shift jaga dengan distribusi sebagai berikut:

1. Dinas pagi:

Yang bertugas sejumlah 10 ( sepuluh ) orang dengan rincian :

a. 1 orang koordinator

b. 2 orang petugas sampling

c. 1 orang petugas administerasi

d. 1 orang bertugas di hematologi /serologi

e. 1 orang bertugas di kimia klinik

f. 1 orang bertugas di urinalisa/mikrobiologi

g. 1 orang petugas sampling lab IGD

h. 2 orang petugas BDRS

Jam dinas dari pukul 08.00 WIB s/d pukul 14.00 WIB.

2. Dinas sore:

Yang bertugas 5 (lima) orang, dengan rincian:

a. 1 orang penanggung jawab Shift merangkap pelaksana

b. 1 orang petugas billing merangkap pelaksana sampling

c. 1 orang petugas lab IGD

d. 2 orang petugas BDRS

Jam dinas dari pukul 14.00 wib s/d pukul 20.00 wib.

3. Dinas malam:

Yang bertugas 4(empat) orang, dengan rincian:

a. 1 orang penanggung jawab Shift merangkap pelaksana

b. 1 orang petugas billing merangkap pelaksana sampling

c. 1 orang petugas lab IGD

d. 1 orang petugas BDRS

Jam dinas dari pukul 20.00 wib s/d pukul 08.00 wib.

16
D. Pengaturan Jaga

Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di Instalasi Laboratorium RSUD

Meuraxa Kota Banda Aceh adalah sebagai berikut:

1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh Ka Ruangan/

koordinator laboratorium, disetujui oleh Kepala Instalasi Laboratorium dan

ditandatangani oleh Kasi Penunjang MedisRSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.

2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke

analis pelaksana laboratorium setiap satu bulan.

3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,

maka analis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas melalui koordinator

dengan menulis pada buku permintaan dinas. Permintaan akan disesuaikan

dengan kebutuhan tenaga yang ada dan tidak mengganggu pelayanan, maka

permintaan dapat disetujui.

4. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam,

libur dan cuti. Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat

jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka analis yang

bersangkutan harus memberitahu koordinator laboratorium satu hari

sebelumnya dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari analis

pengganti. Apabila analis bersangkutan tidak mendapatkan analis pengganti,

maka koordinator laboratorium akan mencari tenaga analis pengganti.

5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah

ditetapkan (tidak terencana), maka koordinator laboratorium akan mencari

analis pengganti yang libur. Apabila tidak dapat analis pengganti, maka analis

yang dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikan.

17
E. POLA KETENAGAAN DILABORATORIUM

1. Latar Belakang

Pelayanan Laboratorium RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh merupakan unit

pelayanan diagnostik dengan pelayanan 24 jam yang datang ke laboratorium.

Dalam upaya penetapan tenaga di Laboratorium yang handal, diperlukan

perencanaan, pengadaan dan mempertahankan SDM yang tepat bagi

kelancaran pelayanan Laboratorium.

Perencanan tersebut diatas bertujuan untuk mengatasi dan menyiapkan turnover

SDM didalam Laboratorium.Untuk meningkatkan kompetensi SDM Laboratorium

diperlukan pendidikan dan pelatihan secara berkala.

2. Tujuan Umum

Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan persyaratan ketetapan

ketenagaan di Laboratorium.

3. Tujuan Khusus

a) Menyediakan tenaga Laboratorium sesuai dengan kebutuhan.

b) Meningkatkan kompetensi tenaga Laboratorium RSUD Meuraxa Kota Banda

Aceh.

4. Rencana Perhitungan Kebutuhan Tenaga

Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja

Workload Indicators of Staffing Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan

berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga

kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode ini

diciptakan oleh PJ Shipp (1984) dan sangat dianjurkan oleh Organisasi

Kesehatan sedunia (WHO). Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah

digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.

Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan

Workload Indicators of Staffing Need (WISN), meliputi 5 (lima) langkah yaitu:

18
a. Menetapkan Waktu kerja tersedia dalam dalam 1 (satu) tahun

b. Menetapkan Unit Laboratorium dan kategori SDM

c. Menyusun standar beban kerja Laboratorium

d. Menyusun Kebutuhan Kelonggaran

e. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di Laboratorium

f. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium.

5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga dr Penanggung Jawab Laboratorium

a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun

1. Hari kerja : 260 hari

2. Cuti tahunan : 12 hari

3. Hari libur dan libur Nasional : 13 hari

4. Ketidakhadiran kerja : 12 hari

5. Pendidikan dan pelatihan : 10 hari

6. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari

Hari kerja 260 – 47 = 213 hari

Waktu kerja tersedia = 213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun

b. Standar beban kerja dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium meliputi:

1. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan

Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto.

2. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama satu

tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan Laboratorium

terhadap pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 2 Menit. Sedangkan

untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu rata-rata 3 menit.

3. Standar beban kerja per satu tahun:

Waktu Kerja Tersedia


Rata-rata waktu per kegiatan pokok

Pasien Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit= 38.340 jam/tahun


2 menit

19
Pasien tidak Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 25.560 jam/tahun
3 menit

c. Standar kelonggaran dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium

Pada umumnya dr Spesialis Penanggung jawab Laboratorium memiliki faktor

kelonggaran sebagai berikut:

1) Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /minggu

2) Kegiatan profesi 3 jam per bulan = 0.75 jam/minggu

3) Berobat = 1 jam/minggu

4) Lain-lain urusan pribadi = 2 jam/minggu

Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu faktor kelonggaran


Waktu kerja tersedia
Perhitungan : 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12
1.704

d. Perhitungan kebutuhan dr Spesialis Penanggung jawab di Laboratorium .

Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan

pelayanan yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2019,

yaitu 51.000pasien tidak Cyto dan 5.100 pasien Cyto.

Kebutuhan tenaga SpPK = Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran


Standar beban kerja

Pasien Cyto = 5.100 + 0.12 = 0.13


38.340

Pasien Tidak Cyto = 51.000 + 0.12 = 1.99


25.560

Kesimpulan :

Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN),

maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.13 + 1.99 = 2

Orang / shif.
20
1. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Analis Di Laboratorium.

a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun

1. Hari kerja : 260 hari

2. Cuti tahunan : 12 hari

3. Hari libur dan libur Nasional : 13 hari

4. Ketidakhadiran kerja : 12 hari

5. Pendidikan dan pelatihan : 10 hari

6. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari

Hari kerja 260 – 47 = 213 hari

Waktu kerja tersedia = 213x 6 jam = 1.278 jam/tahun

b.Standar beban kerja Analis meliputi :

1. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan

Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto. Yang

meliputi Proses Pra Analitik, analitik Dan Pos Analitik.

2. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama satu

tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan Laboratorium

terhadap pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 20 Menit.

Sedangkan untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu rata-rata 40

menit.

3. Standar beban kerja per satu tahun:

Waktu Kerja Tersedia


Rata-rata waktu per kegiatan pokok

Pasien Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit= 3.834 jam/tahun


20 menit

Pasien tidak Cyto =1.278 per jam/tahun x 60 menit = 1.917 jam/tahun


40 menit

21
c. Standar kelonggaran Analis di Laboratorium

Pada umumnya Analis memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut:

a) Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /minggu

b) Kegiatan profesi 3 jam per bulan = 0.75 jam/minggu

c) Berobat = 1 jam /minggu

d) Lain-lain urusan pribadi = 2 jam/minggu

Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu faktor kelonggaran


Waktu kerja tersedia

Perhitungan : 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12


1.704

a. Perhitungan kebutuhan analis di Laboratorium.

Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan

yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2019, yaitu 51.000

pasien tidak Cyto dan 5.100 pasien Cyto.

Kebutuhan tenaga Analis = Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran


Standar beban kerja

Pasien Cyto = 5.100+ 0.12 = 1.33


3.834

Pasien Tidak Cyto = 51.000 + 0.12 = 26.6


1.917

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need

(WISN), maka didapatkan kebutuhan tenaga Analis = 1.33 + 26.6 = 28 Orang.

Disesuaikan dengan kebutuhan jadwal jaga dalam tiga (3) shiff, jaga pagi 10

Orang, siang 6Orang, malam 5 Orang, lepas jaga/libur 7 Orang, sehingga

dibutuhkan tenaga Analis sebanyak 28 orang.

22
7. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Administrasi di laboratorium

a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun

1. Hari kerja : 260 hari

2. Cuti tahunan : 12 hari

3. Hari libur dan libur Nasional : 13 hari

4. Ketidakhadiran kerja : 12 hari

5. Pendidikan dan pelatihan : 10 hari

6. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari

Hari kerja 260 – 47 = 213 hari

Waktu kerja tersedia = 213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun

b. Standar beban kerja Tenaga Administerasi di laboratorium meliputi:

4. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan

Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto.

5. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama satu

tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan Laboratorium

terhadap pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 3 Menit. Sedangkan

untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu rata-rata 5 menit.

6. Standar beban kerja per satu tahun:

Waktu Kerja Tersedia


Rata-rata waktu per kegiatan pokok

Pasien Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit= 25.560 jam/tahun


3 menit

Pasien tidak Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit= 15.336 jam/tahun


5 menit

23
c. Standar kelonggaran Tenaga Administerasi di laboratorium

Pada umumnya tenaga Administerasi memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut:

a. Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /minggu

b. Kegiatan profesi 3 jam per bulan = 0.75 jam/minggu

c. Berobat = 1 jam /minggu

d. Lain-lain urusan pribadi = 2 jam/minggu

Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu faktor kelonggaran


Waktu kerja tersedia

Perhitungan : 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12


1.704

d. Perhitungan kebutuhan tenaga Administerasi di Laboratorium .

Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan

yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2019, yaitu 51.000 pasien

tidak Cyto dan 5.100 pasien Cyto.

Kebutuhan tenaga Administerasi = Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran


Standar beban kerja

Pasien Cyto = 5.100 + 0.12 = 0.2


25.560

Pasien Tidak Cyto = 51.000 + 0.12 = 3.3


15.336

Kesimpulan :

Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn),

maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.2 +3.3 = 4

Orang.

24
6. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium

Kualifikasi Hasil perhitungan Kondisi tenaga saat Kekurangan

tenaga tenaga ini tenaga

1 Dokter Spesialis 2 Orang 3 Orang Cukup

Patologi Klinik

2 Analis 28 Orang 17 Orang 11 Orang

4 Administerasi 4 Orang 1 Orang/hari 3 Orang

Keterangan :

Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium RSUD Meuraxa Kota

Banda Aceh dengan kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan Tenaga Analis 11orang,

Tenaga Administerasi 3 orang.

9. Kesimpulan

Sesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan tenaga di

Laboratorium RSUD Meuraxa Kota Banda Acehdiperlukan penambahan tenaga Analis,

Dan tenaga Administerasi .

25
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan Laboratorium

26
B. Standar fasilitas.

Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh

antara lain :

No Nama alat Fungsi Jumlah Ket

1 Sismex Xn 1000 Hematology 5 diff 1 Buah Baik

2 Sismex XP 100 Hematology 3 diff 1 Buah Baik

3 Chemical Analyzer BT-3500 Kimia Klinik 1 Buah Baik

5 Chemical Analyzer Easy Ra Kimia Klinik 1 Buah Baik

6 Electrolit Analizer Biolite 2000 Kimia Klinik 1 Buah Baik

7 Electrolit Analizer Nova Electrolit darah 1 Buah Baik

8 Hemostasis Ca-50 Hemostasis 1 buah Baik

Urinalisa
9 Urine Analyzer Combostik 300 M 1 Buah Baik

2 Buah Baik
12 Microskop Olympus CX 21 Sediaan mikrocopis
2 Buah Rusak

13 Centrifuge Hetich Sentrifugasi 1 Buah Rusak

14 Centrifuge Rotina Sentrifugasi 1 Buah Baik

15 HbA1C Kontrol Gula darah 1 buah Baik

16 Accu-Check Gula darah 8 buah Baik

27
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persyaratan Pelayanan

1. Persyaratan umum :

a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan

jaminan perawatan masing-masing

b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang langsung ke Laboratorium dengan

membawa formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan

berkas jaminan yang sesuai dengan jaminan yang dipakai.

c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboratorium oleh

petugas ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi lengkap.

2. Persyaratan khusus:sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan,

seperti puasa,tidak minum obat-obatan, tidak pada saat haid untuk pemeriksaan

Urine Lengkap (UL).

Adapun tata laksana pelayanan laboratorium RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh

secara rinci dituangkan dalam bentuk alur pelayanan laboratorium dapat dilihat

dalam diagram berikut: Poin B.

28
B. Alur Pelayanan Laboratorium

Pasien Rawat Sampel Dari


Jalan Ruang Rawat
Inap

Sampling Pasien
IRJ dan IRNA
Analis Lab

Billing

Petugas billing

Analisa

Analis Lab

Hematologi Kimia Klinik Serologi Klinik Rutin


PetugasHematologi PetugasKimia Klinik PetugasSerologi PetugasKlinik Rutin

Manual Result Entry


Analis Lab

Release
Analis Quality
Control

Autorized
Dokter Penanggung Jawab Lab

Print
Analis Lab

Pasien / Petugas IRJ /


Petugas IRNA Administrasi

29
Sampel Dari
IGD

Sampling
Analis Lab/Petugas
IGD

Billing

Analis

Analisa

Analis Lab

Kimia Klinik
PetugasKimia Klinik

Manual Result Entry


Analis Lab

Release
Analis Quality
Control

Autorized
Dokter Penanggung Jawab Lab

Print
Analis Lab

Dokter/Petugas IGD

30
C. Kriteria Pemeriksaan Laboratorium

Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan jumlah

pemeriksaan yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti permintaan

cito dan permintaan biasa. Adapun kriteria pemeriksaan laboratorium

berdasarkan permintaan, jenis pemeriksaan dan waktu tunggu hasil laboratorium

sebagai berikut:

JENIS PERMINTAAN JENIS PEMERIKSAAN WAKTU TUNGGU HASIL

1. DR tanpa LED Enam puluh menit (60 mnt)

2. Gula Darah
CITO
Sewaktu

3. PPT

4. Urine lengkap

(tanpa sedimen)

1. LDH Satu jam (60 mnt)


Tidak cito
2. AGD

3. Urea

4. Serum Creatinine

5. Elektrolit

6. Widal

1. Hematologi Seratus empat puluh


Biasa
lengkap menit (140 mnt)

2. Kimia klinik

lengkap

3. Faeces lengkap

4. Urine lengkap

31
1. Malaria +24 Jam ( Dibaca oleh

2. Apusan Darah dokter spesialis patologi


Pemeriksaan Khusus
Tepi klinik )

3. BTA

Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada

dalam kondisi baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel muda

karena perlu konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium.

Prosedur Pemberian Nomor dan Pencatatan Hasil Laboratorium

1. Hematologi

a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,

umur/tgl lahir, Ruangan, nomor RM atau nomor CM ( minimal 2 identitas )

sesuai dengan pasien.

b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi

c) Catat hasil di blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di

komputer.

d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan

dapat dilihat pada menu Result.

2. Kimia

a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur/tgl

lahir, ruangan, nomor RM atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai

dengan pasien.

b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik setelah dilakukan

penanganan sampel (serum/plasma) sesuai standar.

c) Catat hasil di blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di

komputer.

d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan

dapat dilihat pada menu Result.

32
3. Serologi/Imunologi

a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien, diberi

nama, umur/tgl lahir, ruangan, nomor RM atau nomor CM ( minimal 2

identitas ) sesuai dengan pasien.

b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, Widal, CRP, RF, ASTO,

HIV, HAV, HBsAB, DHF, Golongan Darah, Anti D/Rhesus, Plano test,

TPHA dan VDRL dikerjakan secara manual.

c) Catat hasil di blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di

komputer.

d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan

dapat dilihat pada menu Result.

4. Bakteriologi

a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi seperti

dahak, diberi nama, umur/tgl lahir, ruangan,nomor RM atau nomor CM (

minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien,

b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum Gram

c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop

d) Catat hasil di buku TB 04 untuk pemeriksaan BTA

e) Ketik hasil pemeriksaan Sputum gram pada computer

f) Secara otomatis hasil sputum gram pasien tersimpan pada computer dan

dapat dilihat pada menu Result.

5. Urine

a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur/tgl lahir,

ruangan,nomor RM atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan

pasien,

b) Dilakukan pembuatan preparat urine

c) Preparat urine pasien dibaca pada mikroskop

d) Ketik hasil pemeriksaan urine pada computer

e) Secara otomatis hasil urine pasien tersimpan pada computer dan dapat

dilihat pada menu Result.

33
6. Faeces

a) Pot yang berisi sampel faeces,diberi nama, umur/tgl lahir, ruangan, nomor

RM atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.

b) Dilakukan pembuatan preparat faeces

c) Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop

d) Ketik hasil pemeriksaan faeces pada computer

e) Secara otomatis hasil faeces pasien tersimpan pada computer dan dapat

dilihat pada menu Result.

D. Pengelolaan Spesimen

TATA LAKSANA PELAYANAN TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENANGANAN

SPESIMEN

1. Persiapan Pasien :

a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial.

1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12 jam. Pagi

hari pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa, kemudian

pasien makan nasi putih dan minum air mineral, selesai makan pasien

melapor ke petugas laboratorium/ruangan dan pasien puasa lagi

selama 2 jam.

2) Pasien diambil darah yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2 jam pp

b. Pemeriksaan Profil Lipid.

Pasien diharuskan puasa selama 10 - 12 jam.

2. Persiapan Alat :

a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.

b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet.

3. Persiapan Bahan :

a. Kapas alcohol

b. Tabung clot activator

c. Anti coagulant

34
d. Tabung citrate 3,8%

4. Teknik Pengambilan Spesimen :

a. Darah Vena

1) Catat nama pasien dan nomor RM pada tabung

2) Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah.

3) Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya.

4) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.

5) Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat darah

keluar.

6) Pemeriksaan Hematologi lengkap : Darah EDTA 3 ml

7) Pemeriksaan Kimia Klinik : Darah beku 3 ml.

8) Pemeriksaan Immunologi : Darah beku 3 ml.

9) Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item

pemeriksaan laboratrorium.

10) Tourniquet dilepaskan

11) Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya.

12) Rekatkan plester

b. Darah Kapiler

1) Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga

pada anak, tumit kaki pada bayi.

2) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.

3) Tusuk dengan lancet secepat mungkin.

4) Buang tetes darah pertama dengan kapas kering, tetes darah

selanjutnya diambil.

5) Rekatkan lokasi tusukan dengan plester.

35
c. Darah Arteri

1) Lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis.

2) Gunakan spuit 1 cc atau 3 cc ambil heparin secara aseptis dan basahi

bagian dalam spuit.

3) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.

4) Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90

derajat.

5) Tarik jarum dari pembuluh darah setelah didapat darah yang

dibutuhkan kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus atau karet.

6) Rekatkan plester.

7) Bolak – balik spuit agar darah tercampur homogen.

d. Urine

1) Urine sewaktu : Untuk urine lengkap, tes kehamilan.

a) Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-waktu)

b) Urine (urine tengah)ditampung ke dalam pot urine bersih dan

tertutup.

c) Beri label identitas pasien.

2) Urine pagi : Untuk urine lengkap

a) Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun

tidur.

b) Urine (urine tengah) ditampung ke dalam pot urine bersih dan

tertutup

c) Beri label identitas pasien.

3) Urine 24 jam : Untuk creatinin clearance, protein kwantitatif, elektrolit

urine.

Cara Penampungan urine 24 jam misal :

a) Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine, urine pertama dibuang.

b) Tampung semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7 pagi

esok harinya.

36
c) Untuk creatinin clearance, penampung urine terlebih dahulu di beri

thymol 2 ml.

d) Campur semua urine setiap selesai menampung, jangan sampai

ada tertumpah.

e. Faeces

1) Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan bertutup, jangan

bercampur dengan urine.

2) Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya.

f. Sputum

1) Ambil sputum dengan metode SPS ( sewaktu, pagi baru bangun tidur,

sewaktu)

2) Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan tertutup.

g. Pleura dan cairan tubuh lain

Tampung semua sample/bahan pada wadah bersih, kering, dan bermulut

lebar.

h. Sekret / swab

Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung sesuai

dengan permintaan dokter.

i. Kerokan kulit

Bahan di ambil pada lesi kulit dengan mengikutsertakan bagian kulit yang

normal disamping lesi.

j. Kultur

Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan

steril.

37
E. Pengolahan Spesimen

Jenis Spesimen Perlakuan pada Bentuk yang untuk

spesimen dianalisa

Darah EDTA Homogenisasi Darah tidak boleh beku

Darah Beku Centrifuger 3500 rpm, 8 Serum

menit

Darah Citrat Centrifuger 1500 rpm, 10 Plasma

menit

Darah tanpa anti Segera dianalisa Darah segar

koagulan (masa

pembekuan)

Urine (urinalisa) Centrifuger 1500 rpm, 15 Endapan urine

menit

Urine (tes kehamilan) Segera dianalisa Urine segar

Darah segar (Gall Masukkan ke dalam botol Darah dalam botol

kultur / MO darah) bactec

38
F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen

Simpan semua spesimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari serta bulan

penyimpanan.

1. Serum

Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu -200C, setelah disimpan selama 1

bulan, sisa serum dibuang

2. Darah EDTA

Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 80C, setelah itu

dibuang

3. Darah Beku

Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan, (15-300C),

setelah itu dibuang .

4. Urine

Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan

pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.

5. Faeces

Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan

pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.

6. Cairan Tubuh

Sisa sample cairan tubuh di simpan pada suhu 8 0C selama 1 minggu, setelah itu

dibuang.

39
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium

PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL

(dalam menit)

HEMATOLOGI :

1. Darah rutin Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 60

2. Darah lengkap Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 140

3. Gol. darah / Rh Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 60

4. Hemoglobin Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 60

5. Hematokrit Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 60

6. Hitung leukosit Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 60

7. Hitung Trombosit Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 60

8. Hitung Eosinofil Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 60

9. IT Ratio Darah EDTA 3 ml Setiap hari 2 hari

10. Hitung Eritrosit Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 60

11. VER, HER, HER Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 60

12. Difftel Darah EDTA 3 ml Setiap hari ≤ 60

13. LED Darah citrat3 ml Setiap hari ≤ 90

14. Konfirmasi SADT Darah EDTA 3 ml Setiap hari 1 x 24 jam

15. Malaria Darah EDTA 3 ml Setiap hari 1 x 24 jam

HEMOSTASIS :

1. Waktu pendarahan Darah kapiler Setiap hari ≤ 60

2. Waktu pembekuan Darah vena Setiap hari ≤ 60

3. PT (Prothombin Darah Citrat 3,8%, 3 ml Setiap hari ≤ 60

Time)

4. APTT Darah Citrat 3,8%, 3 ml Setiap hari ≤ 60

URINALISIS :

1. Urin rutin Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60

2. Urin lengkap Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60

3. Tes kehamilan Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60

4. Glukosa urin Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60

40
5. Protein urin Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60

6. Creatinin clearance Urin 24 jam Setiap hari ≤ 60

7. Proteinkwantitatif Urin 24 jam Setiap hari ≤ 60

8. Elektrolit urine Urin 24 jam Setiap hari ≤ 60

FAECES :

1. Faeces rutin Faeces Setiap hari ≤ 60

2. Faeces lengkap Faeces Setiap hari ≤ 60

3. Darah samar Faeces Setiap hari ≤ 60

ANALISA CAIRAN

TUBUH :

1. Transudat/ exudat Cairan Pleura Senin - Rabu ≤ 140

2. Cairan sendi Cairan Sendi Senin - Rabu ≤ 140

3. Cairan otak Cairan Otak Senin - Rabu ≤ 140

DRUG MONITORING :

1. Amphetamin Urin segar 10 ml Setiap hari ≤ 60

2. Opiat Urin segar 10 ml Setiap hari ≤ 60

3. Cocain Urin segar 10 ml Setiap hari ≤ 60

4. THC/Marijuana Urin segar 10 ml Setiap hari ≤ 60

5. Morphine Urin segar 10 ml Setiap hari ≤ 60

CD4 Darah EDTA 2 ml Setiap hari (di ≤ 140

rujuk)

Kimia

PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL

(dalam menit)

KARBOHIDRAT :

1. Glukosa puasa Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

2. Glukosa 2 jam PP Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

3. Glukosa sewaktu Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 60

4. Glukosa kurva harian Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

5. Glukosa toleransi tes Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

41
6. HbA1c Darah EDTA 0.5 ml Setiap hari ≤ 60

LEMAK :

1. Trigliserida Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

2. Kolestrol total Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

3. Kolestrol HDL Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

4. Kolestrol LDL Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

5. Lp(a) Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

FUNGSI GINJAL :

1. Ureum Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

2. Kreatinin Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

3. Asam Urat Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

4. Creatinin Clearance Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

BAKTERIOLOGI :

1. Sediaan langsung Sputum, cairan tubuh Setiap hari 1 x 24 jam

gram

2. Pemeriksaan BTA Sputum, cairan tubuh Setiap hari 1 x 24 jam

langsung

FUNGSI JANTUNG :

CKMB Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

FUNGSI HATI :

1. Protein total Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

2. Albumin Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

3. Globulin Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

4. Bilirubin total Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

5. Bilirubin direk Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

6. Bilirubin indirek Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

7. SGOT Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

8. SGPT Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

9. Gamma GT Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

10. Alkali posfatase Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

42
ELEKTROLIT :

1. Natrium Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

2. Kalium Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

3. Chlorida Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

4. Analisa Gas Darah Darah heparin 2 ml Setiap hari ≤ 60

SEROLOGI :

1. VDRL Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

2. TPHA Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

3. WIDAL Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

4. Dengue Ig G Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

5. Dengue Ig M Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

6. Anti HIV Serum 0,5 ml Setiap hari 1 x 24 jam

7. HbsAg Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

8. Anti HBs Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

9. Anti HCV Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

10. HAV Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

11. NS1 Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )

Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RSUD

Meuraxa Kota Banda Aceh, berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF yang ada di

lingkungan RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.

Prosedur Penyampaian Hasil Kritis

Pengertian : Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada

beberapa parameter dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan (

terlalu tinggi atau terlalu rendah ), yang harus segera dilaporkan kepada

dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP ) agar dapat diambil

tindakan segera guna mengatasi keadaan / penyakitnya.

43
Tujuan : Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang

mengalami kegawatan atau dalam keadaan kritis.

Kebijakan : Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium

di Instalasi Laboratorium RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh, harus segera

dilaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )/

Dokter pengirim, atau perawat penanggung jawab sebelum hasil dicetak

di kertas.

Prosedur :

1. Dokter / analis penanggung jawab laboratorium segera menghubungi DPJP atau

perawat penanggung jawab ruangan melalui telepon bila hasil pemeriksaan

pasien menunjukkan nilai kritis ( critical value ).

2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku pelaporan

hasil kritis ( critical value ).

3. Hasil pemeriksaan laboratorium critical value segera dikirim ke ruangan / atau ke

unit pengirim oleh petugas laboratorium sesuai prosedur.

4. Hasil yang belum diambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh menit ( 30

menit ), petugas laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan / unit

perawatan pasien.

Unit Terkait : IRI, IRJ, IGD, ICU, IBS.

Daftar Hasil Laboratorium dengan Hasil Kritis

JENIS
NILAI NILAI
NO PEMERIKSAAN SATUAN
RENDAH TINGGI
LABORATORIUM

HEMATOLOGI
Bayi Baru Lahir :

1 Haemoglobin <8 >25 g/dl

Anak :

1 Haemoglobin <7 >20 g/dl

2 Leukosit <1.500 >50.000 103/uL

3 Trombosit <10.000 > 1.000.000 103/uL

44
4 Hematokrit <21 >50 %

Dewasa :

1 Haemoglobin <7 >20 g/dl

2 Hematokrit <21 >50 %

3 Leukosit <2.000 >50.000 103/uL

4 Trombosit <25.000 >1.000.000 103/uL

KIMIA KLINIK
Bayi Baru Lahir :

1 Bilirubin Total >15 mg/dl

2 KGDS POCT <30 >300 mg/dl

Anak :

1 Bilirubin Total >20 mg/dl

2 KGDS <50 >445 mg/dl

Dewasa :

1 KGDS <40 >450 mg/dl

2 KGDS POCT <60 >450 mg/dl

3 Ureum >200 mg/dl

4 Creatinin >5 mg/dl

5 Albumin <1,5 mg/dl

6 CKMB >24 mg/dl

7 Natrium <125 >160 mmol/L

8 Kalium <3,0 >6,2 mmol/L

9 Clorida <80 >115 mmol/L

HEMOSTASIS

1 PT >30 detik

2 APTT >100 detik

3 INR >3

4 Masa Pendarahan >30 menit

5 Trombin Time

ANALISA GAS DARAH

1 pH <7,5 >7,6

2 PCO2 <20mmHg >60mmHg

3 PO2 <40mmHg

45
I. Pengelolaan Limbah

1. Pemisahan Limbah

a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan

container dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius

b. Limbah benda tajam/ spuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus

benda tajam (safety box).

c. Labeli tempat limbah.

d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.

2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah

a. Periksa kantong limbah/jerigen, jika sudah mencapai ¾ kantong

limbah/jerigen ganti dengan yang baru agar limbah tidak tumpah atau

berceceran.

b. Kemudian kantong limbah/jerigen ¾ penuh tadi diambil oleh petugas

untuk di bawa ke tempat pengolahan limbah.

c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk,

kemudian diambil oleh petugas, di bawa ke tempat pengolahan limbah.

KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS

WARNA KANTONG JENIS LIMBAH

HITAM Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk

menyimpan atau mengangkut limbah klinis

KUNING Semua jenis limbah yang akan dibakar

J. Laporan Hasil dan Arsip

Tata Laksana Pelaporan Hasil :

1. Penulisan hasil di buku register laboratorium

Tulis nama, umur/tgl. Lahir, jenis kelamin, nomor registerasi, poli, jenis dan

jumlah sampel, jenis pemeriksan pada buku register laboratorium

2. Pengetikan hasil laboratorium.

46
a. Semua hasil laboratorium di ketik (entry) di computer pada system

LIS/SIMRS

b. Setiap hasil laboratorium yang sudah di entry akan langsung tersimpan di

database

c. Sebelum hasil laboratoriumdi cetak/print out, lakukan verifikasi data oleh

petugas pemeriksa untuk menghindari kesalahanpost analitik.

d. Sebelum hasil laboratorium diserahkan kepada pelanggan, hasil terlebih

dahulu diverifikasi dan di ekspertisi oleh dokter patologi klinik.

Tata Laksana Pengarsipan

Berkas yang harus diarsipkan :

1. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium

a. Setiap hari formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan kwitansi

pembayaran dikumpulkan dan dipisahkan yang berasal dari rawat inap /

rawat jalan dengan formulir laboratorium dari dokter kerja-sama.

b. Bundel formulir dan di catat tanggal, bulan, dan tahun pengiriman.

c. Simpan selama satu bulan di laci penyimpanan ruang kerja.

d. Setelah satu bulan, dapat di simpan di gudang, berkas di simpan selama

1 tahun.

e. Berkas yang telah melewati masa simpan di musnahkan dan di buat berita

acara pemusnahan berkas.

2. Kwitansi pembayaran

3. Kertas kerja yang terdiri dari :

a. Kertas kerja Hematologi.

b. Kertas kerja Kimia Klinik

c. Kertas kerja Urine/Faeces

d. Kertas kerja Bakteriologi

e. Kertas kerja Serologi/Imunologi.

4. Buku kerja QC yang terdiri dari :

a. Buku kerja QC Hematologi

b. Buku kerja QC Kimia Klinik

47
c. Buku kerja QC Urine.

d. Buku kerja QC Hemostasis.

e. Buku kerja QC Imunoserologi.

5. Buku arsip hasil laboratorium

a. Buku arsip hasil laboratorium adalah laporan hasil laboratorium,buku

registerasi laboratorium pasien rawat inap / rawat jalan dan medical check

up.

b. Tulis pada buku periode pencatatan hasil pemeriksaan.

c. Pisahkan dari masing-masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan

urutan bulan dan tahun.

d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita

acara pemusnahan berkas.

6. Laporan bulanan dan tahunan

a. Laporan bulanan dan tahunan di kumpulkan sesuai dengan bulan dan

tahun secara berurutan.

b. Simpan dalam box file.

c. Laporan bulanan dan tahunan di simpan oleh ADM laboratorium selama 3

tahun.

d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita

acara pemusnahan berkas.

7. Print out hasil dari alat

a. Rekatkan print out hasil laboratorium di masing-masing kertas kerja

sesuai dengan hari dan tanggal pemeriksaan.

b. Simpan print out bersama dengan buku kerja.

K. Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat

Tata Laksana Pemeliharaan Alat-Alat Laboratorium :

1. Lemari es (refrigerator) dan frezer

a. Menggunakan lemari es dan frezer khusus untuk laboratorium.

b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa,sehingga bagian belakang lemari

es masih longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor.

48
c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara

dingin dari bagian pendingin.

d. Membersihkan dan defrost setiap 2 bulan dan setelah terjadi pemadaman

listrik.

e. Pemantauan dilakukan, pencatatan suhu setiap hari pada permulaan kerja

(2–8°C)

f. Freezeer dilakukan hal yang sama, sesuai suhu yang digunakan ( -15

sampai – 20 ° C )

g. Lemari es dan frezer harus selalu dalam keadaan hidup.

h. Untuk perawatan setiap 6 bulan sekali.

i. Catat suhu lemari es setiap hari.

2. Inkubator

a. Bagian dalam inkubator dan rak harus di bersihkan secara teratur dengan

di desinfektan.

b. Pemantauan,catat suhu setiap hari pada permulaan kerja.

c. Bila terjadi perbedaan suhu ± 2 °C dari limit terluar, pengaturan suhu perlu

di stel kembali.Suhu yang masih dapat diterima adalah ± 2 °C dari suhu

yang diinginkan (batas median).

d. Perawatan setiap 6 bulan sekali.

3. Centrifuge

a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.

b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus.

Beban harus di buat seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali pada

sentrifus mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.

c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum

centrifus di jalankan.

d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan anti septic setiap minggu

atau bila terjadi tumpahan atau tabung pecah.

49
e. Pada penggunaan sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di

tutup pada salah satu ujungnya dengan plastisin/sabun batang untuk

menghindari keluar darahnya.

f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka

tabung mudah pecah waktu di centrifus karena adanya gaya sentrifugal

yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah,bantalan harus sesuai

dengan ukuran dan bentuk tabung.

g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di perlukan.

h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.

i. Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.

j. Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi dari

keperluan.

k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar telah

berhenti.

l. Perawatan setiap tahun atau sesuai dengan program kerja perawatan

peralatan.

4. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.

b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu, bila

kurang jelas, perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu dengan 100x.

Untuk pembesaran 100x gunakan dengan minyak imersi.

c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan alkohol 70-

90% setiap hari setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak

imersi.

d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya

karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari

rumahnya.

e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena

kotoran akan mudah masuk.

f. Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 40x atau 100x tidak boleh berada

pada satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa

pecah bila ulir makrometer dan mikrometernya sudah rusak.

50
g. Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.

h. Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah, jangan

menyentuh lensa dengan jari.

i. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.

5. Fotometer / spectrometer

a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis fotometer.

b. Tegangan listrik harus stabil.

c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 – 30 menit ( tergantung jenis /

merek alat ), supaya cahaya lampu menjadi stabil.

d. Monokromator atau filter harus bersih, tidak lembab, tidak berjamur.

e. Kuvet ( tergantung jenisnya ) harus tepat meletakkannya,sisi yang dilalui

cahaya harus menghadap ke arah cahaya, bagian tersebut harus bersih,

tidak ada bekas tangan, goresan ataupun embun.Untuk menghindari hal

tersebut pegang kuvet di ujung dekat permukaan.

f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet.

g. Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.

h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu yang

sesuai dengan suhu pemeriksaan.

i. Amplifier / pengolah signal harus berfungsi dengan baik.

j. Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari tangan yang

melekat pada permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang sulit

dihilangkan, bila tersentuh tangan waktu mengganti lampu, segera

bersihkan dengan alcohol.

6. Sheker / rotator

a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar.

b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok.

c. Minyaki mesin.

d. Periksa ke-aus-an sikat dan bagian berputar lainnya.

7. Kamar hitung

a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor ( jamur, partikel

debu ) pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai sel.

51
b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung

terlihat jelas dan lengkap.

c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan

menyebabkan terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan

pecah, sehingga jumlah sel yang dihitung menjadi berkurang.

d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca

penutup berfungsi untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka

volume dalam kamar hitung menjadi tidak tepat.

e. Cara pengisian kamar hitung: dengan menggunakan pipet Pasteur dalam

posisi horizontal, sampel dimasukkan dalam kamar hitung yang tertutup

kaca penutup.

f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau

sampel mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain, atau kamar

hitung tidak terisi penuh, maka pengisian harus dibuang.

g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau

dengan air detergen encer.

h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergen, kemudian bilas dengan

air bersih.

i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.

8. Pipet

a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet transfer

yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap

dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk memindahkan berbagai

volume tertentu yang diinginkan.

b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan

tidak retak.

c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.

d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut

e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan

cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian

52
luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam posisi

tegak lurus dan cairan di biarkan mengalir sendiri.

f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup.

g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua

cairan dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup

memakai alat bantu pipet.

h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.

i. Pipet yang terbuat dari kaca dengan volume kecil ( 1 – 500 ul ), harus

dibilas dengan air mengalir untuk mengeluarkan sisa cairan yang

menempel pada dinding bagian dalam.

j. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic,

kemudian baru dicuci.

9. Pipet semiautomatik

a. Pada pipet semiautomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena

pencucian tip pipet akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet, juga

pengeringan seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk

saat pemanasan.

b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.

c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.

d. Pipet yang sudah digunakan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik

di dalam rak pipet.

10. Alat gelas

a. Tabung yang dipakaiharus selalu bersih.

b. Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan detergen ( pH netral ) dan

oksidan (hipoklorit), kemudian bilas dengan aquades.

Pencucian alat laboratorium :

1) Cairan pencuci : larutan netral 2 %

2) Cairan pelarut : dextran netral 20 ml

3) Air sampai : 1 liter

53
Cara pencucian :

1) Rendam alat yang di cuci dalam air sampai bersih, kemudian

rendam dalam larutan extran netral 2 % selama 2 – 24 jam, bila

alat terlalu kotor rendam lebih lama.

2) Setelah itu bilas dengan air sampai sisa – sisa larutan extran tidak

tertinggal pada alat yang dicuci.

3) Alat kaca dimasukkan dalam incubator dengan suhu 50 – 60 °C

dan alat plastic di keringkan dengan suhu kamar 15 - 25°C.

BAB V

LOGISTIK

A. Pengertian : Logistik di laboratorium adalah penyediaan bahan – bahan habis

pakai/reagen

Yang dibutuhkan untuk pelayanan di laboratorium.

B. Tujuan : Agar kebutuhan bahan – bahan habis pakai/reagen sebagai sarana

pemeriksaan

dapat tersedia dengan tepat,cepat,efektif,efisien dan profesional untuk

meningkatkan mutu laboratorium

C. Ruang lingkup : Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan- bahan habis

pakai/reagen ini

Menerangkan suatu sistem mulai dari mengevaluasi jumlah stok reagen,

membuat surat pesanan reagen sampai mendapatkan reagen yang diperlukan

D. Alur kerja pemesanan dan penerimaan bahan – bahan habis pakai/reagen :

PROSES KETERANGAN

Mulai
1. Laporan bulanan

Laboratorium ditandatangani
Ka Ruangan

oleh:
Buat catatan stok &
evaluasi jumlah stok  Ka Instalasi

54
Stok cukup
 Ka Sie Penunjang Medis

tidak  Ka Bidang Penunjang


Buat SP ya
Medis
selesai
Ka. Instalasi
 Direktur

Kasi Penunjang Medik 2. Surat pemesanan (SP)

barang ditandatangani atau


Kabid Penunjang Medik

disetujui oleh :
Suplier
 Kepala Instalasi
Gudang
 Ka. Bidang Penunjang

 Disetujui rekanan

3. Terima Barang disetujui

oleh :

 Ka Gudang Farmasi

4. Setelah barang datang Ka

Ruangan :

 Catat di buku penerimaan

 Catat di kartu stok

55
E. Alur pendistribusian reagen/bahan habis pakai dari gudang laboratorium

PROSES KETERANGAN

1. Amprahan barang

Mulai
ditandatangi oleh Ka. Ruang

laboratorium

Ka. Ruang Lab


2. Bila ruangan/bangsal

memerlukan reagenKa. Ruang


Buat catatan stok &
evaluasi jumlah stok
mendistribusikan ke ruangan
Ka. Ruang Lab.
tidak dengan mencatat pada buku
Stok cukup
amprahan reagensia dan kartu
Buat Surat amprahan ke
gudang farmasi ya
stok yang telah disediakan.
selesai

Setuju

Mengambil amprahan

Ka.Ruangan/Gudang lab.

Mencatat barang keluar

Ka. Ruang Lab.

Menyimpan reg.di lab

Ka. Ruang Lab

Mendistribusikan ke
Ruangan

56
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan Pasien / PatientSafety adalah keadaan dimana pasien bebas

dari harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis,

sosial, penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.

Di Laboratorium, Keselamatan Pasien berarti semua standar prosedur

operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus

ditaati, tidak ada kesalahan sampling / spesimen, tidak ada kesalahan

analisa, tidak ada kesalahan pencetakan hasil dan penyerahan hasil, serta tidak

ada kesalahan ekspertisi hasil. Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter

pengirim merupakan salah satu tindakan untuk keselamatan pasien.

Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang dipakai

adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar bangunan,

mebeler, peralatan pengambilan spesimen sampai alat-alat analisa yang dipilih

adalah alat yang menunjang mutu dan keselamatan pasien.

Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksi

nosokomial yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara

mengikuti standar pengendalian infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunaan

alat pengaman diri ( APD ).

6.2. TUJUAN.

6.2.1. TUJUAN UMUM :

Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium RS

57
6.2.2. TUJUAN KHUSUS :

1. Menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan di Laboratorium RS

2. Mengumpulkan , menganalisa , mengevaluasi data dan mengusulkan jalan

keluar pemecahan KNC, KTD dan Sentinel Event yang terjadi yang

berhubungan dengan laboratorium

3. Menganalisa resiko klinis dari suatu sistem yang diterapkan di Laboratorium

6.3. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN.

Tata laksana keselamatan pasien di laboratorium adalah sebagai berikut:

1. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO)

2. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laboratorium

3. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak

diharapkan (KTD)

4. Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap

KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah sistem sehingga lebih baik dan

lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan mensosialisasikan tindak

lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi system yang baru tersebut

5. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat kerja

bulanan dengan Ka. Instalasi yaitu :

1. Kejadian yang berhubungan dengan ketidakcocokan Indentitas pasien

2. Kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang efektif

3. Kejadian pasien jatuh

4. Kejadian yang be rhubungan dengan transfusi darah

5. Kejadian yang berhubungan dengan satndar pengendalian infeksi ( cuci

tangan )

6. Melakukan semua standar pengendalian infeksi

7. Memilih peralatan yang bermutu dan aman bagi pasien

58
BAB VII

KESEHATAN DANKESELAMATAN KERJA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 43 tahun 2013 Bab VIII

menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) laboratorium

merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara

keseluruhan.Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama

berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan

manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka

berpotensi terinfeksi kuman patogen.Potensi infeksi juga terjadi dari petugas ke

petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi

bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat.Petugas harus

memahami keamanan laboratorium, mempunyai sikap dan kemampuan untuk

melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO,serta

mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktik laboratorium yang

benar.

Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk

menjamin :

 Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam

melakukan pekerjaan.

 Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada

dalam keadaan sehat dan aman

 Agar fakto-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara

7.2. TUJUAN.

Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya

setiap pekerja laboratorium aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman

dari paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.

59
7.3. TATA LAKSANA.

1. Design laboratorium harus memiliki system ventilasi yang memadai dengan

sirkulasi udara yang cukup

2. Design laboratorium harus mempunyai alat pemadam api yang tepat untuk

bahan kimia berbahaya.

3. Design laboratorium harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menghindari

panas sejauh mungkin, dengan memakai alat pembakar gas yang terbuka

untuk menghindari bahaya kebakaran

4. Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah

sejauh mungkin

5. Tempat penyimpanan reagen didesign untuk mengurangi resiko sampai

sekecil mungkin

6. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K )

7. Sistem pembuangan limbah yang aman

1. Peralatan

1. Semua alat di laboraotirum memiliki kemanan sedemikian rupa sehingga

pekerja tidak terpapar aliran listrik

2. Memiliki safety cabinet untuk bekerja saat pengecatan

1. Alat Pengaman

Jenis alat pelindung yang digunakan petugas laboratorium meliputi : sarung

tangan, baju kerja, masker, sepatu. Sarung tangan harus selalu dipakai pada

saat melakukan tindakan diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah, cairan

tubuh, sekret, dan benda yang terkontaminasi. Cuci tangan harus selalu

dilakukan pada saat sebelum memakai dan melepas sarung tangan. Sarung

tangan harus berbeda untuk setiap pasien.

60
Baju kerja berupa gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja

wajib digunakan selama di laboratorium. Tujuan pemakaian gaun pelindung

untuk melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah

ataucairan tubuh yang lain yang dapat mencemari baju atau seragam. Baju kerja

harus segera diganti bila terkena kotoran,darah atau cairan tubuhlainnya.

Sepatu kerja digunakan di area pemeriksaan laboratorium sehingga dapat

mencegah terperciknya sampel ke kaki petugas dan mencegah terlukanya kaki

petugas karena terkena tusukan benda tajam yang terjatuh.

61
 Monitoring Kesehatan

Keadaaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar kesehatan

yang telah ditentukan di laboratorium. Untuk menjamin kesehatan para petugas

laboratorium dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Pemeriksaan foto toraks bagi pegawai yang bekerja dengan bahan yang

diduga mengandung bakteri

2. Pemberian imunisasi

3. Pemantauan kesehatan pegawai dilakukan setiap 6 bulan sekali secara rutin.

 Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan

1. Mencegah penyebaran bahan infeksi :

 Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang

sesuai setiap habis bekerja

 Menempatkan sisa spesimen dalam wadah yang tahan bocor,

2. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata selama bekerja

 Mencuci tangan dengan sabun/desinfektan sebelum dan sesudah bekerja.

 Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terjadi resiko percikan bahan

infeksi saat bekerja.

3. Mencegah infeksi melalui

 Bila terjadi luka tusukan maka setiap pekerja wajib melakukan

pemeriksaan/ test Panel Hepatitis dan HIV.

62
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL

Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang

dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus setiap hari untuk

mencegah dan mendeteksi suatu kesalahan serta memperbaikinya sehingga diperoleh

hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak tahap

preanalitik, tahap analitik sampai dengan tahap pasca analitik.

I. Tahap pra analitik

1. Persiapan pengambilan sampel.

Pengambilan bahan pemeriksaan hendaknya memenuhi beberapa syarat, yaitu :

a. Bahan diambil sebelum penderita minum obat anti mikrobia, bila sudah

terlanjur minum obat. Sebaiknya diberikan informasi tentang takaran serta

lama pemberian obat.

b. Pengambilan bahan dilakukan dengan alat yang steril secara aseptic

c. Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang tepat yang dipilih

dengan mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi dengan

kuman-kuman penyebab penyakit.

d. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium hendaknya diisi dengan

lengkap

e. Bahan permintaan seharusnya dikirim ke laboratorium.

f. Wadah bahan pemeriksaan harus diberi label identitas yang jelas dan sesuai.

63
2. Pengambilan sampel

Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak

semua kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil sembarangan.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

a. Cara pengambilan

b. Jumlah bahan yang dibutuhkan

c. Waktu pengambilan

d. Tempat pengambilan

e. Wadah

3. Pemberian identitas

Pemberian identitas ini adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam

menerima sampel yang memuat data antara lain :

a. Nama, umur, dan alamat pasien.

b. No. laboratorium

c. Pengirim

d. Tanggal spesimen diterima

e. Diagnosa

f. Nama petugas penerima spesimen

g. Tanggal spesiman selesai diperiksa

h. Nama pemeriksa

4. Pengiriman sampel

a. Bahan darah, urin dan dahak harus secepatnya dikirim ke laboratorium.

64
b. Untuk pengiriman bahan (serum darah) yang jauh harus memakai

pendingin/es batu

5. Penyimpan sampel

a. Bahan urin bisa ditambahkan pengawet

b. Serum beku bisa disimpan tiga hari sampai satu bulan didalam freezer

maksimal

c. Disimpan dalam suhu 2 – 8 derajat celcius dengan batas simpan 7 hari

d. Suhu kamar dengan batas simpan 24 jam, kecuali untuk pemeriksaan glukosa,

creatinin dan bilirubin.

6. Persiapan pemeriksaan sampel

a. Sampel untuk pemeriksaan kimia darah supaya didiamkan setengah jam

sebelum dicentrifuge.

b. Setelah dicentrifuge serum harus segera dipisahkan (menjaga stabilitas)

7. Pengujian kwalitas aquadest dan reagensia yang digunakan :

a. Pengujian mutu aquadest harus sesuai dengan spesifikasi aquades yang

dimuat dalam buku referensi Farmakope Indonesia dan buku standar lain.

b. Pengujian mutu reagen dapat berupa : pemeriksaa label, tanggal kadaluarsa.

Uji fisik meliputi wujud, warna, kejernihan, larutan, konsistensi dan lain-lain

65
II. Tahap Analitik

1. Pengolahan sampel :

a. Sampel darah, urin, feses harus segera sampai di laboratorium.

b. darah segera disentrifus

c. Bahan yang lain sesuai dengan permintaan pemeriksaan.

2. Kalibrasi Peralatan :

a. Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada timbangan

analitik.

b. Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan kalibrator

c. 1000/2000 jam lampu harus sudahdiganti sesuai dengan jenis alat.

3. Uji Ketelitian dan Ketepatan

Uji ketelitian dan ketepatan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan control

yang telah diketahui nilainya. Pemeriksaan bahan control dilakukan tiap hari. Uji

ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan mengetahui ketelitian dari

sampel.

III. Tahap Pasca Analitik

Pencatatan, interpretasi dan pelaporan hasil pemeriksaan :

Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti

karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan

kesalahan dalam intepretasi hasil.

66
B. PEMANTAPAN MUTU EKTERNAL

Pemantapan Mutu Ekternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain diluar

laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan

laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.

Tujuan : Membandingkan hasil pemeriksaan dari laboratorium lain yang mempunyai

metode pemeriksaan yang sama atau berbeda.

Kebijakan : Prosedur tetap pemantapan mutu external sebagai pedoman bekerja di

laboratorium dan harus dipatuhi oleh semua petugas.

Pemantapan Mutu Eksternal yang telah diikuti

Instalasi laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Meuraxa Kota

Banda Aceh telah mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal secara rutin

yang diselenggarakan oleh Departement Kesehatan RI dan Perhimpunan Dokter

Spesialis Patologi Klinik Indonesia.

Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh

pemerintah dan yang telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah

RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh sampai saat ini adalah :

1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa dikenal

PNPKLK-K ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium

Kesehatan ) bekerja sama dengan PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian

dilakukan dengan menggunakan perhitungan WIS ( Wariance Index Score ),

dengan nilai 0 – 400, makin kecil nilai WIS yang diperoleh suatu laboratorium

berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.

2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal

sebagai PNPKLK-H ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium

Bidang Hematologi ). Penyelenggaranya adalah Pusat Laboratorium

Kesehatan bekerja sama dengan PDS Patklin. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan perhitungan ID ( Index Deviasi ) dengan nilai 0 - > 3, semakin

67
kecil nilai yang diperoleh oleh suatu laboratorium, berarti semakin baik

penampilan laboratorium tersebut.

3. Pemantapan mutu eksternal bidang IMUNOLOGI ( PME I ) meliputi

pemeriksaaan VDRL, HbsAg, HIV, HCV. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan system scoring dengan nilai 0 – 4. Semakin tinggi nilai yang

didapat oleh suatu laboratorium, berarti semakin baik penampilan

laboratorium tersebut.

Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal

1. Persiapan

a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus

b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran

c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar biaya

PME

d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta

e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )

2. Pengiriman serum control

a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta

b. Dokumen lengkap :

Formulir hasil

1) Petunjuk pelaksana

2) Daftar alat dan reagen

3) Daftar pemeriksa

c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit

Bahan control dapat dibedakan berdasarkan :

a. Sumber bahan control

Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan bahan

kimia murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah dari manusia maka

lebih baik menggunakan bahan control dari manusia.

b. Bentuk bahan kontrol

68
Menurut bentuknya bahan control ada bermacam – macam, yaitu : bentuk

air, padat bubuk ( liofilisat ) dan bentuk strip. Pada umumnya bentuk padat

lebih stabil dan lebih tahan lama daripada bentuk cair. Bentuk strip

merupakan bentuk pada bubuk yang dikemas pada strip, sehingga

memudahkan transportasi. Penggunaan bentuk padat bubuk atau strip

harus dilarutkan terlebih dahulu dengan aquabidest. Pada umumnya

pemeriksaan dibidang kimia klinik dan imunoserologi menggunakan

bentuk padat bubuk ( liofilisat ) atau bentuk cair (pooled sera). Dibidang

hematologi digunakan bentuk cair, padat bubuk atau strip.

3. Pemeriksaan serum kontrol

a. Serum control diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan

b. Sifat pemeriksaan :

1) Hasil laboratorium sendiri

2) Menggunakan alat dan reagen rutin

3) Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa

c. Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda tangani penanggung jawab atau

kepala laboratorium.

4. Hasil pemantapan mutu ekternal

a. Hasil yang diterima di Instalasi Laboratorium dicatat tanggal terima untuk

masing – masing siklus

b. Oleh petugas dimasukan di dalam arsip hasil pemantapan mutu eksternal

Laboratorium.

c. Sifat pengolahan data berdasarkan :

1) Metode pemeriksaan

2) Alat yang digunakan

3) Jumlah data yang ada

5. Evaluasi komputer

a. Data dibandingkan terhadap nilai target

b. Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang sama

dan jumlah peserta > 20

c. Dinilai dengan system Variance Index Score ( VIS )

69
d. Setiap peserta akan mendapat nilai :

1) VIS setiap pemeriksaan

2) Overal VIS

3) Mean Running VIS

6. Evaluasi pemantapan mutu eksternal

a. Variance Index Score ( VIS )

Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400

b. Overal VIS

Nilai rata – rata VIS untuk seluruh parameter

c. Mean Running VIS

Nilai rata – rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu

7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS

0 – 50 : Sangat baik

51 – 100 : Baik

101 – 200 : Cukup

201 – 300 : Kurang

301 – 400 : Buruk

70
BAB IX

PENUTUP

Pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium disusun sebagai acuan dalam

melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pelayanan laboratorium RSUD

RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.

Laboratorium merupakan pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai salah

satu bagian penunjang medik diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti

dan akurat tentang aspek labolatoris terhadap spesimen atau sampel yang

dilakukan pengujian,sehingga mutu hasil pengujian laboratorium terus dapat

ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

perkembangan penyakit.

Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim akreditasi

yang akan diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan perkembangan serta

undang-undang yang berlaku.

Inst.Laboratorium RSUD RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh

71

Anda mungkin juga menyukai