SKRIPSI
OLEH
Antung Rahmaniwati
NIM. PO.62.24.2.18.375
Latar Belakang: Lauk hewani dan lauk nabati sering tidak dihabiskan oleh
pasien, untuk itu perlu dilakukan sejumlah perubahan pada hidangan lauk hewani
dan lauk nabati salah satu caranya dengan melakukan modifikasi menu, resep
terhadap bahan, ukuran, bumbu, atau cara pengolahan tanpa mengurangi nilai
gizinya, dengan tujuan untuk meningkatkan penampilan serta meningkatkan rasa
hidangan yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat penerimaan makanan
pasien. Dengan meningkatnya daya terima pasien terhadap makanan maka asupan
gizi yang masuk kepada pasien akan lebih baik.
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana perbedaan
modifikasi lauk hewani dan lauk nabati pada makan siang terhadap daya terima
pasien gastritis di RSU Kelas D Kota Palangka Raya.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan
rancangan one grup pretest posttes design terdiri dari dua tahap yaitu penelitian
terhadap panelis dan dilanjutkan dengan pasien. Subjek penelitian ini adalah
pasien rawat inap kelas III RSU Kelas D Kota Palangka Raya dengan jumlah
sampel 30 responden dengan kriteria tertentu. Analisis data menggunakan uji
Anova dan Indipendent Sample T Test.
Hasil: Memodifikasi lauk hewani dan lauk nabati dengan tidak merubah
bahan dasar dari menu awal. Diketahui pasien yang suka menu lauk hewani ada
28 pasien dan lauk nabati 24 pasien.Hasil uji anova tidak ada perbedaan daya
terima terhadap menu modifikasi p>0,05 sedangkan indipendent sample t test
diperoleh p<0,05. Hal ini diartikan terdapat perbedaan daya terima (lauk hewani
dan lauk nabati) modifikasi dan (lauk hewani dan lauk nabati) rumah sakit pada
pasien gastritis.
Kesimpulan : Ada perbedaan daya terima lauk hewani modifikasi dan daya
terima lauk hewani rumah sakit pada pasien gastritis dan ada perbedaan daya
terima lauk nabati modifikasi dan daya terima lauk nabati rumah sakit pada pasien
gastritis.
i
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kepada Allah SWT atas bimbingan dan perlindungan
Skripsi yang berjudul “ Modifikasi Lauk Hewani dan Lauk Nabati pada Makan
Siang Terhadap Daya Terima Pasien Gastritis Rawat Inap Di RSU Kelas D Kota
Palangka Raya “.
Saya menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
doa, dan dukungan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung,
untuk itu saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
skripsi ini.
2. Ibu Nila Susanti, SKM. MPH selaku Kepala Jurusan Gizi Politeknik
penulis
iv
5. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
6. Kepala Instalasi Gizi RSU Kelas D Kota Palangka Raya yang telah
7. Teman-teman di Instalasi Gizi RSU Kelas D Kota Palangka Raya yang telah
9. Abah, mama, suami ,anak-anakku tercinta (cantika dan alika) yang telah
10. Serta teman-teman dan sahabat di manapun berada yang telah memberikan
Akhir kata semoga Skripsi ini nantinya dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang telah di buat dan diberikan kelancaran, serta dapat bermanfaat, serta
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………..…………………………………… 88
B. Saran .......................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Hlm
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Instalasi Gizi ............................................... 11
Gambar 2.2 Alur Penyelenggaraan Makanan ............................................... 13
Gambar 2.3 Kerangka Konsep ....................................................................... 55
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian....................................................................... 62
Gambar 4.1 Tingkat Kesukaan Panelis Pada Modifikasi Lauk hewani .......... 70
Gambar 4.2 Tingkat Kesukaan Panelis Pada Modifikasi Lauk Nabati ........... 72
Gambar 4.3 Tingkat Kesukaan Responden Pada Modifikasi Lauk Hewani .. 73
Gambar 4.4 Tingkat Kesukaan Responden Pada Modifikasi Lauk Nabati ..... 75
Gambar 4.5 Daya Terima Lauk Hewani Modifikasi ….. ................................ 77
Gambar 4.6 Daya Terima Lauk Nabati Modifikasi…… ................................ 79
Gambar 4.7 Perbedaan Daya Terima Lauk Hewani Modifikasi dan Lauk Hewani
Rumah Sakit……. ....................................................................... 82
Gambar 4.8 Perbedaan Daya Terima Lauk Hewani Modifikasi dan Lauk Hewani
Rumah Sakit……. ....................................................................... 85
viii
DAFTAR TABEL
Hlm
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur,
Ruang Rawat, Pekerjaan Dan Pendidikan Terakhir ............................. 67
Tabel 4.2 Siklus Menu 10 hari RSU Kelas D Kota Palangka Raya
dan Modifikasi Lauk Hewani ........................................................ 68
Tabel 4.3 Siklus Menu 10 hari RSU Kelas D Kota Palangka Raya
dan Modifikasi Lauk Nabati ........................................................... 70
Tabel 4.4 Uji Anova Beda Menu Lauk Hewani Modifikasi ........................... 79
Tabel 4.5 Uji Anova Beda Menu Lauk Nabati Modifikasi .............................. 81
Tabel 4.6 Uji Perbedaan Indipendent Sample T Test Lauk Hewani ............... 83
Tabel 4.7 Uji Perbedaan Indipendent Sample T Test Lauk Nabati ……....... 87
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan bagian yang sangat vital dari
rumah sakit adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada pasien untuk
mencapai kondisi yang optimal dalam memenuhi kebutuhan gizi orang yang
penyembuhan pasien rawat inap dan rawat jalan. Mengingat pentingnya hal
tersebut perlu disadari dengan sepenuhnya bahwa peranan dan fungsi dari
pelayanan gizi di dalam rumah sakit sangatlah penting, baik dalam segi
paripurna atau general terhadap pasien di dalam sebuah rumah sakit (Depkes,
2013).
tahun 2013, pelayanan gizi rumah sakit meliputi 4 bagian yaitu asuhan gizi
pasien rawat jalan, asuhan gizi pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan,
mutu pelayanan kesehatan pada rumah sakit. Kesuksesan dari pelayanan gizi
yang dilaksanakan tesebut tidak terlepas dari berbagai faktor salah satunya
adalah faktor petugas gizi dalam memberikan pelayanan (Depkes RI, 2013).
1
2
(Moehyi, 2002).
yang disajikan dapat diterima dan makanan tersebut habis termakan tanpa
meninggalkan sisa makanan. Daya terima sendiri sebagai tolak ukur kepuasan
pengembangan Gizi RSUP H. Adam Malik Medan pada pasien rawat inap
menu yaitu aroma makanan 43,3%, rasa makanan 51,2%, tekstur makanan
sisa makanan pasien, yaitu nasi sebesar 37,75%, protein nabati 39%, dan
pagi dengan rata-rata 23,41%, terdapat pada sayuran sebesar 25,33%, nasi
bahwa pada menu standar terdapat rata-rata sisa makanan 26,6 % yang
terdiri dari sisa sayur sebesar 32 %, nasi 28,3 %, lauk nabati 27,8 %,
dan lauk hewani 18,3%. Daya terima makanan pasien baru berkisar
terima pasien. Sisa makanan pasien adalah makanan yang disisakan oleh
maka berpengaruh terhadap asupan gizi pasien dan apabila berlangsung lama
Apabila sisa makanan pasien masih banyak maka asupan zat gizi akan defisit.
pada usia dini, usia muda dan dewasa termasuk dalam kategori usia
terkait dengan pola makan yang tidak teratur dan stress di tempat kerja serta
gawat darurat, rawat inap, perawatan intensif, fasilitas bedah, ruang bersalin ,
pekerja yang terdiri dari 1 orang lulusan D IV Gizi, 2 orang lulusan D3 Gizi
Berdasarkan data rekam medik RSU Kelas D Kota Palangka Raya dari
bulan Januari sampai dengan November 2018 jumlah pasien yang dirawat
inap di RSU Kota meningkat berturut turut yaitu dari 1-3 pasien/hari, menjadi
1-5 pasien /hari dan meningkat 1-15 pasien/hari pada bulan november.
Jumlah pasien gastritis pada tahun 2018 sebanyak 33 orang. Pasien gastritis
menempati urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak dilihat dari data rekam
sehari untuk pasien yang di rawat inap dengan menggunakan siklus menu 10
hari.
penyajian makanan untuk orang sehat. Lauk hewani dan lauk nabati sering
tidak dihabiskan oleh pasien, oleh karena itu perlu dilakukan sejumlah
perubahan pada hidangan lauk hewani dan lauk nabati salah satu caranya
menyebabkan asupan gizi yang masuk kepada pasien akan lebih baik.
Data asuhan nutrisi pasien tahun 2018 dirumah sakit RSU Kelas D kota
bahwa sisa makanan yang diberikan pada waktu makan siang adalah lauk
hewani sebesar 40,4%, dan lauk nabati sebesar 39,25% Berdasarkan hasil
observasi ini maka perlu dilakukan modifikasi lauk hewani dan lauk nabati
pada makan siang pada pasien gastritis rawat inap di RSU Kelas D Kota
B. Rumusan Masalah
lauk hewani dan lauk nabati pada makan siang terhadap daya terima pasien
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Menganalisis modifikasi lauk hewani dan lauk nabati pada makan siang
Raya.
7
2. Tujuan Khusus:
Palangka Raya
c. Modifikasi lauk hewani dan lauk nabati pada pasien gastritis di RSU
Raya.
Raya.
lauk hewani rumah sakit pada makan siang pasien gastritis di RSU
nabati rumah sakit pada makan siang pasien gastritis di RSU Kelas D
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
mengenai modifikasi lauk hewani dan lauk nabati pada makan siang
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan data dan usulan untuk
3. Bagi Pembaca
membutuhkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
oleh Bapak Walikota menjadi RSU Kelas D Kota Palangka Raya dengan
9
10
103 tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter Spesialis 4 orang, Dokter
a. Instalasi Gizi
Instalasi gizi adalah suatu unit kerja yang bergerak dibidang gizi
dan petugas asuhan gizi rawat inap dan rawat jalan serta tempat
oleh pasien. Nilai gizi standar makanan biasa yang diberikan kepada
pasien rawat inap kelas III adalah energi 1950 kalori, protein 53 gram,
lemak 50 gram dan karbohidrat 320 gram. Standar porsi nasi yang
diberikan 100 gram, lauk hewani ikan 50 gram, lauk hewani daging
ayam 50 gram, lauk nabati tahu 40 gram, lauk nabati tempe 35 gram
dan untuk sayur tidak berkuah 100 gram sedangkan untuk sayur
kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dalam hal
13
RI, 2013).
b. Tujuan
biaya, aman dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status
Penerimaan
Pelayanan
Perencanaan Pengadaan &Penyimpan
makanan
menu Bahan an Bahan
pasien
(PGRS, 2013).
14
a) Perencanaan Menu
kontrak.
15
(PGRS, 2013).
g) Pembagian Makanan
yang dimakan dalam keadaan hangat, seperti sop dan soto harus
2013).
a) Makanan Biasa
2013).
b) Makanan Lunak
(Almatsier, 2013).
dan zat gizi lain cukup, makanan diberikan dalam bentuk cincang
18
(Almatsier, 2013).
c) Makanan Saring
yaitu selama 1-3 hari saja, karena makanan ini kurang serat dan
d) Makanan Cair
makanan cair terdiri atas tiga jenis, yaitu makanan cair jernih,
sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien
(PGRS, 2013)
4. Gastritis
a. Definisi Gastritis
maag atau sakit ulu hati ialah suatu peradangan mukosa lambung
terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu
atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks
makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut dapat
b. Klasifikasi Gastritis
1) Gastritis Akut
2) Gastritis Kronik
dan tidak jelas antara lain perasaan perut penuh, anoreksia, dan
c. Penyebab Gastritis
1) Pola Makan
oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi
2) Frekuensi Makan
2011).
(Okviani, 2011).
lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam
telat makan sampai 2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi
(Okviani, 2011).
3) Jenis Makanan
2009).
ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut
25
4) Porsi Makan
lambung.
5) Kopi
6) Teh
meminum teh kaya antioksidan lebih dari dua gelas secara teratur,
Selain itu apabila tannin terkena air panas atau udara dapat
7) Rokok
8) Stress
9) Alkohol
alkohol adalah lambung dan hati, oleh karena itu efek dari
11) Usia
(Gustin, 2011).
d. Manifestasi Klinik
3) Pucat
4) Lemah
5) Keringat dingin
6) Nadi cepat
11) Diare
2009).
32
f. Prinsip Diet
harus dikurangi.
g. Syarat Diet
1) Jenis Diet
sekali.
santan encer.
gastritis:
36
terlalu manis.
pylori.
37
bayam).
permukaan lambung.
seminggu
i. Penatalaksanaan Gastritis
gastrointestinal atas.
antara lain garam, alkohol, rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam
kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa minuman ringan (soft drinks), dan
sebagai iritan, korosif, makanan yang bersifat asam dan kopi juga
j. Pengobatan
cyanocobalamin).
Perdarahan hebat karena gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan
5. Modifikasi Menu
a. Menyusun Menu
menu dapat juga disusun untuk lebih dari satu kali makan.misalnya
untuk satu hari yang terdiri dari menu makan pagi, makan siang, dan
jangka waktu yang cukup lama, misalkan untuk selama tujuh atau
sepuluh hari. Menu yang disusun seperti itu disebut menu induk
makanan.
yang berlaku.
b. Modifikasi Menu
2012).
1) Lauk Hewani
kebosanan pasien.
hidangan siap santap dan lezat, bergizi serta menarik dan dapat
2) Lauk Nabati
anggota keluarga.
6. Daya Terima
a) Uji Hedonik
1) Sangat suka
2) Suka
3) Agak suka
4) Tidak suka
(Kartika, 1988).
b) Uji Organoleptik
(Ayustaningwarno F, .2014).
c) Sisa Makanan
1) Faktor Internal
a) Nafsu Makan
b) Kebiasaan Makan
c) Rasa Bosan
2) Faktor Eksternal
1992).
(Moehyi, 2002).
49
a) Penampilan
1. Warna
2. Bentuk
(Ellizabet A, 2011)
4. Porsi Makanany
b) Rasa Makanan
1) Aroma
2) Bumbu Masakan
3) Tingkat Kematangan
4) Suhu Makanan
2004).
c) Penyajian makanan
(Lumbantoruan, 2012).
penyajian makanan.
B. Kerangka Konsep
MODIFIKASI LAUK
Menu lauk hewani
HEWANI
Rumah sakit
a. Ayam
a. Ayam
b. Ikan
b. ikan
DAYA TERIMA
c. daging
PASIEN GASTRITIS
Menu Lauk Nabati MODIFIKASI LAUK
Rumah sakit NABATI
a. Tempe a. Tempe
b. Tahu b. Tahu
C. Definisi Operasional
Mengubah resep dasar ayam dan ikan menjadi menu baru yang
lebih menarik tanpa mengurangi nilai gizinya juga dapat dilihat dari
Skala : Nominal
Mengubah resep dasar tahu dan tempe menjadi menu baru yang
lebih menarik tanpa mengurangi nilai gizinya juga dapat dilihat dari
Skala : Nominal
56
3. Tingkat kesukaan
modifikasi lauk hewani dan lauk nabati menjadi resep baru, yang
berikut :
a. Sangat suka
b. Suka
c. Cukup suka
d. Tidak suka
4. Daya Terima
secara langsung berat dari setiap jenis makanan yang dikonsumsi dan
Skala : Rasio
57
D. Hipotesis
H1 : Ada perbedaan modifikasi lauk hewani dan lauk nabati pada makan
Palangka Raya.
Ho : Tidak ada perbedaan modifikasi lauk hewani dan lauk nabati pada
METODOLOGI PENELITIAN
dengan pasien.
B. Rancangan Penelitian
design yaitu melihat bagaimana perbedaan modifikasi menu lauk hewani dan
lauk nabati pada makan siang terhadap daya terima pasien gastritis rawat inap
Pada tahap pendahuluan yaitu uji kesukaan yang dilakukan oleh panelis
gastritis yang di rawat diruang rawat inap kelas II dan III RSU Kelas D Kota
Palangka Raya.
58
59
Tahap I
Palangka Raya.
Tahap II
2. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
1. Tempat Penelitian
Ruang rawat inap kelas III RSU kelas D Kota Palangka Raya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan maret, april dan mei dan 2019
(3 bulan)
E. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen
makanan responden.
F. Pengumpulan data
1. Jenis Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data Primer dan data
sekunder
a. Data Primer
b. Data Sekunder
kuesioner kemudian untuk data pasien gastritis dari rekam medik dan
Raya.
62
G. Prosedur Penelitian
Peneliti meminta surat ijin untuk melakukan survey penelitian di RSU Kelas D
Kota Palangka Raya
Peneliti membuat standar resep modifikasi lauk hewani dan lauk nabati
Peneliti menyiapkan 30 panelis yang sesuai kriteria inklusi dan bersedia menjadi
panelis selama 10 hari
Hari 1 (satu) panelis mencicipi resep modifikasi lauk hewani dan lauk nabati
Hari 2 (dua) panelis mencicipi resep modifikasi lauk hewani dan lauk nabati
Peneliti memperbaiki modifikasi lauk hewani dan lauk nabati berdasarkan penilaian
panelis
Hari 3 s/d hari ke 10 penelis mencicipi resep modifikasi lauk hewani dan lauk nabati
Kemudian membawa menu modifikasi lauk hewani dan lauk nabati dan diuji selama
3 bulan pada pasien gastritis peneliti mengambil gambar kemudian menimbang sisa
makanan
63
H. Etika Penelitian
untuk di isi oleh panelis dan responden, panelis dan responden berhak
dan confidentialy)
Penelitian ini telah mendapat ethical clerence dari Komote Etik Penelitian
2019.
I. Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
a. Tingkat kesukaan
2) Suka (S)
b. Daya Terima
secara langsung berat dari setiap jenis makanan yang dikonsumsi dan
J. Analisis Data
1. Analisis Univariat
dan nilai pre test dan post test. Data yang di analisis kemudian disajikan
2. Analisis Bivariat
perbedaan modifikasi lauk hewani dan lauk nabati pada makan siang
terhadap daya terima pasien gastritis rawat inap di RSU Kelas D Kota
65
Sample T Test.
BAB IV
Instalasi Gizi adalah suatu unit kerja yang bergerak dibidang gizi rumah
sakit yang melaksanakan pengadaan makanan bagi orang sakit dan petugas
asuhan gizi rawat inap dan rawat jalan serta tempat pendidikan dan pelatihan
lulusan DIV Gizi, 2 orang lulusan D3 Gizi dan 2 orang lulusan SMA.
pihak rumah sakit. Siklus menu yang digunakan di RSU Kelas D Kota
66
67
B. Karakteristik Sampel
umur, ruang rawat, pekerjaan dan pendidikan terakhir yang dapat dilihat pada
tabel 1.
Variabel N %
Jenis Kelamin
Laki-laki 13 43,33
Perempuan 17 56,67
Jumlah 30 100
Umur(Tahun)
13-15
16-18 2 6,67
19-29 5 16,67
30-49 10 33,33
50-64 8 26,66
65-80 5 16,67
Jumlah 30 100
Ruang Rawat
Ranap I 17 56,67
Ranap II 13 43,33
Jumlah 30 100
Pekerjaan
Bekerja 19 63,33
Tidak Bekerja 11 36,67
Jumlah 30 100
Pendidikan
Tidak sekolah 3 10
Pendidikan dasar 4 13,33
Pendidikan Menengah 20 66,67
Perguruan Tinggi 3 10
Jumlah 30 100
umur, pekerjaan, pendidikan, dan ruang rawat inap. Pada penelitian ini jenis
(56,33%).
C. Modifikasi Lauk Hewani dan Lauk Nabati Pada Pasien Gastritis di RSU
Kelas D Kota Palangka Raya.
Palangka Raya menunjukkan bahwa sisa makanan pada menu makan siang
lauk hewani sebesar 40,4 % dan lauk nabati sebesar 39,25% maka perlu
69
dilakukan modifikasi terhadap lauk hewani dan lauk nabati agar daya terima
rumah sakit dengan lauk hewani modifikasi. Modifikasi lauk hewani tidak
merubah bahan dasar dari menu awal dan penggunaan bumbu serta rempah
dahulu dilakukan uji kesukaan oleh panelis dilihat dari segi rasa, penampilan,
pasien, meningkatkan nilai gizi pada masakan dan meningkatkan daya terima
2012).
Standar resep untuk makanan lauk hewani yang berlaku di Rumah Sakit
menu yang terfokus pada standar mutu, kualitas, antara lain dengan
rumah sakit dengan lauk nabati modifikasi, bahwa modifikasi lauk nabati
tidak merubah bahan dasar dari menu awal. Sebelum modifikasi lauk nabati
panelis dilihat dari segi rasa, penampilan, tekstur dan aroma agar dapat
Palangka Raya menunjukkan bahwa sisa makanan pada menu makan siang
lauk hewani sebesar 40,4 % dan lauk nabati sebesar 39,25% maka perlu
dilakukan modifikasi terhadap lauk hewani dan lauk nabati agar daya terima
selera makan konsumen. Selera makan ini akan berpengaruh terhadap daya
peka terhadap warna makanan serta besarnya porsi makanan yang disajikan.
Kombinasi warna yang menarik, serta konsistensi yang baik dari makanan
dan besar porsi makanan yang disajikan sangat mempengaruhi selera makan
(Agustina,2016).
35 29 29
28 27 28 27 28 28
30 25
Jumlah Panelis
24
25
20
15
10
5
0
Suka
Tidak Suka
disukai panelis 29 orang (96,7%) adalah tumis ayam bertabur wijen dan
bakso ayam global. Tingkat kesukaan ini dilihat dari rasa, penampilan, tekstur
dan aroma.
Hasil ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa daya terima
dinilai dari cita rasa diantaranya ialah rupa yang meliputi warna, bentuk,
ukuran, aroma, tekstur dan rasa. Daya terima terhadap makanan dapat
diketahui melalui uji penerimaan, salah satu uji penerimaan yang dilakukan
tinggi adalah makanan yang apabila disajikan akan menyebarkan aroma lezat,
warna makanan, besar porsi, tekstur dan bentuk makanan yang disajikan.
dan kekenyalan dari daging sapi dan domba lebih disukai panelis kemudian
merupakan menu dengan daya terima yang paling baik, berbeda dengan menu
lainnya khususnya pada ikan dan telur. Daging memiliki cita rasa bawaan
yang lebih gurih dibanding jenis lauk hewani lainnya, sehingga meski dengan
penambahan bumbu yang sedikit tetap membuat rasa menu daging ini terasa
lezat.
pada gambar 4. 2
30 24 24 22 25 24 24 23
20 22
Jumlah Panelis
25 20
20
15 10 10
6 6 8 8 6 6 7
10 5
5
0 Suka
Tidak Suka
disukai oleh panelis 25 orang (83,3%) adalah tahu bacem menggoda. Tingkat
Hasil ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa daya terima
dinilai dari cita rasa diantaranya ialah rupa yang meliputi warna, bentuk,
ukuran, aroma, tekstur dan rasa. Daya terima terhadap makanan dapat
diketahui melalui uji penerimaan, salah satu uji penerimaan yang dilakukan
selera makan konsumen. Selera makan ini akan berpengaruh terhadap daya
3.5 3 3 3 3 3 3 3 3
3
2.5
Responden
2 2
2
1.5 1 1
1
0.5
0 Suka
Tidak Suka
terhadap modifikasi lauk hewani yaitu patin bakar madu (100%), tumis ayam
bertabur wijen (100 %), pepes berbalur bumbu (100%), ayam panggang
menarik perhatian (100%), ayam cantik berbumbu (100%), sate patin ceria
(100%), bakso ayam global (100%) dan patin mentari bersinar (100%). Hasil
menyukai ikan sehingga lauk hewani yang diberikan tidak diterima oleh
kebiasaan/kesukaan makan, rasa bosan serta adanya peraturan diet atau non
diet yang sedang dijalani. Faktor eksternal yaitu cita rasa makanan yang
diri, faktor agama serta psikologis dan yang paling tidak dianggap penting,
suka terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa dari ikan telur dan ayam.
yang mempengaruhi asupan pasien. Pasien tidak memiliki nafsu makan baik
yang disajikan enak. Rasa makanan adalah aspek penilaian makanan yang
suka untuk dinilai secara akurat jika dibandingkan dengan tekstur dan warna
yang mengkonsumsinya.
terhadap rasa makanan itu baik atau tidak adalah aroma makanan itu sendiri,
dari aroma inilah akan timbul selera makan. Selera makan akan semakin
3.5 3 3 3 3 3 3
3
Responden
2.5 2 2 2 2
2
1.5 1 1 1 1
1
0.5 0
0 Suka
Tidak Suka
(100%), tahu bacem menggoda (100%), rolade tahu (100%), schotel tahu
responden dikarenakan responden masih tidak ada nafsu makan, tidak suka
terhadap menu tempe dan ada juga responden yang tidak suka dengan
penampilan menu.
seseorang.
78
yang mempengaruhi asupan pasien. Pasien tidak memiliki nafsu makan baik
120 100
100 83.81 84 80
71.61 72.44 76.74
80 60.3463.75
60 49.68
40
20
0
Daya Terima
responden terhadap menu yang modifikasi adapun hasil uji Anova dapat
artikan p < 0,05, sehingga dapat diartikan tidak terdapat perbedaan yang
responden.
80
Dari hasil uji tidak ada perbedaan yang signifikan dari 10 menu
modifikasi dikarenakan daya terima pasien tidak jauh berbeda dari menu
Analisa menu lauk nabati modifikasi terhadap daya terima dari 10 menu
modifikasi lauk nabati diketahui bahwa persentase daya terima terbanyak ada
pada 3 menu yaitu tahu bacem menggoda ( 100%), schotel tahu (100%) dan
responden terhadap lauk nabati modifikasi adapun hasil uji Anova dapat
artikan p (0,391) > 0,05, sehingga dapat diartikan tidak terdapat perbedaan
Hasil uji tidak ada perbedaan yang signifikan bila dilihat dari uji beda
gambar 4.6
82
Analisa perbedaan daya terima lauk hewani modifikasi dan lauk hewani
rumah sakit pada makan siang pasien gastritis di RSU Kelas D Kota Palangka
120
100
100
83.81 84 80
76.74
80 71.61 72.44
60.34 63.75 75
60 49.68
40 50
43.34 44.5 41.77 41.7
40
20 Lauk Hewani Modifikasi
23.4 23.4
5.4 Lauk Hewani Rumah Sakit
0
Ikan patin goreng tepung
Tumis Ayam Bertabur Wijen
ayam rica-rica
Kare ayam
terlihat perbedaan daya terima lauk hewani modifikasi dan lauk hewani
rumah sakit pada makan siang pasien gastritis di RSU Kelas D Kota Palangka
diketahui bahwa persentase daya terima terbanyak ada pada menu bakso
83
ayam global ( 100%). Menurut Djamaluddin (2002) Baik daya terima maupun
Hasil penilaian daya terima dari 10 menu lauk hewani rumah sakit
diketahui bahwa persentase daya terima terbanyak ada pada menu ikan patin
terima makanan pasien akan berdampak buruk bagi status gizi dan
kesembuhan pasien. Oleh karena itu daya terima lauk hewani menjadi hal
Hasil ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa daya terima
dinilai dari cita rasa diantaranya ialah rupa yang meliputi warna, bentuk,
ukuran, aroma, tekstur dan rasa. Daya terima terhadap makanan dapat
diketahui melalui uji penerimaan, salah satu uji penerimaan yang dilakukan
modifikasi dengan menu lauk hewani rumah sakit. Hasil uji Indipendent
lauk hewani rumah sakit dan lauk hewani modifikasi menunjukkan nilai p
(sig 2-Tailed) = 0.000. Adapun nilai p (sig 2- Tailed ) < 0,05 maka dapat di
artikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan daya terima pasien antara
menu lauk hewani rumah sakit dengan menu lauk hewani modifikasi.
kelompok menu pilihan dengan kelompok menu standar dengan p value 0,050
sedangkan hasil lainnya tidak terdapat perbedaan daya terima dengan hasil
value : 0,143).
85
Analisa perbedaan daya terima lauk nabati modifikasi dan lauk nabati
rumah sakit pada makan siang pasien gastritis di RSU Kelas D Kota Palangka
120
100 100 100
100
80 69.25 72.74
68.26 66.53 66.07
63.4 76.67 76.67
60
47.63 63.34
59.5 58.34 56.67
40
41.67 40
33.34 Lauk Nabati Modifikasi
20
20 Lauk Nabati Rumah Sakit
0
Tahu goreng
Bola-Bola Tempe
Tahu goreng
Kering tempe
Jagung steamed
Tempe bacem
Rolade Tahu
Tahu Variasi
Schotel Tahu
Perkedel tahu
Perkedel tempe
Perkedel tahu
Sate Tempe
Perkedel tempe
Tahu goreng
Tempe kecap
terlihat perbedaan daya terima lauk nabati modifikasi dan lauk nabati rumah
sakit pada makan siang pasien gastritis di RSU Kelas D Kota Palangka Raya
tahun 2019.
diketahui bahwa persentase daya terima terbanyak ada pada 3 menu yaitu
86
tahu bacem menggoda ( 100%), schotel tahu (100%) dan sate tempe (100%).
Menurut Djamaluddin (2002) baik daya terima maupun sisa makanan pasien
dirumah sakit. Menurut Yanti, D (2017) menunjukkan bahwa semua rata- rata
sisa lauk nabati tempe dengan pemberian modifikasi resep terjadi penurunan
Hasil penilaian daya terima dari 10 menu lauk nabati rumah sakit
diketahui bahwa persentase daya terima terbanyak ada pada 2 menu yaitu
kering tempe (76,67%) dan tempe bacem (76,67), sedangkan rata-rata sisa
Hasil ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa daya terima
dinilai dari cita rasa diantaranya ialah rupa yang meliputi warna, bentuk,
ukuran, aroma, tekstur dan rasa. Daya terima terhadap makanan dapat
diketahui melalui uji penerimaan, salah satu uji penerimaan yang dilakukan
lauk nabati rumah sakit. Hasil uji Indipendent Sample T Test dapat dilihat
lauk nabati rumah sakit dan lauk nabati modifikasi menunjukkan nilai p (sig
2-Tailed) = 0.001. Adapun nilai p (sig 2- Tailed ) < 0,05 maka dapat di
artikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan daya terima pasien antara
A. Kesimpulan
hari.
pendidikan, dan ruang rawat inap. Pada penelitian ini jenis kelamin
ruang rawat inap responden paling banyak menginap pasien ruang inap I
3. Modifikasi lauk hewani dan lauk nabati. Modifikasi lauk hewani yaitu
menu patin bakar madu, tumis ayam bertabur wijen , pepes berbalur
88
89
sate patin ceria , bakso ayam global, patin mentari bersinar tim nila
golput dan ikan gabus nusantara. Modifikasi lauk nabati yaitu tahu
variasi, bola-bola tempe, tahu isi bayam, tempe berbungkus daun, tahu
bacem menggoda, steak nugget tempe, rolade tahu, schotel tempe, tahu
lauk hewani yaitu menu tim nila golput dan ikan gabus nusantara
lauk nabati dan ada 4 (orang) responden yang tidak menyukai modifikasi
lauk nabati yaitu menu tahu isi bayam, tempe berbungkus daun, steak
9. Ada perbedaan yang signifikan daya terima responden antara lauk nabati
B. Saran
modifikasi lauk nabati dapat dijadikan salah satu alternatif hidangan yang
disajikan pada pasien rawat inap di RSU Kelas D Kota Palangka Raya.
Ama, Al Yasir Nene. 2012. Persepsi, Konsumsi Dan Kontribusi Lauk Hewani
Pada Pasien Rawat Inap di RSUD Cibinong. Dalam Gizi Indonesia
31(5):78-91.
Chalida.N, Sudaryati E & Nasution E. (2012). Daya Terima Pasien Rawat Inap
Penyakit KardiovaskularTerhadap Makanan yang Disajikan RSUP H.
Medan. Adam Malki Medan.Jurusanmedan Fakultas kesehtan masyarakat
USU.
Djamaluddin M. 2002 Analisis zat gizi dan biaya sisa makanan pada pasien
dengan makanan biasa di RS Dr.Sardjito [thesis]. Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada. Jakarta.
Elizabet Aula, Lisa. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya
Sisa Makanana Pada pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Fakultas Kedokteran
Ilmu dan kesehatan. Jakarta.
Fauziyah, Sufi. 2011. Pengaruh Modifikasi Resep Lauk Nabati Terhadap Tingkat
Penerimaan Makanan Pasien Rawat Inap di RS Grhasia Propinsi DIY.
Skripsi. Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi. Yogyakarta.
Hardinsyah et.al. 1989. Aspek Gizi dan Daya Terima Penyelenggaran Konsumsi
Pangan. Laboratorium Gizi Masyarakat, Pusat Antar Universitas Pangan
dan Gizi. Institut Pertanian Gizi. Bogor.
Hirlan, 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Gastritis. Dalam Sudoyo AW.
Mustakim. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna, Pustaka Populer Obor. Jakarta
Nida, K. 2011. Faktor – Faktor Yang berhubungan Dengan Sisa makanan Pasien
Rawat Inap DI Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum. Jurnal Gizi Indonesia.
Banjarbaru.
Trisia N, Sitoayu L & Pakpahan T.H. 2016. Perbedaan Daya Terima Lauk
Hewani Berdasarkan Cita Rasa,Kebiasaan Makan dan Nafsu Makan di
Berbagai Kelas Rawat Inap Pasien Bedah di RSUD Cengkareng. Fakultas
Ilmu Kesehatan. Jakarta
Rekam Medis Rumah Sakit Umum Kelas D Kota Palangka Raya. Kasus Gastritis
pada Januari-November 2018.Diperoleh pada tanggal 15 September 2018
Uyami, Hendriyani H & WijaningsihW. 2014. Perbedaan Daya Terima, Sisa dan
Asupan Makanan Pada Pasien Dengan Menu Pilihan Dan Menu Standar
Di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Jurnal Gizi Indonesia, 25(6) : 98-110
Vera uripi, 2001. Menu Untuk Penderita Hepatitis Dan Gangguan Saluran
Pencernaan. Cetakan 1 Puspa Swara. Jakarta.
Wahyu D, Tina L & Jufri N.N. 2015.Pola Makan sehari-hari Penderita Gastritis.
Poltekkes Kemenkes. Malang.
Winarno, F.G. 2002. Flavor Bagi Industri Pangan. M-Biro Press.Bogor.
Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
HARI / TANGGAL :
NO. SAMPEL :
Palangka Raya,
Responden Peneliti
( ) ( )
FORMULIR 2. Karakteristik Sampel
MODIFIKASI MENU LAUK HEWANI DAN LAUK NABATI PADA MAKAN
SIANG TERHADAP DAYA TERIMA PASIEN GASTRITIS RAWAT INAP DI RSU
TIPE D KOTA PALANGKARAYA
1. No. Sampel :
2. Nama Pasien :
3. TTL :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendiddikan :
6. Pekerjaan :
7. Ruang Rawat :
8. No. RM : :
9. Diagnosa Medis :
B. Menu :
Penilaian 1 2 3 4 5
(SS) (S) (CS) (TS) (STS)
Rasa
Penampilan
Tekstur
Aroma
1. Sangat Suka
2. Suka
3. Cukup Suka
4. Tidak Suka
5. Sangat Tidak Suka
FORMULIR UJI CITA RASA
Nama Panelis :
Berilah tanda cheklis (V) pada tabel sesuai penilaian anda terhadap
menu makanan di bawah ini :
A. Menu :
Penilaian 1 2 3 4 5
(SS) (S) (CS) (TS) (STS)
Rasa
Penampilan
Tekstur
Aroma
B. Menu :
Penilaian 1 2 3 4 5
(SS) (S) (CS) (TS) (STS)
Rasa
Penampilan
Tekstur
Aroma
1. Sangat Suka
2. Suka
3. Cukup Suka
4. Tidak Suka
5. Sangat Tidak Suka
Lampiran 4
RM :
Ruangan :
Makan Siang :
RM :
Ruangan :
Makan Siang :
KETERANGAN :
- NB = Nasi Biasa
- NL = Nasi Lunak
- BB = Bubur
- BS = Bubur Saring
- MC = Makanan Cair
- F = Formula (Modisco dll)
- TKTP = Tinggi Kalori Tinggi Protein (ditambahkan makanan yang tercantum jika pada diet pasien tertulis TKTP)
- Susu = RL untuk pasien lansia, LLM untuk pasien anak dengan Diare
MENU DAN RESEP
UNTUK PENDERITA
GASTRITIS
ANTUNG RAHMANIWATI
DAFTAR ISI CONTOH MENU HARI X
i 26
Gastritis adalah suatu iritasi atau peradangan pada dinding mukosa Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung.Prinsip diet pada penyakit
lambung sehingga menjadi merah, bengkak berdarah dan luka. Ada dua lambung bersifat libitum, yang artinya bahwa diet lambung dilaksanakan
macam Gastritis yaitu Gastrtis Akut dan Kronis : berdasarkan kehendak pasien.
a. Gastritis Akut yang sering diderita adalah gastrtis akut erosif yang Prinsip diet yang dianjurkan untuk pasien gastritis yaitu :
merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan a.Pasien dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu kenyang
kerusakan-kerusakan yang terjadi lebih dalam daripada mukosa muskularis dan tidak boleh berpuasa.
b.Makanan yang dikonsumsi harus mengandung cukup kalori dan protein
b. Gastritis kronis adalah peradangan bagian permukaan mukosa lambung
(TKTP) namun kandungan lemak/minyak, khususnya yang jenuh
yang berkepanjangan yang diebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun
harus dikurangi.
ganas oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart 2000).
c.Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung
serat makanan yang halus (soluble dietary fiber).
2. Tanda dan Gejala
d.Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang,
menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara
Gejalanya bermacam-macam, tergantung kepada jenis gastritisnya.
berlebihan, dan yang bersifat melekat.
Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti)
e.Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.
dan rasa tidak nyaman di perut sebelah atas.Pada gastritis karena stres akut,
Tujuan diet ini adalah untuk menghilangkan gejala penyakit, menetralisir
penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera)
asam lambung, mengurangi gerakan paristaltik lambung serta memperbaiki
biasanya menutupi gejala-gejala lambung; tetapi perut sebelah atas
kebiasaan makan penderita. Dengan cara itu diharapkan luka di dinding
terasa tidak enak.
lambung perlahan-lahan akan sembuh.
Gejala klinis gastritis pada umumnya yaitu :
a. Rasa tidak nyaman pada perut dan nye¬ri e. Hilangnya nafsu ma¬kan
b. Perut terasa kem¬bung f. Mual
c. Rasa nyeri pada hati g. Muntah dan BAB berwarna hitam.
d. Ce¬gukan
1 2
TAHU STEANMED PRAKATA
Bahan : SEKILAS TENTANG GASTRITIS
Tahu 250 gram GASTRITIS
Jagung 25 gram Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan istilah sakit maag
Telur 1 biji
atau sakit ulu hati ialah suatu perdagangan mukosa lambung
Bawang putih 2 siung
paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet dalam pola
Garam secukupnya
makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat,
Gula secukupnya
makan - makanan yang terlalu banyak bumbu diet pedas.
Cara Membuatnya :
Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya Gastrtis.
1.Tahu di haluskan tambahkan telur, bawang putih yang sudah di haluskan.
2.Pipil jagung kemudian blender sampai halus. Menu yang disajikan adalah contoh menu dalam menu 10 hari. Akan
3.Campurkan semua bahan menjadi satu aduk sampai rata tambahkan garam tetapi hanya resep untuk lauk hewani dan lauk nabati yang dibuat
dan gula secukupnya.
lengkap bahan, cara membuat dan nilai gizinya. resep pada buku ini
4.Masukkan adonan ke dalam cetakan yang sudah diolesi margarin lalu kukus
sudah di uji cobakan. Salam sehat
hingga matang dan siap di sajikan.
Untuk 5 Porsi
Nilai Gizi perporsi :
Mei 2019
Energi : 53,1Kalori
Protein : 4,1 gram
Protein : 2,5 gram Penulis
Karbohidrat :4,5 gram
25 ii
23 24
Syarat diet penderita gastritis yaitu:
CONTOH MENU HARI VIII
a.Makanan yang disajikan harus mudah dicerna, tidak merangsang
tetapi dapat memenuhi kebutuhan energi dan gizi, jumlah energipun
Menu Hari VIII :
harus disesuaikan dengan kebutuhan penderita.
Sate Patin Ceria
b.Asupan protein harus cukup tinggi (sekitar 20-25% dari total jumlah
Schotel Tempe
energi yang biasa diberikan), sedangkan lemak perlu dibatasi. Protein Sop Sayuran (wotel, bihun, oyong)
berperan dalam menetralisir asam lambung. Bila terpaksa menggunakan Pisang
lemak, pilih jenis lemak yang mengandung jenis asam lemak tak jenuh.
Pemberian lemak atau minyak perlu dipertimbangka dengan teliti. BAKSO AYAM GLOBAL
Lemak yang berlebihan dapat menimbulkan rasa mual, rasa tidak enak
di ulu hati dan muntah karena tekanan dari dalam lambung meningkat. Bahan : Cara Membuatnya :
c.Mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh Daging ayam 1.Cuci bersih daging ayam
tanpa tulang 500 gr 2.Blender daging ayam dan bawang putih
secukupnya merupakan pilihan tepat, sebab lemak jenis ini lebih sampai halus.
Telur 1 biji
mudah di cerna. 3. Aduk adonan daging tambahkan, telur,
Tepung tapioca 3 sdm tepung tapioka sedikit demi sedikit lalu
d.Porsi makanan yang diberikan dalam porsi kecil tapi sering.
Bawang putih 3 siung aduk sampai rata.
e.Kebutuhan zat gizi, jenis energi yang dikonsumsi harus disesuaikan 4.Rebus air sampai mendidih, bentuk
Garam secukupnya
dengan berat badan dan umur penderita. adonan bulat-bulat masukkan ke dalam air
rebusan masak sampai baso ayam naik ke atas.
Jenis dan Bentuk Makanan 5.Angkat dan sajikan
Sebaiknya penderita gastritis menghindari makanan yang bersifat merangsang,
diantaranya makanan berserat dan penghasil gas maupun mengandung banyak
bumbu-bumbu rendah.Selain itu perlu memperhatikan tehnik memasaknya,
Untuk 5 Porsi
direbus, dikukus, atau dipanggang adalah tehnik masak yang dianjurkan.
Sebaliknya, menggoreng bahan makanan tidak dianjurkan. Menurut Persagi Nilai Gizi perporsi :
(1999) dikenal jenis diet untuk penderita penyakit gastritis. Diet ini disesuaikan Energi : 161,8Kalori
Protein : 13,7gram
dengan berat ringannya penyakit.
Protein : 9,7 gram
Karbohidrat :4,1 gram
3 22
e.Buah-buahan pepaya, pisang rebus, sawo, jeruk garut, sari buah
4. Tips Diet untuk Penderita Gastritis
(sebaiknya dimakan bersama nasi).
f.Bumbu-bumbu Gula, garam, vetsin, kunyit, kunci, sereh, salam,
lengkuas, sedikit jahe, dan bawang. Tips Diet yang Penting untuk Penderita Gastritis
Jenis Makanan yang tidak boleh diberikan pada penderita Gastritis a.Makan dalam porsi kecil tapi sering lebih baik dibandingkan
a.Sumber hidrat arang meliputi; beras ketan atau wajik, bulgur, jagung, makan dalam jumlah besar sekaligus.
ubi singkong, kentang goreng, cake, dodol, dan kue yang terlalu manis. b.Jangan terburu-buru ketika mengkonsumsi makanan.
b.Sumber protein hewani; Daging, ikan, ayam yang dikalengkan,
c.Kunyahlah makanan secara sepenuhnya.
digoreng, dikeringkan (dendeng), telur ceplok atau goreng. Sumber
d.Makanlah makanan yang kaya serat.
protein nabati; Tahu, tempe digoreng, kacang merah,
kacang tanah digoreng. e.Makanan mengandung flavonoid, seperti apel, seledri, bawang,
c.Lemak; Lemak hewan, santan kental. dan teh dapat meng-hambat pertumbuhan bakteri H. pylori.
d.Sayuran Sayuran yang banyak serat dan menimbulkan gas, f.Konsumsi makanan yang me¬ngandung tinggi vitamin dan kalsium,
sayuran mentah.
seperti kacang almon, sayuran hijau (misalnya bayam).
e.Buah yang banyak serat dan menimbulkan gas, misalnya jambu biji,
g.Hindari makanan yang terlalu panas ataupun dingin.
nanas, kedondong, durian, nangka, dan buah yang dikeringkan
h.Hindari makanan yang tinggi kadar lemak. Pada penelitian, makanan
(sale pisang, manisan pala, dan sebagainya).
f.Bumbu-bumbu; Lombok atau cabai, merica, cuka tinggi kadar lemak meningkatkan inflamasi pada permukaan lambung.
dan bumbu-bumbuan yang merangsang. i.Hindari minuman yang bersifat asam, termasuk kopi dan jus buah
5 6
a.Diet Lambung I diberikan pada penderita gastritis berat yang disertai
SCHOTEL TEMPE
pendarahan. Jenis makanan yang diberikan, meliputi susu dan bubur
susu yang diberikan setiap 3 jam sekali.
Bahan :
Tempe 250 gr b.Diet Lambung II Untuk penderita gastritis akut yang sudah dalam
Telur 1 Biji perawatan. Makanan yang diberikan merupakan makanan saring atau
Wortel 25 gr cincang pemberiannya sama 3 jam sekali.
Bawang Putih 2 Siung c.Diet Lambung III Untuk penderita gastritis yang tidak begitu berat atau
Garam Secukupnya
ringan. Bentuk makanan harus lunak dan diberikan enam kali sehari.
Gula Secukupnya
d.Diet Lambung IV Orst ini diberikan pada penderita gastritis ringan,
Cara Membuatnya :
makanan dapat berbentuk lunak atau biasa.
1.Tempe di hancurkan sampai halus.
Jenis Makanan yang boleh diberikan pada penderita Gastritis
2.Bersihkan wortel kemudian potong kecil-kecil
a.Sumber hidrat arang (nasi atau penggantinya) yaitu meliputi ;
3.Campurkan semua bahan yang sudah di haluskan tambahkan telur, gula
beras, dibubur atau ditim, kentang direbus atau dipures, makaroni,
dan garam secukupnya. Aduk sampai rata. mi bihun direbus, roti, biskuit, marie, dan tepung-tepungan dibuat
4.Masukan ke dalam cetakan lalu kukus selama 30 menit atau sampai matang. bubur atau puding.
5.Angkat dan sajikan b.Sumber protein hewani (daging atau penggantinya) Ikan, hati,
daging sapi empuk, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur,
ditim, atau dipanggang, telur ayam direbus, didadar, diceplok air, atau
Untuk 5 Porsi dicampurkan dalam makanan, susu. Sumber protein nabati tahu, tempe,
direbus, ditim atau ditumis, kacang hijau direbus dan dihaluskan.
Nilai Gizi perporsi : c.Lemak margarin, minyak (tidak untuk menggoreng) dan santan encer.
Energi : 49,8 Kalori d.Sayuran - sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas,
Protein : 4 gram misalnya : bayam, labu siam, wortel, tomat direbus atau ditumis.
Protein : 2,5 gram
Karbohidrat : 3,7 gram
21 4
20 21
PATIN BAKAR MADU CONTOH MENU HARI VI
7 19
9 17
STEAK NUGGET TEMPE TAHU VARIASI
Bahan : Bahan :
Tempe 250 gram Tahu 4 Buah
Telur 1 butir Wortel 25 gr
Wortel 25 gram
Telor 1 Butir
Bawang putih 2 siung
Garam ½ sdt Bawang Putih 3 Siung
Gula ½ sdt dihaluskan
Garam 1 sdt
Cara Membuatnya :
1.Kukus Tempe sampai matang kemudian haluskan, Gula 1 sdt
2.Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan, tambahkan telur , garam, Cara Membuatnya :
gula secukupnya ke dalam adonan dan wortel yang sudah di potong 1.Tahu dihancurkan sampai halus,wortel dipotong-potong kecil
kecil-kecil aduk sampai rata. lalu campur dengan bumbu yang sudah dihaluskan.
3.Tuang adonan ke dalam Loyang yang sudah di siapkan, kukus
2.Kemudan dicampur dengan telor, gula dan garam aduk sampai rata
sampai matang.
3.Masukkun kedalam cetakan
4.Angkat biarkan sampai dingin, kemudian potong sesuai selera
dan sajikan. 4.Dikukus sampai matang
18 8
Bahan : Bahan :
Tahu 250 Tempe 250 gr
Bawang putih 2 biji Telur Ayam 1 Butir
Gula jawa ½ 0ns
Garam sdt
Garam ½ sdt
Gula sdt
Daun salam 1 lembar
Lengkuas ½ ruas ibu jari
Cara Membuatnya :
1.Rebus air sampai mendidih masukkan bawang putih yang sudah
di gerus sampai halus.
2.Tambahkan gula jawa, daun salam, lengkuas dan garam Cara Membuatnya :
secukupnya aduk rata. 1.Tempe dikukus setelah dikukus tempe dihancurkan sampai lembut
3.Kemudian masukkan tahu ke dalam air rebusan bumbu yang
2.Masukkan telur ayam,garam dan gula.
sudah mendidih.
4.Ungkep tahu sampai berwarna kecoklatan dan bumbu meresap 3.Bentuk seperti bola-bola Kukus
ke tahu.
5.Angkat dan sajikan tahu bacem yang sudah matang.
16 10
CONTOH MENU HARI II CONTOH MENU HARI IV
11 15
Untuk 5 Porsi
Untuk 5 Porsi Nilai Gizi perporsi :
Energi : 49,5Kalori
Nilai Gizi perporsi : Protein : 4,1gram
Energi : 146,7Kalori
Protein : 13,7 gram Protein : 2,5gram
Protein : 9,5 gram Karbohidrat :3,6 gram
Karbohidrat :0,9 gram
13 12
TEMPE BERBUNGKUS DAUN
Bahan :
Tempe Berbungkus Daun
Tempe 250 gram
Telur 1 biji
Bawang putih 2 siung
Daun pisang secukupnya
Cara Membuatnya :
1.Hancurkan tempe sampai halus
2.Setelah halus aduk dengan bumbu yang sudah dihaluskan
campur dengan telor,garam dan gula samapi rata dan bugkus
dengan daun pisang.
3.Kukus sampai masak
4.Lalu panggang diteplon
Untuk 5 Porsi
Nilai Gizi perporsi :
Energi : 78,3Kalori
Protein : 7,3 gram
Protein : 3,2gram
Karbohidrat :6,2 gram
14
DOKUMENTASI
Lauk Nabati
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
kelompok daya
terima Statistic df Sig. Statistic df Sig.
1.074 1 58 .304
ANOVA
Total 58535.333 59
Group Statistics
kelompok daya
terima N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
F Sig. t df Sig.(2-tailed)
Equal variances
-3.421 55.108 .001
assumed
Independent Sample T Test
Equal variances
-25.60000 7.48216 -40.59392 -10.60608
assumed
Lauk Hewani
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
kelompok daya
terima Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Daya Terima
5.330 1 58 .025
ANOVA
Daya Terima
Total 47650.000 59
Group Statistics
kelompok daya
terima N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
F Sig. t df Sig.(2-tailed)
Equal variances
-5.078 51.515 .000
assumed
Independent Sample T Test
Levene’s Test For Equality Of
Variances t-test for Equality of Means
Equal variances
-31.26667 6.15750 -43.62538 -18.90796
assumed
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
RIWAYAT HIDUP
Email : antoenkmaniez@gmail.com
Riwayat Pendidikan :