Halaman
1
BAB VII KESELAMATAN KERJA ........................................................ 44.
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan laboratorium
Puskesmas Terara ini adalah untuk memberikan arah atau standar bagi
seluruh petugas yang bekerja di Instalasi Laboratorium dalam
memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan laboratorium.
3
Laboratorium Klinik Puskesmas Terara merupakan laboratorium
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik dengan
perincian pelayanan sebgagai berikut:
1. Pasien Rawat Jalan
Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan
Puskesmas Terara yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
2. Pasien Rawat Inap
Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan Puskesmas Terara yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
3. Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar Puskesmas Terara maupun dari bidan
lain yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Pasien Medical Check-up
Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat jalan yang melakukan
perjalanan haji, surat keterangan sehat.
D. Batasan Operasional
Laboratorium Klinik Puskesmas Terara merupakan laboratorium
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang
Hematologi, Kimia Klinik, Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi serta
Mikrobiologi.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin, Hematologi
lengkap, golongan darah.
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Glukosa darah, kolesterol total.
3. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan Klinik Rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain :
Urine rutin, Urine lengkap, Tes kehamilan
4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan yeng memerlukan serum sebagai
bahan pemeriksaan, adapun pemeriksaannya antara lain : HbsAg, Anti
HIV, IgG IgM Anti Dengue.
5. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Sputum Gram dan BTA, swab
vagina, Duh Tubuh Uretra, Duh Tubuh Vagina
E. Landasan Hukum
4
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenteng Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
(Lembaga Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5063);
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3637);
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Mentri Kesehatan Nomor 493/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perbahan
Kedua atas Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008
tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009
tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik
dan Muatan Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009
tentang Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New
Emerging dan Re-Emerging;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009
tentang Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
Mikrobiologik dan Biomedik;
5
6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
B. Standar Kompetensi
I. Kepala Laboratorium
7
10. Menguasai komputer minimal MS World
KEPALA LABORATORIUM
C. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium Puskesmas Terara
diatur dalam 1 shift jaga dengan distribusi sebagai berikut:
1. Dinas pagi:
Yang bertugas sejumlah 2( dua ) orang dengan rincian :
8
a. 1 orang koordinator
b. 1 orang analis lab
Jam dinas dari pukul 08.00 wita s/d pukul 13.00 wita.
2. On call
Yang bertugas adalah analis laboratorium berdasarkan permintaan
panggilan oleh bidan atau perawat Puskesmas Terara.
D. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di Instalasi Laboratorium
Puskesmas Terara adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh Ka Ruangan/
koordinator laboratorium, disetujui oleh Kepala Instalasi Laboratorium
dan ditandatangani oleh kepala Puskesmas Terara .
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan
ke analis pelaksana laboratorium setiap satu bulan.
3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka analis tersebut dapat mengajukan permintaan ke
kepala tata usaha atau kepala Puskesmas melalui koordinator
dengan menulis pada buku permintaan dinas. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada dan tidak
mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.
4. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi dan on call, libur dan cuti. Apabila
ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka analis bersangkutan
harus memberitahu koordinator laboratorium satu hari sebelumnya,
dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari analis pengganti.
Apabila analis bersangkutan tidak mendapatkan analis pengganti,
maka koordinator laboratorium akan mencari tenaga analis pengganti.
5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal
yang telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka koordinator
laboratorium akan memberitahukan kepada kepala tata usaha atau
kepala Puskesmas untuk mencari penggantinya.
1. Latar Belakang
9
perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan SDM yang tepat bagi kelancaran
pelayanan Laboratorium.
2. Tujuan Umum
3. Tujuan Khusus
10
Waktu kerja tersedia = 213 x 5 jam = 1.065 jam/tahun
11
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan
pelayanan yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2015,
yaitu 4.590 pasien (rata2 15 pasien/ hari) tidak Cyto dan 459 pasien Cyto.
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga Analis = 0,071 + 2,15 = 2 orang.
Keterangan :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium Puskesmas Terara
dengan kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan Tenaga Analis 1 orang, tenaga
tersebut bisa dipenuhi dari coordinator lab, namun perlu dipertimbangkan
keadaan seperti tenaga administrasi.
12
13
BAB III
STANDAR FASILITAS
14
Keterangan : Ruangan laboratorium luasnya : …….. m2, , terdiri dari :
1. Meja Sampling
Yaitu tempat untuk penerimaan, pengambilan sampel
2. Meja administrasi
Yaitu tempat untuk registrasi data pasien, tempat untuk proses
akhir hasil laboratorium dan tempat mengentry data bahan habis
pakai/reagen yang dipakai
3. Tempat reagen
Yaitu tempat reagen yang sudah didistribusikan dari gudang
barang laboratorium
B. Standar fasilitas.
15
16
BAB IV
A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar loket atau ada surat pengantar dari loket untuk
pasien kiriman dokter atau bidan praktik swasta
b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang langsung ke Laboratorium
dengan membawa formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi
lengkap dan berkas jaminan yang sesuai dengan jaminan yang
dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboratorium
oleh petugas ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi
lengkap.
2. Persyaratan khusus : sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan, seperti puasa,tidak minum obat- obatan, tidak pada saat haid
untuk pemeriksaan UL.
17
B. Alur Pelayanan Laboratorium
Analisa
Analis Lab
Release
Analis Quality
Control
Autorized
Dokter Penanggung Jawab Lab
18
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan
jumlah pemeriksaan yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti
permintaan cito dan permintaan biasa. Adapun kriteria pemeriksaan
laboratorium berdasarkan permintaan, jenis pemeriksaan dan waktu
tunggu hasil laboratorium sebagai berikut:
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, Ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai
dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi
c) Catat hasil di blanko laboratorium pasien, kemudian tulis diregister
harian
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai
dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik
c) Catat hasil di blanko laboratorium pasien, kemudian tulis diregister
harian
3. Serologi/Imunologi
19
a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien,
diberi nama, umur, ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas )
sesuai dengan pasien.
b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Widal, dikerjakan secara
manual.
c) Catat hasil di blanko laboratorium pasien, kemudian tulis diregister
harian
4. Bakteriologi
a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi
seperti dahak, diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM
( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum Gram
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Catat hasil di buku TB 04 untuk pemeriksaan BTA
e) Catat hasil di blanko laboratorium pasien, kemudian tulis diregister
harian
5. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat urine
c) Preparat urine pasien dibaca pada mikroskop
d) Catat hasil di blanko laboratorium pasien, kemudian tulis diregister harian
D. Pengelolaan Spesimen
1. Persiapan Pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial.
1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12
jam. Pagi hari pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa
puasa, kemudian pasien makan dan minum seperti biasa,
selesai makan pasien puasa lagi selama 2 jam.
2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan
glukosa 2 jam pp
b. Pemeriksaan Profil Lipid.
2. Persiapan Alat :
a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.
b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet.
c. Pot urine
d. Objek glass, cover glass.
20
3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Anti koagulant
21
e.Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, mata, sesuai dengan
permintaan dokter.
E. Pengolahan Spesimen
Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari serta
bulan penyimpanan.
1. Darah EDTA
Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 80C, setelah
itu dibuang
2. Darah Beku
Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan, (15-
300C), setelah itu dibuang .
3. Urine
22
PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL
(dalam menit)
1. Darah rutin Darah EDTA 2 Setiap hari ≤ 60
ml
2. Golongan darah / Setiap hari
RH
2. Waktu
pembekuan
URINALISIS :
1. Urin rutin Urin segar + 10 Setiap hari ≤ 60
ml Setiap hari ≤ 60
2. Urin lengkap Urin segar + 10 Setiap hari ≤ 60
ml
3. Tes kehamilan
Urin segar + 10
ml
23
Kimia
(dalam menit)
LEMAK :
BAKTERIOLOGI :
24
( DPJP ) agar dapat diambil tindakan segera guna mengatasi
keadaan / penyakitnya.
Prosedur :
25
5 Trombosit Umum : < 100.000/µl atau > -Khusus
800.000/µl untuk pasien
bukan
dengan
diagnose
Anak : < 100.000/µl atau >
DHF
400.000/µl
I. Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius
dan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam/ spuit bekas dimasukan ke dalam wadah
khusus benda tajam yang tahan tusukan seperti jerigen bekas
atau safety box
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah / safety box, jika sudah mencapai ¾ ganti
dengan wadah baru agar limbah tidak tumpah atau berceceran.
b. Kantong limbah/ Safety box yang ¾ penuh tadi diambil oleh
petugas cleaning service di bawa ke tempat pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan
tusuk, kemudian diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke
tempat pengolahan limbah.
KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS
26
1. Penulisan hasil di buku register laboratorium
Tulis nama, umur, jenis kelamin, nomor registerasi, poli, jenis dan
jumlah sampel, jenis pemeriksan pada buku register laboratorium
27
c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya
udara dingin dari bagian pendingin.
d. Pemantauan dilakukan, pencatatan suhu setiap hari pada pagi
dan siang ( 2 – 8 ° C )
e. Lemari es dan frezer harus selalu dalam keadaan hidup.
f. Untuk perawatan setiap 6 bulan sekali.
2. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap
centrifus. Beban harus di buat seimbang sebelum centrifus di
jalankan,kecuali pada sentrifus mikrohematokrit karena tabung
kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang
sebelum centrifus di jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap
minggu atau bila terjadi tumpahan atu tabung pecah.
e. Pada pengguna sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus
di tutup pada salah satu ujungnya untuk menghindari keluar
darahnya.
f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada
maka tabung mudah pecah waktu di centrifus karena adanya gaya
sentrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke dasar
wadah,bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung.
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di
perlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara
aneh.
i. Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.
j. Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih
tinggi dari keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-
benar telah berhenti.
l. Perawatan setiap tahun.
3. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x
dulu, bila saranan jelas, perbesar dengan objektif 40x, dan bila
perlu dengan 100x. Untuk pembesaran 100x gunakan dengan
minyak imersi.
28
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol
setiap hari setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak
emersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau
sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa
dapat lepas dari rumahnya.
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau
objektif,karena kotoran akan mudah masuk.
f. Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh
berada pada satu garis dengan kondensor, karena dapat
mengakibatkan lensa pecah bila ulir makrometer dan
mikrometernya sudah rusak.
g. Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah,
jangan menyentuh lensa dengan jari.
4. Fotometer / spectrometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis
fotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.
c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 – 30 menit ( tergantung
jenis / merek alat ), supaya cahaya lampu menjadi stabil.
d. Monokromator atau filter harus bersih, tidak lembab, tidak
berjamur.
e. Kuvet ( tergantung jenisnya ) harus tepat meletakkannya,sisi yang
dilalui cahaya harus menghadap ke arah cahaya, bagian tersebut
harus bersih, tidak ada bekas tangan, goresan ataupun
embun.Untuk menghindari hal tersebut pegang kuvet di ujung
dekat permukaan.
f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi
kuvet.
g. Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu
yang sesuai dengan suhu pemeriksaan.
i. Amplifer / pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
j. Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari
tangan yang melekat pada permukaan lampu akan menimbulkan
bekas yang sulit dihilangkan, bila tersentuh tangan waktu
mengganti lampu, segera bersihkan dengan alcohol.
5. Shaker / rotator
a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar.
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok.
29
c. Minyaki mesin.
d. Periksa ke-aus-an sikat dan bagian berputar lainnya.
6. Kamar hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor ( jamur,
partikel debu ) pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat
sebagai sel.
b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar
hitung terlihat jelas dan lengkap.
c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan
menyebabkan terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel
darah akan pecah, sehingga jumlah sel yang dihitung menjadi
berkurang.
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca
penutup berfungsi untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah
maka volume dalam kamar hitung menjadi tidak tepat.
e. Cara pengisian kamar hitung : dengan menggunakan pipet
Pasteur dalam posisi horizontal, sampel dimasukkan dalam kamar
hitung yang tertutup kaca penutup.
f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar
hitung atau sampel mengisi parit kamar hitung / menggenang
kamar lain, atau kamar hitung tidak terisi penuh, maka pengisian
harus dibuang.
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir
atau dengan air detergent encer.
h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas
dengan air bersih.
i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan
sikat.
7. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet
transfer yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan
yang tetap dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk
memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh
dan tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan
dengan cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan
30
dahulu bagian luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah /
bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan di biarkan mengalir
sendiri.
f. Pipet volumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah
semua cairan dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan
dengan ditiup memakai alat bantu pipet.
h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil ( 1 – 500 ul ), harus dibilas untuk
mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian
dalam.
j. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic,
kemudian baru dicuci.
8. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang,
karena pencucian tip pipet akan mempengaruhi kelembapan
plastic tip pipet, juga pengeringan seringkali menyebabkan tip
meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan
baik di dalam rak pipet.
9. Alat gelas
a. Tabung yang dipakaiharus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan detergen ( sedapatnya
netral ) dan oksidan (hipoklorit), kemudian bilas dengan aquades.
Pencucian alat laboratorium :
1) Cairan pencuci : larutan netral 2 %
2) Cairan pelarut : extran netral 20 ml
3) Air sampai : 1 liter
Cara pencucian :
31
Tata Laksana Kalibrasi Alat – Alat Laboratorium
1. Kalibrasi Biosystem
a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera
nilainya
b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasien
c. Jika hasil belum masuk ke dalam range kontrol, lakukan
pemeriksaan ulang
d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan
penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan
kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk
digunakan
f. Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari
sebelum pemeriksaan
terhadap darah pasien
2. Kalibrasi A 15
a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera
nilainya
b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasien
c. Jika hasil belum masuk ke dalam range kontrol, lakukan
pemeriksaan ulang
d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan
penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan
kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk
digunakan
f. Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari
sebelum pemeriksaan terhadap darah pasien
32
5. Kalibrasi Cell Dyn 3600
33
BAB V
LOGISTIK
PROSES KETERANGAN
Mulai
Laporan bulanan
Ka Ruangan
Laboratorium
ditandatangani
Buat catatan stok &
evaluasi jumlah stok
oleh:
Ka Puskesmas
ya
Surat pemesanan
Setuj
u (SP) barang
selesai
ditandatangani
ya atau disetujui
Ka. Ruangan
oleh :
Hubungi Suplier Koordinator BMHP
Kepala Puskesmas
34
Suplier
Ka. Ruangan
Terima Barang
Setelah barang
datang Ka Ruangan
:
OK Catat di buku
tidak penerimaan
Mengentry
Ya barang( PO,DO,Fak
Return barang Ka Ruangan tur)
Beri label,simpan di
gudang laboratorium
PROSES KETERANGAN
Mulai
Amprahan barang
ditandatangi oleh
Koordinator Lab. koordinator
laboratorium
Buat catatan stok &
evaluasi jumlah stok
Bila lab
memerlukan bahan
habis pakai, maka
Koordinator Lab. koord lab meminta
tidak Stok BHP ke koord BHP
Buat Surat amprahan ke
gudang laboratorium
cukup dengan mengisi
form permintaan
ya
Setuj
u
35
selesai
Mengambil amprahan
Ka.Ruangan/Gudang lab.
Koordinator Lab.
Koordinator Lab
Mendistribusikan ke
Ruangan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
36
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di
laboratorium menjadi lebih aman.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
1. Pedoman umum :
Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab
a. Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannya
b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan
c. Banyaknya jenis wadah penampung/container
d. Jumlah konsumen yang banyak
e. Jumlah staf yang tidak memadai potensial bagi terjadinya
kesalahan
37
d. Mengurangi resiko salah lokasi, salah pasien, salah pemeriksaan
dan salah penggunaan bahan/reagen.
Ada 8 prinsip benar antara lain : permintaan pemeriksaan,
persiapan pasien, spesimen dan penampungan, transportasi,
pengolahan dan penyimpanan, jenis pemeriksan, hasil
pemeriksaan,dokumentasi.
e. Mengurangi risiko infeksi dengan mengimplementasikan praktek
pencegahan infeksi (kewaspadaan standar) antara lain :
* Kebersihan tangan
* Penggunaan alat pelindung diri
* Penanganan limbah dan benda tajam
* Pengendalian lingkungan
* Peralatan perawatan pasien
* Penanganan linen
* Penyuntikan yang aman, kesalahan karyawan dan etika batuk.
38
b. Hijau : jarang/unlikely ( > 2 – 5 tahun/kali ), minor, cidera ringan,
dapat diatasi dengan pertolongan pertama.
c. Kuning :mungkin/possible ( 1 _ 2 tahun/kali ), moderat, cidera
sedang/luka robek, berkurangnya fungsi reversible, kasus yang
memperpanjang perawatan.
d. Kuning : sering/likely ( beberapa kali/tahun ), mayor,cidera
luas/berat ( cacat, lumpuh ), kehilangan fungsi (irreversible)
e. Merah : Sangat sering/almost certain ( tiap minggu/kali,
katastropik, kematian yang tidak berhubungan )
Faktor Kontribusi
39
dari ruangan tidak berjalan
pemeriksaan lab
40
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Adalah suatu system dimana Instalasi Laboratorium Puskesmas
Terara membuat suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah
sakit bagi petugas di lingkungan Instalasi Laboratorium.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
2. Analitik
41
a. Penggunaan Pipet
1) Pengolahan specimen / sampel dan melaksanakan tes harus
selalu hati-hati dan menganggap semua bahan infeksius
( Universal Precaution ).
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk
mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi
bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka.
3) Jangan memipet langsung dengan mulut, gunakan alat bantu
pipet.
4) Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius
dengan cara menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
5) Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
a) Segera memberitahu petugas laboratorium lain dan
jauhkan petugas yang tidak berkepentingan dari lokasi
tumpahan.
b) Upayakan pertolongan segera pada petugas laboratorium
yang mengalami cedera.
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah
terbakar, segera matikan semua api, gas dalam ruangan
tersebut dan ruangan yang berdekatan. Matikan semua
peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.
d) Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah.
b. Petugas Sampling
1) Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik
2) Sentrifuge diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga
petugas yang pendek pun dapat melihat kedalamnya dan
menempatkan tabung sentrifuge dengan mudah.
3) Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk
melihat tanda korosi atau keretakan
4) Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau
hipoklorit karena bersifat korosif.
5) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar
cairan penyeimbang dapat mengalir keluar.
42
3) Jangan lakukan uji katalase diatas kaca objek, sebaiknya
gunakan tabung.
4) Tempatkan sisa specimen dan biarkan yang akan disterilkan
dalam wadah yang tahan bocor.
5) Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan
setiap kali habis kerja.
d. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan
infeksius
1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/ desinfektan
sesuai ketentuan hand higiene
2) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
3) Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.
4) Jangan memakai kosmetik di dalam laborartorium.
5) Gunakan alat pelindung muka , mata, jika terdapat percikan
bahan infeksius saat bekerja.
3. Pasca Analitik
a. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
b. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi masukkan kedalam
wadah tahan tusukan (sharps collector),kemudian dikelola sesuai
prosedur pengelolaan limbah rumah sakit ( Incenerator ).
c. Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke
washtafel khusus, disiram dan dialirkan ke limbah khusus cairan
infeksius
d. Limbah padat
1) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik warna
kuning.
2) Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja di
laboratorium dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam.
43
c. Wadah di desinfektan atau autoclaf.
44
2. Tujuan :
Menahan darah/cairan jangan sampai mengenai tubuh.
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari
infeksi silang.
4. Prosedur :
a. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk
pelindung baju kerja
b. Digunakan selama melakukan pemeriksaan atau bekerja
c. Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti
G. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung
2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan
pekerjaan (sewaktu bicara/bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari
infeksi silang
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga/gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi/meramu obat
45
b. Akan melakukan tindakan invasive
c. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang
terkontaminasi.
d. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya.
e. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan
jarinya.
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan
dikontaminasikan dengan klorhexidine 1,5% dan centrimide 15%
di dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis.
I. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kesehatan
a. Pengertian:
Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko
tertularnya penyakit.
b. Tujuan :
Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja
pada tempat yang berisiko.
c. Kebijakan :
1. Pemeriksaan darah.
2. Immunisasi
d. Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap setahun sekali.
2. Immunisasi sesuai Boster
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
46
Pengambilan bahan pemeriksaan hendaknya memenuhi beberapa syarat,
yaitu :
2. Pengambilan sampel
a. Cara pengambilan
b. Jumlah bahan yang dibutuhkan
c. Waktu pengambilan
d. Tempat pengambilan
e. Wadah
3. Pemberian identitas
4. Pengiriman sampel
47
5. Penyimpan sampel
1. Pengolahan sampel :
2. Kalibrasi Peralatan :
48
tiap hari. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan mengetahui
ketelitian dari sampel.
1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
49
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan
membayar biaya PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta
e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap :
Formulir hasil
1) Petunjuk pelaksana
2) Daftar alat dan reagen
3) Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit
50
c. Sifat pengolahan data berdasarkan :
1) Metode pemeriksaan
2) Alat yang digunakan
3) Jumlah data yang ada
51
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim
akreditasi yang akan diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan
perkembangan serta undang-undang yang berlaku
Terara, 2015
52