Anda di halaman 1dari 28

BUKU PEDOMAN PELAYANAN

LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH

LABKESDA KAB. LUWU UTARA


2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena
dengan rahmat-Nya sehingga Buku Pedoman Pelayanan Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Luwu Utara ini dapat kami selesaikan.
Buku Pedoman Pelayanan Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Luwu Utara ini diharapkan dapat bermanfaat membantu para staf
Laboratorium untuk mengetahui berbagai macam informasi tentang struktur
organisasi, uraian tugas, prosedur / alur, tata hubungan kerja, pola
ketenagaan dan lain-lain dalam kegiatan UPT Laboratorium Kesehatan
Daerah. Bahan buku Pedoman ini merupakan bahan acuan yang digunakan
oleh UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Luwu Utara.

Manajemen Laboratorium mengharapkan semoga dengan adanya


Buku Pedoman ini para staf UPT Laboratorium Kesehatan Daerah dapat
mengetahui serta mempraktekkan dalam kegiatan sehari-hari di
Laboratorium.

Besar harapan kami semoga buku Pedoman ini dapat


memberikan manfaat yang maksimal untuk semua staf UPT Laboratorium
Kesehatan Daerah pada khususnya dalam melakukan pengorganisasian
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Luwu Utara.
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan yang ada dalam buku
pedoman ini. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan di masa yang akan datang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku ini, yang banyak memberikan saran dan masukannya,
kami ucapkan banyak terima kasih.

Wassalam,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................... 4
A. Latar Belakang.................................................................................................... 4
B. Tujuan Pedoman................................................................................................. 4
C. Ruang Lingkup pelayanan............................................................................... 4
D. Batasan Orientasional....................................................................................... 5
E. Landasan Hukum................................................................................................ 5
BAB II STANDAR KETENAGAAN............................................................................. 7
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia................................................................. 7
B. Distribusi Ketenagaan....................................................................................... 7
C. Pengaturan Jaga................................................................................................ 8
BAB III STANDAR FASILITAS................................................................................... 10
A. Denah Ruangan.................................................................................................. 10
B. Standar Fasilitas................................................................................................. 12
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN.................................................................... 13
A. Pemeriksaan Internal......................................................................................... 13
B. Pemeriksaan Eksternal..................................................................................... 18
BAB V LOGISTIK........................................................................................................... 20
BAB VI KESELAMATAN PASIEN............................................................................. 22
A. Sumber Daya Manusia...................................................................................... 22
B. Sarana dan Prasarana...................................................................................... 22
C. Interpretasi Hasil................................................................................................. 23
BAB VII KESELAMATAN KERJA.............................................................................. 24
A. Kesehatan dan Keselamatan kerja yang bersifat umum ......................... 24
B. Kesehatan dan Keselamatan kerja yang bersifat khusus .......................24
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU............................................................................ 26
A. Bidang Administrasi........................................................................................... 26
B. Bidang Kepegawaian......................................................................................... 27
C. Peralatan dan hasil pemeriksaan Laboratorium........................................ 27
BAB IX PENUTUP......................................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Kesehatan Daerah


(LABKESDA) Kabupaten Luwu Utara adalah wadah yang mengelola
pelayanan Laboratorium secara professional, bermutu serta terjangkau oleh
pasien, yang meliputi seluruh jenis-jenis pemeriksaan yang diperlukan
dalam menunjang pelayanan kesehatan. Untuk mendukung peningkatan
pelayanan kesehatan di Kabupaten Luwu Utara, maka perlu disusun suatu
Pedoman Pelayanan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Luwu
Utara yang dapat dipakai sebagai acuan dalam merencanakan peningkatan
dan pengembangan pelayanan kesehatan di bidang laboratorium.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan di UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Luwu Utara
2. Tujuan Khusus
a. Tersusunnya Standar pelayanan Laboratorium
b. Tersusunnya Prosedur Tetap Laboratorium

C. Ruang lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan Laboratorium meliputi penerimaan pasien,
pengambilan sampel, pemeriksaan sampel, verifikasi hasil, penyerahan
hasil.
D. Batasan Operasional
1. UPT Laboratorium kesehatan daerah adalah salah satu unit pelayanan
kesehatan yang langsung di bawa naungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Luwu Utara dan dipimpin oleh pejabat eselon IVD
2. Pelayanan Laboratorium adalah pelayanan di laboratorium yang meliputi
penerimaan pasien, pengambilan sampel, pemeriksaan sampel,
verifikasi hasil dan penyerahan hasil.
3. Penerimaan pasien adalah proses penerimaan pasien yang datang ke
laboratorium dengan adanya rujukan untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium dari dokter praktek, dokter puskesmas dan atau atas
permintaan sendiri.
4. Pengambilan sampel adalah proses pengambilan sampel berupa darah,
urin dan atau cairan tubuh lainnya terhadap pasien yang akan
melakukan pemeriksaan laboratorium.
5. Pengolahan sampel adalah proses penerimaan sampel dari bagian
pengambilan sampel kemudian diolah terlebih dahulu sesuai dengan
jenis pemeriksaan sebelum dilakukan pemeriksaan terhadap sampel
tersebut.
6. Pemeriksaan sampel adalah proses pemeriksaan terhadap sampel
berupa darah, urin, dan atau cairan tubuh lainnya yang meliputi
pemeriksaan Hematologi, Klinik Rutin, Kimia Klinik, Imunoserologi,
Parasitologi dan Bakteriologi.
7. Verifikasi dan validasi hasil adalah proses interpretasi hasil dan
pemeriksaan ulang kesesuaian hasil serta pengesahan atau
penandatanganan hasil.
8. Penyerahan hasil proses serah terima hasil laboratorium dari petugas
laboratorium kepada pasien, perawat, bidan dan tenaga kesehatan
lainnya.
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063).
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 411/menkes/per/III/2010
tentang Laboratorium Klinik.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 492 Tahun 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 298/menkes/SK/III/2008
tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 32
Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Permandian Umum.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 364
Tahun 2003 tentang Laboratorium Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1267/menkes/SK/xII/2004 tentang Standar Pelayanan Laboratorium
Kabupaten / Kota.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


No. Jabatan Kualifikasi Personil
1 Kepala UPT Labkesda Sarjana Kesehatan Masyarakat

2 Penanggung Jawab Mutu Dokter Spesialis Patologi Klinik


3 Koordinator Ruangan Lulusan D-III Analis Kesehatan
Senior yang telah memiliki STR dan
atau Sarjana yang telah
mendapatkan pendidikan
Manajemen Laboratorium
4 Penanggung Jawab Lulusan D-III Analis Kesehatan
bidang-bidang yang telah memiliki STR
Laboratorium
5 Pelaksana Teknis Lulusan SMAK dan D-III Analis
Laboratorium Kesehatan yang telah memiliki STR
6 Tenaga Administrasi Minimal lulusan SMAK atau yang
setara, dan memiliki kemampuan
untuk melaksanakan tugas
administrasi serta mampu
mengoperasikan komputer

Kualifikasi sumber daya manusia ini perlu dipenuhi oleh setiap


petugas yang bertugas di
Laboratorium agar pelaksanaan pelayanan dapat berjalan dengan baik dan
sesuai ketentuan. Bila sumber daya manusia yang telah diterima sebelum
kualifikasi ini ditetapkan maka diharuskan bagi petugas tersebut untuk
melakukan pelatihan atau pendidikan guna penyesuaian.

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan di instalasi UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Luwu Utara berdasarkan struktur organisasi yang berlaku,
maka distribusi ketenagakerjaan di instalasi laboratorium dapat
dijabarkan sebagai berikut:
No. Jabatan Jumlah Keterangan
petugas
1 Kepala Instalasi 1 Orang
Laboratorium
2 Penanggung Jawab mutu 1 Orang
3 Koordinator Ruangan 1 Orang
4 Penanggung Jawab
1 Orang
Hematologi Klinik
5 Penanggung Jawab Kimia
1 Orang
Klinik
6 Penanggung Jawab
1 Orang
Imunologi Klinik
7 Penanggung Jawab Urinalisa 1 Orang
8 Penanggung Jawab
1 Orang
Mikrobiologi
9 Penanggung Jawab
1 Orang
Parasitolog
10 Penanggung jawab 1 Orang
Administrasi
11 Penagggung jawab logistik 1 Orang
12 Pelaksana Sampling 11 Orang Pelaksana terdiri
dari : tenaga
analis kesehatan
sebagai
pelaksana
teknis.Jumlah
pelaksana dapat
ditambah
disesuaikan
Dengan
peningkatan
beban kerja
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
Tabel Standar Fasilitas di Instalasi Laboratorium dan Pelayanan Darah :
No. Jenis Fasilitas Standar Minimal
1 Gedung Permanen
2 Tata Ruang:
a. Ruang Tunggu  Di luar ruangan
b. Ruang laboratorium
penerimaan/pengambilan  3 m2
specimen
c. Ruang pemeriksaan teknis*)  6 m2
masing-masing
d. Ruang administrasi dan  3 m2
pengambilan hasil
e. WC (petugas)  1 m2
f. Ruang Hematologi  2 m²
g. Ruang Kimia Klinik  6 m2
3 Penerangan/lampu 15 watt/m2
4 Daya Listrik 5,5 KVA
5 Ventilasi 1/3 x luas lantai atau AC 1
PK/20 m2
6 Air mengalir/bersih 50 L/karyawan/hari
7 Tempat penampungan dan Ada
pengolahan limbah cair
8 Tempat penampungan Ada
danpengolahan sederhana limbah
padat
9 Generator Tidak ada
*) Pemeriksaan Hematologi, Klinik Rutin, Kimia Klinik, imunoserologi.

Persyaratan lain yang perlu diperhatikan :


1. Ruangan mudah dibersihkan.
2. Permukaan meja pemeriksaan tidak tembus air, tahan asam, alkali
dan larutan organik
3. Koridor dan lantai harus bersih.
4. Apabila belum dapat mengolah limbah sendiri, agar memanfaatkan
atau bekerjasama dengan instansi yang yang telah memilki instalasi
pengolahan limbah.
5. Suhu ruangan 200C

Pedoman Pelayanan Labkesda Kab. Luwu Utara,2021


12
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Waktu pelayanan di UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten


Luwu Utara dilakukan 5 hari dalam seminggu. Pengambilan sampel
dilakukan langsung di laboratorium untuk pasien dan instalasi terkait lainnya
dilakukan oleh petugas laboratorium dan petugas ruangan membantu
mengambil jika diperlukan. Tata laksana Pelayanan di instalasi laboratorium
meliputi proses pemeriksaan dengan penjabaran sebagai berikut :
A. Pemeriksaan Internal
Penatalaksanaan Pelayanan Instalasi Laboratorium meliputi
penerimaan pasien, pengambilan sampel, pengolahan sampel,
pemeriksaan sampel, verifikasi dan validasi hasil, penyerahan hasil.
1. Pra analitik
a. Penerimaan Pasien
Penerimaan pasien di laboratorium bertujuan untuk registrasi
pasien yang datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium.Tahap penerimaan pasien meliputi pencatatan data
pasien yang sesuai dengan kartu pendaftaran, pencatatan jenis
pemeriksaan yang diminta dan penyerahan formulir permintaan
pemeriksaan kepada bagian pengambilan sampel.
b. Pengambilan Spesimen
Pengambilan sampel dilakukan oleh Analis Kesehatan selaku
pelaksanan teknis laboratorium. Proses pengambilan sampel ini
meliputi beberapa hal yaitu diantaranya, proses persiapan alat,
persiapan sampel, persiapan pasien. Sampel dapat berupa darah,
urin dan atau cairan tubuh lainnya
c. Penerimaan Sampel
Petugas penerimaan specimen harus memeriksa kesesuaian
antara specimen yang diterima dengan formulir permintaan
pemeriksaan dan mencatat kondisi specimen tersebut pada

Pedoman Pelayanan Labkesda Kab. Luwu Utara,2021


13
saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan
konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi
syarat hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen yang diterima
tidak dapat ditolak, maka perlu dicatat dalam buku penerimaan
specimen dan formulir hasil pemeriksaan
d. Pemberian Identitas
Pemberian identitas pasien dan atau specimen merupakan hal
yang penting, baik pada saat pengisian surat pengantar/formulir
permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisisan label wadah
specimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.
e. Pengiriman Spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada
bagian pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
diminta. Jika laboratorium tidak mampu melakukan pemeriksaan,
maka specimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dalam
bentuk yang relatif stabil.
f. Penyimpanan Spesimen
Beberapa specimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan
dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Beberapa cara penyimpanan spesimen, antara lain :
1) Disimpan pada suhu kamar
2) Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0 0C - 80C
3) Dapat diberikan bahan pengawet
4) Penyimpanan specimen darah sebaiknya dalam bentuk
serum.
g. Control dan Kalibrasi
Uji kualitas reagen dan alat dilekukan sesuai dengan standar yang
berlaku

Pedoman Pelayanan Labkesda,2021


14
2. Analitik
Pada tahap analitik dimulai dari mengolah specimen, mengkalibrasi
dan memelihara alat laboratorium dan melakukan pemeriksaan
a. Pengolahan specimen
Pada tahap pengolahan sampel, sebelum dilakukan pemeriksaan
terhadap sampel tersebut, proses pengolahan dilakukan sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang diminta, berikut beberapa proses
pengolahan sampel :
1) Untuk pemeriksaan Hematologi, dilakukan homogenisasi
terhadap sampel darah
2) Untuk pemeriksaan Urin Lengkap pada Klinik Rutin
dilakukan pemisahan sedimen dan supernatan untuk
pembacaan sedimen urin
3) Untuk pemeriksaan Kimia Klinik yang menggunakan sampel
serum darah, dilakukan pemisahan sel-sel darah dan serum.
4) Untuk pemeriksaan Tes Kehamilan pada Klinik Rutin,
dilakukan pemisahan supernatan urin dan sedimen jika
didapat sampel urin yang bercampur darah.
b. Kalibrasi dan Pemeliharaan Peralatan
Kalibrasi alat dilakukan tergantung pada jenis alat yang
dipakai di laboratorium, berikut jadwal kalibrasi alat di
laboratorium :
Alat Kimia Klinik Analyzer : dilakukan kalibrasi alat
pada setiap harinya
Alat Hematologi Analyzer : dilakukan kalibrasi oleh teknisi bila
control masuk
c. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai
protap masing - masing parameter.
d. Instalasi Labkesda Kabupaten Luwu Utara melayani beberapa
pemeriksaan diantaranya :

15
1) Pemeriksaan Hematologi
Table Parameter Pemeriksaan Hematologi
No Parameter Metoda Rentang Nilai Normal
Pemeriksaan
1 Kadar Hemoglobin Kolorimetri Bayi Baru lahir : 17-
(menggunakan 23 g/dL
Hematology Usia 2 Bulan
Analyzer) : 9-14 g/dL
Usia 10 tahun : 12-
14 g/dL
Dewasa Wanita : 12-
15 g/dL
Dewasa Pria : 14-
17 g/dL
2 Hitung Sel Lekosit Volumetric Dewasa :
impedance 4500-10.000 mm3
(menggunakan Bayi Baru Lahir :
Hematology 9000-30.000mm3
Analyzer) Usia 2 tahun :
6000-17000 mm3
Usia 10 tahun :
4500-13.500 mm3
3 Hitung Sel Trombosit Volumetric 150.000 s.d. 450.000
impedance mm3
( Hematology
Analyzer)
4 Hematokrit Perhitungan Bayi Baru Lahir :50-62
(menggunakan %
Hematology Usia 1 Tahun : 31-
Analyzer) 39 %
Dewasa Wanita : 36-
46 %
Dewasa Pria : 42-
52 %
5 Hitung Jenis Sel Volumetric Bayi : Eosinofil : 1-3
Lekosit impedance %
(menggunakan Usia 4-6 tahun
Hematology
Analyzer)
6 Bleeding Time Duke 1 s.d. 3 menit dengan
batas toleransi 3-6
menit
7 Clotting Time Objek glass 2-6 menit
8 LED Westergreen 0-15 mm/Jam
9 Golongan Darah Aglutinasi
10 Apus Darah Tepi Pewarnaan

2) Pemeriksaan Klinik Rutin


Tabel Paremeter Pemeriksaan Klinik Rutin

16
No Parameter Metoda Rentang Nilai Normal
Pemeriksaan
1 Urin Lengkap Makroskopis Makroskopis
dan Warna : Kuning
Mikroskopis muda-kuning tua
BJ :1.003-1.030
pH :6–7
Protein :Negative(-)
Glukosa :Negative (-)
Bilirubin :Negatif (-)
Urobilin : Normal
Mikroskopis
Sedimen
Lekosit : 0-3/LPB
Eritrosit : 0-1/LPB
Epitel : 0-5/LPB
2 Feses Rutin Makroskopis Makroskopis
dan Warna :Kuning-
Mikroskopis kuning kehijauan
Konsistensi : Lembek
Lendir :Negatif (-)
Darah
:Negatif (-)
Mikroskopis
Lekosit : 0-3 /LPB
Eritrosit :0-1 /LPB
Jamur :Negatif (-)
Amoeba : Negatif (-)
Telur Cacing :Negatif (-)
3 Tes Kehamilan Rapid Test
(kromatografi)

3) Pemeriksaan Kimia Klinik Table


Pemeriksaan Kimia Klinik
No Parameter Metoda Rentang Nilai Normal
Pemeriksaan
1 Glukosa Darah GOD PAP Puasa
Strip rapid Anak
1-6 tahun : 74-
127 mg/dL
7 - 19 tahun :
70-106 mg/dL
Dewasa
Serum/plasma : 70-
115 mg/dL
Glukosa Sewaktu : 70-
150 mg/dL
2 Bilirubin Serum Fotometrik Bilirubin Total
berdasarkan Dewasa : 0,1-
Jendrassik 1,2 mg/dL

17
Grof
3 SGOT Kinetik Pria :<37U/L
Wanita :<31U/L
4 SGPT Kinetik Pria :<31U/L
Wanita :<41U/L
5 Ureum Fotometri Serum :10-50
berdasarkan mg/dL
reaksi Urin :20-35
berthelot mg/dL

6 Kreatinin Tes Kinetik Dewasa : 0,5-1,5


mg/dL
7 Cholesterol Kolorimetrik Serum/plasma :<200
Enzimatik mg/dL
8 Trigliserida Kolorimetrik Serum/plasma :<200
Enzimatik mg/dl
9 LDL Kolorimetrik Serum/plasma :<160
Enzimatik mg/dl
Homogeneus
10 HDL Kolorimetrik Serum/plasma : 60-
Enzimatik 165 mg/dl
11 Protein total Biuret Serum/plasma : < 6,0-
7,8 mg/dl
12 Albumin Bromcresol Serum/plasma :2-6
green dye mg/dl
13 Asam Urat Enzimatik Serum/plasma :4,4-
7,6 mg/dl

4)
Pemeriksaan Imunoserologi Table
Pemeriksaan Imunoserologi
No Parameter Metoda Rentang Nilai Normal
Pemeriksaan
1 Widal Aglutinasi Thypi O : Negatif (-)
Thypi H : Negatif (-)
Parathypi AH :
Negatif (-)
Parathypi BH :
Negatif (-)
2 HIV Rapid Negatif (-)
Kromatografi
3 HbsAg Rapid Negatif (-)
Kromatografi

5)Pemeriksaan Elektrolit Table


Pemeriksaan Elektrolit
No Parameter Metoda Rentang Nilai Normal
Pemeriksaan
1 Natrium Sodium ion- 136-146 mmol/L
selective

18
2 Kalium Potassium 3,5-5,1 mmol/L
ion-selective
3 Chlorida Chloride ion- 98-106 mmol/L
selective
4 Kalsium Calsium ion- 1,09-1,30 mmol/L
selective

6)
Pemeriksaan bakteriologi
TablePemeriksaan bakteriologi
No Parameter Metoda Rentang Nilai Normal
Pemeriksaan
BTA Mikroskopis Negatif (-)

e. Lakukan pengendalian mutu harian


Pengendalian mutu harian dilakukan setiap hari terhadap alat
dan reagen pemeriksaan dengan melakukan pemeriksaan
control dan pelaporan control dan kalibrasi.
3. Post Analitik
Tahap Post Analitik dimulai dari mencatat hasil pemeriksaan,
melakukan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi
hasil sampai dengan pelaporan
a. Mencatat hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan dicatat pada buku register sesuai jenis
pemeriksaan
b. Melakukan verifikasi dan validasi hasil
Verifikasi dan validasi hasil dilakukan oleh dokter penanggung
jawab merujuk pada hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnosa
klinis.
c. Pelaporan
Pelaporan hasil dilakukan dengan mencatat hasil laboratorium
pada formulir hasil pemeriksaan untuk diberikan kepada dokter
pemeriksa dan dicatat pada buku register.

B. Pemeriksaan eksternal
Untuk permintaan pemeriksaan yang tidak ada di
Instalasi UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Luwu Utara
diberlakukan sistem rujukan untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium

19
luar. Rujukan dikelola oleh pelaksana rujukan yang bertugas untuk
mencatat data pasien, jenis pemeriksaan rujukan pada buku rujukan
kemudian akan mengkonfirmasi hasil untuk diserahkan kepada dokter
dan pasien peminta pemeriksaan rujukan. Hasil pemeriksaan rujukan
akan diarsip oleh petugas administrasi.

20
BAB V
LOGISTIK

Bagian logistik di instalasi laboratorium adalah bagian yang mengelola


distribusi barang-barang yang digunakan di instalasi laboratorium, sehingga
keberadaan barang-barang dapat berkesinambungan dan selalu tersedia.
Bila karena suatu sebab barang yang diperlukan tidak dapat disediakan,
maka bagian logistik harus mencari solusi dengan mencari vendor lain yang
mampu memenuhi kesediaan barang tersebut, atau melakukan solusi lain
yang lebih tepat dengan koordinasi terlebih dahulu dengan kepala instalasi
laboratorium.
Barang-barang yang dikelola di bagian logistik instalasi laboratorium adalah
mencakup:
1. Reagen
Yang termasuk dalam kategori reagen adalah cairan atau alat yang
digunakan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Contoh : reagen
pemeriksaan kimia darah, pack pemeriksaan test kehamilan, strip
pemeriksaan urine, dll.
2. Barang Habis Pakai (BHP)
Yang termasuk dalam kategori barang habis pakai adalah cairan atau
alat yang digunakan untuk mendukung proses pemeriksaan
laboratorium.
Contoh : tip, tabung reaksi, alkohol, EDTA, dll.
3. Alat Tulis Kantor (ATK)
Yang termasuk dalam kategori alat tulis kantor adalah barang-barang
yang digunakan untuk menjalankan kegiatan administrasi di instalasi
laboratorium.
Contoh : buku, kertas, pulpen, dll.
4. Alat Rumah Tangga (ART)

21
Yang termasuk dalam kategori alat rumah tangga adalah barang-barang
yang digunakan untuk melakukan kebersihan ruangan dan peralatan
laboratorium.
Untuk penanganannya barang-barang tersebut dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu :
a. Reagen dan BHP
b. ATK dan ART
c. Pengadaan barang inventaris
Dalam kegiatannya bagian logistik instalasi laboratorium
bekerja sama dengan bagian lain yang terkait yaitu bagian gudang obat
dan reagen untuk pemesanan reagen dan BHP, sedangkan untuk
pemesanan ATK dan ART bagian logistik berhubungan dengan bagian
gudang umum.
Pengadaan barang inventaris memiliki alur yang berbeda, pengajuan
tidak dari pelaksana tetapi dari pengamatan pengelola ruangan bersama
kepala instalasi mengenai kelayakan peralatan pemeriksaan yang
digunakan, atau dari penambahan jumlah sample yang harus dilakukan
pemeriksaan, sehingga alat yang digunakan pada saat itu tidak lagi
sesuai dengan keadaan yang berlaku.

22
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Setiap kegiatan yang dilakukan di instalasi laboratorium, mulai dari


persiapan pasien sampai dengan penyerahan hasil dapat menimbulkan
resiko baik bagi petugas maupun bagi pasien.
Untuk mengurangi atau mencegah terjadinya bahaya yang terjadi maka
seluruh bagian yang terkait dengan pendataan, pengambilan sample,
pengolahan sample, pemeriksaan sample, penyerahan hasil pasien dan
pelayanan darah harus dilakukan sesuai dengan standar dan aturan yang
berlaku.
Kegiatan keselamatan pasien ini ditinjau dari berbagai sisi, yaitu dari sisi :
A. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia bisa menjadi sumber dari ketidakselamatan
pasien, bila tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk melayani
pasien baik itu dalam hal penerimaan pasien (bagian adminsitrasi),
praanalitik (sampling dan pengolahan sample), analitik (pemeriksaan
sample pasien) dan post analitik (verifikasi, validasi, interpretasi
pelaporan hasil pemeriksaan) dan pelayanan darah.
Untuk menjaga keselamatan pasien, maka sumber daya manusia
yang ada di instalasi laboratorium harus sesuai dengan kualifikasi yang
telah ditetapkan, dan selalu melakukan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia.

B. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana sangat berpengaruh dengan keselamatan
pasien, karena seluruh pelaksanaan pelayanan laboratorium berkaitan
dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia.

23
Untuk memastikan sarana dan prasarana tidak menimbulkan
kecelakaan terhadap pasien, maka harus :
1. Persyaratan minimal sarana dan prasarana harus terpenuhi
2. Alur kegiatan pelayanan harus teratur atau satu jalur, sehingga tidak
menimbulkan kemungkinan lalu lintas pelayanan yang bertabrakan.
3. Penyimpanan sample pasien yang aman, sehingga kemungkinan
sample tertukar atau tumpah tidak ada
4. Pelaksanaan kegiatan pelayanan yang melibatkan sample infeksi
tidak disatukan dengan tempat pelayanan pasien langsung.
5. Lakukan kalibrasi dan control rutin untuk setiap waktu yang telah
ditentukan, agar peralatan pemeriksaan dan peralatan penunjang
pemeriksaan berfungsi dengan baik dan mengeluarkan hasil
pemeriksaan yang benar.

C. Interpretasi Hasil
Interpretasi hasil harus dilakukan oleh petugas yang berwenang dan
memiliki kompetensi yang cukup, sehingga tidak ada kesalahan diagnosa
dari dokter pengirim pemeriksaan yang menyebabkan kesalahan
penanganan terhadap pasien

24
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di instalasi laboratorium, mulai dari


persiapan pasien sampai selesai dapat menimbulkan bahaya atau resiko
terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium.
Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
laboratorium harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenai
bahan potensial berbahaya dan penanggulangannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
meliputi :
A. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum.
1. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan
dan masker di ruangan laboratorium.
2. Tidak diperbolehkan makan, minum dan merokok didalam ruangan
pemeriksaan.
3. Tidak boleh menyimpan makanan dan minuman di dalam lemari es
bersama reagen.
4. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan
desinfektan.
5. Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.

B. Kesehatan dan Keselamatan kerja yang bersifat khusus


1. Yang berkaitan dengan mikroorganisme
a. Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet
b. Jangan meniup pipet
c. Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung
ke dalam pipa saluran
d. Menutup kembali jarum suntik
2. Yang berkaitan dengan bahan kimia

25
a. Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi,
tanggal penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa,
keterangan atau peringatan tentang bahaya bahan.
b. Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang, tidak kena sinar
mataharilangsung, dalam lemari atau rak secara rapidan teratur,
yang bersifat corrosive harus diletakkan di tempat rendah.
c. Gunakan lemari asam setiap melakukan reaksi kimia yang
membahayakan
3. Yang berkaitan dengan peralatan listrik
a. Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di
sekitar peralatan listrik.
b. Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.
4. Yang berkaitan dengan limbah
a. Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius dan toksis (sisa
sampel dan sisa bahan reagen, barang atau alat bekas pakai) dan
tidak infeksius (cair dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Lakukan desinfeksi sisa sampel, tampung dalam wadah berisi
kaporit (Natrium Hipochlorit), diamkan 12 jam, buang ke saluran
pembuangan.
c. Netralisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan
air sampai netral (tidak bersifat asam asam kuat).
5. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium
a. Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci
harus terpisah atau mempunyai penyedot udara, terutama untuk
ruangan laboratorium mikrobiologi atau kimia dengan
menggunakan bahan mudah menguap.
b. Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas
angin

26
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Instalasi UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Luwu Utara


dalam memberikan pelayanan mengarah pada mutu pelayanan yang dikelola
secara profesional, bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pengendalian mutu tersebut harus dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan. Pengendalian mutu dilakukan pada seluruh jenis
pekerjaan yang diselenggarakan di instalasi laboratorium, termasuk pada
setiap personil sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Pengendalian mutu dilakukan bersama-sama oleh seluruh petugas yang
berada di instalasi laboratorium secara terpadu. Pengendalian mutu adalah
suatu proses kegiatan yang dilakukan dengan cara mengamati pelaksanaan
seluruh kegiatan guna menjamin pekerjaan yang berlangsung sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, serta melakukan tindak lanjut bila terjadi
suatu penyimpangan dari seharusnya. Pengendalian mutu dijabarkan
dengan melakukan pengawasan terus menerus pada setiap proses yang
dilakukan serta mengadakan perbaikan bila proses tersebut kurang
memenuhi standar yang ditetapkan. Proses yang diawasi terutama yang
berhubungan dengan kepuasan konsumen. Secara garis besar pengendalian
mutu dilakukan pada :
A. Bidang Administratif
Hal yang dilakukan adalah dengan :
1. Melakukan perbaikan formulir permohonan pemeriksaan yang tidak
sesuai dengan perkembangan,
2. Melakukan pengendalian dalam hal tata cara pendistribusian formulir
dan bahan pemeriksaan dari bagian penerimaan pasien dan
pengolahan sample,
3. Melakukan pengendalian dalam hal tata cara pengembalian formulir
dari bagian pemeriksaan sample ke bagian penyerahan hasil,

27
4. Melakukan pengendalian dalam tata cara penyerahan hasil dari
petugas penyerahan hasil ke pasien atau ruangan pemohon
pemeriksaan
5. Melakukan pengendalian dalam tata cara pencatatan dan
pengarsipan hasil pemeriksaan laboratorium
6. Melakukan pengendalian dalam proses pembuatan laporan harian
dan bulanan,
7. Melakukan pengendalian dalam hal pelaksanaan pembuatan notulen
setiap pertemuan yang dilakukan,
8. Melakukan pengendalian pada pencatatan, pengarsipan surat-surat
masuk dan keluar,
9. Melakukan pengendalian pada pencatatan setiap hasil kerja yang
dilakukan di instalasi laboratorium.

B. Bidang Kepegawaian
Hal yang dilakukan adalah dengan :
1. Melakukan pengendalian dalam meningkatkan kemampuan
karyawan dalam memecahkan masalah di setiap unit kerja,
2. Melakuakan pengendalian dalam tata cara pengambilan cuti, ijin dan
ijin sakit karyawan,
3. Mengadakan pertemuan bulanan bagi seluruh petugas yang ada di
instalasi laboratorium dan menyelenggarakan penambahan wawasan
keilmuan tentang pemeriksaan laboratorium yang diberikan oleh
dokter atau pelaksana secara bergantian,
4. Mengadakan perbaikan dalam meningkatkan kemampuan kerja
karyawan dengan cara mengirim karyawan untuk mengikuti kegiata-
kegiatan ilmiah atau kursus-kursus keterampilan yang diadakan diluar
5. Melakukan training komputer untuk karyawan yang bergerak di
bidang administrasi.

C. Peralatan dan hasil pemeriksaan laboratorium


1. Pengendalian mutu peralatan dilakukan dengan pemeliharaan alat
dan kalibrasi alat. Pelaksanaan pemeliharaan alat dicatat

28
dalam buku petugas pemeriksan dan disimpan disetiap unit kerja.
Dokumentasi kalibasi alat mencakup waktu pelaksanaan kalibrasi,
nama petugas yang melakukan kalibrasi dan hasil kalibrasi.
2. Pengendalian mutu pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan
menggunakan serum kontrol secara internal dan eksternal.
Pelaksanaan kontrol internal dilakukan setiap hari untuk setiap jenis
pemeriksaan yang diperiksa di instalasi UPTD Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Soppeng. Pelaksanaan kontrol
eksternal dengan mengikuti program Pemantapan mutu Eksternal
(PME) dari DEPKES dan dari BLK.

29
BAB IX
PENUTUP

Dengan adanya Pedoman Pelayanan Instalasi UPT Laboratorium


Kesehatan di Kabupaten Luwu Utara, diharapkan dapat memacu dan
memotivasi laboratorium kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanannya
agar dapat menyesuaikan dengan standar yang ada, sehingga dengan
demikian masyarakat akan memperoleh jaminan mutu pelayanan
laboratorium kesehatan.

30

Anda mungkin juga menyukai