Anda di halaman 1dari 80

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM

PUSKESMAS KARO

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai
peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya
pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan
laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur
demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka
Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan
diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara
holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas Karo
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di puskesmas
Karo
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana,jenis-jenis pemeriksaan,standard
hasil pemeriksaan,dan keselamatan dan mutu laboratorium
D. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana
yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan,
keb:karan, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, oencernaran lingkungan yang
pada urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda bagi. pekerja
dan masyarakat yang berada dilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
Jenis/Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Pelaksana di Laboratorium Puskesmas

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah

Penanggung Jawab Dokter -


1
Tenaga Teknis Analis Kesehatan 1
2
Tenaga Non Teknis 0 0
3

Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.

2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.

3. Tenaga Non Teknis


Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab
a. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
c. Membantu administrasi

BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas

Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik


bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan Laboratorium
Puskesmas.

Persyaratan sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas dan kondisi Laboratorium


Puskesmas Karo adalah sebagai berikut:

No Standar Kondisi MS TMS Rekomendasi


Puskesmas
1 Ukuran ruang minimal 3x4 3x4 m2
m2, kebutuhan luas ruang
disesuaikan dengan jenis
pemeriksaan yang
diselenggarakan oleh
Puskesmas
2 Langit-langit berwarna
terang dan mudah
dibersihkan.

3 Dinding berwarna terang,


harus keras, tidak berpori,
kedap air, dan mudah
dibersihkan serta tahan
terhadap bahan kimia
(keramik).

4 Lantai harus terbuat dari


bahan yang tidak licin, tidak
berpori, warna terang, dan
mudah dibersihkan serta
tahan terhadap bahan kimia
(epoxi, vinyl)

5 Pintu disarankan memiliki Hanya terdiri


lebar bukaan minimal 100 dari 1 daun pintu
cm yang terdiri dari 2 dua
daun pintu dengan ukuran
80 cm dan 20 cm.

6 Disarankan disediakan
akses langsung
(lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel
dahak.
7
Kamar kecil/WC pasien
laboratorium dapat
bergabung dengan WC
pasien Puskesmas.

DENAH

TATA RUANGAN LABORATORIUM PUSKESMAS

1 2

4 8 7

Keterangan:

1. Pintu Masuk

2. Lemari

3. Meja pendaftaran, pengambilan dan penerimaan spesimen

4. Meja batu tempat pengerjaan sample

5. Tempat tidur

6. Lemari

7. Mikroskop

8. Rotator
B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium Puskesmas dan kondisi
Fasilitas laboratorium Puskesmas XXX

1.Prasarana

No Jenis Standard Kondisi MS/TMS Rekomendasi


Pusesmas

1 Pencahayaan Terang MS
Sirkulasi udara baik,
2. 12-15 ACH Jendela
pertukaran udara
Terbuka
dari dalam ruangan
dapat mengalir ke
luar ruangan
area pengambilan
3. Exhauster dipasang TMS
sampel dilengkapi
pada ketinggian +
exhauster yang
120 cm dari
mengarah keluar
permukaan lantai
bangunan
Puskesmas ke area
terbuka
Suhu udara nyaman suhu dipertahankan
4. TMS
antara 220C s/d
260C.tidak boleh
memakai kipas
angin
Pengambilan dahak
5 Di halaman MS
dilakukan di
Belakang
ruangan terbuka
Puskesmas
yang telah
disiapkan.
Tersedia air air bersih yang
6 TMS
mengalir dan debit
air yang
cukup pada bak cuci.
Air tersebut harus
memenuhi syarat
kesehatan
Limbah padat tersedia wadah
7 TMS
(tempat sampah)
khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan limbah
padat
medis infeksius dan
non infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan) limbah
padat
dilakukan sesuai
prosedur dan
peraturan yang
berlaku
Limbah cair diolah pada
Langsung ke MS
sistem/instalasi
Septitank
pengolahan air
limbah Puskesmas.

Perlengkapan dan Peralatan

1. Perlengkapan

No Nama Standar Kondisi MS/TMS Rekomendasi


Puskesmas
1) Minimal
Meja pengambilan TMS
menggunakan meja
sampel darah
biro (ukuran 90 x
60 cm)

2) Mempunyai laci
Loket pendaftaran,
TMS
penerimaan sampel
urin dan dahak,

pengambilan hasil
Kursi petugas 1) Mempunyai
MS
laboratorium dan sandaran
kursi pasien 2) Dapat terbuat dari
kayu, besi, dan lain-
lain
Bak cuci/sink 1) Dilengkapi keran
TMS
untuk mengalirkan
air bersih
2) Ukuran minimal
40 cm x 40 cm
dengan kedalaman
bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air
kotor menuju
sistem pengolahan
air limbah
Puskesmas
Meja pemeriksaan 1) Lebar meja adalah
60 cm dengan
panjang sesuai
dengan
kebutuhan pelayanan
yang
diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan
panas, tahan zat
kimia (seperti teflon/
formika), mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan berwarna
terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan
alat centrifuge
Lemari pendingin 1) Fungsinya adalah
Tidak Ada TMS
(refrigerator) untuk menyimpan
reagen dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan
sampel disimpan
dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk
MS
menyimpan alat
2) Ukuran sekitar p x
l x t = 160 cm x 40
cm x 100 cm
3) Dapat terbuat dari
kayu atau rangka
alumunium dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk
mikroskop
dilengkapi dengan
lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya adalah
Tidak ada TMS
untuk menyimpan
reagen
2) Ukuran sesuai
kebutuhan
3) Dapat terbuat dari
kayu dilapisi dengan
teflon/ formika
atau dapat terbuat
dari kaca

2.Peralatan

No Nama peralatan Standar Kondisi Pkm MS/TMS Rekomendasi

Peralatan Utama

Fotometer Tidak Ada

Hematology Analyzer Tidak Ada

Hemositometer Set Tidak ada

Mikroskop Binokuler Ada MS


Pemanas/Penangas dengan Tidak Ada
Air
Pipet Mikro 5-50, 100-200, Tidak ada
500-1000 ul

Sentrifus Listrik Tidak ada

Sentrifus Mikrohematokrit Tidak Ada


Tabung Laju Endap Darah
Tidak Ada
(Westergren Set)

Telly Counter Tidak ada


Urinometer (Alat Pengukur Tidak ada,
Berat Jenis Urine yang tersedia
strip urin
Peralatan Gelas

Batang Pengaduk Tidak ada TMS

Beker Glass Tidak ada TMS

Botol Pencuci Tidak ada TMS

Corong Kaca (5 cm) Tidak TMS

Erlenmeyer, Gelas Tidak Ada TMS

Gelas Pengukur (100 cc) Tidak Ada TMS


Gelas Pengukur (16 Tidak Ada TMS
OZ/500 ml)
Kaca Objek Ada MS
Kaca Penutup Ada MS
Pipet berskala (Vol 1 cc) Tidak Ada TMS
Pipet berskala (Vol 10 cc) Tidak Ada
Tabung Kapiler Tidak Ada
Mikrohematokrit
Tabung Reaksi dengan Ada
tutup karet/gabus
Tabung Reaksi (12 mm) Tidak ada
Tabung Sentrifus tanpa Tidak Ada
skala
Termometer 0 - 50 Derajat Tidak Ada
Celcius (Skala1/2 C)
Wadah Aquades Tidak Ada
II. Peralatan Penunjang

Autoklaf Tidak Ada


Blood Lanset dengan Ada
Autoklik
Kaki Tiga Tidak Ada
Kawat Asbes Tidak ada
Kertas Lakmus Tidak Ada
Kertas Lensa Tidak Ada
Kertas Saring Tidak Ada
Lampu Spiritus Tidak Ada
Pembendung Tidak Ada
Lemari Es Tidak Ada
Penghisap Karet (Aspirator) Tidak Ada
Penjepit Tabung dari Kayu Tidak ada
Pensil Kaca Tidak Ada
Pipet Tetes (Pipet Pasteur) Ada TMS
Pot Spesimen Urine (Mulut Tidak ada TMS
Lebar)

Pot Spesimen Dahak Mulut Ada MS


Lebar
Rak Pengering Tidak Ada MS
Rak Pewarna Kaca Preparat Tidak Ada MS
Rak Tabung Reaksi Tidak Ada
Rotator Plate Ada MS
Sengkelit / Ose Tidak Ada TMS
Sikat Tabung Reaksi Tidak Ada TMS
Spuit Disposible Ada MS
- 3 cc
- 5 cc Tidak Ada
Stopwatch Tidak Ada TMS
Timer Tidak Ada MS
Tip Pipet kuning Ada MS
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan, diberi formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium(Formulir 1).
2. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran Puskesmas, langsung menuju
ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium
dari dokter yang merujuknya (Formulir2).
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien diambil
spesimennya.
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk dilakukan validasi.
7. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di loket
pengambilan hasil.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang pemeriksaan dokter untuk
mendapat penjelasan dari dokter
tentang hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.
8a. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke dokter
yang merujuk.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa kepada pasien

B. Kemampuan Pemeriksaan, Metode dan Reagen


1. Kemampuan Pemeriksaan
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi pemeriksaan-pemeriksaan dasar
seperti:
a. Hematologi: Hemoglobin,
b. Kimia klinik: Glukosa, asam Urat, Cholesterol
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, VDRL, HIV
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH, Berat jenis, Protein,
Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan Mikroskopik
(sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.
2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode manual, semi
automatik dan automatik.
BAB V
LOGISTIK

Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap pemeriksaan di
Laboratorium Puskesmas tersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First inFirst out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya
matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:


1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien tindakan
yang seharusnya diambil

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Sasaran keselamatan di area pelayanan laboratorium adalah;
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis

SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah
terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui
telepon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon ke
unit pelayanan.
klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. Puskesmas secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon
termasuk: mencatat (atau memasukkan ke komputer) perintah yang lengkap atau hasil
pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima perintah membacakan kembali
(read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah
dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian
juga menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back)
bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat darurat di IGD

Elemen Penilaian Sasaran II


1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap
oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan
atau melalui telepon secara konsisten.

SASARAN III : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN


Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
Maksud dan Tujuan Sasaran III
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan
kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional
pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan
termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan
pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene)
yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca kepustakaan WHO, dan berbagai organisasi
nasional dan internasional.
Puskesmas mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara
umum dan untuk implementasi petunjuk itu di puskesmas.
Elemen Penilaian Sasaran III
1. Puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan
dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient Safety).
2. Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien sampai
selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium.

Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus


melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan potensial berbahaya dan
penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya
kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum.

a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan masker
(infeksius) di ruangan laboratorium.

b. Tidak diperbolehkan makan minum dan merokok di dalam ruang laboratorium.

c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama reagen.

d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan desinfektan.

e. Anggap semua spesimen mengandung bahan infeksius.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus.

a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme

1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.


2) Jangan meniup pipet, yang berisi bahan infeksius.

3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung kedalam pipa


saluran.

b. Yang berkaitan dengan bahan kimia

1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal penerimaan,
tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/ peringatan tentang bahaya
bahan.

2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari langsung,
dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive harus diletakkan di
tempat rendah.

3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap dikumpulkan
dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa saluran umum.

c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik.

1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar peralatan listrik.

2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.

d. Yang berkaitan dengan limbah

1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan barang/alat bekas
pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit, diamkan 12
jam, buang ke saluran pembuangan.

3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air sampai netral
(tidak bersifat asam/basa kuat)

4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan (kaporit), cuci
bersih dengan air dan sabun, keringkan.

e. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium


1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus terpisah atau
mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan laboratorium mikrobiologi atau
kimia dengan menggunakan bahan mudah menguap.

2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas angin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


A. . Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di
laboratorium;
Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
Pencahayaan cukup dan nyaman;
Ventilasi cukup dan sesuai;
Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika
diperlukan;
Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan
kantong plastik dan diberi tanda khusus;
Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/
menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur;
Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;
Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam
laboratorium.
B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja
1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium
harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang
mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan
kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti
tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati
dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang dengan
rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang
berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di tempat
kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda
tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam
laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi
limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah
yang memiliki konstruksi yang baik, karet pengaman untuk mencegah
kebocoran ketika dipindahkan.
Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan
masker.
Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius
dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
Didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan
laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang
benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak
boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda
peringatan yang sesuai.
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti benda tajam,
limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3 dan limbah
plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah
dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah untuk masing-masing kegiatan.
Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus
sampah dengan label dan warna seperti digambarkan pada tabel 7 sebagai berikut:

2) Tempat Penampungan Sampah Sementara


Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan pada lokasi
yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
i. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan peraturan
yang berlaku.
ii. Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir yang dikelola
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan limbah cair
kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku

C.Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium Puskesmas.


1.Identifikasi Ancaman bahaya dan Penceghannya
A.Identifikasi ancaman bahaya;
1.Kimia
a.Penggologan
No Penggolongan
Bahan kimia yang Karsinogen
mengakibatkan gangguan Korosif
kesehatan {H} Toksik
Iritan
Sensitizer
Merusak organ
tubuh tertentu
Bahan kimia yang Padat
mengakibatkan Kebakaran Cair
{F} Gas
Bahan kimia yang mudah
meledak {R}
Bahan kimia dengan sikap oksidator
khususnya {S/N} Reaktiv terhadap
air
Reaktif terhadap
asam
Bahan radioaktif
Bahan kimia
yang tidak boleh
tercampur

b.Pelabelan
No Penggolongan Warna Angka
label
Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat menyebabkan kematian
mengakibatkan gangguan walapun sudah diobati
kesehatan {H}

BIRU 4 Dapat menyebabkan kematian


Bahan kimia yang walapun sudah diobati
mengakibatkan gangguan 3 Dapat menyebabkan luka serius
kesehatan {H} meskipun sudah mendapat
pengobatan

2 Dapat menyebabkan luka dan


membutuhkan pengobatan segera

1 Dapat menyebabkan iritasi jka tidak


diobati
0 Tidak berbahaya

Bahan kimia yang MERAH 4


mengakibatkan Kebakaran {F} 3
2
1
0
Bahan kimia yang mudah 4
meledak {R} 3
2
1
0
Bahan kimia dengan sikap oksidator OKS
khususnya {S/N}
Bahan kimia dengan sikap oksidator OKS
khususnya {S/N} Reaktiv W
terhadap
air
Reaktif acid
terhadap
asam
Bahan Rad
radioaktif
Bahan ALK
kimia
yang tidak
boleh
tercampur
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan bakuan
mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi
tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan bagaimana
prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang
akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;

Input Rincian Kegiatan Target


1. Sumber Daya
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
SDM menerima pelatihan 20 jam
pelatihan
2. Alat Ketersediaan alat sesuai standard 90 %
3. Sarana Ketersediaan sarana sesuai standard 90 %
4. Kebijakan Pola ketenagaan ada
Persyaratan kompetensi petugas ada
pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia esensial dan ada
bahan lain yang harus tersedia
tentang menyatakan kapan reagensia ada
tidak tersedia (batas buffer stock
untuk melakukan order)
Tentang Pelayanan diluar jam kerja ada
tentang jenis-jenis pemeriksaan ada
laboratorium yang tersedia,
Tentang permintaan pemeriksaan, ada
penerimaan spesimen, pengambilan
dan penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi rujukan ada
hasil pemeriksaan laboratorium
kebijakan pengendalian mutu ada
laboratorium

kebijakan tentang PME, Hasil PME. ada

Kalibrasi alat
Proses
Pelayanan sesuai protap dan
standar mutu
1. SOP penilaian ketepatan CR 90 %
waktu penyerahan hasil,
hasil evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
1. SOP pelayanan di luar jam CR 90 %
kerja
2. SOP pemantauan waktu CR 90 %
penyampaian hasil
pemeriksaan laboratorium
untuk pasien urgen/gawat
darurat. Hasil pemantauan.
3. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium
4. SOP pemantauan CR 90 %
pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium,
hasil pemantauan, tindak
lanjut pemantauan

5. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium yang berisiko
tinggi
6. SOP pelaporan hasil CR 90 %
pemeriksaan laboratorium
yang kritis, rekam medis
7. SOP evaluasi terhadap CR 90 %
rentang nilai, hasil evaluasi
dan tindak lanjut
8. SOP kesehatan dan CR 90 %
keselamatan kerja bagi
petugas
9. SOP penggunaan alat CR 90 %
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap
penggunaan alat pelindung
diri

1. SOP pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, CR 90 %


SOP pengelolaan limbah hasil pemeriksaan
laboratorium

2. SOP pengelolaan reagen CR 90 %

3. SOP pengelolaan limbah CR 90 %

4. SOP pengendalian mutu laboratorium CR 90 %

5. SOP rujukan laboratorium CR 90 %

6. SOP penerapan manajemen risiko laboratorium, CR 90 %


bukti pelaksanaan manajemen risiko: identifikasi
risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko

7. SOP orientasi prosedur dan praktik CR 90 %


keselamatan/keamanan kerja, bukti pelaksanaan
program orientasi

1. SOP pelatihan dan pendidikan CR 90 %


untuk prosedur baru, bahan
berbahaya, peralatan baru,
bukti pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan
Kerangka acuan program
keselamatan/keamanan laboratorium,
bukti pelaksanaan program

Waktu penyampaian hasil laboratorium (5 menit


(30 mnt
parasitol
ogi)
Kepatuhan hand hygyne CR 90 %

Out put
Ketepatan pemberian hasil 100 %
pemeriksaan laboratorium

Out come
Kepuasan pelanggan 90 %

B. Pemantapan Mutu

Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.

Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa
pemantapan mutu internal dan eksternal.

1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas laboratorium
untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi
sedini mungkin bila terjadi kesalahan.

Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap analitik
sampai pasca analitik.

1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen-antisera/media.

a. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai
persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.

b. Pengambilan spesimen

Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu,
lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.

c. Penerimaan spesimen

Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang


diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi spesimen
tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan konsistensi

Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.

Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima melalui
pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir hasil
pemeriksaan.

d. Pemberian identitas

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik pada
saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.

e. Pengiriman spesimen

Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.

f. Penyimpanan spesimen

Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan


memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:

- Disimpan pada suhu kamar

Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan
vibrio cholera.

- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0C - 8C.

- Dapat diberikan bahan pengawet.

- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.

g. Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai dengan standar yang


berlaku.

2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen, mengkalibrasi
dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.

a. Pengolahan spesimen

Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.

Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi dsb.

Pengetahuan mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena pengolahan


yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas spesimen yang selanjutnya akan
mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.

b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah
peralatan laboratorium, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan.

Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur


dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
Pengawet/antikoagulan tidak kadaluarsa.

c. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-masing


parameter.
3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan,
melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan
pelaporan.

Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas antara
lain:

1. Pembuatan alur pasien, alur pemcriksaan, cara pengambilan spesimen.

2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis


pemeriksaan.

2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang tenentu.

Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta
organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Beberapa kegiatan PME
yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain Pemantapan mutu Eksternal
Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria (PME-M-MM) dan Mikroskopis
Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-TC).

Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu melaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai
berikut:

1. Mempelajari instruksi dari penyelengaraan PME sesuai dengan jenis/parameter PME

2. Pelaksanaan pemeriksaan

3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil

4. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME.

BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
laboratorium di Puskesmas
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan terhadap
standar dan prosedur yang ditetapkan.
POLA KETENAGAAN

TENAGA PEMBERI PELAYANAN


BP UMUM

NO JABATAN STANDAR KOMPETENSI

1 Dokter Umum 1. S1 Kedokteran Umum


2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum
4. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
2 Perawat 1. DIII Perawat/SPK
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum
4. Sudah memenuhi KUALIFIKASI

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
UNIT KIA KB

NO JABATAN STANDAR KOMPETENSI

1 Dokter Umum 1. S1 Kedokteran Umum


2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan
4. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
2 Bidan 1. DIII Kebidanan
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak
4. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
UNIT MTBS

NO JABATAN STANDAR KOMPETENSI

1 Dokter Umum 1. S1 Kedokteran Umum


5. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
6. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan
7. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
2 Bidan 5. DIII Kebidanan
6. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
7. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak
8. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
3 Perawat 1. DIII Keperawatan/SPK
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak
4. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
KLINIK KONSELING TERPADU

NO JABATAN STANDAR KOMPETENSI

1 Pelaksana Kesling 1. D III Kesehatan Lingkungan


2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan
4. Mampu mengoperasikan komputer
5. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
2 Pelaksana Gizi 1. DIII Gizi
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gizi
4. Mampu mengoperasikan komputer
5. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
3 Pelaksana Promosi 1. S1 Kesehatan Masyarakat
Kesehatan 2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat
4. Mampu mengoperasikan komputer
5. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
REKAM MEDIK

NO JABATAN STANDAR KOMPETENSI

1 Pengelola RM 1. D III Rekam Medis


2. Mampu mengoperasikan computer
3. Mampu melaksanakan pengelolaan dan tata laksana RM
4. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
2 Pelaksana RM 1. DIII Rekam Medis
2. Mampu mengoperasikan komputer
3. Menguasai tata laksana RM
3 Administrasi Loket 1. SMA
2. Menguasai tata laksana RM
3. Belum memenuhi STANDAR

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
BP GIGI

NO JABATAN STANDAR KOMPETENSI

1 Dokter Gigi 1. S1 Kedokteran Gigi


2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
4. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
2 Perawat Gigi 1. DIII Perawat Gigi /SPRG
2. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
3. Sudah memenuhi Standar Kualifikasi

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
KAMAR OBAT

NO JABATAN STANDAR KOMPETENSI

1. Asisten Apoteker 1. DIII Farmasi/SMA Farmasi


2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian
4. Mampu mengoperasikan computer
5. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
2. Pelaksana Obat 1. DIII Farmasi/SMA Farmasi
2. Mampu melaksanakan pelayanan obat
3. Administrasi Obat 3. DIII Farmasi/SMA Farmasi
4. Mampu melaksanakan pembukuan obat harian Rawat
Jalan
5. Mampu mengoperasikan komputer

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
LABORATORIUM

NO JABATAN STANDAR KOMPETENSI

1 Pelaksana Laborat 1. DIII Analis Kesehatan/SMAK


2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pemeriksaan specimen
4. Mampu mengoperasikan computer
5. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
2 Pembantu Pelaksana 1. DIII Keperawatan/SPK
Laborat 2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
PROMOSI KESEHATAN

NO JABATAN STANDAR KOMPETENSI

1 Pelaksana Promosi 1. S1 Kesehatan masyarakat


Kesehatan 2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan promosi kesehatan
4. Mampu mengoperasikan komputer

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
KETATAUSAHAAN

NO JABATAN STANDAR KOMPETENSI


1 Pelaksana Tata Usaha 1. DIII Akuntasi
2. Mampu mengoperasikan komputer
3. Mampu melaksanakan kegiatan ketatausahaan
2 Pelaksana 1. DIII Farmasi
Kepegawaian 2. Mampu mengoperasikan computer
3. Mampu melaksanakan urusan kepegawaian
3 Bendahara 1. DIII Keperawatan
Pengeluaran Pembantu 2. Mampu mengoperasikan computer
3. Mampu melaksanakan pengelolaan keuangan income
4 Bendahara Retribusi 1. 1. DIII Keperawatan
2. Mampu melaksanakan pengelolaan keuangan retribusi
Puskesmas
5 Bendahara Jamkesmas 1. DIII Kebidanan
/ da 2. Mampu melaksanakan pengelolaan keuangan jamkesmas
/ da
3. Mampu mengoperasikan computer
6 Bendahara Barang 1. DIII Keperawatan
2. Mampu melaksanakan pengelolaan barang inventaris
Puskesmas
3. Mampu mengoperasikan computer
7 Petugas Kebersihan 1. SMA
dan Jaga malam 2. Mampu melaksanakan kegiatan kebersihan di lingkungan
Puskesmas

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN

TENAGA PEMBERI PELAYANAN

P2P

NO JABATAN KOMPETENSI

1 Pelaksana P2P 1. DIII Keperawatan


2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan pencegahan dan
pemberantasan penyakit
4. Mampu mengoperasikan komputer
2 Pelaksana Imunisasi 1. DIII Kebidanan
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan pencegahan penyakit
4. Mampu mengoperasikan komputer

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
RUANG TINDAKAN

NO JABATAN KOMPETENSI
1 Dokter Umum 1. S1 Kedokteran Umum
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan di IGD
4. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
2 Perawat 1. DIII Perawat
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan di IGD
4. Mampu mengoperasikan komputer
5. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
4 Perawat 1. SPK
2. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan di IGD
5 Bidan 1. DIII Kebidanan
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak
7 Ahli Gizi 1. DIII Gizi
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan gizi
4. Mampu mengoperasikan komputer

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Karo

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN PETUGAS LABORATORIUM

PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNGSARI

Berdasarkan Permenkes Nomor 37 Tahun 2012 BAB II Tentang Ketenagaan

Tabel 1. Jenis Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Lab Puskesmas

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah

1 Penanggung Jawab Dokter 1

2 Tenaga Teknis Analis Kesehatan (DIII) 2

3 Tenaga non Teknis Minimal SMU/sederajat 1

Tenaga yang tersedia di Lab UPTD Puskesmas Karo

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah

1 Penanggung Jawab Dokter -

2 Tenaga Teknis Analis Kesehatan (DIII)/SMAK 1

3 Tenaga non Teknis Minimal SMU/sederajat -

Tenaga Teknis Masih Kuarang 1 (satu)

Persyaratan Kompetensi :
Tenaga Dokter : Ijasah (Terlampir)
Tenaga Teknis Analis Kesehatan : Ijasah (Terlampir)
Surat Tanda Registrasi (Terlampir)
Sertifikat Pelatihan (Terlampir)
Tenaga non Teknis : Ijasah (Terlampir)

JADWAL JAM BUKA LABORATORIUM

UPTD PUSKESMAS KARO

NO HARI JAM KETERANGAN

1 SENIN S / D KAMIS 08.00 12.00


2 JUMAT 08.00 10.00
3 SABTU 08.00 11.00
PEMERINTAH KOTA PEMATANGSIANTAR

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS KARO


Jalan Pane No. 2 PEMATANGSIANTAR
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 445/337-442.b/SK/X/2015

TENTANG
JENIS PEMERIKSAAN LABORAT PUSKESMAS

KEPALA UPTD PUSKESMAS KARO


Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan peningkatan pelayanan
klinis di UPT Puskesmas Karo, maka perlu dilakukan pengembangan
pelayanan klinis yaitu melalui pemeriksaan laborat Puskesmas.
b. bahwa untuk melaksanakan pemeriksaan laborat perlu ditentukan jenis -
jenis pemeriksaan laborat yang dapat dilaksanakan di UPT Puskesmas Karo.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karo tentang Jenis Jenis Pemeriksaan
Laborat Puskesmas.
Mengingat : 1. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
2. Keputusan Menteri Kesehatan No.364/MENKES/SK/III/2003 Tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan No.1674/MENKES/SK/XII/2005 Tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laborat Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 37 tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.657/MENKES/PER/VIII/2009 Tentang
Pengiriman Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya.
7. Peraturan Menteri Kesehatan No.1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang Jenis
Penyakit Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya.
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PEMATANGSIANTAR TENTANG JENIS-JENIS
PEMERIKSAAN LABORAT PUSKESMAS
Menentukan jenis jenis pemeriksaan laborat yang dapat dilaksanakan di Puskesmas
Karo sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Pematangsiantar
Pada Tanggal : Januari 2016

KEPALA UPTD PUSKESMAS KARO


KOTA PEMATANGSIANTAR

Elfrida L.Sihotang,M.Kes
NIP. 19751010 200312 2 002
Daftar lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karo

Nomor : 800 / / / 2016

Tanggal :

JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS KARO

No Specimen Jenis Pemeriksaan

1 Darah/Serum Hematologi

*Golongan Darah

Kimia Darah

*Gula darah

*Cholesterol

*Asam Urat

Serologi

*HIV test

*VDRL

2 Urine

3 Faeces

4 Sputum
PEMERIKSAAN HB SAHLI

NO.DOKUMEN :

NO.REVISI :

TANGGAL TERBIT :
SOP
PEMATANGSIANTAR HALAMAN :

UPTD PUSKESMAS KARO

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes

Nip.197510102003122002
PENGERTIAN Tes hemoglobin (Hb) adalah pemeriksaan untuk
mengetahui kadar Hb dalam darah.

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk


TUJUAN
pemeriksaan hemoglobin

Pra Analitik
PROSEDUR
Metode: Sahli

Prinsip : Hemoglobin yang dilepaskan


akibat lisis eritrosit akan bereaksi
dengan Asam Klorida membentuk acid
hematin yang kemudian diukur dengan
membandingkan pada skala.
Alat :
1. Hemaoglobinometer set
2. Pipet Tetes
3. Clinepette 20 ul
4. Botol kecil/tabung
Bahan : - Darah Kapiler atau darah EDTA

Reagen
- Larutan HCl 0,1 N
- Aquadest
Bahan Pemeriksaan
Darah vena yang sudah diberi
antikoagulan

Analitik

Cara Kerja

1. Kedalam tabung Hb dimaksukkan


larutan HCL 0,1 N. Sampai tanda 2
2. dihisap darah dengan pipet sampai
tanda 20 Hapus kelebihan darah yang
melekat pada bagian luar dengan tissue.
3. Campur darah dengan larutan dalam
tabung, Pipet dibilas beberapa kali
dengan larutan tersebut.
4. Campuran larutan ini sampai homogen
dengan menggoyang tabung secara
perlahan-lahan biarkan selama 5 menit
5. Baca Hb dengan membandingkan pada
standar sambil ditambahkan larutan
aguadest sampai didapatkan warna
yang sesuai
6. Kadar Hb ditentukan membaca skala
pada tabung.
Pasca Analtik

Nilai Rujukan :

o Laki-laki (>15 tahun) : 12- 14 gr/dl


o Perempuan : 12 - 14 gr/dl
o 5 9 tahun : 11,5 gr/dl
o 10 14 tahun : 12 gr/dl
o Anak-anak (0,6 4 th): 11 gr/dl
Interprestasi

Anemia apabila Hb kurang dari nilai normal

o Catat hasil di buku arsip


PEMERIKSAAN LEUKOSIT

NO.DOKUMEN :

NO.REVISI :

TANGGAL TERBIT :
SOP UPTD PUSKESMAS KARO
PEMATANGSIANTAR HALAMAN :
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes

Nip.197510102003122002

Hitung leukosit adalah pemeriksaan untuk


mengetahui kadar leukosit dalam darah.

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk


pemeriksaan hitung jumlah lekosit

Pra Analitik

Metode neubouer

Prinsip

Darah diencerkan lalu dihitung jumlah


leukosit dalam volume pengenceran
tertentu. Dengan mengalikan terhadap
faktor perhitungan, diperoleh jumlah
leukosit dalam satuan volume darah

Alat :

1. Mikroskop dengan lensa objektif 10X


2. Counter
3. Pipet mikro 20 ul / pipet sahli
4. Kit Improved neubaver yang di lengkapi
dengan kaca penutup khusus
5. Pipet Pasteur
6. Tabung reaksi
Reagen/Bahan Pemeriksaan : larutan turk
siap pakai dan darah vena yang sudah di beri
antikoagulan.

Analtik

Cara Kerja

Mengisi Pipet Leukosit


Isaplah darah (Kapiler, EDTA)
sampai kepada garis tanda 0,5
tepat
Hapuslah kelebihan darah yang
melekat pada ujung pipet
Masukkan ujung pipet dalam
larutan turk diisap perlahan-
lahan sampai garis tanda 11.
hati-hati jangan sampai terjadi
gelembung.
Angkat pipet dari cairan tutup
ujung pipet dengan ujung jari
lalu lepaskan karet pengisap.
Kocoklah pipet selama 15-30
menit
Mengisi Kamar Hitung
1. Letakkan kamar hitung yang sudah
bersih benar dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar diatas meja.
2. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3
menit
Buang cairan 3 atau 4 tetes dan
sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30
derajat pada permukaan kamar hitung
dengan menyingung pinggir kaca
penutup. Kamar hitung terisi cairan
perlahan-lahan dengan daya
kapilaritasnya.

3. Biarkan kamar hitung selama 2 menit


supaya leukosit dapat mengendap.
Menghitung jumlah sel
1. Hitung semua leukosit yang terdapat
dalam 4 bidang pada sudut-sudut
permukaan.
2. Mulailah menghitung dari sudut kiri
atas terus kekanan, kemudian turun ke
bawah, dari kanan kekiri lalu turun lagi
kebawah dan mulai lagi dari kiri
kekanan dan seterusnya. Cara ini
berlaku untuk ke 4 bidang besar.
3. Sel-sel yang letaknya menyinggung garis
batas sebelah atas dan kiri harus di
hitung.
4. dan sebaliknya sel-sel yang
menyinggung garis batas bawah dan
kanan tidak di hitung.
Perhitungan
1. Pengenceran darah dalam pipet = 20 X,
sedangkan luas tiap bidang besar = 1
mm2 dan tinggi kamar hitung = 0,1 mm.
leukosit dihitung X faktor perhitungan
Faktor Perhitungan = 20 x 50
4x1x0,1

Jadi jumlah leukosit per ul darah = jumlah


leukosit yang dihitung dalam 4 bidang besar
x 50

Pelaporan
Jumlah leukosit = Nx50 = /mm3

Pasca Analitik

Nilai normal

4000-10.000/mm3 darah
PEMERIKSAAN LEUKOSIT

NO.DOKUMEN :

NO.REVISI :

TANGGAL TERBIT :
SOP UPTD PUSKESMAS KARO
PEMATANGSIANTAR HALAMAN :
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes

Nip.197510102003122002

PENGERTIAN Hitung trombosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar trombosit dalam darah.

Sebagai acuan dalam menerapkan langka-langka dalam pemeriksaan trombosit

TUJUAN Keputusan direktur No. RSUD.2010 tentang standar prosedur operasional dilingkungan
RSUD Tenriawaru Bone.

Pra Analitik
KBIJAKAN
Metode : Indirek
Prinsip
PROSEDUR Setelah darah dipaparkan pada objek glass lalu dicat giemsa dan di hitung per
10 lapangan pandang

Alat
1. Mikroskop
2. Kaca objektif yang kering, bebas lemak dan debu
3. Minyak imersi
4. Kaca pengeser
5. Pensil kaca
6. Rak pengecetan
7. Rak pengering
Reagen
- Larutan Giemsa
- Alkohol 96 %
Bahan pemeriksaan
1. Darah vena dengan antikoagulan
2. Darah Kapiler
Analitik

Pembuatan sediaan hapus darah


1. Teteskan 1 tetes darah diatas objek +- 2 cm dari tepi. Letakkan kaca tersebut
diatas meja dengan darah disebelah kanan.
2. Dengan tangan kanan letakkan tangan pengeser disebelah kiri tetesan.
3. Gerakkan kekanan hingga menyentuh tetesan darah.
4. Biarkan darah menempel dan menyebar rata dipinggir kaca pengeser.
5. Segera geserkan kaca tersebut kekiri dengan sudut 30-40 derajat. Jagan
menekan.
6. Biarkan sediaan tersebut kering diudara, lalu tulislah nama pasien/ no kode
pada bagian tebal sediaan dengan pensil kaca.
Pewarnaan tersediaan hapus
1. Fiksasi dengan alkohol 965 selama 2-3 menit, biarkan kering.
2. Letakkan sediaan pada rak pewarnaan dengan lapisan darah diatas.
3. Teteskan larutan gemsa sampai seluruh sediaan tertutup dengan biarkan 5-10
mennit, dengan larutan gimsa yang sudah diencerkan dengan aquades dengan
perbandingan 1:5
4. Buang larutan gimsa, cuci dengan air mengalir sampai hilang kelebihan
warnanya
5. Letekan pada rak pengering dengan posisi tegak biarkan mongering
Perhitungan
Pilih daerah dimana trombosit tersebar merata dan jelas, yaitu pada bagian
halusan yang tipis dengan lensa objektif 10X, periksa dengan objektif 100X,
setelah sediaan ditetesi dengan minyak emersi. Hitung jumlah trombosit pada
10 lapangan pandang, missal N, hasil dikali1000

Trombosit = N x 1000

Pelaporan : Jumlah Trombosit = ../mm3


Pasca Analitik

Nilai Normal = 150.000-400.000/mm3 darah


PEMERIKSAAN ERITROSIT

NO.DOKUMEN :

NO.REVISI :

TANGGAL TERBIT :
SOP
PEMATANGSIANTAR HALAMAN :

UPTD PUSKESMAS KARO

ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes

Nip.197510102003122002

PENGERTIAN Hitung jumlah eritrosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar eritrosit dalam darah.

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan hitung jumlah eritrosit.

TUJUAN Pra Analitik

Metode : Neubauer
Prinsip
PROSEDUR
Darah diencerkan kemudian di hitung jumlah eritrosit yang ada dalam volume
pengenceran tertentu. Dengan mengalikan terhadap faktor perhitungan yang
diproleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.

Alat
1. Pipet mikro 20 ul/ pipet sahli.
2. Pipet volumetrik 5 ml.
3. Kamar hitung improved nuebauer yang dilengkapi kaca penutup khusus.
4. Pipet Pasteur
5. Mikroskop dengan lensa 10x, 40x.
6. Counter
7. Botol kecil
Reagen : Larutan Hayem
Bahan Pemeriksaan
Darah vena yang sudah diberi antikoagulan

Analitik

Cara Kerja:

o Mengisi Pipet Eritrosit


1. Pipetlah 4 ml larutan Hayem dengan pipet volumtrik masukkan dalam botol
kecil
2. Hisaplah darah yang akan diperiksa dengan pipet mikro 20 ul.
3. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet dengan kertas
tissue
4. Masukkan ujung pipet tersebut kedalam wadah yang berisi larutan Hayem.
Bilaslah pipet tersebut dengan larutan Hayem sebanyak 3x, kemudian wadah
ditutup kembali dengan karet penutup dan kocok memutar +- 2 menit.
o Mengisi Kamar Hitung
1. Ambil kamar hitung yang bersih, kering dan letakkan dengan kaca penutup
terpasang mendatar.
2. Dengan pipet Pasteur teteskan 1-2 tetes larutan dengan cara menyentukan
ujung pipet pada pinggir kaca penutup.
3. Biarkan kamar hitung terisi sendiri secara perlahan-lahan dengan
sendirinya.
o Menghitung jumlah sel
1. Letakkan kamar hitung diatas meja mikrosof
2. Dengan menggunakan lensa objektif 10 x kemudian dengan lensa objektif
40 x, hitung semua eritrosit yang terdapat dalam bidang kecil 5 kotak yang
terbagi lagi dalam 16 bidang kecil-kecil.
3. Mulailah mengitung dari sudut kiri atas terus kekanan kemudian turun
kebawah, dari kiri lalu turun kebawah dan mulai lagi dari kiri kekanan dan
seterusnya. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis bawah dan kanan
tidak dihitung.
Perhitungan
Pengenceran darah dalam pipet eritrosit = 20 x

Sedangkan luas tiap bidang kecil = 1/400 mm2 dan tinggi kamar hitung 1/10
mm.

Eritrosit dihitung dalam 5x16 bidang kecil-kecil sehingga jumlah luasnya = 80 X


I/400 mm2 = 1/5 mm2

Faktor perkalian = 5 X 10 X 200 = 10.000

Jadi Jumlah Eritrosit = N X 10.000 / mm darah

N = Jumlah eritrosit yang dihitung dalam 5 bidang

Pelaporan :

Eritrosit = ../mm

Pasca Analitik

o Nilai normal
Pria : 4,5 5,5 juta/cmm darah

Wanita : 4,0 5,0 juta/cmm darah


UPTD HITUNG HEMATOKRIT

Puskesmas Ulaweng
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-05-10 A 1/2

PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan

TETAP 1-10-2010 Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos

Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN Hitung Hematrokit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar


hematokrit dalam darah.

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan hitung


TUJUAN
hematokrit

Pra Analitik
PROSEDUR
Metode
Mikro hematokrit

Prnisip
Mengetahui volume eritrosit dalam 100 ml darah, dinyatakan
dalam %

Alat
1. Centrifuge
2. Tabung Wintrobe
3. Pipet Pasteur
Bahan Pemeriksaan
Darah dengan antikoagulan

Analitik

Darah di campur dengan seksama hingga homogen

1. Dengan menggunakan pipet Pasteur darah dimaksukkan


kedalam tabung wintrobe hingga mencapai garis tanda 100,
dimulai dari dasar tabung dan hindari terjadinya gelembung
udara didalam tabung
2. Sebelum di putar tabung wintrobe dibalut dengan kertas tissue
untuk menhindari benturan
3. Tabung yang berisi darah dipusing selama 30 menit dengan
kecepatan 2000-2300 g
Perhitungan
Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematrokrit
dinyatakan dalam %

Pasca Analitik

Nilai Normal

Laki-laki : 40-50 %
Perempuan : 37-43 %
UPTD TES LAJU ENDAP DARAH WESTERGREN (LED)

Puskesmas Ulaweng
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-06-10 A 1/2

PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan

TETAP 1-10-2010 Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos

Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN Tes Laju Endap Darah adalah pengukuran kecepatan pengendapan


eritrosit dalam suatu tabung dari sediaan darah yang mengandung
antikoagulan.

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan laju endap


TUJUAN darah

Pra Analitik

PROSEDUR Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus


Persiapan sampel: Menggunakan sampel darah EDTA
Alat dan Bahan:
1. Pipet Westegreen
2. Antikoagulan natrium sitrat 3,8% dengan perbandingan
1:4
3. Sampel darah vena
4. Rak pipet Westegreen
Analitik

Cara Kerja :
1. Siapkan sampel yang akan diperiksa, 4 bagian darah dicampur
dengan 1 bagian larutan Na, Sitrat. (1,6 ml darah + 0,4 ml Na.
Sitrat).
2. Pipet sampel darah sampai tanda 0, letakkan pada rak pipet
tepat menutup darah diatas karet agar sampel tidak tumpah
3. Tegakkan pipet (90%) pad raknya.
4. Setelah 1 jam pertama, dan 1 jam kedua dibaca jarak dari
permukaan meniskus sampai puncak kolom eritrosit yang
mengendap (dalam mm), catatan sebagai LED
5. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil, dan tanda
tangani oleh dokter
Pelaporan :

Laju Endap Darah (LED) : ................mm/jam

Pasca Analitik

Nilai rujukan : Perempuan : < 20 mm/jam

Laki-laki : < 10 mm/jam


UPTD TES WAKTU PEMBUKUAN DARAH (CT)

Puskesmas Ulaweng
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-07-10 A 1/2

PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan

TETAP 1-10-2010 Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos

Nip.19650810 199103 1 030.

PENGERTIAN Dengan tes ini dapat ditentukan lamanya waktu yang diperlukan darah
untuk membeku

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk mengetahui faktor-faktor


TUJUAN
koagulasi darah, terutama faktor pembentuk tromboplastin dan
trombosit.

Pra Analitik

PROSEDUR Persiapan pasien :


a. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk menentukan waktu
pembukuan.
b. Jelaskanlah bahwa tidak ada larangan makan atau minum
sebelum tes.
c. Ditanyakan apakah mengkomsumsi obat sebelum tes seperti
thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antiokoagen atau anti
inflamasi.
d. Jelaskan untuk tidak takut waktu diambil darahnya walaupun
ada sedikit rasa sakit dan tidak enak.
Alat : tabung reaksi 100 x 10 mm, 4 buah : stop watch dan
waterbath.

Analitik

Cara Kerja :

1. Tempatkan keempat tabung reaksi dalam waterbath (37


2. Ambil darah vena, jalankan stopwatch saat darah tampak di
dalam spoit. Tuangkan 1 ml ke dalam setiap tabung.
3. Setelah 3 menit, mulailah mengamati keempat tabung
4. Angkat tabung tegak lurus lalu miringkan tiap 30 detik sampai
darah terlihat membeku.
5. Catat selang waktu saat pengembalian darah sampai darah
membeku.
Pasca Analitik

Nilai rujukan : 4-10 menit

Waktu bekuan memanjang (trombosis)


UPTD TES WAKTU PERDARAHAN DARAH (BT)

Puskesmas Ulaweng
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-08-10 A 1/2

PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan

TETAP 1-10-2010 Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos

Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN Dengan tes ini dapat ditentukan lamanya perdarahan setelah dibuat
tusukan atau insist kecil pada permukaan kulit kuping telinga atau bagian
volar lengan bawah.

Sebagai acuan penerapan langka-langkah dalam pemeriksaan waktu


TUJUAN perdarahan dan Untuk menilai faktor-faktor hemostasis ektravaskuler.

Pra Analitik

Persiapan pasien :
e. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk mengukur waktu
PROSEDUR
berhentinya perdarahan atau terjadinya koagulasi.
f. Jelaskanlah bahwa tidak ada larangan makan atau minum
sebelum tes.
g. Ditanyakan apakah mengkomsumsi obat sebelum tes seperti
thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antiokoagen atau anti
inflamasi, aspirin.
h. Jelaskan hal yang diperlukan seperti dipasangi alat pengukur
tekanan darah, diinsisi kecil dua garis dan akan ada perdarahan
sekitar 10-20 menit.
Alat dan bahan : Lanset, antiseptik, kertas saring, plester, stop
watch dan tensi meter
Analitik

1. Cara duke
Disinfeksi kuping telinga dengan antiseptik sebagai
tempat tusukan.
Tusuk sedalam 2-4 mm dengan lanset dan jalankan stop
watch.
Lap dengan kertas saring tiap 30 detik damapi
perdarahan berhenti, tanpa menyentuh permukaan
kulit
Catat waktu anatara tusukan sampai perdarahan
berhenti.
Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu pada 3 tusukan
tersebut.
2. Cara IVY-Template
Hampir sama dengan cara duke, tetapi tusukan diganti dengan
insisi pada bagian volar lengan bawah yang bebas vena berupa
dua garis insisi dengan kedalaman 1 mm dan panjang 4 mm.
Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu perdarahan pada 2
garis tersebut. Bekas insisi didisinfeksi dan ditutup dengan
plaster.

Pasca Analitik
Nilai rujukan :

1. Cara duke : 3-7 menit


2. Cara IVY : 2,5-9,5 menit
UPTD TES CHOLESTEROL

Puskesmas Ulaweng
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan

TETAP Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos

Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN TesCholesterol adalah tes untuk mengetahui kadar lipid dalam darah.
tes untuk mengetahui kadar lipid dalam darah.yang berhubungan
dengan penyakit vascular yang mencakup penyakit jantung koroner
,penyakit pembuluh darah otak dan penyakit pembuluh darah perifer.

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan


Cholesterol

TUJUAN
Pra Analitik :

PERSIAPAN PASIEN

- Penderita puasa 10-14 jam sebelum pemeriksaan


PROSEDUR
termasuk menghentikan merokok dan olah raga tetapi
diperbolehkan minum air putih.
- Pasien dalam keadaan stabil,tidak mendapat obat yg
mempengarungi kadar lipid dalam 2 minggu terakhir.
- Pasien tdk mengalami strees oleh penyakit akut.
Analitik
Prinsip test :

Bahan : Serum, plasma EDTA

Reagen :

Alat :

Pasca Analitik : nilai normal : < 200 mg/dl

Anda mungkin juga menyukai