PUSKESMAS KARO
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai
peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya
pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan
laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur
demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka
Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan
diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara
holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas Karo
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di puskesmas
Karo
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana,jenis-jenis pemeriksaan,standard
hasil pemeriksaan,dan keselamatan dan mutu laboratorium
D. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana
yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan,
keb:karan, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, oencernaran lingkungan yang
pada urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda bagi. pekerja
dan masyarakat yang berada dilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
Jenis/Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Pelaksana di Laboratorium Puskesmas
Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas
6 Disarankan disediakan
akses langsung
(lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel
dahak.
7
Kamar kecil/WC pasien
laboratorium dapat
bergabung dengan WC
pasien Puskesmas.
DENAH
1 2
4 8 7
Keterangan:
1. Pintu Masuk
2. Lemari
5. Tempat tidur
6. Lemari
7. Mikroskop
8. Rotator
B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium Puskesmas dan kondisi
Fasilitas laboratorium Puskesmas XXX
1.Prasarana
1 Pencahayaan Terang MS
Sirkulasi udara baik,
2. 12-15 ACH Jendela
pertukaran udara
Terbuka
dari dalam ruangan
dapat mengalir ke
luar ruangan
area pengambilan
3. Exhauster dipasang TMS
sampel dilengkapi
pada ketinggian +
exhauster yang
120 cm dari
mengarah keluar
permukaan lantai
bangunan
Puskesmas ke area
terbuka
Suhu udara nyaman suhu dipertahankan
4. TMS
antara 220C s/d
260C.tidak boleh
memakai kipas
angin
Pengambilan dahak
5 Di halaman MS
dilakukan di
Belakang
ruangan terbuka
Puskesmas
yang telah
disiapkan.
Tersedia air air bersih yang
6 TMS
mengalir dan debit
air yang
cukup pada bak cuci.
Air tersebut harus
memenuhi syarat
kesehatan
Limbah padat tersedia wadah
7 TMS
(tempat sampah)
khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan limbah
padat
medis infeksius dan
non infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan) limbah
padat
dilakukan sesuai
prosedur dan
peraturan yang
berlaku
Limbah cair diolah pada
Langsung ke MS
sistem/instalasi
Septitank
pengolahan air
limbah Puskesmas.
1. Perlengkapan
2) Mempunyai laci
Loket pendaftaran,
TMS
penerimaan sampel
urin dan dahak,
pengambilan hasil
Kursi petugas 1) Mempunyai
MS
laboratorium dan sandaran
kursi pasien 2) Dapat terbuat dari
kayu, besi, dan lain-
lain
Bak cuci/sink 1) Dilengkapi keran
TMS
untuk mengalirkan
air bersih
2) Ukuran minimal
40 cm x 40 cm
dengan kedalaman
bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air
kotor menuju
sistem pengolahan
air limbah
Puskesmas
Meja pemeriksaan 1) Lebar meja adalah
60 cm dengan
panjang sesuai
dengan
kebutuhan pelayanan
yang
diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan
panas, tahan zat
kimia (seperti teflon/
formika), mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan berwarna
terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan
alat centrifuge
Lemari pendingin 1) Fungsinya adalah
Tidak Ada TMS
(refrigerator) untuk menyimpan
reagen dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan
sampel disimpan
dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk
MS
menyimpan alat
2) Ukuran sekitar p x
l x t = 160 cm x 40
cm x 100 cm
3) Dapat terbuat dari
kayu atau rangka
alumunium dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk
mikroskop
dilengkapi dengan
lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya adalah
Tidak ada TMS
untuk menyimpan
reagen
2) Ukuran sesuai
kebutuhan
3) Dapat terbuat dari
kayu dilapisi dengan
teflon/ formika
atau dapat terbuat
dari kaca
2.Peralatan
Peralatan Utama
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan, diberi formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium(Formulir 1).
2. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran Puskesmas, langsung menuju
ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium
dari dokter yang merujuknya (Formulir2).
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien diambil
spesimennya.
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk dilakukan validasi.
7. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di loket
pengambilan hasil.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang pemeriksaan dokter untuk
mendapat penjelasan dari dokter
tentang hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.
8a. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke dokter
yang merujuk.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa kepada pasien
Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap pemeriksaan di
Laboratorium Puskesmas tersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First inFirst out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya
matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien sampai
selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium.
a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan masker
(infeksius) di ruangan laboratorium.
c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama reagen.
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal penerimaan,
tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/ peringatan tentang bahaya
bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari langsung,
dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive harus diletakkan di
tempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap dikumpulkan
dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa saluran umum.
1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar peralatan listrik.
1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan barang/alat bekas
pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit, diamkan 12
jam, buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air sampai netral
(tidak bersifat asam/basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan (kaporit), cuci
bersih dengan air dan sabun, keringkan.
b.Pelabelan
No Penggolongan Warna Angka
label
Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat menyebabkan kematian
mengakibatkan gangguan walapun sudah diobati
kesehatan {H}
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan bakuan
mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi
tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan bagaimana
prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang
akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
Kalibrasi alat
Proses
Pelayanan sesuai protap dan
standar mutu
1. SOP penilaian ketepatan CR 90 %
waktu penyerahan hasil,
hasil evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
1. SOP pelayanan di luar jam CR 90 %
kerja
2. SOP pemantauan waktu CR 90 %
penyampaian hasil
pemeriksaan laboratorium
untuk pasien urgen/gawat
darurat. Hasil pemantauan.
3. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium
4. SOP pemantauan CR 90 %
pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium,
hasil pemantauan, tindak
lanjut pemantauan
5. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium yang berisiko
tinggi
6. SOP pelaporan hasil CR 90 %
pemeriksaan laboratorium
yang kritis, rekam medis
7. SOP evaluasi terhadap CR 90 %
rentang nilai, hasil evaluasi
dan tindak lanjut
8. SOP kesehatan dan CR 90 %
keselamatan kerja bagi
petugas
9. SOP penggunaan alat CR 90 %
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap
penggunaan alat pelindung
diri
Out put
Ketepatan pemberian hasil 100 %
pemeriksaan laboratorium
Out come
Kepuasan pelanggan 90 %
B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.
Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa
pemantapan mutu internal dan eksternal.
1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas laboratorium
untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi
sedini mungkin bila terjadi kesalahan.
Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap analitik
sampai pasca analitik.
1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen-antisera/media.
a. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai
persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b. Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu,
lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.
c. Penerimaan spesimen
Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.
Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima melalui
pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir hasil
pemeriksaan.
d. Pemberian identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik pada
saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.
e. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
f. Penyimpanan spesimen
Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan
vibrio cholera.
2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen, mengkalibrasi
dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.
a. Pengolahan spesimen
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah
peralatan laboratorium, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas antara
lain:
2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang tenentu.
Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta
organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Beberapa kegiatan PME
yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain Pemantapan mutu Eksternal
Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria (PME-M-MM) dan Mikroskopis
Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-TC).
Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu melaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai
berikut:
2. Pelaksanaan pemeriksaan
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
laboratorium di Puskesmas
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan terhadap
standar dan prosedur yang ditetapkan.
POLA KETENAGAAN
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
UNIT KIA KB
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
UNIT MTBS
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
KLINIK KONSELING TERPADU
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
REKAM MEDIK
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
BP GIGI
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
KAMAR OBAT
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
LABORATORIUM
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
PROMOSI KESEHATAN
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
KETATAUSAHAAN
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
P2P
NO JABATAN KOMPETENSI
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN
TENAGA PEMBERI PELAYANAN
RUANG TINDAKAN
NO JABATAN KOMPETENSI
1 Dokter Umum 1. S1 Kedokteran Umum
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan di IGD
4. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
2 Perawat 1. DIII Perawat
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan di IGD
4. Mampu mengoperasikan komputer
5. Sudah memenuhi STANDAR KUALIFIKASI
4 Perawat 1. SPK
2. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan di IGD
5 Bidan 1. DIII Kebidanan
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak
7 Ahli Gizi 1. DIII Gizi
2. Telah mengikuti pelatihan pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan gizi
4. Mampu mengoperasikan komputer
Mengetahui,
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
NIP.19751010 200312 2 002
POLA KETENAGAAN PETUGAS LABORATORIUM
Persyaratan Kompetensi :
Tenaga Dokter : Ijasah (Terlampir)
Tenaga Teknis Analis Kesehatan : Ijasah (Terlampir)
Surat Tanda Registrasi (Terlampir)
Sertifikat Pelatihan (Terlampir)
Tenaga non Teknis : Ijasah (Terlampir)
DINAS KESEHATAN
TENTANG
JENIS PEMERIKSAAN LABORAT PUSKESMAS
Ditetapkan di : Pematangsiantar
Pada Tanggal : Januari 2016
Elfrida L.Sihotang,M.Kes
NIP. 19751010 200312 2 002
Daftar lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karo
Tanggal :
1 Darah/Serum Hematologi
*Golongan Darah
Kimia Darah
*Gula darah
*Cholesterol
*Asam Urat
Serologi
*HIV test
*VDRL
2 Urine
3 Faeces
4 Sputum
PEMERIKSAAN HB SAHLI
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
TANGGAL TERBIT :
SOP
PEMATANGSIANTAR HALAMAN :
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
Nip.197510102003122002
PENGERTIAN Tes hemoglobin (Hb) adalah pemeriksaan untuk
mengetahui kadar Hb dalam darah.
Pra Analitik
PROSEDUR
Metode: Sahli
Reagen
- Larutan HCl 0,1 N
- Aquadest
Bahan Pemeriksaan
Darah vena yang sudah diberi
antikoagulan
Analitik
Cara Kerja
Nilai Rujukan :
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
TANGGAL TERBIT :
SOP UPTD PUSKESMAS KARO
PEMATANGSIANTAR HALAMAN :
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
Nip.197510102003122002
Pra Analitik
Metode neubouer
Prinsip
Alat :
Analtik
Cara Kerja
Pelaporan
Jumlah leukosit = Nx50 = /mm3
Pasca Analitik
Nilai normal
4000-10.000/mm3 darah
PEMERIKSAAN LEUKOSIT
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
TANGGAL TERBIT :
SOP UPTD PUSKESMAS KARO
PEMATANGSIANTAR HALAMAN :
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
Nip.197510102003122002
PENGERTIAN Hitung trombosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar trombosit dalam darah.
TUJUAN Keputusan direktur No. RSUD.2010 tentang standar prosedur operasional dilingkungan
RSUD Tenriawaru Bone.
Pra Analitik
KBIJAKAN
Metode : Indirek
Prinsip
PROSEDUR Setelah darah dipaparkan pada objek glass lalu dicat giemsa dan di hitung per
10 lapangan pandang
Alat
1. Mikroskop
2. Kaca objektif yang kering, bebas lemak dan debu
3. Minyak imersi
4. Kaca pengeser
5. Pensil kaca
6. Rak pengecetan
7. Rak pengering
Reagen
- Larutan Giemsa
- Alkohol 96 %
Bahan pemeriksaan
1. Darah vena dengan antikoagulan
2. Darah Kapiler
Analitik
Trombosit = N x 1000
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
TANGGAL TERBIT :
SOP
PEMATANGSIANTAR HALAMAN :
ELFRIDA L.SIHOTANG,M.Kes
Nip.197510102003122002
PENGERTIAN Hitung jumlah eritrosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar eritrosit dalam darah.
Metode : Neubauer
Prinsip
PROSEDUR
Darah diencerkan kemudian di hitung jumlah eritrosit yang ada dalam volume
pengenceran tertentu. Dengan mengalikan terhadap faktor perhitungan yang
diproleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.
Alat
1. Pipet mikro 20 ul/ pipet sahli.
2. Pipet volumetrik 5 ml.
3. Kamar hitung improved nuebauer yang dilengkapi kaca penutup khusus.
4. Pipet Pasteur
5. Mikroskop dengan lensa 10x, 40x.
6. Counter
7. Botol kecil
Reagen : Larutan Hayem
Bahan Pemeriksaan
Darah vena yang sudah diberi antikoagulan
Analitik
Cara Kerja:
Sedangkan luas tiap bidang kecil = 1/400 mm2 dan tinggi kamar hitung 1/10
mm.
Pelaporan :
Eritrosit = ../mm
Pasca Analitik
o Nilai normal
Pria : 4,5 5,5 juta/cmm darah
Puskesmas Ulaweng
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-05-10 A 1/2
A. Makkulasse,S.Sos
Pra Analitik
PROSEDUR
Metode
Mikro hematokrit
Prnisip
Mengetahui volume eritrosit dalam 100 ml darah, dinyatakan
dalam %
Alat
1. Centrifuge
2. Tabung Wintrobe
3. Pipet Pasteur
Bahan Pemeriksaan
Darah dengan antikoagulan
Analitik
Pasca Analitik
Nilai Normal
Laki-laki : 40-50 %
Perempuan : 37-43 %
UPTD TES LAJU ENDAP DARAH WESTERGREN (LED)
Puskesmas Ulaweng
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-06-10 A 1/2
A. Makkulasse,S.Sos
Pra Analitik
Cara Kerja :
1. Siapkan sampel yang akan diperiksa, 4 bagian darah dicampur
dengan 1 bagian larutan Na, Sitrat. (1,6 ml darah + 0,4 ml Na.
Sitrat).
2. Pipet sampel darah sampai tanda 0, letakkan pada rak pipet
tepat menutup darah diatas karet agar sampel tidak tumpah
3. Tegakkan pipet (90%) pad raknya.
4. Setelah 1 jam pertama, dan 1 jam kedua dibaca jarak dari
permukaan meniskus sampai puncak kolom eritrosit yang
mengendap (dalam mm), catatan sebagai LED
5. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil, dan tanda
tangani oleh dokter
Pelaporan :
Pasca Analitik
Puskesmas Ulaweng
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-07-10 A 1/2
A. Makkulasse,S.Sos
PENGERTIAN Dengan tes ini dapat ditentukan lamanya waktu yang diperlukan darah
untuk membeku
Pra Analitik
Analitik
Cara Kerja :
Puskesmas Ulaweng
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-08-10 A 1/2
A. Makkulasse,S.Sos
PENGERTIAN Dengan tes ini dapat ditentukan lamanya perdarahan setelah dibuat
tusukan atau insist kecil pada permukaan kulit kuping telinga atau bagian
volar lengan bawah.
Pra Analitik
Persiapan pasien :
e. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk mengukur waktu
PROSEDUR
berhentinya perdarahan atau terjadinya koagulasi.
f. Jelaskanlah bahwa tidak ada larangan makan atau minum
sebelum tes.
g. Ditanyakan apakah mengkomsumsi obat sebelum tes seperti
thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antiokoagen atau anti
inflamasi, aspirin.
h. Jelaskan hal yang diperlukan seperti dipasangi alat pengukur
tekanan darah, diinsisi kecil dua garis dan akan ada perdarahan
sekitar 10-20 menit.
Alat dan bahan : Lanset, antiseptik, kertas saring, plester, stop
watch dan tensi meter
Analitik
1. Cara duke
Disinfeksi kuping telinga dengan antiseptik sebagai
tempat tusukan.
Tusuk sedalam 2-4 mm dengan lanset dan jalankan stop
watch.
Lap dengan kertas saring tiap 30 detik damapi
perdarahan berhenti, tanpa menyentuh permukaan
kulit
Catat waktu anatara tusukan sampai perdarahan
berhenti.
Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu pada 3 tusukan
tersebut.
2. Cara IVY-Template
Hampir sama dengan cara duke, tetapi tusukan diganti dengan
insisi pada bagian volar lengan bawah yang bebas vena berupa
dua garis insisi dengan kedalaman 1 mm dan panjang 4 mm.
Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu perdarahan pada 2
garis tersebut. Bekas insisi didisinfeksi dan ditutup dengan
plaster.
Pasca Analitik
Nilai rujukan :
Puskesmas Ulaweng
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng
A. Makkulasse,S.Sos
PENGERTIAN TesCholesterol adalah tes untuk mengetahui kadar lipid dalam darah.
tes untuk mengetahui kadar lipid dalam darah.yang berhubungan
dengan penyakit vascular yang mencakup penyakit jantung koroner
,penyakit pembuluh darah otak dan penyakit pembuluh darah perifer.
TUJUAN
Pra Analitik :
PERSIAPAN PASIEN
Reagen :
Alat :