KALIANGET SUMENEP
2015
1
Pedoman Pelayanan Unit kerja
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat Nya sehingga
tersusunlah buku pedoman pelayanan RSI Garam Kalianget ini.
Saat ini kebutuhan atas standar pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting
khususnya di instalasi laboratorium, buku ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung
jawab masing masing. Disamping itu dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit
melaksanakan visi dan misinya diperlukan pedoman pelayanan untuk pemeriksaan laboratoruim
agar senantiasa dapat menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Buku ini masih jauh dari sempurna . oleh karena itu masukan dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari
Tim Penyusun
2
Pedoman Pelayanan Unit kerja
BAB 1
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah pada spesialisasi.
Semakin pesat laju pembangunan semakin besar pula tuntutan masyarakat pelayanan kesehatan
yang lebih baik.
Perlu disadari bahwa semakn tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat
,tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutupun semakin meningkat. Di lain pihak
pelayanan rumah sakit yang memadai baik di bidang diagnostik maupun pengobatan semakin
dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka pelayanan diagnostik yang diselenggarakan oleh
laboratorium rumah sakit sangat perlu menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam undang - undang No.23 tahun 1992 tentang
kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta memberi
kepastian hukum dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar bagi
pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan perlu dilakukan peningkatan pelayanan
kesehatan termasuk penigkatan pelayanan laboratorium di rumah sakit.
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan medik rumah sakit yang
perlu mendapat perhatian khusus karena sebagaimana diketahui bahwa pelayanan laboratorium
selain telah dirasakan besar manfaatnya, namun oleh karena didalam pelaksanaan pemeriksaan
laboratorium berhubungan dengan cairan tubuh penderita sehingga ada resiko bahaya terpapar
bahan infeksius baik terhadap pekerja pasien maupun lingkungannya. Dengan demikian
pelayanan laboratorium harus dikelola oleh mereka yang benar benar profesioan dalam bidang
laboratorium demi keselematan kerja terhadap bahan infeksius.
3
Pedoman Pelayanan Unit kerja
B. Tujuan
Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan laboratorium di RSI Garam Kalianget. Hal ini
karena pemeriksaan laboratorium adalah salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pasien
yang dapat berperan meningkatkan mutu diagnosa klinik sehingga pengobatan terhadap pasien
menjadi lebih terarah.
C. Ruang Lingkup
D. Batasan Opearsional
1. Laboratorium
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah
dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannnya kegiatan-
kegiatan tersebut secara terkendali.
2 laboratorium klinik
a.Kimia klinik biasanya menerima serum. Sering kali bagian ini adalah bagian yang
melakukan pemeriksaan rutin terbanyak. Mereka menguji komponen / analit yang
berbeda beda dalam serum atau plasma.
b.Hematologi menerima keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan perhitungan
darah dan evaluasi morfologi darah.
c. Parasiotologi mengamati parasit
d. Koagulasi menganalisis waktu bekuan dan faktor koagulasi
e. Urinalisis menguji air seni untuk sejumlah analit.
4
Pedoman Pelayanan Unit kerja
4.Tenaga profesional/ formal laboratorium adalah tenaga yang mencakup : dokter umum,
teknisi laboratorium medis (analis laboratorium)
5.Tenaga penunjang laboratorium adalah tenaga yang mencakup : teknisi alat alat
analyser laboratorium, paramedis, petugas administrasi laboratorium.
6.Standar prosedur operasional (SPO) adalah kumpulan intrusksi, langkah langkah yang
telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
7. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan aktifitas
dan jumlah petugas yang berhubungan dengan spesimen/pasien untuk kebutuhan
pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai
alur pelayanan dan memperoleh sinar matahari/ cahaya dalam jumlah yang cukup.
8. Peralatan laboratorium
Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan sesuai dengan
layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin. Pada saat instalasi alat
maupun saat kerja rutin ,peralatan harus diperhatikan menunjukkan kemampuan atau
memenuhi kinerja yang dipersyartkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk
pemeriksaan bersangkutan.
9. Bahan laboratorium
a.Reagent adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendekteksi,
mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
b. Standar adalah zat zat konsentrasi atau kemurniannya diketahui.
c.Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu
pemeriksaan di laboratorium tetapi atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan
sehari hari.
d.Air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan oleh karena itu
kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar seperti hanya bahan lain yang
digunakan dalam analisis
10. Spesimen merupakan bahan pemeriksaan yang berasal dari manusia. Sedangkan sampel
dapat diartikan sebagai bahan dari spesimen manusia.
5
Pedoman Pelayanan Unit kerja
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring diagnostik dan
evaluasi hasil pengobatan serta surveilan. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensivitas
dan spesifitas berbeda beda pula.
6
Pedoman Pelayanan Unit kerja
dalam perencanaan dan pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu
tindakan.
E. Landasan Hukum
1. UU No. 23/1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pelaksanaan peningkatan mutu peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai
penjabaran dari penjabaran dari undang undang tersebut salah satunya adalah Surat
Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor HK 006.063.5.00788 tahun 1995
tentang pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit (termasuk didalamnya adalah pelayanan
laboratorium klinik) untuk mengatur mutu pelayanan kesehatan rumah sakit.
2. Permakes no 411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004
tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat.
4. Menteri Kesehatan RI No : 370/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Ahli
Teknologi Laboratorium Kesehatan
5. Kepmenkes RI No : 370/Menkes/SK/2007 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan
6. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN PELAYANAN LABORATORIUM
7
Pedoman Pelayanan Unit kerja
a. Menyebarluaskan dan membangun pengetahuan dan kesadaran mengenai visi (shared
vision), misi,tujuan dan value rs kepada seluruh stf unit laboratorium
b. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
(POACE) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unti laboratorium.
c. Memberikan usulan program kerja dan anggaran unit laboratorium.
d. Mengembangkan kemampuan SDM Unit Laboratorium sehingga berperan aktif
terwujudnya pelayanan laboratorium yang unggul.
e. Mengatur mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dinas kerja staf bawahannya
f. Memberikan laporan tertulis secara berkala (bulanan, triwulan, tahunan) disertai
analisa dan rekomendasi kepada manager penunjang medis sesuia format yang telah
ditetapkan tentang kegiatan pelayanan di unit laboratorium
3. Administrasi laboratorium
Administrasi laboratorium adalah staf dibawah kepala unit laboratorium yang
memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Memeriksa pengantar pemeriksaan laboratorium dari doker
b. Menginput data pasien ke SIM RS
c. Memastikan kwitansi pembayaran pasien benar untuk kemudian dilakukan
pemeriksaan
d. Menginput hasil pemeriksaaan laboratorium dan menyerahkannya ke pasien
e. Mencatat nama pasien ,jenis pemeriksaan,hsil pemeriksaan dan dokter yang merujuk
ke buku besar
4. Petugas Sampling
Petugas sampling adalah staf dibawah kepala unit laboratorium yang memiliki uraian
tugas sebagai berikut :
a. Mempersiapkan perlengkapan sampling ( sesuai dengan kebutuhan )
b. Memastikan tepat pasen yang akan diambil darahnya
c. Melakukan pengambilan sampel darah pasien
d. Memastikan sampel darah pasien sesuai dengan nama yang tertera di label darah
e. Memastikan sampel darah yang diambil sesuai dengan kriteria darah yang akan
diperiksa
8
Pedoman Pelayanan Unit kerja
d. Membersihkan tabung tabung yang akan dipakai dan merapihkannya ke tempat
penyimpanan
e. Membersihkan dan merapihkan prasarana pemeriksaan laboratoturim seperti meja
sampling, micropipette, dll
f. Melakukan pemeriksaan sampel darah psien dan SOP pemeriksaan di laboratorium.
Berdasarkan uraian kompetensi tersebut kualifikasi SDM Unit Laboratorium secara
menyeluruh disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Kualifikasi SDM Unit Laboratorium
9
Pedoman Pelayanan Unit kerja
value RS kepada seluruh staf Unit fisik
Laboratorium 2.Memiliki pengetahuan dan
b.Melakukan perencanaan, pengalaman dibidangnya
pengorganisasian, pelaksanaan, minimal 2 tahun dengan
pengendalian dan evaluasi (POACE) pendidikan minimal
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit diploma analis
laboratorium laboratorium
c.Memberikan usulan program kerja dan 3.Memiliki persyaratan
mental yang baik
anggaran unit laboratorium
d.Mengembangkan kemampuan SDM Unit
Laboratorium sehingga berperan aktif
terwujudnya pelayanan laboratorium
yang unggul
e.Mengatur mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan dinas kerja staf
bawahannya
f. Memberikan laporan tertulis secara
berkala (bulanan, triwulan, tahunan)
disertai analisa dan rekomendasi kepada
kepala bagian penunjang medis sesuai
format yang telah ditetapkan tentang
kegiatan pelayanan di unit laboratorium
10
Pedoman Pelayanan Unit kerja
b.Memastikan tepat pasen yang akan
diambil darahnya
c.Melakukan pengambilan sampel darah
pasien
d.Memastikan sampel darah pasien sesuai
dengan nama yang tertera di label darah
e.Memastikan sampel darah yang diambil
sesuai dengan kriteria darah yang akan
diperiksa
Pelayanan a.Bertanggung jawab atas kalibrasi, D3 Analis Kesehatan /
Pemeriksaan SMAK
maintenance dan kontrol laboratorium
Laboratorium
dalam keadaan baik
b.Mengecek persediaan reagen kimia klinik
dan hematologi 5 diff
c.Mengecek persediaan form kebutuhan
laboratorium dan bahan habis pakai
(BHP)
d.Membersihkan tabung tabung yang akan
dipakai dan merapihkannya ke tempat
penyimpanan
e.Membersihkan dan merapihkan prasarana
pemeriksaan laboratoturim seperti meja
sampling, micropipette, dll
f. Melakukan pemeriksaan sampel darah
psien dan SOP pemeriksaan di
laboratorium
B. Distribusi Ketenagaan
1. Shift Pagi
1) Uraian Pekerjaan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oloeh petugas Laboratorium adalah sebagai berikut:
a. Registrasi pasien
a. Registrasi pasien rawat jalan dan rawat inap
b. Pemberian label sampel
c. Persiapan sampling
d. Pengambilan hasil pemeriksaan
11
Pedoman Pelayanan Unit kerja
e. Penulisan hasil pemeriksaan
f. Mengarsip hasil pemeriksaan
b. Pengambilan sampel
a) sampel darah
- sampel darah vena
- sampel darah arteri
- sampel darah perifer
b) Sampel Urin
- Urin lengkap
- Urin rutin
- Test kehamilan
c) Sampel Feaces
-Feaces lengkap
d) Sampel dahak
- Sampel dahak sewaktu
- Sampel dahak pagi
e. analisa sampel
a) pemeriksaan sampel
b) memasitkan tidak adanya kesalahan pasien
c) memastikan kualitas hasil pemeriksaan
d) menginput hasil pemeriksaan
e) merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi identitas
pada amplop
12
Pedoman Pelayanan Unit kerja
( persiapan reagent,waktu inkubasi sampel )
3) Perhitungan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan :
a. Registrasi pasien : 10 pemeriksaan x 10 menit + 100 menit
b. Pemeriksaan lab rutin : 10 pemeriksaan x 45 menit = 450 menit
c. Menginput hasil pemeriksaan dan ekspentisi : 10 pemeriksaan x 10 menit = 100 menit
d. Kegiatan lain ( persiapan reagent waktu inkubasi sampel ) = 40 menit
2. Shift Sore
1) Uraian Pekerjaan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oloeh petugas Laboratorium adalah sebagai berikut:
a. Registrasi pasien
a) Registrasi pasien rawat jalan dan rawat inap
b) Pemberian label sampel
c) Persiapan sampling
d) Pengambilan hasil pemeriksaan
e) Penulisan hasil pemeriksaan
f) Mengarsip hasil pemeriksaan
b. Pengambilan sampel
a) sampel darah
- sampel darah vena
- sampel darah arteri
- sampel darah perifer
b) Sampel Urin
- Urin lengkap
- Urin rutin
- Test kehamilan
c) Sampel Feaces
- Feaces lengkap
d) Sampel dahak
13
Pedoman Pelayanan Unit kerja
- Sampel dahak sewaktu
- Sampel dahak pagi
d. Analisa sampel
a) pemeriksaan sampel
b) memasitkan tidak adanya kesalahan pasien
c) memastikan kualitas hasil pemeriksaan
d) menginput hasil pemeriksaan
e) merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi identitas
pada amplop
3) Perhitungan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan :
a. Registrasi pasien : 10 pemeriksaan x 10 menit + 100 menit
b. Pemeriksaan lab rutin : 10 pemeriksaan x 45 menit = 450 menit
c. Menginput hasil pemeriksaan dan ekspentisi : 10 pemeriksaan x 10 menit = 100
menit
d. Kegiatan lain ( persiapan reagent waktu inkubasi sampel ) = 40 menit
14
Pedoman Pelayanan Unit kerja
Jika waktu efektif kerja sore adalah 6 jam, maka petugas laboratorium yang
dibutuhkan adalah :
11.05 jam : 6 jam = 1,8 = 2 orang
3. Shift Malam
1). Uraian Pekerjaan
15
Pedoman Pelayanan Unit kerja
h) Memberi label pada tabung sampel pasien
i) Melakukan sampling
d. Analisa sampel
a) pemeriksaan sampel
memasitkan tidak adanya kesalahan pasien
memastikan kualitas hasil pemeriksaan
menginput hasil pemeriksaan
e) merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi identitas pada
amplop
2) Analisa Beban Kerja
Diketahui :
Jumlah pemeriksaan rata rata : 5 pemeriksaan
Waktu efektif kerja : 6 jam
Waktu rata rata yang dibuthkan untuk melaksanakan pemeriksaaan
a. Registrasi pasien : 10 menit/pemeriksaan
b. Pemeriksaan lab rutin : 45 menit/ pemeriksaan
c. Menginput hasil pemeriksaan dan ekspetisi : 15 pemeriksaan x 10 menit = 150 menit
d. Kegiatan lain : 40 menit / pemeriksaan ( persiapan, reagent ,waktu inkubasi sampel)
3) Perhitungan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan :
a. Registrasi pasien : 5 pemeriksaan x 10 menit = 50 menit
b. Pemeriksaan lab rutin : 5 pemeriksaan x 45 menit = 225
c. Menginput hasil pemeriksaan dan ekspetisi : 5 pemeriksaan x 10 menit = 50 menit
d. Kegiatan lain ( persiapan reagent, waktu inkubasi sampel) = 40 menit
16
Pedoman Pelayanan Unit kerja
BAB III
STANDAR FASILITAS LABORATORIUM
A. Denah Instalasi Laboratorium
Meja Analisa
R PI
U
A
NT
N U Mej Mej
G MA a a
S Ad Sa
SU
A mi mp
M K n ling
P
LI
N
17
Pedoman Pelayanan Unit kerja
we
sta
Ruang fel
Kepala LAB
Meja
Admin Ruang TB
Toilet
IGD
B. Fasilitas
Instalasi laboratorium memiliki fasilitas ruangan yang terdiri :
Ruang penerimaan pasien
Digunakan sebagai penerimaan pasien, sampling,pengimputan hasil
lab. Ruang kerja kepala laboratoriumyang didalamnya memiliki fasilitas
:
1 bad sampling
2 meja administrasi
1 meja kerja kepala ruangan
1 buah kursi pasien
3 buah kursi pasien
1 buah pesawat telefon
1 buah kalender dinding
2 buah kalender meja
2 buah rak meja
1 buah jam dinding
2 buah tempat pesawat sampah
2 unit komputer
2 unit mesin printer
1 buah neon putih
1 buah kulkas
18
Pedoman Pelayanan Unit kerja
Ruang analisa
Diguanakan sebagai ruang untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
yang didalamnya memiliki fasilitas :
2 buah westafel
1 buah alat hematologi analyzer
1 buah alat kimia klinik
1 buah alat stabilyser
4 buah micropippet
1 buah mikroskop
1 buah centrifuge
1 buah loker
2 buah ac
2 buah lampu neon putih
1 buah kursi meja
2 buah tempat sampah medis dan non medis
BAB IV
Tata pelaksana pelayanan
A. Pendaftaran pasien
Petugas menerima formlir permintaan laboratorium dari poliklinik
,rawat jalan atau rawat inap serat klinik luar atau dokter luar
Memeilih atau menyeleksi jenis pemeriksaan yang diminta untuk
pasien rawat jalan.
Bila pemeriksaan rutin bisa langsung dikerjakan setelah melalui
persyratan teknis administrasi
Bila pemeriksaan khusus :
Untuk pasien rawat jalan :
Dipersipakan terlebih dahulu ( dipuaskan)
Diberi penjelasan tentang pemeriksaaan yang akan dilakukan baik
secara lisan maupun tertulis
Dijanjikan hasil pemeriksaan selesai selesai pada tangal yang
ditentukan dengan memberikan formulir untuk pengambilan hasil
sesuai dengan tanggal selesai hasil
Untuk pasien rawat inap :
Semua persipan pemeriksaan selesai pada oleh petugas ruangan yang
tlah berkoordinasi terlebih dahulu dengan petugas laboratorium.
Pasien umum atau tunai biaya pemeriksaan harus dibayar langsung
dikasir, kemudian petugas kasir memberikan stempel lunas sebagai
tanda bahwa pasien telah selesai administrsinya.
19
Pedoman Pelayanan Unit kerja
Pasien umum tagihan (bjps) harus melengkapi persyaratan yang
berlaku dan acc serta tanda tangan pihak kasir untuk diberikan
pengesahan pemeriksaan bahwa pemeriksaaan telah dapat dilayani.
Apabila proses administrasi telah selesai maka pasien bisa dilakukan
pemeriksaan. Semua pasien rawat jalan harus registrasi dahulu di
pendaftaran untuk pasien rawat inap petugas medis memberikan
formulir permintaan pemeriksaan setelah itu petugas laboratorium
akan melakukan pemeriksaaan yang diminta dan untuk
pembayarannya akan disertakan kuitansi berikut hasil laboratorium.
Pasien aps dapat dilayani jika klinis pemeriksaan yang akan dilakukan
jelas ( mis : seri dhf,thphoid,gula darah sewaktu,lemak lengkap ,
golongan darah) diluar itu jika klinis tidak jelas maka petugas
laboratorium akan mengarahkan pasien untuk periksa ke dokter
terlebih dahulu
B. Persiapan pemeriksaan
20
Pedoman Pelayanan Unit kerja
Mempersilahkan pasien untuk duduk
Membaca formulir permintaan pemeriksaan laboratorium ( lihat
identitas pasien pemeriksaan yang diminta dan diagnosa )
Menginput kedalam billing rumah sakit
Memepersiapkan peralatan sampling dan pemberian label pada
tabung yang akan dipergunakan
2) Apabila ada pemeriksaaan urinalisa maka pasien dipersilahkan
berkemih terlebih dahulu di tolilet yang telah disediakan dan sampel
ditampung didalam pot urin yang telah dipersiapkan oleh petugas
laboratorium
3) Apabila pemeriksaan yang diminta adalah darah lengkap atau kimia
klinik rutin dan pasien telah dewasa dan darah yang dibutuhkan
untuk pemeriksaan banyak, maka biasanya dipakai salah satu vena
dalam fossa cubiti, pada vena bayi jugularis superficialis atau juga
darah dari sinus sagittalis superior.
4) Apabila pasien anak anak dan pemeriksaan yang diminta sedikit
,maka bisa mengunakan darah perifer
5) Setelah itu petugas laboratorium akan melakukan prosedur
phlebotomy
6) Setelah sampel didapat ,maka petugas laboratorium akan
melakukan pemeriksaan didalam ruang analisa sesuai dengan
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
7) Setelah selesai ,petugas kemudian menginput hasil kedalam
komputer
8) Mencatat semua hasil serta jam pemeriksaan dan sesesai hasil dan
jumlah harga pemeriksaan kedalam buku registrasi laboratorium
9) Hasil yang sudah ada kemudian di print untuk kemudian diserahkan
kepada perawat atau kepada pasien apabila pasien tersebut berasal
dari dokter diluar rumah sakit
C. Penyerahan hasil
Hasil laboratorium yang telah di print dimasukkan kedalam amplop
Mengarsipkan semua hasil serta jam pemeriksaan dan selesai hasil dan
jumlah harga pemeriksaan kedalam buku registrasi laboraturium
Melayani pengambilan hasil laboratorium
21
Pedoman Pelayanan Unit kerja
BAB V
Logistik
Keperluan logistik di unit laboratorium meliputi bahan medis yang
dipenuhi oleh logistik farmasi seperti : handscoon,masker,alkohol ,spuit dll.
Sedangkan untuk bahan bahan reagernasi dan atk (alat tulis kantor) dipenuhi
melalui bagian pengadaan /logistik
1) Alur Permintaaan Barang Bahan Medis dan Non Medis
Bagian
Pengadaan
Logistik umum
Permintaan
Ka. Lab
Barang
Bagian
Pengadaan
Logistik farmasi
22
Pedoman Pelayanan Unit kerja
2) Perencanaan
Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal hal
sebagai berikut :
a) Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety
stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan
untuk memenuhi kegiatan operasioal normal,sampai pengadaan
berikutnya dari pembekal atau ruang penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk
bahan bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima
dari pemasok.
Buffer stock adalah stock adalah stock penyangga kekurangan reagent
di laboratorium.
Reserve stock adalah cadangan reagent/sisa
b) Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian
atau pembelian bahan dalam perioded 6-12 bulan yang lalu dan
proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bukan untuk tahun
yang akan datang ,jumlah rata rata pemakaian bahan untuk satu bulan
perlu dicatat.
c) Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu dipertimbangkan ,terutama untuk bahan
yang sulit didapat.
Perencanaan dimulai dari penanggung jawab ADM dan logistik yang
mendata barang dan kebutuhan yang diperlukan dan membuat bon
permintaan barang yang kemudian diserahkan kepada kepala ruangan
laboratorium untuk ditandatangani untuk kemudian diberikan kepada
bagian pengadaan atau kebagian farmasi sesuai dengan kebutuhan
pemesannya.
3) Permintaan
Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintan
,kebagian farmasi atau kebagian pengadaan dengan menggunakan
formulir bon permintaan barang. Dalam keadaan mendesak dan stock
23
Pedoman Pelayanan Unit kerja
barang di laboratorium kosong,maka permintaan barang bisa dilakukan
sewaktu waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.
4). Penyimpanan
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat
dengan mempertimbangkan :
a) Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
Pertama masuk pertama keluar ( fifo fist in- fist out)
Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat
penyimpanan yang terlalu lama.
b) Tempat penyimapanan
c) Suhu/ kelembaban
d) Sirkulasi udara
e) Incompatibility/ bahan kimia yang tidak boleh bercampur
Penggunaan barang dan reagnesia yang lebih dahulu masuk
persediaan harus digunakan lebih dahulu. Sedangkan yang memiliki
masa kadarluasa pendek yang juga dipakai terlebih dahulu.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamtan pasien pasien safety rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi : assemen resiko,identifikasi dan pengolahan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien,pelaporan dan analisis
insidenkemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan
B. Tujuan
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
24
Pedoman Pelayanan Unit kerja
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
3) Menurunnya kejadian tidak diharapkan (ktd) di rumah sakit
4) Terlaksananya program program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
3) Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden
kemapmpuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implemntasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Tindakan
korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan dalam
pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi.
Hasil inspeksi harus menunjukkan telah dilakukan tindakan koreksi.
25
Pedoman Pelayanan Unit kerja
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pedoman umum
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) laboratorium merupakan
bagian dari pengolahan laboaratorium secara keseluruhan. Laboratorium
melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan
dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan
manusia.bagi petugas laboratoriu yang selalu kontak dengan
spesimen,maka berpotensi terinfeksi kuman patogen, potensi infeksi juga
dapat terjadi dari petugas dari petugas ke petugas lainnya atau
keluarganya dan ke masyarakat.untuk mengurangi bahaya yang terjadi
26
Pedoman Pelayanan Unit kerja
perlu adnya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan
laboratorium dan tingakatannya,mempunyai sikap dan kemammpuan
untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuia
spo, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktik
laboartorium yang benar.
27
Pedoman Pelayanan Unit kerja
i. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang
secara aman setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya.
j. Mengembangkan sisitem pencatatan yaitu tanda terima
,pencatatan perjalanan dan pembuangan bahan patogenik seta
mengembangkan prosedur untuk pemberitahuan kepada petugas
laboarorium tentang adanya bahan infektif yang baru di dalam
laboratorium.
k. Memberitahu kepala laboratorium mengenai adanya
mikroorganisme yang harus dilaporkan kepada pejabat kesehatan
setempat ataupun nasional dan badan tertentu.
l. Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat yang timbul di
luar jam kerja.
m. Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan k3 laboratorium
bagi seluruh petugas laboratorium.
n. Memcatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di
laboratorium dan melaporkannya kepada kepala laboratorium.
Setiap laboratorium sebaiknya membuat pokok pokok k3
laboratorium yang penting dan ditempatkandi lokasi yang mudah
dibaca oleh setiap petugas laboratorium.
28
Pedoman Pelayanan Unit kerja
d. Pemantauan kesehatan
Keeshatan setiap petugas laboratorium harus selalu dipantau
,untuk itu setiap petugas harus mempunyai kartu K kesehatan
yang harus selalu di bawa setiap saat dan diperlihatkan kepada
dokter bila petugas tersebut sakit , minimal setiap tahun
dilaksanakan pemeriksaan laboraotorium.
Bila petugas laboaratorium sakit lebih dari 3 hari tanpa
keterangan yang jelas tentang penyakitnya maka petugas yang
bertanggung jawab terhdap k3 laboratorium tentang
kemungkinan terjadinya pajanan yang diperoleh dari
laboratorium dan menyelidikinya.
29
Pedoman Pelayanan Unit kerja
g. Alat pemadam kebakaran ,masker ,pasir dan sumber air terletak
pada lokasi yang mudah dicapai.
h. Alat seperti kampak ,palu,obeng,tangga dan tali
i. Nomor telepon ambulan ,pemadam kebakaran dan polisi di setiap
ruang laboratorium
30
Pedoman Pelayanan Unit kerja
ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan. Matikan
peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.
d. Jangan hirup bau dari bahan yang tumpah
e. Nyalakan kipas angin peghisap ( exhaust fan) jika aman untuk
dilakukan
D. Penanganan limbah
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah
cair ,padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar .
karena itu pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar
tidak menimbulkan dampak negatif.
a. Penanganan
Prinsip pengolahan limbah adalah : pemisahan dan pengurangan
volume. Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah pilah dan
mengurangi keseluruhan volume limbah secara kontinue.
b. Penampungan
Harus diperhatikan sarana penampungan limbah harus memadai ,
diletakkan pada tempat yang pas ,aman dan higienis.
Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang
bisa dibuang dengan landfill,namun pemadatan tidak boleh dilakukan
untuk limbah infeksius dan limbah benda tajam.
c. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis ilmiah yang akan
dibuang adalah dengan cara menggunakan kantong
berkode( umumnya menggunakan kode Warna) namun penggunaan
kode tersebut perlu perhatian secukupnya untuk tidak sampai
menimbulkan kebingungan dengan sistem lain yang mungkin juga
menggunakan kode warna , mis : kantong untuk linen biasa, linen kotor
dan linen terinfeksi dirumah sakit dan tempat temapat perawatan
d. Standarisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah
Keberhasilan pemisahan limbah tegantung kepada kesadaran ,
prosedur yang jelas serta keterampilan petugas sampah pada semua
tingakat
31
Pedoman Pelayanan Unit kerja
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
32
Pedoman Pelayanan Unit kerja
b. Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan
dengan konsumen( pasien/ masyarakat) proses ini merupakan
variable penilaian mutu yang penting.
c. Out put ialah hasil pelayanan kesehatan , merupakan perubahan
yang terjadi pada konsumen (pasien/ masyarakat) termasuk
kepuasan dari konsumen tersebut.
B. Upaya Peningkatan Mutu
Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya
peningkatan mutu pelayanan RSI garam sumenep secara efektif dan
efisien agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Upaya ini dilakukan
melalui :
a. Optomisasi tenaga ,sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai
dengan kebutuhan pasien.
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna , hasil penelitian dan
pengembangan
Pemanfaatan mutu laboratorium klinik melalui tahap pra analitik
meliputi kegiatan mempersiapkan pasien menerima pasien mengambil
spesimen memberi identitas menguji mutu air dan reagnesia. Tahap
analitik meliputi kegiatan pegolahan spesimen pemeliharaan dan
kalibrasi peralatan, pelaksanaan pemeriksaan, pengawasan ketelitian dan
ketepatan pemeriksaan. Tahap pasca analitik meliputi kegiatan
pencatatan hasil pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan
Tahap analitik merupkan kegiatan yang dapat dikendalikan oleh
petugas laboratorium untuk mencegah kesalahan acak yang
berhubungan dengan ketepatan hasil.
33
Pedoman Pelayanan Unit kerja
Analisis laboratorium kimia klinik.
PraPra
analitik
analitik
Persiapan
PersiapanPasien
Pasien
Penerimaan
Penerimaan Spesimen
SpesimenSpesimen
Pengambilan
Pengambilan
Pemberian Etiket
Analitik
Peengolahan Spesimen Mutu Hasil
Pemeliharaan/Kalibrasi Alat Analisis
PEMANTAPAN Pelaksanaan Pemeriksaan Laboratorium
MUTU Pemberian Etiket
Patologi Klinik
Pasca analitik
Pencatatan Hasil
Pemeriksaan
Pelaporan Hasil
Pemberian Etiket
Kontrol
Ketelitian & Ketepatan
Pemantapan Mutu
34
Pedoman Pelayanan Unit kerja
Penutup
35
Pedoman Pelayanan Unit kerja