Anda di halaman 1dari 5

REAGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN

A. Pendahuluan
Reagensia adalah larutan zat dalam komposisi dan konsentrasi tertentu yang
digunakan untuk mengenali zat lain yang belum diketahui sehingga diketahui isi
zat lain tersebut. Reagensia yang baik harus memiliki sifat : mudah didapat, bahan
murni, mudah dimurnikan, mudah pembuatannya, stabil, tahan lama, dapat
membantu reaksi kimia, bereaksi sensitif dan spesifik dengan zat uji.
Reagensia merupakan pereaksi yang paling banyak digunakan dalam
Laboratorium Klinik untuk melaksanakan kegiatan analisa hingga didapatkan
hasil kegiatan uji. Untuk itu sebuah laboratorium selayaknya harus
mempersiapkan reagensia berupa larutan atau bubuk yang akan digunakan untuk
mereaksikan dengan bahan uji.
Beberapa Reagensia memiliki komposisi yang unik sehingga perlu teknik
atau proses pelarutan tertentu, ada juga dengan membagi larutan terlebih dahulu
kemudian dicampur larutannya, ada juga yang teknik pelarutan menggunakan
katalisator seperti pemanasan, pembentukan ikatan kompleks dan penggunaan
pelarut khusus.
Reagensia yang telah dibuat harus diberi label dalam botolnya supaya tidak
tertukar, disertai dengan pemberian konsentrasi pada label tersebut. Botol yang
umumnya digunakan terbuat dari borosilikat berwarna gelap atau coklat agar
terhindar dari kerusakan akibat cahaya matahari langsung. Konsentrasi yang
umum digunakan misal pada Indikator menggunakan persen (%), atau larutan
asam basa menggunakan normalitas (N) atau molaritas (M).
Apabila reagensia yang telah rusak atau telah lama dibuat, maka perlu
dibuang dan digantikan dengan yang baru. Ada beberapa reagensia yang stabil
hingga bertahun-tahun dan ada juga yang stabil hanya 1 bulan saja. Oleh sebab itu
perlu pengetahuan lebih dalam kestabilan tiap reagensia yang dibuat.

1
B. Tujuan
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan reagensia esensial dan bahan lain
laboratorium dan memastikan ketepatan hasil pemeriksaan serta untuk
keselamatan dan keamanan kerja Laboratorium Klinik

C. Tugas Pokok
Memberi pelabelan reagensia esensial dan bahan lain, dan reagensia esensial
dan bahan lain disimpan di tempat yang telah ditetapkan di Lbaoratorium
Rumah Sakit Raudhah.

D. Jenis Reagensia
Berdasarkan jenis reagensia, dikelompok dalam 2 jenis yaitu :
1. Reagensia Komersial
Direkomendasikan sebagai reagen yang digunakan dalam analisa di
laboratorium karena sudah diatur komposisi, ketelitian hingga keakuratan
untuk pemeriksaan.
2. Reagensia Buatan Sendiri
Reagensia yang dibuat sendiri karena tidak tersedianya reagensia
komersial

E. Penyimpanan Reagen
1. Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan
penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan
(segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan
(labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder
(secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals),
inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard
information).
2. Pisahkan antara sediaan liquid dan solid dan klasifikasikan
berdasarkan sifatnya: flamable, mudah meledak, toxic, oksidator,
korosif, infeksi, dll.
3. Disimpan dalam suatu lemari hindari bahan dari kayu

2
4. Kondisi ruangan harus dingin/ber ac atau dengan dilengkapi exhaust
fan, lampu ruangan pilih yang fire proof, dan kalau tidak dilengkapi
dengan AC, ruangan harus punya sirkulasi udara yg baik Karena ada
beberapa reagen yg penyimpananya dibawah suhu 25 C, pantau suhu
ruangan maksimal 30 C.
5. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas
atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan
harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar
ruangan. Pada penataan bahan kimiapun diperlukan sumber literatur
untuk mengetahui spesifikasi masing-masing bahan kimia tersebut.
Spesifikasi bahan kimia akan dijumpai pada buku katalog bahan.
6. Jika terjadi tumpahan yang paling baik mengatasinya dengan pasir
atau dengan air kran.
7. Buat sistem administrasi nya: daftar isi, jumlah stock, ED bahan,
memasang perhatian APD yg sesuai dg peruntukannya, dll.

Penyimpanan Reagen yang bersifat berbahaya memerlukan perlakuan


khusus, antara lain :
a. Lokasi dan konstruksi tempat penyimpanan reagen yang bersifat
berbahaya dan beracun membutuhkan pengaturan tersendiri, agar
tidakterjadi kecelakaan akibat kesalahan dalam penyimpanan tersebut.
Salah satupersyaratan kelengkapan pada tempat penyimpanan tersebut
adalah sistem tanggap darurat dan prosedur penanganannya.
b. Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis
tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses
pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila
bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat
kimianya terutama tingkat kebahayaannya.
c. Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain,
harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber
bahaya lain seperti api, gas beracun, dan ledakan. Penyimpanan bahan

3
kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang
paling tinggi. Misalnya benzene memiliki sifat flammable dan toxic.
d. Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada
timbulnya karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus
ditempatkan pada cabinet tempat menyimpan zat cair flammable
daripada disimpan pada cabinet bahan toxic.
e. Reagen berbahaya dan beracun yang dianggap kadaluwarsa,
atau tidak memenuhi spesifikasi, atau bekas kemasan, yang tidak dapat
digunakan tidak boleh dibuang sembarangan, tetapi harus dikelola
sebagai limbah berbahaya dan beracun. Kadaluwarsa adalah bahan yang
karena kesalahan dalam penanganannya menyebabkan terjadinya
perubahan komposisi dan atau karakteristik sehingga
bahan tersebut tidak sesuai lagi dengan spesifikasinya.
f. Salah satu langkah yang wajib dilakukan adalah kewajiban uji
kesehatan secara berkala bagi pekerja, sekurang-kurangnya 1 kali dalam
1 tahun, denganmaksud untuk mengetahui sedini mungkin terjadinya
kontaminasi oleh zat/senyawa kimia berbahaya dan beracun terhadap
pekerja atau pengawas lokasi tersebut.
g. Salah satu kehawatiran utama dalam penanganan berbahaya dan
beracun adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan baik pada saat
masih dalam penyimpanan maupun kecelakaan pada saat dalam
pengangkutannya. Kecelakaan ini adalah lepasnya atau tumpahnya
reagen kelingkungan, yang memerlukan penanggulangan cepat dan
tepat. Bila terjadi kecelakaan, maka kondisi awalnya adalah berstatus
keadaan darurat (emergency).

F. Pengelolaan Logistik
Untuk keperluan logistik laboratorium diatur sesuai dengan peraturan dan
proses yang ditetapkan RS yaitu :
1. Permintaan barang non stok
a. Membuat renbut permintaan non stok
b. Permintaan harus disetujui oleh Kepru Ruangan ( tanda tangan )

4
2 . Permintaan barang rutin ( reagen / alkes )
a. Membuat renbut permintaan reagent
b. Permintaan harus disetujui oleh Manager Penunjang Medik ( tanda
tangan ) di teruskan direktur RS
3. Pengambilan barang ke gudang logistik (ATK, BHP Rumah tangga )
a. Membuat renbut permintaan reagent
b. Permintaan harus disetujui oleh Kepru Ruangan ( tanda tangan ) di
teruskan manager penunjang medik
c. Permintaan harus disetujui Karumkit (tanda tangan )

Anda mungkin juga menyukai