PENDAHULUAN
Sejak lama manusia menggunakan tumbuhan dan bahan alam lain sebagai
obat untuk menyembuhkan dan mencegah penyakit tertentu yang dikenal dengan
sebutan obat tradisional yang merupakan warisan turun temurun dari nenek
Selain murah dan mudah didapat, obat tradisional yang berasal dari
tumbuhan memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya
sebagai obat (Winarto dan Karyasari, 2003) salah satunya adalah rimpang
lengkuas.
Lengkuas atau tanaman yang memiliki nama ilmiah Alpinia galanga Linn.
merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi batang 2-2,5 meter yang
berasal dari Asia Tenggara dan Indonesia, Tanaman ini dapat hidup di daerah
dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1.200 meter di atas permukaan
1
2
kandungan zat aktif eugenol (Mulyani, S dan Gunawan, D., 2001). Khasiat
Rimpang lengkuas untuk mengobati penyakit kulit yaitu panu, kurap, eksim,
jerawat, koreng, dan bisul (Agoes, A., 2010). Selain itu melancarkan haid, masuk
angin, tidak nafsu makan, demam, kejang panas, menghilangkan bau mulut bau
dan diare (Wijayakusuma, H. M. H., dkk. 1996). Tanaman ini mempunyai sifat
kejang, antiradang dan anti bakteri (Mulyani, S dan Gunawan, D., 2001). Salah
besar manusia sebagai flora normal, berbentuk batang pendek (kokobasil), negatif
gram, tidak berspora, ukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm, sebagian besar gerak positif
dan beberapa strain mempunyai kapsul (Syarurachman, A., dkk, 1994). Bakteri ini
dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak, selain itu
juga dapat menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus yaitu infeksi
saluran kemih, pneumonia, meningitis pada bayi baru lahir, dan infeksi pada luka
bakteri Escherichia coli. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
3
secara in-vitro.
Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan literatur dan
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah hanya pada uji daya
hambat dekok dekok rimpang lengkuas putih (Alpinia galanga Linn Stuntz)