DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KATOBENGKE
Jalan Lakarambau No. 23 Kec. Betoambari
BAUBAU
Ditetapkan di : Baubau
Pada tanggal : 4 Januari 2022
ABDUL SUFIAN
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS
NOMOR :
TENTANG : PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM DI
PUSKESMAS KATOBENGKE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas Katobengke merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat pertama yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk melaksanakan pelayanan
maksimal. Laboratorium Puskesmas Katobengke sebagai salah satu bagian yang
memberikan kontribusi diharapkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan juga
memberikan pelayanan laboratorium yang maksimal, baik yang bersifat dasar
maupun pelaksanaan laboratorium lanjutan. Sejalan dengan hal tersebut
pelaksanaan pelayanan laboratorium Puskesmas Katobengke diharapkan mampu
menjawab kondisi dan permasalahan kesehatan masyarakat khususnya di Wilayah
Kecamatan Betoambari.
Secara umum, laboratorium harus memenuhi kriteria sarana dan prasarana
yang baik untuk memaksimalkan kegiatan pemeriksaan laboratorium sehingga fungsi
laboratorium sebagai unsur penunjang pada kegiatan kuratif, preventif, dan
rehabilitatif dapat tercapai, demikian pula hanya dengan laboratorium Puskesmas
Katobengke.
Dukungan perencanaan yang bersifat bottom-up serta penganggaran yang
maksimal diharapkan mampu mendukung tujuan pelayanan kesehatan. Untuk
menunjang hal tersebut maka diperlukan sumber daya manusia yang baik, prasarana
yang memadai serta standar operasional prosedur yang baku dan dapat dipedomani
yang memiliki dasar teori dan dasar hukum sehingga kelalaian dan kegagalan dapat
diminimalkan dalam pelayanan.
B. Tujuan
Laboratorium merupakan salah satu unit yang memiliki fungsi sebagai unsur
penunjang diagnostik penyakit pada upaya pelayanan kesehatan baik kuratif,
preventif dan rehabilitatif. Dari fungsi laboratorium tersebut secara umum maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan pemeriksaan laboratorium adalah optimalisasi
pelaksanaan kegiatan baik yang bersifat clinical health service maupun public health
service yang dilaksanakan secara profesional sesuai standar operasional prosedur
secara optimal.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan
laboratorium untuk penetapan serta penentuan oleh karena itu hasil pemeriksaan
laboratorium harus selalu terjamin mutunya.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah :
1. Semua lapisan masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Katobengke dan
semua pengunjung pelayanan kesehatan pada Puskesmas Katobengke baik
yang sakit maupun yang sehat.
2. Penanggungjawab laboratorium Puskesmas Katobengke selaku klinisi pada
Puskesmas Katobengke.
3. Dokter puskesmas selaku klinis pada Puskesmas Katobengke.
4. Profesi kesehatan lain yang memiliki hubungan dengan laboratorium kesehatan
Puskesmas Katobengke.
5. Instansi laboratorium yang menjadi laboratorium rujukan pemeriksaan spesimen
Puskesmas Katobengke.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini secara garis besar meliputi :
SOP pemeriksaan laboratorium
SOP pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah proses pemeriksaan
spesimen untuk kepentingan penegakan diagnosis suatu penyakit oleh tenaga
medis berdasarkan permintaan medis.
SOP yang bersifat protektif
SOP protektif yang dimaksud adalah pelaksanaan untuk mencegah / mengurangi
resiko terjadinya bahaya pada pelaksana laboratorium baik secara langsung
maupun tidak langsung.
SOP pengelolaan alat dan bahan
SOP pengelolaan alat dan bahan adalah SOP yang bersifat manajerial pada
kebutuhan bahan untuk menjaga ketersediaan bahan dan manajerial alat yang
digunakan bertujuan menjaga validasi alat yang digunakan.
SOP mekanisme pelayanan
SOP mekanisme pelayanan yang dimaksud adalah SOP yang disusun untuk
menjaga keteraturan pelayanan baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja.
E. Batasan Operasional
Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dapat dimulai dari pengambilan
spesimen sampai pada pembacaan hasil pemeriksaan.
Spesimen adalah sampel baku yang akan dilakukan pengolahan untuk dijadikan
sediaan bahan pemeriksaan.
Mekanisme pelayanan laboratorium adalah alur dan syarat untuk mendapatkan
pelayanan laboratorium termasuk rujukan spesimen.
Alat, peralatan dan bahan laboratorium adalah suatu perangkat yang digunakan
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
Upaya protektif adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi risiko atau
dampak negatif baik pada laboran maupun pasien.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
F H I
J
G
D C B
Keterangan :
A = Area pengambilan dan pemeriksaan sampel darah
B = Meja Alat/ Mikroskopis
C = Meja Tulis
D = Lemari Logistik TCM
E = Meja Kerja / Alat TCM
F = Ruang Pengolahan Sampel Dahak
G = Lemari Logistik Laboratorium
H = Meja Alat Laboratorium
I = Bak Cuci Tangan Petugas / Cuci Alat
J = Toilet Petugas
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN
B. Pengelolaan Spesimen
1. Spesimen infeksius
2. Spesimen non infeksius
C. Pemeriksaan Laboratorium
Dalam dunia kerja laboratorium tidak hanya satu jenis saja melainkan banyak
jenisnya. Contohnya laboratorium klinik dan kesehatan. Adanya perbedaan jenis
laboratorium maka sumber daya manusia pun memiliki klasifikasi masing-masing.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau
bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan
atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan
masyarakat.
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik, atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Selain itu, laboratorium klinik dan
kesehatan pun memiliki klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing
laboratorium.
KEBIJAKAN UMUM
1. Peralatan di laboratorium harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di laboratorium harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan
pasien.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan wajib menggunakan alat pelindung diri.
4. Setiap petugas bekerja sesuai dengan standar profesi, standar operasional
prosedur yang berlaku etika profesi dan menghormati hak pasien.
5. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter secara
tertulis dengan menggunakan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium atau
surat resmi lainnya.
6. Pelayanan laboratorium dilaksanakan dalam jam kerja, dilaksanakan oleh peugas
laboratorium yang bertanggung jawab penuh kepada kepala puskesmas.
KEBIJAKAN KHUSUS
1. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia di Puskesmas Katobengke
a.Hematologi : Darah rutin dan kadar Hemoglobin Sahli dan Hb dengan stik
b.Kimia klinik : Kadar gula darah puasa, kadar gula darah sewaktu, kadar gula
darah 2 jam PP, kadar asam urat dan kadar kolesterol
c.Imunologi : Pemeriksaan Golongan Darah, Tes Kehamilan, Covid 19 Antibodi
(rapid test), Covid 19 Antigen (rapid test), HIV (rapid test), Sifilis (rapid test) dan
Hepatitis (rapid test), Dengue Antigen Antibodi ( rapid tes ).
d.Parasitologi : Pemeriksaan Malaria dengan mikroskop dan rapid test
e.Bakteriologi : Pemeriksaan Sputum dengan TCM dan Mikroskopik (BTA)
f. Urinalisa : Makroskopik ( Warna, kejernihan, bau dan volume ), pH, Berat
Jenis, Protein, Glukosa, Billirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit,dan
mikroskopik ( sediment ).
2. Kebijakan permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen pengambilan dan
penyimpanan spesimen
Pengambilan spesimen
A. Pengambilan darah kapiler
a. Petugas laboratorium menyiapkan autoclik yang telah diisi blood lancet
b. Petugas laboratorium membersihkan ujung jari dengan kapas alkohol 70%
c. Petugas laboratorium membiarkan menjadi kering kembali
d. Petugas laboratorium memegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak
bergerak
e. Petugas laboratorium menekan sedikit agar rasa nyeri berkurang
f. Petugas laboratorium menusuk dengan cepat memakai autoclik pada jari
tengah atau jari manis dengan arah tegak lurus
g. Petugas laboratorium membuang tetesan darah pertama keluar dengan
memakai kapas kering, tetesan darah berikutnya dipakai untuk pemeriksaan
h. Petugas laboratorium menekan bekas tusukan dengan kapas kering
i. Petugas laboratorium melepaskan blood lancet dari autoclik
j. Petugas laboratorium membuang blood lancet ke safety box
B. Pengambilan darah vena
a. Petugas laboratorium menyiapkan alat dan bahan.
b. Petugas laboratorium meletakkan tangan pasien lurus di atas meja dengan
telapak tangan menghadap ke atas.
c. Petugas laboratorium mengikat lengan dengan tourniquet untuk membendung
aliran darah.
d. Petugas laboratorium memberitahukan pasien untuk mengepalkan telapak
tangan
e. Petugas laboratorium melakukan palpasi pembuluh darah vena dalam keadaan
tangan pasien mengepal.
f. Petugas laboratorium membersihkan lokasi pengambilan darah dengan kapas
Alkohol 70% dan membiarkan hingga kering.
g. Petugas laboratorium meregangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri di
atas pembuluh darah yang akan ditusuk kemudian, masukkan jarum dengan
sisi miring menghadap ke atas membentuk sudut ± 25 derajat.
h. Petugas laboratorium mengambil darah sesuai dengan kebutuhan
pemeriksaan.
i. Petugas laboratorium melepaskan kepalan tangan dan tourniquete pasien dan
mencabut spuit pelan – pelan.
j. Petugas laboratorium meletakkan kapas kering.
k. Petugas laboratorium menekan kapas kering yang ada pada area pusukkan
dan ditutup dengan plester.
l. Petugas laboratorium mengambil darah dan dimasukkan ke dalam tempat
specimen melalui pinggir botol dg sebelumnya melepas jarum spuit.
Penerimaan spesimen (untuk spesimen yang diambil / diterima dari luar ruang
laboratorium)
a. Petugas menerima dan memeriksa kesesuaian antara specimen dengan formulir
permintaan pemeriksaan
b. Petugas mencatat kondisi fisik specimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan dan konsistensi.
c. Petugas menolak specimen yang tidak sesuai dan tidak memenuhi persyaratan
pemeriksaan. Dalam keadaan tidak dapat ditolak ( via pos, ekspedisi ), maka perlu
dicatat dalam buku penerimaan specimen dan formulir hasil pemeriksaan tentang
kondisi specimen yang diterima.
Penyimpanan spesimen
Beberapa specimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Beberapa cara menyimpan specimen antara lain :
a. Disimpan pada suhu kamar ( misalnya penyimpanan sampel dahak untuk
pemeriksaan TB ).
b. Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0ºC - 8ºC.
c. Tanpa bahan pengawet.
d. Penyimpanan specimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
8. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen (cito)
adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan Hb Sahli : < 7 menit
Pemeriksaan Hb Stik : < 5 menit
Pemeriksaan Gula Darah : < 5 menit
Pemeriksaan Malaria (Rapid) : < 10 menit
Pemeriksaan Malaria (Mikroskop) : < 80 menit
Pemeriksaan HCG (kehamilan) : < 5 menit
Pemeriksaan Darah Rutin : < 5 menit
Pemeriksaan dengan TCM : < 120 menit
9. Jenis-jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia
Daftar reagensia dan bahan lain yang harus tersedia adalah :
Planotes (kit rapid tes kehamilan)
Rapid Antibodi Covid 19
Rapid Antigen Covid 19
Paket Reagen Wap Lab
Paket Catrik dan Buffer TCM
Antisera Golongan Darah
Strip tes Gula Darah
Strip tes Asam Urat
Strip tes Kolesterol
Rapid tes HIV (rapid tes)
Rapid tes Sifilis (rapid tes)
Larutan Giemza
Larutan Ziehl Nelzon
Rapid tes Malaria (rapid tes)
Rapid tes Hepatitis
HCl 0,1 N dan atau strip tes Hb
Alkohol
Aquades
Lisol
Spirtus
Kapas
Lancet
Tissue
Masker
Sarung tangan
10. Batas buffer stock untuk melakukan order
Proses untuk menyatakan reagen tidak tersedia adalah pada waktu buffer stok sudah
mulai terpakai atau berkurang, pada saat itulah melakukan order atau permintaan
reagensia / bahan lain ke Kepala Puskesmas atau ke Kepala Dinas Kesehatan.
11. Rentang nilai rujukan hasil pemeriksaan laboratorium
Adapun prosedurnya :
1. Petugas meneliti kesesuaian identitas dengan hasil pemeriksaan sementara.
2. Petugas menulis data ke buku pencatatan meliputi :
a. Identitas pengirim
b. Identitas pasien
c. Jenis spesimen
d. Jenis pemeriksaan yang diperiksa
e. Hasil pemeriksaan
f. Metode yang digunakan
g. Nilai rujukan
h. Tanggal pemeriksaan
3. Petugas meneliti kembali data telah ditulis di buku pencatatan.
4. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan setelah diteliti, data tidak ada kesalahan
kepada dokter.
5. Petugas memasukan hasil pemeriksaan pasien dalam amplop, kemudian
menyerahkan kepada pasien.
Tata cara penyimpanan catatan atau hasil pemeriksaan laboratorium secara
sistematis sehingga mudah dicari apabila diperlukan. Prosedurnya :
1. Apabila hasil pemeriksaan umum dibuat sesuai dengan aslinya dalam buku
pencatatan.
2. Hasil pemeriksaan dicatat secara teratur dalam buku pencatatan.
3. Blangko permintaan pemeriksaan dibendel setiap hari dan disimpan dalam box,
disusun berdasarkan tanggal, bulan dan tahun.
4. Lama waktu penyimpanan arsip selama satu tahun.
5. Evaluasi penyimpanan arsip dilakukan setiap satu tahun dengan memberikan
kesimpulan.
6. Pemusnahan arsip laboratorium dilakukan berdasarkan protap pemusnahan arsip.
BAB IV
LOGISTIK
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan pemeriksaan kimia klinik yang
meliputi pemeriksaan gula darah, asam urat dan cholesterol diajukan permintaan
pengadaannya ke kepala puskesmas sedangkan untuk logistik terkait program diantaranya
program Malaria, TB Paru, HIV/ Sifilis, Hepatitis, logistik TCM dan Covid-19 direncanakan
dan diajukan ke Dinas Kesehatan Kota Baubau sesuai kebutuhan .
Penanganan dan penyimpanan reagen sesuai persyaratan sebagai berikut :
a. Perhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu penyimpanan
b. Pemakaian reagen dengan metode first in first out ( sesuai urutan penerimaan )
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan induk
d. Perhatikan adanya perubahan warna, adanya endapan yang terjadi pada reagen
e. Segera tutup kembali botol sediaan setelah di gunakan
f. Lindungi label dari kerusakan
g. Tempatkan reagen pada botol berwarna gelap agar terhindar dari sinar matahari
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
BAB VIII
PENUTUP
Ditetapkan di : Baubau
pada tanggal : 4 Januari 2021