Anda di halaman 1dari 23

PEMERINTAH KOTA BAUBAU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KATOBENGKE
Jalan Lakarambau No. 23 Kec. Betoambari
BAUBAU

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KATOBENGKE


NOMOR :
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM DI PUSKESMAS KATOBENGKE
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA PUSKESMAS KATOBENGKE,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnostik penyakit dan peningkatan


pelayanan klinis, maka perlu dilakukan pengembangan pelayanan
klinis yaitu melalui pemeriksaan laboratorium puskesmas;
b. bahwa untuk melaksanakan pemeriksaan laboratorium perlu
ditentukan pedoman pelayanan laboratorium;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Katobengke tentang
Pedoman Pelayanan Laboratorium di Puskesmas Katobengke.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen;
2. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara);
3. Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2009 tentang Pemeriksaan
Labortorium yang tersedia di Publik;
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411 tahun 2010 tentang
Laboratorium Klinik;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KATOBENGKE TENTANG


PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM DI PUSKESMAS
KATOBENGKE
Kesatu : Mengesahkan dan memberlakukan Pedoman Pelayanan Laboratorium
Puskesmas Katobengke sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan kepala
puskesmas ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan.
Ketiga : Dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan keputusan ini, akan ditinjau dan diadakan
pembetulan seperlunya.

Ditetapkan di : Baubau
Pada tanggal : 4 Januari 2022

KEPALA PUSKESMAS KATOBENGKE,

ABDUL SUFIAN
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS
NOMOR :
TENTANG : PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM DI
PUSKESMAS KATOBENGKE

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM DI PUSKESMAS KATOBENGKE

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas Katobengke merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat pertama yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk melaksanakan pelayanan
maksimal. Laboratorium Puskesmas Katobengke sebagai salah satu bagian yang
memberikan kontribusi diharapkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan juga
memberikan pelayanan laboratorium yang maksimal, baik yang bersifat dasar
maupun pelaksanaan laboratorium lanjutan. Sejalan dengan hal tersebut
pelaksanaan pelayanan laboratorium Puskesmas Katobengke diharapkan mampu
menjawab kondisi dan permasalahan kesehatan masyarakat khususnya di Wilayah
Kecamatan Betoambari.
Secara umum, laboratorium harus memenuhi kriteria sarana dan prasarana
yang baik untuk memaksimalkan kegiatan pemeriksaan laboratorium sehingga fungsi
laboratorium sebagai unsur penunjang pada kegiatan kuratif, preventif, dan
rehabilitatif dapat tercapai, demikian pula hanya dengan laboratorium Puskesmas
Katobengke.
Dukungan perencanaan yang bersifat bottom-up serta penganggaran yang
maksimal diharapkan mampu mendukung tujuan pelayanan kesehatan. Untuk
menunjang hal tersebut maka diperlukan sumber daya manusia yang baik, prasarana
yang memadai serta standar operasional prosedur yang baku dan dapat dipedomani
yang memiliki dasar teori dan dasar hukum sehingga kelalaian dan kegagalan dapat
diminimalkan dalam pelayanan.

B. Tujuan
Laboratorium merupakan salah satu unit yang memiliki fungsi sebagai unsur
penunjang diagnostik penyakit pada upaya pelayanan kesehatan baik kuratif,
preventif dan rehabilitatif. Dari fungsi laboratorium tersebut secara umum maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan pemeriksaan laboratorium adalah optimalisasi
pelaksanaan kegiatan baik yang bersifat clinical health service maupun public health
service yang dilaksanakan secara profesional sesuai standar operasional prosedur
secara optimal.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan
laboratorium untuk penetapan serta penentuan oleh karena itu hasil pemeriksaan
laboratorium harus selalu terjamin mutunya.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah :
1. Semua lapisan masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Katobengke dan
semua pengunjung pelayanan kesehatan pada Puskesmas Katobengke baik
yang sakit maupun yang sehat.
2. Penanggungjawab laboratorium Puskesmas Katobengke selaku klinisi pada
Puskesmas Katobengke.
3. Dokter puskesmas selaku klinis pada Puskesmas Katobengke.
4. Profesi kesehatan lain yang memiliki hubungan dengan laboratorium kesehatan
Puskesmas Katobengke.
5. Instansi laboratorium yang menjadi laboratorium rujukan pemeriksaan spesimen
Puskesmas Katobengke.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini secara garis besar meliputi :
 SOP pemeriksaan laboratorium
SOP pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah proses pemeriksaan
spesimen untuk kepentingan penegakan diagnosis suatu penyakit oleh tenaga
medis berdasarkan permintaan medis.
 SOP yang bersifat protektif
SOP protektif yang dimaksud adalah pelaksanaan untuk mencegah / mengurangi
resiko terjadinya bahaya pada pelaksana laboratorium baik secara langsung
maupun tidak langsung.
 SOP pengelolaan alat dan bahan
SOP pengelolaan alat dan bahan adalah SOP yang bersifat manajerial pada
kebutuhan bahan untuk menjaga ketersediaan bahan dan manajerial alat yang
digunakan bertujuan menjaga validasi alat yang digunakan.
 SOP mekanisme pelayanan
SOP mekanisme pelayanan yang dimaksud adalah SOP yang disusun untuk
menjaga keteraturan pelayanan baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja.

E. Batasan Operasional
 Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dapat dimulai dari pengambilan
spesimen sampai pada pembacaan hasil pemeriksaan.
 Spesimen adalah sampel baku yang akan dilakukan pengolahan untuk dijadikan
sediaan bahan pemeriksaan.
 Mekanisme pelayanan laboratorium adalah alur dan syarat untuk mendapatkan
pelayanan laboratorium termasuk rujukan spesimen.
 Alat, peralatan dan bahan laboratorium adalah suatu perangkat yang digunakan
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
 Upaya protektif adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi risiko atau
dampak negatif baik pada laboran maupun pasien.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pelaksana pelayanan laboratorium dilakukan oleh petugas laboratorium yang
mempunyai pendidikan minimal D.III analis kesehatan dengan pengalaman yang
memadai serta memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas
atau tanggung jawabnya serta sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2012
tentang Kesehatan.

B. Ketenagaan dan Jadwal Pelayanan


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib
puskesmas, dibutuhkan sumber daya yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya.
Setiap petugas memiliki uraian tugas yang tertulis dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas.
Pelayanan laboratorium dilaksanakan oleh tiga tenaga Ahli Teknologi
Laboratorium Medik ( ATLM ) dengan kualifikasi pendidikan D.III. Tiga tenaga yang ada
terdiri dari satu tenaga ASN dan dua tenaga sukarela. Pelayanan laboratorium di
Puskesmas Katobengke dilaksanakan sesuai dengan jam kerja pelayanan, kecuali
untuk kasus-kasus yang memerlukan pemeriksaan segera terutama pada pelayanan
persalinan.

C. Deskripsi Ruang Laboratorium


Denah Laboratorium Puskesmas Katobengke nampak dalam gambar di bawah ini :

F H I
J
G

D C B

Keterangan :
A = Area pengambilan dan pemeriksaan sampel darah
B = Meja Alat/ Mikroskopis
C = Meja Tulis
D = Lemari Logistik TCM
E = Meja Kerja / Alat TCM
F = Ruang Pengolahan Sampel Dahak
G = Lemari Logistik Laboratorium
H = Meja Alat Laboratorium
I = Bak Cuci Tangan Petugas / Cuci Alat
J = Toilet Petugas
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran dan Pencatatan


Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan/sampel dari penderita berdasarkan permintaan dari
pengirim yang tertera di formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.

B. Pengelolaan Spesimen
1. Spesimen infeksius
2. Spesimen non infeksius

C. Pemeriksaan Laboratorium
Dalam dunia kerja laboratorium tidak hanya satu jenis saja melainkan banyak
jenisnya. Contohnya laboratorium klinik dan kesehatan. Adanya perbedaan jenis
laboratorium maka sumber daya manusia pun memiliki klasifikasi masing-masing.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau
bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan
atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan
masyarakat.
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik, atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Selain itu, laboratorium klinik dan
kesehatan pun memiliki klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing
laboratorium.

KEBIJAKAN UMUM
1. Peralatan di laboratorium harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di laboratorium harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan
pasien.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan wajib menggunakan alat pelindung diri.
4. Setiap petugas bekerja sesuai dengan standar profesi, standar operasional
prosedur yang berlaku etika profesi dan menghormati hak pasien.
5. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter secara
tertulis dengan menggunakan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium atau
surat resmi lainnya.
6. Pelayanan laboratorium dilaksanakan dalam jam kerja, dilaksanakan oleh peugas
laboratorium yang bertanggung jawab penuh kepada kepala puskesmas.

KEBIJAKAN KHUSUS
1. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia di Puskesmas Katobengke
a.Hematologi : Darah rutin dan kadar Hemoglobin Sahli dan Hb dengan stik
b.Kimia klinik : Kadar gula darah puasa, kadar gula darah sewaktu, kadar gula
darah 2 jam PP, kadar asam urat dan kadar kolesterol
c.Imunologi : Pemeriksaan Golongan Darah, Tes Kehamilan, Covid 19 Antibodi
(rapid test), Covid 19 Antigen (rapid test), HIV (rapid test), Sifilis (rapid test) dan
Hepatitis (rapid test), Dengue Antigen Antibodi ( rapid tes ).
d.Parasitologi : Pemeriksaan Malaria dengan mikroskop dan rapid test
e.Bakteriologi : Pemeriksaan Sputum dengan TCM dan Mikroskopik (BTA)
f. Urinalisa : Makroskopik ( Warna, kejernihan, bau dan volume ), pH, Berat
Jenis, Protein, Glukosa, Billirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit,dan
mikroskopik ( sediment ).
2. Kebijakan permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen pengambilan dan
penyimpanan spesimen

Permintaan pemeriksaan laboratorium:


a. Pasien datang ke puskesmas, mendaftar di bagian pendaftaran sesuai dengan
kebutuhan / unit pelayanan yang dituju.
b. Dokter / paramedis melakukan pemeriksaan kepada pasien. Apabila pasien
memerlukan pemeriksaan laboratorium, dokter / paramedis menjelaskan kepada
pasien bahwa diperlukan pemeriksaan laboratorium.
c. Bila pasien setuju dilakukan pemeriksaan laboratorium, paramedis menghubungi
petugas laboratorium.
d. Dokter membuat surat pengantar untuk pasien untuk pemeriksaan laboratorium.
e. Pasien diarahkan menuju ruang laboratorium.

Pengambilan spesimen
A. Pengambilan darah kapiler
a. Petugas laboratorium menyiapkan autoclik yang telah diisi blood lancet
b. Petugas laboratorium membersihkan ujung jari dengan kapas alkohol 70%
c. Petugas laboratorium membiarkan menjadi kering kembali
d. Petugas laboratorium memegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak
bergerak
e. Petugas laboratorium menekan sedikit agar rasa nyeri berkurang
f. Petugas laboratorium menusuk dengan cepat memakai autoclik pada jari
tengah atau jari manis dengan arah tegak lurus
g. Petugas laboratorium membuang tetesan darah pertama keluar dengan
memakai kapas kering, tetesan darah berikutnya dipakai untuk pemeriksaan
h. Petugas laboratorium menekan bekas tusukan dengan kapas kering
i. Petugas laboratorium melepaskan blood lancet dari autoclik
j. Petugas laboratorium membuang blood lancet ke safety box
B. Pengambilan darah vena
a. Petugas laboratorium menyiapkan alat dan bahan.
b. Petugas laboratorium meletakkan tangan pasien lurus di atas meja dengan
telapak tangan menghadap ke atas.
c. Petugas laboratorium mengikat lengan dengan tourniquet untuk membendung
aliran darah.
d. Petugas laboratorium memberitahukan pasien untuk mengepalkan telapak
tangan
e. Petugas laboratorium melakukan palpasi pembuluh darah vena dalam keadaan
tangan pasien mengepal.
f. Petugas laboratorium membersihkan lokasi pengambilan darah dengan kapas
Alkohol 70% dan membiarkan hingga kering.
g. Petugas laboratorium meregangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri di
atas pembuluh darah yang akan ditusuk kemudian, masukkan jarum dengan
sisi miring menghadap ke atas membentuk sudut ± 25 derajat.
h. Petugas laboratorium mengambil darah sesuai dengan kebutuhan
pemeriksaan.
i. Petugas laboratorium melepaskan kepalan tangan dan tourniquete pasien dan
mencabut spuit pelan – pelan.
j. Petugas laboratorium meletakkan kapas kering.
k. Petugas laboratorium menekan kapas kering yang ada pada area pusukkan
dan ditutup dengan plester.
l. Petugas laboratorium mengambil darah dan dimasukkan ke dalam tempat
specimen melalui pinggir botol dg sebelumnya melepas jarum spuit.

C. Pengambilan sampel urine


a. Petugas laboratorium melabeli tempat urine
b. Petugas laboratorium memberikan tempat urine kepada pasien
c. Petugas laboratorium memberikan penjelasan kepada pasien
d. Petugas laboratorium meminta kepada pasien untuk mengambil urine pancar
tengah (urine yang keluar pertama dibuang, yang tengah ditampung dan yang
terakhir dibuang)
e. Petugas laboratorium mempersilahkan pasien ke kamar mandi
f. Petugas laboratorium menerima sampel urine.

D. Pengambilan sampel sputum


a. Petugas laboratorium memberikan label identitas pasien ke pot sputum.
b. Petugas laboratorium memberikan penjelasan pada pasien bagaimana cara
membatukkan sputum yang baik.
c. Petugas laboratorium menginstruksikan kepada pasien untuk kumur-kumur
terlebih dahulu, tarik nafas 2-3 kali, tahan beberapa detik, kemudian batukkan
kuat-kuat.
d. Petugas laboratorium menginstruksikan kepada pasien untuk menaruh pot
sputum.

Penerimaan spesimen (untuk spesimen yang diambil / diterima dari luar ruang
laboratorium)
a. Petugas menerima dan memeriksa kesesuaian antara specimen dengan formulir
permintaan pemeriksaan
b. Petugas mencatat kondisi fisik specimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan dan konsistensi.
c. Petugas menolak specimen yang tidak sesuai dan tidak memenuhi persyaratan
pemeriksaan. Dalam keadaan tidak dapat ditolak ( via pos, ekspedisi ), maka perlu
dicatat dalam buku penerimaan specimen dan formulir hasil pemeriksaan tentang
kondisi specimen yang diterima.

Penyimpanan spesimen
Beberapa specimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Beberapa cara menyimpan specimen antara lain :
a. Disimpan pada suhu kamar ( misalnya penyimpanan sampel dahak untuk
pemeriksaan TB ).
b. Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0ºC - 8ºC.
c. Tanpa bahan pengawet.
d. Penyimpanan specimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.

3. Kompetensi petugas yang melakukan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium


 Dokter

4. Pemeriksaan laboratorium beresiko tinggi


a. Petugas harus menggunakan alat pelindung diri seperti : jas lab, sarung tangan,
masker.
b. Petugas harus memberlakukan semua spesimen sebagai bahan yang infeksius.
c. Petugas harus mengelola limbah sesuai protap yang berlaku.
d. Petugas harus melakukan desinfeksi dan sterilisasi tempat kerja dan ruangan.
e. Petugas harus mencatat setiap tindakan yang dilakukan.

5. Pelaporan hasil laboratorium kritis


a. Hasil kritis adalah hasil laboratorium yang segera memerlukan intervensi
dokter,sehingga hasil laboratorium kritis harus segera diketahui oleh dokter yang
menangani.
b. Penetapan hasil kritis dilakukan dan ditetapkan oleh dokter yang berkepentingan
dan memberitahukannya kepada laboratorium.
c. Hasil dari penetapan hasil kritis dibuat dalam suatu daftar dan diletakkan di atas
meja tempat hasil yang sudah selesai dikerjakan, sehingga mudah diakses oleh
petugas.
d. Hasil kriitis dilaporkan segera setelah hasil pemeriksaan didapatkan.

6. Pelayanan laboratorium di luar jam kerja


Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di luar jam kerja pada Puskesmas Katobengke
adalah pemeriksaan :
 Kimia klinik ( Gula darah sewaktu, asam urat dan kolesterol ) bagi pasien yang
membutuhkan
 Pemeriksaa Hb pada pasien ibu hamil in partu yang mengalami gejala anemia
atau post partu yang mengalami perdarahan
 Pemeriksaan Covid 19 baik rapid antibodi ataupun antigen bagi pasien yang
membutuhkan.

7. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut:


 Pemeriksaan Hb Sahli : < 10 menit
 Pemeriksaan Hb Stik : < 10 menit
 Pemeriksaan Golongan Darah : < 15 menit
 Pemeriksaan Gula Darah : < 10 menit
 Pemeriksaan Asam Urat : < 10 menit
 Pemeriksaan Kolesterol : < 10 menit
 Pemeriksaan Malaria (Rapid) : < 15 menit
 Pemeriksaan Malaria (Mikroskop) : < 90 menit
 Pemeriksaan HIV (Rapid) : < 15 menit
 Pemeriksaan Sifilis (Rapid) : < 15 menit
 Pemeriksaan Hepatitis : < 15 menit
 Pemeriksaan HCG (kehamilan) : < 10 menit
 Pemeriksaan BTA : < 3 hari
 Pemeriksaan dengan TCM : < 180 menit
 Pemeriksaan Darah Rutin : < 15 menit

8. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen (cito)
adalah sebagai berikut :
 Pemeriksaan Hb Sahli : < 7 menit
 Pemeriksaan Hb Stik : < 5 menit
 Pemeriksaan Gula Darah : < 5 menit
 Pemeriksaan Malaria (Rapid) : < 10 menit
 Pemeriksaan Malaria (Mikroskop) : < 80 menit
 Pemeriksaan HCG (kehamilan) : < 5 menit
 Pemeriksaan Darah Rutin : < 5 menit
 Pemeriksaan dengan TCM : < 120 menit
9. Jenis-jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia
Daftar reagensia dan bahan lain yang harus tersedia adalah :
 Planotes (kit rapid tes kehamilan)
 Rapid Antibodi Covid 19
 Rapid Antigen Covid 19
 Paket Reagen Wap Lab
 Paket Catrik dan Buffer TCM
 Antisera Golongan Darah
 Strip tes Gula Darah
 Strip tes Asam Urat
 Strip tes Kolesterol
 Rapid tes HIV (rapid tes)
 Rapid tes Sifilis (rapid tes)
 Larutan Giemza
 Larutan Ziehl Nelzon
 Rapid tes Malaria (rapid tes)
 Rapid tes Hepatitis
 HCl 0,1 N dan atau strip tes Hb
 Alkohol
 Aquades
 Lisol
 Spirtus
 Kapas
 Lancet
 Tissue
 Masker
 Sarung tangan
10. Batas buffer stock untuk melakukan order
Proses untuk menyatakan reagen tidak tersedia adalah pada waktu buffer stok sudah
mulai terpakai atau berkurang, pada saat itulah melakukan order atau permintaan
reagensia / bahan lain ke Kepala Puskesmas atau ke Kepala Dinas Kesehatan.
11. Rentang nilai rujukan hasil pemeriksaan laboratorium

PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN (NORMAL)

Hemoglobin Sahli Lk : 11-16 gr/dl, Pr : 10-15 gr/dl


HEMATOLOGI Hemoglobin Stik
Lk : 13,5-16,5 g/dl, Pr : 12,1- 15,1 gr/dl
Darah Rutin
 Glukosa Sewaktu < 200 mg/dl
KIMIA DARAH  Glukosa Puasa 75-115 mg/dl
 Asam Urat Lk : 3,7-7,0 mg/dl, Pr : 2,4-5,7 mg/dl
 Kolesterol Total 160-200 mg/dl
 Golongan Darah A,B,O,AB
 Covid 19 Antibodi Non reaktif
IMMUNOLOGI  Covid 19 Antigen Negatif
 Tes Kehamilan Negatif
 HIV (rapid test) Non reaktif
 Sifilis ( rapid tes ) Non reaktif
 Hepatitis (rapid tes) Non reaktif
PARASITOLOGI Malaria (Rapid test) Non reaktif
Malaria (Mikroskop) Negatif
BAKTERIOLOGI BTA Negatif
TCM Negatif

12. Nilai ambang kritis hasil pemeriksaan laboratorium


NILAI AMBANG KRITIS
JENIS PEMERIKSAAN
Dibawah Normal Diatas Normal
Hemoglobin < 6 gr/dl
Gula Darah sewaktu < 60 mg/dl > 300 mg/dl

D. Pengelolaan Limbah dan Bahan Berbahaya


Limbah laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam pekerjaan di laboratorium
yang dapat berupa limbah cair, padat dan gas. Limbah laboratorium dapat dibagi
menjadi dua, yaitu limbah umum dan limbah khusus.
 Limbah umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum misalnya kertas.
 Limbah khusus terdiri dari :
1. Limbah khusus padat yaitu peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung
tangan, botol spesimen, kemasan reagen, sisa spesimen.
2. Limbah khusus cair yaitu pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian air
bekas pencucian alat, sisa spesimen.
Penanganan limbah umum, yaitu :
 Sampah dikumpulkan pada tempat sampah dengan tutup rapat yang dialasi dengan
satu kantung plastik berwarna hitam.
 Sampah-sampah ini dikumpulkan saru kali dalam sehari oleh petugas kebersihan,
dengan membungkus sampah tersebut dengan satu kantung plastik dan
memindahkan ke dalam satu tempat sampah besar.
 Sampah ini kemudian dibawa ke tempat pengumpul sampah puskesmas.
Penanganan limbah khusus padat, yaitu :
 Limbah khusus padat dimasukkan ke dalam tempat khusus, kemudian dimasukkan
dalam kantung berwarna kuning.
 Kantung yang berwarna kuning tersebut akan ditangani lebih lanjut (di bawa ke
incenerator).
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat :
1. Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai penutup
yang mudah dibuka dan ditutup minimal satu untuk masing-masing kegiatan.
Dilapisi kantong plastik dan diangkat setiap hari atau apabila telah terisi sampah
2/3 bagian.
2.Tersedia Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sementara yang tidak permanen dan diletakkan
pada lokasi yang mudah dijangkau. Tempat penampungan sampah sementara
dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali 24 jam.
3. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
a. Sampah padat infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai
prosedur dan peraturan yang berlaku
b. Sampah padat umum ( domestik ) dibuang ke tempat pembuangan akhir yang
dikelola dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
Penanganan limbah khusus cair dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
 Limbah cair infeksius : ditambahkan desinfektan dan dibuang langsung ke wastafel
khusus pembuangan limbah laboratorium yang disalurkan ke septik tank.
 Limbah cair non infeksius : langsung dibuang ke wastafel yang disalurkan ke septik
tank.
Bahan Berbahaya
Laboratorium puskesmas dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah yang
berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Oleh karena itu pengolahan limbah harus
ditangani secara benar dan dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan
dampak negatif.
Bahan berbahaya dapat berasal dari berbagai sumber diantaranya :
1. Bahan baku ( reagen ) yang sudah kadaluarsa
2. Produk proses didalam laboratorium ( seperti sisa specimen dahak ).

D. Laporan Hasil dan Arsip


Laporan hasil pemeriksaan yang lengkap adalah laporan hasil pemeriksaan yang
memuat indentitas pengirim, identitas pasien, jenis pemeriksaan yang diperiksa, hasil
pemeriksaan, metode yang digunakan, nilai rujukan, tanggal pemeriksaan dan tanda
tangan.
Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus lengkap, tepat waktu dan ada
arsip.

Adapun prosedurnya :
1. Petugas meneliti kesesuaian identitas dengan hasil pemeriksaan sementara.
2. Petugas menulis data ke buku pencatatan meliputi :
a. Identitas pengirim
b. Identitas pasien
c. Jenis spesimen
d. Jenis pemeriksaan yang diperiksa
e. Hasil pemeriksaan
f. Metode yang digunakan
g. Nilai rujukan
h. Tanggal pemeriksaan
3. Petugas meneliti kembali data telah ditulis di buku pencatatan.
4. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan setelah diteliti, data tidak ada kesalahan
kepada dokter.
5. Petugas memasukan hasil pemeriksaan pasien dalam amplop, kemudian
menyerahkan kepada pasien.
Tata cara penyimpanan catatan atau hasil pemeriksaan laboratorium secara
sistematis sehingga mudah dicari apabila diperlukan. Prosedurnya :
1. Apabila hasil pemeriksaan umum dibuat sesuai dengan aslinya dalam buku
pencatatan.
2. Hasil pemeriksaan dicatat secara teratur dalam buku pencatatan.
3. Blangko permintaan pemeriksaan dibendel setiap hari dan disimpan dalam box,
disusun berdasarkan tanggal, bulan dan tahun.
4. Lama waktu penyimpanan arsip selama satu tahun.
5. Evaluasi penyimpanan arsip dilakukan setiap satu tahun dengan memberikan
kesimpulan.
6. Pemusnahan arsip laboratorium dilakukan berdasarkan protap pemusnahan arsip.
BAB IV
LOGISTIK
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan pemeriksaan kimia klinik yang
meliputi pemeriksaan gula darah, asam urat dan cholesterol diajukan permintaan
pengadaannya ke kepala puskesmas sedangkan untuk logistik terkait program diantaranya
program Malaria, TB Paru, HIV/ Sifilis, Hepatitis, logistik TCM dan Covid-19 direncanakan
dan diajukan ke Dinas Kesehatan Kota Baubau sesuai kebutuhan .
Penanganan dan penyimpanan reagen sesuai persyaratan sebagai berikut :
a. Perhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu penyimpanan
b. Pemakaian reagen dengan metode first in first out ( sesuai urutan penerimaan )
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan induk
d. Perhatikan adanya perubahan warna, adanya endapan yang terjadi pada reagen
e. Segera tutup kembali botol sediaan setelah di gunakan
f. Lindungi label dari kerusakan
g. Tempatkan reagen pada botol berwarna gelap agar terhindar dari sinar matahari
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan laboratorium diperhatikan


keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan layanan. Upaya pencegahan risiko terhadap
sasaran harus dilakukan pada setiap pelaksanaan kegiatan dengan cara penggunaan bahan
habis pakai dan alat-alat yang steril bila diperlukan, melakukan pelayanan laboratorium
sesuai dengan SOP serta melakukan pelabelan atau identifikasi sampel secara teliti dengan
memberikan nama, umur, alamat pasien. Reagen yang digunakan untuk pemeriksaan
laboratorium selalu dicek tanggal kadaluarsa dan ketersediaannya.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan laboratorium


diperhatikan keselamatan petugas dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan layanan. Upaya pencegahan risiko
terhadap petugas setiap pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan :
a.Desain Tempat Kerja yang mendukung K3 :
1. Memiliki pencahayaan cukup dan nyaman
2. Memiliki ventilasi udara yang sesuai standar
3. Memiliki bak cuci / bak pewarnaan sediaan yang sesuai standar
4. Memiliki saluran pembuangan limbah yang sesuai standar
5. Ruang petugas terpisah dengan ruang kerja / pemeriksaan specimen
b.Proses Kerja :
1. Petugas wajib menggunakan alat pelindung diri ( APD )
2.Jas Lab yang harus dipakai terus menerus selama bekerja dilaboratorium dan
harus dilepaskan serta ditinggalkan dilaboratorium.
3. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir
4. Memiliki wastafel untuk cuci tangan petugas
5. Dilarang makan minum ( termasuk minum dari botol air )
6. Dilarang merokok ditempat kerja
7. Semua tumpahan harus segera dibersihkan
8. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/peti kuning ( limbah
medis ) yang diberi tanda khusus
9. Tempat sampah ditempatkan di tempat yang ditentukan.
10.Mendokumentasikan kegiatan dalam buku pencatatan hasil laboratorium.

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan di laboratorium dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator daftar tilik SOP pelayanan klinis dan audit internal secara periodik.
 Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa spesimen yang diterima benar dan pasien yang
benar pula.
 Pengendalian mutu laboratorium terdiri dari pemantapan mutu internal (PMI) adalah
kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium
secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian kesalahan atau
penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Pengendalian mutu
eksternal (PME) berguna untuk memantau kualitas mutu laboratorium sesuai standar
sehingga menunjang hasil pemeriksaan laboratorium yang lebih akurat.
 Menyediakan katalog pemeriksaan, berisi informasi : persyaratan pasien dan jenis
spesimen
 Menyediakan prosedur operasional baku (SOP) antar lain : SOP penanganan spesimen
dan sampel.
 Menyediakan pedoman-pedoman, antara lain : Pengambilan spesimen yang benar,
Persyaratan spesimen dan persiapan pasien, Persyaratan sampel.
 Mengerjakan proses sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
 Pengawasan dan monitoring kegiatan harian untuk mengurangi kesalahan-kesalahan
yang mungkin muncul.
 Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan staf laboratorium.
 Adanya dukungan penuh dari pihak manajemen dalam melakukan pelayanan yang
standar dan bermutu.

BAB VIII
PENUTUP

Laboratorium kesehatan di puskesmas merupakan salah satu bagian pelayanan


utama yang menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di setiap puskesmas. Peranan
laboraorium saat ini telah menjadi bagian yang cukup diperhitungkan, penegakan diagnosis
penyakit telah banyak mensyaratkan untuk didukung dengan data hal hasil pemeriksaan
laboratorium.
Pedoman ini sebagai acuan dalam melakukan pelayanan laboratorium di Puskesmas
Katobengke. Pelaksanaan layanan laboratorium diharapkan sesuai dengan pedoman
sehingga dapat mengutamakan keselamatan pasien dan petugas. Keberhasilan layanan
laboratorium tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak yang terkait termasuk
pemenuhan sumber daya sarana prasarana.

Ditetapkan di : Baubau
pada tanggal : 4 Januari 2021

KEPALA PUSKESMAS KATOBENGKE,


ABDUL SUFIAN

Anda mungkin juga menyukai