KECAMATAN KOKALUKUNA
2019
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KADOLOMOKO
NOMOR / PKM-K.MOKO / SK / / 2019
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM DI
PUSKESMAS KADOLOMOKO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas Kadolomoko merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama
yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk melaksanakan pelayanan maksimal. Laboratorium
Puskesmas Kadolomoko sebagai salah satu bagian yang memberikan kontribusi diharapkan dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan juga memberikan pelayanan laboratorium yang maksimal, baik
yang bersifat dasar maupun pelaksanaan laboratorium lanjutan. Sejalan dengan hal tersebut
pelaksanaan pelayanan laboratorium Puskesmas Kadolomoko diharapkan mampu menjawab kondisi
dan permasalahan kesehatan masyarakat khususnya di Wilayah kerja Puskesmas Kadolomoko.
Secara umum, laboratorium harus memenuhi kriteria sarana dan prasarana yang baik untuk
memaksimalkan kegiatan pemeriksaan laboratorium sehingga fungsi laboratorium sebagai unsur
penunjang pada kegiatan kuratif, preventif, dan rehabilitatif dapat tercapai, demikian pula dengan
Laboratorium Puskesmas Kadolomoko.
Dukungan perencanaan yang bersifat bottom-up serta penganggaran yang maksimal
diharapkan mampu mendukung tujuan pelayanan kesehatan. Untuk menunjang hal tersebut maka
diperlukan sumber daya manusia yang baik, prasarana yang memadai serta standar operasional
prosedur yang baku dan dapat dipedomani yang memiliki dasar teori dan dasar hukum sehingga
kelalaian dan kegagalan dapat diminimalkan dalam pelayanan.
B. Tujuan
Laboratorium merupakan salah satu unit yang memiliki fungsi sebagai unsur penunjang
diagnostik penyakit pada upaya pelayanan kesehatan baik kuratif, preventif dan rehabilitatif. Dari
fungsi laboratorium tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa tujuan pemeriksaan
laboratorium adalah mengoptimalisasi pelaksanaan kegiatan baik yang bersifat clinical health service
maupun public health service yang dilaksanakan secara profesional sesuai standar operasional
prosedur secara optimal.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium
harus selalu terjamin mutunya.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini secara garis besar meliputi :
1. SOP pemeriksaan laboratorium
SOP pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah proses pemeriksaan spesimen untuk
kepentingan penegakan diagnosis suatu penyakit oleh tenaga medis berdasarkan permintaan
medis.
2. SOP yang bersifat protektif
SOP protektif yang dimaksud adalah pelaksanaan untuk mencegah / mengurangi resiko
terjadinya bahaya pada pelaksana laboratorium baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. SOP pengelolaan alat dan bahan
SOP pengelolaan alat dan bahan adalah SOP yang bersifat manajerial pada kebutuh an bahan
untuk menjaga ketersediaan bahan dan manajerial alat yang digunakan bertujuan menjaga
validasi alat yang digunakan.
4. SOP mekanisme pelayanan
SOP mekanisme pelayanan yang dimaksud adalah SOP yang disusun untuk menjaga
keteraturan pelayanan baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja.
D. Batasan Operasional
1. Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dapat dimulai dari pengambilan spesimen sampai
pada pembacaan hasil pemeriksaan.
2. Spesimen adalah sampel baku yang akan dilakukan pengolahan untuk dijadikan sediaan bahan
pemeriksaan.
3. Mekanisme pelayanan laboratorium adalah alur dan syarat untuk mendapatkan pelayanan
laboratorium termasuk rujukan spesimen.
4. Peralatan dan bahan laboratorium adalah suatu perangkat yang digunakan untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium.
5. Upaya protektif adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi resiko atau dampak negatif baik
pada laboran maupun pasien.
E. Landasan Hukum
1. UndangUndangnomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Klinik yang Baik.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Keterangan :
Meja Lemari Westafel
B. Pengelolaan Spesimen
1. Spesimen infeksius
2. Spesimen non infeksius
C. Pemeriksaan Laboratorium
Dalam dunia kerja laboratorium tidak hanya satu jenis saja melainkan banyak jenisnya.
Contohnya Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan. Adanya perbedaan jenis laboratorium
maka sumber daya manusia pun memiliki klasifikasi masing-masing.
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik,
atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Selain itu,
laboratorium klinik dan kesehatan pun memiliki klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-
masing laboratorium.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
1. Kebijakan Umum
a. Peralatan di laboratorium harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Pelayanan di laboratorium harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien.
c. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan wajib menggunakan alat pelindung diri.
d. Setiap petugas bekerja sesuai dengan standar profesi, standar operasional prosedur yang
berlaku, etika profesi dan menghormati hak pasien.
e. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter secara tertulis
dengan menggunakan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium atau surat resmi lainnya.
f. Pelayanan laboratorium dilaksanakan dalam jam kerja, dilaksanakan oleh Petugas
Laboratorium yang bertanggung jawab penuh kepada Kepala Puskesmas.
9. Kebijakan Khusus
a. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia di Puskesmas Kadolomoko
1) Pembuatan slide sputum untuk pemeriksaan BTA
2) Pemeriksaan darah meliputi :
- Hematologi : Kadar hemoglobin.
- Kimia darah : Kadar gula darah puasa, kadar gula darah sewaktu, kadar asam urat
dan kadar kolesterol.
- Imunologi : Pemeriksaan golongan darah, HIV (rapid test), dan Sifilis (rapid test) , DBD
(rapid test).
- Parasitologi : Pemeriksaan Malaria (rapid test)
3) Pemeriksaan urine : Plano test (tes kehamilan), Protein urine, Glukosa urine.
2) Pengambilan Spesimen
- Pengambilan Darah Kapiler
1. Petugas Laboratorium menyiapkan autoclik yang telah diisi blood lancet.
2. Petugas Laboratorium membersihkan ujung jari dengan kapas alkohol 70%.
3. Petugas Laboratorium membiarkan jari menjadi kering kembali.
4. Petugas Laboratorium memegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak
bergerak.
5. Petugas Laboratorium menekan sedikit agar rasa nyeri berkurang.
6. Petugas Laboratorium menusuk dengan cepat memakai autoclik pada jari tengah
atau jari manis dengan arah tegak lurus.
7. Petugas Laboratorium membuang tetesan darah pertama keluar dengan memakai
kapas kering, tetesan darah berikutnya dipakai untuk pemeriksaan.
8. Petugas Laboratorium menekan bekas tusukan dengan kapas kering.
9. Petugas Laboratorium melepaskan blood lancet dari autoclik.
10. Petugas Laboratorium membuang blood lancet ke safety box.
- Pengambilan Darah Vena
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Petugas meminta pasien meluruskan lengan dan mengepalkan tangan.
3. Petugas membersihkan lengan pasien dengan kapas alkohol 70% dan biarkan
kering.
4. Petugas memasangkan tourniquet kira-kira 10 cm diatas lipat siku.
5. Petugas menusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas
dengan sudut 45o dan 60o sampai ujung jarum masuk lumen vena yang ditandai
dengan berkurangnya tekanan dan masuknya darah ke ujung plastik jarum.
6. Petugas melepaskan torniquet pada lengan.
7. Setelah volume darah dianggap cukup, petugas meminta pasien membuka
kepalan tangannya.
8. Petugas meletakkan kapas kering diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri,
lalu jarum ditarik.
4) Penyimpanan Spesimen
a) Petugas Laboratorium menyimpan spesimen jika pemeriksaan dikirim ke laboratorium
lain.
b) Petugas Laboratorium memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
c) Petugas Laboratorium menyiapkan wadah untuk menyimpan spesimen.
h. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen (cito) adalah :
- Pemeriksaan Hb Sahli : < 10 menit
- Pemeriksaan Gula Darah : < 5 menit
- Pemeriksaan Malaria (Rapid) : < 10 menit
- Pemeriksaan HCG (kehamilan) : < 5 menit
Tata cara penyimpanan catatan atau hasil pemeriksaan laboratorium secara sistematis sehingga
mudah dicari apabila diperlukan. Prosedurnya :
1. Apabila hasil pemeriksaan umum dibuat sesuai dengan aslinya dalam buku pencatatan.
2. Hasil pemeriksaan dicatat secara teratur dalam buku pencatatan.
3. Blanko permintaan pemeriksaan disimpan dalam box, disusun berdasarkan tanggal, bulan dan
tahun.
4. Lama waktu penyimpanan arsip selama satu tahun.
5. Evaluasi penyimpanan arsip dilakukan setiap satu tahun dengan memberikan kesimpulan.
6. Pemusnahan arsip laboratorium dilakukan berdasarkan protap pemusnahan arsip.
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan pelayanan laboratorium direncanakan dan
diajukan sesuai kebutuhan melalui perencanaan Puskesmas.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Laboratorium kesehatan di Puskesmas merupakan salah satu bagian pelayanan utama yang
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di setiap Puskesmas. Peranan laboratorium saat ini telah
menjadi bagian yang cukup diperhitungkan, penegakan diagnosis penyakit telah banyak mensyaratkan
untuk didukung dengan data hasil pemeriksaan laboratorium.
Pedoman ini sebagai acuan dalam melakukan pelayanan laboratorium di Puskesmas Kadolomoko.
Pelaksanaan layanan laboratorium diharapkan sesuai dengan pedoman sehingga dapat mengutamakan
keselamatan pasien dan petugas. Keberhasilan layanan laboratorium tergantung pada komitmen yang kuat
dari semua pihak yang terkait termasuk pemenuhan sumber daya sarana dan prasarana.
Ditetapakn di : Baubau
Pada Tanggal : 2019
Kepala Puskesmas Kadolomoko,
ARNI MARUJU