Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


TANJUNG BATU KUNDUR
Jalan Diponegoro No. 1 Tanjung Batu Kota Kec. Kundur
TELP. 0779-2301430 e-mail rsud_tgbatukundur@yahoo.com Kode Pos 29662

KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD TANJUNG BATU KUNDUR KABUPATEN KARIMUN
NOMOR TAHUN 2023

TENTANG

PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM RSUD TANJUNG


BATU KUNDUR
DIREKTUR RSUD TANJUNG BATU KUNDUR KABUPATEN KARIMUN,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan mutu pelayanan laboratorium dan


meningkatkan standar pelayanan laboratorium kepada pasien
maka perlu adanya Penyelenggaraan pelayanan Laboratorium
yang bermutu Tinggi ;
b. Bahwa agar Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit dapat
terlaksanaa dengan baik, perlu adanya Kebijakan Direktur
Rumah Sakit, sebagai landasan bagi penyelenggaraan
Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit,
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu ditetapkan
Kebijakan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit,

Mengingat : 1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


002/Menkes/SK/I/2009 tentang Pedoman Pelayanan Publik Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Depkes

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:


411/MENKES/Per/X/2010 tentang Laboratorium Klinik

4. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia nomor 37 tahun


2012 tentang Penyelengaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat ;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit,

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1224/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Klasifikasi dan
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Kodefikasi Jenis Pemeriksaan Spesimen Metode Pemeriksaan


Laboratorium,

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129 /


Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1225/Menkes/X/2007 tentang Pedoman Sistem Informasi
Laboratorium Kesehatan,

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No


432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


370/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Ahli Tehnologi
Laboratorium Kesehatan

11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien,

12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 66 tahun


2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit,

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 tahun


2013 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 2011


tentang Pelayanan Darah

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM
RSUD TANJUNG BATU KUNDUR

Kesatu : Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang Kebijakan Pelayanan


Laboratorium di Rumah Sakit

Kedua : Kebijakan Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit sebagaimana dimaksud


dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini

Ketiga : Kebijakan Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit sebagai mana dimaksud


dalam Diktum kedua harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan
Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Keempat : Dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur ini, maka apabila terdapat


keputusan yang bertentangan dengan Keputusan Direktur ini, maka
Keputusan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku

Kelima : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan dalam
Keputusan Direktur ini, maka akan diadakan perubahan dan berbaikan
sebagaimana mestinya

Keenam : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan atau
perubahan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Tanjung Batu Kundur


pada tanggal , September 2023

Direktur RSUD Tanjung Batu Kundur


Kabupaten Karimun,

dr. H. Suharyanto, M. AP
NIP. 19691022 200212 1 003
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT RSUD TANJUNG BATU
KUNDUR
NOMOR : 12 X X X X X X X X X X X
TENTANG
PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM

1. Pelayanan pemeriksaan Laboratorium satu Pintu


a. Rumah Sakit menyediakan Pelayanan Laboratorium untuk memenuhi kebutuhan pasien, sesuai
dengan standar nasional, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan mempunyai rakam
jejak pelayanan yang akurat serta tepat waktu.
b. Pelayanan laboratorium sebagai bagian dari pelayanan penunjang yang berfungsi membantu
menegakkan diagnosis, memantau penyakit dan pengobatan, menentukan prognosis serta uji
saring terhadap suatu penyakit
c. Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit meliputi pelayanan dan fasilitas pemeriksaan Patologi
Klinik, Mikrobiologi dan Bank Darah Rumah Sakit.
d. Pelayanan Laboratorium menerima permintaan pemeriksaan Laboratorium yang berasal dari
pelayanan dari, Poli , Unit Gawat Darurat, Rawat Inap dan Rujukan
e. Laboratorium memiliki langkah-langkah kedaruratan (contingency plan) jika terjadi kegagalan
sistem dan diatur dalam prosedur tersendiri.
f. Pelayanan Unit Laboratorium Patologi Klinik
 Pelayanan Patologi Klinik melayani pemeriksaan Hematologi, Kimia, Imunoserologi,
Urinalisa, dan Mikribiologi.

2. Keselamatan Kerja Laboratorium


a. Laboratorium Rumah Sakit memiliki suatu Program Manajemen Risiko dan Pencegahan serta
Pengendalian Infeksi Laboratorium yang mencakup potensi resiko yang mungkin terjadi di
Laboratorium dan diatur dalam prosedur tersendiri.
b. Manajemen Risiko dan Pencegahan serta Pengendalian Infeksi Laboratorium berkoordinasi
dengan PMKP (Pemantapan Mutu Keselamatan Pasien).
c. Manajemen Risiko dan Pencegahan serta Pengendalian Infeksi Laboratorium mengatur praktek
Laboratorium yang aman, langkah pencegahan bahaya kerja serta langkah pencegahan terhadap
bahaya infeksius diseluruh area yang mendapat pelayanan laboratorium untuk seluruh petugas
laboratorium, karyawan lain dan pasien.
d. Semua spesimen laboratorium dianggap sebagai bahan infeksius, harus memperhatikan standard
precaution. Spesimen dimasukkan ke dalam kantong plastik Bio-Hazardbe dan segera dikirim ke
Laboratorium.
e. Seluruh petugas Laboratorium mendapat orientasi dan pelatihan Program Keselamatan Kerja
Laboratorium, termasuk orientasi prosedur penanganan dan bahan berbahaya di Laboratorium.

3. Logistik
PAGE \* MERGEFORMAT 2

a. Logistik di laboratorium terdiri dari bahan – bahan habis pakai dan reagen yang dibutuhkan
untuk pelayanan di laboratorium.
b. Kegiatan logistik secara umum mempunyai tiga tujuan:
 Tujuan operasional adalah agar tersedia barang, serta bahan dalam jumlah yang tepat dan
mutu yang memadai
 Tujuan keuangan meliputi pengertian bahwa upaya tujuan oprasional dapat terlaksana
denagn biaya serendah rendahnya.
 tujuan pengamanan bermaksud agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan,
pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar.
c. Logistik laboratorium terdiri dari reagen, standar, bahan kontrol, air, dan bahan medis habis
pakai.
d. Pengadaan bahan medis habis pakai untuk kebutuhan seluruh unit/instalasi di RSUD Tanjung
Batu Kundur dilakukan oleh instalasi farmasi, dan laboratorium hanya merencanakan kebutuhan
di laboratorium sendiri, dan setiap bulan mengajukan permintaan ke gudang farmasi.
e. Bila terjadi kekosongan reagen , maka pelayanan yang menggunakan reagen tersebut sementara
akan ditiadakan, hingga reagen tersebut tersedia kembali.

4. Kompetensi staff Klinis dan Laninnya


a. Pelayanan laboratorium dipimpin oleh Dokter yang memiliki Surat Ijin Praktik (SIP) dan akan
bertanggung jawab atas fasilitas dan pelayanan laboratorium yang selanjutnya disebut sebagai
Kepala Instalasi Laboratorium
b. Kepala Instalasi Laboratorium dibantu oleh Koordinator Utama Laboratorium bertanggung
jawab melakukan dan menerapkan, kompetensi staff, pengembangan, pengawasan administratif,
pemantapan mutu laboratorium, memberikan rekomendasi pelayanan laboratorium rujukan yang
ditunjuk, menjaga terlaksananya kebijakan dan prosedur yang berlaku, serta memantau dan
meninjau semua layanan laboratorium termasuk pengujian yang dilakukan diruangan tempat
pasien dirawat (point of care testing).
c. Para petugas laboratorium harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) serta mendapat
pelatihan yang baik dan memadai, berpengalaman serta ketrampilan cukup yang berorientasi ke
pekerjaannya. Para petugas laboratorium diberi tugas sesuai dengan latihan dan pengalamannya
d. Tersedia petugas laboratorium yang memadai untuk melakukan pemeriksaan,
menginterpretasikan, dan melaporkan hasil secepatnya dan pengadaan petugas laboratorium
untuk seluruh jam pelayanan laboratorium serta pelayanan laboratorium kasus gawat darurat
e. Perawat yang melakukan kegiatan Point off care Test (POCT) di unit masing-masing telah
memenuhi kredensial.

5. Keselamatan Kerja Laboratorium


a. Laboratorium Rumah Sakit memiliki suatu Program Manajemen Risiko dan Pencegahan serta
Pengendalian Infeksi Laboratorium yang mencakup potensi resiko yang mungkin terjadi di
Laboratorium dan diatur dalam prosedur tersendiri.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

b. Manajemen Risiko dan Pencegahan serta Pengendalian Infeksi Laboratorium berkoordinasi


dengan PMKP (Pemantapan Mutu Keselamatan Pasien).
c. Manajemen Risiko dan Pencegahan serta Pengendalian Infeksi Laboratorium mengatur praktek
Laboratorium yang aman, langkah pencegahan bahaya kerja serta langkah pencegahan terhadap
bahaya infeksius diseluruh area yang mendapat pelayanan laboratorium untuk seluruh petugas
laboratorium, karyawan lain dan pasien.
d. Semua spesimen laboratorium dianggap sebagai bahan infeksius, harus memperhatikan standard
precaution. Spesimen dimasukkan ke dalam kantong plastik Bio-Hazardbe dan segera dikirim ke
Laboratorium.
e. Seluruh petugas Laboratorium mendapat orientasi dan pelatihan Program Keselamatan Kerja
Laboratorium, termasuk orientasi prosedur penanganan dan bahan berbahaya di Laboratorium.

6. Tata kelola pelayanan darah dan Produk darah


Pelayanan Bank darah
a. Pelayanan Darah Rumah Sakit mengelola pelayanan permintaan transfusi darah beserta
komponennya untuk keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan pasien, menyimpan
persediaan darah, melakukan pemeriksaan golongan darah, uji cocok serasi (crossmatch).
b. Pelayanan Darah di Rumah Sakit dipimpin oleh Dokter yang memiliki SIP dan kompetensi
dalam Pelayanan Darah.
c. Melayani permintaan darah dari para dokter di Rumah Sakit selama 24 jam. Permintaan darah
dilakukan oleh dokter Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang merawat pasien atau
dokter Resident Medical Officer (RMO) yang bertugas dengan mengisi formulir permintaan
darah dari Palang Merah Indonesia.
d. Bank Darah Rumah Sakit mendapatkan stok darah dari PMI setempat (dikenal dengan istilah
darah dropping).
e. PMI setempat sudah melakukan pemeriksaan ulang serologi kantong darah, pemeriksaan uji
saring ulang serologi tidak dilakukan di Rumah Sakit, kecuali atas permintaan pasien / keluarga
pasien.
f. Bila pasien / keluarga pasien meminta untuk dilakukan pemeriksaan uji saring ulang serologi
maka perawat mencatat lalu didokumentasikan di rekam medis pasien.
g. Bila ada permintaan darah yang tidak terpakai (sesuai dengan informasi dari dokter yang
merawat dan kantong darah masih berada di Bank Darah) maka darah tersebut dapat digunakan
oleh pasien lain yang membutuhkan melalui prosedur yang seharusnya yaitu terlebih dahulu
dilakukan pengecekan ulang golongan darah dan uji cocok serasi.
h. Petugas Bank Darah harus menyimpan contoh darah pasien dan contoh darah donor 7 (tujuh)
hari di refrigerator bila diperlukan untuk pemeriksaan ulangan atau untuk konfirmasi bila ada
reaksi transfusi.
i. Penyimpanan darah dan komponen darah mengikuti persyaratan yang telah ditentukan.
j. Pelaksanaan transfusi darah menjadi tanggung jawab dan dibawah pengawasan dokter yang
merawat / dokter RMO ruangan.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

k. Pemberian kantong darah untuk kasus kegawat daruratan adalah kantung darah yang diberikan
setelah melewati fase 1 (satu) uji cocok serasi (crossmatch). Surat Persetujuan Pemberian
Kantong Darah Emergensi telah ditandatangani oleh dokter peminta.
l. Bank Darah Rumah Sakit tidak menerima kantong darah yang dibawa pasien diluar Rumah Sakit
m. Bila terjadi reaksi transfusi dicatat dalam formulir rekasi transfusi dan diserahkan ke Bank Darah
dalam waktu 24 jam untuk dilaporkan ke PMI.

Anda mungkin juga menyukai