Anda di halaman 1dari 3

TUGAS FINAL

AMBIDEXTERITY ORGANIZATION

Disusun oleh :

Glorya Martzella Noija

Nim : 2030231006
Ambidexterity Organization

Organisasi ambidexterity mengacu pada kemampuan organisasi untuk meningkatkan


efisiensi dengan melakukan pendekatan statis yang mengharuskan organisasi terlibat dalam
eksplorasi dan eksploitasi secara bersamaan dan seimbang. Eksploitasi adalah berfokus pada
penyempurnaan dan penggunaan kembali baik produk ataupun proses dengan sumber daya yang
ada. Sedangkan eksplorasi menekankan organisasi dan para manajernya pada kebebasan dan
pemikiran radikal yang membuka perubahan besar terhadap organisasi - atau apa yang disebut
inovasi radikal (Schermerhorn Jr., et al, 2010). Organisasi yang dapat survive dalam jangkah
waktu lama adalah organisasi yang tidak hanya mampu melakukan exploitative dan exploratory
innovation ataupun antara adaptibility dan alignment tetapi juga mampu melakukan hal
keduanya secara berimbang atau yang biasa disebut Ambidexterity. Bukanlah hal mudah
menerapkan Ambidexterity, terlalu fokus pada salah satu sisi bukanlah sebuah keputusan yang
tepat.
Teori menajemen dan desain organisasi menyatakan bahwa apabila perusahaan ingin
memfokuskan dan meningkatkan efisiensi maka perusahaan dapat memilih desain organisasi
mekanistik dan apabila perusahaan ingin meningkatkan inovasi dan fleksiblitas maka perusahaan
bisa memilih desain organisasi organic. Tetapi keadaan lingkungan organisasi yang berubah,
persaingan yang lebih dinamis, tidak bisa diprediksi dan menjadi global, sehingga organisasi
dituntut untuk dapat menggabungkan antara efisiensi dan inovasi. Saat ini perusahaan harus
mencari cara untuk dapat menggabungkan keduanya, dengan kata lain menjadi organisasi
ambidextrous (Adler dan Heckscher, 2013).

Beberapa pendekatan yang dilakukan agar penerapan organisasi ambidexterity dapat


menyelaraskan atau menyeimbangkan (balance) atau menggabungkan. Pendekatan Diferensi
Struktural yaitu pembagian tugas ke dalam unit organisasi yang berbeda yang cenderung
mengembangkan konteks yang sesuai untuk eksploitasi dan eksplorasi. Diferensiasi struktural ini
membantu organisasi ambidextrous mempertahankan kompetensi yang berbeda untuk menjawab
tuntutan yang tidak konsisten yang timbul dari peluang bisnis yang muncul. Ciri-ciri diferensiasi
structural ini antara lain: ambidexterity dicapai dengan memfokuskan eksplorasi atau eksploitasi
memisahkan unit atau tim, keputusan pemisahan di tetapkan di level puncak/atas organisasi.
Pendekatan Integrasi Kontekstual yaitu mekanisme perilaku yang memungkinkan organisasi
menangani kegiatan eksploitasi dan eksplorasi di dalam unit yang sama. Namun, bentuk bentuk
ambidexterity ini hanya bisa berhasil jika usaha subunit atau peran terdiferensiasi terintegrasi
secara efektif. Jika orang-orang di subunit dan peran yang berbeda hanya berfokus pada tujuan
khususnya dan jika mereka tidak saling percaya, maka kinerja organisasi memang akan biasa
saja atau bahkan buruk di kedua dimensi kinerjanya.

Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan keunggulan bersaing menuntut


perusahaan untuk bisa mengembangkan amblitexterity. Perusahaan harus mampu
mengembangkan komitmen yang kuat dari individu-individu sebagai pengambilan keputusan
stratejik dan mempunyai fokus yang kuat untuk melakukan pembelajaran ke arah penciptaan
pengetahuan.

Dalam mengembangkan organisasi amblitexterity harus disertakan pemikiran strategik.


Karena pemikiran strategik dalam prakteknya lebih memerlukan kreatifitas, daya inovasi, dan
kemampuan bersintesa. Pemikiran stratejik lebih sering didasarkan pada pengembangan intuisi
dan pertimbangan pribadi. Melakukan analisis terhadap keputusan strategik yang diambil, perlu
diperhatikan adanya keterbatasan rasionalitas, upaya mementingkan diri sendiri, serta pengaruh
emosi dan moral. Untuk mengkomodasikan hai ini, analisis terhadap pengambilan keputusan
stratejik perlu mempertimbangkan pengaruh neuroscience. Perusahaan harus mampu
mengembangkan neurostrategy dengan memanfaatkan secara optimal keahlian kognitif dari
masing-masing individu. Perusahaan harus mampu mendapatkan individu-individu yang
mempunyai kapabilitas pembelajaran stratejik yang dapat mengembangkan kemampuan
perusahaan untuk menciptakan pengetahuan baru sebagai sumber keunggulan bersaing dan untuk
melakukan perubahan ke arah posisi bersaing yang lebih baik. Perusahaan harus mampu
memperdayakan individu-individu untuk mampu meningkatkan komitmennya untuk melakukan
pembelajaran ke arah peningkatan daya saing.

Organisasional ambidexterity bisa dicapai dengan menekankan pada level individu dan
organisasional. Pertama, bahwa para manajer dapat menunjukkan (memiliki derajat yang
berbeda) keterikatan pribadi dengan terlibat dalam aktivitas eksploitasi dan eksplorasi. Kedua,
sejauh mana manajer ambidextrous bervariasi di dalam dan di seluruh konteks. Perbedaannya
berasal dari karakteristik pribadi dan konteks organisasi yang dihadapi manajer. Ketiga,
ambidexter organisasi dipengaruhi oleh, namun tidak terbatas pada, tingkat kehadiran individu
yang bersifat kumulatif.

Anda mungkin juga menyukai