Anda di halaman 1dari 26

BUKTI PENGUKURAN BUDAYA KESELAMATAN

RSKIA PERMATA BUNDA 2022

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA BUNDA


Jalan Ngeksigondo, No. 56, Kotagede, Yogyakarta, 55172
Telp/Fax.: Telp: (0274) 376092/081285653664
email: rskiapermatabunda@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN SURVEI BUDAYA KESELAMATAN


RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA BUNDA TAHUN
2022

Disusun oleh : Tim Peningkatan Muta dan Keselamatan Pasien (PMKP)


Jumlah Halaman : 34 halaman

Disahkan di Yogyakarta
30 April 2022

Mengesahkan Melaporkan
Direktur Ketua PMKP

dr. Sussy Listisrsasih, MMR Novi Erlinda, S. ST


NIP: 2018086

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda ii


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Tujuan ................................................................................................2
C. Manfaat ..............................................................................................2
II. METODOLOGI .......................................................................................3
A. Desain Penelitian ...............................................................................3
B. Waktu dan Tempat ..............................................................................3
C. Populasi dan Sampel ...........................................................................3
D. Definisi Operasional ...........................................................................3
E. Alat dan Bahan....................................................................................3
F. Teknik-teknik Analisis Data ...............................................................4
III. PEMBAHASAN ......................................................................................5
A. Karakteristik Responden .....................................................................5
B. Data Survei Budaya Keselamatan.....................................................11
IV. KESIMPULAN ......................................................................................15
V. EVALUASI .............................................................................................16
VI. REKOMENDASI DAN TINDAKLANJUT ........................................17
VII. LAMPIRAN ...........................................................................................18

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurangnya keamanan dan sistem yang baik merupakan masalah yang
dihadapi oleh penyedia pelayanan kesehatan untuk menyeberangi jurang dari
perawatan yang bisa diberikan saat ini untuk mencapai perawatan yang
seharusnya diberikan (IOM, 2000). Keselamatan pasien/KP (Patient Safety)
merupakan issue Global dan Nasional bagi rumah sakit dan merupakan
komponen penting dari mutu pelayanan kesehatan, serta merupakan prinsip dasar
dalam pelayanan pasien dan komponen kritis dalam manajemen mutu (WHO,
2004). Perhatian dan Fokus terhadap Keselamatan Pasien ini didorong oleh
masih tingginya angka kejadian Tak Diinginkan (KTD) atau Adverse Event (AE)
di rumah sakit baik secara Global maupun Nasional. KTD yang terjadi di
berbagai Negara diperkirakan sekitar 4.0 – 16.6% (Vincent 2005 dalam Raleigh,
2009) dan hamper 50% diantaranya adalah kejadian yang dapat dicegah
(Cahyono, 2008, Yahya, 2011). Adanya KTD tersebut selain berdampak pada
peningkatan biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke area
blamming, menimbulkan konflik antara dokter/petugas kesehatan lain dan
pasien, dan tidak jarang berakhir dengan tuntutan hukum yang dapat merugikan
bagi rumah sakit (Depkes RI, 2006). Data KTD di Indonesia masih sangat sulit
diperoleh secara lengkap dan akurat, tetapi dapat diasumsikan tidaklah kecil
(KKP-RS, 2006).
Sebagai upaya memecahkan masalah tersebut dan mewujudkan pelayanan
kesehatan yang lebih aman diperlukan suatu perubahan budaya dalam pelayanan
kesehatan dari budaya yang menyalahkan individu menjadi suatu budaya dimana
insiden dipandang sebagai kesempatan untuk memperbaiki sistem (IOM, 2000).
Sistem pelaporan yang mengutamakan pembelajaran dari kesalahan dan
perbaikan sistem pelayanan merupakan dasar budaya keselamatan (Reason,
1997. Meningkatnya kesadaran pelayanan kesehatan mengenai pentingnya
mewujudkan budaya keselamatan pasien menyebabkan meningkatnya pula
kebutuhan untuk mengukur budaya keselamatan. Perubahan budaya keselamatan
dapat dipergunakan sebagai bukti keberhasilan implementasi program
keselamatan pasien.
Dalam rangka menilai keberhasilan penerapan budaya keselamatan di
RSKIA Permata Bunda, maka perlu dilakukan survei tentang budaya
keselamatan pasien di RSKIA Permata Bunda, ini dilakukan untuk mengevaluasi

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 1


keberhasilan program kerja keselamatan pasien rumah sakit. Jumlah hasil
pelaporan insiden yang tidak terlalu menggembirakan di tahun terakhir harusnya
dicari penyebabnya, salah satunya melalui survei untuk mengetahui persepsi
karyawan terhadap budaya keselamatan yang berlaku dan sebagai proses
perbaikan pada manajemen dalam upaya menghilangkan budaya menyalahkan
(blaming culture) dan menghilangkan budaya mempermalukan (Shaming
Culture) sehingga di RSKIA Permata Bunda berlaku budaya belajar.
Sebagai salah satu langkah penting yang harus dilakukan rumah sakit
dalam penerapan budaya keselamatan adalah survei budaya keselamatan, survei
budaya keselamatan pasien berguna untuk mengetahui tingkat budaya
keselamatan pasien dan sebagai acuan menyusun program kerja dan evaluasi
keberhasilan program Keselamtan Pasien Rumah Sakit yang dilakukan secara
berkala berdasarkan jadwal yang sudah ditetapkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat Budaya Keselamatan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Permata Bunda
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik karyawan yang menjadi koresponden
dalam survei budaya keselamatan
b. Menilai budaya adil dalam budaya keselamatan
c. Menilai budaya fleksibel dalam budaya keselamatan
d. Menilai budaya lapor dalam budaya keselamtan
e. Menilai budaya belajar dalam budaya keselamatan

C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
a. Hasil survei ini dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya perbaikan
budaya keselamatan RSKIA Permata Bunda
b. Sebagai bahan evaluasi penerapan keselamatan untuk penetapan arah
kebijakan – kebijakan selanjutnya
2. Bagi Pemilik Rumah Sakit
a. Memberikan gambaran penerapan budaya keselamatan di RSKIA
Permata Bunda bagi pemilik
b. Sebagai bahan penguatan dalam menentukan Rencana Strategi dan
Rencana Anggaran Rumah Sakit

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 2


BAB II
METODOLOGI

A. Desain Penelitian
Rencana yang digunakan adalah rencana deskriptif dengan metodologi
survei persepsi terhadap implementasi budaya keselamatan pasien.

B. Waktu dan Tempat


Survei dilakukan di RSKIA Permata Bunda pada tanggal 21-25 April 2022.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Permata Bunda
2. Sampel
Sampel yang digunakan adalah sempel jenuh. Dengan demikian, seluruh
karyawan memiliki kesempatan untuk melakukan survei. Keuntungan dari
survei dengan sampel jenuh ialah seluruh karyawan dapat memahami
perspektif budaya keselamtan yang tergambar dalam item pertanyaain survei.
Terdapat 45 karyawan di RSKIA Permata Bunda. Dengan memakai simple
random sampling, didapatkan 29 responden yang mengikuti survei.

D. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala


Survei Budaya Suatu kegiatan Menggunakan Menggunakan
Keselamatan penelitian yang kuesioner skala likert
Rumah Sakit dilakukan terhadap pengukuran budaya
staf rumah sakit untuk keselamatan pasien
mengetahui tingkat dari AHRQ yang
budaya keselamatan diterjemahkan ke
rumah sakit bahasa Indonesia

E. Alat dan Bahan


Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner Hospital Survey on
Patient Safety Culture yang disusun oleh AHRQ. Kuesioner tersebut
diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kuesioner terdiri dari 42 pernyataan yang

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 3


memuat 14 aspek budaya keselamtan pasien yang mencakup empat budaya
berikut :
1. Budaya Lapor
a. Frekuensi pelaporan insiden
b. Jumlah insiden yang dilaporkan
2. Budaya Adil
Budaya pelaporan bebas hukuman
3. Budaya Fleksibel
a. Kerja tim dalam unit
b. Kerja tim antar unit
c. Umpan balik dan komunikasi berkaitan dengan kesalahan
d. Ketersediaan staf
e. Pergantian shift jaga dan transfer pasien
4. Budaya Belajar
a. Pembelajaran organisasi
b. Sikap dan tindakan atasan dalam mempromosikan keselamatan pasien
c. Dukungan manajemen untuk keselamatan pasien
d. Tingkat keselamatan pasien
e. Keterbukaan komunikasi
f. Pandangan keseluruhan terhadap keselamatan pasien
Secara teknis, bentuk kuesioner dikonversi secara elektronik untuk diisi
melalui Google Formulir. Dengan demikian, wujud kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner elektronik.

F. Teknik-teknik Analisis Data


1. Verifikasi
Verifikasi adalah kegiatan pengecekan validitas pengisian kuesioner survei.
Data yang berisi lebih banyak jawaban kosong dihapus dari rekapitulasi hasil
survei.
2. Tabulasi
Data dikelompokkan sesuai tujuan penelitian dan dimasukkan ke dalam tabel
distribusi frekuensi
3. Analisis
Dilakukan telaah dan analisis terhadap data yang masuk untuk dilakukan
penarikan kesimpulan. Sesuai dengan kuesioner survei yang digunakan,
metode analisis mengacu pada buku AHRQ Hospital survey on Patient safety
culture: User’s Guide.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 4


BAB III
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Table 3.1 Lama Bekerja Karyawan di RSKIA Permata Bunda

Lama Kerja Persentase


< 1 tahun 35,08
1 – 5 tahun 36,84
6 – 10 tahun 12,28
11 – 15 tahun 5,26
16 – 20 tahun 3,51
21 tahun atau lebih 7,02

Lama Bekerja Karyawan di RSKIA


Permata Bunda
7.02
3.51
5.26
< 1 Tahun
35.08
1- 5 Tahun
12.28 6-10 Tahun
11-15 tahun
16-20 tahun
> 21 Tahun

36.84

Gambar 1. Lama Bekerja Karyawan di RSKIA Permata Bunda

Survei diikuti oleh 57 responden dari 85 karyawan. Dengan demikian


response rate sebesar 67,06%. Jumlah respon memenuhi persentase minimal yang
disarankan dalam panduan penggunaan kuesioner HSOPSC untuk sampel ≤ 500
orang, yaitu 50%.
Data tabel 3.1 dan gambar 1 dapat dijelaskan bahwa jumlah responden
karyawan yang disurvei dengan lama kerja di RSKIA Permata Bunda < 1 tahun

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 5


sebanyak 35,08%, karyawan dengan lama kerja 1-5 tahun sebanyak 36.84%,
karyawan dengan lama kerja 6-10 tahun sebanyak 12,28%, karyawan dengan
lama kerja 11-15 tahun sebanyak 5,26%, karyawan dengan lama kerja 16-20
tahun sebanyak 3,51% dan karyawan dengan lama kerja > 21 tahun sebanyak
7,02%. Dengan demikian lama kerja karyawan di RSKIA Permata Bunda yang
paling banyak adalah karyawan dengan lama kerja 1-5 tahun.

Tabel 3.2 Lama Bekerja di Unit RSKIA Permata Bunda

Lama Kerja Persentase


< 1 tahun 36,84
1 – 5 tahun 33,33
6 – 10 tahun 17,54
11 – 15 tahun 7,02
16 – 20 tahun 3,51
21 tahun atau lebih 1,75

Lama Bekerja di Unit RSKIA Permata


Bunda

3.511.75
7.02
< 1 Tahun
36.84 1-5 Tahun
17.54
6-10 Tahun
11-15 Tahun
16-20 Tahun
> 21 Tahun

33.33

Gambar 2. Lama Bekerja di Unit RSKIA Permata Bunda

Dari tabel 3.2 dan gambar 2 dapat dijelaskan bahwa jumlah


responden/karyawan yang disurvei dengan lama kerja di suatu unit di RSKIA
Permata Bunda < 1 tahun sebanyak 36,84%, karyawan dengan lama kerja di suatu
unit 1-5 tahun sebanyak 33,33 tahun, karyawan dengan lama kerja di suatu unit 6-
10 tahun 17,54%, karyawan dengan lama kerja di suatu unit 11-15 tahun

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 6


sebanyak 7,02%, karyawan dengan lama kerja di suatu unit 16-20 tahun sebanyak
3,51% dan karyawan dengan lama kerja di suatu unit > 21 tahun sebanyak 1,75%.
Dengan demikian lama kerja karyawan di suatu unit RSKIA Permata Bunda yang
paling banyak adalah karyawan dengan lama kerja di suatu unit < 1 tahun.

Tabel 3.3 Lama Bekerja Per Minggu di RSKIA Permata Bunda

Lama Kerja Per Minggu Persentase


< 20 jam/minggu 3,51
20-39 jam/minggu 22,81
40-59 jam/minggu 73,68

Lama Bekerja Per Minggu di RSKIA Permata Bunda

3.51

22.81 < 20 jam/minggu


20-39 jam/minggu
40-59 jam/minggu
60-79 jam/minggu
80-99 jam/minggu
73.68 100 jam atau lebih

Gambar 3. Lama Bekerja Per Minggu di RSKIA Permata Bunda

Dari tabel 3.3 dan gambar 3 dapat dijelaskan bahwa jumlah


responden/karyawan yang disurvei dengan lama kerja < 20 jam/minggu sebanyak
3,51%, karyawan yang lama kerja 20-39 jam/minggu sebanyak 22,81% dan
karyawan yang lama kerja 40-59 jam/minggu sebanyak 73,68%. Dengan
demikian lama kerja karyawan di RSKIA Permata Bunda yang paling banyak
adalah karyawan dengan lama kerja 40-59 jam/minggu.
Tabel 3.4 Profesi/Jabatan di RSKIA Permata Bunda

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 7


Profesi/Jabatan Persentase
Perawat 19,30
Bidan 14.04
Laboratorium 10,53
Gizi 12,28
Asisten Apoteker 10,53
Rekam Medis 7,02
PSRS 8,77
Reseptionist 8,77
Administrasi 8,77

Profesi/Jabatan di RSKIA Permata Bunda

8.77 Perawat
19.3
8.77 Bidan
Laboratorium
8.77 Gizi
14.04 Asist. Apoteker
7.02 Rekam Medis
PSRS
Reseptionist
10.53 10.53
12.28 Administrasi

Gambar 4. Profesi/Jabatan di RSKIA Permata Bunda

Dari tabel 3.4 dan gambar 4 dapat dijelaskan bahwa jumlah


responden/karyawan yang disurvei di RSKIA Permata Bunda yang paling banyak
adalah karyawan dengan profesi sebagai perawat sebesar 19,3%. Sedangkan
jumlah karyawan yang disurvei paling sedikit adalah karyawan dengan profesi
rekam medis sebanyak 7,02%.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 8


Tabel 3.5 Karyawan Kontak Langsung dengan Pasien

Berhubungan Langsung dengan


Persentase
Pasien
YA, saya biasa kontak langsung
91,23
dengan pasien
TIDAK, saya tidak biasa kontak
8,77
langsung dengan pasien

Karyawan Kontak Langsung dengan Pasien

8.77
YA. Saya biasa
kontak langsung
dengan pasien

TIDAK. Saya tidak


biasa kontak
langsung dengan
pasien
91.23

Gambar 5. Karyawan kontak langsung dengan pasien

Dari tabel 3.5 dan gambar 5 dapat dijelaskan bahwa jumlah


responden/karyawan yang disurvei di RSKIA Permata Bunda yang berhubungan
/kontak langsung dengan pasien sebanyak 91,23%. Sedangkan jumlah
responden/karyawan yang disurvei yang tidak berhubungan /kontak langsung
dengan pasien sebanyak 8,77%.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 9


Tabel 3.6 Lama Kerja dalam Profesi

Lama Kerja dalam Profesi Persentase


< 1 tahun 35,09
1 – 5 tahun 31,58
6 – 10 tahun 17,54
11 – 15 tahun 10,53
16 – 20 tahun 3,51
21 tahun atau lebih 1,75

Lama Kerja dalam Profesi

3.511.75
10.53
< 1 Tahun
35.09
1-5 Tahun
6-10 Tahun
17.54
11-15 Tahun
16-20 Tahun
> 21 Tahun

31.58

Gambar 6. Lama Bekerja dalam Profesi

Dari tabel 1.6 dan Gambar 6 dapat dijelaskan bahwa jumlah


responden/karyawan yang disurvei dengan lama kerja dalam profesi < 1 tahun
sebanyak 35,09%, karyawan dengan lama kerja dalam profesi 1-5 tahun sebanyak
31.58%, karyawan dengan lama kerja dalam profesi 6-10 tahun sebanyak
17,54%, karyawan dengan lama kerja dalam profesi 11-15 tahun sebanyak
10,53%, karyawan dengan lama kerja dalam profesi 16-20 tahun sebanyak 3,51%
dan karyawan dengan lama kerja dalam profesi >21 tahun sebanyak 1,75%.
Dengan demikian lama kerja karyawan dalam profesi di RSKIA Permata Bunda
yang paling banyak adalah karyawan dengan lama kerja dalam profesi < 1 tahun.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 10


B. Data Survei Budaya Keselamatan
Tabel berikut ini menunjukkan hasil survey budaya keselamatan pasien yang
dikategorikan dalam 12 aspek. Daftar pertanyaan survey yang dikategorikan
dalam aspek di bawah ini disertakan di bagian lampiran.

Tabel 3.7 Data Rerata Aspek Budaya Keselamatan Pasien Rumah Sakit
No Aspek Persentase
1 Kerjasama dalam unit 81,58
2 Kerjasama antar unit 50,44
3 Umpan balik dan komunikasi tentang kesalahan 98,25
4 Aspek ketenagaan 76,61
5 Serah terima dan pergantian jaga 68,42
6 Organisasi pembelajar 64,91
Harapan supervisor dan tindakannya dalam
7 39,77
mempromosikan keselamatan pasien
8 Dukungan manajemen untuk keselamatan pasien 22,81
Persepsi secara keseluruhan tentang keselamatan
9 62,72
pasien
10 Keterbukaan komunikasi 47,37
11 Frekuensi pelaporan insiden 50,88
12 Respon tidak menghakimi terhadap kesalahan 39,77

Tabel 3.7 merupakan data hasil survey budaya keselamatan pasien di RSKIA
Permata Bunda. Kedua belas item diatas dapat menggambarkan tingkat budaya
keselamatan RS yang terbagi menjadi budaya pelaporan, budaya adil, budaya
fleksibel dan budaya belajar.

1. Budaya Lapor (Reporting Culture)


Budaya lapor dapat dinilai dari dua aspek, yaitu jumlah pelaporan insiden dan
frekuensi pelaporan insiden.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 11


Tabel 3.8 Jumlah laporan yang dilaporkan staf dalam 12 bulan terakhir

Jumlah Laporan yang Dilaporkan Staf Persentase


dalam 12 Bulan Terakhir
Tidak ada 45,61%
1-2 laporan 38,60%
3-5 laporan 0
6-10 laporan 15,79
11-20 laporan 0
21 atau lebih laporan 0

Dari tabel 3.8 dapat dijelaskan bahwa jumlah laporan/insiden yang


dilaporkan staf Rumah Sakit dalam 12 bulan terakhir terbanyak adalah tidak
ada laporan sebanyak 45,61%, kedua adalah 1-2 laporan sebesar 38,60% dan
terakhir adalah 6-10 laporan sebanyak 15,79%.
Pada aspek frekuensi pelaporan insiden, diperoleh persentase rerata
sebesar 22,81%. Ini menjelaskan persentase laporan insiden ketika terjadi
suatu insiden baik itu yang dapat menciderai pasien, yang dikoreksi sebelum
menciderai pasien maupun yang tidak berpotensi menciderai pasien.

2. Budaya Adil (Just Culture)


Budaya adil dapat dinilai dari respon tidak menghakimi terhadap
kesalahan. Untuk respon tidak menghakimi terhadap kesalahan, diperoleh
persentase rerata 39,77%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak
karyawan yang merasa khawatir apabila melakukan kesalahan maka akan
menjadi catatan buruk dalam kinerjanya dan saat terjadi kesalahan maka yang
akan disalahkan adalah pelakunya bukan mencari akar masalahnya dengan
pendekatan sistem.

3. Budaya Fleksibel (Flexible Culture)


Budaya fleksibel dinilai dari aspek kerjasama tim dalam unit, kerjasama
antar unit, aspek ketenagaan, keterbukaan komunikasi, serta serah terima dan
pergantian jaga. Pada aspek kerjasama dalam unit, diperoleh persentase rerata
sebesar 81,58%. Hal ini menunjukkan tim dalam satu unit saling mendukung
dan menghormati satu sama lainnya. Pada aspek kerjasana antar unit,
diperoleh persentase rerata sebesar 62,72%. ini menunjukkan bahwa
koordinasi antar unit di RSKIA Permata Bunda cukup baik. Pada aspek

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 12


ketenagaan, diperoleh persentase rerata sebesar 47,37%. Ini menjelaskan
bahwa staf merasa beban kerja mereka melebihi kapasitas bekerja standar.
Pada aspek ini keterbukaan komunikasi, diperoleh persentase rerata
sebesar 39,77%. Ini menggambarkan tingkat keterbukaan komunikasi di RS
berkaitan dengan keselamatan pasien. Pada aspek serah terima dan pergantian
jaga, diperoleh persentase rerata sebesar 50,88%. Ini menjelaskan bahwa saat
ada transfer/pemindahan pasien dari unit satu ke unit yang lain sering terjadi
permasalahan dan kehilangan informasi penting. Begitu juga ketika pergantian
shift jaga, sering menimbulkan permasalahan bagi pasien di Rumah Sakit.

4. Budaya Belajar
Budaya belajar dapat dinilai dari aspek organisasi pembelajar, umpan
balikdan komunikasi tentang kesalahan, dukungan manajemen untuk
keselamatan pasien, harapan supervisor dan tindakannya dalam
mempromosikan keselamatan pasien, dan persepsi secara keseluruhan tentang
keselamatan pasien.

Tabel 3.9 Tingkat Keselamatan Pasien di Unit menurut Responden

Tingkat Keselamatan Pasien di Unit Persentase


A (Unggul) 52,63
B (Sangat Baik) 0
C (Dapat Diterima) 47,37
D (Buruk) 0
E (Gagal) 0

Tabel 3.9 menunjukkan tingka keselamatan pasien menurut


karyawan/responden yang disurvei. Menurut karyawan, tingkat keselamatan
pasien di RSKIA Permata Bunda sangat baik sebesar 52,63%. Hal ini
menunjukkan sudah adanya program keselamatan pasien disetiap unit, ada
pelaporan insiden namun belum terkoordinir dengan baik dan masih perlu
pengembangan dalam hal analisa dan tindak lanjut.
Pada aspek umpan balik dan komunikasi tentang keselahan, diperoleh
persentase rerata sebesar 64,91%. Ini menunjukkan bahwa umpan balik
sebagai bentuk evaluasi dan perbaikan dari insiden yang dilaporkan kurang
baik, diskusi di dalam unit mengenai upaya pencegahan insiden agar tidak
terulang kembali juga belum terstruktur dengan baik.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 13


Pada aspek organisasi pembelajar, diperoleh persentase rerata sebesar
98,25%. Ini menunjukkan bahwa setiap staf di unit tersebut melakukan
langkah-langkah perubahan untuk meningkatkan keselamtan pasien dan
mengevaluasi efektifitasnya.
Pada aspek harapan supervisor dan tindakannya dalam mempromosikan
keselamatan pasien, diperoleh persentase rerata sebesar 50,44%. Ini
menunjukkan bahwa manajemen kurang mendukung dan menanggapi staf
ketika ada saran yang berkaitan dengan keselamatan pasien, meskipun
terkadang manjeman membuat tekanan dalam bekerja ketika menginginkan
kerja yang cepat. Pada aspek dukungan manajemen untuk keselamatan pasien,
diperoleh persentase rerata sebesar 76,61%. Ini menjelaskan bahwa
manajemen mendukung dalam mengembangkan budaya kerja yang
mempromosikan keselamatan pasien meskipun kadang manajemen baru
memperhatikan keselamatan pasien setelah terjadi insiden keselamatan pasien.
Untuk pernyataan persepsi secara keseluruhan tentang keselamatan pasien,
diperoleh persentase rerata sebesar 68,42%. Ini menjelaskan bahwa staf
memiliki persepsi untuk menyelesaikan tugas tidak perlu mengorbankan
keselamtan pasien karena system dan prosedur di unit berfungsi dengan baik
untuk mencegah terjadinya kesalahan/insiden, meskipun kadang terdapat
kendala mengenai keselamatan pasien.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 14


BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di RSKIA Permata Bunda, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Karakteristik responden terbanyak ntuk lama kerja di RS adalah 1-5 tahun yaitu
sebanyak 36,84%, untuk lama kerja di unit adalah < 1 tahun yaitu sebanyak
36,84%. Untuk jam kerja per minggu adalah 40-59 jam/minggu yaitu 73,68%.
Untuk jabatan/profesi adalah perawat yaitu 19,3%. Untuk respon yang
berhubungan langsung dengan pasien sebanyak 91,23%. Dan untuk lama kerja
dalam profesi adalah < 1 tahun yaitu 35,09%.
2. Tingakat budaya keselamatan RSKIA Permata Bunda telah diukur dengan hasil
yang dijelaskan pada bagian pembahasan.
3. Hasil survei budaya keselamatan RS bermanfaat untuk menjadi acuan dalam
peningkatan budaya keselamatan RSKIA Permata Bunda
4. Hasil survei budaya keselamatan RS perlu diinfokan kepada pimpinan sebagai
bahan untuk perbaikan organisasi dalam mencapai budaya keselamatan.
5. Melalui survei budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit, rumah sakit dapat
mengetahui perilaku-perilaku karyawan/responden yang dapat mendukung dan
juga mengetahui persepsi dan perilaku yang perlu dikembangkan untuk
mewujudkan keselamatan pasien di RSKIA Permata Bunda.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 15


BAB V
EVALUASI

Evaluasi dilakukan berdasarkan empat aspek budaya keselamatan sebagai berikut


1. Budaya Lapor
Dalam aspek budaya pelaporan, sebagian besar karyawan (45,61%) tidak
pernah membuat laporan insiden keselamatan pasien dalam 1 tahun. Hal ini dapat
bermakna bahwa karyawan tidak pernah menemui insiden, enggan melaporkan
insiden, atau tidak tahu bagaimana melaporkan insiden keselamatan pasien.
Ketiga hal ini mungkin terjadi dan perlu diperbaiki untuk meningkatkan
partisipasi pelaporan insiden keselamatan pasien.

2. Budaya Adil
Budaya adil di RSKIA Permata Bunda terukur sebesar 39,77%. Nilai ini
didapatkan dari pernyataan tidak menghakimi terhadap kesalahan. Banyak
karyawan masih menganggap adnya budaya menghakimi terhadap kesalahan atau
dugaan kesalahan. Diperlukan langkah-langkah untuk mengurangi budaya
menghakimi (blamming culture).

3. Budaya Fleksibel
Pada aspek ketenagaan, diperoleh persentase rerata sebesar 47,37% dengan
nilai terendah pada pernyataan “Terkadang kami menggunakan staf tambahan
(sementara), diluar staf inti untuk pelayanan pasien (pernyataan negatif)” yaitu
35,09%. Artinya pernyataan tersebut disangkal “hanya” oleh 35,09 responder.
Hal yang perlu diperhatikan ialah bahwasanya survei budaya keselamatan RS
dilakukan saat RS sedang mempersiapkan akreditasi. Dengan demikian perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai beban kerja dalam kondisi operasional
regular. Namun demikian, perlu dipertimbangkan juga bahwa RS dituntut untuk
tetap memperhitungkan beban kerja dalam kondisi khusus, misalnya akreditasi.

4. Budaya Belajar
Nilai budaya belajar dari survei ialah 98,25%. Angka ini menunjukkan
kondisi yang baik dalam hal organisasi pembelajar, umpan balik dan komunikasi
tentang kesalahan, dukungan manajemen untuk keselamatan pasien, harapan
kepala seksi dan tindakannya dalam mempromosikan keselamatan pasien, dan
persepsi secara keseluruhan tentang keselamatan pasien.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 16


BAB VI
REKOMENDASI/RENCANA TINDAKLANJUT

Rekomendasi dan rencana yang dihasilkan dari survei budaya keselamatan RSKIA
Permata Bunda tahun 2022 adalah sebagai beriku :
1. Budaya Lapor
Meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang manfaat dan tata cara pelaporan
insiden keselamatan pasien

2. Budaya Adil
 Meningkatkan budaya adil dengan menghindari sikap menghakimi
(blamming culture) terhadap insiden atau dugaan kesalahan yang terjadi
 Meningkatkan edukasi terhadap staf tentang budaya keselamatan

3. Budaya Fleksibel
 Melakukan analisis lebih lanjut mengenai beban kerja karyawan dalam
kondisi operasional regular
 Melakukan antisipasi peningkatan beban kerja karyawan saat RS
melaksanakan kegiatan diluar operasional regular

4. Budaya Belajar
Melanjutkan dukungan manajemen terhadap budaya keselamtan RS dan
melakukan perbaikan di aspek yang terdapat kekurangan

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 17


LAMPIRAN
DAFTAR PERNYATAAN DALAM ASPEK BUDAYA KESELAMATAN

1. Kerja Sama Dalam Unit

Kode Pernyataan Persentase

A1 Kami satu sama lain saling mendukung di unit ini 92.98


Ketika ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan segera, kami
A3 91.23
bekerja sama selaku tim untuk menyelesaikan pekerjaan
Di unit ini masing-masing orang memperlakukan orang lain
A4 98.25
dengan hormat
A11 Jika bagian ini sangat sibuk, bagian lain hadir membantu 43.86
Rata-rata 81.58

2. Harapan Manager/Supervisor dan Tindakannya Dalam Mempromosikan


Keselamatan Pasien

Kode Pernyataan Persentase


Atasan saya senang melihat pekerjaan dilakukan sesuai dengan
B1 70.18
prosedur keselamatan pasien
Atasan saya menanggapi saran staf yang berkaitan dengan
B2 40.35
keselamatan pasien secara serius
Ketika muncul tekanan dalam bekerja, atasan saya menginginkan
B3 43.86
kerja cepat, meski dengan mengambil jalan pintas
Atasan saya terus menerus membahas masalah keselamatan pasien
B4 47.37
yang terjadi
Rata-rata 50.44

3. Organisasi Pembelajar - Continuous Improvement

Kode Pernyataan Persentase


Kami melakukan langkah-langkah aktif untuk meningkatkan
A6 94.74
keselamatan pasien
A9 Kesalahan yang terjadi menimbulkan perubahan positif di unit ini 100.00
Setelah kami membuat perubahan untuk keselamatan pasien, kami
A13 100.00
selalu mengevaluasi efektifitasnya
Rata-rata 98.25

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 18


4. Dukungan Manajemen untuk Keselamatan Pasien

Kode Pernyataan Persentase


Manajemen RS mengembangkan budaya kerja yang
F1 89.47
mempromosikan keselamatan pasien
Kinerja manajemen RS menunjukkan bahwa keselamatan pasien
F8 100.00
adalah prioritas tertinggi.
Manajemen RS memperhatikan keselamatan pasien hanya setelah
F9 40.35
terjadi insiden keselamatan pasien.
Rata-rata 76.61

5. Persepsi secara Keseluruhan tentang Keselamatan Pasien

Kode Pernyataan Persentase


Keselamatan pasien tidak pernah dikorbankan semata-mata untuk
A15 87.72
menyelesaikan tugas
Sistem dan prosedur kami berfungsi dengan baik untuk mencegah
A18 70.18
terjadinya error
A10 Hanya sesekali terjadi kesalahan yang berat atau serius 47.37
A17 Kami memiliki masalah keselamatan pasien di unit ini 68.42
Rata-rata 68.42

6. Umpan Balik dan Komunikasi tentang Kesalahan

Kode Pernyataan Persentase


Kami akan melakukan umpan balik/evaluasi terhadap kasus yang
C1 43.86
dilaporkan
C3 Kami diberi informasi tentang kesalahan yang terjadi di unit ini 56.14
Di unit ini, kami mendiskusikan langkah-langkah pencegahan agar
C5 94.74
kesalahan tidak terulang kembali.
Rata-rata 64.91

7. Keterbukaan Komunikasi

Kode Pernyataan Persentase


Staf bebas mengungkapkan temuan hal-hal yang dapat mengganggu
C2 8.77
pelayanan pasien
Staf merasa bebas untuk bertanya kepada mereka yang lebih tinggi
C4 42.11
kedudukannya untuk mengambil keputusan
C6 Staf takut bertanya saat menemukan hal-hal yang tampak tidak benar. 68.42
Rata-rata 39.77

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 19


8. Frekuensi Pelaporan Insiden

Kode Pernyataan Persentase


Ketika terjadi suatu insiden, namun diketahui dan dikoreksi sebelum
D1 29.82
berpengaruh pada pasien, seberapa sering dilaporkan?
Ketika terjadi suatu insiden, namun tidak berpotensi mencederai
D2 19.30
pasien, seberapa sering dilaporkan?
Ketika terjadi suatu kejadian yang dapat mencederai pasien, namun
D3 19.30
tidak terjadi cedera, seberapa sering dilaporkan?
Rata-rata 22.81

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 20


9. Kerja sama Antar Unit

Kode Pernyataan Persentase


Terdapat koordinasi yang baik antar unit rumah sakit yang terlibat
F4 73.68
kerja sama.
Unit-unit RS bekerja sama untuk memberikan perawatan terbaik bagi
F10 89.47
pasien.
F2 Unit-unit di RS tidak menjalankan koordinasi antarunit dengan baik. 43.86
Sering muncul ketidaknyamanan ketika bekerjasama dengan staf dari
F6 43.86
unit lain di RS.
Rata-rata 62.72

10. Aspek Ketenagaan

Kode Pernyataan Persentase


A2 Kami memiliki staf yang cukup untuk mengemban tugas kerja 49.12
Staf di unit ini bekerja lebih lama dari jam kerja optimal untuk
A5 36.84
melayani pasien
Terkadang kami menggunakan staf tambahan (sementara), di luar staf
A7 35.09
inti untuk pelayanan pasien
Kami bekerja dalam situasi krisis, mencoba melakukan banyak
A14 68.42
pekerjaan terlalu cepat
Rata-rata 47.37

11. Serah Terima dan Pergantian Jaga

Kode Pernyataan Persentase


Saat transfer pasien antar unit sering muncul permasalahan akibat
F3 54.39
kesalahan manajemen.
Informasi tentang perawatan pasien yang penting sering terlewatkan
F5 54.39
ketika pergantian shift.
F7 Sering muncul masalah saat pertukaran informasi antar unit RS. 26.32
F11 Pergantian shift sering menimbulkan permasalahan bagi pasien di RS. 68.42
Rata-
50.88
rata

12. Respon Tidak Menghakimi terhadap Kesalahan

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 21


Kode Pernyataan Persentase
Staf merasa kesalahan yang ada selalu diselesaikan secara bersama-
A8 26.32
sama
Ketika ada laporan insiden, yang menjadi fokus adalah
A12 57.89
individu/petugas, bukan pada masalahnya
Para staf khawatir kesalahan-kesalahan mereka tersimpan dalam
A16 35.09
dokumen rumah sakit
Rata-rata 39.77

Tingkat Keselamatan Pasien di Unit

Kode Pernyataan Persentase

E1

A (Unggul) 52.63

B (Sangat Baik) 0.00

(C) Dapat Diterima 47.37


D (Buruk) 0.00
E (Gagal) 0.00

Jumlah Laporan yang Dilaporkan Staf dalam Satu Tahun Terakhir

Pernyataan Persentase
Tidak Ada 45.61
1-2 Laporan 38.60
3-5 Laporan 0.00
6-10 Laporan 15.79

11-20 Laporan 0.00

21 Laporan atau lebih 0.00

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 22


Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 23

Anda mungkin juga menyukai