MANAJEMEN LABORATORIUM
Di susun oleh :
1. Pengertian
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) adalah lembaga independen
pelaksana akreditasi rumah sakit yang bersifat fungsional, non struktural dan
bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan. KARS tersebut dibentuk pertama kali
pada tahun 1995 dan setiap 3 (tiga) tahun peraturan diperbarui, yang terakhir diperbarui
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 417/Menkes/Per/II/2011 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit, dengan tugas dan fungsi melaksanakan akreditasi di Indonesia.
2. Persyaratan
Bagian ini merupakan hal baru dalam pelaksanaan akreditasi rumah sakit di
Indonesia, di akreditasi sebelumnya tidak ada persyaratan yang ditetapkan oleh
KARS untuk mengikuti akreditasi rumah sakit. Persyaratan ini bukan berarti
menghambat rumah sakit untuk mengikuti peraturan dan perundang-undangan,
sehingga akreditasi yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu dan
keselamatan pasien dapat dicapai. Persyaratan kelayakan umum Setiap rumah sakit
dapat mengajukan survei akreditasi kepada Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) bila memenuhi semua kriteria sebagai berikut:
3. Standar KARS
Standar KARS mencakup harapan kinerja, struktur, atau fungsi yang harus
diterapkan agar suatu rumah sakit dapat terakreditasi oleh KARS. Sasaran
Keselamatan Pasien dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti
standar lainnya dalam survei di tempat
4. Sasaran
5. Fungsi KARS
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor417/MENKES/PER/II/2011
tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit pasal 3 ayat 1. Komite Akreditasi Rumah
Sakit memiliki fungsi antara lain sebagai berikut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan perkembangan akreditasi rumah sakit secara internasional.
1) Fungsi perencanaan
2) Fungsi pelaksanaan
3) Fungsi pengembangan
4) Fungsi pembimbingan
5) Fungsi pelatihan
6) Fungsi monitoring
7) Fungsi evaluasi
6. Tugas KARS
Untuk melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya, Komite Akreditasi
Rumah Sakit memiliki tugas antara lain sebagai berikut :
1. Pengertian SNARS
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1, merupakan standar
akreditasi baru yang bersifat nasional dan diberlakukan secara nasional di Indonesia.
Disebut dengan edisi 1, karena di Indonesia baru pertama kali ditetapkan standar
nasional untuk akreditasi rumah sakit. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
edisi 1 berisi 16 bab. Dalam Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 yang
selanjutnya disebut SNARS Edisi 1 ini juga dijelaskan bagaimana proses
penyusunan, penambahan bab penting pada SNARS Edisi 1 ini, referensi dari setiap
bab dan juga glosarium istilah-istilah penting,termasuk juga kebijakan pelaksanaan
akreditasi rumah sakit
2. Persyaratan SNARS
Untuk rumah sakit yang akan melakukan akreditasi pertama kalinya,
kesesuaian dengan seluruh persyaratan akreditasi rumah sakit dinilai selama survei
awal. Untuk rumah sakit yang sudah terakreditasi, kesesuaian dengan persyaratan
akreditasi rumah sakit dinilai sepanjang siklus akreditasi, melalaui survei lokasi
langsung.
3. Standar SNARS
Pengelompokan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (SNARS
Edisi 1) sebagai berikut :
1) SASARAN KESELAMATAN PASIEN
SASARAN 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
SASARAN 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
SASARAN3:Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harusdiwaspadai
(High Alert Medications)
SASARAN 4: Memastikan lokasi pembedahan yang benar,prosedur yang
benar, pembedahan padapasien yang benar.
SASARAN 5 : Mengurangi risiko infeksi terkaitpelayanan kesehatan
SASARAN 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
2) STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
3) STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
4) PROGRAM NASIONAL
Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Menurukan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
Menurukan Angka Kesakitan TB
Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
Pelayanan Geriatri
Standar akreditasi yang digunakan mulai 1 januari 2018 adalah
STANDAR NASIONAL AKREDITASI UMUM RUMAH SAKIT EDISI 1
yang terdiri dari 16 bab yaitu :
Ada penambahan standar pada Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 ini
yaitu:
Pengendalian Reistensi Antimikroba (PRA) Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PRA) merupakan upaya pengendalian resistensi antimikroba
secara terpadu dan paripurna di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk
rumah sakit dan merupakan standar baru di dalam Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 ini. Standar ini dianggap perlu mengingat
Resistensi mikroba terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba,
antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang
mendunia, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat menurunkan
mutu dan meningkatkan risiko pelayanan kesehatan khususnya biaya dan
keselamatan pasien.
Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Rumah Sakit (IPKP)
Standar Integrasi Pelayanan dalam Pendidikan Klinis di Rumah Sakit (IPKP)
merupakan standar baru di Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.
Standar IPKP ini hanya diberlakukan untuk rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pendidikan tenaga kesehatan sesuai peraturan
perundang-undangan. Standar ini juga menunjukkan suatu kerangka untuk
mencakup pendidikan medis dan pendidikan staf klinis lainnya dengan
memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit
tersebut. Kegiatan pendidikan harus masuk dalam kerangka peningkatan
mutu dan keselamatan pasien rumah sakit, karena itu rumah sakit wajib
mempunyai sistem pengawasan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
terhadap aktivitas pendidikan yang dilaksanakan di rumah sakit.
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit/gangguan
akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan
yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara tepadu dengan pendekatan
multi disiplin yang bekerja sama secara interdisiplin. Dengan meningkatnya
sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan maka usia harapan hidup semakin
meningkat, sehingga secara demografi terjadi peningkatan populasi lanjut
usia. Oleh karena itu rumah sakit perlu menyelenggarakan pelayanan geriatri
sesuai dengan tingkat jenis pelayanan geriatri.
4. Sasaran
1) Rumah Sakit Swasta
2) Rumah Sakit Negeri
AKREDITASI SNI ISO 15189
(Akreditasi Internasional Khusus untuk Laboratorium Medis)
1. Pengertian
Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan judul Laboratorium medik –
Persyaratan mutu dan kompetensi, merupakan adopsi identik dari ISO 15189:2012,
Medical laboratories — Requirements for quality and competence, dengan metode
terjemahan dua bahasa (bilingual). Standar ini merupakan revisi dari SNI ISO
15189:2009, Laboratorium medik – Persyaratan khusus untuk mutu dan
kompetensi. Standar ini untuk digunakan sebagai acuan dalam menetapkan
persyaratan mutu dan kompetensi di laboratorium medik.
2. Persyaratan
Persyaratan Akreditasi SNI ISO 15189 (Akreditasi Internasional Khusus
untuk Laboratorium Medis)
Persyaratan Manajemen
4.1 Organisasi dan Manajemen
Pemilihan dan penggunaan layanan yang dibeli dari luar, peralatan dan
perlengkapan konsumsi, termasuk kriteria untuk pemeriksaan, penerimaan, dan
penolakan penyimpanan bahan ini sesuai dengan standar yang ditetapkan
sebelumnya.
Persyaratan Teknis
5.1 Personel
Definisi tanggung jawab, evaluasi personil, kompetensi dan pelatihan
persyaratan. Records - deskripsi pekerjaan, file personil, pelatihan catatan,
kompetensi evaluasi hasil harus dipelihara. Personil harus mampu
mengembangkan fungsi. Tanggung jawab direktur laboratorium dan
perancangnya terdaftar dalam topik ini.
5.2 Kondisi akomodasi dan lingkungan
Kontrol dari proses analisis: validasi, referensi dan interval kritis dan
prosedur yang didokumentasikan. Item ini alamat sekumpulan informasi
yang akan disertakan, jika berlaku, didokumentasikan
5.6 Jaminan mutu prosedur pemeriksaan
Definisi kriteria untuk penyimpanan dan aman dari contoh utama, dan
meninjau hasil rilis.
3. Standar
4. Sasaran
1) Laboratorium uji medis
2) Laboratorium uji klinis
3) Laboratorium Patologis
4) Laboratorium pendidikan dan pengembangan medis
ISO 9002
Purchasing
Menyatakan bahwa salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah
penilaian pemasok ( assessment of subcontractors ). Metode ysng digunakan
dalam memberikan penilaian dapat disesuaikan dengan kebijakan perusahaan
dan ISO 9002 tidak menentukan metode apa yang harus dipenuhi atau
dilaksanakan untuk memberikan penilaian kepada pemasok. ISO 9002
menyatakan bahwa perusahaan harus memilih berdasarkan kemampuan mereka
untuk memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, termasuk persyaratan-
persyaratan tentang mutu. Jika hal ini telah dipenuhi, maka perusahaan
dianggap telah memenuhi persyaratan purchasing ISO 9002.
Management responbility
Kebijakan mutu menyatakan bahwa perusahaan harus menjamin
kebijakan mutu untuk dimengerti,di implementasikan dan dipelihara pada
semua tingkatan dalam perusahaan. ISO 9002 tidak menyinggung sama sekali
bagaimana caranya agar kebijakan mutu tersebut dimengerti, diimplementasi
dan dipelihara pada semua tingkat jabatan dalam perusahaan. Jika perusahaan
telah melaksanakan persyaratan tersebut dengan berbagai cara, dapat dikatakan
bahwa perusahaan sudah memenuhi persyaratan ISO 9002 khususnya tentang
kebijakan mutu.
3. Sasaran
1) Laboratorium
2) Perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 2017.Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (
http://www.pdpersi.co.id/kanalpersi/manajemen_mutu/data/snars_edisi1.pdf )
http://dokumen.tips/documents/makalah-iso-2009.html