Anda di halaman 1dari 30

1

2.1.4 Pelaksana dan Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit


Akreditasi rumah sakit di Indonesia adalah suatu program yang
dilaksanakan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit Indonesia (KARS), sebuah
lembaga independen yang dibentuk oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia untuk menyusun standar akreditasi, melakukan proses akreditasi dan
memberikan sertifikat akreditasi kepada rumah sakit-rumah sakit yang telah
memenuhi persyaratan standar akreditasi. Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Indonesia (KARS) menganut sistem standar terbuka. Artinya, persyaratan-
persyaratan mutu rumah sakit dapat diketahui oleh semua orang dan dapat
diterapkan oleh semua rumah sakit, akan tetapi hanya Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) yang dapat memberikan sertifikat akreditasi.
Rumah sakit yang akan menjalani survey akreditasi untuk pertama kali
diharuskan memiliki catatan balik ke belakang (track record) 4 (empat) bulan
bukti sudah mematuhi standar, sedangkan untuk rumah sakit yang akan menjalani
survei ulang diharuskan dapat menunjukkan catatan balik ke belakang selama 12
(dua belas) bulan. Dalam melakukan survei akreditasi rumah sakit, surveyor akan
menilai kepatuhan rumah sakit terhadap standar melalui mekanisme sebagai
berikut :
1. Menerima informasi lisan tentang pelaksanaan standar atau contoh dari
pelaksanaan standar.
2. Melakukan pengamatan pelayanan, kegiatan, fasilitas, sarana dan prasarana
dan lingkungan rumah sakit.
3. Melakukan telaah dokumen yang dapat membuktikan adanya kepatuhan dan
membantu memberi wawasan kepada surveior tentang fungsi dan tugas rumah
sakit secara operasional.
Pelaksanaan survei dilakukan menggunakan metoda telusur untuk
mengikuti contoh dari pengalaman pasien yang memperoleh pelayanan di rumah
sakit serta melakukan evaluasi komponen dan sistem pelayanan. Adapun langkah-
langkah pelaksanaan survei adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan pertemuan
2. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dan MDGs.
2

3. Perencanaan survei.
4. Telaah dokumen.
5. Verifikasi dan masukan.
6. Telaah rekam medis pasien secara tertutup (pasien sudah pulang).
7. Kunjungan ke area pelayanan pasien yang dipandu oleh kegiatan telusur.
8. Kegiatan survei yang terarah (terfokus/di luar rencana, karena ada temuan).
9. Telaah dari lingkungan, bangunan, sarana dan prasarana.
10. Wawancara dengan pimpinan (beberapa jenjang).
11. Persiapan surveior membuat laporan.
12. Pertemuan penutup survei dengan pimpinan (exit conference).

2.1.5 Pelaporan, Keputusan Hasil Survei dan Publikasi Akreditasi Rumah


Sakit
Setelah survei dilakukan, maka surveior akan membuat laporan dengan
format yang sudah ditetapkan KARS. Laporan akan dikirim dengan e-mail ke
KARS paling lambat 1 (satu) minggu setelah survei dilakukan. Beberapa hal yang
akan dilaporkan adalah sebagai berikut:
1. Hasil penilaian untuk masing-masing bab dan capaiannya.
2. Rekomendasi per elemen penilaian yang skor kurang dari 10
3. Formulir pendukung yang telah diisi
Laporan hasil survei akreditasi akan ditelaah oleh Tim Penilai yang
dibentuk oleh Ketua KARS. Berdasarkan hasil telaah, Tim penilai mengusulkan
status survei akreditasi kepada Ketua KARS dan kemudian Ketua KARS
menerbitkan sertifikat kelulusan akreditasi berdasarkan usulan dari Tim Penilai.
Keputusan akhir akreditasi diberikan berdasar kepatuhan rumah sakit
melaksanakan standar akreditasi. Rumah sakit tidak menerima hasil akhir dalam
skor angka sebagai bagian dari keputusan akhir. Jika rumah sakit berhasil
memenuhi ketentuan, maka Akreditasi akan diberikan. Keputusan ini
menunjukkan bahwa rumah sakit sudah mematuhi semua standar pada saat
dilakukan survei setempat (on-site survei).
Berdasarkan hasil rekomendasi survei, Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) akan mewajibkan rumah sakit membuat Perencanaan Perbaikan Strategis
3

(PPS) yang harus dikirimkan ke Komisi Akreditasi Rumah Sakit paling lambat 2
(dua) minggu setelah rekomendasi diterima oleh rumah sakit. Setelah
pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit, KARS akan mengirimkan
kuesioner evaluasi pelaksanaan survei (angket survei) yang harus diisi oleh
rumah sakit dan dikirimkan kembali ke KARS. Adapun ketentuan hasil survey
adalah sebagai berikut:
1. Lulus Akreditasi
a. Kriteria kelulusan dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu:
Akreditasi Tingkat Dasar
RS mendapat sertifikat akreditasi tingkat dasar bila nilai masing-masing 4
bab dasar (SKP, HPK, PPK, PMKP) minimal 80 %, bab lainnya nilai
kurang dari 80 % tetapi masih diatas 20 %.
Akreditasi Tingkat Madya
RS mendapat sertifikat tingkat madya bila nilai masing-masing 4 bab
dasar dan 4 bab lainnya minimal 80 % dan 7 bab lainnya nilai kurang dari
80 % tetapi masih diatas 20 %.
Akreditasi Tingkat Utama
RS mendapat sertifikat akreditasi tingkat utama bila nilai masing-masing 4
bab dasar dan 8 bab lainnya minimal 80 % dan 3 bab lainnya nilai kurang
dari 80 % tetapi masih diatas 20 %.
Akreditasi Tingkat Paripurna
RS mendapat sertifikat akreditasi tingkat paripurna bila setiap bab dari
standar akreditasi rumah sakit mempunyai nilai minimal 80 %.
b. Bila rumah sakit belum terakreditasi paripurna, maka untuk akreditasi
selanjutnya (akreditasi ulang 3 tahun lagi) harus terjadi peningkatan status
akreditasi. Misalnya, pada waktu akreditasi pertama rumah sakit
mendapat status akreditasi tingkat dasar, maka pada waktu akreditasi
kedua status akreditasinya minimal harus tingkat madya.
2. Diberikan kesempatan perbaikan/re-survei/remedial
a. Tujuan dari re-survei adalah untuk perbaikan hasil survei pada rumah
sakit yang mendapat sertifikat akreditasi tingkat dasar, madya dan utama
b. Ketentuan re-survei (remedial) sebagai berikut :
4

diajukan oleh rumah sakit dengan biaya ditanggung oleh rumah sakit.
Re-survei (remedial) dapat diajukan pada bab yang nilainya diatas 60 %.
Re-survei (remedial) dilakukan 3 6 bulan setelah survei dilakukan
Surveior akan ditunjuk oleh KARS, jumlah surveior dan jumlah hari
survei tergantung besar kecilnya rumah sakit dan banyaknya bab yang
dilakukan re-survei.
3. Tidak Lulus
4 Bab dasar dibawah 80%
Dan atau ada bab 11 lain dibawah 20%.
Rumah sakit dapat mengajukan akreditasi secepat-cepatnya 1 tahun,
selambat-lambatnya 3 tahun.
Rumah Sakit TIDAK diberi kesempatan remedial
Rumah sakit yang telah menerima pemberitahuan tentang keputusan
akreditasi selanjutnya dapat mempublikasikan pencapaian akreditasi ini kepada
masyarakat, media massa, pihak asuransi (third-party payers), dan sumber
rujukan rumah sakit. Untuk keperluan publikasi, rumah sakit dapat menggunakan
logo dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Informasi tentang status akreditasi akan dimuat di Web site Komisi
Akreditasi Rumah Sakit yang memungkinkan setiap orang untuk mengetahui
lokasi rumah sakit dan status akreditasinya. Setiap hasil keputusan status
akreditasi rumah sakit oleh KARS akan dilaporkan ke Kementerian Kesehatan
untuk di publikasikan sesuai ketentuan berlaku.
5

2.2 Rekam Medis


2.2.1 Definisi Rekam Medis
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 Ayat (1), rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Sesuai dengan UU Praktik Kedokteran No. 29 Pasal 46 ayat (1) Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 749a/ Menkes/ Per/ XII/
1989, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatatn dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, dan pelayanan lain kepada pasien pada
sarana pelayanan kesehatan.

2.2.2 Tujuan Rekam Medis


Tujuan rekam medis adalah untuk menciptakan tertib administrasi dalam
rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tertib
administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam upaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit karena rekam medis mengolah informasi dari
pasien untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.

2.2.3 Manfaat/ Kegunaan Rekam Medis


John. R. Mc Gibony seperti yang dikutip oleh Riskina (2007)
mengungkapkan manfaat atau kegunaan rekam medis dapat dilihat dari berbagai
aspek yang dikenal dengan ALFRED aspect, yaitu:
a) Aspek Administrasi (Administration Aspect)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai
tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b) Aspek Hukum (Legal Aspect)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
6

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan


dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti
untuk menegakkan keadilan.
c) Aspek Keuangan (Financial Aspect)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan, karena isinya
dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan
di rumah sakit. Tanpa adanya bukti catatan tindakan/ pelayanan, maka
pembayaran tidak dapat dipertanggungjawabkan.
d) Aspek Penelitian (Research Aspect)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
e) Aspek Pendidikan (Education Aspect)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dari
kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut
dapat digunakan sebagai referensi/ bahan pengajaran di bidang profesi si
pemakai.
f) Aspek Dokumentasi (Documentation Aspect)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.
Lebih rinci lagi rekam medis juga berguna bagi dokter, perawat yang
merawat pasien, dan bagi rumah sakit itu sendiri seperti berikut:
1. Kegunaan rekam medis bagi dokter:
a. Sebagai sarana untuk mencatat riwayat hidup pasien dan keluarganya,
mencatat hasil pemeriksaan penunjang rekam medis seperti laboratorium,
radiologi, diagnostic, EKG, EEG, tindakan-tindakan khusus seperti biopsi,
operasi, lumbal punksi, endoskopi, dan sebagainya guna menetapkan
diagnosis dan langkah-langkah pengobatan selanjutnya;
b. Sebagai bahan penelitian dokter untuk memajukan ilmu kedokteran;
c. Sebagai sarana pencatatan terapi yang diberikan serta perkembangan
7

pengobatan, untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya;


d. Sebagai sarana komunikasi antar tenaga kesehatan, misalnya untuk
mencatat instruksi kepada perawat atau petugas kesehatan lainnya, dan
sebagai sarana pencatatan konsultasi antara tenaga medis.
2. Kegunaan rekam media bagi perawat:
a. Sebagai saranan pencatatan pelaksanaan pekerjaan yang telah
diinstruksikan oleh dokter kepada perawat yang bersangkutan;
b. Sebagai sarana monitoring keadaan pasien, misalnya suhu, nadi,
pernapasan dan sebagainya;
c. Sebagai sarana pencatatan asuhan keperawatan yang telah diberikan, mulai
dari diagnosis keperawatan, sampai kepada tindakan keperawatan dan
tindaklanjutnya.
3. Kegunaan rekam medis bagi rumah sakit:
a. Rekam medis merupakan sumber data yang baik untuk mengukur mutu
rumah sakit, misalnya untuk menghitung LOS (Length of Stay), BOR (Bed
Occupancy Rate), TOI (Turn Over Index) dan indikator lainnya;
b. Tenaga kesehatan yang melayani pasien, seperti dokter, perawat dan dokter
konsultan, mendapatkan informasi yang lengkap dan terintegrasi dari setiap
pasien yang ditanganinya;
c. Merupakan sumber kasus untuk pendidikan dan pengembangan dokter dan
perawat di rumah sakit;
d. Sumber informasi untuk klaim pembayaran pada pihak ketiga;
e. Sebagai data otentik di pengadilan bila rumah sakit terlibat dalam masalah
hukum.

2.2.4 Kepemilikan Rekam Medis


Secara hukum tidak ada bantahan terhadap kepemilikan rekam medis oleh
rumah sakit. Rumah sakit sebagai pemilik segala catatan yang ada dirumah sakit,
termasuk rekam medis. Hal ini mengingat karena catatan-catatan yang terdapat
dalam berkas rekam medis merupakan rangkaian kegiatan pelayanan yang
diberikan oleh instansi pelayanan kesehatan kepada pasien. Bukti dokumentasi
tersebut adalah sebagai tanda bukti rumah sakit terhadap segala usaha dalam
8

penyembuhan pasien. Isi rekam medis juga akan menunjukkan baik buruknya
upaya penyembuhan yang dilakukan oleh instansi pelayanan kesehatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para petugas pelayanan
kesehatan yang terlibat pada pelayanan kesehatan kepada pasien (Permenkes RI
No. 749a/ Menkes/ Per/ XII/ 1989) antara lain:
1. Rekam medis tidak diperkenankan keluar dari rumah sakit kecuali atas perintah
pengadilan;
2. Petugas rekam medis bertanggung jawab penuh terhadap kelengkapan dan
penyediaan berkas yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan oleh pasien;
3. Petugas rekam medis betul-betul menjaga agar berkas tersebut tersimpan dan
tertata dengan baik dan terlindung dari kemungkinan pencurian berkas atau
pembocoran isi rekam medis;
4. Petugas rekam medis harus menghayati berbagai peraturan mengenai prosedur
penyelesaian pengisian berkas rekam medis maupun tata cara pengolahan
berkas secara terperinci, agar berkas rekam medis dapat memberikan
perlindungan hukum bagi rumah sakit, petugas pelayanan kesehatan maupun
pasien.
Dengan demikian terlihat jelas bahwa isi rekam medis adalah milik pasien,
tetapi bukan berarti pasien diperkenankan untuk membawa berkas rekam
medisnya pulang. Pemahaman pasien terhadap isi rekam medisnya tergantung
pada kesanggupan pasien untuk mendengat informasi mengenai penyakitnya yang
dijelaskan oleh dokter yang merawatnya. Sedangkan resume medis yang
dikeluarkan oleh dokter rumah sakit dapat difotocopy dan dilegalisir serta
diteruskan kepada dokter rujukan apabila dokter rujukan menghendaki informasi
mengenai penyakit pasien yang lebih terperinci, tentunya atas ijin pimpinan
rumah sakit dan sepengetahuan kepala rekam medis. Harus diingat bahwa rumah
sakit senantiasa wajib memegang berkas asli, kecuali untuk resep obat pasien.

2.2.5 Kerahasiaan Rekam Medis


Pada dasarnya informasi yang bersumber dari rekam medis dapat
dikategorikan dalam dua kategori, yaitu:
1. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan
9

Merupakan laporan atau catatan yang terdapat dalam rekam medis


sebagai hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara dengan
pasien. Informasi ini tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak
berwenang karena menyangkut individu langsung si pasien. Pemberitahuan
kepenyakitan kepada pasien atau keluarga pasien menjadi tanggung jawab
dokter yang merawatnya, pihak lain tidak memiliki hak sama sekali.
2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan
Jenis informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan adalah perihal
identitas pasien serta informasi lain yang tidak mengandung nilai medis.
Namun, ada kalanya identitas pasien pun dianggap perlu disembunyikan dari
pemberitahuan, misalnya apabila pasien tersebut adalah orang yang terpandang
di masyarakat ataupun apabila pasien adalah seorang tanggungan polisi. Hal ini
semata-mata dilakukan demi ketenangan pasien dan demi tertibnya keamanan
rumah sakit dari pihak-pihak yang mungkin mengganggu.
Permenkes RI No. 749a/ Menkes/ Per/ XII/ 1989 dalam bab III pasal II
menjelaskan dengan tegas bahwa Rekam Medis merupakan berkas yang wajib
dijaga kerahasiaannya, sedangkan dalam bab III pasal 12 dijelaskan bahwa
pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat
pasien dengan ijin tertulis pasien, pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat
memaparkan isi rekam medis tanpa seijin pasien berdasarkan peraturan-peraturan
perundangan-undangan.

2.2.6 Rekam Medis dalam Akreditasi Rumah Sakit


Kelengkapan rekam medis meruipakan unsur pokok dalam penilaian
akreditasi rumah sakit. Melalui penelusuran berkas rekam medis, kepatuhan
rumah sakit dan staf yang bertugas akan standar akreditasi yang telah ditetapkan
dapat dinilai.
Beberapa standar yang akan dinilai berkaitan dengan rekam medis dalam
akreditasi rumah sakit berjumlah 10 standar dengan 41 elemen penilaian, sebagai
berikut:
1. Standar MKI.19
Rumah sakit membuat/ memprakarsai dan memelihara rekam medis untuk
10

setiap pasien yang menjalani asesmen/ pemeriksaan (assessed) atau diobati.


Elemen Penilaian MKI.19:
a. Rekam medis dibuat untuk setiap pasien yang menjalani asesmen atau
diobati oleh rumah sakit.
b. Rekam medis pasien dipelihara dengan menggunakan pengidentifikasi
pasien yang unik/ khas menandai pasien atau metode lain yang efektif.
2. Standar MKI.19.1
Rekam medis memuat informasi yang memadai/ cukup untuk mengidentifikasi
pasien, mendukung diagnosis, justifikasi/ dasar pembenaran pengobatan,
mendokumentasikan pemeriksaan dan hasil pengobatan dan meningkatkan
kesinambungan pelayanan diantara para praktisi pelayanan kesehatan.
Elemen Penilaian MKI.19.1:
a. Isi spesifik dari berkas rekam medis pasien telah ditetapkan oleh RS.
b. Rekam medis pasien berisi informasi yang memadai untuk
mengidentifikasi pasien.
c. Rekam medis pasien berisi informasi yang memadai untuk mendukung
diagnosis.
d. Rekam medis pasien berisi informasi yang memadai untuk member
justifikasi pelayanan dan pengobatan.
e. Rekam medis pasien berisi informasi yang memadai untuk
mendokumentasikan jalannya/course dan hasil pengobatan.
3. Standar MKI.19.1.1
Rekam medis setiap pasien yang menerima pelayanan emergensi memuat/
mencantumkan jam kedatangan, kesimpulan saat mengakhiri pengobatan,
kondisi pasien pada saat dipulangkan, dan instruksi tindak lanjut pelayanan.
Elemen Penilaian MKI.19.1.1:
a. Rekam medis pasien emergensi memuat jam kedatangan.
b. Rekam medis pasien emergensi memuat kesimpulan ketika pengobatan
diakhiri.
c. Rekam medis pasien emergensi memuat kondisi pasien pada saat
dipulangkan.
d. Rekam medis pasien emergensi memuat instruksi tindak lanjut pelayanan.
11

4. Standar MKI.19.2
Kebijakan rumah sakit mengidentifikasi mereka yang berhak untuk mengisi
rekam medis pasien dan menentukan isi dan format rekam medis.
Elemen Penilaian MKI.19.2:
a. Mereka yang mendapat otorisasi untuk mengisi rekam medis pasien diatur
dalam kebijakan rumah sakit.
b. Format dan lokasi pengisian ditentukan dalam kebijakan rumah sakit.
c. Ada proses untuk menjamin bahwa hanya yang mempunyai otorisasi/
kewenangan yang dapat mengisi berkas rekam medis pasien.
d. Ada proses yang mengatur bagaimana isi rekam medis pasien dikoreksi
atau ditulis ulang.
e. Mereka yang mempunyai otorisasi untuk akses ke rekam medis pasien
diidentifikasi dalam kebijakan rumah sakit.
f. Ada proses untuk menjamin hanya individu yang mempunyai otorisasi
yang mempunyai akses ke rekam medis pasien.
5. Standar MKI.19.3
Setelah mengisi catatan di rekam medis setiap pasien, dituliskan juga identitas
penulisnya.
Elemen Penilaian MKI.19.3:
a. Pada setiap pengisian rekam medis dapat diidentifikasi siapa yang mengisi.
b. Tanggal pengisian rekam medis dapat diidentifikasi.
c. Bila dipersyaratkan oleh rumah sakit, waktu/ jam pengisian rekam medis
dapat diidentifikasi.
6. Standar MKI.19.4
Sebagai bagian dalam kegiatan peningkatan kinerja, rumah sakit secara regular
melakukan asesmen terhadap isi dan kelengkapan berkas rekam medis pasien.
Elemen Penilaian MKI.19.4:
a. Rekam medis pasien direview secara regular/ teratur.
b. Review menggunakan sample yang mewakili/ representatif.
c. Review dilakukan oleh dokter, perawat dan profesi lain yang diberi
otorisasi untuk pengisian rekam medis atau mengelola rekam medis
pasien.
12

d. Review berfokus pada ketepatan waktu, dapat terbaca dan kelengkapan


berkas rekam medis.
e. Isi rekam medis yang disyaratkan oleh peraturan dan perundang-undangan
dimasukkan dalam proses review.
f. Berkas rekam medis pasien yang masih aktif dirawat dan pasien yang
sudah pulang dimasukkan dalam proses review.
g. Hasil proses review digabungkan ke dalam mekanisme pengawasan mutu
rumah sakit.
7. Standar MKI.20
Kumpulan data dan informasi mendukung asuhan pasien, manajemen rumah
sakit, dan program manajemen mutu.
Elemen Penilaian MKI.20:
a. Kumpulan data dan informasi mendukung asuhan pasien.
b. Kumpulan data dan informasi mendukung manajemen rumah sakit.
c. Kumpulan data dan informasi mendukung program manajemen kualitas/
mutu.
8. Standar MKI.20.1
Rumah sakit mempunyai proses untuk mengumpulkan data dan telah
menetapkan data dan informasi apa yang secara rutin (regular) dikumpulkan
untuk memenuhi kebutuhan staf klinis dan manajemen di rumah sakit, serta
agen/ badan/ pihak di luar rumah sakit.
Elemen Penilaian MKI.20.1:
a. Rumah sakit memiliki proses untuk membuat kumpulan data dalam
merespon sesuai identifikasi kebutuhan pengguna.
b. Rumah sakit memberikan data yang dibutuhkan kepada lembaga diluar
rumah sakit.
9. Standar MKI.20.2
Rumah sakit mempunyai proses untuk menggunakan atau berpartisipasi dalam
database eksternal.
Elemen Penilaian MKI.20.2:
a. Rumah sakit memiliki proses untuk berpartisipasi atau menggunakan
informasi dari data base eksternal.
13

b. Rumah sakit berkontribusi terhadap data atau informasi data base


eksternal sesuai peraturan dan perundang-undangan.
c. Rumah sakit membandingkan kinerjanya dengan menggunakan rujukan/
referensi dari data base eskternal.
d. Keamanan dan kerahasiaan dijaga ketika berkontribusi atau menggunakan
data base eskternal.
10. Standar MKI.21
Praktisi pelayanan kesehatan, peneliti, pendidik, dan manajer seringkali
membutuhkan informasi untuk membantu mereka dalam pelaksanaan tanggung
jawab. Informasi demikian termasuk literature ilmiah dan manajemen,
pedoman praktek klinis, temuan penelitian, dan metode pendidikan, internet,
materi cetakan di perpustakaan, sumber pencarian on-line dan materi pribadi
semuanya merupakan sumber yang bernilai bagi informasi terkini.
Elemen Penilaian MKI.21:
a. Informasi ilmiah terkini dan informasi lain untuk mendukung pelayanan
pasien.
b. Informasi ilmiah terkini dan informasi lain untuk mendukung pendidikan
klinik.
c. Informasi ilmiah terkini dan informasi lain untuk mendukung riset.
d. Informasi professional terkini dan informasi lain untuk mendukung
manajemen.
e. Tersedia informasi dalam kerangka waktu yang sesuai dengan harapan
pengguna.

2.2.7 Penilaian Standar Rekam Medis dalam Akreditasi Rumah Sakit


Penilaian suatu standar dalam akreditasi rumah sakit dilaksanakan melalui
penilaian terpenuhinya elemen penilaian (EP) yang akan menghasilkan nilai
persentase bagi standar tersebut. Penilaian suatu elemen penilaian (EP) dinyatakan
sebagai berikut:
a. Tercapai Penuh (TP) diberikan skor 10, dengan ketentuan:
1. Temuan tunggal negatif tidak menghalangi nilai tercapai penuh dari
minimal 5 telusur pasien/ pimpinan/ staf.
14

2. Nilai 80% - 100% dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara,
observasi dan dokumen (misalnya, 8 dari 10) dipenuhi.
3. Data mundur tercapai penuh adalah sebagai berikut:
Untuk survei awal : selama 4 bulan ke belakang
Survei lanjutan : selama 12 bulan ke belakang
b. Tercapai Sebagian (TS) diberikan skor 5, dengan ketentuan:
1. Jika 20% sampai 79% (misalnya, 2 sampai 7 dari 10) dari temuan atau yang
dicatat dalam wawancara, observasi dan dokumen.
2. Bukti pelaksanaan hanya dapat ditemukan di sebagian area/ unit kerja yang
seharusnya dilaksanakan.
3. Regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap.
4. Kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan tetapi tidak dapat
dipertahankan.
5. Data mundur tercapai sebagian adalah sebagai berikut:
Untuk survei awal : 1 sampai 3 bulan mundur.
Untuk survei lanjutan : 5 sampai 11 bulan mundur.
c. Tidak Tercapai (TT) diberikan skor 0, dengan ketentuan:
1. Jika < 19 % dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara, observasi dan
dokumen.
2. Bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan di area/ unit kerja dimana harus
dilaksanakan.
3. Regulasi tidak dilaksanakan.
4. Kebijakan/ proses tidak dilaksanakan.
5. Data mundur tidak tercapai adalah sebagai berikut:
Untuk survei awal : kurang 1 bulan mundur.
Untuk survei lanjutan : kurang 5 sampai 11 bulan mundur.
d. Tidak Dapat Diterapkan (TDD), tidak masuk dalam proses penilaian dan
perhitungan. Sebuah Elemen Penilaian (EP) dinilai tidak dapat diterapkan jika
persyaratan dari EP tidak dapat diterapkan berdasar atas organisasi rumah
sakit, pelayanan, populasi, pasien dan sebagainya, contohnya organisasi rumah
sakit tidak melakukan riset.
Adapun ketentuan penilaian lainnya adalah sebagai berikut :
15

a. Mempertimbangkan dampak dan kekritisan


Skor dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti dampak atau
kekritisan terkait ketidak patuhan terhadap standar dan EP. Dampak diartikan
sebagai pengaruh atau hasil dari temuan. Kekritisan adalah tingkat atau ukuran
dari temuan yang penting. Penting untuk dicatat bahwa dampak dan kekritisan
tidak dapat ditentukan berdasar aturan atau berdasar pendapat individu.
Dampak dan kekritisan adalah keputusan dari seluruh anggota tim, biasanya
pada saat temuan dari setiap surveior diintegrasikan menjadi skor akhir dari
sebuah EP.
Dampak dan kekritisan mempengaruhi skor melalui dua cara sebagai
berikut :
1. Dampak dari persentase keluhan tertentu atau jumlah observasi yang tidak
memenuhi kepatuhan standar sangat menjadi penting. Sebagai contoh,
diketemukan di 1 (satu) berkas rekam medis pasien ada 12 resep obat tidak
lengkap yang dibuat oleh satu dokter mempunyai dampak kecil dan diberi
skor sebagai satu temuan. 12 (dua belas) resep yang tidak lengkap dibuat
oleh 12 dokter di rekam medis 12 pasien yang berbeda menunjukkan
adanya bahaya lebih besar untuk pasien dan akan diberi skor sebagai
temuan berlipat ganda. Jadi, contoh rekam medis atau resep untuk
dilakukan telaahan harus dipilih sedemikian rupa untuk dapat menunjukkan
dampak paling besar.
2. Kekritisan dari temuan, dan bukan jumlah observasi yang tidak memenuhi
kepatuhan (nonkomplains) juga penting. Sebagai contoh, observasi terhadap
1 blok exit darurat dari 12 exit darurat adalah temuan kritis jika exit yang
diobservasi tersebut berada di area pelayanan padat pasien. Observasi
menjadi kurang kritikal jika blok exit berada di area gudang yang tidak
banyak digunakan.
b. Elemen Penilaian yang multi tafsir
Setiap standar mempunyai sebuah Elemen Penilaian (EP) yang berisi
ketentuan-ketentuan (misalnya, element a sampai h terdapat di kalimat
Maksud dan Tujuan). Penjelasan diberikan di setiap standar bagaimana
evaluasi dilakukan terhadap maksud dan tujuan dan kemudian digabungkan
16

menjadi satu skor tunggal, contoh pada standar HPK.6.1, AP.1.9, dsb.

2.3 Konsep Evaluasi


Pengertian evaluasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti penilaian.
Definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown
(dalam Wiwit, 2009) adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu. Menurut Wirawan (2010) evaluasi adalah melakukan
pengukuran untuk memberikan angka-angka dalam kuantitas tertentu dimana
pengukuran Iebih bersifat kuantitatif, serta melakukan penilaian untuk
menentukan nilai dan sesuatu, penilaian lebih bersifat kualitatif. Pengukuran dapat
dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes terhadap standar yang
ditetapkan. Perbandingan yang telah diperoleh kemudian dikualitatifkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Scriven (1999) dalam Wirawan (2010)
mengemukakan dua model evaluasi, yaitu:
A. Goal Free Evaluation
Dalam melaksanakan evaluasi program, evaluator tidak perlu
memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, yang perlu diperhatikan
dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya (kinerja) suatu program,
dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi (pengaruh)
baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal yang
negatif (yang tidak diharapkan).
B. Evaluasi formatif-sumatif
Evaluasi formatif adalah suatu evaluasi yang biasanya dilakukan
ketika suatu program tertentu sedang dikembangkan dan biasanya dilakukan
lebih dari sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan. Tujuan dari
evaluasi formatif adalah untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat
tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program. evaluasi
formatif dilakukan untuk memberikan informasi evaluatif yang bermanfaat
untuk memperbaiki suatu program. Kegunaan evaluasi formatif dipengaruhi 2
faktor yaitu kontrol dan waktu.
Evaluasi sumatif yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara
keseluruhan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan pada
17

saat akhir proyek sesuai dengan jangka waktu proyek dilaksanakan. Untuk
evaluasi yang menilai dampak proyek, dapat dilaksanakan setelah proyek
berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata.
Evaluasi kinerja menurut Kosasih (2004) merupakan suatu proses umpan
balik atas kinerja yang lalu dan mendorong adanya produktivitas dimasa yang
akan datang. Evaluasi kinerja berfungsi untuk mengetahui tingkat keberhasilan
dan kegagalan suatu organisasi, serta memberi masukan untuk mengatasi
permasalahan yang ada.
Selanjutnya dalam pelaksanaan evaluasi kinerja dapat dilakukan dengan
mengevaluasi kegiatan dan sasaran, bisa juga mengevaluasi program dan
kebijakan yang telah ditetapkan. Bisa juga evaluasi dilakukan secara menyeluruh
sehingga akhirnya dapat disimpulkan kinerja organisasi (LAN, 2004).
1) Evaluasi Kinerja Kegiatan dan sasaran. Evaluasi terhadap kegiatan instansi
adalah bentuk paling kecil dari evaluasi kinerja organisasi. Seluruh atau
sebagian kegiatan dapat dievaluasi menurut prioritas manajemen instansi.
Tingkat pentingnya evaluasi sangat ditentukan oleh tingkat pentingnya
kegiatan itu sendiri. Jika kegiatan tersebut merupakan kegiatan pokok atau
kegiatan utama yang merupakan cirri organisasi instansi dalan pelayanan
kepada masyarakat atu kegiatan yang cukup dominan dalam rangka
menjalankan misi instansi, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan itu adalah
penting.
Evaluasi kinerja kegiatan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu: input-
proses-output dan input dan output, seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.1
Pendekatan Analisis Input-Proses-Output

Input Output
Proses
18

Dalam hal ini, baik input, proses maupun output diteliti dan dipelajari secara
mendalam. Pendekatan ini dapat memberikan rekomendasi atau feed back
tentang berbagai hal baik peningkatan hasil (output) maupun prosesnya.
Sedangkan model pendekatan analisis input-output dapat dilihat dalam gambar
dibawah ini:

Gambar 2.2
Pendekatan Analisis Input-Output

Input Output
Proses

Dalam model analisis ini, hanya input dan output yang diteliti dan dipelajari
secara mendalam, sedangkan prosenya merupakan black box yang dibiarkan
tidak diteliti dan dipelajari.
2) Evaluasi Program dan Kebijakan. Evaluasi program cenderung dilakukan
untuk mencari jawaban akan outcomes yang dihasilkan, sedangkan evaluasi
kebijakan mungkin saja mulai outcomes hingga dampak (impacts) yang terjadi
(LAN, 2004). Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.3
Model Evaluasi Program dan Kebijakan

Difokuskan untuk
Evaluasi Program mengetahui outcomes

Untuk mengetahui
Evaluasi Kebijakan outcomes maupun
impact
19

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

1.1.Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tinjauan pustaka diatas,
maka peneliti ingin melihat gambaran evaluasi penyelenggaraan rekam medis
dalam standar akreditasi rumah sakit di RS Sentra Medika Cibinong (Terpenuhi,
Terpenuhi Sebagian, dan Tidak Terpenuhi). Standar akreditasi yang akan dinilai
terdiri dari 10 standar yang meliputi: standar MKI 19, MKI.19.1, MKI.19.1.1,
MKI 19.2, MKI 19.3, MKI 19.4, MKI 20, MKI 20.1, MKI 20.2, dan standar MKI
21. Secara skematis, hubungan antara faktor input, proses dan output dapat dilhat
pada bagan dibawah ini:

EVALUASI

Standar Rekam Medis Hasil penilaian/ evaluasi :


Pasien dalam Akreditasi
Rumah Sakit versi 2012 :
1. TP (Terpenuhi Penuh)
1. Standar MKI.19 2. TS (Terpenuhi
2. Standar MKI.19.1 Sebagian)
3. Standar MKI.19.1.1 3. TT (Tidak Terpenuhi)
4. Standar MKI.19.2
5. Standar MKI.19.3
6. Standar MKI.19.4
7. Standar MKI.20
Hambatan yang
8. Standar MKI.20.1
mempengaruhi tidak
9. Standar MKI.20.2
tercapainya standar
10. Standar MKI.21
akreditasi rumah sakit

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


20

1.2. Definisi Operasional


No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil
1 Standar MKI.19: Setiap pasien yang menjalani Telaah Telaah Informasi mengenai penilaian/ evaluasi standar MKI.19 :
pemeriksaan atau diobati di rumah dokumen, dokumen, 1. TP (Terpenuhi Penuh), diberikan skor 10
Rumah sakit membuat/ memprakarsai sakit baik pasien rawat inap, rawat wawancara pedoman telaah dokumen: minimal 8 dari 10 dokumen yang
dan memelihara rekam medis untuk jalan, maupun yang dilayani di mendalam, wawancara diminta (80 %) lengkap
setiap pasien yang menjalani unit emergensi harus mempunyai dan observasi/ mendalam, wawancara mendalam: ditemukan jawaban ya atau
asesmen/ pemeriksaan (assessed) atau rekam medis yang diberi pengamatan dan lembar selalu, dapat menjawab sesuai konteks pertanyaan
diobati pengenal/ pengidentifikasi yang langsung. observasi/ observasi: kegiatan sudah berjalan minimal 4 bulan
unik untuk setiap pasien agar pengamatan. terakhir, regulasi dilaksanakan secara penuh/ lengkap
mudah ditemukan jika sewaktu- 2. TS (Terpenuhi Sebagian), diberikan skor 5
waktu kembali berobat, dan dijaga telaah dokumen: 20 % - 79 % dokumen yang diminta
dengan baik tersedia
Elemen Penilaian: wawancara mendalam: ditemukan jawaban tidak
a. Rekam medis dibuat untuk setiap Elemen Penilaian: selalu atau kadang-kadang
pasien yang menjalani asesmen a. Catatan pelayanan setiap observasi: kegiatan sudah berjalan 1-3 bulan terakhir,
atau diobati oleh rumah sakit pasien pasien yang menerima regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap,
b. Rekam medis pasien dipelihara pemeriksaan/ pengobatan kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan
dengan menggunakan dibuat oleh rumah sakit tetapi tidak dapat dipertahankan, bukti pelaksanaan
pengidentifikasian pasien yang dalam bentuk rekam medis. hanya dapat ditemukan disebagian area/ unit kerja
unik/ khas menandai pasien atau b. Catatan pelayanan pasien yang seharusnya dilaksanakan.
metode lain yang efektif dalam rekam medis dijaga 3. TT (Tidak Terpenuhi), diberikan skor 0
dengan baik melalui sistem telaah dokumen: < 19 % dokumen diminta tersedia
penyimpanan dan
wawancara mendalam: ditemukan jawaban jarang
pengambilan rekam medis
atau tidak pernah
yang efentif dengan
observasi: kegiatan sudah berjalan 1 bulan terakhir,
menggunakan sistem
regulasi tidak dilaksanakan, kebijakan/ proses tidak
penomoran yang khas agar
dilaksanakan, bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan
mudah ditemukan jika
disebagian area/ unit kerja yang seharusnya
sewaktu-waktu kembali
berobat dilaksanakan.
21

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil


2 Standar MKI.19.1: Rekam medis masing-masing Telaah Telaah Informasi mengenai penilaian/ evaluasi standar MKI.19.1 :
pasien harus menyajikan data-data dokumen, dokumen, 1. TP (Terpenuhi Penuh), diberikan skor 10
Rumah sakit memuat informasi yang yang dapat memenuhi kebutuhan wawancara pedoman telaah dokumen: minimal 8 dari 10 dokumen yang
memadai/ cukup untuk untuk mendukung upaya mendalam, wawancara diminta (80 %) lengkap
mengidentifikasi pasien, mendukung penegakkan jenis penyakit, dasar dan observasi/ mendalam, wawancara mendalam: ditemukan jawaban ya atau
diagnosis, justifikasi/ dasar pengobatan yang diberikan, dan pengamatan dan lembar selalu, dapat menjawab sesuai konteks pertanyaan
pembenaran pengobatan, untuk mendokumentasikan langsung. observasi/ observasi: kegiatan sudah berjalan minimal 4 bulan
mendokumentasikan pemeriksaan langkah-langkah dan hasil pengamatan. terakhir, regulasi dilaksanakan secara penuh/ lengkap
dan hasil pengobatan, dan pengobatan, serta dapat 2. TS (Terpenuhi Sebagian), diberikan skor 5
meningkatkan kesinambungan membantu meningkatkan integrasi telaah dokumen: 20 % - 79 % dokumen yang diminta
pelayanan diantara para praktisi dan keberlanjutan pelayanan tersedia
pelayanan kesehatan antara berbagai pelaksana usaha wawancara mendalam: ditemukan jawaban tidak
kesehatan kepada pasien. selalu atau kadang-kadang
Elemen Penilaian: Elemen Penilaian:
a. Isi spesifik dari berkas rekam observasi: kegiatan sudah berjalan 1-3 bulan terakhir,
a. Rumah sakit telah menyusun regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap,
medis pasien telah ditetapkan oleh sistem pencatatan informasi
rumah sakit. kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan
dalam rekam medis. tetapi tidak dapat dipertahankan, bukti pelaksanaan
b. Rekam medis pasien berisi b. Data-data mengenai identitas
informasi yang memadai untuk hanya dapat ditemukan disebagian area/ unit kerja
pasien tercatat dengan baik yang seharusnya dilaksanakan.
mengidentifikasi pasien. didalam rekam medis.
c. Rekam medis pasien berisi 3. TT (Tidak Terpenuhi), diberikan skor 0
c. Hasil pemeriksaan dicatat dalam
informasi yang memadai untuk telaah dokumen: < 19 % dokumen diminta tersedia
rekam medis untuk menetapkan
mendukung diagnosis. wawancara mendalam: ditemukan jawaban jarang
diagnosis.
d. Rekam medis pasien berisi atau tidak pernah
d. Alasan/ pertimbangan
informasi yang memadai untuk observasi: kegiatan sudah berjalan 1 bulan terakhir,
diberikannya pelayanan &
memberi justifikasi pelayanan dan pengobatan dicatat di dalam regulasi tidak dilaksanakan, kebijakan/ proses tidak
pengobatan. rekam medis. dilaksanakan, bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan
e. Rekam medis pasien berisi e. Semua catatan pengobatan dan disebagian area/ unit kerja yang seharusnya
informasi yang memadai untuk dilaksanakan.
hasil pengobatan dicatat dengan
mendokumentasikan jalannya/ lengkap didalam rekam medis.
course dan hasil pengobatan
22

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil


3 Standar MKI.19.1.1: Setiap pasien yang datang ke Telaah Telaah Informasi mengenai penilaian/ evaluasi standar MKI.19.1.1 :
rumah sakit dan mendapat dokumen, dokumen, 1. TP (Terpenuhi Penuh), diberikan skor 10
Rekam medis setiap pasien yang pelayanan emergensi (gawat wawancara pedoman telaah dokumen: minimal 8 dari 10 dokumen yang
menerima pelayanan emergensi darurat) mempunyai rekam medis mendalam, wawancara diminta (80 %) lengkap
memuat/ mencantumkan jam yang berisi informasi spesifik dan observasi/ mendalam, wawancara mendalam: ditemukan jawaban ya atau
kedatangan, kesimpulan saat mengenai waktu tiba, ikhtisar/ pengamatan dan lembar selalu, dapat menjawab sesuai konteks pertanyaan
mengakhiri pengobatan, kondisi hasil akhir pelayanan kesehatan, langsung. observasi/ observasi: kegiatan sudah berjalan minimal 4 bulan
pasien pada saat dipulangkan, dan keadaan pulang, dan arahan pengamatan. terakhir, regulasi dilaksanakan secara penuh/ lengkap
instruksi tindak lanjut pelayanan. kelanjutan pengobatan 2. TS (Terpenuhi Sebagian), diberikan skor 5
telaah dokumen: 20 % - 79 % dokumen yang diminta
tersedia
Elemen Penilaian: Elemen Penilaian: wawancara mendalam: ditemukan jawaban tidak
a. Rekam medis pasien emergensi a. Informasi mengenai waktu tiba selalu atau kadang-kadang
memuat jam kedatangan. di ruang gawat darurat dicatat observasi: kegiatan sudah berjalan 1-3 bulan terakhir,
b. Rekam medis pasien emergensi dalam rekam medis. regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap,
memuat kesimpulan ketika b. Informasi mengenai ikhtisar/ kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan
pengobatan diakhiri. hasil akhir dari pengobatan tetapi tidak dapat dipertahankan, bukti pelaksanaan
c. Rekam medis pasien emergensi gawat darurat dicatat dalam hanya dapat ditemukan disebagian area/ unit kerja
memuat kondisi pasien pada saat rekam medis. yang seharusnya dilaksanakan.
dipulangkan. c. Keadaan pasien gawat darurat 3. TT (Tidak Terpenuhi), diberikan skor 0
pada saat diperbolehkan pulang
d. Rekam medis pasien emergensi telaah dokumen: < 19 % dokumen diminta tersedia
dicatat dalam rekam medis.
memuat instruksi tindak lanjut wawancara mendalam: ditemukan jawaban jarang
d. Arahan/ langkah kelanjutan
pelayanan. atau tidak pernah
pelayanan pengobatan pasien
observasi: kegiatan sudah berjalan 1 bulan terakhir,
gawat darurat dicatat dalam
rekam medis. regulasi tidak dilaksanakan, kebijakan/ proses tidak
dilaksanakan, bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan
disebagian area/ unit kerja yang seharusnya
dilaksanakan.
23

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil


4 Standar MKI.19.2: Terdapat regulasi/ ketentuan yang Telaah Telaah Informasi mengenai penilaian/ evaluasi standar MKI.19.2 :
dibuat oleh rumah sakit untuk dokumen, dokumen, 1. TP (Terpenuhi Penuh), diberikan skor 10
Kebijakan rumah sakit menentukan akses terhadap wawancara pedoman telaah dokumen: minimal 8 dari 10 dokumen yang
mengidentifikasi mereka yang berhak informasi yang ada dalam rekam mendalam, wawancara diminta (80 %) lengkap
untuk mengisi rekam medis pasien medis mengenai siapa yang dan observasi/ mendalam, wawancara mendalam: ditemukan jawaban ya atau
dan menentukan isi dan format rekam mempunyai akses untuk membuat pengamatan dan lembar selalu, dapat menjawab sesuai konteks pertanyaan
medis. catatan medis pasien. langsung. observasi/ observasi: kegiatan sudah berjalan minimal 4 bulan
Elemen Penilaian: pengamatan. terakhir, regulasi dilaksanakan secara penuh/ lengkap
Elemen Penilaian: a. Regulasi/ ketentuan yang
a. Mereka yang mendapat otorisasi 2. TS (Terpenuhi Sebagian), diberikan skor 5
untuk mengisi rekam medis pasien
mengatur siapa saja staf RS telaah dokumen: 20 % - 79 % dokumen yang diminta
yang berwenang untuk tersedia
diatur dalam kebijakan rumah membuat catatan medis pasien.
sakit. wawancara mendalam: ditemukan jawaban tidak
b. Regulasi/ ketentuan yang selalu atau kadang-kadang
b. Format dan lokasi pengisian menjelaskan tentang lembar
ditentukan dalam kebijakan rumah observasi: kegiatan sudah berjalan 1-3 bulan terakhir,
rekam medis yang berlaku (isi regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap,
sakit. & tempat pembuatan).
c. Ada proses untuk menjamin bahwa c. Pengendalian dalam pengisian kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan
hanya yang mempunyai otorisasi/ tetapi tidak dapat dipertahankan, bukti pelaksanaan
rekam medis mengenai siapa hanya dapat ditemukan disebagian area/ unit kerja
kewenangan yang dapat mengisi saja yang berhak membuat
berkas rekam medis pasien. yang seharusnya dilaksanakan.
catatan medis. 3. TT (Tidak Terpenuhi), diberikan skor 0
d. Ada proses yang mengatur d. Pelaksanaan bila melakukan
bagaimana isi rekam medis pasien telaah dokumen: < 19 % dokumen diminta tersedia
perbaikan atau penulisan ulang
dikoreksi atau ditulis ulang. wawancara mendalam: ditemukan jawaban jarang
terhadap catatan medis.
e. Mereka yang mempunyai otorisasi e. Regulasi/ ketentuan yang atau tidak pernah
untuk akses ke rekam medis pasien observasi: kegiatan sudah berjalan 1 bulan terakhir,
mengidentifikasi bagi staf yang
diidentifikasi dalam kebijakan mempunyai kewenangan dalam regulasi tidak dilaksanakan, kebijakan/ proses tidak
rumah sakit. menggunakan/ memanfaatkan dilaksanakan, bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan
f. Ada proses untuk menjamin hanya data dalam rekam medis. disebagian area/ unit kerja yang seharusnya
individu yang mempunyai otorisasi f. Proses evaluasi bahwa hanya dilaksanakan.
yang mempunyai akses ke rekam petugas yang berwenang yang
medis pasien.
24

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil


dapat menggunakan data rekam
medis.
5 Standar MKI.19.3: Penulisan data dari petugas yang Telaah Telaah Informasi mengenai penilaian/ evaluasi standar MKI.19.3 :
telah membuat catatan rekam dokumen, dokumen, 1. TP (Terpenuhi Penuh), diberikan skor 10
Setelah mengisi catatan di rekam medis, beserta waktu wawancara pedoman telaah dokumen: minimal 8 dari 10 dokumen yang
medis setiap pasien, dituliskan juga pengisiannya. mendalam, wawancara diminta (80 %) lengkap
identitas penulisnya. dan observasi/ mendalam, wawancara mendalam: ditemukan jawaban ya atau
Elemen Penilaian: pengamatan dan lembar selalu, dapat menjawab sesuai konteks pertanyaan
Elemen Penilaian:
a. Pada setiap pengisian rekam medis
a. Kepastian untuk dapat langsung. observasi/ observasi: kegiatan sudah berjalan minimal 4 bulan
mengetahui/ identifikasi petugas pengamatan. terakhir, regulasi dilaksanakan secara penuh/ lengkap
dapat diidentifikasi siapa yang yang membuat catatan medis.
mengisi. 2. TS (Terpenuhi Sebagian), diberikan skor 5
b. Tanggal pengisian rekam medis
b. Keterangan yang mereferensi telaah dokumen: 20 % - 79 % dokumen yang diminta
kepada hari/ waktu tertentu tersedia
dapat diidentifikasi. dalam pembuatan rekam medis
c. Bila dipersyaratkan oleh rumah wawancara mendalam: ditemukan jawaban tidak
dapat diketahui. selalu atau kadang-kadang
sakit, waktu/ jam pengisian rekam c. Keterangan yang mereferensi
medis dapat diidentifikasi. observasi: kegiatan sudah berjalan 1-3 bulan terakhir,
kepada waktu tertentu, meliputi regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap,
tanggal dan jam dalam kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan
pembuatan rekam medis dapat tetapi tidak dapat dipertahankan, bukti pelaksanaan
diketahui sesuai ketentuan hanya dapat ditemukan disebagian area/ unit kerja
rumah sakit. yang seharusnya dilaksanakan.
3. TT (Tidak Terpenuhi), diberikan skor 0
telaah dokumen: < 19 % dokumen diminta tersedia
wawancara mendalam: ditemukan jawaban jarang
atau tidak pernah
observasi: kegiatan sudah berjalan 1 bulan terakhir,
regulasi tidak dilaksanakan, kebijakan/ proses tidak
dilaksanakan, bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan
disebagian area/ unit kerja yang seharusnya
dilaksanakan.
25

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil


6 Standar MKI.19.4: Rumah sakit secara teratur Telaah Telaah Informasi mengenai penilaian/ evaluasi standar MKI.19.4 :
melakukan pengkajian/ evaluasi dokumen, dokumen, 1. TP (Terpenuhi Penuh), diberikan skor 10
Sebagai bagian dalam kegiatan terhadap catatan kelengkapan wawancara pedoman telaah dokumen: minimal 8 dari 10 dokumen yang
peningkatan kinerja, rumah sakit data-data yang terdapat dalam mendalam, wawancara diminta (80 %) lengkap
secara reguler melakukan asesmen rekam medis dalam rangka upaya dan observasi/ mendalam, wawancara mendalam: ditemukan jawaban ya atau
terhadap isi dan kelengkapan berkas meningkatkan mutu pelayanan pengamatan dan lembar selalu, dapat menjawab sesuai konteks pertanyaan
rekam medis pasien. RS. langsung. observasi/ observasi: kegiatan sudah berjalan minimal 4 bulan
Elemen Penilaian: pengamatan. terakhir, regulasi dilaksanakan secara penuh/ lengkap
Elemen Penilaian: a. Pelaksanaan pengkajian rekam
a. Rekam medis pasien direview 2. TS (Terpenuhi Sebagian), diberikan skor 5
secara reguler/ teratur.
medis secara teratur/ berkala. telaah dokumen: 20 % - 79 % dokumen yang diminta
b. Pelaksanaan pengkajian rekam tersedia
b. Review menggunakan sample yang medis menggunakan contoh
mewakili/ representatif. wawancara mendalam: ditemukan jawaban tidak
yang tepat dan dapat mewakili selalu atau kadang-kadang
c. Review dilakukan oleh dokter, c. Pelaksanaan pengkajian rekam
perawat dan profesi lain yang observasi: kegiatan sudah berjalan 1-3 bulan terakhir,
medis dilakukan oleh tenaga regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap,
diberi otorisasi untuk pengisian medis, keperawatan dan
rekam medis atau mengelola rekam kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan
tenaga kesehatan lain yang tetapi tidak dapat dipertahankan, bukti pelaksanaan
medis pasien. diberi wewenang untuk
d. Review berfokus pada ketepatan hanya dapat ditemukan disebagian area/ unit kerja
membuat catatan medis/ yang seharusnya dilaksanakan.
waktu, dapat terbaca dan memelihara penggunaan
kelengkapan berkas rekam medis. 3. TT (Tidak Terpenuhi), diberikan skor 0
rekam medis.
e. Isi rekam medis yang telaah dokumen: < 19 % dokumen diminta tersedia
d. Pengkajian dipusatkan pada
dipersyaratkan oleh peraturan dan wawancara mendalam: ditemukan jawaban jarang
kesesuaian waktu, dapat
perundang-undangan dimasukkan atau tidak pernah
terbaca dengan jelas, dan
dalam proses review. observasi: kegiatan sudah berjalan 1 bulan terakhir,
kelengkapan isi rekam medis.
f. Berkas rekam medis pasien yang e. Pengisian rekam medis sesuai regulasi tidak dilaksanakan, kebijakan/ proses tidak
masih aktif dirawat dan pasien dengan regulasi yang berlaku. dilaksanakan, bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan
yang sudah pulang dimasukkan f. Pengkajian meliputi berkas disebagian area/ unit kerja yang seharusnya
dalam proses review. dilaksanakan.
rekam medis pasien yang
g. Hasil proses review digabungkan masih dirawat maupun yang
kedalam mekanisme pengawasan
26

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil


mutu rumah sakit. sudah pulang.
g. Hasil dari pengkajian rekam
medis merupakan bagian dari
program mutu/ peningkatan
pelayanan RS.
7 Standar MKI.20: Rumah sakit menghimpun dan Telaah Telaah Informasi mengenai penilaian/ evaluasi standar MKI.20 :
menganalisa kumpulan data-data dokumen, dokumen, 1. TP (Terpenuhi Penuh), diberikan skor 10
Kumpulan data dan informasi dan informasi untuk menyokong wawancara pedoman telaah dokumen: minimal 8 dari 10 dokumen yang
mendukung asuhan pasien, pelayanan kesehatan pasien, mendalam, wawancara diminta (80 %) lengkap
manajemen rumah sakit, dan program manajemen rumah sakit, serta dan observasi/ mendalam, wawancara mendalam: ditemukan jawaban ya atau
manajemen mutu. sebagai bagian penting dalam pengamatan dan lembar selalu, dapat menjawab sesuai konteks pertanyaan
Elemen Penilaian:
kegiata peningkatan kinerja langsung. observasi/ observasi: kegiatan sudah berjalan minimal 4 bulan
rumah sakit. pengamatan. terakhir, regulasi dilaksanakan secara penuh/ lengkap
a. Kumpulan data dan informasi
mendukung asuhan pasien. 2. TS (Terpenuhi Sebagian), diberikan skor 5
b. Kumpulan data dan informasi
Elemen Penilaian: telaah dokumen: 20 % - 79 % dokumen yang diminta
a. Penggunaan informasi dalam tersedia
mendukung manajemen rumah penyusunan SPO pelayanan
sakit. wawancara mendalam: ditemukan jawaban tidak
kedokteran yang berbasiskan selalu atau kadang-kadang
c. Kumpulan data dan informasi EBM (Evidence Based
mendukung program manajemen observasi: kegiatan sudah berjalan 1-3 bulan terakhir,
Medicine) regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap,
kualitas/ mutu. b. Penggunaan himpunan kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan
informasi untuk menyokong tetapi tidak dapat dipertahankan, bukti pelaksanaan
kegiatan manajemen rumah hanya dapat ditemukan disebagian area/ unit kerja
sakit. yang seharusnya dilaksanakan.
c. Penggunaan himpunan 3. TT (Tidak Terpenuhi), diberikan skor 0
informasi untuk dapat telaah dokumen: < 19 % dokumen diminta tersedia
meningkatkan kinerja rumah
wawancara mendalam: ditemukan jawaban jarang
sakit.
atau tidak pernah
observasi: kegiatan sudah berjalan 1 bulan terakhir,
27

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil


regulasi tidak dilaksanakan, kebijakan/ proses tidak
dilaksanakan, bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan
disebagian area/ unit kerja yang seharusnya
dilaksanakan.
8 Standar MKI.20.1: Rumah sakit menghimpun dan Telaah Telaah Informasi mengenai penilaian/ evaluasi standar MKI.20.1 :
menganalisis data yang secara dokumen, dokumen, 1. TP (Terpenuhi Penuh), diberikan skor 10
Rumah sakit mempunyai proses teratur digunakan untuk wawancara pedoman telaah dokumen: minimal 8 dari 10 dokumen yang
untuk mengumpulkan data dan telah memenuhi kebutuhan RS mendalam, wawancara diminta (80 %) lengkap
menetapkan data dan informasi apa (internal) dan luar RS (eksternal). dan observasi/ mendalam, wawancara mendalam: ditemukan jawaban ya atau
yang secara rutin (regular) pengamatan dan lembar selalu, dapat menjawab sesuai konteks pertanyaan
dikumpulkan untuk memenuhi Elemen Penilaian: langsung. observasi/ observasi: kegiatan sudah berjalan minimal 4 bulan
kebutuhan staf klinis dan manajemen a. Rumah sakit memiliki prosedur pengamatan. terakhir, regulasi dilaksanakan secara penuh/ lengkap
di rumah sakit, serta agen/ badan/ untuk membuat himpunan data 2. TS (Terpenuhi Sebagian), diberikan skor 5
pihak lain diluar rumah sakit. yang dapat digunakan untuk telaah dokumen: 20 % - 79 % dokumen yang diminta
memenuhi permintaan data tersedia
Elemen Penilaian: sesuai kebutuhan.
a. Rumah sakit memiliki proses untuk wawancara mendalam: ditemukan jawaban tidak
b. Rumah sakit mengeluarkan selalu atau kadang-kadang
membuat kumpulan data dalam informasi yang dibutuhkan oleh
merespon sesuai identifikasi observasi: kegiatan sudah berjalan 1-3 bulan terakhir,
instansi pemerintah diluar RS. regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap,
kebutuhan pengguna.
b. Rumah sakit memberikan data kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan
yang dibutuhkan kepada lembaga tetapi tidak dapat dipertahankan, bukti pelaksanaan
diluar rumah sakit hanya dapat ditemukan disebagian area/ unit kerja
yang seharusnya dilaksanakan.
3. TT (Tidak Terpenuhi), diberikan skor 0
telaah dokumen: < 19 % dokumen diminta tersedia
wawancara mendalam: ditemukan jawaban jarang
atau tidak pernah
observasi: kegiatan sudah berjalan 1 bulan terakhir,
regulasi tidak dilaksanakan, kebijakan/ proses tidak
dilaksanakan, bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan
28

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil


disebagian area/ unit kerja yang seharusnya
dilaksanakan.
9 Standar MKI.20.2 : Rumah sakit dapat memasukkan Telaah Telaah Informasi mengenai penilaian/ evaluasi standar MKI.20.2 :
dan menggunakan kumpulan data dokumen, dokumen, 1. TP (Terpenuhi Penuh), diberikan skor 10
Rumah sakit mempunyai proses yang dihimpun oleh pihak wawancara pedoman telaah dokumen: minimal 8 dari 10 dokumen yang
untuk menggunakan atau eksternal yang dapat digunakan mendalam, wawancara diminta (80 %) lengkap
berpartisipasi dalam database untuk membandingkan kinerja dan observasi/ mendalam, wawancara mendalam: ditemukan jawaban ya atau
eksternal. dengan rumah sakit sejenis, baik pengamatan dan lembar selalu, dapat menjawab sesuai konteks pertanyaan
Elemen Penilaian:
lokal maupun secara nasional dan langsung. observasi/ observasi: kegiatan sudah berjalan minimal 4 bulan
internasional. pengamatan. terakhir, regulasi dilaksanakan secara penuh/ lengkap
a. Rumah sakit memiliki proses untuk
berpartisipasi atau menggunakan 2. TS (Terpenuhi Sebagian), diberikan skor 5
informasi dari database eksternal.
Elemen Penilaian: telaah dokumen: 20 % - 79 % dokumen yang diminta
a. Rumah sakit dapat mengakses tersedia
b. Rumah sakit berkontribusi terhadap dan menggunakan kumpulan
data atau informasi database wawancara mendalam: ditemukan jawaban tidak
data yang dihimpun pihak selalu atau kadang-kadang
eksternal sesuai peraturan dan eskternal (luar RS).
perundang-undangan. observasi: kegiatan sudah berjalan 1-3 bulan terakhir,
b. Rumah sakit melakukan regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap,
c. Rumah sakit membandingkan pelaporan data eksternal sesuai
kinerjanya dengan menggunakan kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan
dengan ketentuan yang berlaku. tetapi tidak dapat dipertahankan, bukti pelaksanaan
rujukan/ referensi dari database c. Data yang dihimpun pihak
eskternal. hanya dapat ditemukan disebagian area/ unit kerja
eksternal dapat digunakan RS yang seharusnya dilaksanakan.
d. Keamanan dan kerahasiaan dijaga untuk membandingkan kinerja
ketika berkontribusi atau 3. TT (Tidak Terpenuhi), diberikan skor 0
dengan rumah sakit lain. telaah dokumen: < 19 % dokumen diminta tersedia
menggunakan database eksternal. d. Dalam penggunaan informasi
wawancara mendalam: ditemukan jawaban jarang
yang dihimpun oleh pihak
atau tidak pernah
eskternal, keamanan dan
observasi: kegiatan sudah berjalan 1 bulan terakhir,
kerahasiaan data harus dijaga
melalui penggunaan password regulasi tidak dilaksanakan, kebijakan/ proses tidak
& pembatasan siapa saja dilaksanakan, bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan
disebagian area/ unit kerja yang seharusnya
petugas yang berhak mengakses
dilaksanakan.
29

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil


10 Standar MKI.21: Rumah sakit mendukung Telaah Telaah Informasi mengenai penilaian/ evaluasi standar MKI.21 :
penggunaan informasi terbaru dokumen, dokumen, 1. TP (Terpenuhi Penuh), diberikan skor 10
Rumah sakit mendukung asuhan (dari internet, materi cetakan di wawancara pedoman telaah dokumen: minimal 8 dari 10 dokumen yang
pasien, pendidikan, riset, dan perpustakaan, sumber pencarian mendalam, wawancara diminta (80 %) lengkap
manajemen dengan informasi yang on-line dan materi pribadi) oleh dan observasi/ mendalam, wawancara mendalam: ditemukan jawaban ya atau
tepat waktu dari sumber data terkini. pihak pelayanan kesehatan, pengamatan dan lembar selalu, dapat menjawab sesuai konteks pertanyaan
Elemen Penilaian:
peneliti, pendidik, dan manajer langsung. observasi/ observasi: kegiatan sudah berjalan minimal 4 bulan
yang seringkali digunakan untuk pengamatan. terakhir, regulasi dilaksanakan secara penuh/ lengkap
a. Informasi ilmiah terkini dan membantu melaksanakan
informasi lain untuk mendukung 2. TS (Terpenuhi Sebagian), diberikan skor 5
pelayanan pasien.
tanggung jawabnya. telaah dokumen: 20 % - 79 % dokumen yang diminta
b. Informasi ilmiah terkini dan tersedia
Elemen Penilaian: wawancara mendalam: ditemukan jawaban tidak
informasi lain untuk mendukung a. Ketersediaan referensi untuk
pendidikan klinik. selalu atau kadang-kadang
menyokong pelayanan pasien. observasi: kegiatan sudah berjalan 1-3 bulan terakhir,
c. Informasi ilmiah terkini dan b. Ketersediaan referensi untuk
informasi lain untuk mendukung regulasi tidak dilaksanakan secara penuh/ lengkap,
menyokong proses kebijakan/ proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan
riset. pembelajaran medis.
d. Informasi professional terkini dan tetapi tidak dapat dipertahankan, bukti pelaksanaan
c. Ketersediaan referensi untuk hanya dapat ditemukan disebagian area/ unit kerja
informasi lain untuk mendukung menyokong penelitian.
manajemen. yang seharusnya dilaksanakan.
d. Ketersediaan referensi untuk 3. TT (Tidak Terpenuhi), diberikan skor 0
e. Tersedia informasi dalam kerangka menyokong pihak pengelola.
waktu yang sesuai dengan harapan telaah dokumen: < 19 % dokumen diminta tersedia
e. Ketersediaan referensi terbaru
pengguna. wawancara mendalam: ditemukan jawaban jarang
yang dapat memenuhi
atau tidak pernah
kebutuhan para pemakai
observasi: kegiatan sudah berjalan 1 bulan terakhir,
informasi.
regulasi tidak dilaksanakan, kebijakan/ proses tidak
dilaksanakan, bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan
disebagian area/ unit kerja yang seharusnya
dilaksanakan.
30

Anda mungkin juga menyukai