Anda di halaman 1dari 20

BAB VIII

MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS

KRITERIA
8.1.5

ELEMEN
DOKUMEN TERKAIT KETERANGAN
PENILAIAN
- SK pelayanan lab memuat tentang jenis
EP. 1 reagensia essensial dan bahan lain yang
harus tersedia
- SK pelayanan lab memuat tentang
menyatakan kapan reagensia tidak
EP. 2
tersedia(batas buffer stock untuk
melakukan order)
- SOP penyimpanan dan distribusi
reagensia
EP. 3
- Bukti peletakan reagen sesuai dengan
prosedur
- Panduan tertulis untuk evaluasi
reagensi,bukti evaluasi dan tindak lanjut
- Chek list monitoring dan evaluasi
EP. 4
ketersediaan dan penyimpanan reagensia
- Bukti pelaksanaan monitoring dan
evaluasi
- SOP penyediaan reagensia juga memuat
pelabelan reagensia
EP.5
- Kelengkapan pelabelan reagensia sesuai
prosedur
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN
Jalan Pura Utama – Kalibalangan, 34581

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN


NOMOR :445/ /P.50201//SK-UKP/2018

TENTANG

PELAYANAN LABORATORIUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnosa penyakit dan meningkatkan


pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Kalibalangan, maka perlu
dilakukan pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui permintaan,
pemeriksaan, dan pelayanan laboratorium puskesmas;
b. bahwa dalam melaksanakan pelayanan laboratorium dan menjamin
mutu pemeriksaan laboratorium di UPTD Puskesmas Kalibalangan
maka perlu reagen esensial yang harus tersedia, penetapan rentang
nilai rujukan hasil pemeriksaan laboratorium, waktu penyampaian
hasil pemeriksaan laboratorium, penandaan hasil laboratorium yang
kritis dan kasus kegawatdaruratan, agar memberi kejelasan kepada unit
pelayanan klinis untuk segera menindaklanjuti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan keputusan Kepala UPTD PuskesmasKalibalangan tentang
pelayanan laboratorium;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menteri kesehatan No. 657/MENKES/PER/VIII/2009
tentang Pengiriman Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan
Muatan Informasinya;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang
Jenis Penyakit Tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 364/MENKES/SK/III/2003 Tentang
Laboratorium Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kalibalangan Tentang Pelayanan
Laboratorium
KEDUA : Petugas laboratorium harus melaksanakan jenis- jenis pelayanan
laboratorium yang tersedia di UPTD Puskesmas Kalibalangan;
KETIGA : Jenis-jenis pelayanan laboratorium di UPTD Puskesmas Kalibalangan;
1. Permintaan pemeriksaan laboratorium oleh petugas pelayanan
klinis
2. Pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi
3. Kesehatan dan keselamatan kerja petugas laboratorium
4. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium
pasien umum dan pasien urgent(cito)
5. Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis
6. Jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia
7. Batas bufferstock reagen untuk pemesanan
8. Rentang nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan
laboratorium
9. Pengendalian mutu laboratorium
10. Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya, sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini maka
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Kalibalangan
Pada tanggal 03 Januari 2018

KEPALA UPTD PUSKESMAS


KALIBALANGAN,

SRI HARYATI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS KALIBALANGAN
Nomor : 445/ /P.50201/SK-UKP/2018

TENTANG PELAYANAN LABORATORIUM UPTD


PUSKESMAS KALIBALANGAN

PELAYANAN LABORATORIUM

1. Permintaan pemeriksaan adalah tujuan utama untuk menentukan pemeriksaan, untuk


mengetahui jenis pemeriksaan laboratorium dan untuk menentukan diagnosa penyakit.
Dengan menggunakan blanko permintaan pemeriksaan lab, sebelumnya pasien
mendaftar di loket pendaftaran, pasien diperiksa terlebih dahulu di PU/ Gigi / KIA/ KB
sebelum ke laboratorium. Pasien ke laborat sambil membawa blanko permintaan
pemeriksaan laborat.
2. Pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi bertujuan untuk menunjang diagnosis
penyakit, ditetapkan penandaan hasil laboratorium yang kritis, agar memberi kejelasan
kepada unit pelayanan klinis untuk segera menindaklanjuti. Guna meningkatkan mutu
dan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Kalibalangan.
3. Keselamatan dan Kesehatan kerja petugas laboratorium (K3) merupakan bagian dari
pengelolaan laborat, pemahaman keamanan laboratorium dengan melakukan tindakan
pengelolaan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia, mencegah
potensi infeksi dari petugas ke petugas lain untuk keluarga dan ke masyarakat. Petugas
laboratorium wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) dalam setiap tindakan.
4. Pelaporan hasil pemeriksaan laborat yang kritis adalah pelaporan hasil laboratorium
yang menggambarkan kondisi patofisiologi pasien yang nilainya diluar batas normal
yang telah disepakati bersama, baik dibawah / diatas nilai normal, dimana pasien
memerlukan intervensi tindakan medis segera karena dapat membahayakan
keselamatan pasien. Petugas memberi tanda dengan warna hijau pada hasil
laboratorium yang kritis. Selanjutnya waktu penyampaian hasil pemeriksaan laborat
disesuaikan dengan jenis pemeriksaan lab yang dilakukan, khusus pasien urgent / cito
maka waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium harus didahulukan dari
pasien lainnya.
5. Jenis reagen dan esensial yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan
untuk tiap pemeriksaan di laboratorium Puskesmas. Penanganan dan penyimpanan
reagen harus sesuai persyaratan.
6. Rentang Nilai Rujukan Hasil Pemeriksaan Laboratorium yaitu
a. Hematologi
- Hemoglobin: L : 14 -18 g/dl, P : 12-16 g/dl
- Hematokrit : L : 40-50 %, P : 45-55 %
- Eritrosit : L : 4,5 – 5,5 juta, P : 4 – 5 juta
- Leukosit : 5 – 10. 10³/ mm
- Trombosit : 150 – 400 10³/ µl
- Laju Endap darah : L : 0 – 10 mm/jam P : 0 - 20 mm/jam
b. Urinalisis
- Makroskopis : Kuning, Jernih
- PH :5–7
- Berat Jenis : 1,005 – 1,030
- Leukosit : < 20 / µl
- Nitrit : Negatif
- Protein :Negatif
- Glukosa : Negatif
- Keton : Negatif
- Urobilinogen : ≤ 1 mg/dl
- Bilirubin : Negatif
- Darah Samar : Negatif
- Sedimen : Leukosit : 0 – 3/ LPB

Eritrosit : 0 – 1/ LPB

Epitel : < 10 / LPK

Kristal : Negatif
c. Pemeriksaan Sputum / BTA : Negatif
d. Kimia Darah
- Glukosa Puasa: 70 – 104 md/ dL
- Glukosa 2 jam PP : 70 – 140 mg/ dL
- Glukosa Sewaktu : 80 – 200 mg/ dL
- Cholesterol total : < 200 mg/ dL
- Asam Urat : L : 3 – 7 mg/dl, P : 3 – 5 mg/dL
e. Immunoserologi
- HBsAgRDT : Non Reaktif
- HIV RDT : Non Reaktif
- Siphylis RDT : Non Reaktif
7. Dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dan menjamin dapat berlangsungnya
pemeriksaan secara berkesinambungan, maka perlu reagen esensial yang harus
tersedia di UPTD Puskesmas Kalibalangan, Adapun daftar reagen esensial yang
tersedia di UPTD Puskesmas Kalibalangan yaitu;

a). Alkohol 70 % h). Oil Immersi


b). Larutan truk i). Glucosure stik
c). Larutan reesecker j). UA sure stik
d). Na Citrat 3,8% k). PP Tes
e). Cholesterol stik l). HBsAg RDT
f). HCL 0,1 N m).HIV RDT
g). Reagen n) Sipilis RDT
Golongan Darah

8. Batas bufferstock reagensia untuk pemesanan dalam pengadaan ketersediaan reagen


disesuaikan dengan kebutuhan reagen dalam batas tertentu dengan dilakukan
penambahan 20% dari kebutuhan reagen sebagai bufferstock/ persediaan.

9. Pengendalian Mutu laboratorium adalah serangkaian kegiatan laboratorium dari


penerimaan pasien hingga penyerahan hasil kepada pasien. Dengan tujuan untuk
menjamin bahwa spesimen-spesimen yang diterima benar dan dari pasien yang benar
pula.

10. Prinsip pengelolaan limbah adalah pemisahan dan pengurangan volume, jenis limbah
harus diidentifikasikan dan dipilih serta mengurangi volume limbah. Klinis sebagai
syarat keamanan yang penting untuk petugas pembuangan sampah, petugas emergensi
dan masyarakat.

Mengetahui
KEPALA UPTD PUSKESMAS
KALIBALANGAN,

SRI HARYATI
PENYIMPANAN REAGEN DAN DISTRIBUSI
REAGEN
:445/
No. Dokumen
/P.50201/SOP-UKP/2018
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 15 januari 2018
Halaman :½
UPTD
Puskesmas dr. Hj. SRI HARYATI, M.Kes
NIP. 19730419 200501 2 006
Kalibalangan

1. Pengertian Suatu usaha yang bertujuan menjaga kualitas dan mutu reagen sesuai
dengan kaidah-kaidah tertentu.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk penyimpanan reagen dan
distribusi reagen
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kalibalangan No.445/ /P.50201/SK-UKP/2018
tentang pelayanan laboratorium
4. Referensi Good Laboratori practikal
5. Prosedur 1. Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen.

2. Petugas menggunakan reagen yang lebih dulu masuk (FIFO/First in


First out).

3. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa


pendek. (FEFO/Fist Expire First Out)

4. Petugas menyimpan reagen dalam botol kaca berwarna cokelat.

5. Petugas menyimpan reagen yang mengalami reaksi fotokimia dalam


botol plastik putih.

6. Petugas menjauhkan reagen dari sinar matahari langsung.

7. Petugas menyimpan reagen pada suhu ruangan atau suhu dingin (2-8oC).

8. Petugas tidak menyimpan reagen terlalu berdekatan karena dapat


bereaksi.

6. Unit Terkait Laboratorium

7. Rekaman Historis Perubahan


No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
1
2
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN
Jalan Pura Utama – Kalibalangan, 34581

PANDUAN EVALUASI REAGENSIA

NO.DOKUMEN 445/ / /2018

TANGGAL TERBIT 15 januari


2018

NO.REVISI

HALAMAN 3

Ditetapkan,
Kepala UPTD Puskesmas Kalibalangan

Dr.Hj. Sri Haryati, M. Kes


NIP.19730419200501 2 006

UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN

TAHUN 2018
PANDUAN EVALUASI REAGENSIA LABORATORIUM

UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN

I. DEFINISI
Panduan evaluasi reagensia ini digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi
ketersediaan, masa kadaluarsa dan jenis-jenis reagensia di laboratorium UPTD
Puskesmas Kalibalangan.

II. RUANG LINGKUP


Panduan ini berlaku di lingkup laboratorium UPTD Puskesmas Kalibalangan.

III. TATA LAKSANA


Penyusunan panduan evaluasi reagensia laboratorium mengikuti PMK No. 43 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik pada BAB 4 Bahan Laboratorium,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013.
A. Tatalaksana Pemilihan Reagen
1. Reagen dipilih berdasarkan kebutuhan laboratorium.
2. Reagen dipilih berdasarkan produksi pabrik yang telah dikenal dan
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk.
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang.
5. Volume atau isi kemasan.
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai.
7. Mudah diperoleh di pasaran.
8. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis).
9. Pemasok/vendor.
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan.
11. Pelayanan purna jual.
12. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di Kementerian
Kesehatan.

B. Tata Laksana Pemilahan Menurut Jenis/Macam


Berdasarkan fungsinya bahan laboratorium dikelompokkan sebagai berikut :
1. Reagen
a. Untuk analisis di laboratorium harus dipilih reagen tingkat analitis.
b. Reagen yang sudah jadi (komersial) direkomendasikan sebagai pilihan
utama. Reagen buatan sendiri dipilih bila tidak tersedia reagen
jadi/komersial.
2. Bahan Standart
Bahan standar primer merupakan standar yang direkomendasi. Digunakan
dalam bentuk larutan untuk analisis.
3. Bahan Kontrol
Pemilihan bahan kontrol didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
a. Spesimen yang akan diperiksa.
Apabila spesimen yang diperiksa berasal dari manusia maka lebih baik
menggunakan bahan kontrol yang berasal dari manusia, karena beberapa
zat dalam bahan kontrol yang berasal dari binatang berbeda dengan
bahan kontrol berasal dari manusia.
b. Penggunaan
1) Bahan kontrol yang dibuat dari bahan kimia murni banyak dipakai
pada pemeriksaan kimia lingkungan selain itu digunakan pula
pada bidang kimia klinik dan urinalisis.
2) Pooled sera dan liofilisat banyak digunakan di bidang kimia klinik
dan imunoserologi.
3) Bahan kontrol assayed digunakan untuk uji ketepatan dan
ketelitian pemeriksaan, uji kualitas reagen, uji kualitas alat dan uji
kualitas metode pemeriksaan.
4) Bahan kontrol unassayed digunakan untuk uji ketelitian suatu
pemeriksaan.
5) Kuman kontrol digunakan untuk menguji mutu reagen/ media
pada bidang mikrobiologi.
c. Stabilitas bahan kontrol
Umumnya bentuk padat bubuk (liofilisat) lebih stabil dan tahan lama
dari pada bentuk cair. Untuk memudahkan transportasi, umumnya
bentuk padat bubuk dibuat dalam bentuk strip. Stabilitas bahan kontrol
yang dibuat sendiri kurang terjamin, selain itu juga mempunyai bahaya
infeksi yang tinggi.

C. Tata Laksana Pengadaan


Pengadaan reagensia atau bahan laboratorium dibuat berdasarkan :
1. Tingkat persediaan.
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan
yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock. Tingkat
persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi
kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau
ruang penyimpanan umum. Safety Stock adalah jumlah persediaan cadangan yang
harus ada untuk bahan-bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima
dari pemasok. Buffer stock adalah stok penyangga kekurangan reagen di
laboratorium. Reserve stock adalah cadangan reagen/sisa.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata-
rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)

Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari
pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.

D. Tata Laksana Penyimpanan


Dalam melakukan proses penyimpanan reagen perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
a. Pertama masuk -pertama keluar (FIFO-first in-first out), yaitu bahwa barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu (FEFO-first expired first out). Hal ini
adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu
lama.
2. Tempat penyimpanan.
3. Suhu/kelembaban.
4. Sirkulasi udara.
5. Incompatibility/bahan kimia yang tidak boleh bercampur.

IV. DOKUMENTASI
1. Buku catatan pemakaian harian reagen laboratorium
2. Form laporan bulanan reagen
3. Buku bantu stok reagen laboratorium
4. Label
5. Kartu stok reagen
PELABELAN WADAH REAGEN
:445/
No. Dokumen
/P.50201/SOP-UKP/2018
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 15 januari 2018
Halaman : 1/1
UPTD
Puskesmas dr. Hj. SRI HARYATI, M.Kes
NIP. 19730419 200501 2 006
Kalibalangan
1. Pengertian Pelabelan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui informasi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan reagen. Terutama untuk reagen yang
dibuat sendiri oleh petugas laborat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk pelabelan wadah reagen

3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kalibalangan No.445/ /P.50201/SK-UKP/2018


tentang pelayanan laboratorium
4.Referensi Good Laboratori Practikal
5.Prosedur 1. Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen
2. Petugas membuatkan label pada setiap reagen yang tidak ada labelnya
atau reagen yang dibuat sendiri
3. Petugas menuliskan tanggal penerimaaan reagen pada label.
4. Petugas menuliskan nama reagen pada label
5. Petugas menuliskan tanggal pertama kali dibuka pada label.
6. Petugas menuliskan Expired Date pada label.
7. Petugas menuliskan konsentasi reagen pada label.
8. Petugas menuliskan jumlah kandungan isi reagen pada label.
9. Petugas menuliskan tanda bahaya berupa pictogram tanda hitam pada
latar belakang orange untuk reagen yang berbahaya.
10. Petugas menuliskan simbol berbahaya (E untuk zat yang mudah
meledak).
6. Unit Terkait Laboratorium

7. Rekaman Historis Perubahan


No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
1
2

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN
Jalan Pura Utama – Kalibalangan, 34581
Check list monitoring dan evaluasi ketersediaan dan penyimpanan reagen

No Uraian kegiatan Ya Tidak


.

1. Apakah petugas lab memeriksa daftar reagen yang datang

2. Apakah petugas lab memeriksa kemasan reagen dalam keadaan


tersegel,tidak terbuka, dan tidak rusak atau robek

3. Apakah reagen disimpan sudah sesui dengan prosedur penyimpanan


yang tertera dalam kemasan reagen.

4. Apakah petugas lab memeriksa tanggal kadaluarsa reagen yang


datang

5. Apakah petugas lab. menyimpan reagen dikulkas sesuai dengan


suhunya

6. Apakah kulkas tempat penyimpanan reagen selalu dalam keadaan


hidup

7. Apakah petugas lab mengecek reagen yang akan habis

8. Apakah petugas lab memeriksa kembali laporan yang diberikan


PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN
Jalan Pura Utama – Kalibalangan, 34581

EVALUASI TERHADAP REAGENISA

BULAN
Identifikasi Analisa / KNP Rencana Tindak Lanjut Tindak Lanjut Evaluasi

Pelaksana ……………

Tera Tirani, Amd.Ak


: 445/
No. Dokumen
/P.50201/SOP-UKP/2017
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit : Juni 2017
Halaman : 1/1
UPTD
Puskesmas dr. Hj. SRI HARYATI, M.Kes
NIP. 19730419 200501 2 006
Kalibalangan
1.Pengertian
2. Tujuan

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kalibalangan No.445/ /P.50201/SK-UKP/2016


4.Referensi

5.Prosedur
.
6.Unit Terkait 1. Bidan koordinator,
2. Bidan Puskesmas,
3. Bidan di desa,
4. Koordinator admen/ Ka TU.
7. Rekaman Historis Perubahan
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
1
2

Anda mungkin juga menyukai