Anda di halaman 1dari 166

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”

JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap


Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
013/SK/KPRI-JH/IV/2018
TENTANG
JENIS – JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM
MENIMBANG :
a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan peningkatan pelayanan klinis
di Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” maka di perlukan
pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui pemeriksaan laboratorium;
b. bahwa untuk melaksanakan pemeriksaan laboratorium perlu ditentukan jenis-
jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di Klinik Pratama
Rawat Inap “Jaya Husada”;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b perlu menetapkan
keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” tentang jenis-
jenis pemeriksaan laboratorium;

MENGINGAT :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Keputusan Mentri Kesehatan No.364/MENKES/SK/III/2003 tentang
laboratorium kesehatan;
d. Keputusan Mentri Kesehatan No 1674/MENKES/SK/XII/2005 tentang pedoman
jejaring pelayanan laboratorium kesehatan;

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Menetapkan surat keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap

“Jaya Husada” tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia,


Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan laboratorium, brosur pelayanan
laboratorium;

Kedua : Bahwa ketetapan mengenai jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia,


Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan laboratorium, brosur pelayanan
laboratorium tertuang dalam lampiran surat keputusan ini;
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

Pimpinan

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Lampiran I : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Nomor : 013/SK/KPRI-JH/IV/2018
Tanggal : 10 April 2018
Tentang : Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium
No Speseimen Jenis Pemeriksaan
1. Hematologi a. Darah Rutin
b. Hemoglobin
c. Lekosit
d. LED
e. Hematokrit
f. Trombosit
g. Eritrosit
h. Hiitung Jenis Lekosit
i. Golongan Darah
j. CT / BT
2. Faal Hati a. SGOT
b. SGPT
c. Alkali Phospat
d. Bilirubin Total
e. Bilirubin Direk
f. Protein Total
g. Albumin / Globulin
h. HBsAg
3. Diabetes a. Gula Darah Puasa
b. GD 2 Jam PP
c. Gula Darah Sewaktu
4. Lemak a. Cholesterol
b. Trigliserid
c. HDL – Cholestrol
d. LDL – Cholestrol
5. Faal Ginjal a. Ureum
b. Creatinine
c. Asam Urat
6. Urine / Feses a. Urine Lengkap
b. Tes Kehamilan
c. Feses Lengkap
7. Serologi a. Widal Tes
b. Typoid IgG, IgM
c. DHF Tes
d. NS 1
e. TB Test
8. Lain – Lain a. Narkoba Test
b. Siphylis Tes / VDRL
c. Malaria
d. ASTRO / RF
TAHAP PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Uraian kegiatan pra analitik, analitik dan pasca analitik di laboratorium
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk proses pemeriksaan
laboratorium berjalan lancar
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” Nomor
018/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang Permintaan, Pemeriksaan, Penerimaan,
Pengambilan, dan Penyimpanan Spesimen
Referensi Pedoman praktik laboratorium kesehatan yang benar,2008
Prosedur 1. Petugas Laboratorium menggunakan APD sebelum melakukan
pemeriksaan di Laboratorium
2. Petugas laboratorium menerima blanko permintaan pemeriksaan
laboratorium dari BP umum
3. Petugas memanggil pasien sesuai urutan dan mempersilakan pasien
duduk
4. Tahap pra analitik :
a. Petugas memberi penjelasan tatacara pengambilan spesimen dan
menanyakan apakah pasien tersebut bersedia diambil sampel darah /
urin / sputum ( sesuai permintaan pengirim ). Jika pasien setuju,
segera lakukan persiapan sampling sampel. Jika tidak setuju, pasien
tersebut dimohon untuk kembali ke pengirim ( BP Umum)
b. Petugas mempersiapkan peralatan sampling : darah vena / darah
kapiler / urin sewaktu / sputum
c. Petugas melakukan pengambilan spesimen
d. Setelah selesai sampling, petugas mempersilakan pasien untuk
menunggu hasil pemeriksaan di ruang tunggu
TAHAP PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/3

5. Tahap Analitik :
a. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap spesimen tersebut sesuai
permintaan dari pengirim dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
6. Tahap Pasca Analitik
a. Petugas membersihkan tempat kerja dengan desinfektan serta meakukan
penanganan terhadap limbah medis tersebut sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP)
b. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di lembar / blanko hasil dan buku
register laboratorium
c. Petugas mengirim hasil pemeriksaan ke dokter untuk intrepetasi hasil
pemeriksaan
Diagram Alir
Petugas Laboratorium menggunakan APD sebelum
melakukan pemeriksaan di Laboratorium

Petugas laboratorium menerima blanko permintaan


pemeriksaan laboratorium

Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dan


mempersilakan pasien duduk

Petugas laboratorium melakukan prosedur pra


analitik, analitik dan pasca analitik
hasil
10
Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum
 Unit Rawat Inap
 Unit Laboratorium
TAHAP PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Memastikan bahwa semua proses mulai dari peningkatan persiapan pasien,
pengambilan, pengiriman dan pengolahan specimen sampai pencatatan dan
pelaporan telah dilakukan dengan benar.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pemantauan pelaksanaan
prosedur pemeriksaan laborat
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
018/KPRI-JH/IV/2018 tentang Permintaan, Penerimaan Spesimen,
Pengambilan dan Penyimpanan Spesimen
Referensi Gandasoebrata. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Prosedur 1. Koordinator pelayanan melakukan pemantauan prosedur pemeriksaan
laborat minimal 1 bulan sekali.
2. Koordinator pelayanan memantau prosedur persiapan pasien sesuai
Standar Operasional Prosedur (SOP)
3. Koordinator pelayanan memantau prosedur pengambilan
4. Koordinator pelayanan memantau penerimaan specimen sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP)
5. Koordinator pelayanan memantau pelaksanaan prosedur pemberian
identitas specimen sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
6. Koordinator pelayanan memantau pelaksanaan prosedur pengolahan
specimen sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
7. Koordinator pelayanan memantau pelaksanaan prosedur pencatatan hasil
pemeriksaan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
8. Koordinator pelayanan memantau pelaksanaan prosedur pelaporan hasil
pemeriksaan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
9. Koordinator pelayanan melaporkan hasil pemeriksaan Pimpinan Klinik
Pratama Rawat Inap Jaya Husada
10. Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” mengkonsultasikan
kepada petugas laborat untuk dipertahankan
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/3
Diagram Alir
Koordinator pelayanan melakukan pemantauan
prosedur pemeriksaan laborat minimal 1 bulan
sekali

Koordinator pelayanan memantau prosedur


persiapan pasien

Koordinator pelayanan memantau prosedur


pengambilan dan penerimaan spesimen

Koordinator pelayanan memantau pelaksanaan


prosedur pemberian identitas spesimen

Koordinator pelayanan memantau pelaksanaan


prosedur pengolahan spesimen

Koordinator pelayanan memantau pelaksanaan


prosedur pencatatan hasil pemeriksaan

Koordinator pelayanan memantau pelaksanaan


prosedur pelaporan hasil pemeriksaan

Koordinator pelayanan melaporkan hasil


pemeriksaan kepada pimpinan klinik

Kepala puskesmas mengkonsultasikan kepada petugas


laborat untuk dipertahankan pelaksanaan prosedur agar
hasil yang baik
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 3/3

Unit Terkait Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

HASIL PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No Tanggal Kegiatan Sasaran Pelaksana Hasil Keterangan


PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 ½

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Suatu kegiatan pemantauan penyampaian waktu pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan oleh Tim pokja layanan klinis
Tujuan Memastikan bahwa proses penyampaian waktu hasil pemeriksaan laborat,
pelaporan telah dilakukan dengan benar.
Kebijakan 1. SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
tentang 018/SK/KPRI-JH/IV/2018 Permintaan, Penerimaan Spesimen,
Pengambilan dan Penyimpanan Spesimen
2. SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
015/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang Penyampaian Laporan Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
Referensi Gandasoebrata. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Prosedur 1. Petugas menetapkan waktu tunggu penyerahan hasil laboratorium
sebagai standar waktu tunggu
2. Petugas mencatat waktu tunggu pasien ketika mulai pengambil sempel
hingga penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium setiap pasien
3. Tim pokja UKP merekap pencatatan waktu tunggu penyerahan hasil
setiap akhir bulan
4. Tim pokja layanan klinis mengevaluasi dan menetapkan tindak lanjut
hasil pencatatan pada bulan berikutnya
PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/2

Diagram Alir
Petugas menetapkan waktu tunggu penyerahan
hasil laboratorium sebagai standar waktu tunggu

Petugas mencatat waktu tunggu penyerahan


hasil setiap pasien

Petugas merekap pencatatan waktu tunggu


penyerahan hasil setiap akhir bulan

Petugas mengevaluasi dan menetapkan tindak


lanjut hasil pencatatan pada bulan berikutnya

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan


Tanggal Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DILUAR JAM KERJA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 ½

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Uraian kegiatan pemeriksaan laboratorium diluar jam kerja
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk proses pemeriksaan
laboratorium diluar jam kerja berjalan lancer
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
029/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang Pemeriksaan Di Luar Jam Kerja
Referensi Pedoman praktik laboratorium kesehatan yang benar (GOOD
LABORATORY PRACTICE )
Prosedur 1. Petugas laboratorium melakukan pendelegasian wewenang pemeriksaan
laboratorium kepada perawat dan bidan terlatih
2. Perawat/bidan memeriksa kondisi pasien
3. Perawat/bidan menentukan jenis pelayanan laborat yang akan dilakukan
kepada pasien
4. Perawat/bidan melakukan pengambilan sampel pasien dan melakukan
pemeriksaan laborat gula darah strip dan protein urin
5. Perawat/bidan mencatat hasil pemeriksaan pada buku register
6. Perawat/bidan melakukan verifikasi hasil laborat kepada dokter melalui
telfon
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DILUAR JAM KERJA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/2

Unit terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan


Tanggal Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN RESIKO TINGGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Pemeriksaan resiko tinggi adalah pemeriksaan yang dilakukan pada sampel
yang mudah menularkan mikroorganisme apabila cara pemeriksaannya tidak
sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pemeriksaan resiko tinggi
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
030/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang Pelayanan Laboratorium
Referensi Good laboratory practice,2008
Prosedur 1. Petugas menyiapkan Alat pelindung diri.
2. Petugas memakai masker.
3. Petugas memakai sarung tangan.
4. Petugas memakai jas laborat.
5. Petugas melakukan desinfektan meja kerja menggunakan alcohol
sebelum pemeriksaan sampel.
6. Petugas meletakkan sampel pemeriksaan pada tempat yang telah
disiapkan.
7. Petugas melakukan pemeriksaan sesuai dengan instruksi kerja/prosedur
kerja yang telah ditetapkan
8. Petugas membuang sisa sampel infeksius sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP)
9. Petugas memperlakukan semua sampel sebagai bahan infeksius
10. Petugas cuci tangan dengan sabun yang mengandung desinfektan.
PEMERIKSAAN RESIKO TINGGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/3

Diagram Alir

Petugas menyiapkan alat


pelindung diri

Petugas memakai masker., sarung


tangan, jas laborat

Petugas melakukan desinfektan meja


kerja menggunakan alcohol sebelum

pemeriksaan sampel.

Petugas meletakkan sampel


pemeriksaan pada tempat yang telah
disiapkan.

Petugas melakukan pemeriksaan sesuai


dengan instruksi kerja/prosedur kerja yang
telah ditetapkan

Petugas cuci tangan dengan sabun yang

mengandung desinfektan.(klorin)

Unit terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium
PEMERIKSAAN RESIKO TINGGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 3/3

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 ½

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman,
sehat dan terhindar dari kecelakaan
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
1. mencegah kecelakaan kerja,
2. mencegah penyakit akibat suatu pekerjaan
3. mencegah/mengurangi kematian
4. mencegah tempat kerja yang sehat
5. mencegah/mengurangi cacat tetap
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor tentang
030/SK/KPRI-JH/IV/2018 Pelayanan Laboratorium
Referensi Good laboratory practice,2008
Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat pelindung diri ( jas lab,masker dan handcoon )
2. Petugas memelihara alat – alat laboratorium baik yang menggunakan listrik
( mekanik ) maupun yang manual
3. Petugas menyimpan reagen dan specimen yang baik dan sesuai standart
4. Petugas mengelola limbah dan sampah infeksius yang tepat sesuai standart
5. Petugas laboratorium dalam bekerja perlu ketelitian, hati – hati, teliti, telaten
dan sabar
6. Petugas memakai baju pelindung hanya dilaboratorium, hanya keluar pada
saat dicuci
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/2

Petugas memelihara
alat – alat laborat,
Petugas menyiapkan alat
menyimpan reagen
pelindung diri ( jas
dan specimen sesuai
lab,masker dan handcoon)
standart

Petugas mengelola limbah dan


sampah infeksius yang tepat sesuai
standart

Baju pelindung hanya Petugas laboratorium dalam bekerja


dipakai perlu ketelitian, hati – hati, teliti,

dilaboratorium, hanya telaten dan sabar

keluar pada saat


dicuci

Unit terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Adalah alat yang digunakan bagi petugasuntuk menghindari
kecelakaan kerja
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas yang
bekerja pada pekerjaan yang beresiko tinggi terutama petugas
laboratorium
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA”
Nomor 031/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang pengunaan alat
pelindung diri.
Referensi Good laboratory practice,2008
Prosedur 1. Petugas laboratorium memakai jas laboratorium yang terstandar.
2. Petugas laboratorium memakai sarung tangan.
3. Petugas laborat menggunakan masker saat pemeriksaan
4. Petugas laboratorium menggunakan alas kaki / sepatu tertutup
5. Petugas laboratoratorium melakukan pemeriksaan cuci tangan
dengan sabun sesuai ketentuan cuci tangan yang benar.
6. Petugas laboratorium sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan, meja pemeriksaan dibersihkan dengan disinfektan
7. Petugas laboratorium menempatkan jarum ,lancet pada safety
box.
8. Petugas laboratorium tidak boleh makan, minum dan merokok
didalam ruangan laboratorium
9. Petugas laboratorium tidak boleh menyimpan makanan dan
minuman didalam lemari es bersama reagen
10. Petugas memperlakukan stiap spesimen sebagai bahan
infeksius
11. Petugas membuang sisa sampel pada tempat sampah khusus
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/3

Diagram Alir
Petugas laboratorium memekai jas
laboratorium yang terstandar.

Petugas laboratorium memakai sarung tangan.

Petugas laborat menggunakan masker saat pemeriksaan

Petugas laboratoratorium melakukan pemeriksaan cuci


tangan dengan sabun sesuai ketentuan cuci tangan
yang benar.

Petugas laboratorium sebelum dan sesudah melakukan


pemeriksaan, meja pemeriksaan dibersihkan dengan
disinfektan

Petugas laboratorium menempatkan jarum ,lancet pada


safety box

Petugas laboratorium tidak boleh makan, minum dan


merokok didalam ruangan laboratorium

Petugas laboratorium tidak boleh menyimpan


makanan dn minuman didalam lemari es bersama
reagen

Petugas memperlakukan setiap spesimen sebagai bahan


infeksius

Petugas membuang sisa sampel pada


tempat sampah khusus
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3

Unit terkait Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PEMANTAUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners, MMR

Pengertian Memastikan bahwa petugaslaborat telah menggunakan alat pelindung diri


guna menghindarkan diri dari terjadinya penularan penyakit.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pemantauan penggunaan
alat pelindung diri
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor tentang
030/SK/KPRI-JH/IV/2018 Pelayanan Laboratorium
Referensi Goog LaboratoryPractice,2008
Prosedur 1. Koordinator memantau pelaksanaan cuci tangan dengan sabun sesuai
Standar Operasional Prosedur (SOP) atau belum.
2. Koordinator memantau prosedur pelaksanaan desinfeksi meja
pemeriksaan.
3. Koordinator memantau pelaksanaan ketentuan makan, minum dan
merokok di dalam ruangan laboratorium.
4. Koordinato rmemantau penggunaan jas laborat sesuai standar
5. Koordinator memastikan semua petugas laborat menggunakan sarung
tangan.
6. Koordinator memastikan petugas laboratorium menggunakan masker.
7. Koordinator memastikan semua petugas laborat memahami dan dapat
menghindari bahaya infeksi.
8. Koordinator memastikan setiap Petugas laboratorium tidak menyimpan
makanan dan minuman didalam lemari es bersama reagen
PEMANTAUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/3

9. Koordinator memastikan bahwa petugas memperlakukan stiap spesimen


sebagai bahan infeksius
10. Koordinator memastikan bahwa petugas membuang sisa sampel pada tempat
sampah khusus.
Diagram Alir
Koordinator memantau pelaksanaan cuci
tangan dengan sabun sesuai SOP atau belum
.

Koordinator memantau prosedur pelaksanaan desinfeksi meja


pemeriksaan

Koordinator memantau pelaksanaan ketentuan makan,


minum dan merokok di dalam ruangan laboratorium

Koordinator memantau penggunaan jas laborat sesuai


standar

Koordinator memastikan semua petugas laborat


menggunakan sarung tangan

Koordinator memastikan petugas laboratorium


menggunakan masker

Koordinator memastikan semua petugas laborat


memahami dan dapat menghindari bahaya infeksi

memastikan setiap Petugas Koordinator laboratorium


tidak menyimpan makanan dan minuman didalam lemari
es bersama reagen
PEMANTAUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 3/3

Koordinator memestikan bahwa petugas


memperlakukan stiap spesimen sebagai bahan
infeksius

Koordinator memastikan petugas


membuang sampah

Unit Terkait  Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 ½

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Meliputi serangkaian kegiatan mulai dari penempatan sampah dan limbah
medis pada tempat khusus hingga penyerahan sampah medis dan limbah
medis tersebut pada petugas sanitarian untuk dibakar menggunakan
insenerator.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pengelolaan limbah agar
tidak mencemari lingkungan hidup dan keselamatan,
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor tentang
030/SK/KPRI-JH/IV/2018 Pelayanan Laboratorium
Referensi Gandasoebrata. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Prosedur 1. Petugas menyediakan bahan kimia di ruang laboratorium dalam jumlah
secukupnya.
2. Petugas membuat kartu stok penggunaan bahan berbahaya dan beracun.
3. Petugas membuat label khusus pada bahan kimia berbahaya dan mudah
terbakar.
4. Petugas tidak menyimpan bahan berbahaya sesuai abjad namun
berdasarkan klasifikasinya.
5. Petugas menyediakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan
tebal, dll dalam ruang laboratorium.
6. Petugas menjauhkan bahan berbahaya dan baracun dari sinar matahari
langsung.
7. Petugas menyediakan alat pemadam kebakaran dekat ruang
laboratorium
8. Petugas menjauhkan bahan kimia yang berbahaya dan beracun dari
sumber api / panas.
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/3

Diagram Alir
Petugas menyediakan bahan kimia di ruang laboratorium
dalam jumlah secukupnya.

Petugas membuat kartu stok penggunaan bahan


berbahaya dan beracun.

Petugas membuat label khusus pada bahan kimia


berbahaya dan mudah terbakar.

Petugas menyediakan alat pelindung diri seperti masker,


sarung tangan tebal, dll dalam ruang laboratorium.

Petugas menjauhkan bahan berbahaya dan baracun dari


sinar matahari langsung.

Petugas menyediakan alat pemadam kebakaran dekat


ruang laboratorium

Petugas menjauhkan bahan kimia yang berbahaya


dan beracun dari sumber api / panas.
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 3/3

Unit Terkait  Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAM
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 ¼

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Meliputi serangkaian kegiatan mulai dari penempatan sampah dan limbah
medis pada tempat khusus hingga penyerahan sampah medis dan limbah
medis tersebut pada petugas sanitarian untuk dibakar menggunakan
insenerator.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pengelolaan limbah agar
tidak mencemari lingkungan hidup dan keselamatan,
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
018/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang Permintaan, Penerimaan Spesimen,
Pengambilan dan Penyimpanan Spesimen
Referensi Gandasoebrata. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Prosedur A. Limbah Pemeriksaan Darah
1. Lancet dan jarum bekas sampling dibuang ke dalam safetybox
(ketentuan isi safetybox tidak boleh melebihi 2/3 bagian safetybox)
2. Kapas bekas usap darah, strip test sisa pemeriksaan, yellow tip, blue
tip, tabung penampung darah/serum, dan sisa darah / serum dibuang ke
tempat sampah medis (ketentuan tempat sampah medis dilapisi kantong
plastik berwarna kuning, tempat sampah dibuka hanya dengan cara
diinjak)
B. Limbah Pemeriksaan Urin
1. Urin sisa pemeriksaan dibuang ke watafel limbah
2. Strip bekas pemeriksaan dibuang ke tempat sampah medis
3. Tabung reaksi bekas penampung urin (sedimen urin) dimasukkan dalam
wadah berisi desinfektan, selanjutnya dicuci bersih, dikeringkan dan
disterilkan
4. Slide bekas pemeriksaan sedimen urin dibuang ke tempat sampah
PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAM
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/4

C. Limbah Pemeriksaan Sputum


1. Pot dengan sisa – sisa dahak yang sudah selesai diperiksa (tutup pot
harus di lepas) dan bahan bahan lain yang terkontaminasi dengan dahak
harus di rendam dengan larutan klorin . Buka tutup pot dahak, tuangkan
larutan klorin sampai 2/3 bagian pot, lalu tutup lagi dengan rapat.
2. Lidi bekas apusan dahak dibakar diatas api dibuang di tempat sampah
medis
3. Pot dahak berisi larutan klorin dibuang di tempat smpah medis
4. Plastik sampah medis setelah penuh di letakkan diruang sampah medis
Diagram Alir A. Limbah Pengelolaan Darah

Lancet dan jarum bekas sampling dibuang ke dalam safetybox

Kapas bekas usap darah, strip test sisa pemeriksaan, yellow


tip, blue tip, tabung penampung darah/serum, dan sisa darah /
serum dibuang ke tempat sampah medis
PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAM
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 ¾

B. Limbah Pengelolaan Urin

Urin sisa pemeriksaan dibuang ke watafel limbah dan wadah


penampungnya dibuang ke tempat sampah medis

Strip bekas pemeriksaan dibuang ke tempat sampah medis

Tabung reaksi bekas penampung urin dimasukkan dalam wadah


berisi desinfektan, selanjutnya dicuci bersih, dikeringkan dan
disterilkan

Slide bekas pemeriksaan sedimen urin dibuang ke tempat


sampah medis

C. Limbah Pengelolaan Sputum

Pot dengan sisa – sisa dahak yang sudah selesai diperiksa (tutup pot
harus di lepas) dan bahan bahan lain yang terkontaminasi dengan dahak
harus di rendam dengan larutan klorin . Buka tutup pot dahak, tuangkan
larutan klorin sampai 2/3 bagian pot, lalu tutup lagi dengan rapat.

Lidi bekas apusan dahak dibakar diatas api dibuang di tempat sampah medis

Pot dahak berisi larutan klorin dibuang di tempat smpah medis

Plastik sampah medis di letakkan diruang sampah medis


PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAM
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
4/4
Unit Terkait  Unit Laboratorium
 Unit Sanitarian

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PENGELOLAAN REAGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/6

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL 25 Januari 2018 Pimpinan
PROSEDUR

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Pengertian Penyimpanan reagen yang benar dapat menjaga kualitas dan mutu reagen
tersebut, sehingga dapat mendukung hasil pemeriksaan laboratorium yang
lebiha kurat
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pengelolaan reagen
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
032/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang pengelolaan reagen
Referensi PMK No. 37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium pusat
kesehatan masyarakat.
Prosedur 1. Petugas mengusulkan kebutuhan reagen untuk satu bulan kepada bendahara
pengadaan
2. Petugas memastikan reagen diterima dalam kondisi baik.
3. Petugas memisahkan reagen yang harus disimpan dalam suhu 2-8 C atau
pada suhu ruang.
4. Menggunakan kaidah pertama masuk –pertama keluar (FIFO) first in first
out yaitu reagen yang lebih dulu masuk persediaan harus digunakan lebih
dahulu dalam pendistribusian reagen.
5. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa pendek
untuk dipakai terlebih dahulu. (FEFO) first expire first out dalam
penyimpanan reagen guna menjamin barang tidak rusak akibat
penyimpanan yang lama.
6. Petugas menyimpan larutan berwarna dan larutan organik dalam botol
coklat
7. Petugas menempatkan reagen pada tempat penyimpanan reagen.
8. Petugas menyimpan reagen pada tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsug.
PENGELOLAAN REAGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/6

9. Petugas menyimpan reagen pada kemasan dan suhu tergantung jenis


reagen.
10. Petugas membuatkan label pada reagen .
11. Petugas membuat kartu stok pemakaian reagen
12. Petugas memusnahkan reagen yang telah ED dengan dibakar untuk reagen
kering dan dibuang melalui pemuangan limbah basah untuk reagen yang
berupa larutan.
KUALIFIKASI PENYIMPANAN REAGEN DI LABORAT

NO NAMA REAGEN KEMASAN SUHU


1 Alkohol 70 % Botol coklat Suhu ruangan
2 Metanol Botol coklat Suhu ruangan
3 Larutan truk Botol coklat Suhu ruangan
4 Larutan hayem Botol coklat Suhu ruangan
5 Na Citrat 3,8 % Botol coklat Suhu ruangan
6 Giemsa stain Botol coklat Suhu ruangan
7 HCL 0,1 N Botol coklat Suhu ruangan
8 Eosin 1 % Botol coklat Suhu ruangan
9 EDTA 10 % Botol coklat Suhu ruangan
10 Oil immersi Botol coklat Suhu ruangan
11 Glucosurestik Tube Suhu ruangan
12 UA sure stik Tube Suhu ruangan
13 Cholesterol stik Tube Suhu ruangan
14 Trigliseride Botol 2o C – 8o C
15 Combistik Tube Suhu ruangan
16 PP Tes Box Suhu ruangan
PENGELOLAAN REAGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/6

17 AmoniumOxalat Botol Coklat Suhuruang


18 Widal Vial 2o C – 8o C
19 Golongan darah Vial 2o C – 8o C
20 UA stik Tube Suhu ruangan
21 Ureum Pack 2o C – 8o C
22 Creatinin Pack 2o C – 8o C
23 SGOT Pack 2o C – 8o C
24 SGPT pack 2o C – 8o C
25 HDL Kol pack 2o C – 8o C
26 Ureum pack 2º C - 8º C
27 Creatinin pack 2º C - 8º C
28 HBsAG stik Box Suhu ruangan
29 Lyse Botol Suhu ruangan
30 Diluen pack Suhu ruangan
31 HIV Box 2º C - 8º C
32 Ress Eccer Botol Suhu ruangan
33 EDTA Botol Suhu ruangan
34 IgG IgM Bok Suhu ruangan
35 Cleaner Botol Suhu ruangan
36 Drabkin Botol Suhu ruangan
37 Cat ZN Pack Suhu ruangan
38 Reagen kolesterol Pack 2º C - 8º C
39 Reagen trigliserid pack 2º C - 8º C
PENGELOLAAN REAGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 4/6

Petugas mengusulkan kebutuhan reagen untuk


Diagram Alir
satu bulan kepada GF

Petugas memastikan reagen diterima dalam kondisi baik

Petugas memisahkan reagen yang harus disimpan dalam suhu 2-


8 C atau pada suhu ruang

Menggunakan kaidah pertama masuk –pertama keluar (FIFO) first in first


out yaitu reagen yang lebih dulu masuk persediaan harus digunakan lebih
dahulu dalam pendistribusian reagen

Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa pendek


untuk dipakai terlebih dahulu. (FEFO) first expire first out dalam pentimpanan
reagen guna menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang lama

Petugas menyimpan larutan berwarna dan larutan organik dalam botol


coklat
PENGELOLAAN REAGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 5/6

Petugas menempatkan reagen pada tempat yang steril

Petugas menyimpan reagen pada tempat yang tidak terkena sinar


matahari langsung

Petugas menyimpan reagen pada kemasan dan suhu tergantung jenis


reagen

Petugas membuatkan label pada reagen

Petugas membuat kartu stok pemakaian reagen

Petugas memusnahkan reagen yang telah ED dengan dibakar untuk


reagen kering dan dibuang melalui pemuangan limbah basah untuk
reagen yang berupa larutan

Unit Terkait Laboratorium


PENGELOLAAN REAGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 6/6

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PENGELOLAAN LIMBAH LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Meliputi serangkaian kegiatan mulai dari penempatan sampah dan limbah
medis pada tempat khusus hingga penyerahan sampah medis dan limbah
medis tersebut pada petugas sanitarian untuk dibakar menggunakan
insenerator.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pengelolaan limbah medis
laboratorium
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap JAYA HUSADA Nomor
018/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang Permintaan, Penerimaan Spesimen,
Pengambilan dan Penyimpanan Spesimen
Referensi Gandasoebrata. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Prosedur 1. Petugas menempatkan sampah medis pada satu tempat sampah khusus
untuk sampah medis yang telah dilapisi plastik berwarna kuning.
2. Petugas melepaskan plastik yang sudah terisi penuh .
3. Petugas menempatkan sampah medis spuilt dan blood lancet pada satu
wadah khusus berupa sebuah box kertas yang berwarna kuning bertuliskan
safety box
4. Petugas menutup safety box apabila sudah terisi 2/3 dari isi kotak .
5. Petugas menyerahkan kepada sanitarian apabila safety box tersebut sudah
terisi penuh untuk diserahkan pada pihak ketiga untuk dimusnahkan.
6. Petugas menyerahkan kepada sanitarian apabila sampah medis sudah
penuh untuk dibakar menggunakan incenerator
7. Petugas membuang urin bekas pemeriksaan ke dalam wastafel limbah
8. Petugas membuang bekas penampung urin di tempat sampah medis
PENGELOLAAN LIMBAH LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

9. Petugas memastikan saluran wastafel terhubung dengan septiteng khusus


limbah medis.
Diagram Alir
Petugas menempatkan sampah pada satu tempat sampah
khusus untuk sampah medis yang telah dilapisi plastik
berwarna kuning

Petugas melepaskan plastik yang sudah terisi penuh

Petugas menempatkan sampah medis spuilt dan blood lancet pada


satu wadah khusus berupa sebuah box kertas yang berwarna
kuning bertuliskan safety box

Petugas menutup safety box apabila sudah terisi 2/3 dari isi
kotak

Petugas menyerahkan kepada sanitarian apabila safety box


tersebut sudah terisi penuh untuk diserahkan pada pihak ketiga
untuk dimusnahkan

Petugas menyerahkan kepada sanitarian apabila sampah medis


sudah penuh untuk dibakar menggunakan incenerator

Petugas membuang urin bekas pemeriksaan ke dalam wastafel


limbah

Petugas membuang bekas penampung urin di tempat sampah medis

Petugas memastikan saluran wastafel terhubung dengan


septiteng khusus limbah medis
PENGELOLAAN LIMBAH LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 3/3

Unit Terkait  Laboratorium


 Rawat Inap

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
014/SK/KPRI-JH/IV/2018
TENTANG
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK PASIEN
URGEN (CITO)

MENIMBANG :
a. bahwa untuk mewujudkan mutu pelayanan klinik dan meningkatkan
standart pelayanan klinik kepada pasien maka perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk membantu penegakan diagnosa dan perlu juga ditetapkan
waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen
(cito);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada diktum a, waktu penyampaian laporan
hasil pemeriksaan laboratoium untuk pasien urgen (cito) ditetapkan dengan
surat keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”;
MENGINGAT :
a. Undang – undang Nomor. 36 Tahum 209 Tentang Kesehatan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonsia Nomor
411/MENKES/per/X/2010 Tentang Laboratorium Klinik.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MENKES/per/XI/2005 Tentang
Pelayanan Penunjang Klinik.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Menetapkan surat keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”
tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien
urgen (Cito);

Kedua : Menentukan nilai ambang kritis untuk tiap tes laboratorium sebagaimana ada pada
lampiran surat keputusan ini;

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN KLINIK

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Lampiran I :KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Nomor : 014/SK/KPRI-JH/IV/2018
Tanggal : 10 April 2018
Tentang : Waktu penyerahan hasil laboratorium untuk pasien urgen (cito)
No Parameter Pemeriksaan Metode waktu
1. Pemeriksaan Hb Sahli 10 menit
2. Pemeriksaan Hb Cyanmeth 5 menit
3. Pemeriksaan lekosit manual Direk 15 menit
4. Pemeriksaan Eritrosit manual Direk 15 menit

5. Pemeriksaan Trombosit manual Direk 15 menit

6. Pemeriksaan Laju Endap Darah Westergreen 60 menit

7. Pemeriksaan Hematokrit Wintrobe 30 menit

8. Pemeriksaan Hitung jenis Leukosit Slide 60 menit

9. Pemeriksaan Masa Perdarahan Duke 5 menit

10. Pemeriksaan Masa Pembekuan Duke 10 menit

11. Pemeriksaan Golongan Darah Aglutinasi 5 menit


12. Pemeriksaan strip urin/urin stik Strip 5 menit
13. Pemeriksaan Sedimen Urin Direk 30 menit
14. Pemeriksaan test kehamilan Strip 5 menit
15. Pemeriksaan Gula menggunakan POCT Strip 5 menit

16. Pemeriksaan Gula menggunakan Fotometer Sentrifugasi +


20 menit
Inkubasi (Basah)
17. Pemeriksaan Asam Urat menggunakan POCT Strip 5 menit
18. Pemeriksaan Cholesterol menggunakan POCT Strip 5 menit

19. Pemeriksaan Cholesterol menggunakan Sentrifugasi +


25menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
20. Pemeriksaan Cholesterol-HDL menggunakan Sentrifugasi +
25 menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
21. Pemeriksaan Cholesterol-LDL menggunakan Sentrifugasi +
25 menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
22. Pemeriksaan Trigliserida menggunakan Sentrifugasi +
25 menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
23. Pemeriksaan Ureum menggunakan Fotometer Sentrifugasi +
25 menit
Inkubasi (Basah)
24. Pemeriksaan Kreatinin menggunakan Fotometer Sentrifugasi +
25 menit
Inkubasi (Basah)
25. Pemeriksaan SGOT menggunakan Fotometer Sentrifugasi +
25 menit
Inkubasi (Basah)
26. Pemeriksaan SGPT menggunakan Fotometer Sentrifugasi +
25 menit
Inkubasi (Basah)
27. Pemeriksaan Serologi (Widal) Aglutinasi +
15 menit
Mikroskopis
28. Pemeriksaan serologi (HbsAg) Rapid 25 menit
29. Pemeriksaan serologi (RDT Malaria) Rapid 25 menit
30. Pemeriksaan serologi (NS1 Dengue) Rapid 25 menit
31. Pemeriksaan serologi (HIV) Rapid 25 menit
32. Pemeriksaan serologi (Siphilys) Rapid 25 menit
33. Pemeriksaan serologi (IgG IgM Dengue) Rapid 25 menit
34. Pemeriksaan Malaria Slide 60 menit
35. Pemeriksaan Feses Eosin 20 menit

36. Pemeriksaan Dahak (BTA) Pengecatan-


1 jam
mikroskopis
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
015/SK/KPRI-JH/IV/2018

TENTANG
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

MENIMBANG :
a. bahwa klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyediakan fasilitas kesehatan kepada masyarakat;
b. bahwa untuk mewujudkan mutu pelayanan klinik dan meningkatkan
standart pelayanan klinik kepada pasien maka perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk membantu penegakan diagnosa dan perlu juga ditetapkan
waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a dan b , perlu ditetapkan
surat keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” tentang
waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium di Klinik Pratama
Rawat Inap “Jaya Husada”;

MENGINGAT :
a. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
b. Keputusan menteri kesehatan RI No. 364/MENKES/SK/III/2003 Tentang
Laboratorium Kesehatan;
c. Keputusan Menteri kesehatan No. 1674/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring pelayanan Laboratorium kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
411/MENKES/Per/2010 Tentang Laboratorium Klinik
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Menetapkan surat keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”
tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium oleh tenaga
yang berkompeten yaitu petugas laboratorium;

Kedua : Waktu penyampaian hasil laboratorium sebagaimana terlampir;

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapanya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana
mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Lampiran : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Nomor : 015/SK/KPRI-JH/IV/2018
Tanggal : 10 April 2018
Tentang : Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium
No Parameter Pemeriksaan Metode waktu
1. Pemeriksaan Hb Sahli 15 menit
2. Pemeriksaan Hb Cyanmeth 10 menit
3. Pemeriksaan lekosit manual Direk 20 menit
4. Pemeriksaan Eritrosit manual Direk 20 menit

5. Pemeriksaan Trombosit manual Direk 20 menit

6. Pemeriksaan Laju Endap Darah Westergreen 60 menit

7. Pemeriksaan Hematokrit Wintrobe 40 menit

8. Pemeriksaan Hitung jenis Leukosit Slide 60 menit

9. Pemeriksaan Masa Perdarahan Duke 10 menit

10. Pemeriksaan Masa Pembekuan Duke 10 menit

11. Pemeriksaan Golongan Darah Aglutinasi 5 menit


12. Pemeriksaan strip urin/urin stik Strip 5 menit
13. Pemeriksaan Sedimen Urin Direk 30 menit
14. Pemeriksaan test kehamilan Strip 5 menit
15. Pemeriksaan Gula menggunakan POCT Strip 5 menit

16. Pemeriksaan Gula menggunakan Sentrifugasi +


20 menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
17. Pemeriksaan Asam Urat menggunakan Strip 5 menit
POCT
18. Pemeriksaan Cholesterol menggunakan Strip 5 menit
POCT
19. Pemeriksaan Cholesterol menggunakan Sentrifugasi +
30 menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
20. Pemeriksaan Cholesterol-HDL Sentrifugasi +
30 menit
menggunakan Fotometer Inkubasi (Basah)
21. Pemeriksaan Cholesterol-LDL Sentrifugasi +
30 menit
menggunakan Fotometer Inkubasi (Basah)
22. Pemeriksaan Trigliserida menggunakan Sentrifugasi +
30 menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
23. Pemeriksaan Ureum menggunakan Sentrifugasi +
30 menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
24. Pemeriksaan Kreatinin menggunakan Sentrifugasi +
30 menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
25. Pemeriksaan SGOT menggunakan Sentrifugasi +
30 menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
26. Pemeriksaan SGPT menggunakan Sentrifugasi +
30 menit
Fotometer Inkubasi (Basah)
27. Pemeriksaan Serologi (Widal) Aglutinasi +
20 menit
Mikroskopis
28. Pemeriksaan serologi (HbsAg) Rapid 30 menit
29. Pemeriksaan serologi (RDT Malaria) Rapid 30 menit
30. Pemeriksaan serologi (NS1 Dengue) Rapid 30 menit
31. Pemeriksaan serologi (HIV) Rapid 25 menit
32. Pemeriksaan serologi (Siphilys) Rapid 25 menit
33. Pemeriksaan serologi (IgG IgM Dengue) Rapid 30 menit
34. Pemeriksaan Malaria Slide 60 menit
35. Pemeriksaan Feses Eosin 30 menit

36. Pemeriksaan Dahak (BTA) Pengecatan-


1 hari
mikroskopis
PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM UNTUK PASIEN URGENT/CITO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun,S.Kep.Ners.MMR
Pengertian Adalah serangkaian kegiatan pelayanan pemeriksaan laboratorium dengan
memperhatikan pasien kondisi gawat , sehingga pelayanan pemeriksaan
laboratorium harus lebih cepat.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas dalam melayani
pasien kondisi gawat dengan sistem pelayanan cito
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
014/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang waktu penyampaian laporan hasil
pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen (cito)
Referensi Gandasoebrata. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Prosedur 1.Petugas menerima formulir permintaan pemeriksaan dengan tanda “LAB
CITO”
2.Petugas mengambil sampel pasien dan mencatat waktu sebagai waktu
penerimaan sampel.
3.Petugas memeriksa sampel sesuai rujukan pemeriksaan
4.Petugas mendahulukan pelayanan laboratorium kepada pasien urgen /cito
atas permintaan dokter daripada pasien yang tidak urgen/cito.
5.Petugas laboratorium menulis hasil pemeriksaan lab cito pada register dan
buku cito
6.Petugas menulis hasil pemeriksaan pada blanko laboratorium
7.Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan yang didapat diserahkan kepada
pasien atau keluarga pasien dan dicatat sebagai waktu penyerahan hasil
apabila pasien rawat jalan
8.Petugas meyerahkan hasil pemeriksaan pada perawat/bidan jaga apabila
pasien rawat inap
PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM UNTUK PASIEN URGENT/CITO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Diagram Alir
Petugas menerima formulir permintaan pemeriksaan
dengan tanda “LAB CITO”

Petugas mengambil sampel pasien dan mencatat waktu


sebagai waktu penerimaan sampel.

Petugas memeriksa sampel sesuai rujukan pemeriksaan

Petugas memeriksa sampel sesuai rujukan pemeriksaan

Petugas mendahulukan pelayanan laboratorium kepada pasien


urgen /cito atas permintaan dokter daripada pasien yang tidak
urgen/cito

Petugas laboratorium menulis hasil pemeriksaan lab cito pada


register dan buku cito

Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan yang didapat


diserahkan kepada pasien atau keluarga pasien dan dicatat
sebagai waktu penyerahan hasil apabila pasien rawat jalan

Petugas meyerahkan hasil pemeriksaan pada perawat/bidan


jaga apabila pasien rawat inap
PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM UNTUK PASIEN URGENT/CITO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG
KRITIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR Samingun,S.Kep.Ners.MMR
Pengertian Adalah pelaporan kepada siapa dan siapa yang memeriksa hasil
laboratorium yang berada pada limit atas dan bawah standar hasil
pemeriksaan laboratorium
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pelaporan hasil
pemeriksaan laborat yang kritis
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap JAYA HUSADA Nomor
033/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang Penetapan Nilai Kritis Pemeriksaan
Laboratoium
Referensi Gandasoebrata.2010.Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian
Rakyat
Prosedur 1. Petugas menemukan pasien dengan hasil yang kritis
2. Petugas memeriksa kondisi specimen
3. Petugas menduplo / ulang sampel lab yang kritis tadi
4. Petugas melaporkan hasil laborat yang kritis kepada dokter
5. Petugas memeriksa kondisi klinis pasien jika memungkinkan
6. Petugas memeriksa ulang/ duplo hasil laboratorium
7. Petugas melakukan cross cek menggunakan alat yang lain bila
memungkinkan.
8. Petugas memastikan alat dan bahan layak digunakan.
9. Petugas memastikan alat dan bahan dalam kondisi yang baik
10. Petugas bisa menuliskan hasil laborat diberi tanda stempel lab kritis
11. Petugas melakukan verifikasi hasil dan legalisasi hasil laborator
kepada penanggung jawab laborat.
12. Petugas segera melaporkan hasil laborat kepada dokter
13. Petugas memastikan dokter menambahkan pada rekam medik
PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG
KRITIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Diagram Alir
Petugas melaporkan hasil laborat yang kritis kepada dokter

Petugas memeriksa kondisi specimen

Petugas memeriksa kondisi klinis pasien jika memungkinkan

Petugas memeriksa ulang/ duplo hasil laboratorium

Petugas melakukan cross cek menggunakan alat yang lain bila


memungkinkan.

Petugas memastikan alat dan bahan layak digunakan.

Petugas memastikan alat dan bahan dalam kondisi yang baik

Petugas bisa menuliskan hasil laborat diberi tanda stempel lab kritis

Petugas melakukan verifikasi hasil dan legalisasi hasil laboratorium


kepada penanggung jawab laborat.

Petugas segera melaporkan hasil laboratorium kepada dokter

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium
PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
YANG KRITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 3/3

Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

PENETAPAN NILAI KRITIS


HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA’’

NO PARAMETER LIMIT LIMIT TINGGI SATUAN


RENDAH
Kimia Klinik
1 Glukosa 50 500 Mg / dl
2 Ureum 5 300 Mg / dl
3 Kreatinin 0,0 7,0 Mg / dl
4 SGOT 1 500 U/l
5 SGPT 1 500 U/l
6 AsamUrat 1 15 Mg / dl
7 Cholesterol 0 500 Mg / dl
8 Trigliserid 0 800 Mg / dl

Hematologi
1 HB (Haemoglobin) 5,0 20 Gr %
2 Leukosit 2.000 25.000 mm3
3 Eritrosit 1.000.000 8.000.000 mm3
4 Trombosit 50 800 mm3
5 LED - 30 Mm / jam
6 Waktu Perdarahan 0 10 Menit
7 Waktu Pembekuan 0 15 Menit
MONITORING PELAKSANAAN PENYAMPAIAN HASIL
LABORATORIUM YANG KRITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/5

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun,S.Kep.Ners.MMR
Pengertian Evaluasi terhadap pelaksanaan penyampaian hasil laborat yang kritis,
dimana pasien memerlukan intervensi tindakan medis segera, karena
dapat membahayakan keselamatan pasien.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk monitoring
pelaksanaan penyampaian hasil laborat yang kritis
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
034/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang monitoring pelaksanaan penyampaian
hasil laborat yang kritis.
Referensi PMK No. 1792 tahun 2010, tentang pedoman pemeriksaan
Prosedur 1.Koordinator memastikan Petugas melaporkan hasil laborat yang kritis
kepada penanggungjawab laboratorium
2.Koordinator memastikan Petugas memeriksa kondisi specimen
3.Koordinator memastikan Petugas memeriksa kondisi klinis pasien jika
memungkinkan
4.Koordinator memastikan Petugas memeriksa ulang/ duplo hasil
laboratorium
5.Koordinator memastikan Petugas melakukan cross cek menggunakan
alat yang lain bila memungkinkan.
6.Koordinator memastikan Petugas telah mengecek kondisi alat dan
bahan layak digunakan.
7.Koordinator memastikan Petugas memastikan alat dan bahan dalam
kondisi yang baik
8.Koordinator memastikan Petugas bisa menuliskan hasil laborat diberi
tanda dua bintang.
9.Koordinator memastikan Petugas melakukan verifikasi hasil dan
legalisasi hasil laboratorium kepada penanggung jawab laborat.
MONITORING PELAKSANAAN PENYAMPAIAN HASIL
LABORATORIUM YANG KRITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/5

10. Koordinator memastikan Petugas segera melaporkan hasil


laboratorium kepada dokter peminta

Koordinator memastikan Petugas melaporkan hasil laborat yang kritis


Diagram Alir
kepada penanggungjawab laboratorium

Koordinator memastikan Petugas memeriksa kondisi specimen

Koordinator memastikan Petugas memeriksa kondisi klinis pasien jika


memungkinkan

Koordinator memastikan Petugas memeriksa ulang/ duplo hasil


laboratorium

Koordinator memastikan Petugas melakukan cross cek menggunakan


alat yang lain bila memungkinkan

Koordinator memastikan Petugas telah mengecek kondisi alat dan


bahan layak digunakan

Koordinator memastikan Petugas bias menuliskan hasil laborat


diberitanda dua bintang
MONITORING PELAKSANAAN PENYAMPAIAN HASIL
LABORATORIUM YANG KRITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


3/5

Koordinator memastikan Petugas memastikan alat dan bahan dalam


kondisi yang baik

Koordinator memastikan Petugas melakukan verifikasi hasil dan


legalisasi hasil laboratorium kepada penanggungjawab laborat

Koordinator memastikan Petugas segera melaporkan hasil


laboratorium kepada dokter peminta

Unit terkait Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

PERTEMUAN MONITORING PELAKSANAAN PELAYANAN LABORATORIUM UNTUK


PENYAMPAIAN HASIL LABORTORIUM YANG KRITIS

Notulen Pertemuan Monitoring pelaksanaan pelayanan laboratorium untuk penyampaian


hasil labortorium yang kritis
Tanggal: 1 Februari 2018 Tempat: Klinik Pratama
Pukul: 13.00 WIB - selesai Rawat Inap “Jaya Husada”
Susunan Acara Pembukaan
Sambutan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”
Pembahasan pelaksanaan pelayanan laboratorium untik penyampaian
hasil lab yang kritis
Penutup
Notulen -
Sebelumnya
Pembahasan Monitoring pelaksanaan pelayanan laboratorium untuk
penyampaian hasil labortorium yang kritis
Kesimpulan Adanya evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan pelayanan
laboratorium untuk penyampaian hasil labortorium yang kritis

Mengetahui
Pimpinan

Samingun, S.Kep.Ners.MMR
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
016/SK/KPRI-JH/IV/2018

TENTANG
KAPAN REAGENSIA TIDAK TERSEDIA
(BATAS BUFFER STOCK UNTUK MELAKUKAN OEDER)

MENIMBANG :
a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan peningkatan pelayanan klinis di
Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”, maka perlu dilakukan
pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui pemeriksaan laboratorium;
b. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dan menjamin dapat
berlangsungnya pemeriksaan secara berkesinambungan, maka perlu ditentukan
stok penyangga kekurangan reagen di laboratorium;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut perlu ditetapkan kebijakan dengan Surat
Keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”, tentang
menyatakan kapan reagensia tidak tersedia (batas buffer stock untuk melakukan
oerder) di Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”;

MENGINGAT :
a. Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Pelayanan Publik;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tentang Akreditasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Memberlakukan batas order reagensia di laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap
“jaya Husada” sebagaimana tersebut dalam lampiran surat ini;

Kedua : Bukti pelaksanaan melakukan order reagenisia tercatat dalam dokumen


pengoderan dilaporkan kepada Pimpinan Klinik Pratama Rawa Inap “Jaya
Husada”;

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Lampiran I : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Nomor : 016/SK/KPRI-JH/IV/2018
Tanggal : 10 April 2018
Tentang : jenis-jenis reagensia esensial & bahan habis pakai
NO NAMA REAGEN JUMLAH NO NAMA REAGEN JUMLAH
1. HCL 0, I N 500 ml 26. Gram C 100 ml
2. EDTA 500 ml 27. Gram D 100 ml
3. Carbol Fuchsin 100 ml 28. Spuit 100
4. Asam Alkohol 100 ml 29. Masker 100
5. Methylen Blue 100 ml 30. Handscoon 100
6. Golda Antisera A 10 ml 31. Lancet 100
7. Golda Antisera B 10 ml 32. Deck Glass 100
8. Golda Antisera AB 10 ml 33. Obyeck Glass 100
9. Hayem 100 ml 34. Pot Sputum 100
10. Strip Glucosa 100 strip 35. Kertas Golda 100
11. Strip Asam Urat 100 strip 36. Kapas 1 roll
12. Strip Cholesterol 100 strip 37. Tissue 1 roll
13. Stick Urin 3 Parameter 100 stik 38. Lyse 1000 ml
14. Stick Urin HCG 100 strik 39. Diluen 10 ml
15. Widal Antisera O 10 ml 40. Pockcleaneer 100 ml
16. Widal Antisera H 10 ml 41. Ns I Rapid 10
17. IgG, IgM Dengue 10 rapid 42. Siphilys Rapid 100
18. Oil Imersi 10 ml 43. RDT Rapid 10
19. HIV Rapid 100 rapid 44. Reagen basah Cholesterol 100 ml
20. Rees Ecker 100 ml 45. Reagen basah Cholesterol-HDL 250 ml
21. Drabkin 2000 ml 46. Reagen basah Glucose 100 ml
22. Giemsa 1000 ml 47. Reagen basah Trigliserid 100 ml
23. Turk 500 ml 48. Reagen basah Urea 100 ml
24. Na Sitrat 0,38% 100 ml 49. Reagen basah Creatinin 100 ml
25. Rapid HbsAg 100 rapid 50. Reagen basah SGOT 100 ml
26. NaCL 0,1% 50 ml 51. Reagen basah SGPT 100 ml
27. Alkohol 1000 ml
28. Spiritus 500 ml
29. Gram A 100 ml
30. Gram B 100 ml
PENYIMPANAN REAGEN & DISTRIBUSI REAGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR
Samingun,S.Kep.Ners.MMR
Pengertian Suatu usaha yang bertujuan menjaga kualitas dan mutu reagen sesuai
dengan kaidah kaidah tertentu.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penyimpanan
reagen & distribusi reagen
Kebijakan 1. SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA”
Nomor 035/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang Jenis Reagensia Esensial
dan Bahan Lain yang harus tersedia.
2. SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA”
Nomor 016/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang Jenis Kapan Reagensia
tidak tersedia.
Referensi Gandasoebrata. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian
Rakyat
Prosedur 1. Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen.
2. Petugas menggunakan reagen yang lebih dulu masuk
3. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kedaluarsa
pendek (FEFO /First Expire First Out).
4. Petugas menyimpan reagen dalam botol kaca berwarna coklat.
5. Petugas menyimpan reagen yang mengalami reaksi fotokimia dalam
botol plastik putih.
6. Petugas menjauhkan reagen dari sinar matahari langsung.
7. Petugas menyimpan reagen pada suhu ruangan atau suhu dingin (2-
8oC).
8. Petugas tidak menyimpan reagen terlalu berdekatan karena dapat
bereaksi.
9. Petugas melakukan uji kestabilan reagen.
10. Petugas memberi label pada reagen yang berisi ketentuan
mengenai nama reagen, tanggal pembuatan, nomor register dan exp
date.
PENYIMPANAN REAGEN & DISTRIBUSI REAGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Diagram Alir Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen

Petugas menggunakan reagen yang lebih dulu masuk


.(FIFO/First in First out)

Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa


kadaluarsa pendek (FEFO / First Expire First Out)

Petugas menyimpan reagen dalam botol kaca


berwarna coklat

Petugas menyimpan reagen yang mengalami reaksi


foto kimia dalam botol plastic putih

Petugas menjauhkan reagen dari sinar matahari


langsung

Petugas menyimpan reagen pada suhu ruangan atau


suhu dingin (2-8oC)

Petugas tidak menyimp


an reagen terlalu berdekatan karena dapat bereaksi

Petugas melakukan uji kestabilan reagen

Petugas memberi label pada reagen yang berisi ketentuan mengenai


nama reagen, tanggal pembuatan, nomor register dan exp date.
PENYIMPANAN REAGEN & DISTRIBUSI REAGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
PANDUAN REAGEN

No Dokumen :
Tanggal Terbit :
No Revisi :

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”


Jl. Inpres No. 8 A Rt 07/07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia dan nikmat yang tak pernah putus
sehingga penyusunan Panduan Reagen di Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” ini dapat
terselesaikan. Diharapkan dengan adanya pedoman ini, pengelolaan reagen di Klinik Pratama Rawat
Inap “JAYA HUSADA” dapat berlangsung sesuai standar.

Banyak pihak yang telibat dalam penyusunan panduan ini. Untuk itu mengucapkan banyak
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi sehingga panduan ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari bahwa penyusunan panduan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan buku ini dimasa mendatang

Pimpinan Klinik

Samingun, S.Kep.Ners.MMR
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………..
Daftar isi………………………………………………………………………
Bab I
A. Latar belakang…………………………………………………………
B. Ruang Lingkup………………………………………………………….
C. Landasan Hukum………………………………………………………
BAB II
A. Menurut tingkat kemurniannya……………………………………….
B. Menurut cara pembuatan……………………………………………...
C. Dasar pemilihan………………………………………………………..
D. Pengadaan……………………………………………………………...
E. Penyimpanan…………………………………………………………...
F. Hal-hal yang harus diperhatikan……………………..……………….
BAB III
Pemantauan dan evaluasi reagen……………………………………………
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
penyakit, serta pemulihan kesehatan.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan hasil pemeriksaan laboratorium
digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil
pengobatan serta penentuan prognosis.

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup tata kelola reagen mencakup mulai dari memilih, menerima dan
menyimpan reagen di laboratorium puskesmas.

C. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
BAB II
REAGEN

A. MENURUT TINGKAT KEMURNIANNYA DIBAGI MENJADI :


1. Reagen tingkat analitis
Yaitu reagen yang terdiri atas zat-zat kimia yang mempunyai kemurnian sangat
tinggi. Kemurnian zat-zat tersebut dianalisis dan dicantumkan pada botol atau wadahnya.
Penggunaan bahan kimia tingkat analitis pada laboratorium klinik tidak dapat digantikan
dengan bahan kimia tingkat lain.
a. Zat kimia tingkat lain
b. Zat kimia lain tersedian dalam tingkatan dan penggunaan yang berbeda, yaitu :
- Tingkat kemurnian kimiawi
Beberapa bahan kimia organik berada pada yingkatan ini, tetapi penggunaannya
sebagai reagen kimia klinik harus melewati tahap pengujian yang teliti sebelum
dipakai rutin. Tidak adanya zat pengotor pada satu lot tidak berarti lot-lot yang
lain pada padatingkat ini cocok untuk analisis.
- Tingkat praktis
- Tingkat komersial
Merupakan kadar zat kimia yang bebas diperjual belikan dipasaran misalnya
alkohol 70 %.
- Tingkat teknis.
Umumnya zat kimia dalam tingkatan ini digunakan di industri-industri kimia.Zat
kimia atau reagen yang digunakan dilaboratorium kesehatan ialah zat kimia/
reagen tingkat analitis atau beberapa bahan kimia organik pada tingkat kimiawi
murni yang telah melewati tahap pengujian sebelum dipakai rutin.
B. MENURUT CARA PEMBUATAN DIBAGI MENJADI :
a. Reagen buatan sendiri
b. Reagen jadi ( komersial )
Reagen jadi ( komersial ) Yaitu reagen yang dibuat oleh pabrik /Produsen.
C. DASAR PEMILIHAN
Pada umumnya untuk memilih bahan laboratorium yang akan dipergunakan harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Besarnya biaya tiap satuan ( nilai ekonomis )
9. Pemasok atau vendor.
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan.

Selain hal-hal tersebut diatas untuk masing –masing bahan laboratorium perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk analisis dilaboratorium harus dipilih reagen tingkat analitis.
2. Reagen yang sudah jadi ( komersial ) di rekomendasi sebagai pilihan utama .
Reagen buatan sendiri dipilih bila tidak tersedia reagen jadi/komersial.
Keuntungan reagen buatan sendiri :
1. Dapat dibuat segar sehingga penundaan dan kerusakan baik dalam transportasi maupun
dalam penyimpanan dapat dihiondari.
2. Penggunaan zat pengawet dapat dihindari.
3. Bila timbul masalah mengenai reagen dan standar, pemecahannya lebih mudah sebab
proses pembuatan diketahui.
4. Bila reagen terkontaminasi atau rusak tidak perlu menunggu pengiriman reagen
nerikutnya.
5. Merupakan penghematan.

Kerugian reagen buatan sendiri :


1. Sulit distandarisasi
2. Biasa tidak melalui uji quality kontrol.
3. Tidak dapat ditentukan stabilitasnya.
D. PENGADAAN
Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu
jumlah persediaan minimal ditambah safety stock.
Jumlah persediaan minimal adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi
kegiatan operasional normal , sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang
penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan –bahan yang sangat
dibutuhkan diluar rutin atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian
bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk
periode 6-12 bulan tahun yang akan datang , untuk itu jumlah rata-rata pemakaian bahan
untuk satu bulan perlu dicatat.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan.
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari
pemasok perlu diperhitungkan , terutama untuk bahan yang sulit didapat.
E. PENYIMPANAN
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan mempertimbangkan:
1. Perputaran pemakaian dengan menggunaklan kaidah :
Pertama masuk pertama keluar ( FIFO = first in first out ), yaitu bahwa barang yang lebih
dahulu masuk per4sediaan harus dipergunakan lebih dahulu.
Hal ini untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan dan Suhu Penyimpanan

No REAGEN SUHU PENYIMPANAN


1. Alkohol 70 % Suhu ruangan ( jauhkan dari jangkauan Api )
2. Metanol Suhu ruangan ( jauhkan dari jangkauan Api )
3. Larutan Turk Suhu ruangan
4. Larutan Hayem Suhu ruangan
5. Na Citrat 3,8 % Suhu ruangan
6. Giemsa Merk Suhu ruangan
7. HCL 0,1 N Suhu ruangan
8. Eosin 1% Suhu ruangan
9. EDTA 10 % Suhu ruangan
10. Oil immerse Suhu ruangan
11. Glukosa Strip Suhu ruangan
12. Asam Urat Strip Suhu ruangan
13. Cholesterol Strip Suhu ruangan
14. Combour 3P Suhu ruangan
15. Strip Urine HCG Suhu ruangan
16. Aquadest Suhu ruangan
17. Drabkin Suhu ruangan
18. Rees Eceer Suhu ruangan
19. Reagen Ziel Neelsen Suhu ruangan
20. IgG IgM Dengue Suhu ruangan
21. Karbon Fuchin Suhu ruangan
22. Safranin Suhu ruangan
Karbon Gentian
23. Suhu ruangan
Violet
24. Wright’s Suhu ruangan
25. Asam Sulfosalisilat Suhu ruangan
26. KOH 20 % Suhu ruangan
27. Reagen Cholesterol 2-8oC
28. Reagen Trigliserid 2-8oC
29. Reagen HDL 2-8oC
30. Reagen Glukosa 2-8oC
31. Reagen SGOT 2-8oC
32. Widal 2-8oC
33. Golongan Darah 2-8oC
34. Reagen Kreatinin 2-8oC
35. Reagen ureum 2-8oC
36. HBsAg Strip 2-8oC
37. HIV SD Strip 2-8oC
Siphylis Hexagon
38. 2-8oC
Strip
39. RDT Malaria 2-8oC
40. NS1 2-8oC
41. HIV Focus Strip 2-8oC
42. HIV Vikia Strip 2-8oC
43. Reagen SGPT 2-8oC

3. Lama/waktu penyimpanan dengan melihat masa kadaluarsa.


4. Incompatibilitas (Bahan –bahan kimia yang tidak boleh tercampur )
F. HAL-HAL KHUSUS YANG HARUS DIPERHATIKAN :
1. Reagen buatan sendiri
Harus diketahui sifat-sifat kimia yang dibuat . reagen tertentu didak boleh disimpan
berdekatan atau dicampur kerena dapat bereaksi .
Penyimpanan untuk reagen tertentu mempuny6ai persyaratan khusus, Misalnya :
a. Larutan berwarna disimpan dalam botol plastik berwarna coklat.
b. Larutan yang menyerap cahaya dan dapat mengalami reaksi fotokimia disimpan
dalam botol plastik putih.
c. Cairan dan larutan organik disimpan dalam botol kaca berwarna coklat.
d. Disimpan pada suhu ruangan atau suhu dingin ( 2-8 ◦C ) atau harus beku disesuaikan
dengan atau standarnya.
2. Reagen jadi/komersial
a. Tutuplah botol waktu penyimpanan
b. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung
c. Beberapa reagen ada yang harus disimpan dalam botol berwarna gelap
d. Beberapa reagen tidak boleh diletakkan pada tempat yang tidak berdekatan satu
dengan yang lain
e. Bahan-bahan yang berbahaya liletakkan dibagian bawah/lantai dengan label tanda
bahaya.
f. Buat kartu stok yang memuat tanggal penerimaan , tanggal kadaluarsa ,tanggal wadah
reagen dibuka, jumlah reagen yang diambil dan jumah reagen sisa serta paraf tenaga
pemeriksa yang menggunakan.
BAB III

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Untuk Menjamin tersedianya reagen yang terstandart agar memberikan hasil pemeriksaan yang
akurat dan presisi maka perlu dilakukan pemantauan mutu reagen.
A. Indikator pemantauan untuk memiliki kualitas mutunya adalah sebagai berikut :
1. Tanggal ED reagen : reagen tidak ED
2. Warna : Reagen tidak berubah warna.
3. Bau : reagen tidak berubah baunya
4. Konsistensi : Cair/padat sesuai dengan bentuk aslinya
5. Kejernihan : Tidak mengalami kekeruhan

B. Evalusi reagen dilakukan menurut indikator warna pada label reagen dengan kode sebagai
berikut
1. Warna merah berarti masa kadaluarsa reagen kurang dari 1 tahun
2. Warna biru berarti masa kadaluarsa reagen 1-5 tahun

3. Warna hitam berarti masa kadaluarsa reagen lebih dari 5 tahun


DAFTAR PUSTAKA
Gandasoebrata. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Depkes RI. 2008. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice).
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik
PERMENKES NO 411/MENKES/PER/III/2010 Tentang Laboratorium Klinik
PELABELAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 PENANGGUNG JAWAB KLINIK
OPERASIONAL
PROSEDUR dr. Esti Dwi Wahyuni
Pengertian Pelabelan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui informasi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan reagen. Terutama untuk reagen yang
dibuat sendiri oleh petugas laboratorium.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pelabelan
Kebijakan 1. SK Piminan Klinik Pratama Rawat Inap JAYA HUSADA Nomor
035/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang Jenis reagensia essensial dan
bahan lain yang harus tersedia
2. SK Piminan Klinik Pratama Rawat Inap JAYA HUSADA Nomor
016/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang kapan reagensia tidak tersedia
Referensi Good laboratory practice,2008
Prosedur 1. Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen .
2. Petugas membuatkan label pada setiap reagen yang tidak ada
labelnya atau reagen yang dibuat sendiri.
3. Petugas menuliskan tanggal penerimaan reagen pada label.
4. Petugas menuliskan nama reagen pada label.
5. Petugas menuliskan tanggal pertama kali dibuka/ digunakan.
6. Petugas menuliskan Expired Date pada label.
7. Petugas menuliskan konsentrasi reagen pada label.
8. Petugas menuliskan jumlah isi reagen pada label.
9. Petugas menuliskan tanda bahaya dan symbol ( E untuk zat yang
mudah meledak, O untuk zat yang mengalami oksidasi dan F untuk
zat yang mudah terbakar ) .
10. Petugas menuliskan merk / pabrikan reagen
PELABELAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SOP/C/VIII/180/01/2018 0 2/3

Diagram Alir

Petugas membuat kartu stock penggunaan


reagen

Petugas membuatkan label pada setiap reagen yang


tidak ada labelnya atau reagen yang dibuat sendiri

Petugas menuliskan tanggal penerimaan reagen pada


label, nama reagen, tanggal pertama kali dibuka/
digunakan, Ed nya pada label

Petugas menuliskan jumlah isi reagen pada label

Petugas menuliskan tanda bahaya dan symbol ( E untuk


zat yang mudah meledak, O untuk zat yang mengalami
oksidasi dan F untuk zat yang mudah terbakar )

Petugas menuliskan merk / pabrikan reagen


PELABELAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SOP/C/VIII/180/01/2018 0 3/3

Unit Terkait Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
017/SK/KPRI-JH/IV/2018

TENTANG
RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

MENIMBANG :
a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan peningkatan pelayanan
klinis di Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” , maka perlu
dilakukan pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui pemeriksaan
laboratorium ;
b. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laborat dan menjamin dapat
berlangsungnya pemeriksaan secara berkesinambungan, maka perlu
ditentukan ditetapkan rentang nilai rujukan hasil pemeriksaan
Laboratorium
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut perlu ditetapkan kebijakan dengan
Surat Keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”,
tentang rentang nilai rujukan hasil pemeriksaan Laboratorium;
MENGINGAT :
a. Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Pelayanan Publik;
b. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364 Tahun 2003 Tentang
Laboratorium Kesehatan;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657 Tahun 2009 Tentang Pengiriman
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP JAYA HUSADA
Kesatu : Menentukan batas rentang nilai rujukan hasil pemeriksaan laboratorium
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka Akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Lampiran I : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Nomor : 017/SK/KPRI-JH/IV/2018
Tanggal : 10 April 2018
Tentang : Rentang nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan laboratorium
No Pemeriksaan Satuan Nilai Normal
1. Antal Eritrosit juta sel/µL darah 4-5
2. Antal Leukosit sel/µL darah 5.000-10.000
3. Antal Trombosit sel/µL darah 150.000-400.000
P : 12-14
4. Hemoglobin gr/dL
L : 14-18
Hitung Jenis Leukosit
5.
6. Basofil 0–1
7. Eosinofil 1–3
8. N. Batang 2-6
%
9. N. Segmen 50 - 70
10. Limfosit 20 - 40
11. Monosit 2-8
12. Glukosa Sewaktu mg/dL 70-110
13. Glukosa Puasa mg/dL 70-100
14. Glukosa 2 jam PP mg/dL <125
mg/dL P : 3,0-6,0
15. Asam Urat
mg/dL L : 3,0 - 7,0
16. Kolesterol Total mg/dL 100-200
17. Trigliserid mg/dL <150
18. SGOT mg/dL 5-31
19. SGPT mg/dL 5-35
20. BTA Negatif
21. Widal
22. - Thypi O. Negatif
23. - Thypi H. Negatif
24. HbsAg Negatif
25. Golongan Darah O / A / B / AB
26. HIV Negatif
27. URIN SEDIMEN
Warna Kuning muda
Bj 1003-1030
pH 4,8-7,8
Leukosit 0,5/lpb
eritrosit 0,1/lpb
Protein negatif
Urobilin Negatife/positif 1
Bilirubin negatif
Sel epitel Ps 1
Kristal
28. Malaria Negatif
29. RDT Malaria Negatif
30. IgG IgM Dengue Negatif
31. HbsAg Negatif
32. Siphilys Negatif
33. HIV Negatif
34. BTA Negatif
35. Feses
Makroskopis
konsistensi Negatif
Lender Negatif
Mikroskopis
Eritrosit Negatif
Leukosit Negatif
Telur cacing Negatif
Pencernaan
Serat otot Negatif
Serat tumbuhan Negatif
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
018/SK/KPRI-JH/IV/2018
TENTANG
PERMINTAAN, PEMERIKSAAN, PENERIMAAN SPESIMEN, PENGAMBILAN DAN
PENYIMPANAN SPESIMEN

MENIMBANG :
a. bahwa sebagai penunjang diagnostik, pelayanan laboratorium harus
memperhatikan permintaan, pemeriksaan, penerimaan spesimen,
pengambilan dan penyimpanan spesimen secara tepat dan aman;
b. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dan menjamin
bahwa sehubungan hal tersebut diatas maka perlu ditetapkan keputusan
Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” tentang penetapan
permintaan, pemeriksaan, penerimaan, pengambilan, dan penyimpanan
spesimen;
MENGINGAT :
a. Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Pelayanan Publik;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Menetapkan alur permintaan, pemeriksaan, penerimaan spesimen,
pengambilan dan penyimpanan spesimen di Laboratorium sebagaimana
terlampir;

Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terjadi perubahan dan atau terdapat kesalahan dalam
keputusan ini akan di adakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Lampiran I : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Nomor : 18/SK/KPRI-JH/IV/2018
Tanggal : 10 April 2018
Tentang : Permintaan, pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen

A. Permintaan Pemeriksaan Pelayanan Laboratorium :


1. Pasien dari poli umum, poli gigi, membawa formulir rujukan internal untuk permintaan
pemeriksaan laboratorium
2. Petugas laboratorium datang ke UGD, rawat inap, kamar bersalin apabila terdapat
permintaan pemeriksaan laboratorium.
3. Petugas laboratorium menanyakan identitas pasien dan mencocokkan dengan yang ada di
formulir rujukan internal sebelum melakukan tindakan pemeriksaan laboratorium
4. Petugas laboratorium mengambil spesimen pada pasien sesuai dengan permintaan
pemeriksaan pada formulir rujukan internal
5. Apabila pemeriksaan dapat dilaksanakan, petugas laboratorium langsung mengecek
sampel yang telah diterima. Sampel yang diterima hanya sample yang memenuhi syarat
(tidak busuk, volume cukup, label jelas)
B. Penerimaan Spesimen :
1. Sampel dapat dibawa langsung ke ruang laboratorium dan disertai surat pengantar
serta data yang lengkap.
2. Petugas laboratorium menanyakan kembali identitas pasien yang sampelnya akan
diperiksa ke petugas yang mengirim sampel tersebut
3. Petugas menerima spesimen yang telah dikirim untuk diperiksa
4. Apabila pemeriksaan dapat dilaksanakan, petugas laboratorium langsung mengecek
sampel yang telah diterima. Sampel yang diterima hanya sample yang memenuhi syarat
(tidak busuk, volume cukup, label jelas)
C. Pengambilan Sampel urine :
1. Petugas lab melabeli tempat urine
2. Petugas lab memberikan tempat urine kepada pasien
3. Petugas lab memberikan penjelasan kepada pasien
4. Petugas lab meminta kepada pasien untuk mengambil urine yang pancar tengah ( urine
yang keluar pertama dibuang yang tengah ditampung dan yang terakhir dibuang)
5. Petugas lab mempersilahkan pasien ke kamar mandi
6. Petugas lab menerima sample urine
D. Pengambilan Sampel Sputum
1. Petugas lab memberikan label identitas pasien ke pot sputum.
2. Petugas lab memberikan penjelasan kepada pasien bagaimana cara membatukkan sputum
yang baik ke dalam pot sputum.
3. Petugas lab menginstruksikan kepada pasien untuk kumur-kumur lebih dahulu, tarik
nafas 2-3 kali, tahan beberapa detik, kemudian batukkan yang kuat-kuat.
4. Petugas lab mengintruksikan kepada pasien untuk menaruh pot sputum dekat bibir dan
masukkan sputum ke dalamnya.
5. Petugas lab memberikan gambaran bahwa sputum yang baik adalah yang kental dan
jumlahnya cukup 2-3 ml.
6. Petugas lab mengintruksikan kepada pasien untuk menutup wadah sputum dengan rapat.
7. Petugas lab menerima sample dahak
E. Pengambilan Sempel Darah
1. Pengambilan Darah Kapiler
a. Bersihkan ujung jari dengan alcohol 70 %, biarkan sampai kering.
b. Pegang dan tekan bagian yang akan ditusuk
c. Tusuk dengan lancet steril secara tegak lurus.
d. Buang tetesan darah pertama yang keluar kemudian tetes darah berikutnya
dipakai untuk sample.
2. Pengambilan Darah Vena
a. Bersihkan vena yang diambil darah dengan alcohol 70 %, biarkan sampai kering.
b. Bendung dengan menggunakan tourniquet dan minta pasien untuk mengepal dan
membuka berkali-kali agar vena terlihat jelas.
c. Tegangkanlah kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri agar vena tidak dapat
bergerak.
d. Tusuk jarum dengan jarum semprit dengan tangan kanan sampai ujung jarum
masuk kedalam lumen vena.
e. Lepaskan tourniquet dan perlahan tarik penghisap semprit sampai jumlah darah
yang dikehendaki didapat.
f. Taruh kapas diatas jarum, cabutlah semprit dan jarum itu.
g. Mintalah pasien supaya tempat tusukan ditekan selama beberapa menit dengan
kapasitu.
h. Angkatlah jarum dari semprit dan alirkan darah kedalam wadah melalui dinding.
F. Penyimpanan Spesimen
1. Penyimpanan Sputum
a. Petugas menyimpan sputum yang berada didalam pot dahak steril di lemari
pendingin suhu 2-8oC
2. Penyimpanan Darah
a. Petugas menyimpan darah bercampur antikoagulan untuk pemeriksaan darah
rutin
b. Petugas memisahkan kompanen darah dari serum untuk pemeriksaan kimia darah.
c. Petugas menyimpan serum didalam tabung reaksi dan ditutup dengan parafilm
FORMULIR LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
JENIS JENIS
HASIL SAT NORMAL Hasil NORMAL
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI URINALISA
kuning
Golongan darah Warna muda
Haemoglobin 15,6 g% L 14 -18 P 12 -14 kejernihan Jernih
Eritrosit j/ul 4 juta -5 juta PH 4,8 -7,8
leucosit /ul 5000-10.000 Reaksi asam/netral
laju endap darah mm/j L<14 P<20 Berat jenis 1003 -1030
Hematokrit % L 40-48 P 37-43 Protein negatif
Trombosit /ul 150000-400000 Reduksi negatif
MCV ft 82-92 Urobilin neg/pos 1
MCH pc g 27-31 Blirubin negatif
MCHC gr/dl 33-37 SEDIMEN
Hitung jenis Sel
lecosit epithel ps 1
eosinofil 1 3 lekosit 0,5/lpb
n. Batang 2 6 eritrosit 0,1/lpb
n.segmen 50-70 kristal
limfosit 20-40
monosit 2 8 silinder
Masa
perdarahan men 1-3 duke
Masa
pembekuan men 2-6 kapuler lain - lain

KIMIA DARAH Tes kehamilan Negatif


Gula darah
puasa mg% 70-100
Gula darah 2 jam
pp mg% <140 TINJA
Gula darah
sewaktu mg% <125 Makroskopis
Ureum mg% 20 -40 konsistensi Darah
Kreatinin mg% 0,5 -1,2 lendir Nanah
Kolesterol total mg% 100 -200 Mikroskopis
Kolesterol HDL mg% >35 eritrosit
Kolesterol LDL <150 lekosit
Trigliserid mg% <150 telur cacing
SGOT u/l 5-31
SGPT u/l 5 -35 Pencernaan
Asam urat mg% L 3-7 P 3-6 serat otot Lemak
serat
tumbuhan Amilum
SEROLOGI
Widal TY. H mg% <1/100 LAIN - LAIN
TY.O Malaria
HBsAg Negatif BTA
Ig G (Dengu)
Ig M (Dengu)
Siphilis Cilacap , 10- 04 - 2018
HIV Petugas Laboratoium
EVALUASI TERHADAP RENTANG NILAI RUJUKAN
HASIL PEMERIKSAAN
No. Dokumen :
No. Revisi : -
DAFTAR
Tanggal Terbit : 25 Januari 2018
TILIK
Halaman : 1

Tidak
No Kegiatan Ya Tidak
Berlaku

1. Apakah ditentukan penetapan rentang nilai hasil


pemeriksaan laboratorium ?
2. Apakah rentang nilai hasil pemeriksaan laboratorium
ditentukan dengan melihat metode yang digunakan pada
masing-masing pemeriksaan laboratorium ?
3. Apakah rentang nilai dievaluasi dan direvisi bila ada
prosedur pemeriksaan yang baru atau reagen baru ?

CR : .....................%
……………..,……………………...……..
Pelaksana/Auditor

…………………………………………….
NIP : ……………………………………
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

HASIL EVALUASI DAN MONITORING TERHADAP RENTANG NILAI

TINDAK
NO TGL REAGEN RENTANG NILAI EVALUASI
LANJUT
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
019/SK/KPRI-JH/IV/2018

TENTANG
PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

MENIMBANG :
a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan peningkatan pelayanan
klinis di Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”, maka perlu
dilakukan pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui pemeriksaan
laboratorium;
b. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan
pengendalian mutu laboratorium di Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya
Husada”;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” tentang
pengendalian mutu Laboratorium;
MENGINGAT :
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
657/MENKES/PER/VIII/2009 Tentang Pengiriman Penggunaan Spesimen
Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi puskesmas, Klinik Pertama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
364/MENKES/SK/III/2003 Tentang Laboratorium Kesehatan;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Menentukan pengendalian mutu laboratorium klinik pratama rawat inap
“Jaya Husada” sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;

Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terjadi perubahan dan atau terdapat kesalahan dalam
keputusan ini akan di adakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Lampiran I :KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Nomor : 019/SK/KPRI-JH/IV/2019
Tanggal : 10 April 2018
Tentang : Pengendalian mutu laboratorium

Pengendalian Mutu Laboratorium yang dilaksanakan di Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya
Husada” bertujuan untuk menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu laboratorium secara
berkelanjutan. Kegiatan Pengendalian mutu Laboratorium meliputi:
1. Penyusunan Standar Prosedur Operasional oleh tenaga teknis laboratorium yang disahkan
oleh Penanggung Jawab Laboratorium;
2. Penerapan Standar Operasional Prosedur oleh tenaga teknis laboratorium secara
berkesinambungan;
3. Pemantapan Mutu Laboratorium, yaitu keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan. Kegiatan ini meliputi
pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal.

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


PENGENDALIAN MUTU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 ½

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR Samingun,S.Kep.Ners.MMR
Pengertian Pemantapan mutu berguna untuk memantau atau mengontrol kwalitas
mutu laboratorium sesuai standar sehingga menunjang hasil pemeriksaan
laboratorium yang lebih akurat
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pengendalian mutu
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
019/SK/KPRI-JH/IV/2019 tentang Pengendalian mutu laboratorium
Referensi Good laboratory practice,2008
Prosedur 1. Tim manajemen mutu memastikan bahwa petugas laboratorium
melakukan pemantapan mutu internal.
2. Tim manajemen mutu memastikan adanya bukti bahwa petugas
laboratorium telah melakukaan PMI.
3. Tim manajemen mutu memastikan petugas laboratorium melakukan
pementapan mutu eksternal.
4. Tim manajemen mutu memastikan adanya bukti bahwa petugas
laboratorium telah melakukan PME.
5. Tim manajemen mutu memastikan bahwa petugas laboratorium selalu
memverifikasi setiap kegiatan laboratorium meliputi tahap pra analitik,
analitik dan pasca analitik.
6. Tim manajemen mutu memastikan bahwa petugas laboratorium
mempunyai bukti tentang verifikasi laboratorium.
7. Tim manajemen mutu memastikan bahwa petugas laboratorium
melakukan validasi hasil.
8. Tim manajemen mutu memastikan bahwa petugas laboratorium
melakukan audit semua kegiatan lab meliputi audit internal&eksternal.
PENGENDALIAN MUTU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

9. Tim manajemen mutu memastikan adanya bukti bahwa telah


dilakukan audit untuk semua kegiatan.
10. Tim managemen mutu memastikan petugas laboratorium mengikuti
pendidikan atuapun pelatihan.
11. Tim managemen mutu memastikan adanya bukti bahwa petugas
laboratorium telah mengikuti pendidikan ataupun pelatihan pelatihan
tentang laboratorium.
Diagram Alir
Tim manajemen mutu memastikan bahwa
petugas laboratorium melakukan pemantapan
mutu internal

Tim manajemen mutu memastikan adanya bukti bahwa


petugas lab telah melakukaan PMI

Tim manajemen mutu memastikan petugas lab melakukan


pementapan mutu eksternal

Tim manajemen mutu memastikan adanya bukti bahwa


petugas lab telah melakukan PME

Tim manajemen mutu memastikan bahwa petugas lab selalu


memverifikasi setiap kegiatan laboratorium meliputi tahap pra
analitik, analitik dan pasca analitik

Tim manajemen mutu memastikan bahwa petugas lab


mempunyai bukti tentang verifikasi lab

Tim manajemen mutu memastikan bahwa petugas lab


melakukan validasi hasil

Tim managemen mutu memastikan bahwa petugas lab


melakukan audit semua kegiatan lab meliputi audit internal
dan eksternal
PENGENDALIAN MUTU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Tim manajemen mutu memastikan adanya bukti bahwa telah


dilakukan audit untuk semua kegiatan

Tim managemen mutu memastikan petugas laboratorium


mengikuti pendidikan atuapun pelatihan pelatihan

Tim managemen mutu memastikan adanya bukti


bahwa petugas lab telah mengikuti pendidikan
ataupun pelatihan pelatihan tentang lab

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


KALIBRASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR Samingun, S.Kep.Ners, MMR
Pengertian Kalibrasi adalah kegiatan yang diselenggarakan secara berkala oleh
petuga slaboratorium yang mempunyai kompetensi dan pernah dilatih atau
tehnisi penjual alat untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium
yang bermutu sesuai instruksi dipantau guna pemeliharaan alat.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk kalibrasi.
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap JAYA HUSADA Nomor
019/SK/KPRI-JH/IV/2018 Pengendalian Mutu Laboratorium
Referensi PMK No. 54 Tahun 2015 , tentang pengujian dan kalibrasi
Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi jenis peralatan laborat yang akan dikalibrasi
2. Petugas mengidentifikasi nama alat
3. Petugas mengidentifikasi merk alat
4. Petugas mengidentifikasi type alat
5. Petugas mengidentifikasi serial no
6. Petugas mengidentifikasi fungsi alat
7. Petugas mengidentifikasi akurasi yang diperlukan alat
8. Petugas mengidentifikasi petugas internal kalibrasi yang akan ditunjuk
9. Petugas berkoordinasi dengan kepada penanggung jawab peralatan
puskesmas tentang alat-alat yang akan dikalibrasi
10. Petugas kalibrasi yang telah ditunjuk puskesmas mengambil dan
membawa peralatan yang akan dikalibrasi
11. Petugas kalibrasi mengembalikan peralatan yang telah selesai
dikalibrasi
12. Petugas kalibrasi melaporkan hasil kegiatan kalibrasi alat
KALIBRASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/2

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

EVALUASI HASIL KALIBRASI ALAT LABORATORIUM

NO NAMA ALAT NILAI KOREKSI LAIK / TIDAK


TOLERANSI MAKS. LAIK PAKAI
1

2
3
4
5
6
PERBAIKAN ALAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR Samingun, S.Kep.Ners,MMR
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan guna pemeliharaan apabila ditemukan
kelainan kelainan dalam penggunaan peralatan laboratorium.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk perbaikan alat.
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
019/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang pengendalian mutu laboratorium
Referensi PMK No. 75 tahun 2014, tentang perbaikan alat yang rusak dan
pemeliharaan
Prosedur 1. Petugas menginventaris alat yang rusak
2. Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera dilakukan
perbaikan.
3. Petugas laborat mencatat kerusakan pada masing masing alat.
4. Petugas melaporkan alat yang rusak kepada pengelola alat dan
barang di klinik.
5. Petugas laborat meminta kepada pengelola barang untuk dilakukan
perbaikan.
6. Petugas pengelola barang melaporkan kepada pengelola klinik.
7. Pimpinan klinik menginstruksikan kepada pengelola barang untuk
perbaikan alat yang rusak.
8. Petugas pengelola barang memanggil teknisi untuk perbaikan alat.
9. Petugas menginformasikan kepada coordinator layanan klinis
bahwa alat masih dalam perbaikan.
10. Petugas mengupayakan untuk mempertinggi kesiagaan
sehingga pengeluaran hasil yang salah tak terjadi dan perbaikan
kesalahan dapat dilakukan segera.
PERBAIKAN ALAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Diagram Alir
Petugas menginventaris alat yang rusak

Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera


dilakukan perbaikan

Petugas laborat mencatat kerusakan pada masing


masing alat

Petugas melaporkan alat yang rusak kepada


pengelola alat dan barang diklinik

Petugas laborat meminta kepada pengelola barang


untuk dilakukan perbaikan

Petugas pengelola barang melaporkan kepada


pengelola klinik

Kepala puskesmas menginstruksikan kepada


pengelola barang untuk perbaikan alat yang rusak

Petugas pengelola barang memanggil teknisi untuk


perbaikan alat

Petugas menginformasikan kepada coordinator


layanan klinis bahwa alat masih dalam perbaikan

Petugas mengupayakan untuk mempertinggi


kesiagaan sehingga pengeluaran hasil yang
salah tak terjadi dan perbaikan kesalahan dapat
dilakukan segera
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
024/SK/KPRI-JH/IV/2018

TENTANG
PENGENDALIAN MUTU EKSTERNAL

MENIMBANG :
a. bahwa dalam rangka menjamin mutu pelayanan laboratorium di Klinik
Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” maka perlu dilakukan upaya
pengendalian mutu eksternal . Pengendalian mutu dilakukan sesuai dengan
jenis dan ketersediaan peralatan laboratorium yang digunakan dan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut perlu ditetapkan kebijakan dengan
Surat Keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”,
tentang Pengendalian Mutu Eksternal;

MENGINGAT :
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
657/MENKES/PER/VIII/2009 Tentang Pengiriman Penggunaan Spesimen
Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi puskesmas, Klinik Pertama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
364/MENKES/SK/III/2003 Tentang Laboratorium Kesehatan;
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor1674/MENKES/SK/XII/2005 Tentang Pedoman Jejaring Pelayanan
Laborat Kesehatan;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Menetapkan surat keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya
Husada” tentang Pengendalian Mutu Eksternal;

Kedua : Pengendalian mutu eksternal dilakukan dengan pengujian silang secara


berkala;

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
029/SK/KPRI-JH/IV/2018
TENTANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DILUAR JAM KERJA

MENIMBANG :
a. bahwa untuk pelaksanaan pelayanan laboratorium dapat menghasilkan
hasil pemeriksaan yang tepat, maka perlu ditetapkan kebijakan dan
prosedur pelayanan laboratorium;
b. bahwa untuk pelaksanaan pelayanan laboratorium dapat menghasilkan
hasil pemeriksaan yang tepat, maka perlu ditetapkan kebijakan dan
prosedur pelayanan laboratorium;
c. bahwa terdapat kebijakan dan prosedur spesifik untuk setiap jenis
pemeriksaan laboratorium;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b, perlu menetapkan dengan Keputusan Pimpinan Klinik;
MENGINGAT :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran;
b. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
c. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun1996 tentang tenaga kerja;
d. Keputusan Mentri Kesehatan No. 364/ MENKES/ SK/ III// 2003
Tentang Laboratorium Kesehatan;
e. Keputusan Mentri Kesehatan No. 1674/ MENKES/ SK/ XII/ 2005
Tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laborat Kesehatan;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Menetapkan surat keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya
Husada” tentang pemeriksaan laboratorium diluar jam kerja;

Kedua : pemeriksaan diluar jam kerja dilakukan setelah pemeriksaan reguler selesai;

Ketiga : petugas yang melakukan pemeriksaan adalah petugas yang telah diberikan
kewenangan oleh petugas yang seharusnya;
Keempat : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan dan penyempurnaan lebih lanjut akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
030/SK/KPRI-JH/IV/2018
TENTANG
PELAYANAN LABORATORIUM

MENIMBANG :
a. bahwa klinik pratama adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menyediakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
b. bahwa untuk pelaksanaan pelayanan laboratorium dapat menghasilkan
hasil pemeriksaan yang tepat, maka perlu ditetapkan kebijakan dan
prosedur pelayanan laboratorium;
MENGINGAT :
a. Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Pelayanan Publik
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
e. Peraturan Bupati Nomor 88 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi,Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Cilacap;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Menetapkan surat keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya
Husada” tentang pelayanan laboratorium;

Kedua : Pelayanan laboratorium sebagaimana tersebut didalam lampiran dibawah


ini;

Ketiga : Hal-hal yang belum diatur dalam surat keputusan ini berkaitan dengan
uraian tugas, akan diatur tersendiri dan ditetapkan kemudian;
Keempat : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan dan penyempurnaan lebih lanjut akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Lampiran I :KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Nomor : 030/SK/KPRI-JH/IV/2018
Tanggal : 10 April 2018
Tentang : Pelayanan Laboratorium

A. Jenis Pelayanan Laboratorium beresiko tinggi di Laboratorium Klinik Pratama Rawat


Inap “Jaya Husada” antara lain : BTA, HIV, Hepatitis, dan Siphylis
1. Prosedur Kerja
a. Petugas laboratorium melukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur kerja yang
telah ditetapkan
b. Petugas laboratorium menggunakan alat pelindung diri selama bekerja
2. Pengelolaan specimen
a. Setiap specimen diberlakukan sebagai bahan infeksius
b. Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan pengolahan
specimen dengan benar
c. Semua specimen darah dan cairan tubuh disimpan pada wadah yang memiliki
konstruksi yang baik
3. Pengelolaan limbah beresiko tinggi
a. Limbah padat seperti Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai
limbah infeksius dan dikumpulkan dalam safety box dan dikelola oleh pihak
ketiga
b. Limbah cair infeksius ditangani dengan dialirkan ke Instalasi Pengelolaan Air
Limbah
B. Keselamatan Kerja dan Penggunaan APD
Kegiatan pencegahan bahaya atau resiko terhadap petugas yang berada di dalam
Laboratorium merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan :
1. Tempat kerja dan lingkungan kerja
a. Desain tempat kerja yang menunjang K3
b. Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium
c. Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya
2. Sanitasi lingkungan
a. Semua ruangan bersih, kering, dan higenis
b. Tersedia tempat sampah yang didalamnya dilapisi dengan kantong plastik dan
diberi tanda khusus
c. Tersedia tempat cuci tangan dengan air mengalir dan secara teratur
d. Petugas laboratorium dilarang makan dan minum di laboratorium
3. Proses kerja, bahan, dan peralatan
a. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja seperti
tempat cuci tangn dan alat pemadam kebakaran
b. Petugas laboratorium wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker,
sarung tangan dan alas kaki tertutup)
c. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih.
d. Sarung tangan bekas pakai ditempatkan dalam tempat sampah berisi plastik
kuning (menjadi limbah medis / infeksius) yang diberi tanda khusus.
e. Semua tumpahan segera dibersihkan.
f. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap
g. Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar (antara
lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek
toksik dan persyaratan penyimpanan)
h. Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta ketrampilan untuk menangani kecelakaan
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
032/SK/KPRI-JH/IV/2018
TENTANG
PENGELOLAAN REAGEN

MENIMBANG :
a. bahwa klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyediakan kepada masyarakat;
b. bahwa untuk pelaksanaan pelayanan laboratorium dapat menghasilkan
hasil pemeriksaan yang tepat, maka perlu ditetapkan kebijakan
pengelolaan reagen laboratorium;
MENGINGAT :
a. Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Pelayanan Publik
b. undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Menetapkan surat keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya
Husada” tentang pengelolaan reagen;

Kedua : Pengelolaan reagen sebagaimana tersebut didalam lampiran dibawah ini;


Ketiga : Hal-hal yang belum diatur dalam surat keputusan ini berkaitan dengan
uraian tugas, akan diatur tersendiri dan ditetapkan kemudian;
Keempat : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan dan penyempurnaan lebih lanjut akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Lampiran I :KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Nomor : 032/SK/KPRI-JH/IV/2018
Tanggal : 10 April 2018
Tentang : Pengelolaan reagen

Pengelolaan reagen di laboratorium , sebagai berikut :


1. Petugas laboratorium memberikan label pada reagen yang belum terdapat keterangan lengkap
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
2. Petugas laboratorium mengelompokkan reagen sesuai dengan jenis dan suhu
penyimpanannya
3. Petugas laboratorium memisahkan reagen kadaluarsa untuk dilaporkan ke dinas dan/atau
diserahkan kepada pihak ketiga
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
035/SK/KPRI-JH/IV/2018
TENTANG
JENIS REAGENSI ESENSIAL & BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA

MENIMBANG :
a. bahwa dalam rangka memenuhi ketersediaan reagensia dan bahan lain
yang diperlukan sehari hari serta mengevaluasi untuk memastikan akurasi
dan presisi hasil maka perlu ditentukan jenis reagensia yang harus tersedia
serta proses yang menjamin ketersediaan reagensia, penyimpanan,
pendistribusian serta evaluasi secara periodik semua reagensia.
MENGINGAT :
a. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
b. Permenkes Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 Tentang Pelayanan
Penunjang Klinik;
c. Permenkes RI Nomor 411/Menkes/Per/II/2010 Tentang Laboratorium
Klinik;

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Menetapkan surat keputusan Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya
Husada” tentang pengelolaan reagen;

Kedua : Pengelolaan reagen sebagaimana tersebut didalam lampiran dibawah ini;

Ketiga : Hal-hal yang belum diatur dalam surat keputusan ini berkaitan dengan
uraian tugas, akan diatur tersendiri dan ditetapkan kemudian;
Keempat : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan dan penyempurnaan lebih lanjut akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 10 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


Lampiran I :KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Nomor : 035/SK/KPRI-JH/IV/2018
Tanggal : 10 April 2018
Tentang : Jenis reagensi esensial & bahan lain yang harus tersedia

NO NAMA REAGEN NO NAMA REAGEN


31. HCL 0, I N 41. Gram C
32. EDTA 42. Gram D
33. Carbol Fuchsin 43. Spuit
34. Asam Alkohol 44. Masker
35. Methylen Blue 45. Handscoon
36. Golda Antisera A 46. Lancet
37. Golda Antisera B 47. Deck Glass
38. Golda Antisera AB 48. Obyeck Glass
39. Hayem 49. Pot Sputum
40. Strip Glucosa 50. Kertas Golda
41. Strip Asam Urat 51. Kapas
42. Strip Cholesterol 52. Tissue
43. Stick Urin 3 Parameter 53. Lyse
44. Stick Urin HCG 54. Diluen
45. Widal Antisera O 55. Pockcleaneer
46. Widal Antisera H 41. Ns I Rapid
47. IgG, IgM Dengue 42. Siphilys Rapid
48. Oil Imersi 43. RDT Rapid
49. HIV Rapid 44. Reagen basah Cholesterol
50. Rees Ecker 45. Reagen basah Cholesterol-HDL
51. Drabkin 46. Reagen basah Glucose
52. Giemsa 47. Reagen basah Trigliserid
53. Turk 48. Reagen basah Urea
54. Asam Sitrat 0,38% 49. Reagen basah Creatinin
55. Stik HbsAg 50. Reagen basah SGOT
56. NaCL 0,1% 51. Reagen basah SGPT
57. Alkohol 52. KOH 20 %
58. Spiritus
59. Gram A
60. Gram B
RUJUKAN LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR Samingun, S.Kep.Ners,MMR
Pengertian Rujukan laboratorium adalah pelimpahan suatu tanggung jawab atas
permintaan laboratorium kepelayanan laboratorium lain yang lebih
memadai.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk rujukan
laboratorium
Kebijakan SK Pimpinan Nomor 024/SK/KPRI-JH/IV/2018 pemantapan mutu
eksternal
Referensi PMK No. 411/MENKES/PER/III/2010, Tentang laboratorium klinik
Prosedur 1. Petugas menerima blangko permintaan pemeriksaan.
2. Petugas melakukan pencatatan di buku register.
3. Petugas memberitahukan kepada pasien bahwa pemeriksaan yang
diminta tidak dapat dikerjakan karena alasan tertentu.
4. Petugas meminta persetujuan pasien apakah mau dibuatkan rujukan
atau tidak.
5. Petugas membuatkan surat rujukan ke instansi laboratorium lain
apabila pasien bersedia dirujuk.
6. Petugas menyerahkan surat rujukan kepada pasien.
7. Petugas memberitahukan alamat rujukan laborat tersebut kepada
pasien.
8. Petugas memberitahukan kepada dokter bahwa pasien telah
dibuatkan rujukan laboratorium.
9. Petugas mengembalikan rekam medis ke bagian pendaftaran.
RUJUKAN LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Diagram Alir
Pasien membawa blangko permintaan pemeriksaan
laboratorium

Petugas melakukan pencatatan dibuku register

Petugas menerima blangko permintaan pemeriksaan


laboratorium

Petugas membuat surat rujukan ke instansi laboratorium lain


apabila pasien bersedia dirujuk

Petugas memberitahukan kepada dokter bahwa pasien telah


dibuatkan rujukan laboratorium

Petugas memberitahukan kepada pasien bahwa pemeriksaan


yang diminta tidak dapat dikerjakan karena alasan tertentu

Petugas meminta persetujuan pasien apakah mau dibuatkan


rujukan atau tidak

Petugas menyerahkan surat rujukan kepada pasien

Petugas memberitahukan alamat rujukan laboratorium


tersebut kepada pasien

Petugas mengembalikan rekam medis ke bagian pendaftaran


RUJUKAN LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Gigi
 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR 25 Januari 2018 Pimpinan
OPERASIONAL
PROSEDUR Samingun, S.Kep.Ners,MMR
Pengertian Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilakukan oleh masing-masing laboratorium secara
terus menerus agar tidak terjadi error / penyimpangan, sehingga
diperoleh hasil yang tepat.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pementapan mutu
internal.
Kebijakan SK Pimpinan 019/SK/KPRI-JH/IV/2018 Nomor tentang
Pengendalian mutu laboratorium
Referensi good laboratory practice, 2008
Prosedur 1. Petugas mempersiapkan buku laporan pemantapan mutu internal.
2. Petugas mempersiapkan pasien untuk diambil sampelnya.
3. Petugas melakukan pengambilan specimen dengan prosedur.
4. Petugas melakukan pengolahan specimen sesuai pemeriksaan
yang diminta.
5. Petugas melakukan kalibrasi peralatan laboratorium secara rutin
sesuai SOP.
6. Petugas melakukan uji kualitas reagen.
7. Petugas melakukan uji kualitas antigen antisera.
8. Petugas melakukan uji ketelitian dan ketepatan.
9. Petugas melakukan melakukan QC dengan standar
10. Petugas mencatat semua kegiatan laporan pemantapan mutu
internal pada buku laporan pemantapan mutu internal
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Diagram Alir
Petugas mempersiapkan buku laporan PMI

Petugas mempersiapkan pasien untuk diambil


sampelnya

Petugas melakukan pengambilan spesimen sesuai


dengan prosedur

Petugas melakukan pengolahan spesimen sesuai


pemeriksaan yang diminta

Petugas melakukan kalibrasi peralatan laboratorium


secara rutin sesuai dengan SOP

Petugas melakukan uji ketelitian dan ketepatan

Petugas melakukan QC dengan serum control

Petugas melakukan uji kualitas antigen antisera

Petugas melakukan uji kualitas reagen

Petugas mencatat semua kegiatan PMI pada buku


laporan PMI
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Gigi
 Unit Rawat Inap
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


LABORATORIUM KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”

A. PENDAHULUAN
Klinik sebagai salah satu saramna kesehatan yang memberikan layanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyrakat. Oleh karena itu klinik di tuntut untuk dapat memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah di tentukan ( Depkes RI,2008).
Pemeriksaan laboratorium merupakan pekerjaan dengan resiko infeksi berhubungan
dengan bahan – bahan yang infeksius. Untuk mencegah resiko diperlukan pengetahuan
dan praktik laboratorium yang baik, selain itu harus tersedia sarana dan prasarana yang
menunjang ( Depkes RI,2006 ).
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit danfasilitas kesehatan
lainya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu program
pelatihan (diklat) pencegahan dan pengendalianpenyakit menular. Serta untuk mencegah
kecelakaan di laboratorium perlu diadakan pelatihan mengenai keselamatan dan
keamanan di laboratorium.
B. LATAR BELAKANG
1. KEMENKES No. 382/Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainya.
2. Keputusan mentri kesehatan republic Indonesia No. 028 tahun 2011 tentang Standar
Pelayanan klinik .
3. Peraturan mentri kesehatan republic Indonesia No. 46 tahun 2015 tentang Akraditasi
klinik.
C. TUJUAN UMUM
Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia tenaga
laboratorium, tentang keselamatan dan keamanan laborat, sehingga dapat melindungi
tenaga laboratorium dan masyarakat dari penularan penyakit infeksi.
D. TUJUAN KUSUS
Agar petugas laboratorium memahami program K3 khususnya program K3
loratorium agar petugas loratorium mampu mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat
mengancam kesehatan khususnya selama pekerja di loratorium.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pendidikan dan pelatihan keselamatan dan keamanan laboratorium.
Pelatihan ini di lakukan sebagai tahap awal pelaksanaan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, dalam pelatihan ini di paparkan tentang keselamatan dan
keamanan laboratorium , pentingnya keselamatan laboratorium, penyebab kecelakaan
laboratorium, penanggung jawab bila terjadi kecelakaan, perlengkapan dan
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
2. Penyuluhan dan Pelatihan Hand Hygiene
Pelatihan ini berisi hal – hal yang harus dilakukan oleh petugas dalam menangani
pasien tanpa mengetahui terlebih dahulu diagnosanya, petugas harus melakukan
kewaspadaan standar yaitu cuci tangan . pelatihan cuci 6 langkah sesuai standar
WHO harus diajarkan kepada seluruh karyawan pada umumnya dan petugas
laboratorium pada khususnya. Mulai teori sampai mendemonstrasikanya.
3. Pelatihan Pengelolaan Limbah/sampah
Pelatihan ini ditujukan kepada seluruh staf medis ataupun non medis serta cleaning
service outsorcing tentang penempatan sampah sesuai dengan standar pencegahan
dan pengendalian infeksi dan dipaparkan mulai proses pemilahan sampai dengan
proses pemusnahan sampah/limbah puskesmas.
4. Pelatihan Pemakaian Alat Pelindung Diri ( APD )
Pelatihan ini dilakukan untuk mencegah petugas dari penularan yang dapat
ditimbulkan dari berbagai macam jenis infeksi melalui kegiatan di klinik. Pelatihan
ini meliputi pengenalan berbagai macam APD yang harus dipakai untuk masing –
masing unit kerja, cara melepas, serta kegunaanya.
5. Penyuluhan Hand Hygiene untuk pengunjung
Hand hygiene tidak hanya dibudayakan pada petugas yang ada di puskesmas, tetapi
juga kepada seluruh keluarga pasien dan pengunjung puskesmas. Pelatihan ini di
khususkan untuk keluarga dan pengunjung pasien seluruh unit rawat jalan dan rawat
inap yang melakukan pengobatan ataupun kontrol ke puskesmas. Pelatihan ini
dilakukan dengan metode kampanye Hand hygiene yang dilakukan di rung
pendaftaran, pintu masuk unit ruang rawat, ruang tunggu keluarga pasien,ruang
tunggu obat.
6. Pelatihan kebersihan Ruangan
Pelatihan ini di lakukan secara berkala dan di titikberatkan pada kebersihan setiap
ruangan di klinik meliputi ruang rawat inap, ruang rawat jalan , kantor, laboratorium,
farmasi, dan ruang – ruang khusus untuk pemeriksaan penunjang. Sasaran pelatihan
ini adalah seluruh petugas kebersihan meliputi pramu kebersihan dan clening service
outsourcing.
7. Pelatihan tentang dekontaminasi alat dan sterilisasi
Pelatihan ini berisi cara pengelolaan alat kesehatan mulai dari dekontaminasi sampai
dengan strerilisasi
8. Kejadian Tertusuk jarum
Sosialisasi ini di lakukan kepada seluruh staf medis maupun staf non medis yang
bertugas di puskesmas khususnya untuk tenaga laboratorium dalam hal kemungkinan
kejadian tertusuk jarum dan cara pelaporan apabila terjadi kejadian tersebut.
F. METODE MELAKSANAKAN KEGIATAN SECARA KUANTITATIF
Dalam pelatihan keselamatan dan keamanan laboratorium dilaksanakan dengan
pemberian materi secara teori dan praktek secara langsung
G. SASARAN / TARGET YANG INGIN DICAPAI
1. Evaluasi Pelaksanaan kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan dilakukan melalui rapat
rutin yang di laksanakan bersama dengan tim Keselamatan dan Keamanan
2. Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksaan kegiatan di buat setiap bulan berdasarkan masing –
masing kegiatan yang di lakukan. Laporan evaluasi pelaksaan kegiatan di lakukan
setiap petugas / koordinator ruang setiap bulan dan di tujukan kepada pimpinan klinik
H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan
Pada setiap kegiatan dalam upaya Keselamatan dan keamanan laboratorium yang
dilakukan, ada beberapa hal yang harus didokumentasikan seperti :
a. Materi
b. Undangan
c. Daftar hadir
d. Laporan hasil kegiatan
e. Dokumentasi (foto) kegiatan
2. Pelaporan
Laporan pelaksaan program di buat setiap selesai kegiatan dilakukan ( maksimal 1
minggu setelah kegiatan berlangsung ) dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas 1
bulan sekali.
3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan program dilakukan 1 tahun sekali dengan cara melihat seluruh
pelaksanaan kegiatan yang belum dilakukan beserta hambatan pelaksanaan kegiatan.
I. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA
Rincian biaya yang dibutuhkan adalah sbb.
1. Biaya peningkatan kualitas SDM Keselamatan,Keamanan laboratorium dan PPI,
perwat dan tim yang terlibat dalam pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi
klinik
2. Biaya persiapan sarana dan prasarana lainya.
J. PENUTUP
Dengan mempertimbangkan kebutuhan anggaran dan biaya serta manfaatnya bagi Klink,
maka kegiatan ini diharapkan dapat terlaksana.

CILACAP, 15 mei 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

No Dokumen :
Tanggal Terbit :
No Revisi :

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”


Jl. Inpres No. 8 A Rt 07/07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global. Ada lima isu penting yang terkait
dengan keselamatan (safety) yaitu keselamatan pasien (patient safety), keselamatan
pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan diklinik yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pemcemaran lingkunga dan keselamatan “bisnis” yang terkait
dengan kelangsungan hidup klinik. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting
untuk dilaksanakan. Namun harus diakui bahwa kegiatan institusi kesehatan dapat
berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama
untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra klinik.
Dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi, pelayanan kesehatan
menjadi semakin komplek dan berpotensi terjadinya “Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD)” atau adverse event apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. Di klinik terdapat
ratusan macam obat, berbagai macam prosedur, banyak alat dengan teknologinya,
berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan 24 jam
terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola
dengan baik dapat terjadi kejadian tidak diinginkan.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
pelaksanaan program keselamtan paien perlu dilakukan. Karena itu perlu acuan yang
jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di klinik
2. Meningkatkan akuntabilitas klinik terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diinginkan di klinik
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diinginkan
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan keselamatan pasien meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat
inap di Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”, dari pasien datang hingga pasien
pulang.

D. BATASAN OPERASIONAL
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana klinik membuat asuhan pasien lebih
aman. Sistem tersebut meliputi assessmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Tim Keselamatan pasien Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” terdiri dari:
1. Penanggung jawab : Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”
2. Dokter : 2 orang
3. Perawat : 9 orang
4. Bidan : 5 orang
5. Apoteker : 1 orang
6. Analis : 1 orang
7. Admin : 1 orang
8. Rekam medik : 2 orang

B. JADWAL KEGIATAN
1. Pengaturan jadwal jaga dokter, perawat dan bidan dibuat bersama-sam dan
dipertanggungjawabkan oleh koordinator klinis, koordinator bidan dan koordinator
perawat;
2. Jadawal dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan didistribusikan pada akhir bulan
sebelum pelaksanaan jadwal;
3. Untuk tenaga dokter, bidan maupun perwat yang memiliki kegiatan lain pada hari
tertentu, maka petugas tersebut dapat bertukar jadawal dengan sejawatnya dan
mencatatkan perubahan jaga tersebut di lembar jadwal jaga.
PELAPORAN INSIDEN K3 DI LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi : -
DAFTAR Tanggal Terbit : 25 Januari 2018
TILIK Halaman : 1

JENIS
NO TANGGAL TINDAKAN SARAN PELAPOR
KECELAKAAN
PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL 25 Januari 2018 Pimpinan
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners,MMR
Pengertian Suatu kegiatan pelaporan kegiatan pelaksanaan program keselamatan dan
kesehatan kerja di laboratorium kepada pengelola program keselamatan
kerja.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pelaporan program
keselamatan dan keamanan laboratorium.
Kebijakan SK pimpinan klinik Nomor 019/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang
Pengendalian Mutu Laboratorium
Referensi PERMENKES RI NO 411/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Laboratorium di klinik
Prosedur 1. Petugas membuat format pencatatan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
2. Petugas melakukan pencatatan dan terima bahan berbahaya dan beracun
di laboratorium.
3. Petugas melakukan pencatatan pengelolaan limbah medis.
4. Petugas melakukan pencatatan pembuangan limbah medis dan limbah
berbahaya.
5. Petugas mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di
laboratorium.
6. Petugas mendokumentasikan hasil pelaksanaan kegiatan K3 kepada
Tim pengelola K3
7. Petugas melaporkan kegiatan pelaksanaan K3 secara rutin (bulanan).
8. Petugas melaporkan secara khusus pelaksanaan program keselamatan
kepada tim K3apabila terjadi kecelakaan kerja di laboratorium
9. Petugas mencatat hasil verifikasi Tim K3 pada saat pelaporan pelaksaan
K3 di laboratorium.
10. Petugas menyimpan semua berkas dokumen yang telah
diverivikasi oleh pengelola K3.
PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Diagram Alir
Petugas membuat format pencatatan laporan hasil
pelaksanaan keselamatan dan kegiatan

Petugas melakukan pencatatan tanda terima


bahan berbahaya dan beracun di laboratorium

Petugas melakukan pencatatan pengelolaan


limbah medis

Petugas melakukan pencatatan pembuangan


limbah medis dan limbah berbahaya

Petugas mencatat secara rinci setiap kecelakaan


kerja yang terjadi di laboratorium

Petugas mendokumentasikan hasil pelaksanaan


kegiatan K3 kepada Tim pengelola K3 di
puskesmas
Petugas melaporkan kegiatan pelaksanaan K3 di klinik
secara rutin (bulanan ).

Petugas melaporkan secara khusus pelaksanaan program


keselamatan kepada tim K3 di klinik apabila terjadi
kecelakaan kerja di laboratorium

Petugas mencatat hasil verifikasi Tim K3 pada saat


pelaporan pelaksaan K3 di laboratorium

Petugas menyimpan semua berkas dokumen yang


telah diverivikasi oleh pengelola K3
PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
PENANGANAN & PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL 25 Januari 2018 Pimpinan
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners,MMR
Pengertian Prinsip pengelolaan limbah adalah pemisahan dan pengurangan volume.
Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah serta mengurangi volume
limbah. Klinis sebagai syarat keamanan yang penting untuk petugas
pembuangan sampah, petugas emergensi dan masyarakat.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pedoman petugas
dalam penanganan & pembuangan bahan berbahaya.
Kebijakan SK pimpinan klinik Nomor 036/SK/KPRI-JH/IV/2019 tentang
penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
Referensi PERMENKES RI Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 Tentang
Laboratorium Kesehatan
Prosedur 1. Petugas melakukan pemisahan limbah B3 dan non B3.
2. Petugas mengusahakan menggunakan bahan kimia non B3.
3. Petugas mengunakan kantong plastic hitam untuk limbah non B3.
4. Petugas menggunakan kantong plastic kuning untuk jenis limbah B3.
5. Petugas menempatkan limbah B3 jarum , spuit pada safety cabinet.
6. Petugas menempatkan tempat penampungan pada tempat yang aman.
7. Petugas membakar semua limbah B3 dan non B3 menggunakan
insenerator.
8. Petugas melakukan sterilisasi alat-alat medis yang telah terkontaminasi
limbah B3 menggunakan sterilisator.
9. Petugas melakukan dekontaminasi pada limbah sisa pemeriksaan yang
mengandung bahan B3 kemudian menaruhnya pada tempat sampah
dengan plastic berwarna kuning.
10. Petugas melakukan desinfeksi meja kerja sebelum dan sesudah
pemeriksaan untuk mencegah kontaminasi bahan berbahaya.
PENANGANAN & PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Diagram Alir
Petugas memisahkan limbah B3 dan non B3

Petugas mengusahakan menggunakan bahan


kimia non B3

Petugas mengunakan kantong plastic hitam untuk


limbah non B3

Petugas menggunakan kantong plastic kuning


untuk jenis limbah B3

Petugas menempatkan limbah B3 jarum , spuit


pada safety cabinet

Petugas menempatkan tempat penampungan


pada tempat yang aman

Petugas membakar semua limbah B3 dan non B3


menggunakan insenerator

Petugas melakukan sterilisasi alat-alat medis yang


telah terkontaminasi limbah B3 menggunakan
sterilisator

Petugas melakukan dekontaminasi pada limbah


sisa pemeriksaan yang mengandung bahan B3
kemudian menaruhnya pada tempat sampah
dengan plastic berwarna kuning

Petugas melakukan desinfeksi meja kerja


sebelum dan sesudah pemeriksaan untuk
mencegah kontaminasi bahan berbahaya
PENANGANAN & PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
PENANGANAN & PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL 25 Januari 2018 Pimpinan
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners,MMR
Pengertian Kecelakaan kerja sering terjadi di laboratorium untuk mencegah
timbulnya bahaya yang lebih luas maka dibutuhkan orientasi dan praktik
keamanan kerja.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penanganan timbulnya
kecelakaan di laboratorium, menjamin keselamatan dan kesehatan kerja di
laboratorium..
Kebijakan SK pimpinan klinik Nomor 036/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang
penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
Referensi Good laboratory practice,2008
Prosedur 1. Pimpinan klinik membentuk Tim pelaksana K3 di laboratorium.
2. Tim K3 laboratorium membuat rencana orientasi prosedur/praktek
keslamatan kerja.
3. Tim K3 melaporkan kepada Pimpinan klinik pelaksanaan pelatihan K3
laboratorium.
4. Tim K3 laboratorim memberikan orientasi prosedur keselamatan kepada
petugas laboratorium.
5. Tim K3 laboratorim memberikan orientasi praktek keslamatan kerja
kepada petugas laboratorium.
6. Tim K3 laborat membuat laporan bukti pelaksanaan orientasi.
7. Tim K3 laborat melaporkan kepada Pimpinan klinik hasil pelaksanaan
orientasi pelatihan prosedur dan praktek keslamatan kerja.
8. Tim K3 laborat memantau pelaksanaan kaslamatan dan kesehatan kerja
di laboratorium
9. Tim K3 melakukan evaluasi secara berkala pelaksanaan keslamatan dan
kesehatan kerja di laborat secara berkala melalui daftar tilik.
10. Tim K3 menyusun jadwal kegiatan orientasi secara berkala.
PENANGANAN & PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Pimpinan klinik membentuk tim pelaksanaan K3 di


laboratorium

Tim K3 laboratorium membuat rencana orientasi


prosedur/praktek keslamatan kerja

Tim K3 melaporkan kepada pimpinan klinik


pelaksanaan pelatihan K3 laboratorium

Tim K3 laboratorim memberikan orientasi prosedur


keslamatan kepada petugas laboratorium

Tim K3 laboratorim memberikan orientasi praktek


keslamatan kerja kepada petugas laboratorium

Tim K3 laborat membuat laporan bukti pelaksanaan


orientasi

Tim K3 laborat melaporkan kepada pimpinan klinik


hasil pelaksanaan orientasi pelatihan prosedur dan
praktek keslamatan kerja

Tim K3 laborat memantau pelaksanaan kaslamatan


dan kesehatan kerja di laboratorium

Tim K3 melakukan evaluasi secara berkala


pelaksanaan keslamatan dan kesehatan kerja di
laborat secara berkala melalui daftar tilik

Tim K3 menyusun jadwal kegiatan orientasi


secara berkala
PENANGANAN & PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
ORIENTASI PROSEDUR & PRAKTIK
KESELAMATAN / KEAMANAN KERJA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL 25 Januari 2018 Pimpinan
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners,MMR
Pengertian Kecelakaan kerja sering terjadi di laboratorium untuk mencegah
timbulnya bahaya yang lebih luas maka dibutuhkan orientasi dan praktik
keamanan kerja.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penanganan timbulnya
kecelakaan di laboratorium, menjamin keselamatan dan kesehatan kerja di
laboratorium..
Kebijakan SK pimpinan klinik Nomor 036/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang
penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
Referensi Good laboratory practice,2008
Prosedur 1. Pimpinan klinik membentuk Tim pelaksana K3 di laboratorium.
2. Tim K3 laboratorium membuat rencana orientasi prosedur/praktek
keslamatan kerja.
3. Tim K3 melaporkan kepada Pimpinan klinik pelaksanaan pelatihan K3
laboratorium.
4. Tim K3 laboratorim memberikan orientasi prosedur keselamatan kepada
petugas laboratorium.
5. Tim K3 laboratorim memberikan orientasi praktek keslamatan kerja
kepada petugas laboratorium.
6. Tim K3 laborat membuat laporan bukti pelaksanaan orientasi.
7. Tim K3 laborat melaporkan kepada Pimpinan klinik hasil pelaksanaan
orientasi pelatihan prosedur dan praktek keslamatan kerja.
8. Tim K3 laborat memantau pelaksanaan kaslamatan dan kesehatan kerja
di laboratorium
9. Tim K3 melakukan evaluasi secara berkala pelaksanaan keslamatan dan
kesehatan kerja di laborat secara berkala melalui daftar tilik.
10. Tim K3 menyusun jadwal kegiatan orientasi secara berkala.
ORIENTASI PROSEDUR & PRAKTIK
KESELAMATAN / KEAMANAN KERJA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Pimpinan klinik membentuk Tim pelaksana K3


di laboratorium.

Tim K3 laboratorium membuat rencana orientasi


prosedur/praktek keslamatan kerja

Tim K3 melaporkan kepada Pimpinan klinik


pelaksanaan pelatihan K3 laboratorium

Tim K3 laboratorim memberikan orientasi prosedur


keslamatan kepada petugas laboratorium

Tim K3 laboratorim memberikan orientasi praktek


keslamatan kerja kepada petugas laboratorium

Tim K3 laborat membuat laporan bukti pelaksanaan


orientasi

Tim K3 laborat melaporkan Pimpinan klinik hasil


pelaksanaan orientasi pelatihan prosedur dan praktek
keslamatan kerja

Tim K3 laborat memantau pelaksanaan kaslamatan


dan kesehatan kerja di laboratorium

Tim K3 melakukan evaluasi secara berkala


pelaksanaan keslamatan dan kesehatan kerja di
laborat secara berkala melalui daftar tilik

Tim K3 menyusun jadwal kegiatan orientasi


secara berkala
ORIENTASI PROSEDUR & PRAKTIK
KESELAMATAN / KEAMANAN KERJA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PELATIHAN DAN PENDIDIKAN
PROSEDUR BAHAN BERBAHAYA DAN PERALATAN BARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL 25 Januari 2018 Pimpinan
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners,MMR
Pengertian Suatu kegiatan yang bertujuan menginformasikan kepada petugas
laboratorium guna penggunaan prosedur baru, bahan berbahaya atau alat
baru .
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menginformasikan
tentang tata cara penggunaan prosedur baru, bahan berbahaya ataupun
peralatan yang baru.
Kebijakan SK pimpinan klinik Nomor 036/SK/KPRI-JH/IV/2018 tentang
penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
Referensi Good laboratory practice, 2008
Prosedur 1. Kepala Tata Usaha melaporkan kepada pimpinan klinik bahwa akan ada
pelatihan dan pendidikan untuk prosedur, bahan yang berbahaya
ataupun alat yang baru bagi petugas laboratorium.
2. pimpinan klinik mengintruksikan kepada petugas laboratorium untuk
mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan
berbahaya atau alat yang baru.
3. Petugas laboratorium mengikuti pelatihan dan pendidikan
4. Petugas melaporkan kepada pimpinan klinik bahwa pendidikan
pelatihan dan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya
dan alat yang baru telah dilaksanakan.
5. Petugas membuat laporan hasil pelatihan pendidikan untuk prosedur
yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru
6. Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan pendidikan melalui rapat
lokmin klinik.
7. Petugas membuat SOP penggunaan prosedur yang baru, bahan
berbahaya atau alat yang baru
8. Petugas yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru melalui kegiatan
pelayanan di laboratorium.
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN
PROSEDUR BAHAN BERBAHAYA DAN PERALATAN BARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Diargarm Alir
Kepala Tata Usaha melaporkan kepada pimpinan klinik bahwa
akan ada pelatihan dan pendidikan untuk prosedur, bahan yang
berbahaya ataupun alat yang baru bagi petugas laboratorium.

pimpinan klinik mengintruksikan kepada petugas


laboratorium untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan

Petugas laboratorium mengikuti pelatihan dan pendidikan

Petugas melaporkan kepada pimpinan klinik bahwa


pendidikan pelatihan dan pendidikan

Petugas membuat laporan hasil pelatihan pendidikan

Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan pendidikan


melalui rapat lokmin klinik

Petugas membuat SOP penggunaan prosedur yang baru,


bahan berbahaya atau alat yang baru

Petugas menerapkan pelatihan pendidikan untuk prosedur


yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru melalui
kegiatan pelayanan di laboratorium

Petugas berusaha meningkatkan kinerja pelayanan laborat


di klinik sesuai SOP

Koordinator layanan klinis melakukan evaluasi pelaksanaan


penggunaan prosedur yang baru, bahan berbahaya atau
alat yang baru menggunakan daftar tilik

Koordinator layanan klinis melaporkan kepada kepala


puskesmas bahwa telah dilakukannya evaluasi
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN
PROSEDUR BAHAN BERBAHAYA DAN PERALATAN BARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
036/SK/KPRI-JH/IV/2018
TENTANG
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
MENIMBANG :
a. bahwa dalam rangka menjamin keamanan dan keselamatan kerja di
laboratorium dari bahan berbahaya maka dipandang perlu adanya prosedur
tetap sesuai standar keselamatan yang digunakan, terintegrasi dengan
sistem keamanan dan keselamatan di Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya
Husada”;
b. sehubungan pertimbangan diatas maka perlu menetapkan Surat Keputusan
Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” Tentang Penanganan
dan Pembuangan Bahan Berbahaya;
MENGINGAT :
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
657/MENKES/PER/VIII/2009 Tentang Pengiriman Penggunaan Spesimen
Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
c. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2008
Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan
Beracun;
d. Peraturan Menteri Kesehatan No.1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang
Jenis Penyakit Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi puskesmas, Klinik Pertama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
364/MENKES/SK/III/2003 Tentang Laboratorium Kesehatan;
g. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor1674/MENKES/SK/XII/2005 Tentang Pedoman Jejaring Pelayanan
Laborat Kesehatan;

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya di laboratorium harus sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan;

Kedua : Menerapkan manajemen resiko di laboratorium sesuai dengan prosedur


yang telah ditentukan;

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila Dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka Akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 12 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

BUKTI PELAKSANAAN KALIBRASI INSTRUMEN LABORATORIUM

N HARI/ TEMPAT INSTRUMEN PETUGAS KETERANGAN


O TANG PELAKSANAAN PELAKSANA HASIL
GAL KALIBRASI

Mengetahui,
Pimpinan Petugas/pemantau Penanggungjawab Laboratorium

(nama jelas) (nama jelas) (nama jelas)


KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”


NOMOR :
031/SK/KPRI-JH/IV/2018
TENTANG
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

MENIMBANG :
a. bahwa alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan
oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari
adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja;
b. bahwa klinik mempunyai potensi yang besar dalam penularan penyakit,
akibat kerja maupun kecelakaan kerja bagi karyawan;
c. bahwa untuk melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan klinik
terhadap pengaruh penularan penyakit akibat kerja serta kecelakaan kerja
maka perlu adanya tindakan pencegahan;
d. sehubungan pertimbangan diatas maka perlu menetapkan Surat Keputusan
Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada” Tentang Penggunaan
Alat Pelindung Diri;
MENGINGAT :
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
b. Undang –undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan kerja;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
penerapan sistem manajemen K3;
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”
Kesatu : Penggunaan Alat Pelindung Diri di laboratorium harus sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan;

Kedua : Menerapkan manajemen resiko di laboratorium sesuai dengan prosedur


yang telah ditentukan;

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila Dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka Akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : CILACAP
Pada tanggal : 12 April 2018

PIMPINAN

Samingun, S.Kep.Ners, MMR


POLA KETENAGAAN, PERSYARATAN KOMPETENSI TENAGA LABORATORIUM,
JAM BUKA PELAYANAN DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “JAYA HUSADA”

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib Klinik Pratama Rawat
Inap “Jaya Husada” dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun
mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh klinik. Dibawah ini merupakan jenis,
kualifikasi dan jumlah tenaga laboratorium Klinik Pratama Rawat Inap “Jaya Husada”:
1. Pola Ketenagaan
a. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Penanggung jawab laboratorium : 1 orang
b. Distribusi ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan instansi laboratorium, yaitu
- Untuk dines pagi
Yang bertugas sejumlah 1 orang yang melakukan sampling dan petugas pelaksana.
- Untuk dines sore
Yang bertugas sejumlah 1 orang yang melakukan sampling dan petugas pelaksana.
- Untuk dinas malam
Tidak ada yang bertugas karena keterbatasan tenaga laboratorium.
2. Ketentuan Jam Buka
Senin s/d kamis : 08.00 -14:00 WIB
Jumat s/d sabtu : 08.00 – 11.00 WIB
3. Persyaratan Kompetensi Petugas
a. Memiliki ijazah
b. Memiliki STR ( Surat Tanda Registrasi)
c. Memiliki SIP ( Surat Izin Praktek )
d. Sehat jasmani dan Rohani
e. Bersedia mengikuti pelatihan untuk mendukung tugasnya
f. Bekerja sesuai SOP
g. Memiliki sifat ramah, santun terhadap pasien
h. Ilmu pengetahuan yang melatar belakangi dan berkaitan dengan fungsi laboratorium
i. Kemampuan melaksanakan proses teknik operasional
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

BUKTI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMANTAUAN PELAKSANAAN


PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM

NO HASIL TINDAK TANGGAL PELAKSANAAN KET


PEMANTAUAN LANJUT PELAKSANAAN
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL


LABORATORIUM

No Jenis Waktu Hasil Evaluasi Penyebab Tindak Keterangan


Pemeriksaan Penyerahan Sesuai Tidak Ketidaksesuaian Lanjut
Sesuai waktu
penyerahan
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

PEMANTAUAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No Tanggal Jenis Jam Pemeriksaan Jam TTD Dokter


pemeriksaan Pemeriksaan Sampel Pelaporan Pengirim/Penerima
Hasil Hasil
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com

FORM LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS SATUAN HASIL HASIL KETERANGAN


PEMERIKSAAN RUJUKAN
Haemoglobin gr/dl 11-16
(Hb)
GDS mg/dl Puasa:60-110
Sewaktu: 70-140
Cholestrol Total mg/dl 150-220
Asam Urat mg/dl Laki-laki: 3,4-
7,0
Perempuan: 2,4-
5,7
Sputum BTA - Negatif
Golongan Darah - -
Pemeriksaan Urin - Kuning
(Warna)
Pemeriksaan Urin - Jernih
(Kejernihan)
Pemeriksaan Urin - Negatif
(Albumin)
Pemeriksaan Urin - Normal
(Glucosa)

Cilacap,
Pimpinan

Samingun, S.Kep.Ners,MMR
PERBAIKA ALAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL 25 Januari 2018 Pimpinan
PROSEDUR
Samingun, S.Kep.Ners,MMR
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan guna pemeliharaan apabila ditemukan
kelainan kelainan dalam penggunaan peralatan laboratorium.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk perbaikan alat.
Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Rawat Inap “JAYA HUSADA” Nomor
019/SK/KPRI-JH/IV/2019 tentang Pengendalian mutu laboratorium
Referensi PMK No. 75 tahun 2014, tentang perbaikan alat yang rusak dan
pemeliharaan
Prosedur 1. Petugas menginventaris alat yang rusak
2. Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera dilakukan
perbaikan.
3. Petugas laborat mencatat kerusakan pada masing masing alat.
4. Petugas melaporkan alat yang rusak kepada pengelola alat dan barang
di klinik .
5. Petugas laborat meminta kepada pengelola barang untuk dilakukan
perbaikan.
6. Petugas pengelola barang melaporkan kepada pengelola klinik.
7. Pimpinan klinik menginstruksikan kepada pengelola barang untuk
perbaikan alat yang rusak.
8. Petugas pengelola barang memanggil teknisi untuk perbaikan alat.
9. Petugas menginformasikan kepada coordinator layanan klinis bahwa
alat masih dalam perbaikan.
10. Petugas mengupayakan untuk mempertinggi kesiagaan sehingga
pengeluaran hasil yang salah tak terjadi dan perbaikan kesalahan
dapat dilakukan segera.
PERBAIKA ALAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/3

Diagram Alir
Petugas menginventaris alat yang rusak

Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera


dilakukan perbaikan

Petugas laborat mencatat kerusakan pada masing


masing alat

Petugas melaporkan alat yang rusak kepada


pengelola alat dan barang di klinik

Petugas laborat meminta kepada pengelola barang


untuk dilakukan perbaikan

Petugas pengelola barang melaporkan kepada


pengelola klinik

Pimpinan klinik menginstruksikan kepada pengelola


barang untuk perbaikan alat yang rusak

Petugas pengelola barang memanggil teknisi untuk


perbaikan alat

Petugas menginformasikan kepada coordinator


layanan klinis bahwa alat masih dalam perbaikan

Petugas mengupayakan untuk mempertinggi


kesiagaan sehingga pengeluaran hasil yang
salah tak terjadi dan perbaikan kesalahan dapat
dilakukan segera
PERBAIKA ALAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/3

Unit Terkait  Unit Pengobatan Umum


 Unit Rawat Inap
 Unit Gawat Darurat
 Unit Laboratorium

Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com
BUKTI PELAKSANAAN PERBAIKAN ALAT

No Nama Alat Tanggal Tanggal Selesai Tanggal Hasil


Perbaikan Perbaikan kalibrasi/validasi kalibrasi/validasi
ulang ulang

Cilacap,
Pimpinan

Samingun, S.Kep.Ners,MMR
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com
BUKTI PELAKSANAAN PROGRAM ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTIK
KESELAMATAN KERJA

No Tanggal Kegiatan Sasaran Pelaksana Hasil


kegiatan
1. 31-05-2018 Pemakaian APD Petugas Petugas √
laboratorium laboratorium
2. Cuci tangan Petugas Petugas √
sebelum dan laboratorium laboratorium
sesudah kegiatan
laboratorium
3. Tidak makan, Petugas Petugas √
minum dan laboratorium laboratorium
merokok didalam
laboratorium
4. Meja dan alat Petugas Petugas √
laboratorium laboratorium laboratorium
didekontaminasi
dengan
desinfektan
setelah selesai
melakukan
kegiatan
laboratorium
5. Spuit, lancet Petugas Petugas √
bekas dibuang ke laboratorium laboratorium
dalam safety box
6. Sisa reagen, Petugas Petugas √
darah, urin laboratorium laboratorium
dibuang ke
saluran septi tank

Cilacap,
Pimpinan

Samingun, S.Kep.Ners,MMR
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ’’JAYA HUSADA”
JL. Inpres 8A Rt 07 / Rw 07 Karangjengkol Kesugihan Cilacap
Telp (0282) 6181303 Email : srimingunharyati@gmail.com
BUKTI PELAKSANAAN MENGIKUTI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

No Tanggal Nama petugas Pendidikan dan Bukti mengikuti Keterangan


pelatihan yang pendidikan dan
diikuti pelatihan

Cilacap,
Pimpinan

Samingun, S.Kep.Ners,MMR

Anda mungkin juga menyukai