Anda di halaman 1dari 13

PENGENDALIAN MUTU

LABORATORIUM
No. Dok : 445/000/
SOP.INTERNAL/UKP/KTB/
2020

SOP No. Revisi : 01

Tanggal Terbit : 02 Maret


2020
Halaman :2

PUSKESMAS
dr. Gunawan Wibisono
KOTABARU NIP.19790413 200903 1 004

1. Pengertian Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan


laboratorium saat pelayanan dimulai pada pasien
berupa penerimaan pasien, pengambilan spesimen,
pelabelan spesimen, penerimaan spesimen, penilaian
spesimen, pengolahan spesimen hingga pengiriman
spesimen dengan maksud agar spesimen benar-benar
representatif sesuai dengan keadaan pasien, tidak
terjadi kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah
tertukarnya spesimen-spesimen pasien satu sama
lainnya.
2. Tujuan Untuk menjamin bahwa spesimen-spesimen yang
diterima benar dan dari pasien yang benar pula.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kotabaru
Nomor : 445/006/SK.Internal/UKP/KTB/2020
Tentang Kebijakan Penunjang Pelayanan Klinis Di
Puskesmas Kotabaru
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 Tahun 2013
tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik
Yang Baik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 37 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat.
4. BUKU I Kurikulum dan Modul Pelatihan Teknis
Tenaga Laboratorium di Puskesmas Kementerian
Kesehatan RI 2015.
5. Prosedur 1. Cara Pengendalian
Menyediakan Katalog pemeriksaan, berisi
informasi
a. Persyaratan pasien & Jenis spesimen.
b. Cara pengambilan & volume.
c. Wadah Spesimen
d. Pengiriman & Penyimpanan Spesimen
Menyediakan Prosedur Operasi Baku (SOP),
antara lain :
a. SOP penanganan spesimen dan sampel.
b. Menyediakan pedoman-pedoman
antara lain : Pengambilan spesimen yang
benar, Persyaratan spesimen dan persiapan
pasien, Persyaratan sampel
2. Kegiatan Pra Analitik
a. Persiapan Pasien Secara Umum dan yang
mempengaruhi.
b. Mempersiapkan pasien untuk pengambilan
spesimen sesuai persyaratan umum dengan
meminta pasien berpuasa antara 8 – 12 jam
pada jam 22.00 dan pagi hari jam 07.00 –
09.00 dilakukan pengambilan spesimen.
c. Menghindari pemakaian obat-obatan sebelum
spesimen diambil di laboratorium.
d. Menghindari aktifitas fisik/olah raga sebelum
spesimen diambil
e. Memperhatikan efek postur, pengambilan
darah paling baik dengan duduk tenang
dibandingkan berdiri karena keseimbangan
cairan akan terganggu.
f. Diet makan dan minum pasien dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
g. Merokok dan minum alkohol mempengaruhi
hasil pemeriksaan laboratorium.
h. Ketinggian suatu tempat (geografis)
berpengaruh pada hasil pemeriksaan
laboratorium.
i. Demam akan menyebabkan kenaikan dan
penurunan beberapa parameter pemeriksaan,
waktu demam yang tepat akan dapat
membantu menegakkan diagnosis.
j. Trauma dapat menyebabkan terjadi
hemostasis hingga pengenceran darah.
k. Variasi Circadian Rythme merupakan
perubahan dari waktu ke waktu pada tubuh
yang dipengaruhi waktu, siklus dan umur.
l. Umur, ras, dan jenis kelamin paling
berpengaruh terhadap hasil pengukuran dan
nilai rujukan
m. Kehamilan pada wanita perlu
dipertimbangkan lama kehamilan yang
berpengaruh pada pengenceran.
3. Pengambilan Spesimen
Peralatan yang digunakan harus memenuhi
persyaratan tertentu :
a. bersih, kering, tidak mengandung bahan
kimia/deterjen,
b. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi
spesimen.
c. Mudah dicuci atau dibersihkan dari sampel
sebelumnya.
d. Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
biakan harus menggunakan peralatan yang
steril.
1) Wadah spesimen harus memenuhi :
- Terbuat dari gelas atau plastik. Untuk
spesimen darah harus terbuat dari gelas.
- Tidak bocor atau merembes.
- Harus dapat ditutup rapat dengan tutup
berulir.
- Besar wadah disesuaikan dengan
volume specimen
- Bersih dan kering.
- Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam
spesimen.
- Tidak mengandung bahan kimia atau
deterjen.
- Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen
yang mudah rusak atau terurai karena
pengaruh sinar matahari, maka
digunakan botol coklat.
- Untuk pemeriksaan biakan dan uji
kepekaan kuman wadah harus steril.
2) Pengawet : Diberikan agar sampel yang akan
diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan
jumlahnya dalam waktu tertentu.
3) Antikoagulan digunakan untuk mencegah
pembekuan darah.
4) Waktu : Pada umumnya pengambilan spesimen
dilakukan pada pagi hari, terutama untuk
pemeriksaan Kimia klinik, Hematologi dan
Imunologi karena umumnya nilai normal
ditetapkan pada keadaan basal.
5) Lokasi : Sebelum mengambil spesimen, harus
ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan
yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan
yang diminta. Spesimen untuk pemeriksaan
menggunakan darah vena umumnya diambil
dari vena cubiti daerah siku. Spesimen darah
arteri umumnya diambil dari arteri radialis di
pergelangan tangan atau arteri femoralis di
daerah lipat paha. Spesimen darah kapiler
diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari
manis tangan bagian tepi atau pada derah tumit
1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telingan
pada bayi. Tempat yang dipilih tidak boleh
memperlihatkan gangguan peredaran darah
seperti cyanosis atau pucat, bekas luka dan
radang.
6) Volume : Volume spesimen yang diambil harus
mencukupi kebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili
objek yang diperiksa.
7) Teknik Pengambilan : Pengambilan spesimen
harus dilaksanakan dengan cara yang benar,
agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang
sebenarnya.
4. Pemberian Identitas Spesimen
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen
merupakan hal yang penting baik pada saat
pengisian surat pengantar/formulir permintaan
pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah
spesimen. Pada surat pengantar/formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya
memuat secara lengkap :
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan specimen
c. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,
alamat/ruang) termasuk rekam medik.
d. Identitas pengirim (nama, alamat, nomor
telepon)
e. Nomor laboratorium
f. Diagnosis.keterangan klinik.
g. Obat-obatan yang telah diberikan dan lama
pemberian.
h. Pemeriksaan laboratorium yang diminta.
i. Jenis specimen
j. Lokasi pengambilan specimen
k. Volume specimen
l. Pengawet yang digunakan
m. Nama pengambil spesimen.
5. Pengolahan Spesimen
Spesimen yang telah diambil dilakukan
pengolahan untuk menghindari kerusakan pada
spesimen tersebut. Pengolahan spesimen
berbeda-beda tergantung dari jenis spesimennya
masing-masing :
a. Serum

Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada


suhu kamar selama 2-30 menit, lalu di
sentrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit.
Pemisahan serum dilakukan dalam waktu 2
jam setelah pengambilan darah. Serum yang
memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah
dan keruh.

b. Plasma

Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera


secara perlahan-lahan. Pemisahan plasma
dilakukan dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan spesimen. Plasma yang
memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah
dan keruh.

c. Whole Blood

Darah yang diperoleh ditampung dalam


tabung yang telah berisi antikoagulan yang
sesuai, lalu dihomogenisasi dengan cara
goyang perlahan tabung.

d. Urine

Urine yang didapatkan tidak perlu ada


perlakuan secara khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum
1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan
sedimen harus dilakukan pengolahan terlebih
dahulu dengan cara dimasukkan tabung dan
sentrifuge selama 5 menit 1500-2000 rpm,
supernatan dibuang dan diambil sedimennya.
Suspensi sedimen ini dicampur dengan cat
Sternheirmer-Malbin Stain’s untuk
menonjolkan unsur sedimen dan memperjelas
strukturnya.
e. Sputum

Masukkan sputum ke dalam tabung steril


yang berisi NaOH 4% sama banyak. Kocok
dengan baik. Inkubasi pada suhu kamar 25-
30OC selama 15-20 menit dengan
pengocokan teratur tiap 5 menit. Sentrifuge
dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit.
Endapan diambil dan supernatan dibuang
pada air lysol.

6. Menilai Spesimen Yang Tidak Memenuhi Syarat

a. Spesimen diterima oleh petugas loket dan


sampling.

b. Penilaian spesimen harus dilakukan sesuai


dengan jenis pemeriksaan.

c. Penilaian spesimen harus segera dilakukan


setelah menerima spesimen.

d. Petugas laboratorium wajib menolak dan


mengembalikan spesimen yang tidak
memenuhi syarat pemeriksaan.

e. Spesimen yang ditolak diberitahukan lewat


via aiphone ruangan atau yang mengantar
spesimen.

f. Spesimen untuk pemeriksaan Patologi


Anatomi yang diantar ke laboratorium
berupa jaringan biopsi dan operasi yang
telah lebih 1 hari, tidak menggunakan
pengawet, ditempatkan suhu ruang ditolak
untuk pemeriksaan rujukan.
Pemerik Jenis Minimal Mutlak Ditolak
No
saan Sampel volume Beku Lisis Keruh

1 Hematol Darah 3 ml + + -
ogi rutin EDTA

2 AST Serum 0,5 ml - + -


(GOT)

3 ALT Serum 0,5 ml - + -


(GPT)

4 Ureum Serum 0,2 ml - + -

5 Creatinin Serum 0,5 ml - + -


e

6 Asam Serum 0,2 ml - + -


Urat

7 Glukosa Serum/ 0,2 ml - + -


plasma

8 Choleste Serum 0,2 ml - + +


rol

9 Trigliseri Serum 0,2 ml - + +


da

10 HDL Serum 0,5 ml - + +

11 LDL Serum 0,5 ml - + +

12 Urine Urine 10 ml - - -
Lengkap pagi

13 PPT Urine 5 ml - - -
pagi

14 BTA Sputum SPS - - -


SPS SPS

15 Sperma Mani - - - -
segar
16 Malaria Darah 1 ml - - -
Slide

7. Spesimen yang sudah diambil harus segera


dikirim ke laboratorium untuk diperiksa, karena
stabilitas spesimen dapat berubah. Faktor-faktor 
yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara
lain :

a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan


kimia.

b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada


spesimen.

c. Terjadi penguapan.

d. Pengaruh suhu.

e. Terkena paparan sinar matahari.

Beberapa spesimen yang tidak langsung


diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan
jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen
untuk beberapa pemeriksaan laboratorium harus
memperhatikan jenis spesimen,
antikoagulan/pengawet dan wadah serta
stabilitasnya. Beberapa cara penyimpanan
spesimen :

a. Disimpan pada suhu kamar

b. Disimpan dalam lemari es suhu 2-8OC

c. Dibekukan suhu -20OC, -70OC atau -120OC

d. Dapat diberikan bahan pengawet

e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya


dalam bentuk serum atau lisat.

8. Pengiriman Spesimen

Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain,


sebaiknya dikirim dalam bentuk yang reatif stabil.
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan
pengiriman spesimen antara lain :

a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa


stabilitas specimen.

b. Tidak terkena sinar matahari langsung

c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan


kerja laboratorium termasuk pemberian label
yang bertuliskan “Bahan Pemeriksaan
Infeksius” atau “Bahan Pemeriksaan
Berbahaya”.

d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.

9. Mempertahankan Mutu Pra Analitik

a. Mengerjakan proses/prosedur sesuai standar


(SPO) yang telah ditentukan.

b. Melaksanakan dan mengevaluasi program


QC.

c. Pengawasan dan monitoring kegiatan harian


untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang
mungkin muncul.

d. Ketersediaan anggaran dana dan personil


yang memadai untuk kegiatan.

e. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan staf


laboratorium.

f. Adanya dukungan penuh dari pihak


manajemen dalam melakukan pelayanan
yang standar dan bermutu.
6. Bagan Alir
Persyaratan pasien &
Jenis spesimen., Cara
pengambilan & volume,
Menyediakan
Wadah Spesimen,
Katalog
Pengiriman &
pemeriksaan
Penyimpanan Spesimen

Menyediakan Prosedur
Operasi Baku
(SOP)penanganan
Melakukan Kegiatan Pra spesimen dan sampel dan
Analitik sesuai prosedur menyediakan pedoman-
pedoman, diantaranya
pengambilan spesimen
yang benar, Persyaratan
spesimen dan persiapan
pasien, Persyaratan sampel

Melakukan pengambilan
Spesimen dengan
Peralatan yang
memenuhi persyaratan

Menuliskan identitas di Melakukan pengolahan


specimen secara untuk menghindari
lengkap dan jelas kerusakan pada spesimen

Spesimen yang sudah


Melakukan penilaian
diambil harus segera
Spesimen Yang Tidak
dikirim ke laboratorium
Memenuhi Syarat
untuk diperiksa

Melakukan pengiriman
sampel sesuai dengan Mempertahankan
prosedur Mutu Pra Analitik
7.Hal-hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait
9. Dokumen Terkait
10.Rekaman Historis No Yang Isi Tanggal mulai
Perubahan diubah Perubahan diberlakukan
1 Referen Ditambah:
si Permenkes
No. 43
Tahun 2019
Permenkes
No.37
Tahun 2012
BUKU I
Kurikulum
dan Modul
Pelatihan
Teknis
Tenaga
Laboratoriu
m di
Puskesmas
Kementeria
n
Kesehatan
RI 2015.

Anda mungkin juga menyukai