Anda di halaman 1dari 10

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TABALONG

PUSKESMAS PUGAAN

Jln . Jend.A.Yani Km.06 Ds. Halangan RT.01 Kec. Pugaan Kode Pos 71554

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

I. PENGENDALIAN PRA ANALITIK


I.1 Pengertian
Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan
laboratorium saat pelayanan dimulai pada pasien berupa
penerimaan pasien, pengambilan spesimen, pelabelan spesimen,
penerimaan spesimen, penilaian spesimen, pengolahan spesimen
hingga pengiriman spesimen dengan maksud agar spesimen benar-
benar representatif sesuai dengan keadaan pasien, tidak terjadi
kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah tertukarnya spesimen-
spesimen pasien satu sama lainnya.
I.2 Tujuan
Untuk menjamin bahwa spesimen-spesimen yang diterima
benar dan dari pasien yang benar pula.
I.3 Cara Pengendalian
1. Menyediakan Katalog pemeriksaan, berisi informasi :
Persyaratan pasien & Jenis spesimen.
2. Cara pengambilan & volume.
3. Wadah Spesimen
4. Pengiriman & Penyimpanan Spesimen
5. Menyediakan Prosedur Operasi Baku (SOP), antara lain : SOP
penanganan spesimen dan sampel.
6. Menyediakan pedoman-pedoman, antara lain : Pengambilan
spesimen yang benar, Persyaratan spesimen dan persiapan
pasien, Persyaratan sampel
I.4 Kegiatan Pra Analitik
I.4.1 Persiapan Pasien Secara Umum dan yang mempengaruhi
a. Mempersiapkan pasien untuk pengambilan spesimen
sesuai persyaratan umum dengan meminta pasien
berpuasa antara 8 12 jam pada jam 22.00 dan pagi hari
jam 07.00 09.00 dilakukan pengambilan spesimen.
b. Menghindari pemakaian obat-obatan sebelum spesimen
diambil di laboratorium.
c. Menghindari aktifitas fisik/olah raga sebelum spesimen
diambil
d. Memperhatikan efek postur, pengambilan darah paling
baik dengan duduk tenang dibandingkan berdiri karena
keseimbangan cairan akan terganggu.
e. Diet makan dan minum pasien dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.
f. Merokok dan minum alkohol mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.
g. Ketinggian suatu tempat (geografis) berpengaruh pada
hasil pemeriksaan laboratorium.
h. Demam akan menyebabkan kenaikan dan penurunan
beberapa parameter pemeriksaan, waktu demam yang
tepat akan dapat membantu menegakkan diagnosis.
i. Trauma dapat menyebabkan terjadi hemostasis hingga
pengenceran darah.
j. Variasi Circadian Rythme merupakan perubahan dari
waktu ke waktu pada tubuh yang dipengaruhi waktu,
siklus dan umur.
k. Umur, ras, dan jenis kelamin paling berpengaruh
terhadap hasil pengukuran dan nilai rujukan
l. Kehamilan pada wanita perlu dipertimbangkan lama
kehamilan yang berpengaruh pada pengenceran.
I.4.2 Pengambilan Spesimen
a. Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan
tertentu :
- bersih, kering, tidak mengandung bahan
kimia/deterjen,
- Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi
spesimen.
- Mudah dicuci atau dibersihkan dari sampel
sebelumnya.
- Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan
harus menggunakan peralatan yang steril.
b. Wadah spesimen harus memenuhi :
- Terbuat dari gelas atau plastik. Untuk spesimen darah
harus terbuat dari gelas.
- Tidak bocor atau merembes.
- Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir.
- Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
- Bersih dan kering
- Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen
- Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.
- Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah
rusak atau terurai karena pengaruh sinar matahari,
maka digunakan botol coklat.
- Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman
wadah harus steril.
c. Pengawet : Diberikan agar sampel yang akan diperiksa
dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya dalam
waktu tertentu. Antikoagulan digunakan untuk
mencegah pembekuan darah.
d. Waktu : Pada umumnya pengambilan spesimen
dilakukan pada pagi hari, terutama untuk pemeriksaan
Kimia klinik, Hematologi dan Imunologi karena umumnya
nilai normal ditetapkan pada keadaan basal.
e. Lokasi : Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan
terlebih dahulu lokasi pengambilan yang tepat sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Spesimen untuk
pemeriksaan menggunakan darah vena umumnya
diambil dari vena cubiti daerah siku. Spesimen darah
arteri umumnya diambil dari arteri radialis di
pergelangan tangan atau arteri femoralis di daerah lipat
paha. Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari
tengah tangan atau jari manis tangan bagian tepi atau
pada derah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau
cuping telingan pada bayi. Tempat yang dipilih tidak
boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah
seperti cyanosis atau pucat, bekas luka dan radang
f. Volume : Volume spesimen yang diambil harus
mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium yang
diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
g. Teknik Pengambilan : Pengambilan spesimen harus
dilaksanakan dengan cara yang benar, agar spesimen
tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.
I.4.3 Pemberian Identitas Spesimen
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen
merupakan hal yang penting baik pada saat pengisian surat
pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen. Pada surat
pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
sebaiknya memuat secara lengkap :
- Tanggal permintaan
- Tanggal dan jam pengambilan spesimen
- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,
alamat/ruang) termasuk rekam medik.
- Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)
- Nomor laboratorium
- Diagnosis.keterangan klinik.
- Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian.
- Pemeriksaan laboratorium yang diminta.
- Jenis spesimen
- Lokasi pengambilan spesimen
- Volume spesimen
- Pengawet yang digunakan
- Nama pengambil spesimen.

I.4.4 Pengolahan Spesimen


Spesimen yang telah diambil dilakukan pengolahan
untuk menghindari kerusakan pada spesimen
tersebut.Pengolahan spesimen berbeda-beda tergantung dari
jenis spesimennya masing-masing.
1) Serum
Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu
kamar selama 2-30 menit, lalu di sentrifuge 3000 rpm
selama 5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan dalam
waktu 2 jam setelah pengambilan darah. Serum yang
memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.
2) Plasma
Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara
perlahan-lahan. Pemisahan plasma dilakukan dalam
waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen. Plasma yang
memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.
3) Whole blood
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah
berisi antikoagulan yang sesuai, lalu dihomogenisasi
dengan cara goyang perlahan tabung.
4) Urine
Urine yang didapatkan tidak perlu ada perlakuan secara
khusus, kecuali pemeriksaan harus segera dilakukan
sebelum 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen
harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan cara
dimasukkan tabung dan sentrifuge selama 5 menit 1500-
2000 rpm, supernatan dibuang dan diambil sedimennya.
Suspensi sedimen ini dicampur dengan cat Sternheirmer-
Malbin Stains untuk menonjolkan unsur sedimen dan
memperjelas strukturnya.
5) Sputum
Masukkan sputum ke dalam tabung steril yang berisi
NaOH 4% sama banyak. Kocok dengan baik. Inkubasi pada
suhu kamar 25-30OC selama 15-20 menit dengan
pengocokan teratur tiap 5 menit. Sentrifuge dengan
kecepatan tinggi selama 8-10 menit. Endapan diambil dan
supernatan dibuang pada air lysol.

I.4.5 Menilai Spesimen Yang Tidak Memenuhi Syarat


1. Spesimen diterima oleh petugas loket dan sampling.
2. Penilaian spesimen harus dilakukan sesuai dengan jenis
pemeriksaan.
3. Penilaian spesimen harus segera dilakukan setelah
menerima spesimen.
4. Petugas laboratorium wajib menolak dan mengembalikan
spesimen yang tidak memenuhi syarat pemeriksaan.
5. Spesimen yang ditolak diberitahukan lewat via aiphone
ruangan atau yang mengantar spesimen.
6. Spesimen untuk pemeriksaan Patologi Aanatomi yang
diantar ke laboratorium berupa jaringan biopsi dan
operasi yang telah lebih 1 hari, tidak menggunakan
pengawet, ditempatkan suhu ruang ditolak untuk
pemeriksaan rujukan.
7. Kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Minimal Mutlak Ditolak


No Pemeriksaan Jenis Sampel Keterangan
volume Beku Lisis Keruh
1 Hematologi rutin Darah EDTA 3 ml + + -
2 Protein total Serum 0,2 ml - + -
3 Albumin/glob Serum 0,2 ml - + -
4 Bilirubin Total Serum 0,5 ml - + -
5 Bilirubin Direk Serum 0,5 ml - + -
6 Bilirubin Indirek Serum 0,5 ml - + -
7 AST (GOT) Serum 0,5 ml - + -
8 ALT (GPT) Serum 0,5 ml - + -
9 Ureum Serum 0,2 ml - + -
10 Creatinine Serum 0,5 ml - + -
11 Asam Urat Serum 0,2 ml - + -
12 Glukosa Serum/plasma 0,2 ml - + -
13 Cholesterol Serum 0,2 ml - + +
14 Trigliserida Serum 0,2 ml - + +
15 HDL Serum 0,5 ml - + +
16 LDL Serum 0,5 ml - + +
17 Natrium Serum 0,5 ml - + -
18 Kalium Serum 0,5 ml - + +
19 Calcium Serum 0,5 ml - + -
20 Chlorida Serum 0,5 ml - + -
21 Magnesium Serum 0,5 ml - + -
22 Alk. Phospatase Serum 0,5 ml - + -
23 HBsAg Stick Serum/plasma 0,5 ml - + -
24 Anti Hbs Stick Serum/plasma 0,5 ml - + -
25 HBsAg Titer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
26 AntiHBs Titer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
27 Anti Hbc IgM Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
28 Anti Hbe Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
29 Hbe Ag Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
30 Anti HCV IgM Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
31 Anti HAV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
32 Anti HCV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
33 HCV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
34 FT3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
35 FT4 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
36 TSHs Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
37 T3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
38 T4 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
39 CEA Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
40 AFP Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
41 C-Peptida Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
42 Besi Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
43 TIBC Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
44 HbA1c Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
45 CRP Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
46 RAF Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
47 ASTO Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
48 VDRL Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
49 TPHA Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
50 Ca 125 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
61 Ca 15.3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
62 Ca 19.9 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
63 Ferritin Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
64 Anti H Pillory Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
65 Anti Toxoplasma Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
66 Progesteron Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
67 Testosteron Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
68 Anti Rubella Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
69 D-Dimer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
70 CMV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
71 LH Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
72 CKMB Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
73 Anti TB Serum 0,2 ml - + -
74 HIV Stick Serum 0,2 ml - + -
75 Analisa Gas Darah Darah Arteri 3 ml + + - Dirujuk
76 Troponin T Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
77 CK NAC Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
78 LDH Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
79 a-Amylase Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
80 APTT Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
81 Titer Fibrinogen Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
82 Protrombin Time Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
83 Trombin Time Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
84 Recalcifikasi Time Darah Citrat 0,5 ml + - - Dirujuk
85 Urine Lengkap Urine pagi 10 ml - - -
86 Urine Esbach Urine 24 jam volume - - -
87 PPT Urine pagi 5 ml - - -
88 BTA SPS Sputum SPS SPS - - -
89 Sperma Mani segar - - - -
90 LCS Segar 3 ml - - -
91 Transudat-eksudat Segar 3 ml - - -
92 Urine Narkoba Segar di lab 5 ml - - -
93 Creatinine klirens Urine 24 jam volume - - -
94 Blood Smear Darah EDTA 1 ml + + -
95 Malaria Darah Slide 1 ml - - -
95 Filaria 1 ml - - -
97 Reitz serum Slide - - - -
98 Spesimen GO Slide/sekret - - - -
99 Jamur Candida Slide/sekret - - - -
100 Sediaan PA +Formalin - - - - Dirujuk

I.4.6 Penyimpanan Spesimen


Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa, karena stabilitas spesimen
dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
spesimen antara lain :
a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen.
c. Terjadi penguapan.
d. Pengaruh suhu.
e. Terkena paparan sinar matahari.
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa
dapat disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan
yang akan diperiksa. Persyaratan penyimpanan beberapa
spesimen untuk beberapa pemeriksaan laboratorium harus
memperhatikan jenis spesimen, antikoagulan/pengawet dan
wadah serta stabilitasnya. Beberapa cara penyimpanan
spesimen :
a. Disimpan pada suhu kamar
b. Disimpan dalam lemari es suhu 2-8OC
c. Dibekukan suhu -20OC, -70OC atau -120OC
d. Dapat diberikan bahan pengawet
e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk
serum atau lisat.

I.4.7 Pengiriman Spesimen


Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain,
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang reatif stabil. Untuk itu
perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen antara
lain :
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas
spesimen.
b. Tidak terkena sinar matahari langsung
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja
laboratorium termasuk pemberian label yang bertuliskan
Bahan Pemeriksaan Infeksius atau Bahan Pemeriksaan
Berbahaya.
d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.

I.5 Mempertahankan Mutu Pra Analitik


1. Mengerjakan proses/prosedur sesuai standar (SPO) yang telah
ditentukan.
2. Melaksanakan dan mengevaluasi program QC.
3. Pengawasan dan monitoring kegiatan harian untuk
mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin muncul.
4. Ketersediaan anggaran dana dan personil yang memadai untuk
kegiatan.
5. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan staf laboratorium.
6. Adanya dukungan penuh dari pihak manajemen dalam
melakukan pelayanan yang standar dan bermutu.

Anda mungkin juga menyukai