Anda di halaman 1dari 14

A.

PERSIAPAN PASIEN
Persiapan Pasien Secara Umum dan yang Mempengaruhi:
1. Mempersiapkan pasien untuk pengambilan specimen sesuai persyaratan umum
dengan meminta pasien berpuasa antara 8-12 jam pada jam 22.00 danpagi hari jam
07.00-09.00 dilakukan pengambilan specimen.
2. Menghindari pemakaian obat-obatan sebelum spesimen diambil dilaboratorium.
3. Menghindari aktivitas fisik /olahraga sebelum specimen diambil.
4. Memperhatikan efek postur, pengambilan darah paling baik dengan duduk tenang
disbandingkan berdiri karena keseimbangan cairan akan terganggu.
5. Diet makan dan minum pasien dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
6. Merokokdan minum alcohol mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
7. Ketinggian suatu tempat (geografis) berpengaruh pada hasil pemeriksaan
laboratorium.
8. Demam akan menyebabkan kenaikan dan penurunan beberapa parameter
pemeriksaan, waktu demam yang tepat akan dapat membantu menegakkan
diagnose.
9. Trauma dapat menyebabkan terjadi hemostasis hingga pengenceran darah.
10. Variasi Circandian Rythme merupakan perubahan dari waktu ke waktu padan tubuh
yang dipengaruhi waktu, siklus, dan umur.
11. Umur, ras, dan jenis kelamin paling berpengaruh terhadap hasil pengukuran dan nilai
rujukan.
12. Kehamilanpada wanita perlu dipertimbangkan lama kehamilan yang berpengaruh
pafa pengenceran.
B. PENGAMBILAN SPESIMEN
1. Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan tertentu :
a. Bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia / deterjen.
b. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi specimen.
c. Mudah dicuci atau dibersihkan dari sampel sebelumnya.
d. Pengambilan specimen untukpemeriksaan biakan harus menggunakan peralatan
yang steril.
2. Wadah specimen harus :
a. Terbuat dari gelas atau plastic. Untuk specimen darah harus terbuat dari gelas.
b. Tidak bocor atau merembes.
c. Harus dapat dirurup rapat dengan tutup berulir.
d. Besar wadah disesuaikan dengan volume specimen.
e. Bersih dan kering.
f. Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam specimen.
g. Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.
h. Untuk pemeriksaan zat dalamspesimen yang mudah rusak atau terurai karena
pengaruh sinar matahari, amaka digunakan botol coklat.
i. Untuk pemeriksaan bikan dan uji kepekaan kuman wadah harus steril.
3. Pengawet: Diberikan agar sampelyang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan
jumlahnya dalam wadah tertentu. Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan
darah.

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1


4. Waktu : Pada umumnya pengambilan specimen dilakukan pada pagi hari, terutama
untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi, dan imunologi karena umumnya nilai
normal ditetapkan pada keadaan basal.
5. Lokasi : Sebelum mengambil specimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi
pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta . specimen
untuk pemeriksaan menggunakan darah vena cibiti daerah siku. Specimen darah arteri
umumnya diambil dari arteri radialis dipergelangan tangan atau arteri femoralis didaerah
lipat paha. Specimen darah kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari manis
tanganbagian tepi atau pada daerah 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telinga
pada bayi. Tempat yang dipilih tidak boleh meperhatikan gangguan peredaran darah
seperti cyanosis atau pucat, bekas luka dan radang.
6. Volume : Volume specimen yangdiambil harus mencukupikebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
7. Teknik pengambilan : Pengambilan specimen harus dilakukan dengan cara yang benar,
agar specimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.
a. Teknik pengambilan darah vena :
1) Persiapkan alat-alat yang diperlukan :
 Spuit, pilihlah ukuran/ volume sesuai dengan jumlah sampel
yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai dan
pastikan jarum terpasang dengan erat.
 Kapas alcohol 70%
 Tali pembendung ( tourniquet)
 Plester
 Tabung, pilihlah jenis tabung sesuai dengan jenis
pemeriksaan.
2) Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan
pasien senyaman mungkin.
3) Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data dilembar
permintaan .
4) Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat
bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
5) Minta pasien meluruskan tangannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
6) Minta pasien mengepalkan tangan.
7) Pasang tourniquet kira-kira 10 cm diatas lipat siku.
8) Pilih bagian vena median cubital atau chepalic, lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena ; vena teraba seperti sebuah
pipa kecil, elastic dan memiliki dinding tebal.
9) Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku,atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
10) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol
70% dan biarkan kering.kulit yang sudah dibersihkan jangan
dipegang lagi.
11) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap keatas,
jika jarum telah masuk kedalam vena akan terlihat darah masuk

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 2


kedalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena lalu
tourniquet dilepas.
12) Setelah volume dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan
tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum
atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
13) Letakkan kapas ditempat suntikan lalu segera lepaskan tarik/ tarik
jarum, tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15
menit.
b. Teknik pengambilan darah kapiler :
1) Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
2) Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kaps alcohol 70%
biarkan kering.
3) Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit
supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
4) Tusuk dengan lancet steril, tusukkan harus dalam sehingga darah
tidak harus diperas- peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika
ujung jari masih basah oleh alcohol, hal ini bukan saja karena darah
akan diencerkan oleh alcohol, tetapi darah juga melebar diatas kulit
sehingga susah ditampung dalam wadah.
5) Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai
kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
6) Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-
peras untuk mencegah terbentuknya jendalan.

C. PEMBERIAN IDENTITAS PASIEN


Pemberian identitas pasien dan atau specimen merupakan hal yang penting baik pada saat
pengisian surat pengantar/ formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label
wadah specimen. Pada surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
sebaiknya memuat secara lengkap:
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan specimen.
c. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ ruang) termasuk rekam
medic.
d. Identitas pengirim
e. Pemeriksaan laboratorium yang diminta.
f. Jenis specimen.
g. Volume specimen.
h. Nama pengambil specimen.

D. PENGOLAHAN SPESIMEN
Specimen yang telah diambil dilakukan pengolahan untuk menghindari kerusakan pada
specimen tersebut. Pengolahan specimen berbeda-beda tergantung dari jenis
spesimennya masing-masing.
a. Serum
Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2 - 30 menit, lalu
disentrifuge 3000 rpm selama 5 - 15 menit.pemisahan serum dilakukan dalam waktu 2

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 3


jam setelah pengambilah darah. Serum memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah
dan keruh.
b. Plasma
Kocok darah EDTA atau citrate dengan segera secara perlahan-lahan. pemisahan
plasma dilakukan dalam 2 jam setelah pengambilan specimen. Plasma yang
memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.
c. Whole blood
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang berisi anti koagulan yang sesuai,
lalu dihomogenisasi dengan cara goyang perlahan tabung
d. Urine
Urine yang didapatkan tidak perlu ada perlakuan khusus, kecuali pemeriksaan harus
segera dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus
dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan cara dimasukkan tabung dan centrifuge
selama 5 menit 1500 rpm- 2000 rpm, supernatant dibuang dan diambil sedimennya.
e. Sputum
Sputum sewaktu ditampung dalam wadah bermulut lebar. Sputum harus dipandang
sebagai material yang infeksius.

E. MENILAI SPESIMEN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT


a. Specimen diterima oleh petugas loket dan sampling.
b. Penilaian specimen harus dilakukan sesuai dengan jenis pemeriksaan .
c. Penilaian specimen harus segera dilakukan setelah menerima specimen .
d. Petugas laboratorium wajib mengolah dan mengembalikan specimen yang tidak
memenuhi syarat.
e. Specimen yang ditolak diberitahukan lewat pengantar specimen/petugas/ pasien.

F. PENYIMPANAN SPESIMEN
Specimen yang sudah diambil/ diterima harus segera dikirim ke laboratorium untuk
diperiksa karena stabilitas specimen dapat berubah. Faktor- faktor yangmempengaruhi
stabilitas specimen antara lain :
1. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
2. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada specimen.
3. Terjdi penguapan.
4. Pengaruh suhu.
5. Terkena paparan sinar matahari.

Beberapa specimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan


memperhatikanjenis pemeriksaan yang akan diperiksa. persyaratan penyimpanan beberapa
specimen untuk beberapa pemeriksaan laboratorium harus memperhatikan jenis specimen,
anti koagulan/ pengawet dan wadah serta stabilitasnya. beberapa cara penyimpanan
specimen :

a. Disimpan pada suhu kamar.


b. Disimpan dalam lemari es. Suhu 2-8 ºC
c. Dibekukan pada suhu -20 °C, -70ºC atau -120ºC .
d. Dapat diberikan bahan pengawet.
e. Penyimpanan specimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 4


G. PENGIRIMAN SPESIMEN
Specimen yang akan dikirim ke laboratorium lain, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang
relative stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman specimen antara lain :
1. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas specimen.
2. Tidak terkena sinar matahari langsung.
3. Kemasan yang harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label yang bertuliskan” Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau “ Bahan
Pemeriksaan Berbahaya”
4. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.

H. PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT


1. PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT CENTRIFUGE
a) Hubungkan kabel centrifuge kesumber arus listrik;
b) Jika persiapan sampel telah selesai tekan tombol MAINS, maka alat akan
langsung menyala.
c) Masukkan sampel yang akan dibuat serum/ plasma dan seimbangkan;
d) tekan Set Time pada waktu yang dikehendaki, timer akan berhenti dengan
sendirinya sesuai dengan capaian waktunya.
e) Atur kecepatan centrifuge;
f) setelah centrifuge selesai akan terdengar bunyi “ ting”
g) Buka tutup centrifuge
h) Bila telah selesai melakukan pemeriksaan seluruh pasien matikan centrifuge
dengan menekan tombol “on/off”, cabut kabel dari sumber arus listrik.
2. PROSEDUR PENGGUNAAN MIKROSKOP
a) Mikroskop diletakkan dimeja yang berpermukaan datar dan tidak licin
b) Tombol saklar ditekan/ mikroskop dihidupkan
c) Tubus dinaikkan dengan memutar pengatur lensa kearah pemeriksa
d) Kondensor dinaikkan sehingga maksimal
e) Iris diafragma dibuka selebar-lebarnya
f) Okuler dinaikkan sambil dilihat kedalam tubus
g) Cahaya diatur sehingga semua lapangan pandang terang
h) Objek glass diletakkan dimeja sediaan yang terdapat pada mikroskop
i) Lensa objektif lemah difokuskan keobjek glass
j) Dilihat melalui lensa okuler sambil memutar pengatur kasar (Makrometer) untuk
menaikkan meja sediaan perlahan-lahan sampai ditemukan gambar sediaan,
kemudian digunakan pengatur halus (Mikrometer) sampai gambar sediaan
terlihat lebih jelas.
k) Objektif lemah diputar menjauhi sediaan, sediaan diteteskan minyak emersi
l) Kondensor diturunkan untuk pembesaran objektif 40x
m) Difragma ditutup, diatur dengan pengatur kasar sampai terlihat bayangan objek,
untuk memperjelas objek digunakan pengatur halus
n) Untuk perbesaran dengan lensa objektid 100x diafragma dibuka sampai
maksimal, disesuaikan tinggi kondensor sampai iris diafragma terlihat jelas.
Untuk lensa objektif 100x harus menyentuh minyak emersi.
o) Fokus diatur dengan memutar pengatur halus sampai objek terlihat jelas.

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 5


p) Bila sediaan telah dibaca, putar lensa objektif 100x menjauhi sediaan dan
ditempatkan lensa objektif 10x diatas meja sediaan.
q) Dilepaskan sediaan dari meja sediaan dari meja sediaan mikroskop
r) Tombol saklar ditekan/ mikroskop dimatikan
s) Lensa objektif yang terkena minyak emersi dibersihkan menggunakan tissue
lensa.
3. PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT CLINIPET/MICROPIPET
1. Pada bagian mikropipet selalu dilengkapi dengan pengatur volume yang terletak di
bagian kepala pipet. Untuk mengatur volume yang diinginkan, tinggal memutar-mutar
bagian kepala pipet dan memperhatikan angka yang tercantum pada bagian tengah
mikropipet.
2. Pemilihan tip sangat penting untuk menentukan keakuratan dalam pemipetan, dan
penggunaan tip disesuaikan dengan merek yang sama dengan pipetnya karena tidak
semua pipet cocok dengan tip yang tersedia.cara memasang tips yaitu tancapkan
ujung mikropipet dengan tips yang sesuai, dan pastikan tips sudah terpasang dengan
benar.
3. Mengambil dan mengeluarkan sampel
 Setelah tips terpasang, tekan tombol knob sampai hambatan pertama (setengah
tekanan), jangan ditekan lebih dalam lagi.
 Masukkan mikropipet sampai tercelup ke dalam larutan sampel. Lepaskan
tekanan dari tombol knob secara perlahan-lahan sampai cairan tertarik ke dalam
mikropipet dan jangan sampai ada gelembung udara.
 Pindahkan larutan sampel ke dalam wadah yang lainnya dengan cara menekan
tombol knob sampai hambatan kedua (tekanan penuh).
 Lepaskan tips dengan cara menekan tombol tips ejector button.

I. PROSEDUR JENIS-JENIS PEMERIKSAAN


1. PROSEDUR PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
a) Darah lengkap
Hidupkan alat ( Saklar on/off ada pada sisi kanan alat)
Alat secara otomatis melakukan Self Check, proses ini memakan waktu sekitar
menit
Setelah alat siap, dilakukan pemeriksaan kontrol
A. Mengerjakan kontrol
1) Pastikan alat dalam status ready, kemudian tekan tombol
(QC) pada layar
2) Pilih dan tekan kolom file QC yang dikehendaki, layar analisis
kemudian akan muncul
3) Homogenisasikan darah kontrol yang akan diperiksa dengan
baik dengan membolak-balikan botol kontrol 10 kali.
4) Buka tutup botol dan letakkan dibawah Aspiration Probe.
Pastikan ujung probe menyentuh dasar botol darah kontrol
agar tidak mengisap udara.
5) Tekan start switch untuk memulai proses
6) Setelah terdengar bunyi beep dua kali dan muncul pada
layar, tarik botol darah kontrol dari bawah probe.

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 6


7) Setelah analisis selesai tekan OK untuk menyimpan hasil
QC.
B. Analisis Sampel
 Whole Blood (WB) count
1) Tekan Tombol Analysis pastika pada mode Whole
Blood (tulisan berada diposisi tenga bawah) dengan
warna bagian bawah biru
2) Tekan Tombol Next Sample untuk mengisi /
menuliskan data Pasien
3) Kocok sampel dengan anticoagulant seperti pada
gambar dibawah ini hingga merata, denag perbandingan
dosis K3EDTA (1,5 ~ 2.2 mg/dl Darah)

4) Masukkan sampel pada probe hingga menyentuh Dasar


tabung
5) Lalu tekan Tombol Probe, sampel akan diproses dan
hasil akan tampil pada layar
 Capillary Blood Count
1) Tekan tombol Analysis, lalu tekan MODE pada
layar, kemudian pemeriksaan dengan bagian bawah
berwarna orange
2) Siapkan sampel cup yang berish pada ujung sampel
Probe, lalu tekan tombol DILUENT, alat akan
mengeluarkan Diluent pada jarum. Lalu tekan
Tombol Probe (tombol menyedot sampel) maka
cairan Diluent akan keluar sebanyak 0,480 l (0,48
ml) jika selesai tekan cancel untuk kembali ke menu
pembacaan.
3) Tambahkan segera 20l darah kapiler dengan
menggunakan pipet pada sampel cup yang telah
terisi Diluent. Pastikan darah kapiler pada pipet telah
tercampur keseluruhan dengan Diluent (Ulangi
beberapa kali aspirating dan dispensing pada pipet)
4) Lalu kocok hingga rata. Simpan sampel cup yang
sudah tercampur selama 5 menit pada posisi diam,
lalu kocok kembali dan letakkan sampel cup yang
sudah tercampur pada Sampel Probe hingga
menyentuh Dasar Probe
5) Tekan Tombol probe untuk proses perhitungan dan
hasilakan tampil pada layar

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 7


b) Laju endap darah
1. Petugas mengambil darah sebanyak 1,6 ml dari vena penderita.
2. Petugas mencampurkan dengan anti koagulan Natrium sitrat 3,8 %
dengan perbandingan 4 : 1, lalu kocok supaya tercampur.
3. Petugas mengisap darah tadi kedalam tabung westergreen sampai garis 0,
kemudian letakkan tabung tadi pada rak westergreen dengan posisi tegak
lurus.
4. Petugas mencatat waktu mulai didiamkan dan periksa tingginya plasma
dan buffy coat sesudah 1 jam.
5.
J. PROSEDUR PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
1) Pemeriksaan glukosa darah
 Alat dan Bahan
a. Gluco Dr check / Accu - chek
b. Lancet steril
c. Alkohol 70 %
d. Sampel Darah
e. Handscoon
 Prosedur
a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
b. Petugas memakai handscon.
c. Petugas mengatur posisi pasien senyaman mungkin
d. Petugas mendekatkan alat disamping pasien
e. Petugas memastikan alat bias digunakan
f. Petugas memasang strip Gula Darah pada alat glukometer
g. Petugas menusukkan lanset dijari tangan pasien
h. Petugas menghidupkanalat glukometer yang sudah terpasang strip Gula Darah
i. Petugas meletakkan strip Gula Darah dijari tangan pasien
j. Petugas menutup bekas tusukan lanset menggunakan kapas alcohol
k. Alat glukometer akan berbunyi dan hasil sudah bisa dibaca.
l. Petugas Mencuci tangan.

2) Kolesterol total
 Alat dan Bahan
a. Benecheck/Mission
b. Pen lancet holder + Blood Lancet
c. Alkohol 70%
d. Kapas
e. Sampel Darah
f. Handscoon
 Prosedur
a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
b. Petugas memakai handscon.
c. Petugas mengatur posisi pasien senyaman mungkin
d. Petugas mendekatkan alat disamping pasien
e. Petugas memastikan alat bisa digunakan

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 8


f. Petugas memasang strip KOLESTEROL pada alat digunakan.
g. Petugas mengambil darah pada ujung jari tengah pasien dengan menggunakan
pen lancet holder, mengoleskan kapas alkohol pada ujung jari sebelum dan
sesudah pengambilan darah.
h. Petugas memasukkan darah pada stick pemeriksaan asam urat dan mengamati
kadar asam urat pada alat. Alat akan berbunyi dan hasil sudah bisa dibaca.
i. Petugas mencuci tangan.

3) Asam Urat
 Alat dan Bahan
a. Sinocare / Benecheck
b. Pen lancet holder + Blood Lancet
c. Alkohol 70%
d. Kapas
e. Sampel Darah
 Prosedur
a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
b. Petugas memakai handscon.
c. Petugas mengatur posisi pasien senyaman mungkin
d. Petugas mendekatkan alat disamping pasien
e. Petugas memastikan alat bisa digunakan
f. Petugas mengambil darah pada ujung jari tengah pasien dengan menggunakan
pen lancet holder, mengoleskan kapas alkohol pada ujung jari sebelum dan
sesudah pengambilan darah.
g. Petugas memasang strip ASAM URAT pada alat yang digunakan
h. Petugas memasukkan darah pada stick pemeriksaan asam urat dan mengamati
kadar asam urat pada alat. Alat akan berbunyi dan hasil sudah bisa dibaca.
i. Petugas mencuci tangan.

K. PROSEDUR PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI


1) Widal
 Alat dan Bahan
 Spoit
 Kapas Alkohol
 Sentrifuge + tabung sentrifuge
 Slide
 Reagen Tydal
 Serum
 Prosedur
a. Petugas menyiapkan slide yang kering dan bersih dengan 4 (empat) lingkaran.
b. Petugas memasukkan reagen tydal dalam lingkaran-lingkaran tadi.
c. Petugas memasukkan serum dengan volume sampel 20ul. Di campur dan di
goyang
d. Apabila hasil (+) aglutinasi, dilanjutkan lagi dengan tingkatan titer selanjutnya yaitu
1/160 dan 1/320
e. Petugas mencatat dan melaporkan hasil

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 9


f. Pemeriksaan tidak boleh dilakukan dengan waktu lebih dari 1 menit, karena apabila
lebih dapat menimbulkan hasil positif palsu.

2) Golongan darah
 Prinsip
Aglutinasi sel darah merah dengan anti sera tertentu.
 Alat dan Bahan
a. Kaca objek
b. Lancet steril
c. Kapas alkohol
d. Set anti sera yang terdiri:
e. Serum anti A
f. Serum anti B
g. Serum anti AB
 Prosedur
a. Petugas menyiapkan alat sesuai standar.
b. Petugas menaruh disebelah kiri kaca objek 1 tetes serum anti-A, ditengah 1 tetes
serum anti-B, disebelah kanan 1 tetes serum anti-AB.
c. Petugas membersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
d. Petugas menusuk ujung jari dengan lancet sedalam 2 mm.
e. Petugas meteskan darah pada serum tersebut dan campur dengan ujung lidi.
f. Petugas menggoyangkan kaca dengan membuat gerakan lingkaran.
g. Petugas memperhatikan adanya aglutinasi.
h. Hasil :
 Aglutinasi pada anti-A : golongan darah A
 Aglutinasi pada anti-B : golongan darah B
 Aglutinasi pada anti-A dan anti-B: golongan darah AB
 Tidak ada aglutinasi pada anti-A dan anti-AB : golongan darah O

3) Anti HIV 1 dan 2


 Alat dan Bahan
a. Rapid test
b. Blood lancet
c. Kapas alkohol
d. Handscoon
e. Darah / Serum
 Prosedur
a. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Petugas memasukkan 1 tetes darah/serum pada sumur sampel.
c. Petugas menambahkan 4 tetes larutan buffer.
d. Petugas mendiamkan selama beberapa menit.
e. Petugas membaca reaksi yang terjadi

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 10


4) DBD
 AlatdanBahan
a. Lancet steril
b. Kapas alkohol
c. Darah segar/ Plasma/ Serum
d. Alat uji Dengue IgG/IgM
e. Larutan Buffer Uji Dengue IgG/IgM
 Prosedur
a. Petugas menyiapkan alat uji pada temperatur ruang sebelum dilakukan pengujian.
b. Petugas membuka kemasan kemudian tempatkan alat pada uji pada tempat datar
dan kering, segera lakukan pengujian.
c. Petugas mengambil sampel darah/ serum/ plasma menggunakan pipet yg tersedia
hingga penanda biru pada pipet (atau 1 µL) dan teteskan pada lubang S (lubang
persegi). Sampel bisa juga diambil dengan menggunakan mikropipet.
d. Petugas menambahkan 3 tetes larutan buffer pada lubang bulat (tanda panah).
e. Petugas membaca hasil pengujian pada menit ke- 10.
f. Jangan membaca hasil setelah 15 menit.

5) Shypilis
 Alat dan Bahan
a. Rapid test Sifilis
b. Micropipette 10 l dan 20l
c. Kapas alcohol / alcohol Swab
d. Handscoon
e. Darah / Serum/Plasma
f. Timer
 Prosedur
a. Petugas menyiapkan reagen pada suhu kamar
b. Petugas memasukkan ke lubang sampel serum/plasma dengan menggunakan
micropipette sebanyak 10 l dan bila menggunakan darah segar sebanyak 20 l.
Tunggu dan biarkan menyerap.
c. Petugas menambahkan 4 tetes larutan buffer (120 l)
d. Petugas membaca hasil dalam waktu 5 – 20.
e. Petugas mencatat hasil pada formulir hasil pemeriksaan laboratorium.
f. Petugas membaca reaksi yang terjadi

6) HbsAg
 Alat dan Bahan
a. Rapid HbsAg
b. Tabung EDTA
c. Alkohol 70 % / Alkohol Swab
d. Spoit 3 cc
e. Plesterin bulat
f. Tourniquet
g. Handscoon
h. Micropipette dan Tip

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 11


 Prosedur
a. Petugas memakain APD kemudian mengambil sampel darah vena pasien.
b. Petugas memutar sampel darah dalam tabung EDTA kedalam centrifuge
c. Petugas menyiapkan rapid hepatitis
d. Petugas memasukkan 100 l serum/plasma/darah segar pada Rapid Hepatitis.
e. Diamkan selama 20 menit dan hasil akan terbaca
 Interpretasi Hasil:
1. Negative : muncul garis merah pada huruf C (1 garis)
2. Positif : Muncul dua garis merah Pada huruf C dan T (2 Garis)
3. Invalid: Tidak muncul Garis atau muncul satu garis pada huruf T

L. PROSEDUR PEMERIKSAAN URINE LENGKAP


1) Makroskopik
 Alat dan Bahan
a. Sentrifuge + tabung
b. Reagen stick urine
c. Objek glass
d. Pipet
e. Mikroskop
 Prosedur

Langkah-langkah Pemeriksaan menggunakan carik celup :

a. Petugas membasahi seluruh permukaan reagen carik dengan sampel urin dan tarik
carik dengan segera, Kelebihan urin diketukkan pada bagian bibir wadah urin.
b. Petugas menghilangkan kelebihan urin pada bagian belakang carik dengan cara
menyimpan carik tersebut pada kertas agar menyerap urin dibagian tersebut.
c. Petugas memegang carik secara horizontal dan banding kan dengan standar warna
yang terdapat pada label wadah carik dan catat hasilnya dengan waktu seperti yang
tertera pada standar carik atau dibaca dengan alat Clinitex Status.

2) Mikroskopik
a. Petugas memasukkan 10- 15 ml urin kedalam tabung reaksi lalu urin tersebut
di sentrifuge selam 5 menit pada 1500- 2000 rpm.
b. Petugas membuang cairan di bagian atas tabung sehingga volume cairan dan
sedimen tinggal kira- kira 0,5- 1 ml
c. Petugas mengocok tabung untuk meresuspensikan sedimen.
d. Petugas meletakkan 2 tetes suspense tersebut diatas kaca objek
e. Petugas memeriksa sedimen dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x
untuk lapangan pandang kecil (LPK) dilaporkan jumlah silinder, serta lensa
objektif 40x untuk lapangan pandang besar (LPB) dilaporkan jumlah unsur
lekosit, eritrosit, epitel, bakteri, ragi, Kristal, dan protozoa.

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 12


M. PROSEDUR PEMBUATAN DAN PEWARNAAN PREPARAT
1) Prosedur pembuatan preparat TB
 Alat dan Bahan
a. Lidi
b. Lampu Spritus / Bunsen
c. Objek glass
d. Pensil/spidol/pulpen
 Prosedur
a. Petugas menyiapkan objek glass beri identitas pasien pada objek glass dengan
menggunakan pensil/spidol/pulpen
b. Petugas menyalakan lampu spritus. Sputum di ambil dengan lidi dan dibuat sediaan
dengan bentuk sesuai pola dengan ukuran 2 x 3..
c. Petugas membuat lingkaran-lingkaran kecil mengelilingi olesan agar dahak menyebar
secara merata.
d. Petugas mengeringkan preparat kemudian di fiksasi

2) Prosedur pewarnaan preparat TB


 Alat dan Bahan
a. Lampu spritus
b. Reagen Ziehl Neelsen
c. Rak pewarnaan
d. Pipet tetes
e. Corong kaca
f. Kertas saring
 Prosedur
a. Petugas meletakkan sediaan yang akan diwarnai diatas rak tempat pewarnaan
dengan lapisan sputum keatas.
b. Petugas menuangkan carbol fuchsin menggunakan corong yang telah di beri kertas
saring menutupi seluruh permukaan sediaan .
c. Petugas memanaskan sediaan dengan sulut api sampai keluar uap (jangan sampai
mendidih) kemudian dinginkan selama 5 menit.
d. Petugas membuang karbol fuchsin dari sediaan satu persatu secara perlahan-lahan
dengan cara dibilas menggunakan air mengalir mulai dari bagian slide yang frosted
e. Petugas membuang asam alcohol pada sediaan biarkan beberapa saat lalu bilas
dengan air mengalir sampai bersih. Bila masih tampak warna merah dilakukan
decolorisasi ini beberapa kali
f.
3) Prosedur pembuatan preparat malaria
 Alat dan Bahan
a. Objek glass
b. Blood Lancet
c. Darah
 Prosedur
a. Petugas mempersiapan pasien.
b. Petugas membersihkan ujung jari dengan kapas alcohol 70% biarkan mengering.

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 13


c. Petugas menusuk kulit dengan jarum dengan cepat, cukup dalam sehingga darah
mengalir secara bebas tanpa diperas. Tetesan darah pertama dibuang
d. Petugas membuat sediaan darah tebal dengan cara meneteskan sebanyak 3-4 tetes
darahpada daerah dekat ujung object glass yang bersih dan bebas dari lemak.denan
sudut object glass yang lain campurkan tetesan darah tersebut secara membulat
sehingga diameternya sekitar 20 mm.
e. Petugas membuatlah sediaan darah tipis pada sisa tempat diobject glass yang sama
dengan cara melakukan penggeseran pada object glass dengan menggunakan object
glass lain
f. Petugas menempatkan kotak sediaan atau letakkan horizontal agar mengering.

4) Prosedur pewarnaan preparat malaria


 Alat dan Bahan
a. Larutan Giemsa
b. Metanol
c. Buffer aquadest
d. Pipet tetes
 Prosedur
a. Petugas meletakkan sediaan yang akan diwarnai diatas rak tempat pewarnaan dengan
lapisan darah keatas.
b. Setelah kering sediaan darah tipis difiksasi dengan direndam methyl alcohol absolute
(Metanol) selama 2-3 menit.
c. Petugas merendam sediaan dalam larutan campuran 1 cc stock giemsa dengan 50cc
larutan buffer air selama 10-45 menit.
d. Petugas mencuci dengan aquadest dan biarkan kering.
e. Setelah darah kering petugas memeriksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif
100 x menggunakan immersion oil.
f. Hasil pembacaan darah tipis Parasit Plasmodium akan berada di dalam Eritrosit.
g. Hasil pembacaan darah tebal yang sudah mengalami hemolysis parasite plasmodium
tidak lagi tampak dalam erotrosit.
h. Hasil pembacaan di laporkan dalam jenis dan stadium yang di temukan tetapi tidak
perlu dilakukan penghitungan parasit.

N. PROSEDUR PEMERIKSAAN HCG urine (kehamilan)


 Prinsip
 Alat dan Bahan
a. HCG strip
b. Pot urine
c. Buku register Pasien
d. Alat tulis menulis
 Prosedur
a. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Petugas mencelupkan strip kedalam urine.
c. Petugas mengeluarkan kemudian membaca hasil setelah dicelupkan.

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 14

Anda mungkin juga menyukai