Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE

No. Dokumen : SOP/013/BAB-8/


PKM-MNW/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 15-01-2018
Halaman : 1-4
Kepala Puskesmas
Perawatan Menawi
Pemerintah
Kabupaten
Kepulauan Yapen
Marthen Sembai, S.Kep
NIP.196210311987031011

PENGERTIAN Pemeriksaan sedimen urine adalah serangkaian kegiatan mulai


dari penerimaan sample dari pasien hingga hasil pemeriksaan
didapatkan
TUJUAN Sebagai acuan petugas dalam mendeteksi unsur-unsur yang
terdapat pada sedimen urine baik organik maupun anorganik
yang bermakna patologis secara mikroskopis.
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Perawatan Menawi Nomor : SK / 018 /
AK / PKM-MNW / 2018 tentang Penunjang Pelayanan Klinis.
REFERENSI 1. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Puskesmas
2. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
3. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/ 2003 tentang
Laboratorium Kesehatan
4. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman
Akreditasi Laboratorium Kesehatan
5. Pedoman Praktik Laboratorium yang Benar (good laboratory
practice)
PROSEDUR 1. Petugas mengecek kesesuaian identitas yang tercantum
pada label botol sample pasien dengan form penerimaan
sampel dan selanjutnya urine dikocok hingga homogen
2. Petugas menuang sample urin kedalam tabung centrifuge
sebanyak 10 ml (minimal 5 ml).
3. Petugas mengisi tabung centrifuge lain dengan air sebanyak
urine yang dipusingkan (sebagai penyeimbang)
4. Petugas meletakan tabung centrifuge berisi air tersebut
berhadapan dengan tabung centrifuge yang berisi urine.
5. Petugas melakukan pemusingan dengan kecepatan 2000
RPM selama 5 menit
6. Petugas menuang urine dalam tabung centrifuge hingga
volume menjadi kira – kira 1 ml atau ½ ml.
7. Petugas segera menegakan kembali tabung centrifuge
hingga cairan yang melekat pada dinding tabung kembali
mengalir kedasar tabung
8. Petugas mengocok tabung centrifuge agar sedimen /
endapan urin tercampur dengan baik
9. Petugas meneteskan sedimen sebanyak dua tetes pada sebuah
obyek glass dan menutupnya dengan sebuah deck glass.
10. Petugas mengamatisediaan urin pada mikroskop dengan
lensa obyektif pembesaran 10 x
11. Petugas mengamati sekali lagi dengan mikroskop pada
lensa obyektif pembesaran 40 x dan mengamati beberapa
lapang pandang (antara 1 – 10 lapang pandang)
12. Hasil pengamatan dengan menggunakan lensa obyektif
pembesaran 10x di laporkan jumlah masing-masing unsur
dalam satu lapang pandang pengamatan sebagai N / LPK
(lapang pandang kecil)
13. Hasil pengamatan dengan menggunakan lensa obyektif
pembesaran 40x dilaporkan jumlah masing-masing unsur
dalam satu lapang pandang pengamatan sebagai N / LPB
(lapang pandang besar)
14. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada lembar hasil
pemeriksaan laboratorium dan buku register.
Pelaporan :
a. Jumlah rata-rata lekosit dan eritrosit dilaporkan per
lapang pandang besar (LPB)
b. Untuk unsur lain-lain sedimen dilaporkan rata-rata per
lapang pandang kecil (LPK) dengan
+ 1 bila jumlahnya sedikit
+ 2 bila jumlahnya banyak
+ 3 bila jumlahnya banyak sekali
Sedimen Eritrosit : 0 – 1 bh/LPB
Lekosit : 0 – 3 bh/ LPB
DIAGRAM
ALIR
UNIT TERKAIT Poli Umum
DOKUMEN
TERKAIT

REKAMAN HISTORIS PERUBAHAN


Tanggal :
NO. YANG DIRUBAH ISI PERUBAHAN TANGGAL MULAI
DIBERLAKUKAN

Anda mungkin juga menyukai