No. Dokumen :
8.1.2.1/233c/PKM
Sukamara/2016
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : 08 September
2016
Halaman :
1/6
DARMADI
UPTD PUSKESMAS
NIP.19721202 199303
SUKAMARA
1 011
C. PENGAWET
1. Pengawet adalah zat kimia yang di tambahkan kedalam
sampel agar analit yang akan diperiksa di pertahankan
kondisi dan jumlahnya untuk kurun waktu tertentu.
2. Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk
mencegah sampel darah membeku.
3. Bahan tambahan harus memenuhi syarat agar tidak
mengganggu atau merubah kadar zat yang akan diperiksa.
D. WAKTU
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi
hari terutama untuk pemeriksaan kimia klinik,hematologi,dan
imunologi karena umumnya nilai normal ditetapkan pada
keadaan basal.
Namun ada beberapa pemeriksaan yang waktu pengambilan
spesimen harus disesuaikan dengan perjalanan penyakit dan
floktuasi harian, misalnya :
1. Demam Thyfoid
Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik dilakukan pada
minggu I atau II sakit, sedangkan untuk biakan urin atau tinja
dilakukan pada minggu II atau III.
2. Untuk pemeriksaan widal dilakukan pada fase akut dan
konvalesen
3. Untuk biakan dan uji kepekaan Spesimen harus diambil
sebelum pemberian antibiotik.
4. Untuk pemeriksaan Gonorrhoe, pengambilan sekret uretra
sebaiknya dilakukan 2 jam setelah buang air kecil terakhir.
5. Untuk pemeriksaan mikrofilaria, sebaiknya pengambilan
darah dilakukan pada waktu senja menjelang tengah malam.
6. Untuk pemeriksaan tuberkulosis, pengambilan dahak pada
pagi hari segera setelah pasien bangun tidur yang
memungkinkan di temukan kuman M. Tuberkulosis lebih
besar dibandingkan dengan dahak sewaktu.
E. LOKASI
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan
terlebih dahulu lokasi pengambilan yangn tepat
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta,
misalnya :
1. Spesimen untuk pemeriksaan darah vena umumnya
diambil dari Vena Cubiti daerah siku.
2. Spesimen darah arteri umunya diambil dari
Arteri radialis dipergelangan tangan atau
Arteri femoralis di daerah lipat paha.
3. Spesimen darah kapiler diambil pada ujung
jari tengah tangan atau jari manis tangan
bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3
bagian tepi telapak kaki atau cuping telinga
pada bayi. Tempat yang dipilih tidak boleh
memperlihatkan gangguan peredaran darah
seperti cyanosis atau pucat.
4. Spesimen untuk biakan , harus diambil di tempat yang
sedang mengalami infeksi, kecuali darah dan cairan
otak.
5. Mikrofilaria : Sampel berupa darah lengkap
yang diambil dari kapiler ( jari tangan )
F. VOLUME
G. TEKNIK
H. Darah Vena :
1. Posisi lengan harus lurus, jangan
membengkokkan siku, pilih lengan yang
banyak melakukkan aktifitas.
2. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan
3. Pasang torniquet 10 cm diatas lipat siku
4. Pilih bagian vena median cubital atau chepalic
5. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil
darahnya dengan alkohol 70 % dan biarkan
kering untuk mencegah terjadinya hemolisis
dan rasa terbakar. Kulit yang sudah
dibersihkan jangan dipegang lagi.
6. Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum
menghadap keatas dengan sudut kemiringan
antara jarum dan kulit 15 derajat , ( bila
menggunakan vakum tekan tabung vakum
sehingga vakumnya bekerja dan darah terhisap
kedalam tabung. Bila jarum berhasil masuk
vena, akan terlihat darah masuk ke semprit.
Bila darah tidak keluar, ganti posisi
penusukkan bila terlalu dalam, tarik sedikit
dan sebaliknya), usahakan darah dapat keluar
dengan sekali tusuk.
7. Setelah volume darah dianggap cukup,
lepaskan torniquet dan pasien diminta
membuka kepalan tangannya. Volume diambil
3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.
8. Lepaskan/tarik jarum dan segera letakkan
kapas alkohol 70 % diatas bekas suntikan
untuk menekan bagian tersebut selama 15
menit. Jangan menarik jarum sebelum
torniquet dibuka.
V. URINE
a) Pada Wanita :
b. Pada Laki-laki :
c. Urine Karteter :
d. Urine Suprapublik :
IV. Tinja :
V. Sputum :