Anda di halaman 1dari 27

PERMINTAAN PEMERIKSAAN

LABORATORIUM

No. Dokumen :SOP//PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Permintaan pemeriksaan laboratorium adalah suatu prosedur untuk
menerima permintaan pemeriksaan pasien dengan memperhatikan
kenyamanan dan keamanan pasien.
2. Tujuan Untuk memberikan tata laksana yang tepat pada permintaan pemeriksaan
3. Kebijakan SK kepala puskemas Bantarujeg Nomor:440/SK/ /PKM.BTR/I/2017
tentang Permintaan pemeriksaan ,penerimaan specimen,pengambilan
dan penyimpanan specimen
4. Referensi 1. Permenkes No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Permenkes No. 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik Yang baik
5. Prosedur a. Petugas pemeriksa / pasien / keluarga pasien mengantarkan
blanko permintaan pemeriksaan.
b. Petugas laboratorium menerima blanko permintaan pemeriksaan
c. Petugas laboratorium melihat jenis permintaan pemeriksaan yang
diminta pada blanko permintaan pemeriksaan,
d. Petugas laboratorium menyiapkan peralatan reagen sesuai jenis
pemeriksaan yang diminta.
e. Petugas mengambil sampel sesuai dengan permintaan
pemeriksaan laboratorium.
6. Unit Terkait KIA,Poli Umum, Rawat Inap, Poli Gigi, MTBS,PONED

Rekaman historis perubahan

Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN
PEYIMPANAN SPESIMEN
:SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/3
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian - Perlakuan terhadap spesimen yang akan dilakukan pemeriksaan
dengan cara yang benar untuk menunjang analisis sehingga
pemeriksaan teliti.
- Proses kegiatan dan langkah-langkah penanganan spesimen
2. Tujuan - Spesimen memenuhi syarat untuk dilakukan analisis
- Menghindari tertukarnya sampel yang satu dengan yang lainnya
3. Kebijakan 1. Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara
pengambilan, pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar
2. Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena
stabilitas spesimen dapat berubah
3. Surat keputusan kepala Puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/
/Pkm.Btr/I/2017 tentang Permintaan pemeriksaan, Penerimaan
Spesimen, Pengambilan dan Penyimpanan Spesimen
4. Referensi 1. Permenkes No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Permenkes No. 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik Yang baik
5. Prosedur 1. Penerimaan Spesimen
a. Petugas laboratorium memeriksa kesesuaian antara spesimen
yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan, spesimen
yang tidak sesuai dan tidak memenuhi persyaratan hendaknya
ditolak
b. Petugas laboratorium yang menerima spesimen harus
mengenakan jas laboratorium
c. Petugas laboratorium menganggap semua spesimen infeksius
dan menangani dengan hati-hati
d. Petugas laboratorium membersihkan dan mendesinfeksi meja
penerimaan spesimen setiap hari
e. Petugas laboratorium melarang tamu/pasien menyentuh barang
apapun yang terdapat pada meja dimana spesimen berada
2. Pengambilan Spesimen
a. Petugas laboratorium memberikan penjelasan kepada pasien
mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b. Petugas laboratorium melaksanakan pengambilan spesimen
dengan benar agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang
sebenarnya.
c. Petugas laboratorium melakukan pengambilan darah vena :
- Petugas laboratorium meminta pasien untuk posisi duduk atau
berbaring dengan posisi lengan pasien lurus, jangan
membengkokan siku, memilih lengan yang venanya besar.
- Petugas laboratorium meminta pasien untuk mengepalkan tangan.
- Petugas laboratorium memasang torniquet± 10 cm di atas lipat
siku.
- Petugas laboratorium memilih bagian vena mediana cubiti.
- Petugas laboratorium membersihkan kulit pada bagian yang akan
diambil darahnya dengan kapas alkohol 70 % dan membiarkan
kering.
- Petugas laboratorium tidak memegang lagi bagian yang sudah di
bersihkan.
- Petugas laboratorium menusuk bagian vena tadi dengan lubang
jarum menghadap keatas dengan sudut kemiringan 15 derajat,
ambil spsimen darah sesuai yang diperlukan.
- Ptugas laboratorium melepas torniquetdan meminta pasien
melepaskan kepalan tangan.
- Petugas laboratorium menarik jarum, meletakan kapas pada
bekas tusukan dan meberi plester.
- Petugas laboratorium memasukan darah kedalam botol sampel
atau kedalamtabung reaksi sesuai dengan keperluan
pemeriksaan.
d. Pengambilan darah kapiler :
- Petugas laboratorium membersihkan bagian yang akan ditusuk
dengan kapas alkohol 70 % dan membiarkan sampai kering.
- Petugas laboratorium memegang bagian yang akan ditusuk
supaya tidak bergerak dan tekan sedikit agar rasa nyeri
berkurang.
- Petugas laboratorium menusuk dengan cepat menggunakan
autoklik.
- Petugas laboratorium menusuk pada jari dengan arah tegak lurus
pada garis – garis sidik jari.
- Petugas laboratorium menusuk pada bagian pinggir daun telinga
dengan cukup dalam supaya darah mudah keluar.
- Petugas laboratorium membuang tetesan darah yang pertama
keluar dengan tissu.
- Petugas laboratorium memakai tetes darah berikutnya untuk
pemeriksaan.
3. Penyimpanan Spesimen
Petugas laboratorium menyimpan spesimen dengn beberapa cara,
antara lain :
a. Disimpan pada suhu kamar.
b. Disimpan dalam lemari es suhu 2 – 8 derajat celcius.
c. Penyimpanan spesimen darah dalam bentuk serum.
4. Penanganan Spesimen
a. Petugas laboratorium memberlakukan setiap spesimen
sebagai bahan infeksius.
b. Petugas laboratorium menimpan semua spesimen darah
pada wadah yang memiliki konstruksi yang baik.
c. Petugas laboratorium mengumpulkan spesimen dengan
hati-hati guna menghindari pencemaran dari luar kontainer
atau laboratorium.
d. Petugas laboratorium yang memproses spesimen darah
dan cairan tubuh dengan hati – hati ( contoh membuka
tutup botol sampel harus menggunakan sarung tangan
dan masker ).
e. Petugas laboratorium mencuci tangan dan mengganti
sarung tangan setelah memproes spesimen.
Unit Terkait Laboratorium,Klinik Umum,KIA,Rawat Inap,PONED,MTBS

Rekaman historis perubahan

Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PROSEDUR PEMERIKSAAN DI
LABORATORIUM
:SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Pemeriksaan sediaan ( spesimen ) yang diambil atau dikeluarkan dari
tubuh pasien untuk menunjang diagnosa atau diagnosa banding penyakit
pasien.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan untuk proses pemeriksaan laboratorium
dipuskesmas.
2. Meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kualitas pemeriksaan
laboratorium di puskesmas.
3. Kebijakan SK kepala puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/ /Pkm.Btr/I/2017
tentang Permintaan pemeriksaan,penerimaan specimen,penganmbilan
dan penyimpanan specimen
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
5. Prosedur 1. Petugas menerangkan tata cara pemeriksaan laboratorium pada
pasien
2. Petugas memberikan Informed Consent secara lisan pada pasien
(bila pasien menolak pasien kembali lagi ke bagian yang merujuk)
3. Petugas mengambil spesimen dari tubuh pasien yaitu darah, urine,
atau sputum sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta
4. Petugas melakukan pemeriksaan sesuai dengan langkah
pemeriksaan laboratorium yang diminta
5. Petugas membaca hasil pemeriksaan
6. Hasil pemeriksaan laboratorium ditulis dalam blangko Pemeriksaan
Laboratorium dan dicatat dalam buku Register Hasil Pemeriksaan
Laboratorium Harian
7. Blangko hasil pemeriksaan diserahkan kepada pasien
6. Unit Terkait

Rekaman historis perubahan


Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMANTAUN PELAKSANAAN
PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
:SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Pemantauan prosedur pemeriksaan laboratorium adalah semua kegiatan
yang dilakukan agar diperoleh kondisi optimal, selalu dilaksanakannya
pemeriksaan laboratorium sesuai SOP masing – masing pemeriksaan.
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan pemantaun pelaksanaan
prosedur pemeriksaan laboratorium.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/
/Pkm.Btr/I/2017 tentang Pemeriksaan,Penerimaan Specimen,Pengambilan
dan Penyimpanan Specimen
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
5. Prosedur 1. Petugas laboratorium membuat jadwal pemantaun dan monitoring
pelaksanaan prosedur pemeriksaan.
2. Petugas laboratorium membuat daftar tilik masing – masing
pemeriksaan.
3. Petugas laboratorium melaksanakan pemantauan sesuai jadwal.
4. Petugas laboratorium mencatat hasil pemantauan untuk dilakukan
tindak lanjut dan evaluasi.
6. Unit Terkait

Rekaman historis perubahan

Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENILAIAN KETEPATAN WAKTU
PENYERAHAN HASIL
:SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil laboratorium adalah kegiatan
menilai, evaluasi apakah hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan tepat
waktu sesuai dengan waktu tunggu masing – masing pemeriksaan.
2. Tujuan Terciptanya kinerja yang efektif, efisien dan cepat dalam menentukan
lama pemeriksaan dan pengiriman hasil.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/
/Pkm.Btr/I/2017 tentang waktu penyampaian laporan hasil laboratorium
Manajemen laboratorium ikut bertanggung jawab atas diterimanya hasil
pemeriksaan kepada orang yang sesuai dalam waktu yang disepakati.
4. Referensi Permenkes No. 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik Yang Baik.
5. Prosedur 1. Penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil dengan sampling random
2. Petugas laboratorium melaporkan kepada penanggung jawab UPK
tentang kegiatan yang akan dilakukan.
3. Petugas laboratorium mempersiapkan kuesioner untuk penilaian
ketepatan waktu penyerahan hasil.
4. Petugas laboratorium memberikan kuesioner untuk diisi kepada 10
orang pengunjung laboratorium secara acak
5. Petugas laboratorium menerima kembali kuesioner yang telah diisi.
6. Petugas laboratorium menganalisis hasil kuesioner.
7. Penanggung jawab UKP mengumpulkan hasil penilaian.
8. Penangungjawab UKP melaporkan kepada Kepala Puskesmas hasil
penilaian kuesioner.
9. Penanggungjawab UKP, Kepala Puskesmas dan petugas
laboratorium mengevaluasi secara bersama – sama dan membuat
Rencana Tindak Lanjut (RTL).
6. Unit Terkait
Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
Jl. Siliwangi No. 13 Ds/Kec. Bantarujeg Kab.Majalengka Kode Pos : 43464
email : uptdpuskesmasbantarujeg@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
NOMOR: 440/SK/042/PKM.BTR/I/2017

TENTANG
PELAYANAN DILUAR JAM KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan laboratorium dan


kepuasan pelanggan perlu ditetapkan pelayanan diluar jam kerja di
laboratorium UPTD Puskesmas Bantarujeg.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a,dipandang perlu
menetapkan keputusan kepala UPTD Puskesmas Bantarujeg.

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012


tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013
tentang Penyelenggraan Laboratorium Klinik Yang Baik
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKEMAS TENTANG PELAYANAN DI


LUAR JAM KERJA DI LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS
BANTARUJEG;

Kesatu : Memberlakukan pelayanan di luar jam kerja di laboratorium UPTD


Puskesmas Bantarujeg;

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan / perubahan
sebagaimana mestnya;
Di tetapkan di Bantarujeg
Pada tanggal : 17 Januari 2017

Kepala UPTD Puskesmas Bantarujeg

IIS KUSMAWATI
PELAYANAN DI LUAR JAM KERJA

: SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Merupakan pelayanan laboratorium yang dilakukan di luar jam kerja yang
telah ditentukan .
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas laboratorium untuk melaksanakan pelayanan di
luar jam kerja.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/
/Pkm.Btr/I/2017 tentang Pelayanan di Luar Jam Kerja.
4. Referensi Permenkes No. 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik Yang Baik.
5. Prosedur 1. Kepala Puskesmas menginstruksikan adanya pemeriksaan
laboratorium di luar jam kerja.
2. Petugas laboratorium menyiapkan perlengkapan untuk melakukan
pemeriksaan.
3. Petugas laboratorium mengatur jadwal pemeriksaan dan tenaga yang
diperlukan.
4. Petugas laboratorium melaksanakan pemeriksaan sesuai jadwal yang
di buat.
6. Unit Terkait Unit Laboratorium

Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
YANG BERESIKO TINGGI
: SOP/
No. Dokumen
PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Merupakan pemeriksaan laboratorium yang tinggi bahaya infeksiusnya,
lebih mudah menularkan dibandingkan pemeriksaan yang tidak
beresiko tinggi.
2. Tujuan Petugas laboratorium meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari
bahaya yang ditimbulkan akibat melakukan pemeriksaan yang beresiko
tinggi, misalnnya pemeriksaan sputum untuk pemeriksaan TB.
3. Kebijakan Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium Puskesmas dapat
menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yng berada didalam
laboratorium maupun di lingkungan sekitarnya. Untuk
mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
5. Prosedur 1. Petugas laboratorium mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
melakukan pemeriksaan beresiko tinggi.
2. Petugas laboratorium membersihkan tempat pemeriksaan.
3. Petugas laboratorium memakai Alat Pelindung Diri ( jas
laboratorium, masker, sarung tangan )
4. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan dengan hati – hati
sesuai dengan SOP masing – masing pemeriksaan. Pemeriksaan
sputum dengan menyalakan lampu spirtus dan wadah berisi
desinfektan.
5. Setelah selesai melakukan pemeriksaan,petugas laboratorium
mendesinfektan tempat pemeriksaan tadi.
6. Petugas laboratorium merendam alat bekas pemeriksaan di dalam
larutan desinfektan dan membuang bahan pemeriksaan kedalam
tempat sampah medis/infeksius.
7. Petugas laboratorium membuka masker dan sarug tangan
kemudian membuang masker dan sarung tangan kedalam tempat
sampah medis/infksius.
8. Petugas laboratorium melepas kemudian menyimpan jas
laboratorium dengan posisi terbalik apabila cara menyimpan
dengan cara digantung.
9. Petugas laboratorium mencuci tangan kembali setelah selesai
melakukan pemeriksaan.
6. Unit Terkait Laboratorium,Kesling

Rekaman historis perubahan

Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA BAGI PETUGAS
LABORATORIUM
:SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) laboratorium merupakan
bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan.Upaya
kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium,dan Ketentuan –
ketentuan pemakain alat pelindung diri saat bekerja di laboratorium.
2. Tujuan 1. Untuk mengurangi dan mencegah bahaya yang terjadi.
2. Untuk melindungi diri dari bahaya penularan penyakit.
3. Kebijakan Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium Puskesmas dapat
menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada didalam
laboratorium maupun di lingkungan sekitarnya. Untuk
mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
5. Prosedur 1. Petugas laboratorium memperlakukan setiap spesimen sebagai
bahan infeksius.
2. Petugas laboratorium diwajibkan memakai alat pelindung diri ( jas
laboratorium, masker dan sarung tangan ) selama bekerja.
3. Petugas laboratorium memakai jas laboratorium yang bersih
secara terus menerus selama bekerja di laboratorium.
4. Petugas laboratorium mencuci tangan secara higienis dan
meneyeluruh sebelum dan sesudah selesai melakukan tugas
laboratorium.
5. Petugas laboratorium melepaskan baju proteksi ( jas laboratorium
) sebelum meninggalkan ruangan.
6. Petugas laboratorium tidak makan, minum dan merokok di
ruangan laboratorium.
7. Petugas laboratorium selalu membersihkan tempat kerja.
8. Petugas laboratorium segera membersihkan apabila ada
tumpahan.
9. Petugas laboratorium menempatkan tas/kantong sampah ditempat
yang telah ditentukan.

6. Unit Terkait Unit Laboratorium, Kesling,Klinik PAL/ TB

Rekaman historis perubahan

Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI
:SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian APD (Alat Pelindung diri) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari
adanya kemungkinan potensi bahaya atau kecelakaan kerja.APD wajib
dipakai oleh petugas dengan resiko pekerjaan yang berbahaya.
2. Tujuan Untuk menciptakan suatu lingkungan dan perilaku kerja yang aman dan
nyaman pada saat melakukan kegiatan kerja
3. Kebijakan Sebagai pedoman dalam penggunaan alat pelindung diri
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
5. Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan
2. Petugas sebelum bekerja mencuci tangan dengan menggunakan
sabun desinfektan
3. Petugas menggunakan alat pelindung badan (jas laboratorium)
4. Petugas menggunakan alat pelindung tangan (safety gloves)
5. Petugas menggunakan alat pelindung pernafasan (masker)
6. Petugas sesudah bekerja mencuci tangan dengan menggunakan
sabun desinfektan
7. Petugas membereskan semuan pelengkapan
6. Unit Terkait Unit Laboratorium

Rekaman historis perubahan

Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMANTAUAN TERHADAP
PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI
:SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Pemantauan terhadap ketentuan – ketentuan pemakaian alat pelindung
diri saat bekerja di laboratorium.
2. Tujuan Memantau penggunaan alat pelindung diri di laboartorium.
3. Kebijakan Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium Puskesmas dapat
menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada didalam
laboratorium maupun di lingkungan sekitarnya. Untuk
mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
5. Prosedur 1. Petugas laboratorium saling memantau pemakaian alat pelindung
diri (APD) terhadap petugas lainnya selama bekerja di
laboratorium.
2. Petugas laboratorium saling memastikan semua petugas memakai
APD ( masker, sarung tangan, jas laboratorium ).
3. Petugas laboratorium menyusun jadwal pemantauan APD.
4. Petugas laboratorium mencatat hasil pemantauan penggunaan
APD.
5. Petugas laboratorium melakukan evaluasi dan rencana tindak
lanjut hasil pemantauan
6. Unit Terkait Unit Laboratorium
Rekaman historis perubahan

Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENGELOLAAN BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
: SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat danatau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secaralangsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkandan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hiduplainnya;
Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3;
2. Tujuan Terciptanya tata laksana pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
yang sesuai dengan prosedur.
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/
/Pkm.Btr/I/2017 tentang penanganan dan pembungan bahan berbahaya
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair,
padat, dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar
4. Referensi Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun.
5. Prosedur a. Penanggung jawab inventarisasi bahan berbahaya mengundang tim
inventarisasi pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan bahan
berbahaya
b. Penanggung jawab dan anggota tim menginventarisasi bahan –
bahan yang berbahaya yang ada di setiap ruangan
c. Petugas mengelola bahan berbahaya dengan penggolongan bahan
berbahaya untuk memudahkan pengenalan dan cara penanganan
bahan berbahaya
d. Petugas menempatkan bahan- bahan yang berbahaya pada tempat
yang telah ditentukan
e. Petugas menggunakan bahan – bahan berbahaya sesuai dengan
peruntukkannya
f. Petugas melakukan pencatatan bila menggunakan bahan berbahaya
g. Petugas meletakkan kembali bahan – bahan berbahaya yang telah
digunakan pada tempatnya
h. Petugas melakukan pemantauan secara berkala sekurang –
kurangnya 6 bulan sekali
i. Petugas melakukan pencatatan terhadap bahan-bahan berbahaya
yang telah habis masa berlakunya
j. Petugas melaporkan hasil pengelolaan, penyimpanan dan
penggunaan bahan-bahan berbahaya kepada kepala puskesmas
6. Unit Terkait Unit Laboratorium
Unit Kesling

Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PENGELOLAAN LIMBAH
HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
: SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

SOP No. Revisi :0

Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Pengelolaan limbah adalah proses yang memberikan pengawasan pada
hal yang terjadi dengan limbah.
Tata cara mengelola limbah padat dan cair yang berasal dari hasil
pemeriksaan laboratorium.
2. Tujuan Pengelolaan limbah hasil pemeriksaan laboratorium harus dilakukan
dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif, supaya
tidak membahayakan petugas dan lingkungan serta masyarakat sekitar.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan pengelolaan limbah hasil
pemeriksaan laboratorium
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/
/Pkm.Btr/I/2017 tentang penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair,
padat, dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
5. Prosedur 1. Limbah padat dari hasil pemeriksaan laboratorium :
1. Petugas laboratorium memisahkan limbah kedalam tempat
sampah warna kuning
2. Petugas laboratorium memberi label pada tempat limbah
3. Petugas laboratorium menggunakan alat pelindung diri
setiap menangani limbah
4. Petugas kebersihan mengambil tempat sampah yang berisi
limbah
5. Unit kesling mengelola limbah atau sampah infeksius,
sampah toksik sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku.
2. Limbah cair dari hasil pemeriksaan laboratorium
1. Petugas laboratorium membuang limbah cair
umum/domestik dialirkan masuk kedalam septic tank.
2. Unit kesling mengelola limbah cair infeksius dan kimia
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
6. Unit Terkait Unit Laboratorium
Unit Kesling

Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PENGELOLAAN REAGEN

:SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Pengelolaan reagen adalah proses yang memberikan pengawasan pada
hal yang terlibat dengan reagen, meliputi pembuatan laporan penerimaan
dan penggunaan reagen, Alat Medis Pakai Habis (AMPH), Bahan Medis
Pakai Habis (BMPH), peyimpanan dan distribusi reagen, pelabelan reagen.
Penyimpanan dan distribusi reagensia adalah suatu tindakan menyimpan
dan mendistribusikan bahan reagensia sesuai persyaratan dan prosedur
yang ditetapkan untuk menjaga dan menjamin kualitas reagensia.
Pelabelan reagensia adalah upaya pemberian identitas reagen.
Buffer stock adalah stock yang dibuat untuk menanggulangi perubahan
permintaan reagensia.
2. Tujuan 1. Agar dapat mempertanggungjawabkan penggunaan reagen agar
dapat mengetahui stock reagen untuk perencanaan kebutuhan
berikutnya.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan penyimpanan dan distribusi
reagensia di laboratorium puskesmas supaya terjaga, terjamin
kualitasnya, stabil, tidak rusak sampai batas kadaluarsa, guna
terpenuhi semua persyaratan.
3. Supaya reagen dapat teridentifikasi dengan baik dan jelas, guna
menghindari keslahan pengambilan dan pemakaian reagen.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/
/Pkm.Btr/I/2017 tentang jenis Reagensia dan bahan lain yang harus
tersedia
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
3. Pedoman Praktik Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2008
5. Prosedur 1. Pembuatan laporan penerimaan dan penggunaan reagen
2. Peyimpanan Reagen
a. Petugas laboratorium menerima reagen dari Gudang barang
Puskesmas dan perusaahaanrekanan pengadaan barang.
b. Petugas laboratorium memperhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu
penyimpanan, kemudian menyimpan reagen pada suhu ruangan
atau suhu dingin (2-80C) atau harus beku, disesuaikan dengan
ketentuan yang tertera pada wadah reagen.
c. Petugas laboratorium menyimpan larutan berwarna dalam botol kaca
berwarna coklat/gelap, kemudian menyimpan dalam lemari supaya
tidak kena cahaya matahari langsung.
d. Petugas laboratorium menyimpan reagen atau larutan yang tidak
mengalami reaksi fotokimia dalam botol plastik putih.
e. Petugas laboratorium meletakan bahan-bahan berbahaya di bagian
bawah atau di lantai dengan label tanda bahaya
f. Petugas laboratorium menutup botol reagen selama penyimpanan
3. Distribusi reagensia
a. Petugas laboratorium membuat daftar reagen yang diterima dari
UPT Farmasi dan Alkes Dinas Kesehatan dari Unit Farmasi
puskesmas sesuai tanggal penerimaannya.
b. Petugas laboratorium menggunakan kaidah pertama masuk-pertama
keluar (FIFO-first in-first out) yaitu reagen yang lebih dahulu masuk
persediaan harus digunakan terlebih dahulu.
c. Petugas laboratorium menggunakan kaidah masa kadaluarsa
pendek dipakai dahulu (FEFO-first expired-first out).
4. Pelabelan Reagen
a. Petugas laboratorium memeriksa semua label reagen apakah label
sudah memuat identitas reagen.
b. Petugas laboratorium memberi label pada reagen buatan sendiri
yang berisi nama reagen, tanggal pembuatan, expired date.
5. Menentukan buffer stock
Petugas laboratorium menentukan reagen yang
memerlukan buffer stock.
6. Unit Terkait 1. Laboratorium
2. Farmasi Puskesmas
3. UPT Farmasi dan Alkes Dinas Kesehatan

Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


PENGELOLAAN LIMBAH

:SOP/
No. Dokumen
/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes.
BANTARUJEG NIP. 19720701 200212 2 002
1. Pengertian Pengelolaan limbah adalah proses yang memberikan pengawasan pada
hal yang terlibat dengan limbah.
Tata cara mengelola limbah padat dan cair,baik limbah medis maupun
non medis yang berasal dari Instalasi Laboratorium Klinik.
2. Tujuan 1. Pengelolaan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak
menimbulkan dampak negatif, supaya tidak membahayakan petugas
dan lingkungan serta masyarakat sekitar.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pengelolaan limbah.
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/
/Pkm.Btr/I/2017 tentang penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair,
padat, dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.

5. Prosedur I. Limbah padat


1. Petugas laboratorium memisahkan limbah kedalam tempat
sampah warna kuning untuk infeksius dan warna hitam untuk
sampah non infeksius.
2. Petugas laboratorium memasukan limbah benda tajam/jarum
suntik ke dalam wadah khusus benda tajam yang tahan
tusukan yaitu safety box.
3. Petugas laboratorium memberi label pada tempat limbah
4. Petugas laboratorium menggunakan alat pelindung diri setiap
menangani limbah
5. Petugas kebersihan mengambil dan membuang sampah
yang berisi limbah setiap hari setelah pelayanan atau apabila
2/3 bagian telah terisi.
6. Unit kesling mengelola limbah atau sampah infeksius,
sampah toksik sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku.
7. Unit kesling mengelola sampah umum (domestik) / non
infeksius ke tempat pembuangan sampah akhir sesuai
prosedur dan peraturan yang berlaku
II. Limbah cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestik, limbah cair
infeksius dan limbah cair kimia.
1. Petugas laboratorium mengalirkan limbah cair
umum/domestik masuk kedalam septic tank.
Unit kesling mengelola limbah cair infeksius dan kimia sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku.
6. Unit Terkait Unit Laboratorium, Kesling

Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai