Anda di halaman 1dari 4

PERMINTAAN PEMERIKSAAN,

PENERIMAAN SPESIMEN,
PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN
SPESIMEN
No. Dokumen :
55/SOP.03/PKM.MBS/V/2017
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 15 Mei 2017
Halaman : 1/4

PUSKESMAS Vinsentius Neta, Amd Kep


NGALUPOLO NIP ; 196801231990031005

1. Pengertian Melakukan serangkaian kegiatan untuk pemeriksaan laboratorium mulai


permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan spesimen dan
penyimpanan spesimen.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk memberikan tatalaksana
yang tepat pada permintaan pemeriksaan, penerimaan, pengambilan dan
penyimpanan spesimen.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Ngalupolo
No. 10/SK.03/PKM.MBS/VI/2017 Tentang Pelayanan Laboratorium.
4. Referensi  Permenkes RI Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Puskesmas
 Pedoman Interpretasi Data Klinik, Kemenkes RI 2011
 Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan Edisi 2, EGC
5. Prosedur / Langkah -  Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
Langkah 1. Dokter / paramedis melakukan pemeriksaan kepada pasien.
2. Dokter / paramedis akan melakukan pemeriksaan penunjang bila
diperlukan.
3. Dokter / paramedis menjelaskan perlunya pemeriksaan penunjang
kepada pasien.
4. Petugas mengarahkan pasien menuju unit laboratorium dengan
membawa surat permintaan pemeriksaan.
5. Petugas laboratorium memeriksa formulir permintaan laboratorium
yg di bawa oleh pasien kemudian menjelaskan kepada pasien
pemeriksaan apa saja yg akan dilakukan.
6. Petugas laboratorium mencatat identitas pasien di buku register
laboratorium, kemudian mempersiapkan peralatan untuk pengambilan
specimen selanjutnya dilakukan pengambilan specimen.
7. Petugas laboratorium meminta persetujuan tindakan medis kepada
pasien.
 Penerimaan Spesimen
1. Petugas laboratorium mengambil wadah yang sudah diberi label
untuk membedakan dengan sampel pasien lainnya.
2. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan terhadap spesimen
tersebut.
 Pengambilan Spesimen
A. Pengambilan Darah Vena
1) Petugas laboratorium melakukan desinfeksi daerah vena mediana
cubiti dengan kapas alkohol 70 % kemudian biarkan kering.
2) Petugas memasang ikatan pembendung/torniquet diatas fossa
cubiti.
3) Petugas meminta pasien untuk mengepal dan membuka
tangannya beberapa kali agar vena terlihat jelas.
4) Petugas menusukkan spuit/syringe diatas vena dengan tangan
kanan sampai menembus lumen vena, kemudian lepaskan ikatan
pembendung/tourniquet.
5) Petugas mengambil spesimen darah sesuai yang dibutuhkan
kemudian simpan kapas alcohol diatas jarum/syringe dan cabut
jarum perlahan-lahan.
6) Petugas meminta pasien untuk menekan bekas tusukan dengan
kapas kering.
7) Petugas mengalirkan darah dari syringe ke dalam tabung EDTA
secara perlahan-lahan lewat dinding tabung agar eritrosit tidak
pecah kemudian spuit yang habis dipakai dibuang ke safety box.
B. Pengambilan darah kapiler
1) Petugas laboratorium menyiapkan blood lancet atau autoclik
yang telah diisi blood lancet yang baru, bersihkan ujung jari atau
anak daun telinga pasien dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering.
2) Petugas memegang bagian jari yang akan ditusuk supaya tidak
bergerak tekan sedikit agar rasa nyeri berkurang.
3) Petugas laboratorium menusuk dengan cepat memakai blood
lancet atau autoclik pada jari tengah dengan arah tegak lurus,
apabila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan dipinggir
bukan disisinya tusukan harus cukup dalam.
4) Petugas mengusap tetesan darah pertama yang keluar dengan
memakai kapas kering, tetesan darah berikutnya dipakai untuk

2/4
pemeriksaan.
5) Petugas menekan bekas tusukan dengan kapas kering.
6) Petugas membuang blood lancet atau melepaskan blood lancet
dari autoclik dan buang ke dalam safety box.
C. Pengambilan Sampel Urine
1) Petugas memberi label pada pot urin kemudian berikan pada
pasien.
2) Petugasn memberikan penjelasan pada pasien untuk mengambil
urin yang pancar tengah (urin keluar pertama dibuang yang
tengah tengah ditampung dan yang terakhir dibuang).
3) Petugas menerima sampel kemudian di simpan di tempat khusus
sampel urin.
D. Pengambilan Sampel Feses
1) Petugas memberi label identitas pasien pada pot feses kemudian
berikan kepada pasien.
2) Petuga memberikan penjelasan kepada pasien untuk buang air
kecil terlebih dahulu karena feses tidak boleh tercampur urin
kemudian buang air besar langsung kedalam pot feses (kira 2,5
gr) dan menginstruksikan untuk menutut pot dengan rapat.
3) Petugas menerima sampel kemudian di simpan di tempat khusus
sampel feses.
E. Pengambilan Sampel Sputum
1) Petugas memberi label identitas pasien padat pot sputum
kemudian berikan kepada pasien.
2) Petugas penjelasan kepada pasien bagaimana cara
mengeluarkan sputum yang baik, yaitu dengan cara kumur-
kumur lebih dahulu, tarik nafas 2 - 3 kali, tahan beberapa detik,
kemudian batukan kuat-kuat
3) Petugas menjelaskan pot 1 untuk dahak saat ini.
4) Petugas menjelaskan pot 2 untuk dahak saat bangun tidur pagi.
5) Petugas menjelaskan pot 3 untuk dahak setelah makan pagi.
6) Petugas menerima sampel kemudian di simpan di tempat
khusus sampel sputum.
 Penyimpanan Spesimen
1) Petugas menyimpan spesimen yang menggunakan spesimen plasma
atau serum, maka plasma atau serum dipisahkan dulu baru disimpan
2) Petugas memberi bahan pengawet pada spesimen yang diperlukan
misalnya urin atau feces

3/4
3) Petugas melabeli spesimen nama & tanggal penyimpanan
4) Petugas menyimpan spesimen untuk pemeriksaan klinik 1 minggu
dalam refrigerator
5) Petugas menyimpan spesimen untuk pemeriksaan Imunologi 1
minggu dalam refrigerator
6) Petugas menyimpan spesimen untuk pemeriksaan Hematologi 2 hari
pada suhu kamar
7) Petugas menyimpan formulir permintaan laboratorium ditempat
tersendiri
6. Diagram Alir -
7. Unit terkait Laboratorium
8. Dokumen terkait Register Laboratorium, Informed Consent, Lembar Permintaan
Pemeriksaan, Buku Monitoring Pengambilan Sampel.
9. Rekaman historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
perubahan

4/4

Anda mungkin juga menyukai