PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan mutu pelayanan melalui Praktek Laboratorium
Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice/GLP).
2. Tercapainya standarisasi pelayanan laboratorium sesuai dengan jenis
dan kelas saranan pelayanan kesehatan.
b. Tujuan Khusus
1. Sebagai acuan bagi rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan
laboratorium.
2. Sebagai tolak ukur dalam menilai penampilan rumah sakit yang
menyelenggarakan pelayanan laboratorium.
3. Sebagai pedoman rumah sakit dalam upaya pengembangan lebih
lanjut yang arahannya disesuaikan dengan tingkat pelayanan
laboratorium yang telah dicapai dan proyeksi kebutuhan pelayanan di
masa depan.
C. Ruang Lingkup
D. Batasan Oprasional
E. Landasan Hukum
Pelayanan di laboratorium mengacu pada peraturan-peraturan yang ada
yaitu :
1. Permen PAN-RB no.15 tahun 2014 tentang standar pelayanan.
2. Permenkes RI nomor 340/MENKES/PER/III/2010 mengenai klasifikasi rumah
sakit.
3. Keputusan Menkes RI nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang standar
pelayanan minimal rumah sakit.
4. Permenkes RI nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang jejaring
laboratorium penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging.
5. Keputusan Menkes RI nomor 370/MENKES/SK/III/2007 tentang standar
profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan.
6. Keputusan Menkes RI nomor 241/MENKES/SK/IV/2006 tentang standar
pelayanan laboratorium kesehatan pemeriksa HIV dan infeksi oportunis.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 1333/ Men-Kes/ SK/
XII/ 1999 tentang stándar Pelayanan Rumah Sakit.
8. Pedoman praktik laboratorium kesehatan yang benar (Good Laboratory
Practice), Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Bina
Pelayanan Medik, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik tahun 2008.
9. Standar profesi dan sertifikasi dokter spesialis patologi klinik, Perhimpunan
Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2010.
10. Kode Etik dokter spesialis Patologi Klinik Indonesia, Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2008
11. Buku pedoman Panduan Pelayanan Medik Laboratorium (PPM),
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2010
12. Pedoman penyelenggaraan pelatihan Phlebotomy Dasar bagi analis
kesehatan, Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2011
13. Keputusan Menkes RI no. 1333/MENKES/SK/X/2002 mengenai persetujuan
penelitian terhadap manusia
14. UU RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
15. Peraturan Menkes RI no. 2052/MENKES/PER/X/2011 Izin praktik dan
pelaksanaan praktik kedokteran
16. Peraturan Menkes RI no. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
pasien rumah sakit
17. Peraturan Menkes RI no. 008 tahun 2012 tentang Kode etik PNS di
lingkungan Kementrian Kesehatan
18. Peraturan Menkes RI no. 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang
Penyelenggaraan komite medik rumah sakit.
F. Kebijakan Pelayanan Laboratorium
a. Operasional
1. Pelayanan laboratorium mengacu pada Pedoman Pengelolaan
Laboratorium Klinik Rumah Sakit Depkes RI tahun 1998 dan Pedoman
Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice)
Depkes RI tahun 2008.
2. Pelayanan laboratorium dilakukan oleh Instalasi Laboratorium Patologi
Klinik selama 24 jam sehari.
3. Pelayanan Laboratorium mencakup Pelayanan Patologi Klinik.
4. Permintaan pemeriksaan pemeriksaan laboratorium harus disertai
Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium yang telah diisi data
identifikasi pasien lengkap, nama, umur, no RM,tanggal permintaan,
nama dan paraf dokter pengirim, keterangan klinis pasien dan jenis
pemeriksaan yang diminta.
5. Untuk pemeriksaan laboratorium rawat jalan pasien umum harus
dilengkapi dengan bukti pembayaran yang telah dilakukan di kasir Rumkit
Tk. II Kartika Husada.
6. Pengambilan spesimen darah di laboratorium rawat jalan dan rawat inap
dilakukan oleh analis kesehatan.
7. Pengambilan spesimen khusus dilakukan oleh dokter spesialis sesuai
bidang ilmunya.
8. Distribusi spesimen yang sudah dilengkapi identitas pasien (Nama, no
RM dan ruangan) dari ruang rawat inap ke laboratorium harus sesegera
mungkin diantar oleh perawat.
9. Buku ekspedisi untuk pengantaran spesimen dari ruang rawat inap ke
laboratorium harus selalu diisi oleh kedua belah pihak.
10. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh analis yang berkompeten dan
diperiksa menggunakan alat laboratorium yang sesuai dengan kebijakan
mutu.
11. Alat kesehatan dan reagen laboratorium ditetapkan berdasarkan
kebutuhan laboratorium.
12. Pemeriksaan laboratorium yang tidak dapat dilakukan oleh laboratorium
RS TK. II Kartika Husada dirujuk ke laboratorium rujukan yang telah
ditetapkan.
13. Rujukan spesimen pasien rawat inap dan rawat jalan yang membutuhkan
konfirmasi hanya dilakukan oleh Instalasi Laboratorium Patologi Klinik,
bukan oleh keluarga atau DPJP/tim dokter.
14. Pemilihan laboratorium rujukan berdasarkan standar nasional dan
perundang-undangan yanng berlaku serta memiliki jaminan mutu sesuai
standar nasional.
15. Hasil laboratorium diberikan setelah dilakukan verifikasi bertahap oleh
prtugas yang berwenang.
16. Verifikaasi mulai tahap pra analitik, analitik dan paska analitik.
17. Pemeriksaan laboratorium dilakukan menurut prosedur baku untuk
mendapatkan hasil yang tepat dan akurat.
18. Hasil laboratorium dikeluarkan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan (Turn Around Time).
19. Nilai/rentang nilai rujukan ditetapkan berdasarkan kepustakaan dan atau
penelitian ilmiah sesuai demografi dan geografi populasi pasien dan atau
sesuai reagen/alat yang digunakan.
20. Nilai/rentang nilai rujukan disertakan/dicetak dalam lembar hasil
pemeriksaan laboratorium.
21. Nilai/rentang nilai rujukan dievaluasi berkala oleh tim mutu laboratorium.
22. Bila terdapat hasil laboratorium dengan nilai kritis, maka petugas
laboratorium harus menelpon dan melaporkan hasil tersebut kepada
perawat ruangan agar selanjutnya dilaporkan kepada DPJP. Untuk hasil
rawat jalan, petugas laboratorium langsung menghubungi perawat
poliklinik. Pencatatan pelaporan ditulis di buku pelaporan nilai kritis.
b. Ketenagaan
1. Pelayanan laboratorium dipimpin oleh seorang Dokter Spesialis Patologi
Klinik.
2. Pimpinan laboratorium dibantu oleh tenaga-tenaga analis sesuai
kompetensinya yang berperan sebagai tenaga fungsional maupun
struktural.
3. Uraian tugas tanggungjawab dan kewenangan pimpinan laboratorium
beserta tenaga lainnya tercantum dalam uraian tugas tenaga
laboratorium.
4. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium dilaksanakan oleh analis
pelaksana sesuai kompetensinya.
5. Pengawasan/supervisi/monitoring terhadap pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan oleh kepala seksi sub bagian masing-masing.
6. Tim Mutu dipimpin oleh seorang dokter Spesialis Patologi Klinik,
mempunyai tanggung jawab mengevaluasi kebijakan mutu laboratorium
secara berkala, dibantu oleh seorang analis senior dan beberapa analis
lain.
7. Peningkatan pengetahuan dan kompetensi tenaga laboratorium dilakukan
dengan mengikuti acara ilmiah atau pelatihan internal maupun eksternal.
c. Sarana/Prasarana
1. Ruang kerja dan peralatan laboratorium sesuai dengan Pedoman
Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit Depkes RI tahun 1998 dan
Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practice) Depkes RI tahun 2008.
2. Seleksi pengadaan alat dan reagen dilakukan sesuai mekanisme
pengadaan dan pemeliharaan alat kerja.
3. Setiap petugas laboratorium bertanggungjawab terhadap penggunaan
dan pemeliharaan alat kerja.
4. Seluruh peralatan laboratorium yang digunakan untuk pelayanan,
dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan secara berkala dan terjadwal oleh
Instalasi Pemeliharaan sarana Rumah Sakit atau oleh teknisi dari vendor
alat.
5. Sarana Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja sesuai dengan
Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit.
d. Mutu
1. Mutu tenaga laboratorium ditingkatkan melalui pelatihan internal dan
eksternal, pemantauan kinerja oleh petugas yang berwenang secara
berkala tiap 3 bulan.
2. Mutu Instalasi Laboratorium Patologi Klinik secara keseluruhan diperoleh
melalui audit internal oleh tim mutu serta keikutsertaan Laboratorium
dalam Akreditasi Rumah Sakit.
3. Mutu pemeriksaan laboratorium diperoleh melalui kegiatan sebagai
berikut :
a. Pemantapan Mutu Internal, meliputi persiapan pasien, pengambilan
dan pengolahan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas reagen, uji
ketelitian-ketepatan (presisi-akurasi).
b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME), dengan mengikuti kegiatan PME
yang diadakan oleh pemerintah dan organisasi profesi.
4. Penetapan Quality Objective Laboratorium, meliputi waktu layanan /turn
arround time(TAT)dan jumlah kesalahan.
5. Verifikasi mulai tahap pra analitik (Formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium, persiapan pasien, pengambilan dan penerimaan spesimen,
penanganan spesimen, persiapan sampel sebelum di analisa), tahap
analitik (reagen, pipetasi reagen dan sampel, inkubasi, pemeriksaan,
pembacaan hasil), tahap pasca analitik (pelaporan hasil).
6. Validasi hasil dilakukan pada hasil pemeriksaan laboratorium yang
mencurigakan/tidak sesuai klinis.
7. Pengendalian mutu laboratorium dilakukan oleh tim mutu laboratorium.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA
STANDAR PELAYANAN
No KOMPONEN URAIAN
Tentang
STANDAR PELAYANAN LABORATORIUM
RUMAH SAKIT Tk.II KARTIKA HUSADA
MEMUTUSKAN