BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai upaya kesehatan memerlukan dukungan pelayanan laboratorium kesehatan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh swasta. Pelayanan kesehatan bermutu adalah pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaranya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan
untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta
pemulihan kesehatan.
Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium mutlak perlu dilaksanakan kegiatan
pemantapan mutu (Quality Assurance), yang mencakup berbagai komponen kegiatan dimana salah satu
dari komponen kegiatan tersebut berupa “ Praktek Laboratorium yang Benar” .
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Laboratorium RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
perlu dibuat pedoman pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan kepada pasien secara umum dan pasien laboratorium. Berkaitan
dengan hal tersebut di atas, maka dalam melakukan pelayanan laboratorium di Instalasi Laboratorium
Patologi Klinik RSUD Brigjend. H. Hassan Basry Kandangan telah ditetapkan
B. Tujuan Pedoman
Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD
Brigjend. H. Hassan Basry ini adalah untuk memberikan arah atau standar bagi seluruh petugas yang
bekerja di Instalasi Laboratorium dalam memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan
laboratorium.
C. Ruang Lingkup Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend. H. Hassan Basry Kandangan
merupakan laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan
2
kemampuaan pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium Klinik Umum madya dengan teknik
automatik
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium Patoligi Klinik RSUD Brigjend. H. Hassan Basry
Kandangan meliputi :
Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan RSUD Brigjend. H. Hassan
Basry yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RSUD Brigjend. H. Hassan Basry Kandangan yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
3. Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar RSUD Brigjend. H. Hassan Basry maupun dari rumah sakit lain yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat jalan yang melakukan medical check up untuk
keperluan; pengangkatan pegawai negeri sipil, pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan
kesehatan calon anggota legislatif .
D. Batasan operasional
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend. H. Hassan Basry merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan klinik di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Klinik Rutin, Imunologi
dan serologi serta Mikrobiologi
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara
lain Hematologi Rutin, Hematologi Lengkap, golongan darah, analisa darah tepi dan hemostasis
lengkap
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan kimia klinik adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara lain
glukosa darah, Faal hati lengkap, Faal ginjal, Analisa lipid, HbA1c,Elektrolit, Analisa gas darah
3. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan klinik rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan yang
membutuhkan bahan urine antara lain: Urine rutin, urine lengkap, Tes kehamilan dan tes
narkoba
3
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063)
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1996 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637)
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa terahir dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 493 /Menkes/Per/VI/2009 tentang perubahan kedua atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1575 /Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi
Laboratorium Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi biologik dan Muatan informasinya
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VII/2009 tentang Jejaring Laboratorium
Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan re-emerging
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PSK/IX/2009 tentang Pedoman
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik .
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
B. Distribusi ketenagaan
Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RSUD Brigjend H. Hasan Basri di atur dalam 3 shif
jaga dengan distribusi sebagai berikut:
1 Dinas Pagi
1. Pengaturann jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh koordinator laboratorium, disetujui oleh
kepala Instalasi Laboratorium dan ditandatangai oleh kasi Penunjang Medis dan Kabid Penunjang
RSUD Brigjend H. Hasan Basri.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke analis pelaksana
laboratorium setiap satu bulan
3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka analis tersebut
dapat mengajukan permintaan dinas melalui koordinator dengan permintaan lisan kepada
petugas analis pengganti. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada dan
tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.
4. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore dan dinas malam, lepas malam, libur dan cuti.
Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (terencana), maka analis bersangkutan harus memberi tahu koordinator laboratorium
satu hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari analis pengganti. Apabila
analis bersangkutan tidak mendapatkan analis pengganti, maka koordinator laboratrium akan
mencari tenaga analis pengganti.
5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal teren cana, maka koordinator
laboratorium akan mencari tenaga analis pengganti yang libur. Apabila tidak dapat analis
pengganti, maka analis yang dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikan.
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H. Hasan Basri berlokasi di lantai satu
gedung bersama penunjang bersama instalasi Radiologi dan Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi,
terdiri dari ruang tunggu dengan luas bangunan 48m2, Ruang sampling dengan luas 15 m2, ruang
analisa untuk pemeriksaan Kimia, Serologi dan Faal hemostasis dengan luas 48 m2, ruang hematologi,
urinalisa, analisa cairan dan feses luas 36 m2 dan ruang administrasi dengan luas 18 m2. Semua
ruangan mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya
dalam jumlah yang cukup. Secara umum, tersedia ruang terpisah untuk:
1. Ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan spesimen.
2. Ruang pemeriksaan/teknis: luas ruangan sesuai jumlah dan jenis pemeriksaan yang dilakukan (beban
kerja), jumlah, jenis dan ukuran peralatan, jumlah karyawan, factor keselamatan dan keamanan kerja
serta kelancaran lalu lintas spesimen, pasien,pengunjung dan karyawan.
3. Tersedia ruang administrasi/pengolahan hasil.
7
C. Peralatan
Peralatan yang tersedia di Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H. Hasan Basri
Kandangan mengacu pada buku pedoman pelayanan laboratorium Departemen Kesehatan RI untuk
penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien laboratorium harus sesuai dengan klasifikasinya
(Peraturan Menteri Kesehatan RI No.411/menkes/Per/III/2010).
1. Sumber Listrik
Listrik yang mempunyai aliran dengan tegangan stabil dan kapasitas cukup, keamanan dan
pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin dan tersedia grounding/arde. Tersedia cadangan listrik
(Genset, UPS) untuk mengantisipasi listrik mati.
2. Sumber Air
Pengadaan air bersih yang mengalir secara terus menerus merupakan hal yang mutlak bagi sebuah
laboratorium. Karena itu air bersih harus selalu tersedia setiap saat dan cukup.
3. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
4. Keselamatan dan keamanan kerja.
5. Ventilasi yang disertai dengan sistem pertukaran udara yang cukup.
6. Penerangan yang cukup.
7. Peralatan Laboratorium
1. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
setempat yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen dan volume spesimen dan jumlah
pemeriksaan
2. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan fasilitas yang tersedia
(luas ruangan, listrik, air, tingkat kelembaban dan suhu ruangan).
3. Tenaga yang ada
Mempertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu yang dapat
mengoperasikan alat tersebut.
4. Reagen yang dibutuhkan
Mempertiumbangkan tersedianya reagen di pasaran dan kontinuitas distribusi dari
pemasok, sistem reagen tertutup atau terbuka.
5. Sistem Alat
- Mudah diperoleh
- Memerlukan perawatan khusus
- Memerlukan kalibrasi harian, mingguan, atau bulanan.
6. Pemasok/vendor
- Nilai ekonomis
Mempertimbangkan analisis cost-benefit, yaitu seberapa besar keuntunganyang
diperoleh dari investasi yang dilakukan, termasuk di dalamnya biaya operasional.
- Terdaftar di Departemen Kesehatan
Peralatan yang akan dibeli/digunakan harus sudah terdaftar di Departemen
Kesehatan dan mendapat izin edar.
b. Pilihan Pemasok/Vendor
Pemasok harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai reputasi yang baik
2. Memberikan fasilitas uji fungsi
3. Menyediakan petunjuk operasional alat dan trouble shooting
4. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat, pemeliharaan dan
perbaikan sederhana.
5. Memberikan pelayanan purnajual yang terjamin, antara lain mempunyai teknisi
yang handal, suku cadang mudah diperoleh.
6. Mendaftar peralatan ke departemen kesehatan.
c. Evaluasi Peralatan Baru
Melakukan uji fungsi terhadap alat sebelum digunakan atau sesudah digunakan untuk mengenal kondisi
alat, yang mencakup: kesesuaian spesifikasi alat dengan brosusr, kesesuaian alat dengan lingkungan dan
hal-hal khusus yang diperlukan bagi penggunaan secara rutin. Dari hasil evaluasi ini dapat ketahui
reprodusibilitas, kelemahan alat, harga pertes dan sebagainya.
d. Penggunaan dan pemeliharaan alat
Setiap peralatan pemeriksaan yang digunakan di Instalasi Laboratorium RSUD Brigjend H.Hasan Basry
Kandangan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruntion manual) yang disediakan oleh
9
pabrik yang memproduksi alat tersebut. Cara pengoperasian atau penggunaan alat dibuat dalam bentuk
Standar Operasional Prosedur (SPO). Melakukan pemeliharaan sesuai dengan petunjuk penggunaan,
agar penggunaan alat dapat terlaksana dengan optimal. Kegiatan tersebut diatas dilakukan secara rutin
untuk semua jenis alat, sehingga diperoleh peningkatan kualitas produksi, peningkatan keamanan kerja.
Untuk itu setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan pada atau dekat alat
tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan-kelainan yang
ditemukan. Bila ditemukan kelainan maka harus segera dilaporkan kepada teknisi untuk dilakukan
perbaikan.
Alat-alat yang ada di Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H. Hasan Basri antara lain:
a. Komputer 5 unit
b. BA 200
BA 300 pergunakan untuk pemeriksaan kimia klinik yaitu pemeriksaan gula darah, faal hati, faal ginjal
dan analisa lipid
c. Swelab
d. Quintus
Mikroskop 1 ; dipergunakan untuk memeriksa atau membaca sedian basah yang mempergunakan oil
imersi seperti : analisa darah tepi, malaria, BTA, analisa sperma dan analisa cairan tubuh lainnya.
Mikroskop 2 : dipergunakan untuk memeriksa atau membaca sedian kering seperti : sedimen urine dan
faeces lengkap
h. Rotator
Rotator dipergunaan untuk pemeriksaan widal fungsinya untuk menghomogenkan cairan yang
dicampur saat diperiksa.
i. Sentrifuge 3 (buah)
Sentrifuge dipergunakan untuk memutar darah atau cairan tubuh seperti cairan pleura dan urine
10
Rak dan tabung westergren dipergunakan untuk pemeriksaan laju endap darah secara manual
k. Alifax
l. Miura
Miura dipergunakan untuk pemeriksaan kimia klinik yaitu pemeriksaan gula darah, faal hati, faal ginjal
dan analisa lipid
m. GEM35 00
GEM 300 dipergunakan untuk pemeriksaan blod gas analisis sekaligus disertai pemeriksaan elektrolit.
n. Architect Plus
o. Verify U120
p. Clover A1c
q. Urilyzer Auto
r. Urilyzer sed
p. Kulkas (4 set)
Kulkas dipergunakan untuk menyimpan reagen dan sampel yang perlu disimpan
q. Tridema diamond
r. Alere Pima
BAB IV
A. Alur Pelayanan
B. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar disistem rekam medik rumah sakit sesuai dengan jaminan perawatan
masing-masing
b. Untuk pasien rawat jalan, pasien datang langsung ke laboratorium dengan membawa formulir
permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan berkas jaminan sesuai dengan jaminan yang
dipakai
c. Untuk pasien rawat inap; berkas pemeriksaan di kirim ke laboratorium oleh petugas ruangan ke
laboratorium dan sampel di ambil petugas sesuai jam pengambilan setiap shift
2. Persyaratan khusus : sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan seperti puasa, tidak
minum obat-obatan, tidak saat haid untuk pemeriksaan UL
12
3. Untuk tata laksana pelayanan internal di laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H. Hasan Basri
berlaku system informasi laboratorium (LIS), dimana system ini baru diterapkan pada bulan Desember
2014 yang lalu
Adapun tata laksana pelayanan laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H. Hasan Basri secara rinci di
tuangkan dalam bentuk alur pelayanan laboratorium dapat dilihat dalam diagram berikut : Poin B
C. Pengelolaan Spesimen
1. Jenis Spesimen
Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar, Depkes, 2008 menyatakan bahwa,
spesimen yang diolah di Instalasi Laboratorium Klinik adalah spesimen yang berasal dari tubuh manusia
dan diberlakukan sebagai spesimen infeksius dapat berupa:
1. Serum 8. Bilasan lambung 12. Sperma
2. Plasma 9. Apus tenggorok 13. Pus
3. Darah (Whole Blood) 10. Apes rectum 14. Cairan pleura
4. Urin 11. Sekret 15. Cairan ascites
5. Faeces - Uretra
6. Sputum - Telinga
7. Cairan otak - Hidung
- Mata
Peralatan sampling dan wadah spesimen harus memenuhi syarat, yaitu : bersih, kering,
tidak mempengaruhi komposisi zat-zat atau material seluler yang ada dalam spesimen, sekali
pakai - buang (disposable).
f. Lokasi pengambilan spesimen.
Spesimen darah umumnya diaspirasi dari vena. Tetapi penting diperhatikan, bahwa
tempat aspirasi darah vena harus dipilih pada tempat yang tidak dilalui jalur infus. Pengambilan
spesimen darah pada lengan yang terdapat selang infus dapat menyebabkan perubahan pada
hasil pemeriksaan.
g. Waktu pengambilan.
Waktu yang terbaik untuk pengambilan sampel adalah pagi hari karena waktu ini
adalah yang paling ideal, dimana umumnya nilai normal ditetapkan pada keadaan basal.
h. Pencatatan dan labelisasi.
Formulir permintaan permintaan (FPP) laboratorium harus mencantumkan informasi
berikut : nama pasien, tanggal lahir, jenis kelamin, nama dokter, nomor rekam medis,
keterangan klinis, tanggal, waktu pengambilan, data khusus lainnya (misalnya informasi obat
yang telah diminum pasien) dan jenis pemeriksaan yang diminta. Selain itu wadah spesimen
harus ditempel label yang berisi informasi, minimal nama pasien, tanggal lahir dan waktu
pengambilan.
i. Cara pengambilan spesimen laboratorium patologi klinik dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Pengambilan spesimen Rawat Jalan, MCU, dilakukan oleh petugas laboratorium.
2. Pengambilan spesimen Rawat Inap dan IGD:
a. Pada hari libur, malam hari dan permintaan pemeriksaan CITO pengambilan spesimen
dilakukan oleh petugas unit layanan yang bersangkutan, kecuali ruang perawatan
bayi dan anak dilakukan oleh petugas laboratorium
b. Diluar hari tersebut diatas pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas
laboratorium secara reguler:
I : 05. 30. WIB – 07.00 WIB
II : 1O. 00. WIB – 12. 00 WIB
III : 17. 30. WIB – 18. 30 WIB
3. Penerimaan Spesimen
1. Memeriksa sampel mengenai jenis, jumlah dan keadaan saat diterima, kemudian dicocokkan
dengan surat pengantar spesimen.
2. Jumlah dan volume masing - masing spesimen harus cukup.
3. Jika ada kekurangan data langsung ditanyakan / melengkapi formulir yang telah disediakan.
4. Mencatat di buku penerimaan spesimen atau di SIMRS yang sudah disediakan
5. Sesegera mungkin sampel diperiksa.
6. Jika tidak segera diperiksa, maka sampel di masukkan ke dalam pendingin.
7. Untuk sampel serum yang belum dipisah, antara serum dan bekuan darah jangan langsung
dimasukkan ke kulkas harus dipisahkan terlebih dahulu, untuk menghindari kerusakan serum.
8. Serum jika ingin disimpan dalam jangka panjang dapat dimasukkan di dalam freezer.
14
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan atau nomor
RM (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien
b) Tabung EDTA yang sudah diisi darah kemudian ditulis jenis pemeriksaan
c) Sampel langsung dikerjakan dialat hematologi
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada komputer dan dapat dilihaat pada
menu query result
2. Kimia
a) Pertama tabung plain yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan atau nomor
RM (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien
b) Tabung plain yang sudah diisi darah kemudian ditulis jenis pemeriksaan
c) Sampel langsung dikerjakan dialat kimia klinik
a) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada komputer dan dapat dilihaat pada
menu query result
3. Serologi /Imunologi
a) Pertama tabung tanpa kuagulan yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan atau
nomor RM (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien
b) Tabung yang sudah diisi darah kemudian ditulis jenis pemeriksaan
c) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, HIV dikerjakan secara manual
a) Catat hasil di blanko hasiil laboratorium pasien, kemudian ketik hasil dikomputer
4. Bakteriologi
a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi seperti dahak diberi nama,
umur, ruangan atau nomor RMK (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien, kemudian
ditempelkan pada pot sesuai dengan register pasien
b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau pengecatan Gram
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Catat hasil pemeriksaan dibuku khusus (TB04 untuk pemeriksaan BTA)
e) Ketik hasil pemeriksaan sputum atau hasil slide lainnya pada komputer
f) Secara otomatis hasil sputum dan lainnya tersimpan pada komputer dan dapat dilihat pada
menu Query result
5. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan sampel urine diberi nama, umur, ruangan
atau nomor RMK (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien, kemudian ditempelkan pada pot
sesuai dengan register pasien
15
6. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan faeces diberi nama, umur, ruangan atau
nomor RMK (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien, kemudian ditempelkan pada pot sesuai
dengan register pasien
b) Dilakukan pembuatan preparat faeces
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan faeces atau hasil slide lainnya pada komputer
a) Secara otomatis hasil faeces dan lainnya tersimpan pada komputer dan dapat dilihat pada
menu query result
4. Pengolahan Spesimen
5. Penyimpanan Spesimen
f. Faeces. Sisa sampel faeces disimpan pada suhu kamar (15-30) sampai denganpergantian shift kerja,
setelah itu dibuang
g. Cairan tubuh.Sisa cairan tubuh disimpan pada suhu 8 C selama 1 minggu, setelah itu dibuang
D. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium klinik yang baik dan benar terlaksana dengan memperhatikan point-
point penting yang menjadi dasar kegiatan.
a. Dasar pemilihan
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode yaitu
1. Tujuan pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring, diagnostic dan evaluasi hasil
pengobatan serta surveilan. Tiap tinjuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifisitas yang
berbeda-beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai sensitivitas
yang berbeda pula.
b.Sensitivitas
Dikenal sensitivitas klinis dan sensitivitas analitikS. ensitivitas klinik adalah persentase hasil
positif sejati diantara pasien-pasien yang berpenyakit.
Sensitivitas klinis = Positivitas diantara yang berpenyakit
=
Error : Reference source not found
c. Spesifisitas
Dikenal spesifisitas klinis dan spesifisitas analitik.
Spesifisitas klinis adalah presentase hasil negative sejati di antara pasien pasien yang sehat.
Metode yang baik adalah metode yang memberikan sensitivitas dan spesifisitas setinggi
mungkin. Tidak ada satupun metode yang bebas dari positif palsu atau negatif palsu.
28 Hr 5.0 - 19.5
1-2 bulan 5.5 - 18.0
2-3 bulan 5.5 - 15.5
3-6 bulan 5.5 - 14.5
6-12 bulan 6.0 - 17.5
1-2 tahun 5.5 - 18.0
2-4 tahun 5.5 - 15.5
4-8 tahun 5.0 - 14.5
8-12 tahun 4.5 - 13.5
12-17 tahun 4.5 - 13.0
17-19 tahun 4.5 - 12.5
>19 tahun 3.8 - 10.6
6 Trombosit Platelet L 0 – 5 Thn 103 /uL 217 -497
P 229 – 533
L 5 -10 Thn 181 – 521
P 184 -488
L 15 –20 Th 140 -392
P 154 – 386
L& >20 Thn 150 -440
P
7 Hematokrit 0-1hari % 44 – 72
1-6hari 50- 82
6-23hari 42 – 62
23-30hari 31 – 59
1-2 bulan 30 -54
2-3 bulan 30 – 46
3-5 bulan 31 – 43
5-12 bulan 32 – 44
1-3 thn 35 – 43
3-5 tahun 31 – 43
5-10 tahun 33 – 45
>10 tahun 40 – 52
35 – 47
8 Eosinohil total Eosinophil total Sel/uL 80-360
9 MCH MCH Pg 27-31
10 MCHC MCHC % 32-37
11 MCV MCV Fl 82-92
12 Retikulosit Reticulocytes L& 0 -1 hr % 3 -7
P
2 -6 hr 1-3
6 -28 hr 0–1
20
1 bln 3–7
1.5 bln 0.3 -3.5
2 bln 0.4 – 4.8
2,5 bln 0.3 – 4.2
3 bln 1- 3
4 -12 bln 0.2 -2.8
>1 thn 0.5 – 1.5
Hemostasis
13 Masa Activated L& Detik 25 – 35
Tromboplastin partial P
Parsial Tromboplastin
Teraktivasi
Time (APTT)
14 Masa Coagulation Menit 8 – 18
Pembekuan Time (CT)
15 Masa Prothrombin Detik 11 – 15
Protrombin Time (PT)
16 SI SI P 0-120 Ug /dL 65-170
75 -185
17 TIBC TIBC Ug/dL 250 -380
18 Ferritin Ferritin P Ng/mL 13 – 150
L 30 -400
Kimia
19 Bilirubin Total Bilirubin Total Mg/dL 0.1-1.1
Bilirubin Direct Bilirubin Direct 0.1 -0.4
Bilirubin Indirect Bilirubin Indirect 0.2 – 0.7
20 Bilirubin Total Bilirubin Total 1 hr mg/dL < 6.0
2 hr <7.0
3-5 hr <12.0
21 Bilirubin bayi
Bilirubin Total Bilirubin Total mg/dL 0.1- 10.0
Bilirubin Direct Bilirubin Direct 0.1-0.8
Bilirubin Indirect Bilirubin Indirect 0.2 -9.2
22 Protein Total Protein Total
Albumin Albumin gr/dL 3.5 -5.5
Globulin Globulin 2 – 3.5
Protein (darah) Protein 6–8
23 AST/SGOT AST/SGOT L& 1 hr U/L < 100
P 2 – 5 hr <99
6 h – 6 bl <77
7 – 12 bl <82
1 - 3 Th <48
21
4 - 6 Th < 36
7 – 12 Thn <47
L 13 – 17 Thn <29
P <29
L >17 Thn 0 – 35
P 0 – 50
24 ALT/SGPT ALT/SGPT L& 1 hr U/l <31
P 2 – 5 hr <49
6 h – 6 bl <56
7 – 12 bl <54
1 - 3 Th <33
4 - 6 Th <29
7 – 12 Thn <39
L 13 – 17 Thn <24
P <25
L >17 Thn 0 – 35
P 0 – 50
25 BUN (Blood urea Blood urea mg/dL 10-20
Nitrogen) Nitrogen
26 Kreatinin urine Creatinin Urine P mg/dL 28 - 217
L 39 – 259
27 Kreatinin Creatinine mL/min 75- 125
bersihan clearence
28 Kreatinin serum Creatine serum Neonatus mg/dL <1.2
2 – 12 bln <0.9
> 1 Thn <1.0
L 0.62 – 1.1
P 0.45 – 0.75
29 Mikroalbumin Microalbumin mg/dL <30
30 Ureum (serum) Ureum (serum) mg/dL 10 – 50
31 Asam urat Uric Acid mg/dL 3.4 -7
31 Urea bersihan Urea clearance % 70- 110
32 CKMB CKMB U/l < 25
33 Laktat Lactat 1 hr U/l <1327
dehidrogenasi dehidrogenasi 2 – 5 hr <1732
(LDH) (LDH) 6 h – 6 bl <975
7 – 12 bl <1100
1 - 3 Th <850
4 - 6 Th <615
7 – 12 Thn <764
13 – 17 Thn <580
22
<438
>17 Thn 50-150
Hematokrit / Hematokrit / % 38 – 51
Hct Hct
Hemoglobin / Hemoglobin / g/dL 12 – 17
Hb Hb
onized onized umol/L 1.12 - 1.32
Calcium / Calcium /
iCa iCa
PCO2 PCO2 mmHg 35 – 45
pH pH 7.35 - 7.45
PO2 PO2 mmHg 80 – 105
Potassium / K Potassium / K umol/L 3.5 - 4.9
sO2 sO2 % 95 – 98
Sodium / Na Sodium / Na umol/L 138 – 146
TCO2 TCO2 umol/L 23 - 27
Temp Temp C0 37
55 Urea Urea umol/L 2.9 - 9.4
56 Urea Urea mg/dL 8 - 26
Nitrogen / Nitrogen /
BUN BUN
Serologi
57 Anti HAV Total Anti HAV Total Negatif
58 Anti HCV Anti HCV Negatif
59 HBs Ag (Elisa) HBs Ag (Elisa) Negatif
60 HBs Ag (Rapid) HBs Ag (Rapid) Negatif
61 Anti HAV IgM Anti HAV IgM Negatif
62 Anti HBc IgM Anti HBc IgM Negatif
63 Anti HIV (Rapid Anti HIV (Rapid Negatif
64 Chikungunya Chikungunya
Negatif
IgM IgM
65 Salmonella IgM Salmonella IgM Negatif
66 TPHA TPHA
67 Widal Widal Negatif
S. Paratyphi AH S. Paratyphi AH Negatif
S. Paratyphi AO S. Paratyphi AO Negatif
S. Paratyphi BH S. Paratyphi BH Negatif
S. Paratyphi H S. Paratyphi H Negatif
S. Paratyphi O S. Paratyphi O Negatif
68 Anti DHF Anti DHF
IgG IgG Negatif
IgM IgM Negatif
69 Dengue NS I Ag Dengue NS I Ag Negatif
24
Penanda tumor
71 Alfa Feto Alfa Feto <30
Protein (AFP) Protein (AFP)
72 CA 12-5 CA 12-5 <35
73 Carcino Carcino <5
Embryonic Embryonic
Antigen (CEA) Antigen (CEA)
74 Prostate Prostate <40 ng/mL <1.3
Spesific Spesific
Antigen Antigen
(PSA (PSA
41-50 Thn <2.0
51-60 Thn <3.0
61-70 Thn <4.0
>-0 Thn <4.5
Hormon
75 Bebas Tiroksin Free tiroksin ng/mL 0.26 - 32.6
76 Bebas T3 Free T3 ng/dL 0.71 - 1.85
77 T3 T3 ng/dL 0.45 - 1.65
78 T4 T4 ug/dL 4.5 – 12
79 TSH TSH uU/mL 0.49 - 4.67
Urine
80 Aceton / Keton Keton Negatif
81 Benzidin / Benzidin / Negatif
Hematest Hematest
82 Bilirubin Bilirubin Negatif
83 Berat jenis Spesific gravi-
84 Calcium urine Calcium urine Negatif
pagi
85 Chylous Chylous Negatif
86 Hemosiderin Hemosiderin Negatif
87 Kristal Cristals
Ca Oxalate Ca Oxalate Negatif
Ca Carbonate Ca Carbonate Negatif
Ca Phosphat Ca Phosphat Negatif
Sodium Urat Sodium Urat Negatif
Triple Triple Negatif
Phosphate Phosphate
88 Uric Acid Uric Acid Negatif
25
Gram Gram
Ephitel Ephitel Positif
Coccus Coccus Tak ditemukan
Bacil Bacil Tak ditemukan
Leukosit Leucocytes /LPB 2-3
Jumlah Sel Volume Cell sel/μL 0-5
119 Kimia Kimia
Glukosa Glucose mg/dL 50 - 80
E. Laboratorium Rujukan
Pemeriksaan yang belum mampu dikerjakan di Instalasi Laboratorium Klinik rumah sakit dirujuk ke
laboratorium lain (rujukan). Laboratorium rujukan ditetapkan oleh Rumah Sakit berdasarkan:
1. Kemampuan mengerjakan pemeriksaan yang dirujuk
2. Memiliki aspek legal berdirinya laboratorium dan struktur organisasi
3. Melakukan Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal secara rutin
4. Sudah terakreditasi Nasional maupun Internasional sebagai dasar kualitas penjaminaan mutu hasil
pemeriksaan
5. Mampu memberikan hasil laboratorium dengan cepat.
Instalasi Laboratorium Klinik memiliki nilai QC dan rentang nilai rujukan dari laboratorium yang
dirujuk serta dievaluasi secara berkala minimal 1 kali dalam setahun.
F. Pemeriksaan Laboratorium
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan jumlah pemeriksaan yang
dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti permintaan cito dan permintaan biasa. Adapun kriteria
pemeriksaan laboratorium berdasarkan permintaan jenis pemeriksaan dan waktu tunggu hasil
laboratorium sebagai berikut
a. Hematologi rutin (Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit, Leukosit, Trombosit, MCV, MCH, MCHC)
b. Hemostasis (PT, APTT, INR)
c. Kimia Urine
d. Pemeriksaan rapid sero imunologi (HBS Ag, Dengue IgG/IgM, NS1, Salmonella IgM)
e. Kimia darah (Glukosa, Ureum, Kreatinin, Amilase, CK, CKMB, Troponin, AGD,Elektrolit).
FUNGSI HATI
1. Protein total Serum 0,5 ml Setiap hari
2. Albumin Serum 0,5 ml Setiap hari
3. Globulin Serum 0,5 ml Setiap hari
4. Bilirubin total Serum 0,5 ml Setiap hari
5. Bilirubin Direk Serum 0,5 ml Setiap hari
6. Bil;irubin Indirek Serum 0,5 ml Setiap hari
7. SGOT Serum 0,5 ml Setiap hari
8. SGPT Serum 0,5 ml Setiap hari
Serum 0,5 ml Setiap hari
ELEKTROLIT
1. Natrium Serum 0,5 ml Setiap hari
2. Kalium Serum 0,5 ml Setiap hari
3. Klorida Serum 0,5 ml Setiap hari
4. Analisa Gas Darah Darah heparin 2 ml Setiap hari
BAKTERIOLOGI
1. Sedian Langsung Gram Sputum, cairan tubuh Setiap hari
2. Sputum BTA Sputum, cairan tubuh Setiap hari
3. Tes cepat molekular Sputum, cairan tubuh Setiap Senin, Rabu
SEROLOGI
1. Tubex TF Serum 0,5 ml Setiap hari
2. WIDAL Serum 0,5 ml Setiap hari
3. Dengue Ig G Serum 0,5 ml Setiap hari
4. Dengue Ig M Serum 0,5 ml Setiap hari
5. Anti HIV Serum 0,5 ml Setiap hari
6. HBsAg Serum 0,5 ml Setiap hari
7. Anti HBs Serum 0,5 ml Setiap hari
8. Anti HCV Serum 0,5 ml Setiap hari
9. NS1 Serum 0,5 ml Setiap hari
Serum 0,5 ml Setiap hari
Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan, berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF yang ada di lingkungan RSUD
Brigjend H. Hasan Basry.
Pengertian : Hasil kritis (Critical value) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada beberapa parameter
dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan (terlalu tinggi atau terlalu rendah), yang harus
segera dilaporkan kepada dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) agar dapat diambil tindakan
segera guna mengatasi keadaan /penyakitnya.
Tujuan : Agar tidak terjadi keterlambatan penangangan pasien yang mengalami kegawatan atau
dalam keadaan kritis
Kebijakan : Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium di Instalasi Laboratorium
RSUD Brigjend H. Hasan Basry, harus segera dilaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab
(DPJP)/ dokter pengirim atau perawat penanggung jawab sebelum hasil dicetak dikertas
Prosedur :
1. Analis kesehatan segera menghubungi perawat ruangan melalui telepon bila hasil pemeriksaan
pasien menunjukkan nilai kritis (critical value)
2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku pelaporan hasil kritis
3. Hasil pemeriksaan laboratorium critical value segera dikirim ke ruangan /atau ke unit pengirim
oleh petugas laboratorium sesuai prosedur
4. Hasil yang belum di ambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh menit (30 menit), petugas
laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan /unit perawatan pasien
H. Pengelolaan Limbah
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya
bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar
tidak menimbulkan dampak negatif.
Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah yang digolongkan menjadi:
a. Buangan bahan berbahaya dan beracun;
b. Limbah infektif;
c. Limbah radioaktif;
d. Limbah umum.
35
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label sesuai peraturan yang ada.
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label sesuai peraturan yang ada.
Yang harus dilakukan oleh si pengirim:
a. Hubungi pemberi jasa transportasi dan si penerima (lewat telepon atau faksimil) untuk menjamin agar
spesimen diantar dan diperiksa segera;
b. Siapkan dokumen pengiriman;
c. Atur rute pengiriman, jika mungkin menggunakan penerbangan langsung;
d. Kirimkan pemberitahuan secara teratur tentang semua data transportasi kepada si penerima.
Bahan infeksi seharusnya tidak dikirim sebelum ada kesepakatan diantara pengirim, pemberi jasa
transportasi dan penerima atau sebelum si penerima memastikan dengan yang berwenang bahwa
bahan tersebut boleh dimasukkan ke daerah tersebut dengan sah serta tidak akan terjadi keterlambatan
dalam pengiriman paket ke tujuannya. Penerima bertanggung jawab untuk:
a. Mendapatkan ijin yang diperlukan dari yang berwenang;
b. Mengirimkan ijin impor, surat yang diperlukan atau dokumen lain yang disyaratkan oleh pejabat dari
tempat asal spesimen;
c. Segera memberitahukan si pengirim jika bahan kiriman telah diterima.
Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa:
a. Limbah cair
Pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas pencucian alat, sisa spesimen (darah dan cairan
tubuh).
b. Limbah padat
Peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung tangan, kapas, botol spesimen, kemasan reagen, sisa
spesimen (ekskreta) dan medium pembiakan.
c. Limbah gas
Dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau dari termometer yang pecah
(uap air raksa).
a. Penanganan
Prinsip pengelolaan limbah adalah pemisahan dan pengurangan volume.
Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah-pilah dan mengurangi keseluruhan volume limbah secara
berkesinambungan.
Memilah dan mengurangi volume limbah klinis sebagai syarat keamanan yang penting untuk petugas
pembuangan sampah, petugas emergensi, dan masyarakat.
Dalam memilah dan mengurangi volume limbah harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1) Kelancaran penanganan dan penampungan limbah
2) Pengurangan jumlah limbah yang memerlukan perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah B3 dan
non-B3.
3) Diusahakan sedapat mungkin menggunakan bahan kimia non-B3.
4) Pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya,
tenaga kerja dan pembuangan.
Kunci pembuangan yang baik adalah dengan memisahkan langsung limbah berbahaya dari semua
limbah di tempat penghasil limbah. Tempatkan masing-masing jenis limbah dalam kantong atau
kontainer yang sama untuk penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan petugas dan penanganannya.
36
b. Penampungan
Harus diperhatikan sarana penampungan limbah harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas,
aman dan hygienis.
Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa dibuang dengan landfill,
namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah infeksius dan limbah benda tajam.
1. Pemisahan limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan container dengan
kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam /spuit bekas dimasukkan kedalam wadah khusus benda tajam yang tahan
tusukan seperti jerigen bekas
c. Labeli tempat limbah
d. Pergunakan alat pelindung setiap penanganan limbah
3. Dekontaminasi
Dekontaminasi ruang laboratorium memerlukan gabungan antara disinfeksi cair dan fumigasi.
Permukaan tempat kerja didekontaminasi dengan disinfektan cair, sedangkan untuk ruangan dan alat di
dalamnya digunakan fumigasi. Umumnya fumigasi dilakukan dengan memanaskan paraformaldehid
(10,8 gr/m3) yang dicampur dengan 2 bagian KMnO4, atau dengan mendidihkan formaldehid (35
ml/m3).
Fumigasi dapat juga dilakukan dengan gas formaldehid yang didapat dengan cara memanaskan
paraformaldehid (10,8 gr/m3) yang dicampur dengan air. Semua jendela dan pintu harus tertutup rapat
sebelum difumigasi. Lama fumigasi minimum 8 jam pada pada suhu 21°C dan kelembaban kurang dari
70%.
37
Setelah fumigasi, semua ruangan harus dibuka minimal jam sebelum orang diperbolehkan
masuk.Hindari reservoar air karena formalin mudah larut di dalamnya. Petugas yang melakukan fumigasi
sebaiknya mengenakan masker dan kaca mata pelindung.
Tindakan di bawah ini khusus dibuat untuk melindungi petugas laboratorium terhadap infeksi
yang ditularkan melalui darah seperti virus Hepatitis B, HIV (Human Immunodeficiency Virus), Avian
Influenza dan lain-lain.
Dari buku register laboratorium di pindahkan ke formulir hasil laboratorium secara manual,
sebelum di serahkan ke pasien petugas admin memintaan otorisasi pada analis yang
mengerjakan , di verifikasi dokter dpjp baru hasil dapat diserahkan ke pasien/keluarga
bersangkutan
6. Shaker /rotator
a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok
c. Minyaki mesin
41
9. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena pencucian tip pipet
akan mempengaruhi kelembaban plastic tip pipet, juga pengeringan seringkali
menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan .
42
1. Kalibrasi BA200
Trouble Shooting
correct
Result are not Auto Print Mode dalam Pastikan bahwa Auto Sent Mode tidak terseting pada
being sent to keadaan turn off atau posisi O
computer after tidak tereset.
sample analysis
Serial Out Put Analiser tidak Serial out put tidak dalam keadaan siap untuk tranmisi
Alarm menyelesaikan transmisi Tunggu hingga hasil sebelumnya selesai di transmisi
Serial out put not dari sampel terakhir Kemudian resend sampel yang dipilih
ready
Serial output time Serial out telah Yakinkan bahwa HW handshae telah dipilih
out melewati batas Pastikan bahwa analiser tersambung dengan komputer
Komputer tidak Pastikan bahwa komputer dalam kondisi turn on
tersambung dengan Pastikan bahwa analiser telah di seting untuk serial
instrumen atau serial output dan bukan hanya pada print mode saja
output tidak terset
dengan benar
Serial output Serial out Ack Pastikan bahwa Send dengan Ack terpilih
protocol error masalahnya Periksa apakah komputer dalam kondisi turn on dan
tersambung dengan analiser
Periksa apakah program penerima komputer telah aktif
System is empty System kosong dari Tekan FILL untuk mengisi ulang sistem atau EXIT jika
and ready for fill semua liquid dan siap kita kembali ke menu utama.
or power off untuk diisi dengan liquid Tidak dapat melakukan analisis hingga alat di isi dengan
atau di simpan reagen
PReparation for Sistem telah diisi Tekan PWR UP jika kita ingin kembali ke status aktif
power down dengan liquid dan siap atau tekan EXIT jika kita ingin kembali ke menu
complete untuk power off instrumen.
System is ready Disarankan untuk menggunakan ENTER STANDBY dan
for power off power dibiarkan on sebagai ganti gambar ini
Display Saver Sistem tidak dapat Tekan RESUME untuk mengaktivasi instrumen, sekali di
digunakan selama aktivasi instrumen siap untuk melaksanakan analisis
menampilkan tampilan
saver time
Preparing for Instrumen akan masuk Tekan CANCEL untuk kembali ke menu instrumen
Standby mode standby dalam 2
menit
Standby Instrumen dalam proses
ke mode standby,
silakan tunggu
System is in Sistem dalam keadaan Tekan EXIT STANDBY untuk mengaktivasi instrumen.
standby standby Pada keadaan aktivasi, instrumen siap untuk melakukan
46
analisis
Exit Standby Sistem sedang Jika mode background cek diaktifkan, hasil background
mempersiapkan akan ditampilan.
instrumen untuk mode Sekali diaktivasi , instrumen siap untuk melakukan satu
analisis analiser
Power Down Instrumen dalam proses
dimatikan/off, silakan
tunggu..
Power Up Instrumen dalam proses Silakan tunggu
power up
Dispense diluent Instrumen disiapkan Buang pengenceran pertama untuk mendapatkan hasil
Preparing to untuk mengenceran terbaik
dispense diuent,
Dispense diluent Instrumen sekarang Tunggu
Now dispensing melakukan pengenceran
dengan 4,5 ml diluent
Dispense diluent Instrumen keluar dari Tunggu
Exiting dispense mode/fungsi dispensi
function
CYCLE IN PROGRES INFORMATIONAL DISPLAY
Prime System Instrumen sedang Silakan tunggu
priming sistem
Filling system Instrumen sedang
mengisi sistem
Emptying System Instrumen sedang
mengosong kan sistem
Clean OT nedle Instrumen sedang Silakan tunggu
membersihkan nedle
Open tube
Aotumatic Wash Setiap 12 jam instrumen
melakukan pencucian
sistem. Selama proses
pencucian instrumen
tidak dapat digunakan
untuk melakukan
analisa
Too early for next Sistem sedang Analisis belum selesai karena sistem masih melakukan
sample menyelesaikan pproses ppencucian guna menjamin akurasi hasil
perhitungan sel dan analisa sampel berikutnya.
menampilkan hasil Silakan tunggu hingga menu New Sampel di aktivasi.
Jika jarum di penuh dengan sampel berikutnya karena
47
power down cycle dalam waktu yang lama lakukan tindakan backgound count.
before power was Instrumen telah di
swittch off power down dengan
semua valve terbuka
dan diisi dengan liquid
System was not Sistem di switch off Lakukan pprime untuk mempersiapkan sistem untuk
properly prepared secara tidak benar. analisis. cek metode untuk memperbaiki prosedur
when power was power down instrumen.
switch off
System was empty Sistem di matikan secara Isi instrumen dengan reagent untuk persiapan analisis
when power was manual dengan sistem atau exit jika hanya mencari menu instrumen yang
switched off sedang kekosongan dibutuhkan
reagen
System had run a Instrumen telah di Lakukan power u untuk mempersiapkan sistem reagent
power down switch off dengan fungsi untuk analisis
before power was power down sebelum
switched off power di switch off
System was not Sistem di matikan Lakukan prosedur cleaning menurut instruksi cleaning
properly powered dengan liquid dalam kit.
down before sistem dan tidak Lakukan back ground cek
power was digunakan untuk jangka
switched off waktu yang lama
Wash Cycle Alarm Proses Regular PAstikan bahwa kontainer reagen diisi dan detektor
pencucian per 12 jam disisikan secara betul
telah gagal
Reagen Warning Displays
Wash Cycle Alarm PEncucian regular per Cek apakah container reagent kosong dan appakah
12 jam tidak dilakukan. detektor reagent kontak dengan reagent
Reagent Alarm 1 Apakah kontainer Cek apakah kontainer kosong dan apakah level sensor
reagent atau kontainer dan plugs kontak reagen tersisip dengan benar
kosong
Reagent Alarm 2 Pesan ini di tampilkan Cek apakah kontainer kosong dan apakah level sensor
jika container reagent dan plugs kontak reagen tersisip dengan benar
kosong ketika coming
out standby
Warning : reagent Kontainer Combopack Sambungkan dengan container reagen baru dan scan
count cicly has harus diganti. Tidak ada barcode ada kontainer.
now reached perubahan reagen
specified limit untuk saat ini dapat
This combination menyebabkan
pack is no longer kekeliruaan hasil atau
49
semuanya gagal.
SAMPLER STOPPED Satu kesalahan count Periksa apakah tabung diletakkan pada posisi dan order
Counting Error telah dideteksi pada yang benar
menu Auto Sampler
Do Not touch the Device pencucian OT Lihat seksi 5,9 jika ada sampel emergenci yang butuh
OT wash device telah dipegang saat analisis
devise sampling sedang
proses.
Autorization Code and Instaltion Warning Dislays
Wrong autorization Code authorization Lihat seksi kalibrasi ada User Manual untuk
code, Not posible tidak betul telah memasukkan code autohorization yang betul untuk
to complete dimasukkan kalibrasi atau kontak distributor lokal atau teknisi servis
prosedure terautorizazi yang berkaitan dengan servis code
autorization
No authorization Tidak ada kode Lihat seksi kalibrasi ada User Manual untuk
code autorization yang memasukkan code autohorization yang betul untuk
dimasukkan kalibrasi atau kontak distributor lokal atau teknisi servis
terautorizazi yang berkaitan dengan servis code
autorization
Emptying Error Sensor level reagent Periksa apakah sensor level sudah dikeluarkan
harus dikeluarkan dari
container reagent bila
kosong
Filling error System Instrumen telah Jalankan proses fungsi pengosongan untuk
is not empty and mendeteksi liquid mengosongkan liquid tersisa dalam sistem kemudian isi
can not be fill dalam sistem proses instrumen dengan reagen
cycle pengosongan
harus di proses
sebelum cycle
pengisian
Control Input Assay Value Input Periksa apakah setingan sitrumen sudah sesuai dengan
Unrecognised gagal. Pemindaian seting yang diperlukan barcode reader
Control lot sheet atau order Assay
mungkin tidak betul
Control barcode Pemindaian barcode Periksa apakah benar sampel kontrol yang dipindai
input tidak mengenali
Unrecognised sebagai sampel kontrol
barcode dalam sistem
No aspiration of Penyumbatan tabung Periksa apakah tidak ada kebocoran dan tabung
sample is taking atau bocor tersambung dengan benar dan tidak k usut
place menyebabkan sampel Lakukan pemeriksaan katup pada service menu
52
tidak mengisi dengan Lakukan pencegahan klot. Lihat bagian 8,2 dari user
benar melalui katub manual
Malfungsi katub Jika cycle pencegahan klot tidak bekerja lakukan
Bekuan pada sampel prosedur pengeluaran klot
disebabkan kesalahan
penanganan sampel
atau sampel patologis
No cleaning Tube sampel tersentuh Disarankan untuk membersihkan bagian atas jarum
aspiration probe pada bagian atas ketika aspirasi
proses analisis Periksa apakah tidak ada kebocoran dan tabung
Diluent tidak mengalir tersambung dengan benar dan tidak kusut.
dengan benar melalui
tabung ke jarum
aspirasi
BAB V
LOGISTIK
Logistik adalah proses perencanaan atau pengadaan, implementasi, dan pengendalian efisiensi,
aliran biaya yang efektif dan penyimpanan bahan baku, bahan setengah jadi, barang jadi dan informasi-
informasi yang berhubungan dari asal titik konsumsi dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen.
Permenkes No 58 Tahun 2014 menyatakan Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan
yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan. RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan mengatur proses
pelaksanaan logistik dengan sistem satu pintu.
A. Macam Perbekalan Laboratorium
1. Reagen
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi, mengukur,
memeriksa dan menghasilkan zat. Reagensia yang digunakan dilaboratorium RSUD Brigjend H.Hasan
Basry Kandangan adalah reagensia jadi atau komersial yang dibuat oleh pabrik/produsen.
2. Bahan kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu pemeriksaan di
laboratorium atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-hari. Bahan yang digunakan
adalah bahan kontrol Assayed yaitu bahan kontrol yang diketahui nilai rujukannya serta batas toleransi
menurut metode pemeriksaannya. Sebagai bahan kontrol untuk akurasi dan presisinya. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan kontrol pemeriksaan, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Memiliki komposisi sama seperti spesimen
b. Komponen bahan kontrol yang terkandung didalamnya harus stabil
c. Sudah tersertifikasi analisis oleh pabrik yang bersangkutan
3. Media
Media merupakan bahan campuran nutrisi yang digunakan untuk media pertumbuhan mikroba.
a. Harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka dan pH yang sesuai
c. Tidak mengandung zat-zat penghambat
d. Harus steril
Untuk pemilihan media yang akan dipergunakan harus mempertimbangkan tujuan pemeriksaan,
stabilitas, transportasi dan nilai ekonomis.
Pengadaan sediaan alat laboratorium dan reagensia dilakukan oleh Instalasi Farmasi berkolaborasi
dengan Instalasi Laboratorium Klinik dengan mempertimbangkan hal hal berikut:
55
1. Tingkat persediaan
Tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu jumlahpersediaan
minimum ditambah jumlah safety stock.Tingkat persediaan minimum adalah bahan yang diperlukan
untuk memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekalan atau
ruang penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan – bahan yang sangat
dibutuhkan diluar rutin atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian bahan dalam
periode 6 – 12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6 – 12 bulan untuk tahun
yang akan datang. Untuk itu jumlah ratarata pemeriksaan bahan untuk satu bulan perlu dicatat. Untuk
mengantisipasi kebutuhan tidak terduga seperti pemeriksaan medical check up atau wabah penyakit,
maka perkiraan jumlah kebutuhan untuk periode 6 – 12 bulan untuk tahun yang akan datang dikalikan
10 %.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (Delivery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari pemasok
perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat yaitu minimal 3 bulan sebelumnya sudah
dilakukan pemesanan.
C. Penyimpanan
Penyimpanan sediaan alat dan reagensia laboratorium secara umum dilakukan sesuai dengan
persyaratan kondisi masing-masing produk/item yang tertera pada kemasan. Penyimpanan sediaan alat
dan reagensia laboratorium dilakukan di Instalasi Laboratorium Klinik dengan mengikuti standar MSDS.
Semua sediaan alat dan reagensia laboratorium, disimpan pada suhu dan kelembaban yang tepat,
terkontrol, dan didokumentasikan. Sediaan alat dan reagensia laboratorium yang sudah ada harus
ditangani secara cermat dengan mempertimbangkan:
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah: Pertama masuk pertama keluar (FIFO = first in-
first out ), yaitu bahwa barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu. Hal
ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan
3. Lama atau waktu penyimpanan dengan melihat masa kadaluarsa.
4. Incompatibility
Hal-hal khusus yang harus diperhatikan :
f. Disimpan pada suhu ruangan atau suhu dingin (2-8 C) atau harus beku disesuaikan dengan
ketentuannya
g. Harus dilakukan uji stabilitas dan uji homogenitas
h. Diberi label nama reagen, tanggal pembuatan,nomor register,expired date
2. Reagen jadi (komersial)
a. Tutuplah botol waktu penyimpanan
b. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung
c. Beberapa reagen ada yang harus disimpan dalam botol berwarna gelap
d. Beberapa reagen tidak boleh diletakkan pada tempat yang berdekatan satu dengan lainnya
e. Bahan-bahan berbahaya diletakkan dibagian bawah/lantai dengan label tanda bahaya
f. Buat kartu stok yang memuat tanggal penerimaan,tanggal kadaluarsa, tanggal wadah
reagen dibuka,jumlah reagen yang diambil dan jumlah reagen sisa serta paraf tenaga
pemeriksa yang menggunakan.
3. Dehydrated media
a. Media yang didehidrated tidak dapat disimpan untuk waktu yang terbatas terutama bila
penutup wadah telah dibuka
b. Jumlah keseluruhan harus dikemas dalamwdah yang akan habis digunakan dalam1-2 bulan
c. Saat diterima,semua wadah tertutup rapat
d. Tanggal penerimaan harus dicatat pada setiap wadah
e. Semua media dehydrated harus disimpan ditempat gelap, sejuk (suhu < 250 C ) dan
berventilasi baik. Rak-rak penyimpanan tidak boleh ditempatkan autoklav atau tempat
pencucian karena kelembaban dan suhu yang tinggi
f. Tanggal membuka wadah harus dicatat pada waktu tersebut
D. Pendistribusian
Sistem distribusi di unit pelayanan Instalasi laboratorium klinik menggunakan sistem Persediaan
Lengkap di Ruangan (floor stock), Reagensia , Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang disimpan di ruang pelayanan harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan. Proses
pengadaannya dibawah koordinasi instalasi farmasi. Tidak ada penyerahan pendelegasian kewenangan
distribusi reagen, bahan farmasi, Alat kesehatan dan bahan medis Habis Pakai.
E. Pemusnahan
Pemusnahan dan penarikan Reagensia , Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai bila:
a. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. telah kadaluwarsa;
c. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan; dan
d. dicabut izin edarnya.
Penarikan Sediaan Reagensia, Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Penarikan
Reagensia,Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan oleh BPOM atau
pabrikan asal. Rumah Sakit harus mempunyai sistem pencatatan terhadap kegiatan penarikan.
1. Pengertian
Barang logisitik ATK dan RT adalah sarana berupa alat ATK, RT , barang cetakan yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraan kegiatan laboratorium
2. Tujuan
Untuk mendukung kegiatan pelayanan laboratprium RSUD H. Hasan Basry
3. Kebijakan
Seluruh barang logistik ATK, RT dan barang cetakan, harus diadakan sesuai ketentuaan yang
telah ditetapkan
4. Prosedur
a. Petugas order membuat order barang sesuai kebutuhan
b. Order dimintakan ke bagian Kepala Rumah Tangga
c. Order diserahkan ke bagian distribusi barang
d. Barang diterima oleh petugas laboratorium selanjutnya dibawa ke Instalasi Laboratorium
e. Barang disimpan dialmari penyimpanan yang telah ditentukan
59
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Suatu sistem dimana Instalasi Laboratorium PK RSUD H. Hasan Basry kandangan membuat
asuhan untuk keselamatan pasien
B. Tujuan
2. Tahap Analitik
a. Persiapan reagen
60
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) Laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan
laboratorium secara keseluruhan . Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama
berhibungan dengan spesimen yan g berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas
laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfesi kuman patogen. Potensi
infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk
mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami
keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan
pengamanan sehubungan dengan pekrjaannya sesuai SOP serta mngontrol bahan/spesimen secara baik
A. Pengertian
Adalah suat u sistem dimana Instalasi Laboratorium RSUD H. Hasan Basry membuat suatu
asuhan kesehatan dan Keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di lingkungan Instalasi Laboratorium
B. Tujuan
1. Pra Analitik
a. Memakai jas laborattorium, sarung tangan dan masker untuk mencegah tertular bahan
berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka
b. Sesudah mengambil sampel darah, kumpulkan jarum dan semprit pada tempat khusus untuk
limbah tajam (Sharp collection) yang tersedia dam cegah jangan sampai tertusuk jarum
tersebut.
c. Sampel darah dimasukkan , wadah tertentu anti bocor dan tertutup rapat dengan label
identitas pasien
d. Sampel yang tidak dilakukan pemeriksaan segera harap disimpan
e. Petugas sampling dilarang maan, minum atau merokok pada waktu sampling
2. Analitik
a. Penggunaan pipet
1) Pengolahan spesimen /sampel dan melaksanakan tes harus selalu hati-hati dan
menganggap semua bahan infeksius (Universal pracaution)
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan dan masker untuk mencegah tertular bahan
berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka
62
d. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius
1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/desinfekstan sesuai ketentuan hand higiene
2) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekrja
3) Jangan makan minum, merokok di dalam laboratorium
4) Jangan memakai kosmeti di dalam laboratorium
5) Gunakan alat pelindung muka, mata jika terdapat percikan bahan infeksius saat bekerja
3. Pasca Analitik
a. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya
b. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi masukkan ke dalam wadah tahan tusukan (sharos
collection), kemudian dikelola sesuai prosedur pengelolaan limbah rumah sakit (incenerator)
63
c. Limbah cairan infeksius /darah dan produknya dimasukkan ke dalam jirigen ¾ penuh,
kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen tersebut kemudian dikelola sesuai prosedur
pengelolaan limbah rumah sakit
d. Limbah padat
1) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik warna kuning
2) Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat berkerja di laboratorium dimasukkan ke
dalam kantong plastik warna hitam
1. Kebakaran
a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke unit lain
b. Beri peringatan kepada orang yang berada disekitar lokasi
c. Putus aliran listik bila diperluan padamkan dengan alat kebakaran yang ada dirumah sakit
(APAR)
d. Tulis berita acara kejadian
2. Biakan atau spesimen yang tumpah
a. Tumpahan dan wadahnya ditutup dengan kain atau tissue yang dibasahi desinfektan
b. Kain tersebut dibuang diwadah infeksius
c. Wadah di desinfektan atau autoklaf
3. Luka tusukan jarum
a. Keluarkan dearah dengan pijatan eras sekitar luka tusuk di tadi bawah pancuran air selama
kurang lebih 1-2 menit
b. Tutup luka dengan kapas betadin, kemudian diplester atau di balut
c. Tulis berita acara kejadian dan kirim ke instlasi gawat darurat
4. Pecahan gelas
a. Gunakan sarung tangan
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan
c. Masukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning
d. Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut
e. Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding eras, kemudian lakukan cuci
tangan sesuai prosedur hand hygiene
5. Tumpahan Bahan Kimia
a. Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena
b. jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tuimpahan
c. Pakailah masker dan sarung tangan
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan matian
listrik yang mungkin mengeluarkan api
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na Bikarbonat
f. Tumpahan zat alkali, taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat dengan serokan dan
buang dalam kantong plastik bahan beracun
64
1. Pengertian
Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dari cipratan darah /cairan
2. Tujuan
Untuk melindungi mata dari cipratan darah /cairan
3. Kebijakan
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur
a. Dipakai sebelum cuci tangan
b. Dipakai dengan tali di bagian belakang
1. Pengertian
Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan atau darah supaya jangan sampai terkena tubuh
2. Tujuan
Untuk melindungi darah atau cairan jangan sampai mengenai tubuh
3. Kebijakan
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur
a. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung baju kerja
b. Digunakan selama melakukan pemeriksaan atau bekerja
c. Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh dikamar ganti
G. Pemakaian Masker
1. Pengertian
Suatu alat pelindung mulut dan hidung
2. Tujuan
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu
bicara/bersin)
3. Kebijakan
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberkulosis
h. Dipakai di rumah tangga/gudang arsip
65
i. Dipakai dilaboratorium
j. Dipakai di farmasi/meramu obat
1. Pengertian
Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan dari kontaminasi bahan berbahaya/infeksius
2. Tujuan
Untuk meniadakan /mengurangi terjadi infeksi silang
3. Kebijakan
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
b. Mengurangi transmisi kulit petugas ke pasien
c. Mengurangi meniadakan kontaminas mikroorganisme antar petugas dan pasien
4. Prosedur
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah, selaput
lendir atau kulit yang terluka
b. Akan melakukan tindakan invasif
c. Akan membersihkan sisa sisa atau memegang permukaan yang terkontaminasi
d. Sarung tangan steril dibuka dari bungkisnya dipakai memegang cufnya
e. Memasukkan tangan kedalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan dikontaminasi dengan
khlorhexidine 1,5% dan centrimide 15 % didalam tempat yang tersedia
g. Lepas sarung tangan dan tempatkan dalam sampah medis dan yang bisa dipakai ulang
ditempatkan dalam bak larutan khlorhexidine 1,5% dan centrimid
1. Pengertian
Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko tertularnya penyakit
2. Tujuan
Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada tempat berisiko
3. Kebijakan
a. Pemeriksaan darah
b. Ro photo thorac
c. Imunisasi
4. Prosedur
a. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali
b. Ro Photo Thorax setiap 1 tahun sekali
c. Imunisasi sesuai boster
Peralatan laboratorium umum yang dapat menimbulkan bahaya dan cara mengatasinya dapat
dilihat pada tabel berikut :
66
kimia.
Kabinet keamanan biologis Aerosol, percikan Cara pengamanan yang maksimum
kelas III
Alat bantu pipet Bahaya pemipetan Dapat di disinfeksi, mudah di-gunakan dan
dengan mulut, yaitu: mencegah kontami-nasi serta kebocoran
tertelannya dari ujung pipet
mikroorganisme patogen,
inhalasi aerosol dan
kontaminasi pada ujung
tempat menghisap
Pelindung pernafasan Inhalasi aerosol Tertahannya partikel sebesar 1-5 mikron.
Melindungi mata jika menggunakan
pelindung muka penuh
Pelindung muka dan Pecahan, percikan Pelindung muka: Melindungi seluruh muka
pelindung mata Pelindung mata: melindungi mata dan
bagian mata
Otoklaf Kontaminasi Sterilisasi yang efektif
mikroorganisme pada
alat sekali pakai dan alat
yang digunakan kembali
Botol dengan tutup berulir Aerosol, tetesan Perlindungan yang efektif
Alat insenerasi mikro Aerosol Mengurangi percikan dan penyebaran bahan
infeksi
68
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasul pemeriksaan laboratorium. Kegiatan
pemantapan mutu laboratroium dapat dibedaan menjadi dua yaitu Pemantapan Mutu Internal dan
Pemantapan Mutu Esternal
a. Pra Analitik
1. Persiapan Penderita
a. Pengaruh makanan
Dianjurkan pengambilan darah dilaksanakan 12 jam setelah makan terakhir
b. Fluktuasi harian
Nilai normal dari literature berdasarkan pada pengambilan sampel pada pagi hari, maka
dianjurkan pengambilan darah pada pagi hari biasanya jam 09.00 pagi
c. Keadaan tubuh
Darah sebaiknya diambil pada keadaan tubuh yang sama biasanya pada keadaan duduk
d. Obat-obatan
Jika hasil analisa dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu, maka obat tersebut harus dihentian
beberapa hari sebelum pengambilan darah
2. Pengambilan dan pengolahan spesimen
a. pemberian identitas
1) Surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratroium memuat :
a) Tanggal permintaan
b) tanggal dan jam pengambilan
c) identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,. alamat)
d) Diagnosis atau keterangan klinis
e) Jenis Spesimen
f) Pemeriksaan laboratorium yang diminta
g) Nama dan tanda tangan dokter pengirim
h) Bagian /poliklinik
i) Ruang perawatan kelas
j) Kamar No
k) No RM
l) Jaminan perawatan
2) Label wadah spesimen yang diambil dilaboratorium memuat
a) pengambilan spesimen
b) Nomor/kode spesimen
69
3. Penyimpanan sampel
Menghindari Kontaminasi
a. Sampel haarus selalu disimpan dalam botol/tabung tertutup rapat memakai sarung tangan
disposible saat mengerjakan sampel
b. Menhindari sinar
a) Sample harus disimpan dalam tabung gelap didalam lemari es
b) Sampel harus disimpan dalam botol tertutup rapat
c. Stabilitas
d. Penyimpanan serum atau plasma
a) Suhu kamar (15-25 C) selama 4 jam
b) Suhu $ C selama 24 jam ‘
c) Jika sampel tidak dapatdiperiksa hari yang sama dengan pengambilan darah maka sampel
harus dibekukan 12 sampai 20 C
B. Analitik
C. Pasca Analitik
Evaluasi
Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain diluar
laboratorium secara periodi untuk memantau dan menila penampilan laboratorium dalam bidang
pemeriksaan yang ditentukan
Penyelenggara pemantanpan mutu esternal diharapakan bisa diikuti oleh semua laboratorium
pemerintah dan swasta dihubungkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan dan perizinan untuk
laboratorium swasta
Pemantapan mutu eksternal tingkat wilayah /provinsi diikuti oleh laboratorium rumah salit
pemerintah kelas C, D dan yang setaraf dan laboratorium puskesmas di wilayah /provinsi yang
bersangkutan
Instalasi laboratorium Patologi Klinik RSUD H. Hasan Basry Kandangan telah mengikuti kegiatan
pemantapan mutu eksternal secara rutin yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan RI dan
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah disselenggarakan oleh pemerintah dan yang telah
diikuti laboratorium patologi klinik RSUD H. Hasan Basry Kandangan sampai saat ini adalah :
1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa dikenal PNPKLK-K
(Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan ) bekerja sama dengan
PDS patllin Surabaya. penilaian dilakukan dengan menggunaan perhitungan Wis
(Wariance Index Score dengan nilai 0-400, makin kecil nilai Wis yang diperoleh suatu
laboratorium berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang Hematologi yang biasa dikenal PNPKLK-H
(Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Bidang Hematologi ) bekerja
sama dengan PDS PATLLIN Surabaya. penilaian dilakukan dengan menggunaan
perhitungan ID (Index Deviasi) dengan nilai 0->3, makin kecil nilai yang diperoleh suatu
laboratorium berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan biaya PME
d. Calon peserta diseleksi , bila OK diberi nomor peserta
e. Peserta di kirim bahan kontrol (serum control)
72
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratroium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Brigjend
H. Hasan Basry Kandangan ini mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan
sehari-hari tenaga laboratorium yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
khususnya pelayanan di laboratorium.
Penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik ini adalah langkah awal ke suatu
proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa pedoman Pelayanan ini masih jauh dari
sempurna, Karena itu kami menerima saran dan kritik guna menyempurnakan pedoman ini.
Akhir kata , semoga pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.