Anda di halaman 1dari 74

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai upaya kesehatan memerlukan dukungan pelayanan laboratorium kesehatan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh swasta. Pelayanan kesehatan bermutu adalah pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaranya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.

Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan
untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta
pemulihan kesehatan.

Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium


digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberiaan pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan serta
penentuaan prognosis. Berkenaan dengan hal tersebut, untuk mendorong pengembangan laboratorium
ke arah pelayanan yang lebih luas dan lebih spesifik dan mewujudkan mutu serta standar pelayanan
laboratorium klinik maka ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411 /Menkes/Per/III/ 2010
tentang laboratorium klinik.

Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium mutlak perlu dilaksanakan kegiatan
pemantapan mutu (Quality Assurance), yang mencakup berbagai komponen kegiatan dimana salah satu
dari komponen kegiatan tersebut berupa “ Praktek Laboratorium yang Benar” .

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Laboratorium RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
perlu dibuat pedoman pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan kepada pasien secara umum dan pasien laboratorium. Berkaitan
dengan hal tersebut di atas, maka dalam melakukan pelayanan laboratorium di Instalasi Laboratorium
Patologi Klinik RSUD Brigjend. H. Hassan Basry Kandangan telah ditetapkan

B. Tujuan Pedoman

Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD
Brigjend. H. Hassan Basry ini adalah untuk memberikan arah atau standar bagi seluruh petugas yang
bekerja di Instalasi Laboratorium dalam memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan
laboratorium.

C. Ruang Lingkup Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend. H. Hassan Basry Kandangan
merupakan laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan
2

kemampuaan pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium Klinik Umum madya dengan teknik
automatik

Ruang lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium Patoligi Klinik RSUD Brigjend. H. Hassan Basry
Kandangan meliputi :

1. Pasien Rawat Jalan

Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan RSUD Brigjend. H. Hassan
Basry yang memerlukan pemeriksaan laboratorium

2 .Pasien Rawat Inap

Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RSUD Brigjend. H. Hassan Basry Kandangan yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium

3. Pasien Luar

Yaitu pasien dari dokter luar RSUD Brigjend. H. Hassan Basry maupun dari rumah sakit lain yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium

4. Pasien Medical Check-Up

Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat jalan yang melakukan medical check up untuk
keperluan; pengangkatan pegawai negeri sipil, pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan
kesehatan calon anggota legislatif .

D. Batasan operasional

Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend. H. Hassan Basry merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan klinik di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Klinik Rutin, Imunologi
dan serologi serta Mikrobiologi

Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara
lain Hematologi Rutin, Hematologi Lengkap, golongan darah, analisa darah tepi dan hemostasis
lengkap
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan kimia klinik adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara lain
glukosa darah, Faal hati lengkap, Faal ginjal, Analisa lipid, HbA1c,Elektrolit, Analisa gas darah
3. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan klinik rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan yang
membutuhkan bahan urine antara lain: Urine rutin, urine lengkap, Tes kehamilan dan tes
narkoba
3

4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi


Pemerisaan Imunologi dan Serologi adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan
yang memerlukan serum sebagai bahan pemeriksaan, adapun pemeriksaannya antara lain : HIV,
HbsAg, Anti HCV, NS1 IgM IgG dengue, Tubex TF, IgM IgM Chikinguya
5. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara
lain Cat Gram, Malaria , BTA dan Tes Cepat Molekuler (TCM Genexpert)

E. Landasan Hukum

1. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063)
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1996 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637)
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa terahir dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 493 /Menkes/Per/VI/2009 tentang perubahan kedua atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1575 /Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi
Laboratorium Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi biologik dan Muatan informasinya
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VII/2009 tentang Jejaring Laboratorium
Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan re-emerging
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PSK/IX/2009 tentang Pedoman
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik .
4

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM

No Nama Jabatan KUALIFIKASI TENAGA YANG


TERSEDIA
1. Kepala Instalasi S2 Kedokteran (Dr 1 orang
Spesialis Patologi Klinik)
2. Penanggung Jawab Pelayanan dan Mutu S2 Kedokteran (Dr 1 orang
Spesialis Patologi Klinik)
3. Koordinator Lab S1 tehnologi terapan 1 orang
(Analis)
4. Staff Analis D2 Analis kesehatan 13 orang

5. Staff Administrasi S1 umum 2 orang

B. Distribusi ketenagaan

Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RSUD Brigjend H. Hasan Basri di atur dalam 3 shif
jaga dengan distribusi sebagai berikut:

1 Dinas Pagi

Yang bertugas sejumlah 6 orang dengan rincian:


a. 1 orang koordinator
b. 1 orang petugas sampling
c. 1 orang orang petugas sampling ruangan
d. 1 orang beertugas di kimia klinik
e. 1 orang bertugas di hematologi dan urinalisa
f. 2 orang petugas administrasi
Jam dinas dari pukul 08.00 s/d 15.00 Wita
2. Dinas Sore
Yang bertugas 3 (tiga) orang, dengan rincian :
a. 1 orang penanggung jawab shift merangkap pelaksana
5

b. 1 orang petugas biling sekaligus pelaksana


c. 1 orang petugas sampling sekaligus pelaksana
Jam dinas dari pukul 13.00 s/d 21.00 wita
3. Dinas malam
Yang bertugas 3 (tiga) orang dengan rincian :
a. 1 orang penanggung jawab shift merangkap pelaksana
b. 1 orang petugas biling sekaligus pelaksana
c. 1 orang petugas sampling sekaligus pelaksana
Jam dinas dari pukul 21.00 s/d 08.00 wita
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H.
Hasan Basri adalah sebagai berikut :

1. Pengaturann jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh koordinator laboratorium, disetujui oleh
kepala Instalasi Laboratorium dan ditandatangai oleh kasi Penunjang Medis dan Kabid Penunjang
RSUD Brigjend H. Hasan Basri.

2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke analis pelaksana
laboratorium setiap satu bulan

3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka analis tersebut
dapat mengajukan permintaan dinas melalui koordinator dengan permintaan lisan kepada
petugas analis pengganti. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada dan
tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.

4. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore dan dinas malam, lepas malam, libur dan cuti.
Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (terencana), maka analis bersangkutan harus memberi tahu koordinator laboratorium
satu hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari analis pengganti. Apabila
analis bersangkutan tidak mendapatkan analis pengganti, maka koordinator laboratrium akan
mencari tenaga analis pengganti.

5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal teren cana, maka koordinator
laboratorium akan mencari tenaga analis pengganti yang libur. Apabila tidak dapat analis
pengganti, maka analis yang dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikan.
6

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

B. Standar Fasilitas

Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H. Hasan Basri berlokasi di lantai satu
gedung bersama penunjang bersama instalasi Radiologi dan Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi,
terdiri dari ruang tunggu dengan luas bangunan 48m2, Ruang sampling dengan luas 15 m2, ruang
analisa untuk pemeriksaan Kimia, Serologi dan Faal hemostasis dengan luas 48 m2, ruang hematologi,
urinalisa, analisa cairan dan feses luas 36 m2 dan ruang administrasi dengan luas 18 m2. Semua
ruangan mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya
dalam jumlah yang cukup. Secara umum, tersedia ruang terpisah untuk:
1. Ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan spesimen.
2. Ruang pemeriksaan/teknis: luas ruangan sesuai jumlah dan jenis pemeriksaan yang dilakukan (beban
kerja), jumlah, jenis dan ukuran peralatan, jumlah karyawan, factor keselamatan dan keamanan kerja
serta kelancaran lalu lintas spesimen, pasien,pengunjung dan karyawan.
3. Tersedia ruang administrasi/pengolahan hasil.
7

Tersedia fasilitas penunjang yang secara umum meliputi:


1. WC pasien dan petugas yang terpisah, jumlah sesuai dengan kebutuhan.
2. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
3. Keselamatan dan keamanan kerja.
4. Ventilasi yang disertai dengan sistem pertukaran udara yang cukup.
5. Penerangan yang cukup.
6. Air bersih, mengalir, dan jernih
7. Listrik yang mempunyai aliran dengan tegangan stabil dan kapasitas cukup, keamanan dan
pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin dan tersedia grounding/arde. Tersedia cadangan listrik
(Genset, UPS) untuk mengantisipasi listrik mati.
8. Semua stop kontak saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai
9. Ruang makan yang terpisah dari ruang pemeriksaan laboratorium.
10. Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah dibersihkan dengan tinggi
0,80 – 1, 00 m. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran

C. Peralatan

Peralatan yang tersedia di Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H. Hasan Basri
Kandangan mengacu pada buku pedoman pelayanan laboratorium Departemen Kesehatan RI untuk
penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien laboratorium harus sesuai dengan klasifikasinya
(Peraturan Menteri Kesehatan RI No.411/menkes/Per/III/2010).
1. Sumber Listrik
Listrik yang mempunyai aliran dengan tegangan stabil dan kapasitas cukup, keamanan dan
pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin dan tersedia grounding/arde. Tersedia cadangan listrik
(Genset, UPS) untuk mengantisipasi listrik mati.
2. Sumber Air
Pengadaan air bersih yang mengalir secara terus menerus merupakan hal yang mutlak bagi sebuah
laboratorium. Karena itu air bersih harus selalu tersedia setiap saat dan cukup.
3. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
4. Keselamatan dan keamanan kerja.
5. Ventilasi yang disertai dengan sistem pertukaran udara yang cukup.
6. Penerangan yang cukup.
7. Peralatan Laboratorium

Perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran umumnya dan bidang laboratorium


khususnya, makin pesat. Produsen peralatan laboratorium berlomba meningkatkan kualitas, serta
kecanggihan alat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, serta kecanggihan pemberi
jasa laboratorium. Untuk memberikan pelayanan laboratorium yang berhasil guna dan berdaya guna,
pemilihan jenis dan jumlah alat laboratorium harus disesuaikan dengan pelayanan medik yang
dibutuhkan. Disamping penyesuaian dengan pelayanan medik dalam memilih alat laboratorium faktor-
faktor penting yang perlu diperhatikan adalah:
a. Dasar Pemilihan Alat:
8

1. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
setempat yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen dan volume spesimen dan jumlah
pemeriksaan
2. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan fasilitas yang tersedia
(luas ruangan, listrik, air, tingkat kelembaban dan suhu ruangan).
3. Tenaga yang ada
Mempertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu yang dapat
mengoperasikan alat tersebut.
4. Reagen yang dibutuhkan
Mempertiumbangkan tersedianya reagen di pasaran dan kontinuitas distribusi dari
pemasok, sistem reagen tertutup atau terbuka.
5. Sistem Alat
- Mudah diperoleh
- Memerlukan perawatan khusus
- Memerlukan kalibrasi harian, mingguan, atau bulanan.
6. Pemasok/vendor
- Nilai ekonomis
Mempertimbangkan analisis cost-benefit, yaitu seberapa besar keuntunganyang
diperoleh dari investasi yang dilakukan, termasuk di dalamnya biaya operasional.
- Terdaftar di Departemen Kesehatan
Peralatan yang akan dibeli/digunakan harus sudah terdaftar di Departemen
Kesehatan dan mendapat izin edar.
b. Pilihan Pemasok/Vendor
Pemasok harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai reputasi yang baik
2. Memberikan fasilitas uji fungsi
3. Menyediakan petunjuk operasional alat dan trouble shooting
4. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat, pemeliharaan dan
perbaikan sederhana.
5. Memberikan pelayanan purnajual yang terjamin, antara lain mempunyai teknisi
yang handal, suku cadang mudah diperoleh.
6. Mendaftar peralatan ke departemen kesehatan.
c. Evaluasi Peralatan Baru
Melakukan uji fungsi terhadap alat sebelum digunakan atau sesudah digunakan untuk mengenal kondisi
alat, yang mencakup: kesesuaian spesifikasi alat dengan brosusr, kesesuaian alat dengan lingkungan dan
hal-hal khusus yang diperlukan bagi penggunaan secara rutin. Dari hasil evaluasi ini dapat ketahui
reprodusibilitas, kelemahan alat, harga pertes dan sebagainya.
d. Penggunaan dan pemeliharaan alat
Setiap peralatan pemeriksaan yang digunakan di Instalasi Laboratorium RSUD Brigjend H.Hasan Basry
Kandangan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruntion manual) yang disediakan oleh
9

pabrik yang memproduksi alat tersebut. Cara pengoperasian atau penggunaan alat dibuat dalam bentuk
Standar Operasional Prosedur (SPO). Melakukan pemeliharaan sesuai dengan petunjuk penggunaan,
agar penggunaan alat dapat terlaksana dengan optimal. Kegiatan tersebut diatas dilakukan secara rutin
untuk semua jenis alat, sehingga diperoleh peningkatan kualitas produksi, peningkatan keamanan kerja.
Untuk itu setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan pada atau dekat alat
tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan-kelainan yang
ditemukan. Bila ditemukan kelainan maka harus segera dilaporkan kepada teknisi untuk dilakukan
perbaikan.
Alat-alat yang ada di Laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H. Hasan Basri antara lain:

a. Komputer 5 unit

Biling system : 2 unit

Untuk mencetak hasil laboratorium : 1 unit

Untuk menjalankan alat laboratorium : 2 unit

b. BA 200

BA 300 pergunakan untuk pemeriksaan kimia klinik yaitu pemeriksaan gula darah, faal hati, faal ginjal
dan analisa lipid

c. Swelab

Swelab dipergunakan untuk pemeriksaan hematologi lengkap dengan 3 diff count

d. Quintus

Quintus dipergunakan untuk pemeriksaan hematologi lengkap dengan 5 diff count

e. Mikroskop Olympus X 21 (3 set)

Mikroskop 1 ; dipergunakan untuk memeriksa atau membaca sedian basah yang mempergunakan oil
imersi seperti : analisa darah tepi, malaria, BTA, analisa sperma dan analisa cairan tubuh lainnya.

Mikroskop 2 : dipergunakan untuk memeriksa atau membaca sedian kering seperti : sedimen urine dan
faeces lengkap

h. Rotator

Rotator dipergunaan untuk pemeriksaan widal fungsinya untuk menghomogenkan cairan yang
dicampur saat diperiksa.

i. Sentrifuge 3 (buah)

Sentrifuge dipergunakan untuk memutar darah atau cairan tubuh seperti cairan pleura dan urine
10

Sentrifuge 2 dipergunakan untuk memutar darah jadi plasma

j. Rak dan tabung Westergen

Rak dan tabung westergren dipergunakan untuk pemeriksaan laju endap darah secara manual

k. Alifax

Alifax dipergunakan untuk pemeriksaan laju endap darah secara otomatis

l. Miura

Miura dipergunakan untuk pemeriksaan kimia klinik yaitu pemeriksaan gula darah, faal hati, faal ginjal
dan analisa lipid

m. GEM35 00

GEM 300 dipergunakan untuk pemeriksaan blod gas analisis sekaligus disertai pemeriksaan elektrolit.

n. Architect Plus

Architex dipergunakan untuk pemeriksaan imunologi serologi (Elisa) secara otomatis

o. Verify U120

Verify U500 dipergunakan untuk pemeriksaan urine analisis

p. Clover A1c

Clover A1c dipergunakan untuk pemeriksaan HbA1c

q. Urilyzer Auto

Urilyzer Auto dipergunakan untuk pemeriksaan urine analisis secara automatic

r. Urilyzer sed

Urilyzer Sed dipergunakan untuk pemeriksaan sedimen urine secara automatik

p. Kulkas (4 set)

Kulkas dipergunakan untuk menyimpan reagen dan sampel yang perlu disimpan

q. Tridema diamond

Tridema diamond dipergunakan untuk pemeriksaan faal hemostasis

r. Alere Pima

Dipergunakan untuk pemeriksaan CD4


11

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pelayanan

B. Persyaratan Pelayanan

1. Persyaratan umum :

a. Pasien sudah terdaftar disistem rekam medik rumah sakit sesuai dengan jaminan perawatan
masing-masing

b. Untuk pasien rawat jalan, pasien datang langsung ke laboratorium dengan membawa formulir
permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan berkas jaminan sesuai dengan jaminan yang
dipakai

c. Untuk pasien rawat inap; berkas pemeriksaan di kirim ke laboratorium oleh petugas ruangan ke
laboratorium dan sampel di ambil petugas sesuai jam pengambilan setiap shift

2. Persyaratan khusus : sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan seperti puasa, tidak
minum obat-obatan, tidak saat haid untuk pemeriksaan UL
12

3. Untuk tata laksana pelayanan internal di laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H. Hasan Basri
berlaku system informasi laboratorium (LIS), dimana system ini baru diterapkan pada bulan Desember
2014 yang lalu

Adapun tata laksana pelayanan laboratorium Patologi Klinik RSUD Brigjend H. Hasan Basri secara rinci di
tuangkan dalam bentuk alur pelayanan laboratorium dapat dilihat dalam diagram berikut : Poin B

C. Pengelolaan Spesimen

1. Jenis Spesimen
Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar, Depkes, 2008 menyatakan bahwa,
spesimen yang diolah di Instalasi Laboratorium Klinik adalah spesimen yang berasal dari tubuh manusia
dan diberlakukan sebagai spesimen infeksius dapat berupa:
1. Serum 8. Bilasan lambung 12. Sperma
2. Plasma 9. Apus tenggorok 13. Pus
3. Darah (Whole Blood) 10. Apes rectum 14. Cairan pleura
4. Urin 11. Sekret 15. Cairan ascites
5. Faeces - Uretra
6. Sputum - Telinga
7. Cairan otak - Hidung
- Mata

2. Pengambilan dan Pengumpulan Spesimen


Terdapat beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam pengambilan spesimen :
a. Jenis spesimen.
Spesimen yang diambil disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Spesimen yang dipergunakan dalam pemeriksaan laboratorium patologi klinik dan patologi
anatomi banyak macamnya, yaitu : darah utuh (whole blood), plasma, serum, urine (urine pagi
hari, urine sewaktu, urine tampung 24 jam), tinja (faeces), dahak (sputum), cairan otak, cairan
ascites, cairan pleura, cairan sendi, nanah (pus), usap (swab) luka, usap tenggorok, usaphidung,
usap nasofaring, sumsum tulang, Jaringan tubuh manusia dansebagainya.
b. Volume spesimen.
Volume spesimen harus mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan.
c. Kondisi spesimen.
Spesimen harus layak untuk diperiksa, yaitu tidak mengalami kerusakan, seperti tidak
hemolisis, tidak beku atau mengandung bekuan (jika digunakan untuk pemeriksaan
hematologi), tidak berubah warna, segar / tidak kadaluwarsa dan steril (terutama untuk
pemeriksaan bakteriologi) dilakukan pemeriksaan laboratorium.
d. Antikoagulan.
Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus sesuai dengan jenis pemeriksaan.
Penggunaannya juga harus benar, takarannya harus sesuai.
e. Peralatan sampling dan wadah spesimen.
13

Peralatan sampling dan wadah spesimen harus memenuhi syarat, yaitu : bersih, kering,
tidak mempengaruhi komposisi zat-zat atau material seluler yang ada dalam spesimen, sekali
pakai - buang (disposable).
f. Lokasi pengambilan spesimen.
Spesimen darah umumnya diaspirasi dari vena. Tetapi penting diperhatikan, bahwa
tempat aspirasi darah vena harus dipilih pada tempat yang tidak dilalui jalur infus. Pengambilan
spesimen darah pada lengan yang terdapat selang infus dapat menyebabkan perubahan pada
hasil pemeriksaan.
g. Waktu pengambilan.
Waktu yang terbaik untuk pengambilan sampel adalah pagi hari karena waktu ini
adalah yang paling ideal, dimana umumnya nilai normal ditetapkan pada keadaan basal.
h. Pencatatan dan labelisasi.
Formulir permintaan permintaan (FPP) laboratorium harus mencantumkan informasi
berikut : nama pasien, tanggal lahir, jenis kelamin, nama dokter, nomor rekam medis,
keterangan klinis, tanggal, waktu pengambilan, data khusus lainnya (misalnya informasi obat
yang telah diminum pasien) dan jenis pemeriksaan yang diminta. Selain itu wadah spesimen
harus ditempel label yang berisi informasi, minimal nama pasien, tanggal lahir dan waktu
pengambilan.
i. Cara pengambilan spesimen laboratorium patologi klinik dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Pengambilan spesimen Rawat Jalan, MCU, dilakukan oleh petugas laboratorium.
2. Pengambilan spesimen Rawat Inap dan IGD:
a. Pada hari libur, malam hari dan permintaan pemeriksaan CITO pengambilan spesimen
dilakukan oleh petugas unit layanan yang bersangkutan, kecuali ruang perawatan
bayi dan anak dilakukan oleh petugas laboratorium
b. Diluar hari tersebut diatas pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas
laboratorium secara reguler:
I : 05. 30. WIB – 07.00 WIB
II : 1O. 00. WIB – 12. 00 WIB
III : 17. 30. WIB – 18. 30 WIB

3. Penerimaan Spesimen
1. Memeriksa sampel mengenai jenis, jumlah dan keadaan saat diterima, kemudian dicocokkan
dengan surat pengantar spesimen.
2. Jumlah dan volume masing - masing spesimen harus cukup.
3. Jika ada kekurangan data langsung ditanyakan / melengkapi formulir yang telah disediakan.
4. Mencatat di buku penerimaan spesimen atau di SIMRS yang sudah disediakan
5. Sesegera mungkin sampel diperiksa.
6. Jika tidak segera diperiksa, maka sampel di masukkan ke dalam pendingin.
7. Untuk sampel serum yang belum dipisah, antara serum dan bekuan darah jangan langsung
dimasukkan ke kulkas harus dipisahkan terlebih dahulu, untuk menghindari kerusakan serum.
8. Serum jika ingin disimpan dalam jangka panjang dapat dimasukkan di dalam freezer.
14

Prosedur Pemberian Nomor dan Pencatatan Hasil Laboratorium

1. Hematologi

a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan atau nomor
RM (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien
b) Tabung EDTA yang sudah diisi darah kemudian ditulis jenis pemeriksaan
c) Sampel langsung dikerjakan dialat hematologi
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada komputer dan dapat dilihaat pada
menu query result

2. Kimia

a) Pertama tabung plain yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan atau nomor
RM (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien
b) Tabung plain yang sudah diisi darah kemudian ditulis jenis pemeriksaan
c) Sampel langsung dikerjakan dialat kimia klinik
a) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada komputer dan dapat dilihaat pada
menu query result

3. Serologi /Imunologi

a) Pertama tabung tanpa kuagulan yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan atau
nomor RM (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien
b) Tabung yang sudah diisi darah kemudian ditulis jenis pemeriksaan
c) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, HIV dikerjakan secara manual
a) Catat hasil di blanko hasiil laboratorium pasien, kemudian ketik hasil dikomputer

4. Bakteriologi

a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi seperti dahak diberi nama,
umur, ruangan atau nomor RMK (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien, kemudian
ditempelkan pada pot sesuai dengan register pasien
b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau pengecatan Gram
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Catat hasil pemeriksaan dibuku khusus (TB04 untuk pemeriksaan BTA)
e) Ketik hasil pemeriksaan sputum atau hasil slide lainnya pada komputer
f) Secara otomatis hasil sputum dan lainnya tersimpan pada komputer dan dapat dilihat pada
menu Query result

5. Urine

a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan sampel urine diberi nama, umur, ruangan
atau nomor RMK (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien, kemudian ditempelkan pada pot
sesuai dengan register pasien
15

b) Dilakukan pembuatan preparat urine


c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan urine pada komputer
a) Secara otomatis hasil urine tersimpan pada komputer dan dapat dilihat pada menu query result

6. Faeces

a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan faeces diberi nama, umur, ruangan atau
nomor RMK (minimal 2 identitas) sesuai dengan pasien, kemudian ditempelkan pada pot sesuai
dengan register pasien
b) Dilakukan pembuatan preparat faeces
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan faeces atau hasil slide lainnya pada komputer
a) Secara otomatis hasil faeces dan lainnya tersimpan pada komputer dan dapat dilihat pada
menu query result

4. Pengolahan Spesimen

Jenis Spesimen Perlakuan pada spesimen Bentuk yang untuk dianalisa


Darah EDTA Homogenisasi Darah tidak boleh beku
Darah beku Centrifuge 3000 rpm 5 mnt Serum
Darah citrat Centrifuge 1000 rpm Plasma
Darah tanpa antikuagulan Segera di analisa Darah segar
Urine Centrifuge 2000 rpm 5 mnt Endapan urine
Urine (tes kehamilan ) Segera di analisa Urine segar
Darah segar ( Gall kultur/Mo Masukkan kedalam botol bactec Darah dalam botol
darah

5. Penyimpanan Spesimen

Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen

Tata Laksana penyimpanan sampel laboratorium patologi klinik adalah


a. Simpan semua spesimen sesuai dengan nomor urut , tanggal dan hari serta bulan penyimpanan
b. Serum .Disimpan di frezzer selama 10 hari pada suhu -20 C setelah disimpan selama 1 bulan, sisa
serum di buang
c. Sisa sampel darah EDTa disimpan selama 24 jam pada suhu 8 C setelah itu dibuang
d. Darah beku. Sisa sampel darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan (15-30 C, setelah
itu dibuang)
e. Urine. Sisa sampel urine disimpan pada suhu kamar (15-30 C) sampai dengan pergantian shift kerja,
setelah itu dibuang
16

f. Faeces. Sisa sampel faeces disimpan pada suhu kamar (15-30) sampai denganpergantian shift kerja,
setelah itu dibuang
g. Cairan tubuh.Sisa cairan tubuh disimpan pada suhu 8 C selama 1 minggu, setelah itu dibuang

D. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium klinik yang baik dan benar terlaksana dengan memperhatikan point-
point penting yang menjadi dasar kegiatan.
a. Dasar pemilihan
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode yaitu
1. Tujuan pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring, diagnostic dan evaluasi hasil
pengobatan serta surveilan. Tiap tinjuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifisitas yang
berbeda-beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai sensitivitas
yang berbeda pula.

b.Sensitivitas
Dikenal sensitivitas klinis dan sensitivitas analitikS. ensitivitas klinik adalah persentase hasil
positif sejati diantara pasien-pasien yang berpenyakit.
Sensitivitas klinis = Positivitas diantara yang berpenyakit

=
Error : Reference source not found

Sensitivitas yang baik adalah yang mendekati 100%


Sensitivitas analitik / batas deteksi yaitu kadar terendah dari suatu analis yang dapat dideteksi
oleh suatu metode. Pemeriksaan dengan sensitivitas tinggi menjadi syarat pada pemeriksaan
untuk tujuan skrining.

c. Spesifisitas
Dikenal spesifisitas klinis dan spesifisitas analitik.
Spesifisitas klinis adalah presentase hasil negative sejati di antara pasien pasien yang sehat.

Spesifisitas klinis = Negatif diantara yang sehat

Error : Reference source not found


Spesifisitas yang baik adalah yang mendekati 100%
Spesifisitas analitik berkaitan dengan kemampuan dan akurasi suatu metode untuk memeriksa
suatu analis tanpa dipengaruhi zat-zat lain.
Sensitivitas jarang diikuti dengan spesifisitas 100 % dan sebaliknya.
17

Metode yang baik adalah metode yang memberikan sensitivitas dan spesifisitas setinggi
mungkin. Tidak ada satupun metode yang bebas dari positif palsu atau negatif palsu.

 Kecepatan Hasil Pemeriksaan Yang Diinginkan


Mengingat hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik sangat diperlukan dalam
pengambilan keputusan, maka waktu pemeriksaan yang diperlukan sampai diperolehnya hasil
untuk berbagai metode perlu dipertimbangkan.
 Rekomendasi resmi
Berbagai metode pemeriksaan laboratorium dapat dipilih berdasarkan rekomendasi dari
suatu lembaga/badan yang diakui atau organisasi profesi. Laboratorium RSUD H. Hasan Basry
Kandangan menggunakan metode yang direkomendasikan oleh :
1. Hematologi : ICSH (International Committee tor Standarisation in Hematology)
2. Kimia Klinik : IFCC (International of Clinical Chemistry)
3. Immunologi : ELISA & CLIA
4. Mikrobiologi : WHO (World Health Organization).
2. Evaluasi Metode
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan laboratorium patologi klinik perlu dikaji
ulang secara berkala minimal sekali dalam satu tahun mengingat Ilmu pengetahuan dan
teknologi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa metode
tersebut masih tetap memiliki makna klinis sebagaimana dibutuhkan.
Jenis pemeriksaan laboratorium, metode dan nilai rujukan, nilai kritis, respon time
yang dilakukan di laboratorium RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan maupun laboratorium
rujukan.

E. Nilai Rujukan Normal


No Parameter (Metode) SEX UMUR Nilai Satuan Nilai Rujukan
Indonesia Inggris
HEMATOLOGI
1 Eritrosit Erythrocyte L& 0-1hari 106 /ul 4.3 – 6.3
P
2-6hari 4.0 - 6.8
7-23hari 3.7 - 6.1
24-37hari 3.2 - 5.6
38-50hari 3.1 - 5.1
2-2.5 bulan 2.8 - 4.8
3-5 bulan 3.1 - 4.7
5-7 bulan 3.6 - 5.2
8-12 bulan 3.6 - 5.2
1-3 tahun 3.6 - 5.2
3-5 tahun 3.7 - 5.7
18

5-10 tahun 3.8 - 5.8


L  10 tahun 4.4 - 5.9
P  10 tahun 3.8 - 5.2
2 Hemoglobin Hemoglobin Hb 0-1hari Gr/dL 15.2- 23.6
1-6hari 15.0- 24.6
6-23hari 12.7- 18.7
24-30hari 10.3- 17.9
1-2 bulan 9.0- 16.6
2-3 bulan 9.2- 13.6
3-5 bulan 9.6- 12.8
5-7 bulan 10.1- 12.9
7-10 bulan 10.5- 12.9
10-12 bulan 10.7- 13.1
1-3 tahun 10.8- 12.8
3-5 tahun 9.6- 12.8
5-10 tahun 10.8- 15.6
10-12 tahun 10.7- 15.1
12-15 tahun 12.8- 16.8
L >15 tahun 13.2- 17.3
P >15 tahun 12.8- 16.8
3 Hitung jenis Differential L& %
Leucocyte P
Count
Basophil Basophil 0 -120 0- 1
Thn
Eosinophil Eosinophil 0 -120 1- 3
Thn
Limphosit Lymphocyte 0 -120 25 – 40
Thn
Monosit Monocyte 0 -120 2–8
Thn
0 Neutrophil Segmented 0 -120 50-70
Segment Neutrophyl Thn
4 Laju Endap Erythrocyte L Mm 0 – 10
Darah (LED) Sedimentation P 0- 20
Rate (ESR)
5 Leukosit Leucocyte L& 0-1hari 9.4 - 34.0
P
1-7hari 5.0 - 21.0
7-14hari 5.0 - 20.0
14-27hari 5.0 - 20.0
19

28 Hr 5.0 - 19.5
1-2 bulan 5.5 - 18.0
2-3 bulan 5.5 - 15.5
3-6 bulan 5.5 - 14.5
6-12 bulan 6.0 - 17.5
1-2 tahun 5.5 - 18.0
2-4 tahun 5.5 - 15.5
4-8 tahun 5.0 - 14.5
8-12 tahun 4.5 - 13.5
12-17 tahun 4.5 - 13.0
17-19 tahun 4.5 - 12.5
>19 tahun 3.8 - 10.6
6 Trombosit Platelet L 0 – 5 Thn 103 /uL 217 -497
P 229 – 533
L 5 -10 Thn 181 – 521
P 184 -488
L 15 –20 Th 140 -392
P 154 – 386
L& >20 Thn 150 -440
P
7 Hematokrit 0-1hari % 44 – 72
1-6hari 50- 82
6-23hari 42 – 62
23-30hari 31 – 59
1-2 bulan 30 -54
2-3 bulan 30 – 46
3-5 bulan 31 – 43
5-12 bulan 32 – 44
1-3 thn 35 – 43
3-5 tahun 31 – 43
5-10 tahun 33 – 45
>10 tahun 40 – 52
35 – 47
8 Eosinohil total Eosinophil total Sel/uL 80-360
9 MCH MCH Pg 27-31
10 MCHC MCHC % 32-37
11 MCV MCV Fl 82-92
12 Retikulosit Reticulocytes L& 0 -1 hr % 3 -7
P
2 -6 hr 1-3
6 -28 hr 0–1
20

1 bln 3–7
1.5 bln 0.3 -3.5
2 bln 0.4 – 4.8
2,5 bln 0.3 – 4.2
3 bln 1- 3
4 -12 bln 0.2 -2.8
>1 thn 0.5 – 1.5
Hemostasis
13 Masa Activated L& Detik 25 – 35
Tromboplastin partial P
Parsial Tromboplastin
Teraktivasi
Time (APTT)
14 Masa Coagulation Menit 8 – 18
Pembekuan Time (CT)
15 Masa Prothrombin Detik 11 – 15
Protrombin Time (PT)
16 SI SI P 0-120 Ug /dL 65-170
75 -185
17 TIBC TIBC Ug/dL 250 -380
18 Ferritin Ferritin P Ng/mL 13 – 150
L 30 -400
Kimia
19 Bilirubin Total Bilirubin Total Mg/dL 0.1-1.1
Bilirubin Direct Bilirubin Direct 0.1 -0.4
Bilirubin Indirect Bilirubin Indirect 0.2 – 0.7
20 Bilirubin Total Bilirubin Total 1 hr mg/dL < 6.0
2 hr <7.0
3-5 hr <12.0
21 Bilirubin bayi
Bilirubin Total Bilirubin Total mg/dL 0.1- 10.0
Bilirubin Direct Bilirubin Direct 0.1-0.8
Bilirubin Indirect Bilirubin Indirect 0.2 -9.2
22 Protein Total Protein Total
Albumin Albumin gr/dL 3.5 -5.5
Globulin Globulin 2 – 3.5
Protein (darah) Protein 6–8
23 AST/SGOT AST/SGOT L& 1 hr U/L < 100
P 2 – 5 hr <99
6 h – 6 bl <77
7 – 12 bl <82
1 - 3 Th <48
21

4 - 6 Th < 36
7 – 12 Thn <47
L 13 – 17 Thn <29
P <29
L >17 Thn 0 – 35
P 0 – 50
24 ALT/SGPT ALT/SGPT L& 1 hr U/l <31
P 2 – 5 hr <49
6 h – 6 bl <56
7 – 12 bl <54
1 - 3 Th <33
4 - 6 Th <29
7 – 12 Thn <39
L 13 – 17 Thn <24
P <25
L >17 Thn 0 – 35
P 0 – 50
25 BUN (Blood urea Blood urea mg/dL 10-20
Nitrogen) Nitrogen
26 Kreatinin urine Creatinin Urine P mg/dL 28 - 217
L 39 – 259
27 Kreatinin Creatinine mL/min 75- 125
bersihan clearence
28 Kreatinin serum Creatine serum Neonatus mg/dL <1.2
2 – 12 bln <0.9
> 1 Thn <1.0
L 0.62 – 1.1
P 0.45 – 0.75
29 Mikroalbumin Microalbumin mg/dL <30
30 Ureum (serum) Ureum (serum) mg/dL 10 – 50
31 Asam urat Uric Acid mg/dL 3.4 -7
31 Urea bersihan Urea clearance % 70- 110
32 CKMB CKMB U/l < 25
33 Laktat Lactat 1 hr U/l <1327
dehidrogenasi dehidrogenasi 2 – 5 hr <1732
(LDH) (LDH) 6 h – 6 bl <975
7 – 12 bl <1100
1 - 3 Th <850
4 - 6 Th <615
7 – 12 Thn <764
13 – 17 Thn <580
22

<438
>17 Thn 50-150

34 Myoglobin Myoglobin ng/dL 70


(kuantitatif)
35 ProBNP ProBNP pg/mL 125
36 Troponin T Troponin T ng/mL <=3.1
37 Troponin I Troponin I ng/mL 0 – 0.1
38 Kolesterol total Cholesterol total mg/dL 150 -200
39 HDL kolesterol HDL Cholesterol mg/dL >=45
40 LDL kolesterol LDL Cholesterol mg/dL <130
41 Trigleserida mg/dL <160
42 Kalsium Calsium L < 50 Thn mg/dL 8.8 – 10.0
>50 Thn 8.8- 10.2
P
8.8 -10.3
43 Klorida Chloride mEq/L 2.0 – 2.3
44 Kalium Calium mEq/L 3.5 – 5
45 Natrium Sodium (Na) mEq/L 135 -147
46 Magnesium Magnesium mEq/L 1.8 – 3
47 Phosphates Phosphates mEq/L 2.5 – 5
48 C. Peptide C. Peptide ng/mL <3.2
49 Glukosa 2 Jam Glukosa 2 Jam mg/dL 74- 106
PP / BSPP PP / BSPP
50 Glukosa Glukosa mg/dL 70 – 105
Puasa / Puasa /
BSN BSN
51 Glukosa 70 – 180
sewaktu /
BSS
52 GTT I GTT I mg/dL 70 – 110
53 HbA1C HbA1C % 4.5 - 6.3
(Glikohemoglo (Glikohemoglo
bin) bin)
54 Astrup / Blood
Gas
Anion Gap Anion Gap umol/L 10 – 20
Beecf Beecf umol/L 2–3
Chloride / Cl Chloride / Cl umol/L 98 – 109
Glucose / Glu Glucose / Glu mg/dL 70 – 105
HCO3 HCO3 umol/L 22 – 26
23

Hematokrit / Hematokrit / % 38 – 51
Hct Hct
Hemoglobin / Hemoglobin / g/dL 12 – 17
Hb Hb
onized onized umol/L 1.12 - 1.32
Calcium / Calcium /
iCa iCa
PCO2 PCO2 mmHg 35 – 45
pH pH 7.35 - 7.45
PO2 PO2 mmHg 80 – 105
Potassium / K Potassium / K umol/L 3.5 - 4.9
sO2 sO2 % 95 – 98
Sodium / Na Sodium / Na umol/L 138 – 146
TCO2 TCO2 umol/L 23 - 27
Temp Temp C0 37
55 Urea Urea umol/L 2.9 - 9.4
56 Urea Urea mg/dL 8 - 26
Nitrogen / Nitrogen /
BUN BUN
Serologi
57 Anti HAV Total Anti HAV Total Negatif
58 Anti HCV Anti HCV Negatif
59 HBs Ag (Elisa) HBs Ag (Elisa) Negatif
60 HBs Ag (Rapid) HBs Ag (Rapid) Negatif
61 Anti HAV IgM Anti HAV IgM Negatif
62 Anti HBc IgM Anti HBc IgM Negatif
63 Anti HIV (Rapid Anti HIV (Rapid Negatif
64 Chikungunya Chikungunya
Negatif
IgM IgM
65 Salmonella IgM Salmonella IgM Negatif
66 TPHA TPHA
67 Widal Widal Negatif
S. Paratyphi AH S. Paratyphi AH Negatif
S. Paratyphi AO S. Paratyphi AO Negatif
S. Paratyphi BH S. Paratyphi BH Negatif
S. Paratyphi H S. Paratyphi H Negatif
S. Paratyphi O S. Paratyphi O Negatif
68 Anti DHF Anti DHF
IgG IgG Negatif
IgM IgM Negatif
69 Dengue NS I Ag Dengue NS I Ag Negatif
24

70 Malaria rapid Malaria rapid Negatif

Penanda tumor
71 Alfa Feto Alfa Feto <30
Protein (AFP) Protein (AFP)
72 CA 12-5 CA 12-5 <35
73 Carcino Carcino <5
Embryonic Embryonic
Antigen (CEA) Antigen (CEA)
74 Prostate Prostate <40 ng/mL <1.3
Spesific Spesific
Antigen Antigen
(PSA (PSA
41-50 Thn <2.0
51-60 Thn <3.0
61-70 Thn <4.0
>-0 Thn <4.5
Hormon
75 Bebas Tiroksin Free tiroksin ng/mL 0.26 - 32.6
76 Bebas T3 Free T3 ng/dL 0.71 - 1.85
77 T3 T3 ng/dL 0.45 - 1.65
78 T4 T4 ug/dL 4.5 – 12
79 TSH TSH uU/mL 0.49 - 4.67
Urine
80 Aceton / Keton Keton Negatif
81 Benzidin / Benzidin / Negatif
Hematest Hematest
82 Bilirubin Bilirubin Negatif
83 Berat jenis Spesific gravi-
84 Calcium urine Calcium urine Negatif
pagi
85 Chylous Chylous Negatif
86 Hemosiderin Hemosiderin Negatif
87 Kristal Cristals
Ca Oxalate Ca Oxalate Negatif
Ca Carbonate Ca Carbonate Negatif
Ca Phosphat Ca Phosphat Negatif
Sodium Urat Sodium Urat Negatif
Triple Triple Negatif
Phosphate Phosphate
88 Uric Acid Uric Acid Negatif
25

89 Micro Albumin Micro Albumin mg/dL <20


90 Nitrit Nitrit Negatif
91 Phospor urine Phospor urine mg/dL 40 - 136
92 Pregnancy test Pregnancy test Negatif
93 Protein Esbach Protein Esbach g/L/24 <= 0.5
(24 jam) (24 jam) jam
94 Protein (urine) Protein (urine) Negatif
95 Silinder Cast
Eritrosit Eritrosit cast /LPK 0
Silinder
Fatty Fatty /LPK 0
Granular Granular /LPK 0
Hialin Hialin /LPK 0
Leukosit Leukosit cast /LPK
0
Silinder
Lilin Lilin /LPK 0
96 Sedimen
Bakteri Bacteries Negatif
Eritrosit Erythrocyte 0-1
Epithel Epithel Positif
Jamur Fungus Negatif
Leukosit Leucocytes 0-5
Trichomonas Trichomonas Negatif
97 Urine Lengkap
Aceton / Keton Aceton Negatif
Berat jenis Spesific Gravity 1,003 - 1,030
Kejernihan Kejernihan Jernih
Reaksi pH Ph 4.5-7.5
Warna Colour kuning
Urobilinogen Urobilinogen Negatif
Glucose Glucose
Keton Ketone
Protein Protein
Faeces
98 Faeces/Tinja Faeces
Benzidin Test Benzidin Test Negatif
Makroskopis Macroskopis
Konsistensi Consistency Lunak
Lendir Lendir Negatif
Mikroskopis Microscopys
Bakteri Bacteries Negatif
26

Eritrosit Erythrocyte /LPB <=2


Epithel Epithel Negatif
Jamur Fungus Negatif
Leukosit Leucocytes /LPB <=6
Trophozoit Trophozoit Negatif
99 Telur Cacing Worm’eggs Negatif
Ascaris Ascaris Negatif
Lumbricoides Lumbricoides
Ankylostosma Ankylostosma Negatif
Duodenale Duodenale
Oxyyuris Oxyyuris Negatif
Vermicularis Vermicularis
Trichuris - Trichuris -
Negatif
Trichiuria Trichiuria
Mikrobiologi
100 Direct smear + Direct smear +
NaCL 0.9% NaCL 0.9%

102 Cell Candida Cell Candida Tak ditemukan


103 Jamur Fungus Tak ditemukan
104 Trichomonas Trichomonas Tak ditemukan
vaginalis vaginalis
105 Gram Gram
106 Ephitel Ephitel Positif
107 Diplococcus Diplococcus Tak ditemukan
108 Bacil Bacil Tak ditemukan
109 Leukosit Leucocytes /LPB 2-3
110 Gram : Fixative Gram : Fixative
smear smear -

111 Ephitel Ephitel Positif


112 Diplococcus Diplococcus Tak ditemukan

113 Bacil Bacil Tak ditemukan


114 Leukosit Leucocytes /LPB 2-3
115 Sputum BTA 1x Sputum BTA 1x Tak ditemukan
116 Sputum BTA 2x Sputum BTA 2x Tak ditemukan
117 Sputum BTA 3x Sputum BTA 3x Tak ditemukan
118 Transudat / Transudat /
eksudat eksudat
Aktivitas LDH Aktivitas LDH U/L 80 - 240
Glukosa Glucose mg/dL 50 - 80
27

Gram Gram
Ephitel Ephitel Positif
Coccus Coccus Tak ditemukan
Bacil Bacil Tak ditemukan
Leukosit Leucocytes /LPB 2-3
Jumlah Sel Volume Cell sel/μL 0-5
119 Kimia Kimia
Glukosa Glucose mg/dL 50 - 80

120 Makroskopis Makroskopis


Warna Colour Jernih
NaCL NaCL mg/dL 720 - 750
Nonne Nonne Negatif
Protein Total Protein Total mg/dL 15 - 20
Pandy Pandy Negatif
Rivalta test Rivalta test Negatif
121 Ureum Ureum mg/dL 10 – 50
122 Chlorida urine Chlorida urine mEq/L 100 - 250
(dewasa)
123 Chlorida urine Chlorida urine mEq/L 15 - 40
(anak)
124 Chlorida urine Chlorida urin mEq/L 2 - 10
(bayi)
125 K urine K urine mEq/L 25 - 120
126 Na urine Na urine mEq/L 40 - 220
127 Analisa Sperma
Makroskopis Macroscopic
1. Volume Volume Cell mL 2-6
Warna Colour
Bau Bau Khas
Koagulasi Coagulation
Likuefaksi Likuefaksi Sempurna
. pH pH 7.2 - 7.8
Visikositas Visikositas detik
Mikroskopis Microscopic

1. Viabilitas 1. Viabilitas % > 70


2. Aglutinasi 2. aglutination Negatif
3. Leukosit 3. Leucocytes juta /mL <1
4. Jumlah 4. Volume juta/mL > 20
5. Jumlah Total 5. Volume Juta/ ejakulasi > 40
6. Motilitas 6. Motilitas % > 50
7. Indeks 7. Indeks + 2x % motilitas
Motilitas Motilitas
8. Morfologi 8. Morfologi % > 30
a. Normal a. Normal
28

b. Abnormal b. Abnormal % < 70%


128 Cairan Abses
Amoeba Amoeba Tak ditemukan
Eritrosit Erythrocyte sel/LPB <= 2
Gram (+) Gram (+) Negatif
Coccus Coccus
Gram (-) Bacil Gram (-) Bacil Negatif

Leukosit Leucocytes sel/LPB <=6


DRUG ABUSE
129 Amphetamin Amphetamin Tak terdeteksi
130 Alkohol Alkohol Tak terdeteksi
kualitatif kualitatif

131 Barbiturate Barbiturate Tak terdeteksi


132 Benzodiazephin Benzodiazephin Tak terdeteksi
133 Cocaine Cocaine Tak terdeteksi
134 Marihuana Marihuana Tak terdeteksi
(THC) (THC)
135 Methaphetami Methaphetami Tak terdeteksi
ne (MET) ne (MET)
136 Morphine / Morphine / Tak terdeteksi
Opiate (MOP) Opiate (MOP

E. Laboratorium Rujukan

Pemeriksaan yang belum mampu dikerjakan di Instalasi Laboratorium Klinik rumah sakit dirujuk ke
laboratorium lain (rujukan). Laboratorium rujukan ditetapkan oleh Rumah Sakit berdasarkan:
1. Kemampuan mengerjakan pemeriksaan yang dirujuk
2. Memiliki aspek legal berdirinya laboratorium dan struktur organisasi
3. Melakukan Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal secara rutin
4. Sudah terakreditasi Nasional maupun Internasional sebagai dasar kualitas penjaminaan mutu hasil
pemeriksaan
5. Mampu memberikan hasil laboratorium dengan cepat.
Instalasi Laboratorium Klinik memiliki nilai QC dan rentang nilai rujukan dari laboratorium yang
dirujuk serta dievaluasi secara berkala minimal 1 kali dalam setahun.

1. Jenis pemeriksaan rujukan di laboratoriumProdia


N Nama Pemeriksaan Metode SEX UMUR Nilai Satuan Nilai Rujukan
o
1 hs-CRP (Lab. ABC) mg/L < 11
2 HBV-DNA Kuantitatif PCR
3 HCV RNA Kuantitatif PCR
29

4 Ratio PSA ECLIA ng/mL <0.934


5 Vit B12 pg/mL 157 – 1059
6 Throglobulin Antibody
tes
7 TB IGRA ELISA
8 Cistatin C
9 Helicobacter IgG
10 Helicobacter IgM
11 Jamur Aspergillosis
12 Jamur Candidiasis
13 Murine Typhus
14 Mycoplasma IgG
15 Mycoplasma IgM
16 AAT ELISA
17 Haptoglobin ELISA
18 IgA ELISA
19 IgG ELISA
20 IgM ELISA
21 Transferin ELISA
22 IgE Spesifik ELISA
23 IgE Total ELISA
24 Toxoplasma IgG ELISA
Aviditas
25 Kultur darah
26 Kultur pus
27 AntidsDNA < 100 IU/mL

F. Pemeriksaan Laboratorium

Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan jumlah pemeriksaan yang
dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti permintaan cito dan permintaan biasa. Adapun kriteria
pemeriksaan laboratorium berdasarkan permintaan jenis pemeriksaan dan waktu tunggu hasil
laboratorium sebagai berikut

1.Pemeriksaan Laboratorium CITO


Pemeriksaan CITO adalah pemeriksaan laboratorium klinik yang segera harus dilakukan untuk
menindaklanjuti diagnosa pasien dan apabila tidak segera dilakukan akan mengancam jiwa.
Melakukan pemeriksaan laboratorium CITO berdasarkan permintaan dokter yang merujuk, baik
rawat inap atau rawat jalan dan pelaporan hasil ≤ 1 jam dari sejak sampel darah diterima sampai
hasil diverifikasi.

Daftar pemeriksaan laboratorium patologi klinik Cito adalah


30

a. Hematologi rutin (Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit, Leukosit, Trombosit, MCV, MCH, MCHC)
b. Hemostasis (PT, APTT, INR)
c. Kimia Urine
d. Pemeriksaan rapid sero imunologi (HBS Ag, Dengue IgG/IgM, NS1, Salmonella IgM)
e. Kimia darah (Glukosa, Ureum, Kreatinin, Amilase, CK, CKMB, Troponin, AGD,Elektrolit).

2. Pemeriksaan laboratorium Reguler


Pemeriksaan Laboratorium Reguler adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk
mendiagnosa pasien namun tidak dengan indikasi yang mengancam pada keselamatan pasien bila tidak
dilakukan dengan segera.
Melakukan pemeriksaan laboratorium Reguler berdasarkan permintaan dokter dan pelaporan hasil 60 –
140 menit dari sejak sampel diterima sampai hasil divalidasi.
Keterangan : hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada dalam kondisi baik, dan
untuk hitung jenis lekosit jika tidak ditemukan sel muda karena perlu konsultasi dengan penanggung
jawab laboratorium

Jenis dan Macam Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Bahan Hari kerja


HEMATOLOGI
1. Darah rutin Darah EDTA 2 ml Setiap hari
2. Darah lengkap Darah EDTA 2 ml Setiap hari
3. Golongan darah /Rh Darah EDTA 2 ml Setiap hari
4. Hemoglobin Darah EDTA 2 ml Setiap hari
5. Hematokrit Darah EDTA 2 ml Setiap hari
6. Hitung lekosit Darah EDTA 2 ml Setiap hari
7. Hitung trombosit Darah EDTA 2 ml Setiap hari
8. Hitung Eosinofil Darah EDTA 2 ml Setiap hari
9. IT rasio Darah EDTA 2 ml Setiap hari
10. Hitung eritrosit Darah EDTA 2 ml Setiap hari
11. VER<HER, KHER Darah EDTA 2 ml Setiap hari
12. Hitung jenis lekosit Darah EDTA 2 ml Setiap hari
13. LED Darah EDTA 2 ml Setiap hari
14. Gambaran darah tepi Darah EDTA 2 ml Setiap hari
15. Malaria
16. BMA Darah EDTA 2 ml Setiap hari
Sampel sumsum tulang Setiap hari
HEMOSTASIS
1. Waktu perdarahan Darah kapiler Setiap hari
2. Waktu pembekuan Darah vena Setiap hari
3. PTT Darah citrat Setiap hari
31

4. APPT Darah citrat Setiap hari


URINALISIS
1. Urine rutin Urine segar 10 ml Setiap hari
2. Urine lengkap ‘ Urine segar 10 ml Setiap hari
3. Tes kehamilan Urine segar 10 ml Setiap hari
4. Glukosa urine Urine segar 10 ml Setiap hari
FAECES
1. Faeces rutin Faeces Setiap hari
2. Faeces lengkap Faeces Setiap hari
3. Darah samar Faeces Setiap hari
ANALISA CAIRAN TUBUH
1. Transudat/eksudat
2. Cairan otak Cairan pleura Setiap hari
3. Cairan ascites Cairan otak Setiap hari
4. Sperma Cairan ascites Setiap hari
Sperma Setiap hari
DRUG MONITORING
1. Amphetamin Urine segar 10 ml Setiap hari
2. Metamphitamin Urine segar 10 ml Setiap hari
3. Benzoziapin Urine segar 10 ml Setiap hari
4. THC Urine segar 10 ml Setiap hari
CD4 Darah EDTA 2 ml Hari selasa dan Kamins
KIMIA
DRUG MONITORING
1. Glukosa puasa Serum 0,5 ml Setiap hari
2. Glukosa 2 jam pp Serum 0,5 ml Setiap hari
3. Glukosa sewaktu Serum 0,5 ml Setiap hari
4. Glukosa kurva harian Serum 0,5 ml Setiap hari
5. Glukosa toleransi tes

Serum 0,5 ml Setiap hari


LEMAK
1. Trigliserida Serum 0,5 ml Setiap hari
2. Koleterol total Serum 0,5 ml Setiap hari
3. Kolesterol HDL Serum 0,5 ml Setiap hari
4. Kolesterol LDL Serum 0,5 ml Setiap hari
FUNGSI GINJAL
1. Ureum Serum 0,5 ml Setiap hari
2. Kreatinin Serum 0,5 ml Setiap hari
3. Asan urat Serum 0,5 ml Setiap hari
32

FUNGSI HATI
1. Protein total Serum 0,5 ml Setiap hari
2. Albumin Serum 0,5 ml Setiap hari
3. Globulin Serum 0,5 ml Setiap hari
4. Bilirubin total Serum 0,5 ml Setiap hari
5. Bilirubin Direk Serum 0,5 ml Setiap hari
6. Bil;irubin Indirek Serum 0,5 ml Setiap hari
7. SGOT Serum 0,5 ml Setiap hari
8. SGPT Serum 0,5 ml Setiap hari
Serum 0,5 ml Setiap hari
ELEKTROLIT
1. Natrium Serum 0,5 ml Setiap hari
2. Kalium Serum 0,5 ml Setiap hari
3. Klorida Serum 0,5 ml Setiap hari
4. Analisa Gas Darah Darah heparin 2 ml Setiap hari
BAKTERIOLOGI
1. Sedian Langsung Gram Sputum, cairan tubuh Setiap hari
2. Sputum BTA Sputum, cairan tubuh Setiap hari
3. Tes cepat molekular Sputum, cairan tubuh Setiap Senin, Rabu
SEROLOGI
1. Tubex TF Serum 0,5 ml Setiap hari
2. WIDAL Serum 0,5 ml Setiap hari
3. Dengue Ig G Serum 0,5 ml Setiap hari
4. Dengue Ig M Serum 0,5 ml Setiap hari
5. Anti HIV Serum 0,5 ml Setiap hari
6. HBsAg Serum 0,5 ml Setiap hari
7. Anti HBs Serum 0,5 ml Setiap hari
8. Anti HCV Serum 0,5 ml Setiap hari
9. NS1 Serum 0,5 ml Setiap hari
Serum 0,5 ml Setiap hari

G. Penangan Nilai Kritis (Critical Value)

Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RSUD Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan, berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF yang ada di lingkungan RSUD
Brigjend H. Hasan Basry.

Prosedur Penyampaian Hasil Kritis


33

Pengertian : Hasil kritis (Critical value) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada beberapa parameter
dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan (terlalu tinggi atau terlalu rendah), yang harus
segera dilaporkan kepada dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) agar dapat diambil tindakan
segera guna mengatasi keadaan /penyakitnya.

Tujuan : Agar tidak terjadi keterlambatan penangangan pasien yang mengalami kegawatan atau
dalam keadaan kritis

Kebijakan : Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium di Instalasi Laboratorium
RSUD Brigjend H. Hasan Basry, harus segera dilaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab
(DPJP)/ dokter pengirim atau perawat penanggung jawab sebelum hasil dicetak dikertas

Prosedur :

1. Analis kesehatan segera menghubungi perawat ruangan melalui telepon bila hasil pemeriksaan
pasien menunjukkan nilai kritis (critical value)
2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku pelaporan hasil kritis
3. Hasil pemeriksaan laboratorium critical value segera dikirim ke ruangan /atau ke unit pengirim
oleh petugas laboratorium sesuai prosedur
4. Hasil yang belum di ambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh menit (30 menit), petugas
laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan /unit perawatan pasien

Unit terkait : IRI, IRJ, IGD, ICU IBS

Daftar Hasil Laboratorium dengan hasil kritis

No Jenis Pemeriksaan Hasil Kritis Keterangan


1 Glukosa Darah Umum: < 45 mg/dl atau > 400 mg/dl
Neonatus : < 45 mg /dl
Di atas 1 bulan : < 65 mg/dl atau > 200 mg/dl -belum bisa dilakuan
SMF Mata ; > 200 mg/dl operasi
- tidak bisa dilakukan
SMF gigi > 200 mg/dl pencabutan gigi

2 Elektrolit Umum : Na < 125 mmol /L atau > 160 mmol /L


K < 2,5 mmol/L atau > 6,0
SMF anak : Na < 125 mmol atau > 155 mmol/L
K < 3 mmol/l atau > 5,0 mmol/L
3 Calcium < 7 gr/dl atau > 12 gr /dl
4 Hb Umum < 8 gr/dl atau >13 gr /dl
SMF Anak : < 5 gr/dl atau > 15
5 Trombosit Umum ; <100.000 /ul atau > 800.000 /ul Khusus untuk pasien
bukan dengan diagnosa
SMF Anak : < 100.000 /ul atau > 400.000 /ul DHF
34

6 WBC < 1000/ul atau > 50.000 /ul


7 APTT Umum : 100 detik dan APTT khusus pasien yang
sedang diheparisasi
SMF Anak : 25 – 75 detik
8 INR Umum > 5
SMF Anak : > 2
9 Albumin Umum : < 3,8 gr/dl atau > 5,1 gr/dl
SMF Anestesi : < 2,0 gr /dl Non operatif
< 2,5 gr/dl Operatif

10 AGD Umum : pH : 7,35 – 7,45


pCO2 : 35 – 45 mmHg
pO2 : 80 – 100 mmHg
CHCO3 : 23 -33 mmol/L
ABE : (-2) – (+2) mmol/L
SBC ; 22 – 26 mmol/L
SO2 ; 95-99 mmol /l

* hasil AGD harus sudah dilaporkan segera


setelah hasil keluar dari alat
11 Analisa LCS Harus segera dikerjakan dan dilaporkan (khusus
jumlah sel)
12 CK-MB Tinggi > 2 kali batas atas nilai normal
13 Troponin T Jika positif

H. Pengelolaan Limbah

Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya
bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar
tidak menimbulkan dampak negatif.

1. Sumber, sifat dan bentuk limbah


Limbah laboratorium dapat berasal dari berbagai sumber:
a. bahan baku yang sudah kadaluarsa;
b. bahan habis pakai (misalnya medium perbenihan yang tidak terpakai);
c. produk proses di dalam laboratorium (misalnya sisa spesimen);
d. produk upaya penanganan limbah (misalnya jarum suntik sekali pakai setelah diotoklaf).

Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah yang digolongkan menjadi:
a. Buangan bahan berbahaya dan beracun;
b. Limbah infektif;
c. Limbah radioaktif;
d. Limbah umum.
35

Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label sesuai peraturan yang ada.

Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label sesuai peraturan yang ada.
Yang harus dilakukan oleh si pengirim:
a. Hubungi pemberi jasa transportasi dan si penerima (lewat telepon atau faksimil) untuk menjamin agar
spesimen diantar dan diperiksa segera;
b. Siapkan dokumen pengiriman;
c. Atur rute pengiriman, jika mungkin menggunakan penerbangan langsung;
d. Kirimkan pemberitahuan secara teratur tentang semua data transportasi kepada si penerima.

Bahan infeksi seharusnya tidak dikirim sebelum ada kesepakatan diantara pengirim, pemberi jasa
transportasi dan penerima atau sebelum si penerima memastikan dengan yang berwenang bahwa
bahan tersebut boleh dimasukkan ke daerah tersebut dengan sah serta tidak akan terjadi keterlambatan
dalam pengiriman paket ke tujuannya. Penerima bertanggung jawab untuk:
a. Mendapatkan ijin yang diperlukan dari yang berwenang;
b. Mengirimkan ijin impor, surat yang diperlukan atau dokumen lain yang disyaratkan oleh pejabat dari
tempat asal spesimen;
c. Segera memberitahukan si pengirim jika bahan kiriman telah diterima.
Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa:
a. Limbah cair
Pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas pencucian alat, sisa spesimen (darah dan cairan
tubuh).
b. Limbah padat
Peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung tangan, kapas, botol spesimen, kemasan reagen, sisa
spesimen (ekskreta) dan medium pembiakan.
c. Limbah gas
Dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau dari termometer yang pecah
(uap air raksa).

a. Penanganan
Prinsip pengelolaan limbah adalah pemisahan dan pengurangan volume.
Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah-pilah dan mengurangi keseluruhan volume limbah secara
berkesinambungan.
Memilah dan mengurangi volume limbah klinis sebagai syarat keamanan yang penting untuk petugas
pembuangan sampah, petugas emergensi, dan masyarakat.
Dalam memilah dan mengurangi volume limbah harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1) Kelancaran penanganan dan penampungan limbah
2) Pengurangan jumlah limbah yang memerlukan perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah B3 dan
non-B3.
3) Diusahakan sedapat mungkin menggunakan bahan kimia non-B3.
4) Pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya,
tenaga kerja dan pembuangan.

Kunci pembuangan yang baik adalah dengan memisahkan langsung limbah berbahaya dari semua
limbah di tempat penghasil limbah. Tempatkan masing-masing jenis limbah dalam kantong atau
kontainer yang sama untuk penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan petugas dan penanganannya.
36

b. Penampungan
Harus diperhatikan sarana penampungan limbah harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas,
aman dan hygienis.
Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa dibuang dengan landfill,
namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah infeksius dan limbah benda tajam.

1. Pemisahan limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan container dengan
kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam /spuit bekas dimasukkan kedalam wadah khusus benda tajam yang tahan
tusukan seperti jerigen bekas
c. Labeli tempat limbah
d. Pergunakan alat pelindung setiap penanganan limbah

2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah


a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai ¾ jerigen ganti dengan kantong /jerigen
tadi agar tidak tumpah atau berceceran
b. Jerigen yang penuh ¾ tadi diambil oleh petugas cleaning service dibawa ke tempat
pengolahan limbah
c. Limbah benda tajam/spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk, kemudian diambil oleh
petugas cleaning service , dibaw ke tempat pengolahan limbah

KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS

WARNA KANTONG JENIS LIMBAH


HITAM Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untu
menyimpan atau mengangkut limbah klinis
KUNING Semua jenis limbah yang akan dibakar

3. Dekontaminasi

Dekontaminasi ruang laboratorium memerlukan gabungan antara disinfeksi cair dan fumigasi.
Permukaan tempat kerja didekontaminasi dengan disinfektan cair, sedangkan untuk ruangan dan alat di
dalamnya digunakan fumigasi. Umumnya fumigasi dilakukan dengan memanaskan paraformaldehid
(10,8 gr/m3) yang dicampur dengan 2 bagian KMnO4, atau dengan mendidihkan formaldehid (35
ml/m3).

Fumigasi dapat juga dilakukan dengan gas formaldehid yang didapat dengan cara memanaskan
paraformaldehid (10,8 gr/m3) yang dicampur dengan air. Semua jendela dan pintu harus tertutup rapat
sebelum difumigasi. Lama fumigasi minimum 8 jam pada pada suhu 21°C dan kelembaban kurang dari
70%.
37

Setelah fumigasi, semua ruangan harus dibuka minimal jam sebelum orang diperbolehkan
masuk.Hindari reservoar air karena formalin mudah larut di dalamnya. Petugas yang melakukan fumigasi
sebaiknya mengenakan masker dan kaca mata pelindung.

4. Tindakan khusus untuk limbah darah dan cairan tubuh lainnya

Tindakan di bawah ini khusus dibuat untuk melindungi petugas laboratorium terhadap infeksi
yang ditularkan melalui darah seperti virus Hepatitis B, HIV (Human Immunodeficiency Virus), Avian
Influenza dan lain-lain.

a. Mengambil, memberi label dan membawa spesimen:


1) Hanya petugas laboratorium yang boleh melakukan pengambilan darah,
2) Gunakan sarung tangan;
3) Perhatikan teknik pengambilan darah pada bab V Spesimen
4) Tabung spesimen dan formulir permintaan harus diberi label BAHAYA INFEKSI
5) Masukkan tabung ke dalam kantong plastik untuk dibawa ke laboratorium. Formulir permintaan
dibawa secara terpisah.

b. Membuka tabung spesimen dan mengambil sampel


1) Gunakan sarung tangan
2) Buka tabung spesimen dalam kabinet keamanan biologis kelas I dan kelas II
3) Untuk mencegah percikan, buka sumbat tabung dengan dililit kain kasa terlebih dahulu.

c. Kaca dan benda tajam


1) Diutamakan, menggunakan alat terbuat dari plastik sebagai pengganti kaca/gelas.
2) Sedapat mungkin hindari penggunaan alat suntik.

d. Sediaan darah pada gelas obyek


Pegang gelas obyek dengan forsep.
e. Peralatan otomatis
1) Sebaiknya gunakan alat yang tertutup (enclosed type).
2) Cairan yang keluar dari alat/effluent harus dikumpulkan dalam tabung/wadah tertutup atau
dibuang ke dalam sistem pembuangan limbah.
3) Jika memungkinkan, alirkan larutan hipoklorit atau glutaraldehid ke dalam alat setiap habis
dipakai. Air dapat digunakan sebagai pengganti disinfektan hanya pada keadaan tertentu.

I. Laporan Hasil dan Arsip

Tata Laksana Pelaporan Hasil

1. Penulisan hasil di buku register laboratorium


Tulis nama, umur, jenis kelamin, nomor registrasi, sal/poli, jenis dan jumlah, sampel, jenis
pemeriksaan pada buku register laboratorium
2. Pengetikan hasil laboratorium secara manual
38

Dari buku register laboratorium di pindahkan ke formulir hasil laboratorium secara manual,
sebelum di serahkan ke pasien petugas admin memintaan otorisasi pada analis yang
mengerjakan , di verifikasi dokter dpjp baru hasil dapat diserahkan ke pasien/keluarga
bersangkutan

Tata Laksana Pengarsipan

Berkas yang harus diarsipkan ;

1. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium


a. Setiap hari formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan kwitansi dan kwintansi
pembayaran dikumpulkan dan dipisahkan yang berasal dari rawat inap/rawat jalan dengan
formulir dari dokter kerja sama
b. Bundel formulir dan di catat tanggal, bulan dan tahun pengiriman
c. Simpan selam satu bulan di laci penyimpanan ruang kerja
d. Setelah satu bulan, dapat disimpan di gudang berkas disimpan selama 1 tahun
e. Berkas yang telah melewati masa simpan dimusnahkan dan dibuat berita acara pemusnahan
berkas
2. Kwitansi pembayaran
3. Kertas kerja yang terdiri
a. Kertas kerja hematologi
b. Kertas kerja kimia klinik
c. Kertas kerja Urine/faeces
d. Kertas kerja bakteriologi
e. Kertas kerja Serologi /Imunologi
4. Buku Kerja QC yang terdiri dari :
a. Buku kerja QC Hematologi
b. Buku kerja QC kimia Klinik
c. Buku kerja QC Urine
5. Buku arsip hasil laboratorium
a. Buku arsip hasil laboratorium adalah laporan hasil laboratorium buku registrasi laboratorium
pasien rawat inap/rawat jalan dan medical check up
b. Tulis pada buku periode pencatatan hasil pemeriksaan
c. Pisahan dari masing-masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan urutan bulan dan tahun
d. Berkas yang telah melewati masa simpan di musnahkan dan dibuat berita acara
pemusnahan beskas
6. Laporan bulanan dan tahunan
a. Laporan bulanan dan tahunan dikumpulkan sesuai dengan bulan dan tahun secara
berurutan
b. Simpan dalam box file
c. Laporan bulanan dan tahunan di simpan oleh ADM laboratorium selama 3 tahun
d. Berkas yang telah melewati masa simpan, dimusnahkan dan dibuat berita acara
pemusnahan berkas
39

7. Print out hasil dari alat


a. Rekatkan print out hasil laboratorium dimasing-masing kertas kerja ssesuai dengan hari dan
tanggal pemeriksaan
b. Simpan print out bersama dengan buku kerja

J. Pemeliharan dan Kalibrasi Alat

Tata laksana Pemeliharaan Alat-alat Laboratorium :

1. Lemari es (refrigerator) dan frezer


a. Menggunakan lemari es dan frezer khusus untuk laboratorium
b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa sehingga bagian belakang lemari es masih longgar
untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor
c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin dari bagian
pendingin
d. Membersihkan dan defrost setiap 2 bulan dan setelah terjadi pemadaman listrik
e. Pemantauan dilakukan , pencatatan suhu setiap hari pada permulaan kerja (2-8 C)
f. Lemari es dan frezer harus selalu dalam keadaan hidup
g. Untuk perawatan setiap 6 bulan sekali
2. Inkubaator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan ssecara teratur dengan desinfektan
b. Pemantauan catat suhu setiap hari pada permulaan kkerja
c. Perbedaan suhu + 2 C pengaturan suhu perlu di stel kembali. Suhu yang masih dapat
diterima adalah + 2 C dari suhu yang diinginkan
d. Perawatan setiap 6 bulan sekali
3. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus> Beban harus dibuat
seimbang sebelum centrifus dijalankan, kecuali pada sentrifus mikrohematoktrit karena
tabung kapiler sangat kecil
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum sentrifus di
jalankan
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan antiseptik setiap minggu atau bila terjadi
tumpahan atau tabung pecah
e. Pada Pengguna sentrifuge mikrohematokrit, atbung kapiler harus ditutup pada salah satu
ujungnya untuk menghindari keluar darahnya
f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka tabung mudah pecah
waktu disentrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke dasar
wadah, bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bantuk tabung
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang diperlukan
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suata aneh
i. Jangan mengoperasikan sentrifus dengan tutup terbuka
j. Jangan menggunakan sentrifus dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan
40

k. Jangan membuka tutup sentrifus sebelum benar-benar telah berhenti


l. perawatan setiap tahun
4. Mikroskop
a. Mikroskop ditempatkan ditempat yang datar
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10 x dulu, bila saranan jelas,
perbesar dengan objektif 40 x, dan bila perlu dengan 100 x. Untuk pembesaran 100 x
gunakan dengan minyak imersi
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang dibasahi dengan xylol setiap hari setelah selesai
bekerja, terutama bila terkena minyak imersi
d. Jangan membersihkan ./merendam lensa dengan alkohol atau sejenisnya karena akan
melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa oluker atau objektif karena kotoran akan mudah
masuk
f. Saat mikroskop disimpan, lensa objektig 10 x atau 100 x tidak boleh berada pada satu garis
dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir makrometer dan
mikrometernya sudah rusak
g. Membersihan dan melumasi penyangga setiap minggu
h. Mikroskop disimpan ditempat yang kelembabannya rendah uangan menyentuh lensa
dengan jari
i. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan .
5. Fotometer /Spectrometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing-masing jenis fotometer
b. Tegangan listrik harus stabil
c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 -30 menit (tergantung jenis /mer alat) supaya
cahaya lampu menjadi stabil
d. Monokromator atau filter harus bersih tidak lembab, tidak berjamur
e. Kuvet (tergantung jenisnya) harus tepat meletakkannya, sisi yang dilalui cahaya harus
menghadap ke arah cahaya, bagian tersebut harus bersih, tidak ada bekas tangan, goresn
ataupun embun. Untuk menghindari hal tersebut pegang kuvet diujung dekat permukaan.
f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet
g. Tidak boleh ada gelumbung edara dalam kuvet
h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu yang sesuai dengan suhu
pemeriksaan
i. Amplifer/pengolah sinyal harus berfungsi dengan baik
j. Jangan menyentuh lampu dengan tangan,karena lemak dari tangan yang melekat pada
permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang sulit dihilang, bila tersentuh tangan watu
mengganti lampu, segera bersihkan dengan alkohol

6. Shaker /rotator
a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok
c. Minyaki mesin
41

d. Periksa keausan sikit dan bagian berputar lainnya


7. ‘Kamar hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor (jamur, partekil debu) pada
pengamatan dibawah mikrosop akan terlihat sebagai sel
b. Periksa di bvawah mikroskop , apakah hgaris-garis pada kamar hitung terlihat jelas dan
lengkap
c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering , bila basah akan menyebabkan terjadinya
pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah sel yang dihituing
menjadi berkurang
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, bila cacat atau pecah maka volume
dalam kamar hitung menjadi tidak tepat .
e. Cara pengisian kamar hitung: dengan menggunakan pipet Pastuer dalam posisi horizontal,
sampel dimasukkan kedalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup
f. Bila pada pengisian terjadi gelumbung udara dalam kamar hitung atau sampel mengisi parit
kamar hitung/menggenang kamar lain, atau kamar hitung tidak terisi penuh, maka pengisian
harus dibuang
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengan air berdeterjen
encer
h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas dengan air bersih
i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
8. Pipet
a. Gunakan pipet gelas sesuai dengan peruntukan yaitu: pipet transfer yang dipakai untuk
memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti, serta pipet ukur yang
dipakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan
b. Gunaan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dantidak retak
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipetr
d. Pemipetgan cairan tidak boleh menggunakan mulut’
e. Pemindahkan cairan dari pipet kedalam wadah harus dilakukan dengan cara menempelkan
ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya dengan kertas tisue pada dinding
tabung wadah/bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan dibiarkan mengalir sendiri.
f. Pipet vulometrik tidak boleh ditutup
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin dibagian atas, setelah semua cairan dialirkan maka
sisa diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat bantu pipet
h. pipet ukur yang tida memiliki cincin tidak boleh ditiup
i. Pipet dengan volume kecil (1-500 ul), harus dibilas untuk mengeluarkan sisa cairan yang
menempel pada dinding bagian dalam
j. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptik kemudian baru dicuci

9. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena pencucian tip pipet
akan mempengaruhi kelembaban plastic tip pipet, juga pengeringan seringkali
menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan .
42

b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya


c. Tip yang digunakan harus terpasang erat
d. Sesudah penggunaan harus diberishkan dan disimpan dengan baik didalam rak pipet
10. Alat gelas
a. Tabung yang dipakai harus selalu bersih
b. Untuk pemakaian ulang,cuci gelas dengan detergen (sedapatnya netral) dan oksidan
(hipoklorit), kemudian bilas dengan akuades
Pencucian alat laboratorium
1) Cairan pencuci : larutan netral 2 %
2) Cairan pelarut : extran netral 20 ml
3) Air sampai : 1 liter
Cara Pencucian :
1) Rendam alat yang dicuci dalam air sampai bersih, kemudian rendam dalam larutan
extran netral 2 % selama 2 -24 jam, bila alat terlalu kototr rendam lebih lama.
2) Setelah itu dibilas dengan air sampai sisa-sisa larutan extra, tidak tertinggal pada
alat yang dicuci
3) Alat kaca dimasukkan dalam inkubator dengansuhu 50 – 60 dan alat plastik
dikeringkan dengan suhu kamar 15 -250 C.

Tata Laksana Kalibrasi Alat-Alat Laboratorium

1. Kalibrasi BA200

a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera nilainya


b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasien
c. Jika belum masuk kedalam range kontrol, lakukan pemeriksaan ulang
d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan pergantian reagen , perbaikan dan
perawatan alat uji, kemudian lakukan kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakan
f. Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum pemeriksaan terhadap darah
pasien

Trouble Shooting

1. Troble Shooting BA200

Masalah PENYEBAB MASALAH CARA MENGATASI


Rotor Cover Tutup rotor terbuka Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS,
atau belum terpasang tunggu sampai lengan alat benar-benar terhenti
sempurna Buka cover utama (helm) tutup/pasang kembali tutup
rotot dengan baik dan benar
Tutup kembali Cover utama (helm alat ) lanjutkan
proses analisa
Analiyser cover Cover Utama (helm alat Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS,
43

terbuka) tunggu sampai lengan alat benar benar terhenti


Tutupkan/benarkan posisi Cover utama dengan baik
dan benar
Lanjutkan proses analisa dengan mengklik CONT
System Liquid System liquid habis Hentikan proses sampling dengan mengklik tanda SS,
(tinggal 2% - 8 %) tunggu sampai lengan alat benar-benar berhenti
Buka cover utama (Helm) Ganti botol system liquid yang
kosong dengan yang sudah terisi penuh/isi ulang botol
yang kosong
Current Rotor Rotor penuh Tunggu sampai alarm berbunyi dan pesan yang muncul
memang menunjukkan bahwa rotor penuh. Pastikan
alat dalam kondisi STANDBY baru buka penutup Utama
Buka penutup rotor, ambil rotor yang penuh, ganti
dengan yang baru
Tutupkan penutup rotor lalu tutupkan penutup utama
Lakukan proses “new rotor” klik N-rotor
Setelah proses New rotor selesai secara otomatis
langsung melanjutkan proses sampling
Limbah Limbah Penuh Hentikan proses sampling dengan mengklik tanda SS,
tunggu sampai lengan alat benar-benar berhenti
Buka cover utama (Helm). Lepaskan botol pembuangan
buang isinya dan bersihkan
Pasang kembali botol yang kosong dengan benar-benar
dan sempurna
Lanjutkan proses analisa mengklik CONT
Rotor Detection Rotor Rusak /tidak Hentikan proses sampling dengan mengklik tanda SS.
terdeteksi Buka penutup rotor, ambil rotor yang penuh ganti
dengan yang baru
Tutupkan penutup rotor lalu Tutupkan penutup utama
Lakukan proses New Rotor Klik N-rotor
Setelah proses New Rotor selesai maka secara otomatis
langsung melanjutkan proses sampling
Lamp Lampu mati atau cahaya Ganti lampunya
tidak sempurna Hubungi teknisi
Sample Sample atau reagent Matikan buzzer (alarm)
habis atau kurang Lihat pesan alarm dengan mengklik CURRENT ALARM
Jika benar pesannya menyatakan sampel /reagen habis
maka segera klik tanda POSITION maka akan terlihat di
layar posisi sample atau reagen yang yang habis
Jika ada perintah SS segeralah klik SS
Jika lengan alat sudah benar-benar parker dan status
44

alat sudah Sampling Stop maka bukalah penutup utama


dan cek rak sample
Carilah sample cup yang kosong/kurang dengan
mengikuti gambar yang ada di layar, liha di lobang
nomor berapa yang warnanya beda
Segeralah isi kembali dan letakkan dilubang yang
semula
Pada layar sorot, klik lubang yang beda warna tadi
kemudian hapuslah dengan cara mengklik gambar
penghapus (delete).
Begitu pula bila untuk reagen, carilah pada rak reagen
mana botol yang berbeda warna, isi atau ganti
botolnya, hapus yang kosong daftarkan kembali pada
posisi semula
Jika sudah yakin tidak ada yang keliru, tutup penutup
Utama. Kemudian dilayar monitor, dan jika tidak tidak
ada alarm lainnya , klik CONT untuk melanjutkan

1. Trouble Shooting Swelab

MASALAH PENYEBAB MASALAH CARA MENGATASI


Printer tidak printer tersambung tapi Pastikan tipe printir sesuai dengan di terbaca di monitor
mencetak hasil tidak sesuai dengan Pastikan format kertas print out sesuai di monitor
analiser
Printer butuh
maintenance /reset
Hasil tidak Mode Auto print dalam Pastikan bahwa mode Auto Print tidak dalam posisi 0
tercetak setelah keadaan OFF
sampel di analiser
Printer Alarm Printer tidak trsambung PRinter tidak sia untuk mencetak , tunggu hingga
Printer tidak siap atau seting rinter tidak Printer menyelesaikan mencetak hasil sebelumnya
sesuai PAstikan printer tersambung dengan instrumen
PAstikan bahwa seting instrumen printer sesuai dengan
printer yang digunakan
Printer time out Printer telah melewati pRinter tersambung dengan instrumen dan On tapi
batas waktu rinter tidak di aktifasi
Kertas printer harus d isi Pastikan printer tidak dalam posisi stanby /offline
Keliru seting ada Pastikan bahwa printer di seting untuk mencetak dan
transmisi informasi tidak hanya untuk seting serial port saja
The data sent Seting serial pada Pastikan bahwa HW handshke dan Auto Sent mode
dose not seem analiser tidak benar telah terpilih
45

correct
Result are not Auto Print Mode dalam Pastikan bahwa Auto Sent Mode tidak terseting pada
being sent to keadaan turn off atau posisi O
computer after tidak tereset.
sample analysis
Serial Out Put Analiser tidak Serial out put tidak dalam keadaan siap untuk tranmisi
Alarm menyelesaikan transmisi Tunggu hingga hasil sebelumnya selesai di transmisi
Serial out put not dari sampel terakhir Kemudian resend sampel yang dipilih
ready
Serial output time Serial out telah Yakinkan bahwa HW handshae telah dipilih
out melewati batas Pastikan bahwa analiser tersambung dengan komputer
Komputer tidak Pastikan bahwa komputer dalam kondisi turn on
tersambung dengan Pastikan bahwa analiser telah di seting untuk serial
instrumen atau serial output dan bukan hanya pada print mode saja
output tidak terset
dengan benar
Serial output Serial out Ack Pastikan bahwa Send dengan Ack terpilih
protocol error masalahnya Periksa apakah komputer dalam kondisi turn on dan
tersambung dengan analiser
Periksa apakah program penerima komputer telah aktif
System is empty System kosong dari Tekan FILL untuk mengisi ulang sistem atau EXIT jika
and ready for fill semua liquid dan siap kita kembali ke menu utama.
or power off untuk diisi dengan liquid Tidak dapat melakukan analisis hingga alat di isi dengan
atau di simpan reagen
PReparation for Sistem telah diisi Tekan PWR UP jika kita ingin kembali ke status aktif
power down dengan liquid dan siap atau tekan EXIT jika kita ingin kembali ke menu
complete untuk power off instrumen.
System is ready Disarankan untuk menggunakan ENTER STANDBY dan
for power off power dibiarkan on sebagai ganti gambar ini
Display Saver Sistem tidak dapat Tekan RESUME untuk mengaktivasi instrumen, sekali di
digunakan selama aktivasi instrumen siap untuk melaksanakan analisis
menampilkan tampilan
saver time
Preparing for Instrumen akan masuk Tekan CANCEL untuk kembali ke menu instrumen
Standby mode standby dalam 2
menit
Standby Instrumen dalam proses
ke mode standby,
silakan tunggu
System is in Sistem dalam keadaan Tekan EXIT STANDBY untuk mengaktivasi instrumen.
standby standby Pada keadaan aktivasi, instrumen siap untuk melakukan
46

analisis
Exit Standby Sistem sedang Jika mode background cek diaktifkan, hasil background
mempersiapkan akan ditampilan.
instrumen untuk mode Sekali diaktivasi , instrumen siap untuk melakukan satu
analisis analiser
Power Down Instrumen dalam proses
dimatikan/off, silakan
tunggu..
Power Up Instrumen dalam proses Silakan tunggu
power up
Dispense diluent Instrumen disiapkan Buang pengenceran pertama untuk mendapatkan hasil
Preparing to untuk mengenceran terbaik
dispense diuent,
Dispense diluent Instrumen sekarang Tunggu
Now dispensing melakukan pengenceran
dengan 4,5 ml diluent
Dispense diluent Instrumen keluar dari Tunggu
Exiting dispense mode/fungsi dispensi
function
CYCLE IN PROGRES INFORMATIONAL DISPLAY
Prime System Instrumen sedang Silakan tunggu
priming sistem
Filling system Instrumen sedang
mengisi sistem
Emptying System Instrumen sedang
mengosong kan sistem
Clean OT nedle Instrumen sedang Silakan tunggu
membersihkan nedle
Open tube
Aotumatic Wash Setiap 12 jam instrumen
melakukan pencucian
sistem. Selama proses
pencucian instrumen
tidak dapat digunakan
untuk melakukan
analisa
Too early for next Sistem sedang Analisis belum selesai karena sistem masih melakukan
sample menyelesaikan pproses ppencucian guna menjamin akurasi hasil
perhitungan sel dan analisa sampel berikutnya.
menampilkan hasil Silakan tunggu hingga menu New Sampel di aktivasi.
Jika jarum di penuh dengan sampel berikutnya karena
47

kesalahan, lakukan background count sebelum


melanjutkan dengan analisis selanjutnya
Printing . Please Printer sedang dalam Silakan tunggu
wait… proses mencetak
Serial outpput in Analiser dalam proses Silakan tunggu
progress pemindahan data serial
output
There is only Intrumen menampilkan Pastikan bahwa kita mempunyai reagent container
reagent left for catatan ke informasi ke lainnya
limited number of opperator bahwa
cycles in the reagen combopack
current Combo- perlu segera di ganti
pack reagent
container
Reagent and Control Informational Displays
Notice: There is Intrumen menampilkan Pastikan bahwa kita memppunyai diluent container
only diluent left catatan ke informasi ke lainnya
for limited opperator bahwa
number of cycles diluent perlu segera di
in the current ganti
reagent container
Notice: There is Intrumen menampilkan Pastikan bahwa kita memppunyai diluent container
only LYSE left for catatan ke informasi ke lainnya
limited number of opperator bahwa
cycles in the reagen lyse perlu
current reagent segera di ganti
container
Reagent statistic Intrumen menampilkan Tidak ada pperubahan reagent pada saat ini dapat
indicates an catatan ke informasi ke menyebabkan kekeliruan hasil atau kerusakan pada
empty reagent opperator bahwa instrumen.
container container reagen dan
container perlu segera
di ganti
Reagent barcode Barcode reagent di scan dengan benar menggunakan
Input alat barcode reader dan instrumen telah menerima
hasilnya
Control /calibrator Nilai assai di scan dengan benar menggunakan alat
Assay Value Input barcode reader dan instrumen telah menerima hasilnya
WARNING DISPLAY
System power down Warning Display
System had run a Sistem telah dimatikan Kosongkan dan isikan sistem dengan reagen dan
48

power down cycle dalam waktu yang lama lakukan tindakan backgound count.
before power was Instrumen telah di
swittch off power down dengan
semua valve terbuka
dan diisi dengan liquid
System was not Sistem di switch off Lakukan pprime untuk mempersiapkan sistem untuk
properly prepared secara tidak benar. analisis. cek metode untuk memperbaiki prosedur
when power was power down instrumen.
switch off
System was empty Sistem di matikan secara Isi instrumen dengan reagent untuk persiapan analisis
when power was manual dengan sistem atau exit jika hanya mencari menu instrumen yang
switched off sedang kekosongan dibutuhkan
reagen
System had run a Instrumen telah di Lakukan power u untuk mempersiapkan sistem reagent
power down switch off dengan fungsi untuk analisis
before power was power down sebelum
switched off power di switch off
System was not Sistem di matikan Lakukan prosedur cleaning menurut instruksi cleaning
properly powered dengan liquid dalam kit.
down before sistem dan tidak Lakukan back ground cek
power was digunakan untuk jangka
switched off waktu yang lama
Wash Cycle Alarm Proses Regular PAstikan bahwa kontainer reagen diisi dan detektor
pencucian per 12 jam disisikan secara betul
telah gagal
Reagen Warning Displays
Wash Cycle Alarm PEncucian regular per Cek apakah container reagent kosong dan appakah
12 jam tidak dilakukan. detektor reagent kontak dengan reagent
Reagent Alarm 1 Apakah kontainer Cek apakah kontainer kosong dan apakah level sensor
reagent atau kontainer dan plugs kontak reagen tersisip dengan benar
kosong
Reagent Alarm 2 Pesan ini di tampilkan Cek apakah kontainer kosong dan apakah level sensor
jika container reagent dan plugs kontak reagen tersisip dengan benar
kosong ketika coming
out standby
Warning : reagent Kontainer Combopack Sambungkan dengan container reagen baru dan scan
count cicly has harus diganti. Tidak ada barcode ada kontainer.
now reached perubahan reagen
specified limit untuk saat ini dapat
This combination menyebabkan
pack is no longer kekeliruaan hasil atau
49

valid kemungkinan kerusakan


instrumen
Warning : reagent Kontainer diluent harus Sambungkan dengan container reagen baru dan scan
count cicly has diganti. Tidak ada barcode ada kontainer.
now reached perubahan reagen
specified limit untuk saat ini dapat
This diluent menyebabkan
container is no kekeliruaan hasil atau
longer valid kemungkinan kerusakan
instrumen
Warning : reagent Kontainer LYSE harus Sambungkan dengan container reagen baru dan scan
count cicly has diganti. Tidak ada barcode ada kontainer.
now reached perubahan reagen
specified limit untuk saat ini dapat
This LYSE menyebabkan
container is no kekeliruaan hasil atau
longer valid kemungkinan kerusakan
instrumen
Barcode Warning Dislays
No space for more Tidak ada ruang yang Ikuti rekomendasi atau secara manual hapus semua
con/cat samples tersedia untuk menscan control dan ID yang sama untuk mengosongkan ruang
Press dellete to nilai assay baru. untuk scaning lot kontrol baru
automatically
delete all samples
from the oldest
control or
calibrator lot
Control /calibrator Gagal memasukkan nilai Periksa apakah pengaturan pada instrumen sudah
Assay Value Input uji control dan calibrator sesuai dengan kebutuhan barcode reader.
Unrecognized Pemindaian barcode
barcode or the sheet atau order assay
barcode were tidak benar.
input out of
sequense
Con/cal assay
value input fail
Reagen Barcode Kegagalan pada Periksa apakah pengaturan pada instrumen sudah
Input pemindaian barcode sesuai dengan kebutuhan setup untuk barcode reader
Unrecognized reagen . Print barcode
barcode or the atau perintah
barcode were pemindaian pada
50

input out of barcode tidak betul


sequence
Open Tube Warning Displays
It Was not Instrumen tidak dapat Periksa apakah tabung di pindahkan dan peralatan cuci
possible to wash mencuci needle terdapat pada posisi yang teppat, kemudian lakukan
the OT aspiration asppiration dari tabung pencucian OT (Open Tube)
needle. It is noow terbuka
nessesary to clean
the system before
further operation
are possible
It was not possible Instrumen tidak dapat Periksa apakah tabung di pindahkan dan peralatan cuci
to wash the OT melakukan pencucian terdapat pada posisi yang teppat, kemudian lakukan
aspiration needle jarum aspirasi OT. pencucian OT (Open Tube). Direkomendasikan
melakukan pemeriksaan background sebelum
melakukan analisis selanjutnya.
It was not possible Instrumen tidak dapat Periksa apakah tabung di pindahkan dan peralatan cuci
to wash the OT melakukan pencucian terdapat pada posisi yang teppat, kemudian lakukan
aspiration needle jarum aspirasi OT. pencucian OT (Open Tube). Direkomendasikan
Remove tube and melakukan pemeriksaan background sebelum
release was device melakukan analisis selanjutnya.
Capillary device Warning Displays
Operation MCI telah dibuka pada Direkomendasikan untuk melakukan prime cycle
Interference: saat yang tidak tepat sebelum melakukan analisis selanjutnya
Analysis had to be
abourted
Re-insert holder to MCI dibuka saat cycle Masukkan kembali holder dan ikuti petunjuk yang
continue atau analisis. direkomendasikan
Capppillary Device Holder MCI dibuka saat Holder MCI hanya dapat dibuka pada LIST, sample dan
Open menu yang tidak tepat. Main menu
Re-insert holder to
continue
Cap iercer and Auto Sampler warning Displays
Cap Piercer Alarm Pintu Cap piercer telah Tutup pintu cap ppiercer dan lanjutkan dengan analisis
Close cap piercer dibuka sebelum kunci
door pintu Cap di aktivasi
Sampler Stopped Wheel aspppirasi di Tekan OK untuk kembali ke menu sampel. Untuk proses
Primary wheel interferen selama analisis pres CONTINUE pada menu Auto Sample List
problem proses pencampuran
SAMPLER STOPPED Tiga kali aspirasi telah Periksa apakah tabung sample sedikitnya berisi 1 ml
Aspration error di coba, namun darah
51

semuanya gagal.
SAMPLER STOPPED Satu kesalahan count Periksa apakah tabung diletakkan pada posisi dan order
Counting Error telah dideteksi pada yang benar
menu Auto Sampler
Do Not touch the Device pencucian OT Lihat seksi 5,9 jika ada sampel emergenci yang butuh
OT wash device telah dipegang saat analisis
devise sampling sedang
proses.
Autorization Code and Instaltion Warning Dislays
Wrong autorization Code authorization Lihat seksi kalibrasi ada User Manual untuk
code, Not posible tidak betul telah memasukkan code autohorization yang betul untuk
to complete dimasukkan kalibrasi atau kontak distributor lokal atau teknisi servis
prosedure terautorizazi yang berkaitan dengan servis code
autorization
No authorization Tidak ada kode Lihat seksi kalibrasi ada User Manual untuk
code autorization yang memasukkan code autohorization yang betul untuk
dimasukkan kalibrasi atau kontak distributor lokal atau teknisi servis
terautorizazi yang berkaitan dengan servis code
autorization
Emptying Error Sensor level reagent Periksa apakah sensor level sudah dikeluarkan
harus dikeluarkan dari
container reagent bila
kosong
Filling error System Instrumen telah Jalankan proses fungsi pengosongan untuk
is not empty and mendeteksi liquid mengosongkan liquid tersisa dalam sistem kemudian isi
can not be fill dalam sistem proses instrumen dengan reagen
cycle pengosongan
harus di proses
sebelum cycle
pengisian
Control Input Assay Value Input Periksa apakah setingan sitrumen sudah sesuai dengan
Unrecognised gagal. Pemindaian seting yang diperlukan barcode reader
Control lot sheet atau order Assay
mungkin tidak betul
Control barcode Pemindaian barcode Periksa apakah benar sampel kontrol yang dipindai
input tidak mengenali
Unrecognised sebagai sampel kontrol
barcode dalam sistem
No aspiration of Penyumbatan tabung Periksa apakah tidak ada kebocoran dan tabung
sample is taking atau bocor tersambung dengan benar dan tidak k usut
place menyebabkan sampel Lakukan pemeriksaan katup pada service menu
52

tidak mengisi dengan Lakukan pencegahan klot. Lihat bagian 8,2 dari user
benar melalui katub manual
Malfungsi katub Jika cycle pencegahan klot tidak bekerja lakukan
Bekuan pada sampel prosedur pengeluaran klot
disebabkan kesalahan
penanganan sampel
atau sampel patologis
No cleaning Tube sampel tersentuh Disarankan untuk membersihkan bagian atas jarum
aspiration probe pada bagian atas ketika aspirasi
proses analisis Periksa apakah tidak ada kebocoran dan tabung
Diluent tidak mengalir tersambung dengan benar dan tidak kusut.
dengan benar melalui
tabung ke jarum
aspirasi

3. Trouble Shooting Alere Pima

MASALAH PENYEBAB MASALAH CARA MENGATASI


Archieve Full Data Terlalu Penuh Pindahan cata ke dalam flast disk
Barcode Error Pembacaan Barcode Tekan v atau x lalu tekan enter, masukkan code yang
salah ada dibawahnya secara manual, tekan v untuk
mengkonfirmasi dan meneruskan
Barcode masing-masing reagen bisa sama, harus hati-
hati dalam menginformasikan, dan bisa berbeda satu
dengan lainnya
Tekan X untuk memasukkan barcode dan jendela
analisa akan terbuka
Invalid barcode Barcode tidak betul Jangan menggunakan barcode dari catridge berbeda
ketika memasukkan barcode secara manual,
memasukkan secara manual akan di dokumentasikan
dalam halaman hasil pemeriksaan
Jika barcode reagen tidak mau mengcode didalam
analisa akan ditampilakn dalam layr/display
Operator is Nama operatoru belum Masukkan nama operator dan sample ID untuk
equired / sample diketik ditampilkan dalam hasil test. Jika tidak, hasil kosong dan
ID is Equired akan menjadikan hasil error
Operator Already Sudah ada nama Operator baru harus di masukkan dalam operator list,
Exist operator tetapi seorang operator dengan nama yang sama,
sudah dalam di dalam display
Export Failed Pemindahan data pada Tekan v dan x dan pindahkan data, ulangi pemindahan
USB mengalami data. Memerlukan beberapa detik untuk memasukkan
53

gangguan dalam data dalam USB


prosesnya
Reacharge Battery Zbatere lemah Dianjurkan untuk menghubungkan PIMA analyser
dengan listrik sebelum melakukan analisa
ERROR CODE 200 Matikan alat lewat main menu,jika tetap error, hubungi
distributor
ERROR CODE 201 Cagridge belum terisi Kemungkinan catrigde belum terisi penuh, tapi jika
penuh sudah penuh tetap error ulangi pemeriksaan dengan
catridge baru
ERROR CODE 202 Catridge belum tertutup Cek catridge apakah sudah tertutup dengan baik, jika
sempurna sudah tertutup tetap erroe ulangi dengan catridge baru
ERROR CODE 203 Reagent Expired Cek tanggal kadaluarsa catrige, konfirtmasi dengan
tanggal kadaluarsa di PIMA analyser, jika sudah expired,
ganti dengan yang baru
ERROR CODE 205 Hubungi distributor
ERROR CODE 206 Kesalahan pada operatori, tidak ada tindakan yang
disarankan
ERROR CODE 207 Ulangi pemeriksaan dengan catroidge baru jika tetap
eror hubungi distributor
ERROR CODE 210 Ulangi pemeriksaan dengan catridge baru jika tetap
error hubungi distributor
ERROR CODE 211 Matikan alat lewat main menu, jika tetap error
hunbungi distributor
ERROR CODE 300- Hubungi distributor
399
ERROR CODE 860 Ulangi pemeriksaan dengan catridge baru jika tetap
– 870 error hubungi distributor
54

BAB V
LOGISTIK

Logistik adalah proses perencanaan atau pengadaan, implementasi, dan pengendalian efisiensi,
aliran biaya yang efektif dan penyimpanan bahan baku, bahan setengah jadi, barang jadi dan informasi-
informasi yang berhubungan dari asal titik konsumsi dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen.
Permenkes No 58 Tahun 2014 menyatakan Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan
yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan. RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan mengatur proses
pelaksanaan logistik dengan sistem satu pintu.
A. Macam Perbekalan Laboratorium
1. Reagen
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi, mengukur,
memeriksa dan menghasilkan zat. Reagensia yang digunakan dilaboratorium RSUD Brigjend H.Hasan
Basry Kandangan adalah reagensia jadi atau komersial yang dibuat oleh pabrik/produsen.
2. Bahan kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu pemeriksaan di
laboratorium atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-hari. Bahan yang digunakan
adalah bahan kontrol Assayed yaitu bahan kontrol yang diketahui nilai rujukannya serta batas toleransi
menurut metode pemeriksaannya. Sebagai bahan kontrol untuk akurasi dan presisinya. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan kontrol pemeriksaan, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Memiliki komposisi sama seperti spesimen
b. Komponen bahan kontrol yang terkandung didalamnya harus stabil
c. Sudah tersertifikasi analisis oleh pabrik yang bersangkutan
3. Media
Media merupakan bahan campuran nutrisi yang digunakan untuk media pertumbuhan mikroba.
a. Harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka dan pH yang sesuai
c. Tidak mengandung zat-zat penghambat
d. Harus steril
Untuk pemilihan media yang akan dipergunakan harus mempertimbangkan tujuan pemeriksaan,
stabilitas, transportasi dan nilai ekonomis.

B. Pengadaan Reagen di Laboratorium

Pengadaan sediaan alat laboratorium dan reagensia dilakukan oleh Instalasi Farmasi berkolaborasi
dengan Instalasi Laboratorium Klinik dengan mempertimbangkan hal hal berikut:
55

1. Tingkat persediaan
Tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu jumlahpersediaan
minimum ditambah jumlah safety stock.Tingkat persediaan minimum adalah bahan yang diperlukan
untuk memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekalan atau
ruang penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan – bahan yang sangat
dibutuhkan diluar rutin atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian bahan dalam
periode 6 – 12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6 – 12 bulan untuk tahun
yang akan datang. Untuk itu jumlah ratarata pemeriksaan bahan untuk satu bulan perlu dicatat. Untuk
mengantisipasi kebutuhan tidak terduga seperti pemeriksaan medical check up atau wabah penyakit,
maka perkiraan jumlah kebutuhan untuk periode 6 – 12 bulan untuk tahun yang akan datang dikalikan
10 %.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (Delivery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari pemasok
perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat yaitu minimal 3 bulan sebelumnya sudah
dilakukan pemesanan.

C. Penyimpanan
Penyimpanan sediaan alat dan reagensia laboratorium secara umum dilakukan sesuai dengan
persyaratan kondisi masing-masing produk/item yang tertera pada kemasan. Penyimpanan sediaan alat
dan reagensia laboratorium dilakukan di Instalasi Laboratorium Klinik dengan mengikuti standar MSDS.
Semua sediaan alat dan reagensia laboratorium, disimpan pada suhu dan kelembaban yang tepat,
terkontrol, dan didokumentasikan. Sediaan alat dan reagensia laboratorium yang sudah ada harus
ditangani secara cermat dengan mempertimbangkan:
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah: Pertama masuk pertama keluar (FIFO = first in-
first out ), yaitu bahwa barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu. Hal
ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan
3. Lama atau waktu penyimpanan dengan melihat masa kadaluarsa.
4. Incompatibility
Hal-hal khusus yang harus diperhatikan :

1. Reagen Buatan sendiri


a. Harus diketahui sifat-sifat bahan kimia yang dibuat. Reagen tertentu tidak boleh disimpan
berdekatan atau dicampur karena dapat bereaksi
b. Penyimpanan untuk reagen tertentu mempunyai persyaratan khusus,
c. Larutan berwarna disimpan dalambotol kaca berwarna coklat
d. Larutan yang tidak mengalami reaksi fotokimia disimpan dalam botol plastic putih
e. Cairan dalam larutan organic disimpan dalam botol kaca berwarna coklat
56

f. Disimpan pada suhu ruangan atau suhu dingin (2-8 C) atau harus beku disesuaikan dengan
ketentuannya
g. Harus dilakukan uji stabilitas dan uji homogenitas
h. Diberi label nama reagen, tanggal pembuatan,nomor register,expired date
2. Reagen jadi (komersial)
a. Tutuplah botol waktu penyimpanan
b. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung
c. Beberapa reagen ada yang harus disimpan dalam botol berwarna gelap
d. Beberapa reagen tidak boleh diletakkan pada tempat yang berdekatan satu dengan lainnya
e. Bahan-bahan berbahaya diletakkan dibagian bawah/lantai dengan label tanda bahaya
f. Buat kartu stok yang memuat tanggal penerimaan,tanggal kadaluarsa, tanggal wadah
reagen dibuka,jumlah reagen yang diambil dan jumlah reagen sisa serta paraf tenaga
pemeriksa yang menggunakan.
3. Dehydrated media
a. Media yang didehidrated tidak dapat disimpan untuk waktu yang terbatas terutama bila
penutup wadah telah dibuka
b. Jumlah keseluruhan harus dikemas dalamwdah yang akan habis digunakan dalam1-2 bulan
c. Saat diterima,semua wadah tertutup rapat
d. Tanggal penerimaan harus dicatat pada setiap wadah
e. Semua media dehydrated harus disimpan ditempat gelap, sejuk (suhu < 250 C ) dan
berventilasi baik. Rak-rak penyimpanan tidak boleh ditempatkan autoklav atau tempat
pencucian karena kelembaban dan suhu yang tinggi
f. Tanggal membuka wadah harus dicatat pada waktu tersebut

4. Media yang telah dilarutkan


a. Hindari terkena cahaya matahari langsung atau panas
b. Media yang diperkaya dengan darah ,bahan organic atau antibiotic harus disimpan di
dalam lemari es
c. Harus dijaga agar media tidak mengalami kekeringan. Untuk media dalam cawan petri
sebaiknya disimpan dalam kantong plastic tertutup dan disimpan di dalam lemari es
d. Harus diperhatikan batas lama penyimpanannya, yaitu:
(1). Tabung dengan sumbat kapas : 1 minggu
(2). Tabung dengan sumbat longgar : 1 minggu
(3). Cawan petri (dalambungkus plastic : 3 minggu
(4). Botol dengan tutup ulir (screwcap) : 3 bulan

5. Bahan-bahan kimia yang tidak boleh bercampur (imcompatible)


Banyak bahan kimia dilaboratorium yang dapat menimbulkan reaksi berbahaya jika tercampur
satu sama lain, reaksi tersebut dapat berupa kebakaran dan atau ledakan. Beberapa contoh
bahan kimia yang incompatible dapat dilihat pada table 6 dibawah ini
Tabel. Bahan-bahan reaktif yang bila tercampur menimbulkan kebakaran dan atau ledakan
57

Ammonium nitrat Asam klorat,nitrat,debu organic,pelarut organic mudah


terbakar,bubuk logam
Asam asetat Asam kromat, asam nitrat,perklorat, peroksida
Karbon aktif Oksidator (klorat,perklorat,hipoklorit)
Asam kromat Asam asetat, gliserin, alcohol, bahan kimia mudah terbakar
Ammonium nitrat, asam kromat,hydrogen peroksida, asam
Cairan mudah terbakar nitrat
Flour, klor, asam kromat,peroksida
Hidrokarbon (butane, benzene,
terpentin, benzin)
Kaliumklorat/perklorat Asam sulfat dan asam lainnya
Kalium permanganate Gliserin, etilen glikol, asam sulfat

D. Pendistribusian

Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/menyerahkan


Reagensia, Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat penyimpanan
sampai kepada unit pelayanan dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan
waktu.

Sistem distribusi di unit pelayanan Instalasi laboratorium klinik menggunakan sistem Persediaan
Lengkap di Ruangan (floor stock), Reagensia , Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang disimpan di ruang pelayanan harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan. Proses
pengadaannya dibawah koordinasi instalasi farmasi. Tidak ada penyerahan pendelegasian kewenangan
distribusi reagen, bahan farmasi, Alat kesehatan dan bahan medis Habis Pakai.

E. Pemusnahan

Pemusnahan dan penarikan Reagensia , Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai bila:
a. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. telah kadaluwarsa;
c. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan; dan
d. dicabut izin edarnya.

Tahapan pemusnahan Obat terdiri dari:


a. membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan
dimusnahkan;
58

b. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;


c. mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait;
d. menyiapkan tempat pemusnahan; dan
e. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku.

Penarikan Sediaan Reagensia, Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Penarikan
Reagensia,Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan oleh BPOM atau
pabrikan asal. Rumah Sakit harus mempunyai sistem pencatatan terhadap kegiatan penarikan.

b. Pengadaan Barang Alat tulis Kantor, Rumah tangga, Alat-alat Kesehatan

1. Pengertian
Barang logisitik ATK dan RT adalah sarana berupa alat ATK, RT , barang cetakan yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraan kegiatan laboratorium
2. Tujuan
Untuk mendukung kegiatan pelayanan laboratprium RSUD H. Hasan Basry
3. Kebijakan
Seluruh barang logistik ATK, RT dan barang cetakan, harus diadakan sesuai ketentuaan yang
telah ditetapkan
4. Prosedur
a. Petugas order membuat order barang sesuai kebutuhan
b. Order dimintakan ke bagian Kepala Rumah Tangga
c. Order diserahkan ke bagian distribusi barang
d. Barang diterima oleh petugas laboratorium selanjutnya dibawa ke Instalasi Laboratorium
e. Barang disimpan dialmari penyimpanan yang telah ditentukan
59

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Suatu sistem dimana Instalasi Laboratorium PK RSUD H. Hasan Basry kandangan membuat
asuhan untuk keselamatan pasien

B. Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Instalasi Laboratorium PK RSUD H. Hasan Basry


2. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Instalasi Laboratorium PK RSUD H. Hasan Basry
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadi yang
tidak diharapkan

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

1. Tahap Pra Analitik


a. Formulir permintaan pemeriksaan memuat tentang
1) identitas pasien
2) Identitas pengirim
3) Nomor laboratorium
4) Tanggal pemeriksaan
5) Ruangan /poliklinik
6) Permintaan pemeriksaan yang lengkap dan jelas
7) Tanda tangan dokter yang meminta pemeriksan
b. Persiapan pasien
Persiapan pasien harus sesuai dengan persyaratan pemeriksaan
c. Pengambilan dan penerimaan spesimen
Pengumpulan spesimen secara benar sesuai standar yang berlaku
d. Penanganan spesimen
1) Pengolahan spesimen
2) Kondisi penyimpanan spesimen harus tepat
3) Kondisi pengiriman spesimen harus tepat
e. Persiapan Sampel untuk dianalisa
1) Kondisi sampel harus memenuhi syarat
2) Volume sampel harus sesuai prosedur
3) Perhatikan identifikasi sampel

2. Tahap Analitik
a. Persiapan reagen
60

1) Reagen harus memenuhi persyaratan reagen yang benar


2) Reagen tidak dalam masa kedaluarsa
3) Cara pencampuran /pelarutan harus benar
4) Pelarut yang dipakai harus memenuhi persyaratan yang sesuai
b. Pipetasi reagen dan sampel
1) Semua peralatan laboratorium yang digunakan harus bersih dan memeh=nuhi syarat
2) Kalibrasi pipet secara berkala
3) Lakukan pipetisasi secara benar
c. Inkubasi
1) Suhu inkubasi harus sesuai persyaratan
2) Waktu inkubasi harus tepat
d. Pemeriksaan
Alat dan instrumen harus berfungs dengan baik
3. Tahap Pasca Analitik
a. Pembacaan Hasil
1) Penghitungan
2) Pengukuran
3) Identifikasi
4) Penilaian/verifikasi harus benar
5) Validasi hasil oleh dokter penanggung jawab laboratorium
b. Pelaporan Hasil
1) Hasil ditulis dengan jelas
2) Penyerahan hasil tepat orang sesuai dengan permintaan
61

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) Laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan
laboratorium secara keseluruhan . Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama
berhibungan dengan spesimen yan g berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas
laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfesi kuman patogen. Potensi
infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk
mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami
keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan
pengamanan sehubungan dengan pekrjaannya sesuai SOP serta mngontrol bahan/spesimen secara baik

A. Pengertian

Adalah suat u sistem dimana Instalasi Laboratorium RSUD H. Hasan Basry membuat suatu
asuhan kesehatan dan Keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di lingkungan Instalasi Laboratorium

B. Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja


2. Menurunnya kejadi yang tidak diharapakan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang
tidak diharapkan

C. Tata Laksanan Keselamatan Kerja

1. Pra Analitik
a. Memakai jas laborattorium, sarung tangan dan masker untuk mencegah tertular bahan
berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka
b. Sesudah mengambil sampel darah, kumpulkan jarum dan semprit pada tempat khusus untuk
limbah tajam (Sharp collection) yang tersedia dam cegah jangan sampai tertusuk jarum
tersebut.
c. Sampel darah dimasukkan , wadah tertentu anti bocor dan tertutup rapat dengan label
identitas pasien
d. Sampel yang tidak dilakukan pemeriksaan segera harap disimpan
e. Petugas sampling dilarang maan, minum atau merokok pada waktu sampling
2. Analitik
a. Penggunaan pipet
1) Pengolahan spesimen /sampel dan melaksanakan tes harus selalu hati-hati dan
menganggap semua bahan infeksius (Universal pracaution)
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan dan masker untuk mencegah tertular bahan
berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka
62

3) Jangan memipet langsung dengan mulut, gunakan alat bantu pipet


4) Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan cara mengisap atau
meniup cairan lewat pipet
5) Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia ;
 Segera memberitahu petugas laboratorium lain dan jauhkan petugas yang tidak
berkepntingan dari lokasi tumpahan
 Upayakan pertolongan segera pada petugas laboratorium yang mengalami cedera
 Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar, segera matikan
semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan. Matikan semua
peralatan listik yang mungkin mengeluarkan bunag api
 Jangan menghirup bau dari bahan tumpahan tersebut
b. Petugas sampling
1) Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik
2) Sentrifuge dilatkakn pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang pendek pun dapat
melihat kedalamnya dan ,menempatkan tabung sentrifuge dengan mudah
3) Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk melihat tanda-tanda korosi
atau keretaan
4) Gunakan air untuk menteimbangkan , jang NACL atau hipoklorit karena bersifat korosif
5) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam psosis terbalik agar cairan penyeimbang dapat
mengalir keluar

c. Mencegah penyebaran infeksi


1) Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai mak 6 cm
2) Gunakan alat inserasi mikro untuk membakar sengkelit karena bila menggunakan bunsen
meninbulkan percikan bahan infeksius
3) Jangan lakukan uji katalase di atas kaca objek, sebaiknya gunakan tabung
4) Tempatkan sisa spesimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam wadah yang tahan
bocor
5) Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap kali habis kerja

d. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius
1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/desinfekstan sesuai ketentuan hand higiene
2) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekrja
3) Jangan makan minum, merokok di dalam laboratorium
4) Jangan memakai kosmeti di dalam laboratorium
5) Gunakan alat pelindung muka, mata jika terdapat percikan bahan infeksius saat bekerja
3. Pasca Analitik
a. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya
b. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi masukkan ke dalam wadah tahan tusukan (sharos
collection), kemudian dikelola sesuai prosedur pengelolaan limbah rumah sakit (incenerator)
63

c. Limbah cairan infeksius /darah dan produknya dimasukkan ke dalam jirigen ¾ penuh,
kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen tersebut kemudian dikelola sesuai prosedur
pengelolaan limbah rumah sakit
d. Limbah padat
1) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik warna kuning
2) Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat berkerja di laboratorium dimasukkan ke
dalam kantong plastik warna hitam

D. Penanganan Keadaan Darurat Di Laboratorium

1. Kebakaran
a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke unit lain
b. Beri peringatan kepada orang yang berada disekitar lokasi
c. Putus aliran listik bila diperluan padamkan dengan alat kebakaran yang ada dirumah sakit
(APAR)
d. Tulis berita acara kejadian
2. Biakan atau spesimen yang tumpah
a. Tumpahan dan wadahnya ditutup dengan kain atau tissue yang dibasahi desinfektan
b. Kain tersebut dibuang diwadah infeksius
c. Wadah di desinfektan atau autoklaf
3. Luka tusukan jarum
a. Keluarkan dearah dengan pijatan eras sekitar luka tusuk di tadi bawah pancuran air selama
kurang lebih 1-2 menit
b. Tutup luka dengan kapas betadin, kemudian diplester atau di balut
c. Tulis berita acara kejadian dan kirim ke instlasi gawat darurat
4. Pecahan gelas
a. Gunakan sarung tangan
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan
c. Masukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning
d. Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut
e. Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding eras, kemudian lakukan cuci
tangan sesuai prosedur hand hygiene
5. Tumpahan Bahan Kimia
a. Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena
b. jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tuimpahan
c. Pakailah masker dan sarung tangan
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan matian
listrik yang mungkin mengeluarkan api
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na Bikarbonat
f. Tumpahan zat alkali, taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat dengan serokan dan
buang dalam kantong plastik bahan beracun
64

E . Pemakaian Kaca Mata

1. Pengertian
Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dari cipratan darah /cairan
2. Tujuan
Untuk melindungi mata dari cipratan darah /cairan
3. Kebijakan
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur
a. Dipakai sebelum cuci tangan
b. Dipakai dengan tali di bagian belakang

F. Pemakaian jas Laboratorium

1. Pengertian
Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan atau darah supaya jangan sampai terkena tubuh
2. Tujuan
Untuk melindungi darah atau cairan jangan sampai mengenai tubuh
3. Kebijakan
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur
a. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung baju kerja
b. Digunakan selama melakukan pemeriksaan atau bekerja
c. Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh dikamar ganti

G. Pemakaian Masker

1. Pengertian
Suatu alat pelindung mulut dan hidung
2. Tujuan
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu
bicara/bersin)
3. Kebijakan
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberkulosis
h. Dipakai di rumah tangga/gudang arsip
65

i. Dipakai dilaboratorium
j. Dipakai di farmasi/meramu obat

H. Pemakaian Sarung Tangan

1. Pengertian
Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan dari kontaminasi bahan berbahaya/infeksius
2. Tujuan
Untuk meniadakan /mengurangi terjadi infeksi silang
3. Kebijakan
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
b. Mengurangi transmisi kulit petugas ke pasien
c. Mengurangi meniadakan kontaminas mikroorganisme antar petugas dan pasien
4. Prosedur
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah, selaput
lendir atau kulit yang terluka
b. Akan melakukan tindakan invasif
c. Akan membersihkan sisa sisa atau memegang permukaan yang terkontaminasi
d. Sarung tangan steril dibuka dari bungkisnya dipakai memegang cufnya
e. Memasukkan tangan kedalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan dikontaminasi dengan
khlorhexidine 1,5% dan centrimide 15 % didalam tempat yang tersedia
g. Lepas sarung tangan dan tempatkan dalam sampah medis dan yang bisa dipakai ulang
ditempatkan dalam bak larutan khlorhexidine 1,5% dan centrimid

I. Pemeliharaan Kesehatan tenaga Kesehatan

1. Pengertian
Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko tertularnya penyakit
2. Tujuan
Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada tempat berisiko
3. Kebijakan
a. Pemeriksaan darah
b. Ro photo thorac
c. Imunisasi
4. Prosedur
a. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali
b. Ro Photo Thorax setiap 1 tahun sekali
c. Imunisasi sesuai boster

Peralatan laboratorium umum yang dapat menimbulkan bahaya dan cara mengatasinya dapat
dilihat pada tabel berikut :
66

Manajemen Resiko di laboratorium

Peralatan laboratorium Bahaya Cara mengatasi


Jarum semprit Tusukan, aerosol, Gunakan jarum semprit dengan sistem
tumpahan pengunci untuk mencegah terlepasnya
jarum dari semprit, jika mungkin gunakan
alat suntik sekali pakai. Sedot bahan
pemeriksaan dengan hati-hati untuk
mengurangi gelembung udara. Lingkari
jarum dengan kapas disinfektan saat
menarik jarum dari botol spesimen. Jika
mungkin, lakukan dalam kabinet
keamanan biologis. Semprit harus
diotoklaf sebelum dibuang, jarum
sebaiknya dibakar dengan alat insinerasi
Sentrifus/alat pemusing Aerosol, percikan, tabung Jika diduga ada tabung pecah saat
pecah sentrifugasi, matikan mesin dan jangan
dibuka selama 30 menit. Jika tabung
pecah setelah mesin berhenti, sentrifus
harus ditutup kembali dan biarkan selama
30 menit. Laporkan kejadian ini kepada
petugas keamanan kerja. Gunakan sarung
tangan karet tebal dan forsep untuk
mengambil pecahan kaca. Tabung yang
pecah, pecahan gelas dan selonsong serta
rotor harus didisinfeksi secara terpisah.
Ruang dalam sentrifus (chamber)
didisinfeksi, dibiarkan satu malam. Bilas
dengan air dan keringkan
Alat homogenisasi dan alat Aerosol, kebocoran Gunakan alat homogenisasi yang terbuat
pengaduk (stirrer) dari teflon. Tabung dan tutup alat harus
dalam keadaan baik. Saat bekerja, tutup
alat dengan plastik. Sebaiknya pekerjaan
dilakukan dalam kabinet keamanan
biologis.
Alat pengguncang (shaker) Aerosol, percikan, Gunakan tabung yang tertutup rapat,
tumpahan dilengkapi dengan filter pada mulut
tabung.
Alat liofilisasi Aerosol, kontak Gunakan filter untuk udara antara pompa
langsung, dan daerah hampa udara. Gunakan
kontaminasi konektor berbentuk cincin O untuk
menutup seluruh unit. Lengkapi dengan
penyaring kelembaban yang terbuat dari
logam. Periksa semua saluran hampa
udara yang terbuat dari gelas terhadap
adanya kerusakan. Gunakan hanya alat
gelas yang dirancang untuk alat ini. Pakai
disinfektan yang baik seperti disinfektan
67

kimia.
Kabinet keamanan biologis Aerosol, percikan Cara pengamanan yang maksimum
kelas III
Alat bantu pipet Bahaya pemipetan Dapat di disinfeksi, mudah di-gunakan dan
dengan mulut, yaitu: mencegah kontami-nasi serta kebocoran
tertelannya dari ujung pipet
mikroorganisme patogen,
inhalasi aerosol dan
kontaminasi pada ujung
tempat menghisap
Pelindung pernafasan Inhalasi aerosol Tertahannya partikel sebesar 1-5 mikron.
Melindungi mata jika menggunakan
pelindung muka penuh
Pelindung muka dan Pecahan, percikan Pelindung muka: Melindungi seluruh muka
pelindung mata Pelindung mata: melindungi mata dan
bagian mata
Otoklaf Kontaminasi Sterilisasi yang efektif
mikroorganisme pada
alat sekali pakai dan alat
yang digunakan kembali
Botol dengan tutup berulir Aerosol, tetesan Perlindungan yang efektif
Alat insenerasi mikro Aerosol Mengurangi percikan dan penyebaran bahan
infeksi
68

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasul pemeriksaan laboratorium. Kegiatan
pemantapan mutu laboratroium dapat dibedaan menjadi dua yaitu Pemantapan Mutu Internal dan
Pemantapan Mutu Esternal

A. Pemantapan Mutu Internal (Internal quality control)

a. Pra Analitik

1. Persiapan Penderita
a. Pengaruh makanan
Dianjurkan pengambilan darah dilaksanakan 12 jam setelah makan terakhir
b. Fluktuasi harian
Nilai normal dari literature berdasarkan pada pengambilan sampel pada pagi hari, maka
dianjurkan pengambilan darah pada pagi hari biasanya jam 09.00 pagi
c. Keadaan tubuh
Darah sebaiknya diambil pada keadaan tubuh yang sama biasanya pada keadaan duduk
d. Obat-obatan
Jika hasil analisa dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu, maka obat tersebut harus dihentian
beberapa hari sebelum pengambilan darah
2. Pengambilan dan pengolahan spesimen
a. pemberian identitas
1) Surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratroium memuat :
a) Tanggal permintaan
b) tanggal dan jam pengambilan
c) identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,. alamat)
d) Diagnosis atau keterangan klinis
e) Jenis Spesimen
f) Pemeriksaan laboratorium yang diminta
g) Nama dan tanda tangan dokter pengirim
h) Bagian /poliklinik
i) Ruang perawatan kelas
j) Kamar No
k) No RM
l) Jaminan perawatan
2) Label wadah spesimen yang diambil dilaboratorium memuat
a) pengambilan spesimen
b) Nomor/kode spesimen
69

3) Formulir hasil memuat:


a) Tanggal pemeriksaan
b) Identitas pasien
c) Nomor.kode laboratorium
d) Satuan hasil pemeriksaan
e) Nilai rentang parameter
f) Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
g) Tanda tangan penanggung jawab
b. Penerimaan spesimen
1) Cocokkan spesimen yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan. Catat kondisi
spesimen, volume warna , kekeruhan,bau, konsistensi dll
2) Spesimen tidak memenuhi syrat sebaiknya ditolak
c. Pengambilan spesimen
1) Waktu pengambilan
Umumnya pagi hari, keadaan tertentu:
a) Demam typhoid : Widal pada fase akut
b) Tuberkulosis sputum setelah bangun tidur untuk sputum pagi
c) Enzim-enzim jantung segera setelah serangan akut jantung
2) Volume spesimen: sesuai kebutuhan pemeriksaan
3) Cara pengambilan spesimen : oleh tenaga trampil dan dengan cara yang benar
4) Lokasi : sesuai jenis pemeriksaan yang diminta: Darah vena darah arteri, biakan (kadang
mengalami infeksi)
5) Peralatan: Harus bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia/deterjen, mudah dicuci

d. Wadah spesimen harus memenuhi syarat


1) Terbuat dari gelas atau plastik
2) Tidak bocor /merembes
3) Harus ditutup rapat dengan tutup berulir
4) Bersih
5) Kering
6) Tidak mempengaruhi zat-zat dalam spesimen
7) Steril untuk biakan
e. Pengawet
Disesuaikan dengan pemeriksaan
f. Pengiriman spesimen
Syarat :
1) Kecepatan
2) tidak terkana sinar matahari
3) Kemasan sesuai syarat keselamatan kerja
4) Kemasan diberi labit . Bahan pemeriksaan infeksius:
5) Suhu disesuaikan
6) Transpor media yang sesuai dan masih baik
70

3. Penyimpanan sampel
Menghindari Kontaminasi
a. Sampel haarus selalu disimpan dalam botol/tabung tertutup rapat memakai sarung tangan
disposible saat mengerjakan sampel
b. Menhindari sinar
a) Sample harus disimpan dalam tabung gelap didalam lemari es
b) Sampel harus disimpan dalam botol tertutup rapat
c. Stabilitas
d. Penyimpanan serum atau plasma
a) Suhu kamar (15-25 C) selama 4 jam
b) Suhu $ C selama 24 jam ‘
c) Jika sampel tidak dapatdiperiksa hari yang sama dengan pengambilan darah maka sampel
harus dibekukan 12 sampai 20 C

B. Analitik

1. Pipet dan memipet


a. Gunakan pipet yang bersih dan tidak rusak
b. Gunakan pipet sesuai kebutuhan
c. Pipet harus dibilas
d. Bersihkan ujung pipet
2. Suhu dan Waktu
a. Pastikan bahwa sampel, ragensia, serum kontrol telah berada pada suhu pemeriksaan
b. Apakah suhu waterbath sesuai
c. Apakah lamanya inkibasi pada suhu yang telah ditentukan
3. Kuvet harus bersih
a. Bagian luar kuvet tidak boleh basah
b. Volume larutan yang diisi ke dalam kuc=vet harus sesuai
c. Tidak boleh ada gelembung udara

C. Pasca Analitik

Evaluasi

1. Kesalahan umumnya pada kalkulasi hasil


2. Perhatikan titik desimalnya
3. Perhatikan satuaan
4. Interpretasi hasul pemeriksaan dan quality control serum
5. Validasi hasil oleh dokter penangggung jawa laboratorium
6. Pelaporan hasil pemeriksaan
7. Pengiriman hasil pemeriksaan

B. Pemantapan mutu Eksternal (external quality control)


71

Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain diluar
laboratorium secara periodi untuk memantau dan menila penampilan laboratorium dalam bidang
pemeriksaan yang ditentukan

Penyelenggara pemantanpan mutu esternal diharapakan bisa diikuti oleh semua laboratorium
pemerintah dan swasta dihubungkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan dan perizinan untuk
laboratorium swasta

Pemantapan mutu eksternal diselenggarakan pada tingkat nasional dan tingkat


wilayah/provinsi. Peserta pemantapan mutu eksternal nasional mencakup laboratorium rumah sakit
pemerintah kelas A, B C dan setaraf. Balai Laboratorium Kesehatan dan Laboratorium swasta yang
setaraf

Pemantapan mutu eksternal tingkat wilayah /provinsi diikuti oleh laboratorium rumah salit
pemerintah kelas C, D dan yang setaraf dan laboratorium puskesmas di wilayah /provinsi yang
bersangkutan

Pemantapan Mutu Eksternal yang telah di ikuti

Instalasi laboratorium Patologi Klinik RSUD H. Hasan Basry Kandangan telah mengikuti kegiatan
pemantapan mutu eksternal secara rutin yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan RI dan
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.

Kegiatan PME tingkat nasional yang telah disselenggarakan oleh pemerintah dan yang telah
diikuti laboratorium patologi klinik RSUD H. Hasan Basry Kandangan sampai saat ini adalah :

1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa dikenal PNPKLK-K
(Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan ) bekerja sama dengan
PDS patllin Surabaya. penilaian dilakukan dengan menggunaan perhitungan Wis
(Wariance Index Score dengan nilai 0-400, makin kecil nilai Wis yang diperoleh suatu
laboratorium berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang Hematologi yang biasa dikenal PNPKLK-H
(Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Bidang Hematologi ) bekerja
sama dengan PDS PATLLIN Surabaya. penilaian dilakukan dengan menggunaan
perhitungan ID (Index Deviasi) dengan nilai 0->3, makin kecil nilai yang diperoleh suatu
laboratorium berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.

Pelaksanaan Pemantapan Mutu Ekternal

1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan biaya PME
d. Calon peserta diseleksi , bila OK diberi nomor peserta
e. Peserta di kirim bahan kontrol (serum control)
72

2. Pengiriman serum control


a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap
Formulir hasil
1) Petunjuk pelaksana
2) Daftar alat dan reagent
3) Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratroium atau Direktur Rumah Sakit
Bahan control dapat dibedaan berdasarkan :
a) Sumber bahan kontrol
Bahan control dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan bahan kimia murni.
Apabila bahan yang dapat diperiksa adalah dari manusia maka lebih baik menggunaan
bahan control dari manusia
b) Bentuk bahan control
Menurut bentuknya bahan control ada bermacam-macam, yaitu bentuk air, padat
bubuk dan bentuk strip. Pada umumnya bentuk padat lebih stabil dan lebih tahan lama
daripada bentuk cair. Bentuk strip merupakan bentuk pada bubuk yang dikemas pada
strip, sehingga memudahkan transportasi. Penggunaan bentuk padat bubuk atau strip
harus dilarutkan terlebih dahulu dengan aquabidest. Pada umumnya pemeriksaan
dibidang kimi klinik dan imunosera menggunakan bentuk padat bubuk (lyofilisat) atau
bentuk air (pooled sera). Dibidang hematologi digunakan bentuk cair, padat bubuk atau
strip
3. Pemeriksaan serum kontol
a. Serum coontrol diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan
b. Sifat pemeriksaan
1) Hasil laboratorium sendiiri
2) Menggunakan alat dan reagen rutin
3) Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa
c. Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda tangani penanggung jawab atau kepala
laboratroium
4. Hasil pementapan mutu eksternal
a. Hasil yang diterima di Instalasi Laboratorium ddi catat tanggal terima untuk masing-masing
siklus
b. Oleh petuigas dimasukkan di dalam arsip hasil pemantapan mutu eksternal laboratorium
c. Sifat pengolahan data berdasarkan :
1) Metode pemeriksaan
2) Alat yang digunakan
3) Jumlah data yang ada
5. Evaluasi komputer
a. Data dibandingkan terhadap nilai target
b. Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang sama dan jumlah peserta
> 20
73

c. Dinilai dengan sistem Variance Index Score (VIS)


d. Setiap peserta akan mendapat nilai
1) VIS setiap pemeriksaan
2) Overal VIS
3) Mean running VIS
6. Evaluasi pemantappan mutu ekternal
a. Variance Index Score (VIS)]
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
b. Overal VIS
Nilai rata-rata VIS untuk seluruh parameter
c. Mean Running VIS
Nilai rata-rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu
7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS
0 – 50 : sangat baik
51-100 : Baik
101 – 200 : Cukup
201-300 : Kurang
301 – 400 : Buruk
74

BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratroium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Brigjend
H. Hasan Basry Kandangan ini mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan
sehari-hari tenaga laboratorium yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
khususnya pelayanan di laboratorium.

Penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik ini adalah langkah awal ke suatu
proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa pedoman Pelayanan ini masih jauh dari
sempurna, Karena itu kami menerima saran dan kritik guna menyempurnakan pedoman ini.

Akhir kata , semoga pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.

Anda mungkin juga menyukai