PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Instalasi laboratorium RSUD H.
Badaruddin Kasim ini adalah untuk memberikan arah atau standar bagi seluruh
petugas yang bekerja di Instalasi Laboratorium dalam memberikan pelayanan
pada pasien khususnya pelayanan laboratorium
1
D. BATASAN OPRASIONAL
1. Pasien Rawat Jalan, Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
2. Pasien Rawat Inap, Yaitu pasien yang di rawat di ruang perawatan Rumah
Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium.
3. Pasien Luar, Yaitu Pasien dari dokter luar Rumah Sakit Umum Daerah H.
Badaruddin Kasim maupun dari puskesmas dan rumah sakit lain yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Pasien Medical Check-up, Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat
jalan yang melakukan medical check-up untuk keperluan : pengangkatan
pengawai negeri sipil , pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan
kesehatan calon legislatif dan pemeriksaan kesehatan calon kepala
daerah yang ada di wilayah Kabupaten Tabalong yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium.
E. LANDASAN HUKUM
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAAN
3
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. PENGATURAN JAGA
Pola pengaturan tenaga di istalasi Laboratorium RSUD H. Badaruddin Kasim
Diatur dalam 3 shif jga dengan distribusi sebagai berikut:
4
c) Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka analis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas melalui kepala
laboratorium, permintaaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga
yang ada dan tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat
disetujui.
d) Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi,dinas sore, dinas malam, lepas malam,
libur dan cuti.Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat
di jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (Terencana), maka analis
bersangkutan harus memberitahu kepala laboraturium satu hari
sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari analis
pengganti. Apabila analis yang bersangkutan tidak mendapatkan analis
pengganti, maka kepala laboratorium akan mencari tenaga analis pengganti.
e) Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (tidak berencana),maka kepala laboratorium akan mencari analis
pengganti yang libur, apabila tidak dapat analis pengganti, maka analis yang
dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikan.
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH LABORATORIUM
B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium RSUD H. Badaruddin Kasim antara lain:
6
E 200 (1)
7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
PASIEN
RAWAT JALAN /
LOKET RSUD LOKET KASIR
POLIKLINIK LABORATORIUM
RAWAT INAP
SAMPLING
SELEKSI
Alur Masuk
Alur keluar masuk SAMPLING
Alur Keluar
HEMATOLOGI
KIMIA DARAH
IMUNO-SEROLOGI
URINALISA - FESES
B. PERSYARATAN PELAYANAN
1. Pelayanan umum
a. Pasien sudah terdaftar di sistem rekam medis rumah sakit sesuai dengan
jaminan perawatan masing-masing
b. Untuk Pasien rawat jalan ; pasien datang langsung ke laboratorium dengan
membawa formulir permintaaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan
berkas jaminan sesuai dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboartorium oleh
petugas ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi lengkap.
2. Persyaratan khusus
Sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakuakan, seperti puasa, tidak
minum obat-obatan , tidak pada saat haid untuk pemeriksaan UL.
8
permintaan biasa. Adapun kriteria pemeriksaan laboratorium berdasarkan
permintaan, jenis pemeriksaan dan waktu tunggu hasil laboratorium sebagai berikut:
WAKTU
JENIS PERMINTAAN JENIS PEMERIKSAAN TUNGGU
HASIL
Cito 1. Darah rutin tanpa led ≤30 Menit
2. GDS/GDP
3. PST/PPT
4. Urine Rutin
Biasa 1. Darah Lengkap ≤120 Menit
2. Kimia Lengkap
3. FL Lengkap
4. UL Lengkap
5. Serologi/mikrobiologi
Pemeriksaan Khusus Slide Malaria ≤24 Jam
Apusan Darah
D. PENGELOLAAN SPESIMEN
Pengelolaan spesimen meliputi pengumpulan, identifikasi, pengerjaan,
pengiriman, dan pembuangan spesimen.
1. Pengumpulan Sampel
a. Persiapan Pasien
Pemeriksaan gula darah pausa dan 2 jam post prondial, Sebelum
pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10-12 jam . Pagi hari ,
pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa, kemudian pasien
makan dan minum seperti biasa , selesai makan pasein puasa lagi selama
2 jam. Pasien diambil darahdan urine yang kedua untuk pemeriksaan
glukosa 2 jam pp
Pemeriksaan Profil Lipid. Pasien diharuskan puasa selama 10-12 jam
a. Persiapan Alat:
• Needle vacutainer
• Spuit, Lancet, Wing needle, Touriquet
• Pot urine
• Objek glass, cover glass
b. Persiapan Bahan
• Kapas alcohol
• Anti koagulant
c. Teknik Pengambilan Spesimen
1) Darah vena
• Catat nama pasien tabung
• Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah
• Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya.
• Desinfeksi bagian yang akan di tusuk dengan kapas alcohol
9
• Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat darah
keluar
• Pemeriksaan Hematologi lengkap : Darah EDTA 3 ml
• Pemeriksaan Kimia Klinik : Darah beku 3 ml
• Pemeriksaan Imunologi : Darah beku 3 ml
• Pemeriksaan Hematologi + Kimia+ Immun : Darah EDTA + beku 5 ml
• Pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item pemeriksaan
laboratorium
• Toutniquet dilepaskan
• Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya
• Rekatkan plester
2) Darah Kapiler
• Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga
pada anak , tumit pada bayi
• Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
• Tusuk dengan lancet secepat mungkin
• Buang teles darah pertama dengan kapas kering, tetes darah
sealnjutnya diambil
• Rekatkan lokasi tusukan dengan plester
3) Urine
a) Urine sewaktu : Untuk urine lengkap, tes kehamilan
• Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa
• Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
• Beri label identitas pasien
b) Urine pagi: Untuk Urine lengkap
• Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur
• Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
• Beri label identitas pasien
4) Faeces
• Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan tertutup jangan
bercampur dengan urine
• Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya
5) Sputum
• Ambil sputum denagn metode SPS (Sewaktu, pagi baru bangun tidur,
sewaktu)
• Tampung pada wadah bersih , kering dan bermulut besar dan tertutup
6) Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung
sesuai dengan permintaan dokter.
2. Identifikasi Spesimen
Identifikasi spesimen adalah tata cata identifikasi pasien sebelum dilakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memastikan bahwa speseimen yang diambil
10
petugas laboratorium sesuai dengan data identitas dan jenis pemeriksaan yang
di maksud, yaitu dengan cara sebagai berikut :
a. Mencocokan identitas pasien ( nama, tanggal lahir, nomor rekam medik,
tanggal pemeriksaan dan ruangan asal pasien) pada tabung dengan
identitas di formulir permintaan pemeriksaan.
b. Mencocokkan jenis pemeriksaan laboratprium yang diminta dengan jenis
penampung spesimen.
c. Jika identitas pada tabung tidak lengkap, identitas tidak sesuai dengan
formulir pemeriksaan maka spesimen tidak dapat dilakukan pemeriksaan.
d. Apabila antara identitas spesimen pada wadah suda sesuai dengan formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium maka petugas laboratorium langsung
melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan.
3. Pengerjaan Spesimen
Spesimen yang telah di identifikasi kemudian dilakukan pengerjaan sesuai
pemeriksaan yang diminta di formulir.
4. Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen harus dilaksanakan secara aman bagi manusia dan
lingkungan dan menjaga agar spesimen tetap dalam kondisi yang baik. Prosedur
pengiriman yang dilakukan adalah sebagai berikut :
d. Siapkan spesimen yang akan dikirim/dirujuk.
e. Bahan/ spesiemen diagnostik yang diperkirakan mengandung bahan infeksius
membutuhkan kemasan 3 lapis sesuai dengan rekomendasi dari WHO, terdiri dari
:
1) Wadah kedap air berisi spesimen
2) Wadah kedap air berisi bantalan absorben yang cukup banyak untuk mengisap
cairan apabila terjadi kebocoran.
3) Wadah untuk melindungi wadah kedua dari pengaruh luar selama dalam
perjalanan.
11
c. Bahan infeksi dikategorikan sebagai benda berbahaya kemasan seperti ini harus
mempunyai tanel sesuai prosedur pelabelan.
d. Salinan dari formulir berisi data spesimen, surat rujukan dari laboratorium RS H.
Badaruddin Kasim atau informasi lain yang mengidentifikasi atau menerangkan
spesiemn harus ditempel pada bagian luar wadah kedua.
e. Dua lembar salinan lain masing-masing dikirim ke laboratorium penerima dan
arsip pengirim. Hal ini memunginkan laboratorium peneriman untuk
mengidentifikasi spesimen dan menentukan bagaimana menangani dan
memerksanya.
f. Periksa kembali spesimen yang akan dirujuk bila telah sesuai segera kirim ke
tempat rujukan dengan menggunakan cool box yang memenuhi standard untuk
pengiriman.
g. Dokumentasikan semua spesimen yang dikirim pada buku register khusus
spesimen yang dikirim.
5. Pembuangan Spesimen
Pembuangan spesimen dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan penyakit
atau pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kesalahan penanganan dan
supaya tercpitalingkungan kerja yang bersih dan memenuhi persyaratan ketentuan.
Sedangkan langkah-langkah untuk pembuangan spesimen, yaitu :
a. Setelah semua pemeriksaan selesai dilakukan, semua sampel baik darah, urine
maupun cairan tubuh dilakukan pembuangan sesuai ketentuan.
b. Sampel urine yang telah diperiksa : sisa urine dibuang, kemudian masukkan
botol urine ke dalam bak penampung yang telah diberi larutan desinfektan.
c. Sampel darah lengkap yang telah diperiksa : lakukan pembuangan 1 x 24 jam,
Sampel darah dibuang dalam sampah medis kemudian diteruskan ke
pembuangan akhir RS / insenerator.
d. Sampel serum / plasma dibuang dalam bak sampah medis, kemudian
diteruskan ke pembuangan akhir RS / insenerator.
e. Sampel sputum : tambahkan larutan disenfektan kedalam botol penampung
sputum, kemudian botol sputum dibuang ke dalam sampah medis , diteruskan
ke pembuangan akhir RS/ insenerator.
NGKAP
Darah
bin (hb) L(13,5-17,5) W(12-15)
4000-11.000 Darah
L(4,0-6,5)jt W (3,9-5,6)jt (Whole
nis Blood)
fil 0-1% EDTA ≤ 60
nofil 1-3% Setiap menit
rofil 50-70% hari
osit 20-40%
osit 2-8% 1X 24
t 150.000 – 400.000 Jam
it L(40-48)% W(37-43)%
L<10ml/jam W<15ml/jam
ap Darah (LED)
12
darahan (BT) 1 – 3 Menit
mbekuan (CT) 2 – 6 Menit
T 21,0 – 36,4 S
trombin 10,7 – 14,3 S Plasma
CaCl
GKAP
pis Urine Setiap ≤ 60
Kuning – Kuning Tua Segar > 2 Hari menit
han Jernih ml
a Negatif
Negatif
n Negatif
nogen Negatif
5,0
enis 1.000
Negatif
Negatif
it 0 - 2/LPB
t 0 – 1/LPB
Positif
Negatif
r Negatif
est kehamilan)
Feaces Setiap ≤ 60
ENGKAP segar Hari menit
opis
stensi Agak Lunak
a Kuning Kecoklatan
r Negatif
Negatif
kopis
sit 0 – 1/LPB
sit 0 – 1 /LPB
Cacing Negatif
ba Negatif
Negatif
atif Negatif
l Lemak Negatif
Makanan Negatif
ri Basil Negatif
Lain
TORING
petamin Negatif
Negatif Urine Setiap ≤ 60
Negatif Segar Hari menit
Negatif >2,0 ml
K
rol Total < 200 mg/dl
rol HDL >60 mg/dl
rol LDL <100 mg/dl
rida <150 mg/dl Serum Setiap ≤ 120
arah Puasa 70 – 150 mg/dl 0,5 ml hari menit
13
arah 2 jam PP 70 – 150 mg/dl
arah Sewaktu <140 mg/dl
4,0 -6,5 %
Urat L(3,5-7,2)W(2,6-6,0) mg/dl
15 – 39 mg/dl
in L(0,9-1,3)W(0,6-1,1) mg/dl
AST) < 40 U/L
ALT) < 41 U/L
Total 6,40 – 8,30 g/dl
n 3,50 – 5,00 g/dl
n Total < 1,0 mg/dl
n Direct < 0,2 mg/dl
n Indirect < 0,75 mg/dl
OGI Negatif
en Expert) Setiap
Nesset Sputum/ hari ≤ 150
Sekret/ Setiap menit
cairan Hari
tubuh
14
ozoa
i Spermatozoa >30% spermatozoa normal
T Serum Setiap 60
(Cl) 98 – 107 mmol/L hari menit
(Na) 135 – 150 mmol/L
K) 3,5 – 5,0 mmol/L
15
BAB V
LOGISTIK
A. PENGERTIAN
Logistik di laboratorium adalah penyediaan bahan – bahan habis pakai / reagen
dan aalat tulis kantor (ATK)yang dibutuhkan untuk pelayanan di laboratorium
B. TUJUAN
Agar kebutuhan bahan- bahan habis pakai/reagen sebagai sarana pemeriksaan
dapat tersedia dengan tepat, cepat , efektif, efesien dan profesional untuk
meningkatkan mutu laboratorium
C. RUANG LINGKUP
Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan – bahan habis pakai/ reagen ini
menerangkan suatu sistem yaitu
1. Reagensia dan bahan habis pakai
• mengevaluasi jumlah stok reagen
Pengadaan reagen dan bahan habis pakai di laboratorium dilakukan pertriwulan
yaitu bulan februari,mei,agustus dan November, atau pada kondisi tertentu
misalnya terjadi peningkatan pasien pada kondisi terjadinya wabah
• Membuat surat pesanan reagen dan bahan habis pakai
Surat pemesanan reagen masuk kebagian pemeanan di bagian apotik 1 bulan
sebelum waktu pemesanan
• Setelah reagen dan bahan habis pakai yang diperlukan datang , pihak
apotik/pengadaan barang menghubungi laboratorium. Barang kemudian diperiksa
disesuaikan dengan permintaan laboratorium kemudian di simpan digudang
penyimpanan di laboratorium.
2. Alat tulis kantor
• Pemesanan Barang-barang ATK serta kelengkapan lain seperti stiker kantong darah
dilakukan di gudang non medis
• Barang-barang ATK direncanakan pertahun dan diambil setiap bulan sesuai
keperluan
16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di
laboratorium menjadi lebih aman
B. TUJUAN
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil
17
Kejadian tidak cidera: suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien akan tetapi
tidak timbul cidera. Contoh : hasil BUN/kreatinin pasein yang seharusnya
normal tetapi hasil yang di keluarkan tinggi sehinnga pasien menjalani cuci
darah, pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
18
terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan
laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap an kemampuan untuk melakukan
pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO.
A. PENGERTIAN
Adalah suatu system diman Instalasi Laboratorium RSUD H. Badaruddin Kasim
membuat suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di
linngkungan Instalasi Laboratorium.
B. TUJUAN
1. Tercipta budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak di harapkan
3. Terlaksanakan progam-program pencegahan sehinnga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.
b. Analitik
Penggunaan Pipet, Pengelohan specimen/ sampel dan melaksanakan tes harus
selalu hati-hati dan menganggap semua bahan infeksius (Universal Precaution).
Memakai jas laboratorium ,sarung tangan, dan masker untuk mencegah tertular
bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit , mulut,
mata atau luka.
Jangan memipet langsung denagn mulut , gunakan alat bantu pipet
Tindakan jika terjadi tumpahan baha kimia : segera member tahu petugas
laboratorium lain dan jauhkan petugas yang tidak berkepetingan dari lokasi
tumpahan
Mencegah tertelan dan terkenannya kulit serta mata oleh bahan infeksius, cuci
tangan sesering mungkin dengan sabun/ desinfektan sesuai ketentuan hand
higiene jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.
c. Pasca Analitik
Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
Jarum / benda tajam yang terkontaminiasi masukkan kedalam wadah tahan
tusukkan (sharps collector), kemudian dikelola sesuai prosedur pengelolaan
limbah rumah sakit (Incenerator).
Limbah cairaninfeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam jirigen ¾
penuh , kemudian jirigen tersebut diantar kepenampungan limbah B3 di kesling
untuk dikelola sesuai prosedur pengolahan limbah rumah sakit.
Limbah padat , sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik
19
1. Kebakaran
Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke
unit lain.
Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi
Lakukan tindakan sesuai dengan Tugas Penyelamatan
Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran yang ada di
rumah sakit (APAR)
Tulis berita acara kejadian.
4. Pecahan gelas
Gunakan sarung tangan
Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
Masukkan kedalam kantong plastic berwarna kuning.
Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
Tutup kantong , masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras,
kemudian lakukan cuci tangan sesuai prosedur hands hygiene.
Tujuan:
Menahan darah cairan jangan sampai mengenai tubuh
Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi Silang.
Prosedur
Dipakai sebelum cuci tangan, untuk pelindung baju kerja
Digunakan selam bekerja
Setelah selesai bekerja, di lepas dan di taruh di kamar ganti
7. Pemakaian Masker
Pengertian:
Suatu alat penutup mulu dan hidung
20
Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan
(sewaktu bicara/ bersin)
Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
Prosedur :
Masker tersedia dalam keadaan bersih
Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
Tali masker ditalikan di belakang kepala
Masker setelah dipakai, di tempatkan di sampah medis
Di pakai di laboratorium selama bekerja
Tujuan :
Untuk meniadakan / mengurangi terjadinya infeksi silang.
Kebijakan:
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan pasien dari
infeksi silang
Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisasi antar petugas dan pasien
Prosedur :
Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah,
selaput lendir atau kulit yang terluka
Membersihkan sisa –sisa atau memegang permukaan yang terkontaminasi.
Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya.
Setelah selesai dipakai Lepas sarung dan tempakan dalam sampah medis
21
BAB VIII
PEMANTAPAN MUTU
22
Pencatatan, interpretasi dan pelaporan hasil pemeriksaan, Kegiatan pencatatan
dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam
inteprestasi hasil.
Tujuan:
Membandingkan hasil pemantapan mutu ektsernal sebagai pendoman bekerja di
laboratorium dan harus di patuhi oleh semua petugas
Kebijakan :
Prosedur tetap pemantapan mutu eksternal sebagai pendoman bekerja di laboratorium
dan harus dipatuhi oleh semua petugas.
1. Pemantapan mutu ekternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa di kenal
PNPKLK-K (Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan)
bekerja sama dengan PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian di lakukan dengan
menggunakan perhitungan WIS (Wariance Index Score),dengan nilai 0-400, makin
kecil nlai WIS yang diperoleh suatu laboratorium berarti semakin baik penampilan
laboratorium tersebut.
23
BAB IX
PENUTUP
24