Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Instalasi Laboratorium RSUD H. Badaruddin Kasim merupakan suatu instalasi


penunjang diagnostic laboratorium kelas C rumah sakit dengan pelayanan
pemeriksaan laboratorium yang terbatas sesuai kelas dan standar rumah sakit.
Sebagai bentuk komitmen dalam menyelenggarakan pelayanan penunjang
diagnostic.

Instalasi Laboratorium RSUD H. Badaruddin Kasim dalam pelayanan


bekerjasama dengan pihak luar baik itu dengan pihak Rumah Sakit lain, unit
layanan laboratorium luar maupun badan usaha .Kerjasama yang dilakukan
dengan pihak luar rumah sakit berupa pemeriksaan rujukan laboratorium
,pemeriksaan pembandingan serta kerjasama operasional dalam bentuk
penyediaan alat pemeriksaan laboratorium dengan pihak ketiga. Perencanaan
sampai dengan evaluasi yang saling terkait satu dengan yang lain. Tahapan
kegiatan mencakup pemilihan ,pelaksanaan , pencatatan dan pelaporan ,
monitoring dan komitmen.

B. TUJUAN
Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Instalasi laboratorium RSUD H.
Badaruddin Kasim ini adalah untuk memberikan arah atau standar bagi seluruh
petugas yang bekerja di Instalasi Laboratorium dalam memberikan pelayanan
pada pasien khususnya pelayanan laboratorium

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim
merupakan laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik.
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah H.
Badaruddin Kasim meliputi
1. Pasien Rawat Jalan, Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
2. Pasien Rawat Inap, Yaitu pasien yang di rawat di ruang perawatan Rumah
Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium.
3. Pasien Luar, Yaitu Pasien dari dokter luar Rumah Sakit Umum Daerah H.
Badaruddin Kasim maupun dari puskesmas dan rumah sakit lain yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Pasien Medical Check-up, Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat
jalan yang melakukan medical check-up untuk keperluan : pengangkatan
pengawai negeri sipil , pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan
kesehatan calon legislatif dan pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah
yang ada di wilayah Kabupaten Tabalong yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium.

1
D. BATASAN OPRASIONAL
1. Pasien Rawat Jalan, Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
2. Pasien Rawat Inap, Yaitu pasien yang di rawat di ruang perawatan Rumah
Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium.
3. Pasien Luar, Yaitu Pasien dari dokter luar Rumah Sakit Umum Daerah H.
Badaruddin Kasim maupun dari puskesmas dan rumah sakit lain yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Pasien Medical Check-up, Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat
jalan yang melakukan medical check-up untuk keperluan : pengangkatan
pengawai negeri sipil , pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan
kesehatan calon legislatif dan pemeriksaan kesehatan calon kepala
daerah yang ada di wilayah Kabupaten Tabalong yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium.

E. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemeritahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 204 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844)
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaga Negara Nomor 5063)
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga kesehatan
(Lemabran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3637)
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/MenKes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
493/MenKes/Per/VI/2009 tentang Perbahan Kedua atas Peraturan Mentri
Kesehatan Nomor 1575/MenKes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 289/MenKes/SK/III/2008 tentang
Pendoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MenKes/Per/VIII/2009 tentang
pengiriman dan penggunakan Spesimen Klinik , Materi Biologik dan Muatan
informasinya
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MenKes/Per/VIII/2009 tentang
jejaring Laboratorium Diagnosis Penyaki Infeks New Emerging dan Re-
Emerging
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/MenKes/PSK/IX/2009 tentang
Pendoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan
Biomedis.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik.

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Kualifikasi SDM di laboratorium RSUD H. Badaruddin Kasim


Nama Pendidikan Sertifikasi Jumlah
Jabatam
Ka. Instalasi D3 Analis Pelatihan 1
Manajemen
Laboratorium
Dokter Dokter - 1
penanggung Spesialis
Jawab Patologi
Klinik
Koordinator D3 Analis Pelatihan 4
Pelaksana Teknik
Laboratorium
Pelaksana PPTD & D3 Pelatihan 13
Teknik
Laboratoriu
m
Administrasi SLTA - 1
Sederajat

3
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

1. Ka.Instalasi Laboratorium 1 orang


2. Dokter Pennggung Jawab 1 orang
3. Koordinator Pelaksana Hematologi 1 orang
4. Koordinator Pelaksana Kimi Klinik 1 orang
5. Koordinator Pelaksana Parasitologi, Urinalisa dan Imunologi 1 Orang
6. Koordinator UTD 1 orang
7. Pelaksana hetamologi/serologi 3 orang
8. Pelaksana Kimi Klinik 3 orang
9. Pelaksana Parasitologi, Urinalisa 4 orang
10. Pelaksana UTD 3 orang
11. Pelaksana Administrasi 1 orang

C. PENGATURAN JAGA
Pola pengaturan tenaga di istalasi Laboratorium RSUD H. Badaruddin Kasim
Diatur dalam 3 shif jga dengan distribusi sebagai berikut:

a. Dinas pagi : Yang bertugas sejumlah 6 orang dengan rincian :


o 1 orang koordinator
o 2 petugas sampling
o 1 orang petugas administrasi
o 2 orang bertugas hetamologi/serologi
o 2 orang bertugas di kimia klinik
o 1 orang bertugas di Parasitologi dan Urinalisa
o 1 orang bertugas di UTD
Jam dinas dari pukul 08.00 wita s/d pukul 14.00 wita

b. Dinas sore : yang bertugas 3 orang, dengan rincian :


o 1 orang penanggung jawab shift merangkap pelaksana
o 1 orang petugas billing merangkap pelaksana sampling, merangkap
pelaksana
o 1 orang bertugas di UTD
Jam dinas dari pukul 14.00 wita s/d 21.00 wita.

c. Dinas malam, yang bertugas 2 orang dengan rincian tugas :


o 1 orang sebagai penanggung jawab Shift merangakap pelaksana,
o 1 orang sebagai petugas billing merangkap pelaksana ,
Jam dinas dari pukul 21.00wita s/d 08.00 wita.

Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di instalasi Laboratorium RSUD


H.Badaruddin Kasim adalah sebagai berikut :
a) Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh koordinator
laboratorium, disetujui oleh kepala instalasi Laboratorium
b) Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulandan direalisasikan ke
analis pelaksana laboratorium setiap jangka satu bulan.

4
c) Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka analis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas melalui kepala
laboratorium, permintaaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga
yang ada dan tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat
disetujui.
d) Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi,dinas sore, dinas malam, lepas malam,
libur dan cuti.Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat
di jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (Terencana), maka analis
bersangkutan harus memberitahu kepala laboraturium satu hari
sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari analis
pengganti. Apabila analis yang bersangkutan tidak mendapatkan analis
pengganti, maka kepala laboratorium akan mencari tenaga analis pengganti.
e) Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (tidak berencana),maka kepala laboratorium akan mencari analis
pengganti yang libur, apabila tidak dapat analis pengganti, maka analis yang
dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikan.

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH LABORATORIUM

B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium RSUD H. Badaruddin Kasim antara lain:

NO Nama Alat Merk Tahun

1 Sentrifuge digital (1) Medion 2006


Diagnostic

2 ID-Sentrifuge 12 S II(1) DIAMED 2007

3 Sentrifuge 8 tabung (1) 2017

4 Mikroskop CX21 (1) Olympus

5 Mikroskop NIKON Eclipse Nikon 2011

6
E 200 (1)

6 Hematology Analyzer Sysmex XN-L 2017


450

7 Hematology Analyzer Swelab Alfa 2013

8 Kimia analyzer Biosystem A 25 2013

9 Kimia analyzer Biosistem A 15 KSO

10 Kimia analyzer BA 200 KSO

11 Blood Bank (1) Kirsth 2006

12 Kulkas reagen (2)

13 Kulkas Medical Refrigator Electrolux 2001


(1)

14 Inkubator 37-SII Diamed 2007

15 LED otomatis (2) KSO

15 Alat Elektrolit Smartlite

16 Urine Analyser DIRUI

17 Gen Expert (Pemeriksaan 2018


TBC)

7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. ALUR PELAYANAN LABORATORIUM

PASIEN

RAWAT JALAN /
LOKET RSUD LOKET KASIR
POLIKLINIK LABORATORIUM
RAWAT INAP
SAMPLING

SELEKSI
Alur Masuk
Alur keluar masuk SAMPLING
Alur Keluar
HEMATOLOGI

KIMIA DARAH

IMUNO-SEROLOGI

URINALISA - FESES

B. PERSYARATAN PELAYANAN
1. Pelayanan umum
a. Pasien sudah terdaftar di sistem rekam medis rumah sakit sesuai dengan
jaminan perawatan masing-masing
b. Untuk Pasien rawat jalan ; pasien datang langsung ke laboratorium dengan
membawa formulir permintaaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan
berkas jaminan sesuai dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboartorium oleh
petugas ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi lengkap.
2. Persyaratan khusus
Sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakuakan, seperti puasa, tidak
minum obat-obatan , tidak pada saat haid untuk pemeriksaan UL.

C. WAKTU TUNGGU HASIL


Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan jumlah
pemeriksaan yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti permintaan cito dan

8
permintaan biasa. Adapun kriteria pemeriksaan laboratorium berdasarkan
permintaan, jenis pemeriksaan dan waktu tunggu hasil laboratorium sebagai berikut:

Jenis permintaan jenis pemeriksaan, & waktu tunggu hasil

WAKTU
JENIS PERMINTAAN JENIS PEMERIKSAAN TUNGGU
HASIL
Cito 1. Darah rutin tanpa led ≤30 Menit
2. GDS/GDP
3. PST/PPT
4. Urine Rutin
Biasa 1. Darah Lengkap ≤120 Menit
2. Kimia Lengkap
3. FL Lengkap
4. UL Lengkap
5. Serologi/mikrobiologi
Pemeriksaan Khusus Slide Malaria ≤24 Jam
Apusan Darah

D. PENGELOLAAN SPESIMEN
Pengelolaan spesimen meliputi pengumpulan, identifikasi, pengerjaan,
pengiriman, dan pembuangan spesimen.

1. Pengumpulan Sampel
a. Persiapan Pasien
 Pemeriksaan gula darah pausa dan 2 jam post prondial, Sebelum
pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10-12 jam . Pagi hari ,
pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa, kemudian pasien
makan dan minum seperti biasa , selesai makan pasein puasa lagi selama
2 jam. Pasien diambil darahdan urine yang kedua untuk pemeriksaan
glukosa 2 jam pp
 Pemeriksaan Profil Lipid. Pasien diharuskan puasa selama 10-12 jam
a. Persiapan Alat:
• Needle vacutainer
• Spuit, Lancet, Wing needle, Touriquet
• Pot urine
• Objek glass, cover glass
b. Persiapan Bahan
• Kapas alcohol
• Anti koagulant
c. Teknik Pengambilan Spesimen
1) Darah vena
• Catat nama pasien tabung
• Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah
• Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya.
• Desinfeksi bagian yang akan di tusuk dengan kapas alcohol

9
• Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat darah
keluar
• Pemeriksaan Hematologi lengkap : Darah EDTA 3 ml
• Pemeriksaan Kimia Klinik : Darah beku 3 ml
• Pemeriksaan Imunologi : Darah beku 3 ml
• Pemeriksaan Hematologi + Kimia+ Immun : Darah EDTA + beku 5 ml
• Pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item pemeriksaan
laboratorium
• Toutniquet dilepaskan
• Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya
• Rekatkan plester

2) Darah Kapiler
• Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga
pada anak , tumit pada bayi
• Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
• Tusuk dengan lancet secepat mungkin
• Buang teles darah pertama dengan kapas kering, tetes darah
sealnjutnya diambil
• Rekatkan lokasi tusukan dengan plester

3) Urine
a) Urine sewaktu : Untuk urine lengkap, tes kehamilan
• Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa
• Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
• Beri label identitas pasien
b) Urine pagi: Untuk Urine lengkap
• Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur
• Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
• Beri label identitas pasien

4) Faeces
• Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan tertutup jangan
bercampur dengan urine
• Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya

5) Sputum
• Ambil sputum denagn metode SPS (Sewaktu, pagi baru bangun tidur,
sewaktu)
• Tampung pada wadah bersih , kering dan bermulut besar dan tertutup

6) Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung
sesuai dengan permintaan dokter.

2. Identifikasi Spesimen
Identifikasi spesimen adalah tata cata identifikasi pasien sebelum dilakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memastikan bahwa speseimen yang diambil

10
petugas laboratorium sesuai dengan data identitas dan jenis pemeriksaan yang
di maksud, yaitu dengan cara sebagai berikut :
a. Mencocokan identitas pasien ( nama, tanggal lahir, nomor rekam medik,
tanggal pemeriksaan dan ruangan asal pasien) pada tabung dengan
identitas di formulir permintaan pemeriksaan.
b. Mencocokkan jenis pemeriksaan laboratprium yang diminta dengan jenis
penampung spesimen.
c. Jika identitas pada tabung tidak lengkap, identitas tidak sesuai dengan
formulir pemeriksaan maka spesimen tidak dapat dilakukan pemeriksaan.
d. Apabila antara identitas spesimen pada wadah suda sesuai dengan formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium maka petugas laboratorium langsung
melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan.

3. Pengerjaan Spesimen
Spesimen yang telah di identifikasi kemudian dilakukan pengerjaan sesuai
pemeriksaan yang diminta di formulir.

JENIS SPESIMEN PERLAKUAN KETERANGAN


SPESIMEN
Darah Vena Homogenesasi Darah EDTA
Darah Beku Sentrifuge 3000 Rpm 5 Serum
Menit
Urine Sentrifuge 2000 Rpm 5 Sidementasi
Menit Urine

Kemudian dilakukan pemeriksaan sesuai jenis spesimen :


a. Darah EDTA dimasukkan ke dalam alat hematologi analyzer, kemudian tunggu
hasil keluar dari alat. Setelah itu hasil dicetak dan di catat di buku register
laboratorium.
b. Serum yang dipisahkan setelah disentrifuge dimasukkan ke dalam cup sampel,
kemudian dimasukkan ke dalam alat analyzer sesuai data pemeriksaan yang telah
input. Setalah hasil pemeriksaan selesai hasil dicetak dan dicatat di buku register
laboratorium.
c. Untuk pemeriksaan sedimen urine, setelah di sentrifuge bagian urine yang tal
terendap dibuang dan disisakan endapannya yang dibawah. Kemudian di kocok
hingga homogen, diletakkan di atas objek glass dan dilakukan pemeriksaan di
bawah mikroskop. Kemudian hasil dicatat dibuku register laboratorium.

4. Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen harus dilaksanakan secara aman bagi manusia dan
lingkungan dan menjaga agar spesimen tetap dalam kondisi yang baik. Prosedur
pengiriman yang dilakukan adalah sebagai berikut :
d. Siapkan spesimen yang akan dikirim/dirujuk.
e. Bahan/ spesiemen diagnostik yang diperkirakan mengandung bahan infeksius
membutuhkan kemasan 3 lapis sesuai dengan rekomendasi dari WHO, terdiri dari
:
1) Wadah kedap air berisi spesimen
2) Wadah kedap air berisi bantalan absorben yang cukup banyak untuk mengisap
cairan apabila terjadi kebocoran.
3) Wadah untuk melindungi wadah kedua dari pengaruh luar selama dalam
perjalanan.

11
c. Bahan infeksi dikategorikan sebagai benda berbahaya kemasan seperti ini harus
mempunyai tanel sesuai prosedur pelabelan.
d. Salinan dari formulir berisi data spesimen, surat rujukan dari laboratorium RS H.
Badaruddin Kasim atau informasi lain yang mengidentifikasi atau menerangkan
spesiemn harus ditempel pada bagian luar wadah kedua.
e. Dua lembar salinan lain masing-masing dikirim ke laboratorium penerima dan
arsip pengirim. Hal ini memunginkan laboratorium peneriman untuk
mengidentifikasi spesimen dan menentukan bagaimana menangani dan
memerksanya.
f. Periksa kembali spesimen yang akan dirujuk bila telah sesuai segera kirim ke
tempat rujukan dengan menggunakan cool box yang memenuhi standard untuk
pengiriman.
g. Dokumentasikan semua spesimen yang dikirim pada buku register khusus
spesimen yang dikirim.

5. Pembuangan Spesimen
Pembuangan spesimen dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan penyakit
atau pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kesalahan penanganan dan
supaya tercpitalingkungan kerja yang bersih dan memenuhi persyaratan ketentuan.
Sedangkan langkah-langkah untuk pembuangan spesimen, yaitu :
a. Setelah semua pemeriksaan selesai dilakukan, semua sampel baik darah, urine
maupun cairan tubuh dilakukan pembuangan sesuai ketentuan.
b. Sampel urine yang telah diperiksa : sisa urine dibuang, kemudian masukkan
botol urine ke dalam bak penampung yang telah diberi larutan desinfektan.
c. Sampel darah lengkap yang telah diperiksa : lakukan pembuangan 1 x 24 jam,
Sampel darah dibuang dalam sampah medis kemudian diteruskan ke
pembuangan akhir RS / insenerator.
d. Sampel serum / plasma dibuang dalam bak sampah medis, kemudian
diteruskan ke pembuangan akhir RS / insenerator.
e. Sampel sputum : tambahkan larutan disenfektan kedalam botol penampung
sputum, kemudian botol sputum dibuang ke dalam sampah medis , diteruskan
ke pembuangan akhir RS/ insenerator.

d. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

RIKSAAN NILAI RUJUKAN SAMPEL HARI JANJI


KERJA WAKTU
HASIL
GI

NGKAP
Darah
bin (hb) L(13,5-17,5) W(12-15)
4000-11.000 Darah
L(4,0-6,5)jt W (3,9-5,6)jt (Whole
nis Blood)
fil 0-1% EDTA ≤ 60
nofil 1-3% Setiap menit
rofil 50-70% hari
osit 20-40%
osit 2-8% 1X 24
t 150.000 – 400.000 Jam
it L(40-48)% W(37-43)%
L<10ml/jam W<15ml/jam
ap Darah (LED)

12
darahan (BT) 1 – 3 Menit
mbekuan (CT) 2 – 6 Menit
T 21,0 – 36,4 S
trombin 10,7 – 14,3 S Plasma
CaCl

GKAP
pis Urine Setiap ≤ 60
Kuning – Kuning Tua Segar > 2 Hari menit
han Jernih ml
a Negatif
Negatif
n Negatif
nogen Negatif
5,0
enis 1.000
Negatif
Negatif

it 0 - 2/LPB
t 0 – 1/LPB
Positif
Negatif
r Negatif
est kehamilan)

Feaces Setiap ≤ 60
ENGKAP segar Hari menit
opis
stensi Agak Lunak
a Kuning Kecoklatan
r Negatif
Negatif
kopis
sit 0 – 1/LPB
sit 0 – 1 /LPB
Cacing Negatif
ba Negatif
Negatif
atif Negatif
l Lemak Negatif
Makanan Negatif
ri Basil Negatif
Lain
TORING
petamin Negatif
Negatif Urine Setiap ≤ 60
Negatif Segar Hari menit
Negatif >2,0 ml
K
rol Total < 200 mg/dl
rol HDL >60 mg/dl
rol LDL <100 mg/dl
rida <150 mg/dl Serum Setiap ≤ 120
arah Puasa 70 – 150 mg/dl 0,5 ml hari menit

13
arah 2 jam PP 70 – 150 mg/dl
arah Sewaktu <140 mg/dl
4,0 -6,5 %
Urat L(3,5-7,2)W(2,6-6,0) mg/dl
15 – 39 mg/dl
in L(0,9-1,3)W(0,6-1,1) mg/dl
AST) < 40 U/L
ALT) < 41 U/L
Total 6,40 – 8,30 g/dl
n 3,50 – 5,00 g/dl
n Total < 1,0 mg/dl
n Direct < 0,2 mg/dl
n Indirect < 0,75 mg/dl

OGI Negatif
en Expert) Setiap
Nesset Sputum/ hari ≤ 150
Sekret/ Setiap menit
cairan Hari
tubuh

est (Titer ABOH) Negatif


Negatif
s Ag Negatif Serum / Setiap ≤ 120
M HAV Negatif Plasma/ Hari menit
M & Ig G Negatif Whole
Negatif Blood 0,5
st Negatif ml
st Negatif
s Test Negatif
Negatif
Negatif
M Dengue Negatif
n Negatif / < 0,05 ug/L Serum
MA Setiap ≤ 90
L Hari menit
pung Lengkap
engeluaran -
Seksual 2 – 7 Hari
IS
>2,0ml
Putihkeabuan/kelabu pucat
tas <2,0 cm Sperma
Khas (bunga akasia)
>7,2
Mencair mx dlm 60 menit
ksi
S
Spermatozoa
>50%
llent
>50%
d
0%
0%
asi Negatif
ozoa >20 juta / ml
Jumlah

14
ozoa
i Spermatozoa >30% spermatozoa normal
T Serum Setiap 60
(Cl) 98 – 107 mmol/L hari menit
(Na) 135 – 150 mmol/L
K) 3,5 – 5,0 mmol/L

e. PENANGANAN NILAI KRITIS


Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RSUD H.
Badaruddin Kasim berdasarkan kesepakatan dari seluruh Staf Medis yang ada di
lingkungan Rumah sakit.
Prosedur Penyampaian Hasil Kritis
1. Pengertian
Hasil kritis (cristical Value) Adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada
beberapa parameter dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan ( terlalu
tinggi atau terlalu rendah yang harus segera dilaporkan kepada dokter penanggung
Jawab pelayanan (DPJP) agar dapat diambil tindakan segera guna mengatasi
keadaan / penyakitnya.
2. Tujuan
Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang mengalami kegawatan
atau dalam keadaan kristis.
3. Kebijakan
• Setiap hasil kristis yang di temukan pada pemeriksaan laboratorium di instalasi
Laboratorium , harus segera diberi tahu kepada dokter penanggung jawab
laboratorium yang kemudian di laporkan kepada Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP)/ Dokter pengirim, atau perawat ≤ 15 menit melalui telepon
• Petugas laboratorium yang melaporkan hasil kritis mencatat pada buku pelaporan
hasil kritis dilengkapi jam pelaporan, nama yang melapor dan nama
perawat/dokter DPJP yg menerima laporan
• Hasil pemeriksaan laboratorium kritis segera dikirim ke ruangan pengirim yang di ambil
oleh perawat jaga atau keluarga pasien dan mengisi buku laporan nilai kritis untuk bukti
pengambilan hasil dengan mencantumkan nama dan jam pengambilan hasil

15
BAB V
LOGISTIK

A. PENGERTIAN
Logistik di laboratorium adalah penyediaan bahan – bahan habis pakai / reagen
dan aalat tulis kantor (ATK)yang dibutuhkan untuk pelayanan di laboratorium

B. TUJUAN
Agar kebutuhan bahan- bahan habis pakai/reagen sebagai sarana pemeriksaan
dapat tersedia dengan tepat, cepat , efektif, efesien dan profesional untuk
meningkatkan mutu laboratorium

C. RUANG LINGKUP
Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan – bahan habis pakai/ reagen ini
menerangkan suatu sistem yaitu
1. Reagensia dan bahan habis pakai
• mengevaluasi jumlah stok reagen
Pengadaan reagen dan bahan habis pakai di laboratorium dilakukan pertriwulan
yaitu bulan februari,mei,agustus dan November, atau pada kondisi tertentu
misalnya terjadi peningkatan pasien pada kondisi terjadinya wabah
• Membuat surat pesanan reagen dan bahan habis pakai
Surat pemesanan reagen masuk kebagian pemeanan di bagian apotik 1 bulan
sebelum waktu pemesanan
• Setelah reagen dan bahan habis pakai yang diperlukan datang , pihak
apotik/pengadaan barang menghubungi laboratorium. Barang kemudian diperiksa
disesuaikan dengan permintaan laboratorium kemudian di simpan digudang
penyimpanan di laboratorium.
2. Alat tulis kantor
• Pemesanan Barang-barang ATK serta kelengkapan lain seperti stiker kantong darah
dilakukan di gudang non medis
• Barang-barang ATK direncanakan pertahun dan diambil setiap bulan sesuai
keperluan

16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di
laboratorium menjadi lebih aman

B. TUJUAN
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


Pendoman umum, sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan
sebab:
 Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannya
 Banyaknya jenis specimen pemeriksaan
 Banyaknya jenis wadah penampungan/container
 Jumlah konsumen yang banyak

1. Manfaat keselamatan pasien


 Budaya safety meningkat dan berkembang
 Komunikasi dengan pasien berkembang
 Kejadian tidak diinginkan menurun
 Keluhan dan litigasi (tuntutan hukum) berkurang
 Mutu pelayanan meningkat
2. Standar keselamatan kerja
 Hak pasien
 Mendidik pasien dan keluarga
 Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
 Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
 Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

3. Sasaran pasien safety di laboratorium


 Melakukan idenfikasikan pasien secara tepat tanyakan nama, tangga lahir
 Meningkatkan komunikasi yang efektif (lakukan read back saat menerima
pesan melalui telepon)
4. Meningkatkan keamanan pengeluaran hasil lakukan doble check untuk verifikasi
hasil laboratorium Istilah dalam keselamatan pasien
 Kondisi potensial cidera : Kondisi atau situasi yang sangat berpontensi untuk
menimbulkan cidera , akan tetapi belum terjadi insiden. Contoh : jumlah pasien
banyak, jumlah staf kurang , nilai kritis tidak dilaporkan
 Kejadian nyaris cidera : terjadinya insiden yang belum terpapar ke pasien.
Contoh: salah mengerjakan item pemeriksaan (yang diminta serologi DHF tetapi
dikerjakan lgm anti Salmonella typhi/diketahui sebelum hasil dikeluarkan)
 Kejadian sentinel: Kejadian tidak diharapkan yang menyebabkan kematian atau
cidera yang serius yang biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak
diharapkan atau tidak dapat diterima. Contoh: amputasi atau operasi di bagian
tubuh yang salah

17
 Kejadian tidak cidera: suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien akan tetapi
tidak timbul cidera. Contoh : hasil BUN/kreatinin pasein yang seharusnya
normal tetapi hasil yang di keluarkan tinggi sehinnga pasien menjalani cuci
darah, pasien

5. Grading risiko kejadian :


 Biru: Kejadian sangat jarang ( > 5 tahun / kali ), tidak signifikan, tidak ada
cidera
 Hijau : jarang / unlikely (> 2-5 tahun/kali ), minor cidera ringan , dapat diatasi
dengan pertolongan pertama
 Kuning : mungkin/possible ( 1_2 tahun/kali), moderat, cidera sedang/luka
robek, berkurangnya fungsi reversible, kasus yang memperpanjang perawatan
 Kuning : sering/likely (beberapa kali/tahun), mayor .cidera luas/berat (cacat ,
lumpuh ) , kehilangan fungsi (irreversible)Merah : sangat sering almont certain (
tiap minggu / kali, katastropik, kematian yag tidak berhubungan)

6. Pengalaman kasus pasien safety


 Salah mengerjakan pemeriksaan laboratorium ( Pemeriksaan yang dikerjakan
berbeda dengan pemeriksaan yang diminta)
 Salah memberikan hasil ( hasil yang di berikan ke pasien adalah hasil yang
salah/belum dikonfirmasi)
 Hasil yang tertukar semua / sebagian (fungsi checker tidak berjalan )
 Salah memberikan hasil (salah , sampel, salah prosedur )
 Hasil laboratorium / sampel tidak ada (koordinasi dengan bagian yang lain
kurang efektif)
7. Utamakan Keselamatan Pasien , Bila ada kejadian , segera tindak lanjuti dengan :
 Membuat laporan insiden
 Menelaah akar permasalahan , mengapa terjadi hingga menemukan fakta
system yang belum berfungsi optimal
 Menentukan solusi dan rekomendasi

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Laboratorium merupakan bagian dari


pengelolaan laboratorium secara keseluruhan.Laboratorium melakukan berbagai tindakan
dan kegiatan terutamaberhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia mapun
bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan specimen , maka
berpotensi terinfeksi kuman pathogen . potensi infensi juga dapat terjadi dari petugas ke
petugas lainnya , atau keluarga nya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang

18
terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan
laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap an kemampuan untuk melakukan
pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO.

A. PENGERTIAN
Adalah suatu system diman Instalasi Laboratorium RSUD H. Badaruddin Kasim
membuat suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di
linngkungan Instalasi Laboratorium.

B. TUJUAN
1. Tercipta budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak di harapkan
3. Terlaksanakan progam-program pencegahan sehinnga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA


a. Pra Analitik
 Memakai jas laboratorium , sarung tangan, dan masker untuk mencegah tertular
bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut,
mata atau luka
 Sesudah mengambilan sampel darah , kumpulan jarum dan semprit pada
tempat khusus untuk limbah tajam (Sharps Colector) yang tersedia dan cegah
jangan sampai tertusuk jarum tersebut.
 Sampel darah dimasukkan dalam wadah tertentu anti bocor dan tertutup rapat
dengan label idenditas pasien.
 Sampel yang tidak dilakukan pemeriksaan segera , harap disimpan dalam lemari
es sesuai syarat penyimpanan sampel
 Petugas sampling dilarang makan, minum, atau , merokok pada waktu sampling

b. Analitik
 Penggunaan Pipet, Pengelohan specimen/ sampel dan melaksanakan tes harus
selalu hati-hati dan menganggap semua bahan infeksius (Universal Precaution).
 Memakai jas laboratorium ,sarung tangan, dan masker untuk mencegah tertular
bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit , mulut,
mata atau luka.
 Jangan memipet langsung denagn mulut , gunakan alat bantu pipet
 Tindakan jika terjadi tumpahan baha kimia : segera member tahu petugas
laboratorium lain dan jauhkan petugas yang tidak berkepetingan dari lokasi
tumpahan
 Mencegah tertelan dan terkenannya kulit serta mata oleh bahan infeksius, cuci
tangan sesering mungkin dengan sabun/ desinfektan sesuai ketentuan hand
higiene jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.

c. Pasca Analitik
 Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
 Jarum / benda tajam yang terkontaminiasi masukkan kedalam wadah tahan
tusukkan (sharps collector), kemudian dikelola sesuai prosedur pengelolaan
limbah rumah sakit (Incenerator).
 Limbah cairaninfeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam jirigen ¾
penuh , kemudian jirigen tersebut diantar kepenampungan limbah B3 di kesling
untuk dikelola sesuai prosedur pengolahan limbah rumah sakit.
 Limbah padat , sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik

D. Penanganan Kesadaran Darurat Di Laboratorium

19
1. Kebakaran
 Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke
unit lain.
 Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi
 Lakukan tindakan sesuai dengan Tugas Penyelamatan
 Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran yang ada di
rumah sakit (APAR)
 Tulis berita acara kejadian.

2. Tumpahan specimen atau limbah B3


 Tumpahan specimen atau limbah B3 di bersihkan dengan spillkit sesuai dengan
prosedur penggunaan spillkit

3. Luka tusukan jarum


 Cuci bagian yang tertusuk di pancuran air selama kurang lebih 1-2 menit
 Tutup luka dengan kapas betadin, kemudian di plester atau di balut
 Lapor ke kepala ruangan
 Pergi ke instalasi gawat darurat dan isi blanko laporan kejadian yang ada d
instalasi gawat darurat
 Laporan akan diteruskan ke bagian K3RS dan ikuti prosedur pemeriksaan sesuai
dengan prosedur yang berlaku

4. Pecahan gelas
 Gunakan sarung tangan
 Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
 Masukkan kedalam kantong plastic berwarna kuning.
 Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
 Tutup kantong , masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras,
kemudian lakukan cuci tangan sesuai prosedur hands hygiene.

5. Tumpahan bahan kimia


 Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
 Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
 Pakailah masker dan sarung tangan.
 Bahan kimia asam dan korosif , netralkan dengan abu soda atau Na bikarbonat.

6. Pemakaian Jas Laboratorium


Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan atau darah supaya jangan sampai
terkena tubuh.

Tujuan:
Menahan darah cairan jangan sampai mengenai tubuh

Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi Silang.
Prosedur
 Dipakai sebelum cuci tangan, untuk pelindung baju kerja
 Digunakan selam bekerja
 Setelah selesai bekerja, di lepas dan di taruh di kamar ganti

7. Pemakaian Masker
Pengertian:
Suatu alat penutup mulu dan hidung

20
Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan
(sewaktu bicara/ bersin)
Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
Prosedur :
 Masker tersedia dalam keadaan bersih
 Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
 Tali masker ditalikan di belakang kepala
 Masker setelah dipakai, di tempatkan di sampah medis
 Di pakai di laboratorium selama bekerja

8. Pemakaian Sarung Tangan


Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan dari kontaminasi bahan
berbahya/infeksius

Tujuan :
Untuk meniadakan / mengurangi terjadinya infeksi silang.
Kebijakan:
 Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan pasien dari
infeksi silang
 Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
 Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisasi antar petugas dan pasien

Prosedur :
 Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah,
selaput lendir atau kulit yang terluka
 Membersihkan sisa –sisa atau memegang permukaan yang terkontaminasi.
 Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya.
 Setelah selesai dipakai Lepas sarung dan tempakan dalam sampah medis

21
BAB VIII
PEMANTAPAN MUTU

A. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencengahan dan pengawasan yang
dlaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus setiap hari untuk
mencegah dan mendeteksi atau kesalahan serta memperbaikinya sehingga di peroleh
hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak tahap
preanalitik, tahap analitik sampai dengan tahap pasca analitik
i. Tahap pra analitik
Persiapan pengambilan sampel. Pengambilan bahan pemeriksaan hendaknya
memenuhi beberapa syaarat, yaitu:
 Bahan diambil sebelum penderita minum obat anti mikroba, bila sudah terlanjur
minum obat.Sebaiknya di berikan informasi tentang takaran serta lama
pemberian obat.
 Pengambilan bahan dilakukan dengan alatyang steril secara aseptic
 Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang tepat yang dipiih dengan
mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi dengan kuman –
kuman penyebab penyakit.
 Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium hendaknya diisi dengan lengkap,
bahan pemintaan seharusnya dikirim ke laboratorium.wadah bahan
pemeriksaan harus diberi label identiitas yang jelas dan sesuai.
ii. Tahap Analitik
1. Pengolahan sampel:
 Sampel darah , urin feses, harus segera sampai di laboratorium
 Darah segera disentrifus
 Bahan yang lain sesuai dengan permintaan pemriksaan.
2. Kalibrasi Peralatan
 Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada timbangan
analitik
 Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan kalibator
b. Uji Ketelitian dan Ketepatan , Uji Ketelitian dan Ketepatan dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan control yang telah diketahui nilainya.pemriksaan
bahan conrol dilakukan tiap hari.uji ini dimaksudkan untuk mengetahui
ketelitian dari sampel.

3. Tahap Pasca Analitik

22
Pencatatan, interpretasi dan pelaporan hasil pemeriksaan, Kegiatan pencatatan
dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam
inteprestasi hasil.

B. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang di selenggarakan oleh pihak
lain diluar laboratorium secara periodic untuk memantau dan menilai penampilan
laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang di tentukan.

Tujuan:
Membandingkan hasil pemantapan mutu ektsernal sebagai pendoman bekerja di
laboratorium dan harus di patuhi oleh semua petugas

Kebijakan :
Prosedur tetap pemantapan mutu eksternal sebagai pendoman bekerja di laboratorium
dan harus dipatuhi oleh semua petugas.

Pemantapan Mutu Eksternal yang telah diikuti Instalasi laboratorium Rumah


Sakit telah mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal secara rutin yang
diselenggarakan oleh Departement Kesehatan RI dan Perhimpunan Dokter Spesialis
Patologi Klinik Indonesia. Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan
oleh pemerintah dan yang telah diikut laboratorium adalah:

1. Pemantapan mutu ekternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa di kenal
PNPKLK-K (Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan)
bekerja sama dengan PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian di lakukan dengan
menggunakan perhitungan WIS (Wariance Index Score),dengan nilai 0-400, makin
kecil nlai WIS yang diperoleh suatu laboratorium berarti semakin baik penampilan
laboratorium tersebut.

2. Pemantapan Mutu Eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal sebagai


PNPKLK-H (Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Bidang
Hematologi)
.

Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal


1. Persiapan, Setiap tahun dilaksnakan 2 siklus
2. Pengiriman serum control, Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
3. Pemeriksaan serum control ,Serum control di periksa sesuai dengan tanggal yang di
tetapkan
4. Hasil pemantapan mutu eksternal, hasil yang diterima di instalasi Laboratorium
dicatat tanggal terima untuk masing masing siklus oleh petugas dimasukan didalam
arsip hasil pemantapan mutu eksternal Laboratorium.

23
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium disusun sebagai acuan dalam


melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pelayanan laboratorium RSUD H.
Badaruddin Kasim. Laboratorium merupakan pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai
salah satu bagian penunjang medis diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti
dan akurat tentang aspek laboratorium terhadap spesimen atau sampel yang dilakukan
pengujian, sehingga mutu hasil pengujian laboratorium terus dapat ditingkatkan seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit.
Pendoman ini di susun dengan format yang telah disepakati oleh tim akreditasi yang akan
diperbaharui apabila di perlukan sesuai dengan perkembangan serta undang-undang yang
berlaku.

24

Anda mungkin juga menyukai