Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan


yang diperlukan unuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan,
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. Sebagai komponen penting dalam
pelayanan kesehatan, hasil laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis,
pemeberian pengobatan, pemberian dan pemantauan pengobatan, serta penentuan
prognosis.
Laboratorium RSUD kabupaten Ogan Ilir, merupakan Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit yang berwewenang dan tanggung jawab di bidang penyediaan sarana
dan prasarana pelayanan laboratorium. Dalam pelaksanaan tugas sehari–hari berada
di bawah pembinaan Kepala Bidang Penunjang Medis. Laboratorium dipimpin oleh
seorang Penanggung Jawab Laboratorium. Kegiatan instalasi Laboratorium
mencakup Jasa Pelayanan dan Pendidikan. Pelayanan Laboratorium RSUD
kabupaten Ogan Ilir tersedia untuk rawat jalan, rawat inap dan laboratorium 24 jam.
Seiring dengan visi dan misi Rumah Sakit dan dalam rangka mewujudkan pelayanan
laboratorium yang bermutu, diperlukan suatu Pedoman Pelayanan laboratorium.

B. TUJUAN PEDOMAN

Tujuan penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium adalah meningkatkan


mutu pelayanan melalui praktek Laboratorium Kesehatan yang benar (Good
Laboratory Practice/GLP). Diharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan dalam
setiap kegiatan pelaksanaan pelayanan di Instalasi laboratorium RSUD OI.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Ruang lingkup pelayanan laboratorium adalah kegiatan Instalasi Laboratorium


yang meliputi pemeriksaan laboratorium bahan Pemeriksaan (BP) dalam rangka
peyaringan, diagnostik dan prognostik suatu penyakit untuk pasien rawat jalan, rawat
inap dan Medical Check Up (MCU). Laboratorium RSUD OI juga melayani
permintaan pemeriksaan dari para dokter praktek swasta, praktisi umum dari rumah
sakit lain.

D. BATASAN OPERASIONAL

Laboratorium Rumah Sakit menyediakan pelayanan 24 jam sehari dan 7 hari


seminggu. Laboratorium menerima beberapa parameter hematologi, kimia klinik,
imunologi serologi, urinalisa dan Tes cepat Molekuler. Parameter yang tidak dapat

1
dikerjakan di laboratorium RSUD kabupaten Ogan Ilir dirujuk ke laboratorium rujukan.
Spesimen patologi anatomi akan dirujuk ke laboratorium patologi anatomi yang
bekerjasama dengan RSUD kabuapten Ogan Ilir
1. Pelayanan laboratorium adalah kegiatan yang dilakukan oleh labortaorium untuk
melakukan pemeriksaan terhadap specimen pasien yang diperlukan sebagai
penunjang penegakan diagnosis pasien.
2. Spesimen adalah bagian tubuh pasien yang diambil untuk diperiksa, dalam hal
ini specimen darah dan urin
Pengambilan spesimen darah di IGD, Rawat Inap dan Rawat jalan dilakukan
oleh Ahli Tehnologi Laboratorium Medis dan petugas yang mempunyai
kompeten
Pengambilan spesimen khusus yaitu : apus tenggorok, apus luka, cairan otak,
cairan pleura, cairan sendi, cairan abdomen, jaringan tubuh dan lain – lain
dilakukan oleh dokter spesialis sesuai bidang ilmunya.
3. Formulir Permintaan laboratorium adalah formulir yang berisi parameter
pemeriksaan labortaorium dan identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir,
no.rekam medik, ruangan / poliklinik, nama dan paraf dokter pengirim, dan
keterangan klinis pasien) yang harus diisi sebelum melakukan pemeriksaan
laboratorium.
4. Distribusi spesimen adalah proses pengiriman specimen dari ruangan atau
tempat lain ke laboratorium
5. Penanganan spesimen adalah proses pemeriksaan specimen sampai hasil
dikeluarkan
6. Verifikasi adalah tindakan untuk melakukan pengecekan ulang hasil
laboratorium
7. Turn Around Time (TAT) atau waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai
dari specimen diterima sampai hasil dikeluarkan. TAT dikelompokkan menjadi
TAT CITO atau segera dan NON CITO
8. Nilai/rentang rujukan adalah nilai yang dianggap merupakan parameter atau
kriteria normal (dapat diterima sebagai suatu kondisi yang sehat). Nilai rujukan
ditetapkan berdasarkan kepustakaan dan atau penelitian ilmiah sesuai
demografi dan geografi populasi pasien atau sesuai reagen/alat yang
digunakan.
9. Nilai kritis adalah hasil laboratorium yang memerlukan penanganan segera.
10. Laboratorium rujukan adalah laboratorium di luar RSUD kabupaten Ogan Ilir
Pemeriksaan laboratorium yang tidak dapat dilakukan oleh laboratorium RSUD
kabupaten Ogan Ilir dirujuk ke laboratorium rujukan yang ditetapkan.

2
E. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 TENTANG KESEHATAN


2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2004 tentangRumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 5072);
3. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan laboratorium Klinik Yang baik

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM (Sumber Daya Manusia)


Nama Jabatan Kualifikasi
Kepala Instalasi 1. Dokter Spesialis Patologi Klinik
Laboratorium 2. Sehat jasmani danrohani
3. Memiliki STR dan SIP Sebagai dokter spesialis
Patologi klinik
4. Dapat bekerja secara tim
Kepala Ruangan 1. D 3 Analis Kesehatan
Laboratorium 2. Sehat jasmani dan rohani
3. Memiliki STR dan SIP sebagai tenaga
laboratorium di RSUD Kab Ogan Ilir
4. Dapat bekerja secara mandiri dan tim
Petugas laboratorium 1. D 3 Analis Kesehatan
2. Sehat jasmani dan rohani
3. Memiliki STR dan SIP sebagai tenaga
laboratorium di RSUD Kab Ogan Ilir
4. Dapat bekerja secara mandiri dan tim

B. Distribusi Ketenagaan

Sumber daya manusia laboratorium di bagi dalam tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
 Kepala Instalasi Laboratorium
Dr. Dahlan R Siahaan, M. Ked ( Clin Path), Sp. PK

 Ahli Tehnologi Laboratorium Medik


A. Kepala Ruangan laboratorium
Reni Handayani, AMAK

B. Wakil Kepala Ruangan


Rani Yulandari, AMAK

C. Penanggung Jawab laboratorium Hematologi


Rosita, AMAK
Windasari, AMAK

D. Penanggung Jawab laboratorium TB


Evi Suciana, AMAK
Marlina, AMAK

4
E. Penanggung Jawab laboratorium Kimia Klinik
Yuliana, AMAK
Yesi Jeniria, AMAK

F. Penanggung Jawab laboratorium Urinalisa


Dedi Saputra, AMAK
Mustakim, AMAK
Ahmad Fajar Ramadhan, AMAK

G. Penanggung Jawab laboratorium Imunologi & Serologi


Miranti, AMAK
Rati Gustina, AMAK

C. PENGATURAN JAGA

5
Pelayanan laboratorium yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh Sumber Daya
Manusia yang ada di dalamnya. Maka dari itu Instalasi Laboratorium Rsud kabupaten
Ogan Ilir menentukan persyaratan kualifikasi tenaganya sebagai berikut:
2.1. Kepala Instalasi Laboratorium
Nama Jabatan : Kepala Instalasi Laboratorium
Unit Kerja : Penunjang Medis
Ikhtisar jabatan :
1. Membuat program kerja untuk pedoman pelaksanaan tugas di
instalasi radiologi.
2. Membuat rencana pengembangan SDM (kualitas dan kuantitas)
radiologi melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi.
3. Mengadakan rapat rutin / tidak rutin sebagai pelaksanaan koordinasi
dengan seluruh staff radiologi.
4. Melakukan koordinasi dengan unit lain yang terkait terhadap
pelayanan radiologi.
5. Memeriksa, memaraf dan menandatangani surat-surat radiologi.
6. Memberi pembinaan pada staff dibawahnya bila melakukan perbuatan
yang melanggar peraturan yang berlaku.
7. Melakukan tugas lain yang diberikan atasan yang lebih tinggi sesuai
peraturan yang berlaku.

Hasil kerja :
1. Standar Prosedur Operasional (SPO) radiologi.
2. Program kerja keselamatan atau proteksi radiasi
3. Program kerja pengelolaan alat radiologi.
4. Pedoman pengorganisasian radiologi.
5. Supervisi pelaksanaan tugas bawahan.
6. Petunjuk kerja semua staf radiologi.
Uraian Tugas :
a. Melaksanakan fungsi perencanaan :
1. Menyusun alur atau sistem kerja.
2. Menyusun standar prosedur
3. Menyusun program kerja tahunan.

6
4. Menyusun program orientasi karyawan baru.
5. Menyusun rencana kebutuhan barang habis pakai (film, cairan
developer dan fixer) untuk pelayanan pemeriksaan.
6. Menyusun rencana kebutuhan tenaga radiologi.
7. Menyusun rencana kebutuhan peralatan radiologi.
8. Menyusun rencana kebutuhan lain (mebelair, ruangan).
9. Menyusun pengembangan staf radiologi sesuai kebutuhan
pelayanan pasien.
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan:
1. Menyampaikan dan menjelaskan kebijaksanaan pada semua staf di
bawahnya.
2. Memberikan bimbingan teknis kepada semua staf sesuai kebijakan
yang berlaku.
3. Menghadiri rapat atau pertemuan yang diadakan oleh direksi.
4. Menerima laporan rutin dari Koordinator radiologi.
5. Menyelesaikan permasalahan internal radiologi, bila tidak bisa
melaporkan ke atasan langsung.
6. Mengupayakan pengadaan peralatan dan barang kebutuhan
radiologi sesuai ketentuan yang berlaku.
7. Melaksanakan program orientasi karyawan.
8. Memelihara suasana kerja yang harmonis dan nyaman.
9. Memotivasi semua staf untuk menjaga kebersihan.
10. Memeriksa dan mempertimbangkan permohonan ijin dan cuti dinas
dari karyawan radiologi.
11. Memeriksa dan mempertimbangkan surat-surat pindah, berhenti
dan lainya dari karyawan radiologi.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, penegndalian dan penilaian:
1. Mengendalikan pelaksanaan peraturan/ tata tertib / SPO yang
berlaku.
2. Mengendalikan penggunaan peralatan radiologi.
3. Mengendalikan suber daya manusia radiologi secara efektif dan
efisien.

Tanggung jawab :
1. Terlaksananya peraturan dan SPO serta peraturan lainnya.
2. Ketepatan jumlah kebutuhan SDM radiologi.
3. Kebenaran laporan pada manajemen.
4. Menyelesaikan permasalahan yang ada.
5. Terlaksananya pemeriksaan radiologi secara benar dan lancar.
6. Kebenaran penilaian kinerja tenaga radiologi.
Wewenang :
1. Mengatur seluruh kegiatan radiologi.

7
2. Memberikan masukan atau gagasan kepada atasan untuk
pengembangan radiologi.
3. Menilai, menegur dan memotivasi karyawan.
4. Meminta masukan dari semua staf.
5. Mengesahkan jadwal dinas jaga.
Syarat Jabatan :
1. Minimal S2
2. Memiliki Surat Ijin Bekerja (SIB).
3. Pengalaman minimal bekerja di radiologi 3 tahun.

2.2. Koordinator Pelayanan Radiologi.


Nama Jabatan : Koordinator Pelayanan Radiologi
Unit Kerja : Instalasi radiologi
Ikhtisar jabatan :
1. Mengelola pelaksanaan pelayanan radiologi.
2. Membantu kepala instalasi dalam membuat SPO, Program kerja dan
Petunjuk teknis pelayanan.
3. Memberikan petunjuk dan membagi tugas kepada semua staf dan mengatur
shif dinas.
4. Mengatur cuti dan libur semua karyawan demi kelancaran pelayanan
radiologi..
5. Mengatur penggunaan kebutuhan barang cetakan dan ATK untuk
pelayanan.
6. Mengatur penggunaan peralatan untuk pelayanan.
7. Melaporkan semua kejadian kepada kepala instalasi.
8. Memberikan contoh berperilaku yang baik bagi staf yang lain.
9. Melaporkan pelanggaran disiplin kepada kepala instalasi.
Hasil kerja :
1. SPO dan sistem kerja.
2. Uraian tugas staf radiologi.
3. Jadwal dinas jaga
5. Daftar cuti dan ijin/libur.
6. Program kerja, pelaksanaan dan evaluasinya.
7. Jadwal pemeliharaan alat termasuk kalibrasi.
8. Laporan kinerja radiologi.
9. Dokumen penilaian prestasi kerja.
10 Notulen rapat radiologi.
Uraian Tugas :
a. Melaksanakan fungsi perencanaan :
1. Menyusun program kerja setiap tahun.
2. Menyusun program orientasi karyawan baru.

8
3. Mengadakan pertemuan rutin dan berkala atau sewaktu-waktu sesuai
kentuhan.
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan.
1. Mengatur , mengelola dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
pelayanan.
2. Mengkoordinir pemakaian film badge.
3. Mengelola pemakaian peralatan radiologi dan barang inventaris lain.
4. Memberikan petunjuk dan pelatihan kepada staf dibawahnya untk
peningkatan profesionalisme.
5. Menentukan stok minimal dan efiseinsi pemakain film, barang habis
pakai lain untuk pelayanan.
6. Memberikan petunjuk dan arahan dalam melakukan pemeriksaan
radiologi yang baik dan benar.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan :
1. Mengawasi dan memebrikan arahan dalam pelaksanaan sistem kerja
dan SPO radiologi.
2. Melakukan pengawasan terhadap proses administrasi pembayaran
radiologi.
3. Mengelola dan menjaga keamanan peralatan dan barang inventaris
radiologi.
Tanggung jawab:
1. Menjamin pelaksanaan pelayanan radiologi sesuai peraturan dan SPO yang
berlaku.
2. Menjamin tidak adanya masalah dalam pelayanan radiologi.
3. Membuat laporan kinerja radiologi.
4. Menjamin profesionalisme dalam bekerja.
5. Menjamin penggunaan radiasi sesuai kaidah penggunaan radiasi.
6. Menjamin kebenaran pemeliharaan peralatan radiologi.
7. Menjamin keobyektifan penilaian kinerja karyawan radiologi.
Wewenang :
1. Mengatur kegiatan pelayanan radiologi.
2. Menilai dan menegur staf radiologi untuk menjaga mutu pelayanan.
3. Meminta arahan dari kepala instalasi untuk pengembangan kinerja.
4. Memberikan saran kepada kepala instalasi.
5. Meminta masukan dari semua staf.
Syarat jabatan :
1. Minimal D3 radiologi
2. Memiliki Surat Ijin Bekerja
3. Minimal pengalaman bekerja diradiologi 3 tahun.
2.3. Penanggung jawab Logistik
Nama Jabatan : Penanggung jawab Logistik
Unit kerja : Instalasi radiologi

9
Ikhtisar jabatan :
1. Membuat laporan kegiatan pelayanan yang berhubungan dengan
logistik.
2. Membuat laporan kunjungan pasien.
3. Menjaga dan mengawasi keadaan stock barang logistik radiologi.
4. Menyususn rencana kebutuhan logistik radiologi.
5. Mencatat keluar masuk semua barang radiologi.
Hasil Kerja :
1. Daftar kebutuhan barang radiologi
2. Buku catatan bon permintaan barang radiologi.
3. Laporan penggunaan barang logistik.
4. Susunan atau penataan barang yang rapi dan mudah diidentifikasi.
Uraian Tugas:
1. Mengawasi dan mencatat permintaan barang logistik.
2. Menyusun kebutuhan barang setiap bulan.
3. Mengambil barang kebutuhan di gudang rumah sakit.
4. Mencatat barang-barang yang sudah dan yang belum dipenuhi.

Tanggung jawab :
1. Ketersediaan barang logistik radiologi.
2. Pengambilan barang dari gudang rumah sakit.
3. Penataan barang logistik radiologi
4. Pencatatan keluar masuk barang radiologi.
5. Pengecekan waktu kadaluarsa barang kebutuhan rutin (film, cairan dan
kontras) radiologi.
Wewenang :
1. Mengatur penggunaan barang kebutuhan rutin radiologi.
2. Meminta masukan dan arahan dari atasan.
3. Mengontrol stock barang radiologi.
Syarat jabatan :
1. Minimal D3-Radiologi.
2. Memiliki Surat Ijin Bekerja
3. Pengalaman bekerja di radiologi minimal 1 tahun.

2.4. Penanggung Jawab Proteksi Radiasi


Nama Jabatan : Penanggung Jawab Proteksi Radiasi
Unit Kerja : Instalasi radiologi
Ikhtisar jabatan :
1. Menyusun jadwal kalibrasi peralatan radiologi.
2. Menyusun langkah-langkah keselamatan radiasi.
3. Membuat laporan kejadian yang berhubungan dengan radiasi.
4. Mengawasi perilaku semua staf radiologi yang berhubungan dengan radiasi.

10
5. Memotivasi dan menyarankan agar semua petugas mematuhi peraturan
keselamatan radiasi.
6. Mendokumentasikan hasil paparan radiasi semua petugas.
Hasil Kerja :
1. Program kerja dan evaluasinya tentang keselamatan radiasi.
2. Terwujudnya ruang dan sarana radiologi yang memenuhi standar
keselamatan radiasi.
3. Terwujudnya petugas yang patuh terhadap standar keselamatan radiasi.
4. Laporan kejadian yang berhubungan dengan radiasi minimal setahun sekali.
5. Laporan dosis radiasi setiap karyawan.
6. Petunjuk kerja keselamatan radiasi.
7. Dokumentasi hasil chek-up dan paparan radiasi.
Uraian Tugas :
1. Membuat jadwal chek kesehatan petugas secara rutin.
2. Membuat laporan kejadian yang berhubungan dengan radiasi.
3 Mengawasi perilaku semua staf radiologi yang berhubungan dengan radiasi.
4. Memotivasi dan menyarankan agar semua petugas mematuhi peraturan
keselamatan radiasi.
5. Mendokumentasikan hasil paparan radiasi semua petugas
Tanggung Jawab :
1. Terwujudnya ruang dan sarana radiologi yang memenuhi standar
keselamatan radiasi.
2. Tersedianya alat radiologi yang terkalibrasi secara rutin minimal tiap tahun.
3. Terlaksananya medical chek-up bagi semua petugas radiologi.
4. Ketepatan jadwal kalibrasi.
5. Mengirim dan mengevaluasi paparan radiasi petugas.
6. Terwujudnya petunjuk kerja untuk keselamatan radiasi.
Wewenang :
1. Mengawasi dan menanyakan perilaku semua petugas radiasi.
2. Mengatur jadwal kalibrasi alat.
3. Mengatur jadwal medical check-up petugas radiasi.
4. Mengatur jadwal petugas yang hamil atau sedang sakit berhubungan
dengan radiasi.
Syarat jabatan :
1. Minimal D3- radiologi atau elektromedik
2. Mempunyai Surat Ijin Bekerja
3. Minimal bekerja di radiologi 1 tahun.

2.5. Penanggung Jawab Administrasi


Nama jabatan : Penanggung Jawab Administrasi
Unit Kerja : Instalasi Radiologi
Ikhtisar jabatan :

11
1. Menyusun alur pendaftaran pasien radiologi.
2. Membuat laporan kegiatan administrasi radiologi.
3. Membuat laporan kunjungan pasien.
4. Mengatur pengarsipan dokumen pendaftaran.
5. Mengatur pengarsipan surat-menyurat
6. Mengatur dan mencatat surat keluar masuk radiologi.
Hasil Kerja :
1. Pembukuan atau registrasi pasien radiologi.
2. Laporan kunjungan pasien radiologi.
3. Arsip dokumen pendaftaran.
4. Arsip surat keluar masuk.
5. Buku ekspedisi surat menyurat.
Urain Tugas :
1. Mengawasi dan mencatat surat keluar masuk.
2. Mendaftar semua pasien radiologi.
3. Mengontrol Alat Tulis kantor
4. Membuat laporan harian jaga.
Tanggung jawab :
1. Kelancaran administrasi pendaftaran.
2. Kebenaran laporan kunjungan pasien.
3. Pencatatan skspedisi surat menyurat.
4. Kerapian pengarsipan dokumen pendaftaran dan surat menyurat.
Wewenang :
1. Mengawasi proses pembayaran.
2. Mengontrol kelancaran pemeriksaan pasien.
3. Mengecek stok bahan pendaftaran dan alat tulis kantor .
Syarat Jabatan :
1. Minimal SLTA
2. Bisa Komputer
3. Lulus orientasi di radiologi.

2.6. Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Radiologi.


1. Kebutuhan Tenaga berdasar perhitungan beban kerja riil dilapangan:
a. DATA :
1). Jumlah jam kerja 7 jam = 420 menit.
Persiapan alat dll = 60 menit
Sehingga waktu efektif = 360 menit
2). Kebutuhan waktu untuk pembuatan foto rontgen
Pembuatan satu foto sederhana dibutuhkan waktu = 15 menit.
Pembuatan satu foto sedang dibutuhkan waktu = 30 menit.
Rata-rata satu foto rontgen dibutuhkan waktu = 32 menit.
3). Rata-rata pasien

12
Rontgen foto sederhana/hari =10
pasien
Rontgen foto sedang/hari = 20
pasien
Sehingga rata-rata pasien/hari = 30
pasien
b. KEBUTUHAN UNTUK PEMERIKSAAN
1). Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan adalah :
Jumlah pasien x waktu yang dibutuhkan = 30 x 32
= 960 menit.
2). Tenaga yang dibutuhkan untuk pemeriksaan adalah :
Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan / jam kerja efektif
= 960 / 360
= 2,67 (dibulatkan 3 orang).
Kunjungan pasien radiologi 90% adalah datang saat shif pagi,
sehingga perhitungan diatas adalah untuk kebutuhan tenaga shif
pagi. Sehingga untuk shif siang dan malam dibutuhkan 2 orang.
Masih ada kebutuhan tenaga lagi yaitu untuk asisten Ultrasonografi
dan ekspertise foto serta administrasi radiologi sejumlah 2 orang.
Kemudian untuk memenuhi waktu kerja maka dibutuhkan 1
lagi tenaga guna menggantikan yang turun jaga. Maka secara
keseluruhan adalah :
1. Tenaga radiografer shif pagi = 5 orang.
2. Tenaga radiografer shif siang = 1 orang
3. Tenaga radiografer shif malam = 1 orang
4. Tenaga radiografer turun jaga = 2 orang
JUMLAH KEBUTUHANTENAGA= 9 orang
2. Analog dengan perhitungan di nomor satu (1), setiap dokter hanya bisa
melayani pasien 25 orang/hari.
3. Sehingga berdasar perhitungan diatas kebutuhan tenaga adalah
1). Tenaga Radiografer sudah cukup.
2). Tenaga Dokter (spesialis radiologi) masih kurang satu tenaga.
Tabel 1. Pola Ketenagaan Radiologi

13
Pendidik Pola SDM K
an Keten Terk
agaa ini
n
Dinas Dinas C
D3- pagi pagi
radiol =5 =5
ogi Terdiri : Terdiri :
=9 Koordina Koordin
tor = ator
1 = 1
Pelaksan Pelaksa
a na
=2 = 2
Administr Adminis
asi = trasi
1 = 1

Dinas Dinas
sore sore
=1 =1
Dinas Dinas
mala mal
m=0 am
Lepas/ =0
libur Lepas/
=1 libur
=1

Dari tenaga yang ada di instalasi radiologi didistribusikan sebagai


berikut :
Tabel 2: Distribusi Tenaga Radiologi.
No NAMA PENDIDIKAN DISTRIB
1 Jevreza Stefi D-3 Radiologi Ka. R
Linra, Rad
Amd.Rad
2. Yunita D-3 Radiologi Petugas
Carrolita,Amd. Prot
Rad Rad
3 Bambang Irawan, D-3 Pelaksa
Amd.Rad Radiologi pem
aan
4 Syandra D-3 Radiologi Pelaksa
Pusfita,Amd.R pem
ad aan
5 Irmalatipa, D-3 Radiologi Pelaksa
Amd.Rad pem
aan
6 Meiny Lastri, D-3 Radiologi Pelaksa
Amd.Rad Pem
aan

14
7 Herfitri Agustina, D-3 Radiologi Pelaksa
Amd.Rad Pem
aan
8 Tri Yani, Amd.Rad D-3 Radiologi Pelaksa
Pem
aan
9 Hervita D-3 Radiologi Pelaksa
Sari,Amd.Rad Pem
aan

2.10. Pembinaan Tenaga Radiologi.


Instalasi Radiologi RSUD Ogan Ilir mempunyai sistem pembinaan dan
pengembangan staf sesuai dengan tuntutan masyarakat, serta IPTEK
kedokteran di dalam maupun diluar bidang radiologi.
1. Dalam pengembangan staf instalasi radiologi harus senantiasa terlibat
aktif dalam Komite Medis atau Paguyuban Rumah Sakit.
2. Aktif mengikuti kegiatan-kegiatan pendidikan dan latihan berjenjang serta
seminar-seminar yang dilakukan di dalam maupun di luar negeri.
3. Program pendidikan meliputi seluruh staf baik dokter maupun radiografer.
4. Instalasi Radiologi harus mempunyai program pengembangan jangka
pendek dan jangka panjang. Program jangka pendek dan jangka panjang
harus mencakup pengembangan tenaga (kwalitatif maupun kwantitatif),
saran prasarana, penelitian dan pengembangan jenis dan kapasitas
pelayanan.
5. Rencana pengembangan harus didukung dengan data
a. Analisa kebutuhan tenaga dan pendidikan.
b. Analisa kebutuhan peralatan radiologi.
c. Analisa kebutuhan ruangan dan fasilitas lain.
6. Terhadap program pengembangan baik jangka pendek dan jangka panjang
harus dilakukan evaluasi mengenai pelaksanaannya.
7. Untuk pembinaan dilakukan dengan penilaian kinerja dan reward. Penilaian
dilakukan setiap bulan meliputi kedisiplinan, kerajinan, kerjasama dan
inisiatif.

15
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pendaftaran dan Pencatatan


1. Rawat Jalan dan UGD
a. Pendaftaran pasien rawat jalan dilayani oleh pendaftaran Poli rawat jalan
atau pendaftaran IGD
b. Permintaan pemeriksaan laboratorium harus disertai formulir permintaan
laboratorium yang telah diisi data identifikasi pasien lengkap, nama
ruangan/poloklinik, nama dan paraf dokter pengirim, keterangan klinis
pasien dan jenis pemeriksaan yang diminta, lengkap dengan bukti
pembayaran yang sudah dilakukan.
c. Spesimen diambil dari pasien sesuai dengan kebutuhan dan jenis
pemeriksaan.
d. Spesimen darah, diambil langsung oleh petugas yang kompeten.
e. Spesimen urin, ditampung oleh paisen tersebut dalam wadah
penampungan spesimen yang telah diberi label oleh petugas.
f. Spesimen rectal swab diambil oleh dokter/perawat poliklinik atau ruang
rawat inap.
g. Spesimen dipisahkan menurut kebutuhan pemeriksaan dan diberikan
kepada petugas masing - masing.
h. Untuk pemeriksaan yang belum dapat dilakukan di RSUD OI akan dirujuk
ke laboratorium rujukan, spesimen diberi label dan dilampiri formulir
rujukan kemudian diberikan kepada petugas khusus laboratorium.
i. Prosedur pendaftaran rawat jalan tercantum dalam :
1) SOP Alur Permintaan Pemeriksaan Pasien Rawat Jalan.
2) SOP pengiriman Spesimen Rawat jalan dan IGD.
3) SOP Rujukan Pemeriksaan Laboratorium.
2. Rawat Inap
a. Permintaan pemeriksaan laboratorium harus disertai formulir permintaan
laboratorium yang telah diisi data identifikasi pasien lengkap, nama
ruangan/poliklinik, nama dan paraf dokter pengirim, keterangan klinis pasien
dan jenis pemeriksaan yang diminta.
b. Pasien disiapkan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta (sesuai
dengan protap pemeriksaan spesimen laboratorium).
c. Spesimen diberi identitas pasien dan dicatat pada buku ekspedisi.
d. Spesimen dan formulir permintan pemeriksaan diserahkan ke petugas.
e. Laboratorium pelayanan gawat darurat.

16
f. Petugas laboratorium mencatat identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang
diminta sesuai dengan formulir permintaan.
g. Spesimen dipisahkan menurut kebutuhan pemeriksaan dan diberikan
kepada petugas masing - masing.
h. Untuk pemeriksan yang belum dapat dilakukan di RSUD OI akan dirujuk ke
laboratorium rujukan, spesimen diberi label dan dilampiri formulir rujukan
kemudian diberikan kepada petugas khusus laboratorium.
i. Prosedur pendaftaran rawat inap tercantum dalam :
1) SOP Alur Permintaan Pemeriksaan Pasien Rawat Inap.
2) SOP pengiriman Spesimen Rawat Inap.
3) SOP Rujukan Pemeriksaan Laboratorium.

B. Pengambilan Spesimen
Jenis Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa :
1) Darah ( Whole Blood)
2) Urine
Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari spesimen manusia atau dapat
berupa bahan pemeriksan yang berasal dari lingkungan (non klinis), misalnya sisa
makanan, sisa bahan toksikologi, air, udara, makanan dan minuman, usap alat
makanan, alat masak, alat medis, dll.
Persiapan
1. Persiapan pasien secara umum
a. persiapan untuk pengambilan spesimen pada keadaan basal : untuk
pemeriksaan tertentu, pasien sebelum pengambilan darah, pengambilan
spesimen sebaiknya pagi hari.
b. Menghindari obat – obatan sebelum spesimen diambil
1) Untuk pemeriksaan dengan spesimen darah, tidak minum obat sebelum
pengambilan spesimen
2) Untuk pemeriksaan dengan spesimen urine, tidak minum obat 72 jam
sebelum pengambilan spesimen
3) Bila pemberian obat tidak memungkinkan untuk diberhentikan, harus
diberitahukan kepada petugas laboratorium ( misalnya : obat anti diabetes
diminum sebelum pengambilan spesimen untuk pemeriksaan glukosa 2 jam
PP)
c. Menghindari aktivitas fisik/olahraga sebelum spesimen diambil
d. Memperhatikan posisi tubuh
Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari perubahan posisi,
dianjurkan pasien duduk tenang minimal 15 menit sebelum diambil darah
e. Memperhatikan variasi diurnal
Beberapa pemeriksaan dipengaruhi oleh variasi diurnal, misalnya ACTH, Renin,
Aldosteron, Dll. Harus diperhatikan pengambilan spesimen sesuai variasi
diurnalnya (sore atau pagi hari)

17
2. Faktor pada pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
a. Diet
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis
pemeriksaan secara langsung maupun tidak langsung misalnya:
1) Pemeriksaan gula darah dan trigliserida
Pemeriksaan ini dipengaruhi langsung oleh makanan dan minuman kecuali
air putih tawar
2) Pemeriksaan LED, aktifitas enzim, Fe dan trace element
Pemeriksaan ini dipengaruhi secara tidak langsung oleh makanan dan
minuman. Hal ini akan berpengaruh pada reaksi dalam proses
pemeriksaan sehingga hasilnya menjadi tidak benar.

b. Obat – obatan
Obat yang diberikan secara oral maupun cara lain akan menyebabkan
terjadi respon tubuh terhadap obat tersebut. Selain itu, pemberian obat secara
intramuskuler akan menimbulkan jejas pada otot, sehingga mengakibatkan
enzim dalam sel otot masuk ke dalam darah, selanjutnya akan mempengaruhi
hasil pemeriksaan, antara lain Creatin Kinase (CK), Lactic Dehidrogenase
(LDH). Obat – obat yang sering digunakan dan dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2 Daftar Obat dan Pemeriksaan Yang Dipengaruhi
Nama Obat Pemeriksaan yang Dipengaruhi
Diuretik Hampir seluruh pemeriksaan substrat dan enzim dalam darah
akan meningkat karena terjadi hemokonsentrasi, terutama
pemeriksaan Hb, Ht,Lekosit, Trombosit, Elektrolit. Pada
pemeriksaan urine akan terjadi pengenceran
Cafein Sama dengan diuretic
Thiazid Glukosa darah TTG, Ureum darah
Pil KB LED, kadar hormone
(hormone)
Morfin Enzim hati (SGOT,SGPT)

Fenobarbital Gamma GT

Efedrin Pemeriksaan narkoba urine (amphetamin dan metamfetamin)


Asetosal Pemeriksaan koagulasi (PT,ApTT)
Vitamin C Analisis kimia urine
Obat anti Glukosa darah dan urine
Diabetika
Kortikosteroid Hitung eosinofil dan TTG

18
c. Merokok
Merokok menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat pada kadar
zat tertentu yang diperiksa. Perubahan cepat terjadi dalam 1 jam hanya
dengan merokok 1-5 batang, yaitu peningkatan asam lemak, epinefrin, gliserol
bebas, aldosteron, dan kortisol. Ditemukan peningkatan Hb pada perokok
kronik. Perubahan lambat terjadi pada hitung lekosit, lipoprotein, aktivitas
beberapa enzim, hormon, vitamin, petanda tumor dan logam berat.

d. Alkohol
Alkohol menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat beberapa
kadar analit. Perubahan cepat terjadi dalam waktu 24 jam setelah konsumsi
alkohol, yaitu peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat, dan asidosis
metabolik. Perubahan lambar berupa peningkatan enzim SGOT,SGPT,
trigliserida, kortisol dan MCV eritrosit.
e. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik menyebabkan terjadinya pemindahan cairan tubuh antara
kompartemen di dalam pembuluh darah dan interstitial, kehilangan cairan
karena berkeringat, dan perubahan kadar hormon sehingga terjadi perbedaan
yang besar antara kadar glukosa di arteri dan vena, terjadi perubahan
konsentrasi gas darah, kadar asam urat, kreatinin,aktifitas CK, SGOT, LDH,
LED, H, hitung sel darah dan produksi urine.
f. Ketinggian (altitude)
Terjadi perubahan yang nyata sesuai dengan tinggi rendahnya daratan
terhadap permukaan laut, antara lain CRP, B2 globulin, HT, Hb, dan asam
urat. Adaptasi terhadap perubahan ketinggian daratan memerlukan waktu
harian dan berminggu – minggu.
g. Demam
Pada waktu demam akan terjadi :
1) Peningkatan kadar gula darah pada awal demam, sehingga terjadi
peningkatan insulin yang akan menyebabkan penurunan kadar gula
pada tahap lebih lanjut.
2) Penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal demam, terjadi
peningkatan asam lemak bebas dan benda – benda keton karena
penggunaan lemak meningkat pada demam lama.
3) Lebih mudah menemukan parasit malaria di dalam darah.
4) Lebih mudah mendapatkan biakan bakteri positif.
5) Reaksi anamnestik akan meningkatkan titer widal.
h. Trauma
Trauma dengan perdarahan hebat menyebabkan penurunan kadar substrat
dan aktivitas enzim. Pada tingkat lebih lanjut terjadi peningkatan kadar ureum,
kreatinin dan enzim enzim otot (CK, SGOT, CPK).
i. Variasi Circadian rythyme

19
Perubahan kadar zat yang dipengaruhi waktu dapat bersifat linear (lurus)
seperti umur, dapat bersifat siklus seperti siklus harian (variasi diurnal), siklus
bulanan (menstruasi) dan musiman.
Beberapa contoh variasi diurnal :
1) Fe serum, pada sore hari lebih tinggi dari pada pagi hari
2) Glukosa, insulin mencapai puncaknya pada siang hari sehingga bila
dilakukan Tes Toleransi Glukosa pada siang hari, hasilnya akan lebih
tinggi dari pada pagi hari
3) Enzim, aktivitas enzim diukur berfluktuatif, bergantung pada kadar hormon
yang berbeda dari waktu ke waktu
4) Jumlah eosinofil lebih rendah pada malam sampai pagi haridibandingkan
pada siang hari
5) Kortisol, pada pagi hari lebih tinggi dari pada malam hari
6) Kalium, pada pagi hari lebih tinggi dari pada sore hari

j. Umur
Kadar Hb dan hitung eritrosit, alkali fosfatase akan berubah dengan pola
tertentu sesuai dengan pertambahan umur.
k. Ras
Jumlah lekosit, kreatinin, kadar Vit B-12, aktifitas CK dan amylase
berbeda antara ras Caucasia, Asia, dan Afrika.
l. Jenis Kelamin
Fe serum, Hb, Aktivitas CK, kreatinin berbeda antara pria dan wanita,
tetapi perbedaan ini tidak terlalu bermakna setelah usia 65 tahun.
m. Kehamilan
Pada kehamilan akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah) yang dimulai
pada minggu ke 10 kehamilan, terus meningkat sampai minggu ke 35
kehamilan. Volume urine meningkat 25% pada trisemester 3.

3. Pemberian penjelasan kepada pasien sebelum pengambilan spesimen, mengenai


prosedur yang akan dilakukan dan meminta persetujuan pasien. Untuk
pemeriksaan tertentu harus tertulis dalam bentuk informed consent
Pengambilan
a. Peralatan
Secara umum syarat peralatan adalah sbb :
1) Bersih
2) Kering
3) Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
4) Terbuat dari bahan yang tidak mengubah analit dalam spesimen
5) Mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya
6) Pengambilan spesimen untuk biakan atau bersifat invasif harus
menggunakan peralatan steril dan sekali buang.

20
b. Wadah
Syarat wadah spesimen :
1) Terbuat dari gelas/plastic
2) Tidak bocor/merembes
3) Harus dapat ditutup rapat
4) Besar wadah disesuaikan dengan volume specimen
5) Bersih
6) Kering
7) Tidak mempengaruhi sifat – sifat analit dalam specimen
8) Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
9) Botol berwarna coklat/gelap digunakan untuk menampung spesimen
dengan analit yag mudah terurai oleh sinar matahari
10)Wadah steril digunakan untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan
antibiotic
11)Wadah spesimen sputum, urine dan tinja harus menggunakan wadah
bermulut lebar dan berlulut ulir
c. Antikoagulan/Pengawet
Antikoagulan adalan zat kimia yang digunakan untuk mencegah sampel darah
membeku.
Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam sampel agar analit yang
akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya untuk kurun waktu
tertentu.
Kesalahan dalam pemakaian antikoagulan atau pemakaian bahan pengawet akan
berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan. Beberapa contoh penggunaan
antikoagulan dapat dilihat pada SPO pengambilan spesimen laboratorium dan
SPO pengiriman, penyimpanan dan pengawetan.
d. Waktu
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pagi hari, namun ada beberapa
pemeriksaan yang waktu pengambilan spesimennya harus disesuaikan dengan
perjalan penyakit dan fluktuasi harian, sbb :
1) Demam Tifoid : untuk pemeriksaan biakan darah paling baik diambil saat
demam dan pada minggu I demam, sampel urine dan tinja dilakukan pada
minggu ke II dan III. Untuk pemeriksaan serologi IgM anti Salmonella,
sebaiknya setelah minggu ke 5 demam. Pemeriksaan widal dilakukan pada
fase akut dan penyembuhan (minggu I dan IV)
2) Pemeriksaan biakan bakteri dan uji kepekaan sebaiknya diambil sebelum
pemberian antibiotika
3) Pemeriksaan Mikrofilaria : sebaiknya dilakukan pengambilan sampel pada
malam hari
4) Pemeriksaan malaria : sebaiknya sampel diambil saat demam atau
menggigil

21
5) Pemeriksaan tuberculosis : dahak diambil pagi hari segera setelah bangun
tidur

e. Lokasi
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan dahulu lokasi pengambilan yang
tepat sesuai jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya :
1) Spesimen untuk spesimen yang menggunakan darah vena biasanya diambil
dari vena mediana cubiti di daerah siku
2) Spesimen darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di pergelangan
tangan atau arteri fermoralis di lipat paha
3) Spesimen darah kapiler dewasa diambil dari ujung jari tengah atau jari manis
bagian tepi, pada bayi diambil di daerah tumit1/3 bagian tepi telapak kaki atau
cuping telinga dewasa atau bayi
Tempat yang dipilih tidah boleh cyanosis, pucat dan pengambilan tidak boleh
di lengan yang sedang terpasang infus.
f. Volume
Volume spesimen harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium
yang diminta dan dapat mewakili objek yang diperiksa. Volume spesimen dapat
dilihat pada SPO Pengambilan Sampel Laboratorium dan SPO Pengiriman,
penyimpanan dan pengawetan
g. Teknik
Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan cara yang benar agar
pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan keadaan pasien sebenarnya. Teknik
pengambilan spesimen dapat dilihat pada SPO Pengambilan Spesimen.
Pengambilan spesimen di ruang rawat inap dilakukan oleh perawat ruangan/ Ahli
Laboratorium Medik di laboratorium. Pengambilan spesimen rawat jalan dilakukan
oleh Ahli Laboratorium Medik di laboratorium. Pengambilan spesimen khusus
( cairan pleura ) diambil oleh dokter spesialis sesuai bidang ilmunya.

Prosedur pengambilan spesimen dapat dilihat di SPO Pengambilan Spesimen.


A. Pemberian Identitas
Setiap spesimen yang berasal dari rawat jalan atau rawat inap wajib memiliki
identitas yaitu nama, nomor rekam medis, ruangan/poli. Bila sudah dilakukan
pendaftaran di administrasi laboratorium, spesimen harus diberi label.
Prosedur pemberian identitas dapat dilihat pada SP0 Identifikasi Spesimen
Laboratorium.
B. Pengelolaan Spesimen
Setiap spesimen harus ditempatkan dalam wadah yang mengandung
antikoagulan/pengawet yang sesuai dengan jenis dan jenis pemeriksaannya. Bila
memerlukan penanganan khusus, misalnya disimpan pada suhu tertentu harus
dilakukan sesuai prosedur.

22
Prosedur pengelolaan spesimen dapat dilihat pada SP0 Pengambilan Spesimen
dan SPO Penanganan dan Penyimpanan Spesimen.
C. Distribusi Spesimen
Distribusi spesimen yang sudah dilengkapi identitas pasien (Nama, No RM,
dan ruangan) dari ruang rawat inap ke laboratorium harus sesegera mungkin dan
diantar oleh perawat atau petugas laboratorium menggunakan kotak pengantaran
spesimen laboratorium.
Distribusi spesimen dari pendaftaran laboratorium ke masing-masing ruang
analisis sudah harus menggunakan label.
Prosedur Distribusi Spesimen dapat dilihat pada SPO Distribusi Spesimen.
D. Pemeriksaan/Analisis Spesimen
Pemeriksaan/analisis spesimen dilakukan di ruang pemeriksaan, dilakukan
oleh analis sesuai kompetensinya.
E. Verifikasi Hasil
Verifikasi hasil pemeriksaan dilakukan bertahap :
Tahap 1 oleh ATLM di ruang pemeriksaan, tahap 2 oleh Dokter Spesialis Patologi
atau ATLM senior bila di luar jam kerja.
Verifikasi hasil harus memperhatikan kelayakan sampel, kelayakan peralatan dan
reagen, kesesuaian analit dengan keterangan klinis pasien, hasil sebelumnya dan
kondisi khusus pasien.
Prosedur verifikasi hasil dapat dilihat pada SPO Prosedur Pelayanan
Laboratorium dan SPO Pelaporan Hasil Laboratorium.
F. Pencetakan Hasil
Hasil pemeriksaan yang sudah melalui verifikasi tahap 2 kemudian dicetak.
Prosedur pencetakan hasil laboratorium dapat dilihat pada SPO Prosedur
Pelayanan laboratorium dan SPO Pelaporan Hasil Laboratorium.
G. Penyerahan Hasil dan Pencatatan/Pengarsipan
Hasil pemeriksaan diserahkan kepada pasien rawat jalan atau kepada perawat di
ruang rawat inap.
Hasil pemeriksaan diberikan kepada tim yang selanjutnya akan memberikannya
kepada pasien secara langsung disertai konseling.
Penyerahan hasil pemeriksaan dari laboratorium ke ruang rawat inap atau kepada
pasien rawat jalan harus selalu disertai dengan buku ekspedisi.
Prosedur penyerahan hasil dapat dilihat pada SPO Pengambilan Hasil
Pemeriksaan.
H. Troubleshooting Hasil yang Tidak Sesuai
Bila didapatkan hasil yang tidak sesuai atau meragukan, maka harus dilakukan
penelusuran penyebab mulai dari tahap pra analitik sampai dengan post analitik,
kemudian dilakukan tindakan untuk mengatasi, apakah dengan mengulang
pemeriksaan secara manual, pengulangan bahan pemeriksaan atau bila perlu
validasi/konfirmasi pemeriksaan dengan laboratorium rujukan.

23
Prosedur penanganan masalah hasil dapat dilihat pada SPO Prosedur Pelaporan
Hasil Laboratorium.
I. Rujukan
Pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan oleh laboratorium atau yang
memerlukan validasi/konfirmasi hasil akan dirujuk ke Laboratorium rujukan yang
dipilih sesuai kriteria SOP Pengiriman Spesimen Rujukan dan SPO Kriteria
pemilihan Laboratorium Rujukan.
J. Rentang Nilai Rujukan
Rentang nilai rujukan untuk masing – masing jenis pemeriksaan dibuat dan
dicantumkan dalam hasil cetak laboratorium. Evaluasi terhadap nilai rentang niali
rujukan dilakukan berkala oleh tim mutu laboratorium.
K. Nilai Kritis
Beberapa pemeriksaan mempunyai nilai kritis yang harus segera dilaporkan
oleh petugas laboratorium. Nilai kritis beberapa pemeriksaan dapat dilihat pada
tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 DAFTAR NILAI KRITIS


Jenis Pemeriksaan Nilai Rendah Nilai Tinggi
HEMATOLOGI
HGB < 7 g/dL > 20 g/dl
HGB (neonatus) < 9,5 gr/dl > 22 g/dl
White Blood Cell (WBC < 2x103 /mm3 > 30x103/mm3
Count)
HCT < 20% > 60%
HCT (neonatus) < 33 Vol % > 70 Vol %
Platelet adult < 40x103/mm3 > 10.000x103/mm3
APTT (Activated Platelet None > 78 detik
Thromboplastin Time)
PT (Promtrombin Time) - INR >36 or>30 detik
atau 3x kontrol
Bleeding Time - >15 min

KIMIA KLINIK
Bilirubin dewasa - >15 mg/dl
Bilirubin, neonastus - >13 mg/dl
Ureum 2 mg/dl >80 mg/dl
Kreatinin 0,4 mg/dl 2,8 mg/dl

24
Glukosa, dewasa < 70 mg/dl >300 mg/dl
Glukosa, neonatus < 30 mg/dl None
Kalium, dewasa < 2,5 mEq/L >6,5 mEq/L
Kalium, neonates < 2,5 mEq/L > 6,0 mEq/L

Natrium < 120 mEq/L >155 mEq/L


Klorida < 80 mEq/L >120 mEq/L
IMUNOLOGI
Anti HIV Negatif Positif
HbsAg Negatif Positif
Anti HBs Negatif Positif

Laboratory and Diagnostic Test Handbook


Gaedeke, RN, MSN, CCRN, S.

Alur Pelaporan :
Petugas laboratorium melaporkan bila ada nial kritis kepada DPJP. Bila DPJP
tidak bisa dihubungi maka hasil disampaikan perawat rawat inap/rawat jalan.
Meliputi nama, No RM, nilai kritis yang dilaporkan. Petugas lab akan mencatat
laporan tersebut, jam lapor dan nama penerima laporan di buku pelaporan nilai
kritis.
Perawat ruangan akan melaporkan kepada DPJP, mencatat laporan di formulir
integrasi, yang tercatat isi laporan, jam lapor, oleh petugas lab siapa, sudah lapor ke
DPJP jam berapa. DPJP akan menindak lanjuti sesuai kasus.
Alur Pelaporan Nilai Kritis dapat dilihat pada SPO pelaporan nilai kritis.
L. Logistik
Pengadaan reagen dan bahan lain harus mempertimbangkan hal – hal sbb :
1. Tingkat persediaan
Tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu jumlah
persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal sampai pengadaan berikutnya dari ruang
penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan –
bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
Buffer stock adalah cadangan reagen/sisa.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian
bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan
untuk periode 6-12 bulan tahun yang akan datang. Jumlah rata-rata pemakaian
bahan satu bulan perlu dicatat.

25
3. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bahan (delivery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit
didapat.

Penyimpanan
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan:
1. Perputaran pemakaian, menggunakan kaidah :
a. Pertama masuk - pertama keluar (FIFO : Firts In First Out)
b. Masa kadaluarsan pendek dipakai dahulu (FEFO : First Expired First Out)
2. Tempat penyimpanan
Harus cukup ruang untuk penyimpanan bahan laboratorium.
3. Suhu dan kelembaban
Beberapa reagen/bahan dapat disimpan di ruang ruangan, yang lain harus di
suhu 4-80 C, sehingga tempat penyimpanan harus sesuai dengan suhu
penyimpanan yang disyaratkan oleh pabrik pembuat.
4. Sirkulasi udara
Sirkulasi udara harus baik dalam ruang penyimpanan.
5. Incompatibility/bahan kimia yang tidak boleh dicampur
Harus dipisahkan bahan kimia berbahaya yang tidak boleh dicampur, misalnya
hidrogen peroksida dengan asam nitrat karena kedua cairan ini mudah terbakar.

Penyimpanan reagen komersial :


1. Menutup botol waktu penyimpanan
2. Tidak terkena sinar matahari langsung
3. Beberapa reagen harus disimpan dalam botol berwarna gelap
4. Beberapa reagen tidak boleh diletakkan berdekatan dengan lainnya
5. Beberapa reagen berbentuk strip (strip urine, gula, laktat) botol penyimpanan
harus disimpan dalam posisi tidur
6. Bahan – bahan yang berbahaya diletakkan di bagian bawah / lantai dengan label
tanda bahaya
7. Simpan sesuai petunjuk penyimpanan yang dibuat oleh pabrik
8. Setiap reagen komersial selalu dilengkapi dengan label yang berisi kandungan
bahan pemeriksaan dan petunjuk penyimpanan.
Distribusi
Distribusi barang dari gudang besar ke masing – masing pos penyimpanan di
ruang analisis maupun tempat pengambilan sampel harus selalu dicatat dalam kartu
stok. Masing – masing pos penyimpanan di ruang analisis maupun tempat

26
pengambilan sampel harus membuat efektivitas reagen harian, penulisan tanggal
mulai reagen digunakan/ dibuka harus selalu ada di tiap botol reagen.
Laboratorium Patologi memiliki peraturan yang terkait dengan peralatan dan reagen
sebagai berikut :
1. Kebijakan peralatan dan reagen
2. Pertanggung jawaban atas reagen yang ada di laboratorium
3. Pertanggung jawaban pemakaian alkes sekali pakai
4. Prosedur pengendalian pemakaian reagen
5. Pengecekan reagen laboratorium
6. Permintaan reagen laboratorium
7. Penerimaan reagen laboratorium
8. Penggunaan reagen laboratorium
9. Pelabelan bahan kimia
10. Penyimpanan bahan kimia
11. Penanganan bahan kimia
12. Kebijakan peralatan
13. Proses peralatan
14. Prosedur identifikasi peralatan
15. Prosedur dokumentasi dan catatan peralatan laboratorium
16. Prosedur perawatan peralatan laboratorium
17. Proses pengadaan persediaan
18. Prosedur pemesanan persediaan
19. Prosedur penerimaan dan pemeriksaan persediaan
20. Prosedur pengadaan persediaan
21. Prosedur pengelolaan dan pengecekan persediaan
22. Prosedur pembuangan persediaan yang kadaluarsa
BAB IV
DOKUMENTASI

Harapan penyusunan panduan pelayanan laboratorium adalah agar


pelayanan laboratorium dapat dilakukan dan didokumentasikan sesuai standar
dan panduan yang berlaku sehingga laboratorium dapat memberikan pelayanan
yang maksimal dan optimal kepada pasien di RSUD OI.

DITETAPKAN DI : INDRALAYA
TANGGAL : JANUARI 2020
Plt.DIREKTUR
RSUD KABUPATEN Ogan Ilir

27
dr. Hj Siska Susanti, M. Kes
NIP.196610231998032002

28

Anda mungkin juga menyukai