NOMOR: 587/PER-DIR/RSPK/XII/2022
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM DI RUMAH SAKIT PERMATA
KUNINGAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
Pasal 3
Staff yang berkompeten dan berwenang adalah :
a) Dokter spesialis patologi klinik yang memiliki SIP yang masih berlaku dan te-
lah terkredensial.
b) Ahli Tehnologi Laboratorium Kesehatan yang memiliki STR dan SIP yang
masih berlaku dan telah terkredensial.
c) Perawat yang memiliki SIP dan telah terkredensial.
BAB III
Standart Fasilitas
Pasal 4
1) Laboratorium Rumah Sakit Permata Kuningan terletak bagian dalam Rumah
Sakit Permata Kuningan. Ruang pelayanan laboratorium terdiri dari ruang
sampling, ruang pemeriksaan, ruang mikrobiologi.
BAB IV
Pelayanan Laboratorium
Pasal 6
1) Pelayanan laboratorium pasien rawat inap dilayani setiap hari termasuk hari
Minggu / libur selama 24 jam.
2) Pelayanan laboratorium pasien rawat jalan dan pemeriksaan laboratorium
rujukan ( poliklinik ) dilayani setiap hari termasuk hari Minggu / libur selama
24 jam.
Pasal 7
Point Of Care Testing ( POCT )
1. Pelayanan POCT dapat dilakukan terhadap semua pasien di unit rawat inap
dan unit gawat darurat sesuai permintaan dokter yang merawat.
2. Pelayanan POCT yang dapat dilakukan hanya pemeriksaan gula darah
dengan alat glucometer.
3. Staff yang dapat melakukan POCT adalah perawat yang berkompeten dan
berwenang.
Pasal 8
Alur Pelayanan
1) Alur pelayanan pemeriksaan laboratorium pada pasien rawat jalan dimulai
dari pasien datang ke laboratorium sampai hasil pemeriksaan laboratorium di
serahkan kepada pasien untuk dikonsultasikan pada dokter perujuk.
2) Alur pelayanan pemeriksaan laboratorium pada pasien rawat inap di mulai
dari dokter DPJP yang meminta pemeriksaan laboratorium sampai hasil la-
boratorium dikeluarkan dan di serahkan kepada perawat untuk dikonsultasi-
kan lagi ke dokter DPJP.
Pasal 9
Spesimen
1) Spesimen adalah bahan yang digunakan dalam pemeriksan laboratorium.
2) Hasil pemeriksaan laboratorium yang akurat dalam pengambilan, pengum-
pulan, identifikasi, penyimpanan, pegawetan, pengiriman dan pengerjaan ha-
rus di lakukan secara benar dan tepat.
3) Telusur spesimen ( tracking specimen ) adalah mengulang kembali pemerik-
saan dengan specimen yang sama bila ada keluhan tidak ada hasil dari suatu
specimen yang telah dikirim atau bila ada permintaan pengulang.
Pasal 10
Nilai Rujukan
1) Nilai rujukan laboratorium adalah rentang nilai yang ditetapkan setiap jenis
pemeriksaan laboratorium.
2) Nilai rujukan ditetapkan oleh dokter patologi klinik penanggung jawab labora-
torium.
3) Nilai rujukan dievaluasi dan direvisi apabila metode pemeriksaan berubah.
Pasal 11
Waktu Penyelesaian Pelayanan
1) Waktu penyelesaian pelayanan laboratorium Rawat Jalan dimulai dari pasien
diambil sampelnya sampai hasil pemeriksaan laboratorium di serahkan ke
pasien.
2) Waktu penyelesaian pelayanan laboratorium Rawat Inap dimulai dari sampel
pasien diberikan ke laboratorium sampai keluar hasil pemeriksaan laborato-
rium.
3) Waktu penyelesaian hasil pemeriksaan cito antara lain dari unit darurat,
kamar operasi, unit intensif akan diberi perhatian khusus terkait kecepatan
asuhan.
4) Waktu penyelesaian pemeriksaan sampel yang di kirim ke lab rujukan mengi-
kuti ketentuan dari lab rujukan tersebut.
Pasal 12
Laboratorium Rujukan
1) Laboratorium Rumah Sakit Permata Kuningan bekerjasama dengan labora-
torium luar ( laboratorium rujukan )untuk merujuk specimen pasien yang tidak
bisa di kerjakan di laboratorium karena keterbatasan alat atau reagen.
2) Laboratorium rujukan harus mempunyai kriteria :
a. memiliki surat ijin dari pihak berwenang yang menerbitkan ijin;
b. memiliki sertifikat akreditasi dari program akreditasi laboratorium yang
di akui;
c. mempunyai bukti dokumen bahwa laboratorium rujukan ikut serta program
kendali mutu.
BAB V
Reagensia
Pasal 13
1) Reagensia essensial adalah bahan pereaksi yang digunakan untuk
menganalisa suatu pemeriksaan.
2) Reagensia essensial dilaboratorium harus tersedia secara teratur dan di eval-
uasi akurasi dan presisi hasilnya dengan dilakukan kalibrasi dan kontrol se-
tiap akan dipakai.
3) Reagensia essensial disimpan dan diberi label sesuai insert kit masing mas-
ing reagen.
4) Setiap reagensia di catat tanggal kadaluarsanya.
BAB VI
Managemen Resiko
Pasal 14
1) Rumah Sakit menyusun program managemen resiko dilaboratorium dil-
aksanakan, dievaluasi dan dokumentasikan.
2) Rumah Sakit menyusun program manajemen resiko fasilitas dan program
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Pasal 15
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
1) Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) laboratorium Rumah Sakit Permata
Kuningan adalah upaya pencegahan untuk megurangi resiko infeksi akibat
paparan bahan – bahan dan limbah biologis berbahaya.
Pasal 16
Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien adalah upaya untuk mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil yang berkaitan dengan terapi ter-
hadap pasien
Pasal 17
Nilai Kritis
1) Nilai kritis adalah hasil laboratorium yang secara signifikan diluar batas nor-
mal dapat memberi indikasi resiko tinggi atau kondisi yang mengancam ke-
hidupan pasien
2) Nilai kritis di laporkan oleh petugas laboratorium ke dokter DPJP atau perawat
yang mengampu pasien tersebut sesegera mungkin setelah hasil pemerik-
saan laboratorium dikonsulkan ke dokter Spesialis Patologi Klinik.
BAB VII
Pengendalian Mutu
Pasal 18
Pengendalian mutu laboratorium Rumah Sakit Permata Kuningan dilakukan un-
tuk mewujudkan layanan prima dan berkualitas.
Pasal 19
Pemantapan Mutu Internal
1) Pemantapan Mutu Internal ( PMI ) adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-mene-
rus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
2) Kegiatan pemantapan mutu internal meliputi :
a. persiapan pasien;
b. pengambilan dan penanganan specimen;
c. kalibrasi peralatan;
d. uji kualitas reagen;
e. uji ketelitian dan ketepatan, pencatatan dan pelaporan hasil.
Pasal 20
Pemantapan Mutu Eksternal
Pemantapan Mutu Eksternal ( PME ) adalah kegiatan pemantapan mutu yang
diselenggaralan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang ber-
sangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium di bidang
pemeriksaan tertentu.
BAB VIII
Penutup
Pasal 21
Dokumen pedoman pelayanan laboratorium terlampir dalam lampiran Peraturan
Direktur Utama ini dan digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pela-
yanan laboratorium Rumah Sakit Permata Kuningan.
Pasal 22
Ditetapkan : Kuningan
Pada Tanggal : 01 Desember 2022
Direktur Rumah Sakit Permata Kuningan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan
yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang
digantungkan kepadanya. Perkembangan jumlah rumah sakit di
Indonesia, yang diikuti pula dengan pola perkembangan penyakit,
perkembangan teknologi kedokteran dan kesehatan serta perkembangan
harapan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit menjadikan
dibutuhkannya sistem manajemen rumah sakit yang handal
Rumah Sakit Permata Kuningan merupakan salah satuinstalasi penunjang
pelayanan kesehatan masyarakat.
Mengembangkan potensi sumber daya manusia yang tersedia dan
membentuk tim kerja yang kompak dalam upaya mewujudkan peningkatan
pelayanan kesehatan.
Laboratorium rumah sakit merupakan salah satu instalasi
penunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendirian Laboratorium
membutuhkan tempat tertentu, bahan kimia dan tempat penyimpanannya,
penyediaan peralatan Laboratorium dan peletakkannya, prosedur
pengamatan dan keselamatan, penanganan spesimen dan limbah
infeksius, pencegahan infeksius dan upaya kesehatan pekerja serta
sumber daya yang terstandarisasi dan dilaksanakan maksimal.
Teknologi yang semakin maju serta pengetahuan masyarakat yang
semakin meningkat tentang kesehatan akan mendorong tuntutan
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
kesehatan di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta.
Sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan
laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai pogram dan
upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan
diagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta
pengambilan keputusan lainnya
Di rumah sakit adanya Laboratorium sangat penting, karena pada
dasarnya hasil dari pemeriksaan Laboratorium dapat digunakan untuk
pengambilan tindakan dan pengobatan terhadap pasien.
Pemeriksaan Laboratorium Rumah Sakit Peramata Kuningan
meliputi pemeriksaan darah, urine, feses dan dahak.Spesimen haruslah
representative dan diperiksa sesuai dengan standart prosedur yang
ditetapkan.
Adapun beberapa pemeriksaan yang tidak bisa dikerjakan di
Laboratorium Rumah Sakit, maka Laboratorium Rumah Sakit akan
mengirim sampel tersebut ke Laboratorium luar dengan persetujuan
pasien dan keluarga yang bersangkutan.
Laboratorium melayani pemeriksaan pasien rawat inap, rawat jalan
dan pemeriksaan atas permintaan pasien sendiri.Semua pemeriksaan
dilakukan oleh tenaga ahli Analis kesehatan yang kompeten dalam
bidangnya.
Pemeriksaan Pre analitik, analitik dan pasca analitik dilakukan sesuai
dengan standart prosedur yang baik, sehingga menghasilkan hasil yang
akurat.
Dalam pemeriksaan dibutuhkan suatu reagensia dan peralatan
yang baik. Untuk menjaga kualitas reagensia dan peralatan, Laboratorium
Rumah Sakit melakukan control mutu alat dan reagensia secara berkala
seperti kalibrasi alat, cara pendistribusian reagensia, penyimpanan
reagensia, dan pengetesan reagensia.
Oleh karena itu penting untuk disusun suatu buku panduan sebagai
bahan acuan bekerja di labotarorium.
B. Ruang Lingkup
Laboratorium Rumah Sakit Umum Permata Kuningan merupakan labora-
torium yang melayani pelayanan laboratorium selama 24 jam.
Ruang lingkup palayanan Unit Laboratorium Rumah Sakit Permata
Kuningan meliputi :
C. Tujuan
Pendoman pelayanan Laboratorium ini disusun untuk digunakan
sebagai bahan acuan bekerja di Laboratorium Rumah Sakit Permata
Kuningan.Dengan harapan agar pelayanan di Laboratorium Rumah Sakit
Permata Kuningan bisa mendapatkan hasil yang maksimal sehingga dapat
menunjang ketepatan dalam pemberian pengobatan pasien sehingga
pasien dapat tertangani dengan baik dan kepuasan pelanggan dapat
tercapai.
D. Batas Operasional
Pedoman pelayanan laboratorium adalah suatu pedoman yang digunakan
di laboratorium sebagai acuan pelayanan laboratorium, agar dicapai suatu
pelayanan yang aman untuk pasien, dikerjakan oleh sumber daya manusia
yang berkualitas, menggunakan alat yang selalu terkalibrasi dan
terpelihara secara rutin dan benar, reagen yang memenuhi standar baik
kualitas maupun penyimpanannya serta menciptakan lingkungan yang
aman bagi petugasnya.
Pelayanan Laboratorium Rujukan Rumah Sakit Permata Kuningan.
Laboratorium melakukan pelayanan laboratorium sesuai dengan
kemampuan dan yang telah ditentukan. Pemeriksaan laboratorium yang
tidak bisa dikerjakan Rumah Sakit Permata Kuningan dirujuk ke
laboratorium yang lebih mampu.
1. Syarat laboratorium rujukan :
a. memiliki surat ijin dari pihak berwenang yang menerbitkan ijin.
b. memiliki sertifikat akreditasi dari program akreditasi laboratorium
yang di akui.
c. mempunyai bukti dokumen bahwa laboratorium rujukan ikut serta
program kendali mutu.
d. laboratorium dapat menghubungi ahli diagnostik terkait untuk
mengkonsultasikan hasil laboratorium rujukan.
2. Pemeriksaan rujukan antara lain :
a. Laboratorium Pramita
Pemeriksaan yang mencangkup : mikrobiologi, imunologi dan
serologi, dan Cairan tubuh.
b. Laboratorium Klinik Prodia
Pemeriksaan yang mencangkup pemeriksaan : mikrobiologi,
imunologi dan serologi, dan Cairan tubuh.
c. Standar Waktu Pelayanan Laboratorium Rujukan
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium rujukan minimal
1 hari dan menyesuaikan waktu tunggu hasil laboratorium
rujukan.
d. Alur Pelayanan Laboratorium Rujukan
Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Permata Kuningan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. KEBUTUHAN TENAGA
Berdasarkan hasil perhitungan Pola Ketenagaan dengan metode
Workload Indicator Staffing Need ( WISN ) didapatkan 10 orang
pelaksana laboratorium, 1 kepala ruang dan 1 kepala instalasi
laboratorium.
C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Instalasi Laboratorium
Petugas yang berdinas berjumlah 6 pelaksana analis, 1 kepala
ruangan dan kepala instalasi laboratorium
a. Dinas pagi
Petugas yang berdinas berjumlah 2 orang dengan :
D. PENGATURAN JAGA
a. Dibuat oleh kepala unit dan dipertanggungjawabkan kepada
manager penunjang medis.
b. Dibuat untuk jangka waktu 1 bulan oleh kepala unit.
c. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, dapat mengajukan kepada kepala unit laboratorium
dan permintaan akan disesuikan dengan kebutuhan tenaga
yang ada.
d. Jadwal dinas terbagi atas: dinas pagi, dinas sore,dinas malam,
libur. Apabila petugas jaga ada yang tidak bisa hadir karena
kepentingan mendadak maka yang bersangkutan harus mem-
beri tahu kepada kepala unit 3 jam sebelum dinas pagi, 4 jam
sebelum dinas sore, sebelum memberitahu kepala unit di-
harapkan analis yang bersangkutan sudah mencari analis
pengganti.
e. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak bisa jaga ( tidak ter-
encana ) , maka kepala unit mencarianalis pengganti yaitu an-
alis yang dinas pada shift selanjutnya wajib untuk mengganti.
E. JAM KERJA
Dinas Pagi : jam 07.00 - 14.00 ( pengumpulan sampel
pk. 11.00 – 12.00 )
Dinas Sore : jam 14.00 - 21.00
Dinas Malam : jam 21.00 - 07.00
Libur
F. PENGATURAN PEKERJAAN
a. Analis yang jaga melakukan semua pekerjaan laboratorium meliputi :
1) Pengambilan specimen darah dari poli,Igd, rawat inap, dan pasien
icu
2) Penjadwalan pengambilan spesimen darah : siang (pukul
11:00 – 12:00)
3) Melakukan pemeriksaan
4) Menginput biaya pemeriksaan
5) Penginput hasil
6) Memberikan hasil ke poli, IGD, dan ke ruang rawat inap
7) Mengkoordinasi pengambilan/ kebutuhan darah tranfusi ke PMI
terkait
b. Pengaturan Jaga Pagi
1) Petugas laboratorium mengontrol dan mengkalibrasi alat
dan reagen sebelum digunakan
2) Pengambilan darah pasien rawat inap diluar waktu ter-
sebut di atas masuk dalam pemeriksaan cito
3) Melakukan pengambilan spesimen darah dan pemerik-
saan laboratorium pasien rawat jalan yang dilakukan di la-
boratorium
4) Melakukan pengambilan darah pasien IGD
5) Petugas laboratorium melakukan semua pekerjaan dan
tanggung jawab hingga jam kerja berakhir.
c. Pengaturan Jaga Siang
1) Petugas jaga siang melanjutkan pekerjaan pagi
2) Petugas jaga siang melayani pemeriksaan rawat jalan, poli dan igd
3) Petugas laboratorium melakukan semua pekerjaan dan
tanggung jawab hingga jam kerja berakhir
d. Pengaturan Jaga Malam
1) Petugas laboratorium melakukan pengambilan dan pemeriksaan
spesimen
2) Petugas jaga malam melayani pemeriksaan laboratorium
rawat jalan pagi sampai jam kerja berakhir
3) Petugas laboratorium melakukan semua pekerjaan dan
tanggung jawab hingga jam kerja berakhir.
BAB III
STANDAR FASILITAS
MEJA PEMERIKSAAN
PINTU
RUANG MIKROBIOLOGI
PASIEN
BPJS
MEJA
RUANG RUANG
DOKTER SAMPLING
KERJA
B. Standar Fasilitas
1. Ruang Sampling
2. Ruang Pemeriksaan
3. Ruang Mikrobiologi
4. Ruang Administrasi
C. Fasilitas Penunjang
a. Penerangan
b. Bed Bayi
D. Peralatan
Peralatanyang tersedia meliputi:
a. Komputer dan printer
Untuk input biaya dan hasil pemeriksaan laboratorium
b. Mikroskop
Untuk pemeriksaan mikroskopis : sedimen urin, faeses, bakteriologi,
hitung jenis (manual) lekosit, trombosit, morfologi darah tepi dll.
c. Centrifuse
Untuk memutar darah, urin, atau cairan tubuh
d. Rak dan tabung westergreen
Untuk pemeriksaan laju endapan darah
e. Kulkas
Untuk penyimpanan regen, serum yang perlu disimpan, dan
untuk menyimpan stok darah.
f. Diabcheck
Untuk pemeriksaan glukosa darah
g. Timer
Digunakan untuk menandai waktu inkubasi pemeriksaan
h. Hematologi Analizer
Untuk pemeriksaan hematologi dengan 3 diff
i. Kimia Automatik
Untuk pemeriksaan kimia darah
j. Caretium
Untuk pemeriksaan Elktrolit
G. Troubel Shooting
Trouble shooting adalah tahapan-tahapan yang harus
dilakukan apabila timbul masalah ketika alat bermasalah baik
ketika alat akan dihidupkan maupun saat alat sedang dijalankan.
Prosedur trouble shooting sederhana secara rinci ada pada SPO
mengatasi masalah pada masing-masing alat, dan juga dapat
dilihat pada buku manual masing-masing alat.
a. Trouble shooting pada fotometer
a. Data/ hasil tidak muncul
PENYEBAB TINDAKAN
Jumlah sampel yang dihisap kurang Tambahkan sampel
Proses reaksi terlalu cepat Turunkan waktu proses
Flow cell terkontaminasi Bersihkan dengan larutan pembersih
Lampu halogen tidak aktif Ganti yang baru
Posisi lampu tidak tepat Betulkan posisi
Temperature flow cell ada masalah Periksa temperature
Sampel lipemik atau hemolitik Saring sampel
Konsentrasi zat terlalu tinggi Encekan sampel
Reagen tidak baik Konsultasikan dengan pemasok
Terjadi penyumbatan pada selang Bersihkan dengan larutan pembersih
Penghisap
A. ADMINISTRASI
1. JAM PELAYANAN LABORATORIUM PELAYANAN DARAH
Rumah Sakit Permata Kuningan belum mempunyai bank darah
tersendiri sehingga untuk pelayanan darah masih bekerjasama dengan
PMI setempat.
Permintaan darah ke PMI terpusat melalui Laboratorium dan
penyimpanan darah dilakukan di laboratorium. Laboratorium Rumah Sakit
Permata Kuningan buka setiap hari 24 jam.
a. Rapat rutin 1 tahun 1 kali SMF Patologi Klinik membahas layanan Lab
Rujukan
b. Hal-hal yang dinilai mengenai Laboratorium Rujukan oleh SMF antara
lain :
KIMIA KLINIK
1. Kimia Darah Darah Beku Setiap hari
B. SPESIMEN
1. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN
a. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Pada Pasien Rawat Jalan
1) Pasien datang dengan formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium, pasien/keluarga pasien diminta ke kasir un-
tuk melakukan pembayaran;
2) Jika tidak membawa formulir permintaan laboratorium,
maka pasien periksa ke dokter IGD agar dibuatkan formulir
permintaan pemeriksaan;
3) Pasien diambil sampel di laboratorium oleh analis jaga;
4) Petugas laboratorium memberi label pada sampel yang telah
diambil;
5) Di laboratorium pasien diberitahu kapan hasil selesai dan
diberi petunjuk dengan membawa kwitansi lunas dari kasir
untuk pengambilan hasil;
6) Setelah hasil pemeriksaan selesai, diinput ke komputer
dan dicetak hasilnya;
7) Hasil diberikan ke pasien dengan menunjukkan kwitansi lu-
nas dari kasir;
PASIEN
N
PENDAFTARAN
UGD
LABORATORIUM
REKAM MEDIS
HASIL
REGISTER
SELESAI
6) Faeces
4. PENANGANAN SPESIMEN
a. Pengelolaan Spesimen Infeksius
Spesimen / bahan infeksius adalah bahan yang berasal
dari bahan kontrol dan spesimen atau alat-alat yang
berhubungan dengan spesimen.Spesimen / bahan infeksius
dikelola secara khusus dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya pencemaran dan penyebarluasan penyakit serta
terjaminnya keamanan kerja.
Semua spesimen di laboratorium baik itu infeksius maupun
tidak infeksius dianggap sebagai spesimen infeksius, sehingga
penanganan spesimen tidak infeksius sama dengan
penanganan spesimen infeksius.
b. Penanganan Spesimen Rusak
Petugas laboratorium dibagian penerimaan spesimen
akan menghubungi ruangan yang bersangkutan untuk
menginformasikan kondisi spesimen dan meminta petugas
laboratorium untuk mengambil spesimen atau petugas
ruangan untuk mengirimkan kembali spesimen baru ke
laboratorium. Khusus pasien bayi biasanya spesimen akan
diambil ulang keesokan harinya.
Batasan operasional spesimen rusak adalah :
1) spesimen lisis
2) spesimen beku untuk pemeriksaan hematologi
3) spesimen tanpa identifikasi, atau identifikasi di tabung
dan Formulir permintaan tidak sesuai
4) perbandingan darah dengan antikoagulan tidak sesuai
5) spesimen kurang
c. Tata Laksana Teknik Pengambilan Dan Penanganan Spesimen.
1) Persiapan Pasien
a) Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prodial
i. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post
prondial
ii. Sebelum pemeriksaan pasien harus puasa 10-12
jam. Pagi hari pasien diambil darah untuk pemerik-
saan glukosa puasa.
iii. Kemudian pasien makan dan minum seperti bi-
asa, selesai makan pasien puasa lagi selama 2
jam.
iv. Setelah dua jam pasien diambil darah untuk
pemeriksaan glukosa darah 2 jam pp
b) Pemeriksaan propil lipid
Pasien diharuskan puasa selama 10-12 jam.
2) Teknik Pengambilan Spesimen
a) Darah Vena
i. Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah
ii. Pasang torniquet pada daerah vena yang akan diam-
bil darahnya
iii. Disinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas
alkohol
iv. Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutener
sampai terlihat darah keluar
v. Torniquet dilepaskan,cabut jarum dengan
menempelkan kapas kering
vi. Plester bekas tusukan
b) Darah Kapiler
i. Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang de-
wasa, daun telinga pada anak,tumit kaki pada bayi
ii. Disinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas
alkohol
iii. Tusuk dengan lanset secepat mungkin
iv. Buang tetes darah pertama dengan kapas kering,
tetes darah selanjutnya diambil
v. Plester bekas tusukan
3) Urine
a) Urin sewaktu
Urin yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa
(sewaktu-waktu), pada pengambilan spesimen urin
porsi tengah yang dilakukan oleh pasien sendiri.Urin
ditampung pada pot urin yang bersih dan tertutup dan
beri label identitas pasien
b) Urin Pagi
Urin yang pertama kali dikeluarkan setelah bangun
tidur, urin ditampung pada pot urin yang bersih dan
tertutup dan beri label identitas pasien
c) Urin 24 jam
Urin pada saat jam tertentu/ pagi pasien
mengeluarkan urin kemudian dibuang, tampung
semua urin sampai jam pagi waktu pengeluaran urin
pagi sebelumnya. Campur semua urin pada wadah
jangan sampai tertumpah.
Untuk pemeriksaan creatinin clearance
penampung urin terlebih dahulu diberi thymol 2 ml.
d) Urin Kateter
Lakukan didinfektan dengan alkohol 70 % pada
bagian selang kateter yang terbuat dari karet (jangan
yang terbuat dari plastik). Aspirasi urin dengan
menggunakan semprit sebanyak kurang lebih 10 ml.
Masukkan ke dalam wadah steril dan tutup
rapat.Kirim segera ke laboratorium
4) Faeces
a) Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan ter-
tutup jangan sampai tercampur dengan urine
b) Beri label identitas pasien
c) Ambil bagian yang ada darah / lendirnya buat preparat
5) Sputum
a) Ambil sputum dengan metode SPS (sewaktu, pagi
baru bangun tidur, sewaktu)
b) Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan
tindakan yang akan dilakukan, dan dijelaskan perbe-
daan dahak dengan ludah. Bila pasien mengalami
kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam hari
sebelumnya diminta minum teh manis atau diberi obat
gliseril guayakolat 200 mg.
c) Sebelum pengambilan spesimen, pasien diminta un-
tuk berkumur dengan air. Bila memakai gigi palsu,
sebaiknya dilepas.
d) Pasien berdiri tegak atau duduk tegak
e) Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2-3 kali
kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk
yang kuat dan berulang kali sampai sputum keluar.
f) Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung di da-
lam wadah, dengan cara mendekatkan wadah ke
mulut. Amati keadaan dahak. Dahak yang berkualitas
baik akan tampak kental purulen dengan volume
cukup (3-5 ml).
g) Tutup wadah dan segera kirim ke laboratorium.
h) Beri label identitas pasien
5. PENGOLAHAN SPESIMEN
Jenis Spesimen Perlakuan Pada Spesimen Bentuk Spesimen
Yang Dibutuhkan
Darah EDTA Homogenisasi minimal 10-12 kali Darah tidak boleh
beku
Darah Beku Darah beku disentrifus 3000rpm Serum
selama 5 – 15 menit
Darah Citras Homogenisasi, disentrifuse 1000
rpm 5 – 15 menit
Darah tanpa Segera dianalisa Darah segar
kuagulant
(masa
pembekuan)
Urin (urinalisa) Sentrifuse 2000 rpm 5 menit Endapan urin
6. TATA LAKSANA PELAYANAN PENYIMPANAN SPESIMEN
Simpan spesimen sesuai nomor urut ,tanggal,bulan penyimpanan
a. Darah EDTA
Sisa sampel EDTA disimpan 24 jam pada suhu 8°C Setelah itu
dibuang.
b. Serum
Disimpan di Freezer pada suhu -20°C disimpan selama 1
Minggu setelah itu dibuang.
c. Urine
Sisa sampel urin disimpan pada suhu kamar (15-30) °C
sampai dengan pergantian sift kerja. Setelah itu dibuang.
d. Faeces
Sisa sampel faeses disimpan pada suhu kamar (15-30) °C
saampai dengan pergantian sift kerja.Setelah itu dibuang.
c. Tatalaksana pengarsipan
1) Form permintaan pemeriksaan dikumpulkan jadi satu
dengan soft copy hasil pemeriksaan disimpan selama satu
bulan.
2) Setelah satu bulan form pemeriksaan di simpan ke gudang
Laboratorium
3) Laporan bulan dan tahunan
Laporan bulanan dan tahunan dikumpulkan sesuai dengan
bulan dan tahun secara berurutan.Laporan bulanan dan
tahunan disimpan selama 5 tahun.Berkas yang telah
melewati masa simpan dimusnahkan dan dibuat berita
acara pemusnahan berkas.
KIMIA DARAH
NO NAMA TEST NILAI NORMAL / SATUAN
SGOT 0 – 50 U/L
SGPT 0 – 50 U/L
Asam urat L: 3,4 – 7,0 P: 2,4 – 5, 7 mg/dl
HEMATOLOGI
NO NAMA TEST KURANG DARI
Hematokrit P: 35 - 47 L: 40 - 52 %
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah daya dan upaya yang dilakukan petugas
laboratorium ketika melakukan sampling atau pengambilan specimen
agar pasien merasa aman dan terhindar dari kecelakaan yang
mengakibatkan pasien kesakitan.
B. Tujuan
1. Pasien merasa aman ketika dilakukan pengambilan darah.
2. Menghindari kesakitan yang lebih besar ketika dilakukan pengambi-
lan darah.
3. Diperoleh specimen yang representative.
2. Tujuan :
a. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil
kritis
b. Terlaksananya proses pelaporannilai-nilai yang perlu di
waspadai (alert values interpretasilaboratorium)
c. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan di-
informasikan pada pasien sesuai waktu
3. Penetapan Nilai Kritis dilakukan oleh :
a. Penanggung jawab laboratorium
b. Dokter spesialis Rumah Sakit Umum Permata Kuningan
4. Tata Cara Penetapan Nilai Kritis :
a. Dokter Penanggung jawab laboratorium membuat ambang nilai
kritis ber dasarkan referensi dari buku A manual Of Laboratory
and Diagnostic Test; Edition Bth. 2009Lippincott. Williams & Wil-
kins
Sumber :
- A manual Of Laboratory and Diagnostic Test; Edition B th. 2009
A. Pengertian
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan
bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan.
Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama
berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia
maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu
kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman
patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas
lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatn kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diinginkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak ter-
jadi pengulangan kejadian.
C. INDIKATOR MUTU
5. Kegagalan Sampling bukan pada lokasi yang tepat pasien dewasa rawat
Jalan
Judul Indikator Kejadian kegagalan sampling bukan pada lokasi
yang tepat pada pasien dewasa rawat jalan
Definisi Operasional Kegagalan sampling bukan pada lokasi yang te-
pat pada pasien dewasa adalah kondisi dimana
sampling harus di ulang dengan needle yang
baru
Tujuan Peningkatan Mutu Untuk peningkatan keahlian plebotomi
Dasar Pemikiran / Alasan Ketepatan sampling berpengaruh pada hasil la-
Pemilihan indikator boratorium
Numerator (N) Kejadian kegagalan sampling pasien dewasa
Denominator (D) -
Formula Pengukuran -
Metodologi Pengumpulan Data Petugas laboratorium apabila menemukan
kegagalan sampling pada pasien dewasa menulis
di formulir IKP
Cakupan Data Seluruh peralatan sampling laboratorium
Frekuensi Pengumpulan Data dan 1 bulan
Pelaporan
Frekuensi Analisis Data 1 bulan
Nilai Ambang/Standar 0 kejadian
Metode Analisis Data 3. Analisis apabila ada kejadian kegagalan sam-
pling pada pasien dewasa
4. Menggali faktor penyebab kegagalan sam-
pling pada pasien dewasa
5. Membuat usulan perbaikan bersama
unit/tim/komite terkait
6. Membuat laporan ke Komite PMKP
Sumber Data Formulir IKP
Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Instalasi Laboratorium
Data
Publikasi Data Membuat Laporan kejadian kegagalan sampling
pasien dewasa ke Komite PMKP
BAB IX
PENUTUP
Buku pedoman ini kami susun semampu kami dan kami sesuaikan dengan
keadaan dan kondisi peralatan yang ada di Rumah Sakit Permata Kuningan.
Kami sadari bahwa buku ini jauh dari sempurna, namun harapan kami agar
buku pedoman ini dapat digunakan untuk menunjang kelancaran tugas
pelayanan di Laborat Rumah Sakit Permata Kuningan, sehingga hasilnya
dapat mendukung diagnosa dan pengobatan yang dilakukan dalam pelayanan
pasien dapat lebih tepat dan akurat.Dengan harapan kesembuhan pasien
serta kepuasan pelanggan dapat tercapai maksimal sesuai dengan harapan
Rumah Sakit Permata Kuningan.
Untuk itu masukan dan kritik yang bersifat membangun kami harapkan agar
dapat menjadi bahan evaluasi kami bersama.
Evaluasi bersama akan secara teratur kami laksanakan guna perbaikan teknik
pemeriksaan pelayanan dan up grade peralatan sesuai dengan
perkembangan ilmu yang ada. Dan tentunya kami akan mengadakan
perbaikan-perbaikan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Ditetapkan : Kuningan
Pada Tanggal :01Desember 2022
Direktur Rumah Sakit Permata Kuningan