Anda di halaman 1dari 48

RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA

LAMONGAN

Jl. Raya Utara Pasar Blawi Karangbinangun

Telp.

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA


LAMONGAN

NOMOR:

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN DI INSTALASI LABORATORIUM

RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA LAMONGAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA LAMONGAN

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Intan Medika Lamongan, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan Laboratorium yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Laboratorium di Ruma Sakit Intan Medika
Lamongan dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Direktur Rumah Sakit Intan Medika Lamongan sebagai landasan
bagi penyelenggaraan pelayan Laboratorium di Rumah Sakit Intan
Medika Lamongan.
c.
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b , perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Intan Medika Lamongan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/III/2008
tentang Laboratorium
3. Undang Undang No 36 Tahun 2009 , tentang Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1087/MenKes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
5. PP Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

MEMUTUSKAN:

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA


LAMONGAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
LABORATORIUM RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA LAMONGAN.

Kedua : Kebijakan pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Intan Medika


Lamongan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Laboratorium


Rumah Sakit Intan Medika Lamongan dilaksanakan oleh Kabid
Pelayanan Medik Rumah Sakit Intan Medika Lamongan .

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Lamongan
pada tanggal

DIREKTUR
RS INTAN MEDIKA
LAMONGAN

dr. Kamal Mubarok

Lampiran
Keputusan Direktur
Rumah Sakit Intan Medika

Nomor :
Tanggal :
KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM
RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA LAMONGAN

Kebijakan Umum
1. Pelayanan laboratorium harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
2. Semua petugas unit lab wajib memiliki ijin sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib memenuhi ketentuan dalam
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
5. Pelayanan Instalasi Laboratorium dilaksanakan 24 jam sehari, 7 hari
dalam seminggu.
6. Evaluasi Mutu Laboratorium mengacu kepada Standar Pelayanan
Minimal Laboratorium.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat
rutin bulanan minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.

Kebijakan Khusus
1. Peralatan laboratorium harus selalu dilakukan kalibrasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2. Setiap parameter laboratorium harus dilakukan kontrol kualitasnya sebelum
diberlakukan kepada spesimen pasien.
3. Mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal.
4. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter atau
bila atas permintaan sendiri harus ada konsultasi dengan dokter Spesialis Patologi
Klinik.
5. Setiap spesimen harus memenuhi syarat / kualitas.
6. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk kasus biasa akan selesai dalam waktu
maksimal kurang dari 90 menit, dan untuk kasus cito dan kasus dari Instalasi
Gawat Darurat dalam waktu maksimal 45 menit, kecuali pemeriksaan laboratorium
tersebut di kirim ke laboratorium rujukan.
7. Pasien harus diberitahu bila pemeriksaan laboratorium dikirim ke laboratorium
rujukan.
8. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diekspertisi oleh doker penanggung jawab
laboratorium atau petugas yang diberikan kewenangan.
9. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.

Direktur
RS Intan Medika
Lamongan

dr. Kamal Mubarok


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang


diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan
pengobatan penyakit, serta pemulihan kesehatan.

Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan


laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan
pemantauan hasil pengobatan, serta penentuan prognosis, Oleh karena itu hasil
pemeriksaan laboratorium harus terjamin mutunya.

Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium, mutlak perlu


dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu (quality assurance), yang mencakup berbagai
komponen kegiatan, Salah satu komponen kegiatan adalah pedoman pelayanan
laboratorium .

Pedoman pelayanan laboratorium ini dapat digunakan oleh para petugas


laboratorium dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan uraian tugas masing-
masing.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum
Memberikan informasi dan acuan bagi pelaksana laboratorium kesehatan dalam
melaukan tugasnya :
Tujuan Khusus :
1. Sebagai panduan bagi pelaksana laboratorium kesehatan dalam mempersiapkan
dan melaksanakan akreditasi laboratorium kesehatan
2. Sebagai referensi bagi unit/instansi yang terkait dengan laboratorium kesehatan
3. Sebagai panduan dalam melakukan pembinaan laboratorium kesehatan

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Intan Medika
Lamongan meliputi :
1. Pasien Rawat Inap ( BPJS, Umum )
Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan Rumah Sakit Intan Medika
Lamngan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
2. Pasien Rawat Jalan ( BPJS, Umum )
Yaitu pasien dari poli rawat jalan Rumah Sakit Intan Medika Lamongan yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
3. Pasien Luar ( Umum )
Yaitu pasien dari dokter luar Rumah Sakit Umum Intan Medika Lamongan yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
4. Pasien Medicak Check- up ( Umum )
Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat jalan yang akan
melakukan medical check up dan pasien dari perusahaan maupun dari
asuransi yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Intan Medika Lamongan yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
5. Pasien Unit Gawat Darurat ( BPJS, Umum )
Yaitu pasien yang berasal dari Unit Gawat drurat (UGD) Intan Medika Lamongan
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium

D. Batasan Operasional

Pemeriksaan laboratorium terdiri dari 3 tahap yaitu tahap preanalitik, analitik, dan
post analitik. Tahap pra analitik meliputi registrasi pasien dan pengambilan sampel.
Tahap analitik meliputi pemantauan mutu internal (kontrol dan kalibrasi), preparasi
sampel, pengerjaan sampel dengan alat atau manual, dan verifikasi hasil pemeriksaan
laboratorium. Tahap post analitik meliputi input hasil pemeriksaan laboratorium,
pencetakan hasil pemeriksaan, validasi hasil pemeriksaan laboratorium dan
pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium. Macam pemeriksaaan laboratorium
meliputi : pemeriksaan hematologi, kimia klinik, urin dan feses dan seroiminulogi .

1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain hematologi lengkap ( Complete Blood Count ),
golongan darah , hitung retikulosit, faal hemostasis dan LED
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimi Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain ; glukosa darah, faal hati lengkap, faal ginjal, lipid darah,
elektrolit
3. Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan
yang membutuhkan bahan urin antara lain : urin lengkap ( kimia dan sedimen
urin ), tes kehamilan, pemeriksaan narkotika dan obat terlarang (narkoba)
4. Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan feses adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan
yang membutuhkan bahan dari fese antara lain : feses lengkap dan darah samar
5. Pemeriksaan Imunoserologi
Pemeriksaan Imunoserologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang memerlukan serum sebagai bahan pemeriksaan imunologi antara
lain : Widal,HBsAg, HIV

E. Landasan Hukum

Pelaksanaan kegiatan pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Intan Medika Lamongan


didasarkan pada :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

4. Pedoman Keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis, Departemen

Kesehatan, 1997.

5.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013, Tntang Cara Penyelenggaraan


Laboratorium Klinik yang Baik

6.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang

7.Pedoman Praktek Laboratorium Kesehatan yang Benar, DepKes Tahun

8.Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit.


F.Kebijakan Pelayanan Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Intan Medika Lamongan :

1. Setiap permintaan pemeriksan laboratrium dari Poli Rawat Jalan, Rawat Inap dan
UGD harus berdasarkan atas permintaan dokter.
2. Registrasi pasien dan permintaan pemerikaan dilakukan dimasing masing Poli,
Rawat Inap, dan UGD melalui Billing System
3. Pemeiksn tertentu yang tidak dikerjakan di Laboratorium Rumah Sakit Intan
Medika Lamongan akan dirujuk ke Laboratorium Rumah Sakit lain sesuai dengan
MoU. Sebelumnya pasien diberi tahu bahwa sampel akan diperiksa di
laboratorium luar Rumah sakit yang memiliki kerja sama dengan Laboratorium
Rumah Sakit Intan Medka Lamongan
4. Regristrasi pasien dari dokter Luar Rumah Sakit atau individu atas permintaan
sendiri dilakukan melauli loket pedaftaran di Medical Record melalui Billing
System.
5. Hasil pemeriksaan laboratoriuan pasien rawat jalan dan dari luar Rumah Sakit
diserahkan langsung ke pasienya. Sedang pasien dari rawat inap dan UGD hasil
lab akan diambil oleh petugas UGD dan Rawat Inap. Hasil pemeriksan
Laboratorium sebelumnya telah diverifikasi oleh Analis Laboratorium dan
diouthorisassi oleh Dokter Penaggung jawab laboratorium.
6. Setiap hasil pemeriksaan laboratorium yang meragukan/Ekstrim harus dilakukan
pemeriksaan ulang (Duplo) setelah mendapat persetujuan dari dokter penanggung
jawab.
7. Hasil pemeriksaan laboratoriuan disertai dengan arsip yang disimpan dalam
bentuk soft copy (program computer ) maupun hard copy dibuku pencatatan hasil
kegiatan laboratorium.
8. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kopetensi setiap petugas laboratorium
diwajibkan mengikuti pelatihan yangdiselenggarakan Rumah Sakit maupun
organisasi profesi.
9. Pengambilan sampel di ruang rawat inap dilakukan oleh petugas/Analis
laboratorium pada jam 11.00 (shif pagi) 17.00 (shif siang) dan 05.00 (shif malam)
diluar jam tersebut dilakukanoleh petugas ruangan/perawat/Bidan.
10. Pengambilan sampel ruang UGD dilakukan oleh petugas /Perawat UGD
11. Pengambilan sampel pasien poli/rawat jalan /permintaan insividu dilakukan oleh
petugsa /Analis Laboratorium.
12. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien yang berasal dari rawat inap dan
UGD akan diambil oleh petugas ruangan, sedang pasien dari rawat jalan dan dari
luar Rumah Sakit diambil sendiri oleh pasien/keluarga pasien.
13. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di luar laboratorium (di ruangan
rawat inap/poliklinik rawat jalan/IGD) hanya pemeriksaan gula darah stik
14. Pemeriksaan laboratorium Cyto dari Rawat inap, rawat jalan dan UGD
dilaksanakan sesuai dengan SOP yang berlaku.
15. Untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium dilaksanakan kegiatan pemantapan
mutu internal dan Eksternal secaraperiodik
16. Apabila ada hasil laboratorium yang memenuhi kriteria nilai kritis segera
dilaporkan ke DPJP, tata cara pelaporan dan kriteria nilai kritis dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan / SOP yang berlaku.
17. Penanganan sampel/specimen dilaksanakan berdasarkan penanganan bahan
infeksius.
18. Penanganan limbah laboratorium dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku
19. Pelayanan logistik laboratorium dilaksanakan sesuai dengan ketentuan / SOP yang
berlaku.
20. Penanganan tertusuk benda tajam dan terpapar cairan tubuh dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan / SOP yang berlaku.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia(SDM)

NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI TENAGA YANG ADA


1. Ka Ruangan D3 Analis Kes 1 orang
2. Staff Analis D3 Analis Kes 4 orang

JUMLAH 5 orang

B. Distribusi Ketenagaan

B.1 Pola pengaturan ketenagaan Unit Laboratorium yaitu:


a. Untuk dinas pagi:Yang bertugas sejumlah 1(satu) orang
Kategori:
 Jam dinas dari jam 07.00 wib s/d jam 14.00 wib

b. Untuk dinas sore:Yang bertugas sejumlah 1 (satu )orang


Kategori:
 Jam dinas dari jam 14.00 wib s/d jam 21.00 wib

c. Untuk dinas malam:Yang bertugas sejumlah 1 (satu) orang


 Jam dinas dari jam 21.00 wib s/d jam 07.00 wib

C. Pengaturan Jaga

Pengaturan Jaga Analis Pelaksana Laboratorium


1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat dan dipertanggung jawabkan
oleh Kepala Unit laboratorium dan disetujui oleh Penanggung jawab
laboratorium
2. Jadwal dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke analis
pelaksana laboratorium setiap satu bulan.
3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu maka
analis tersebut dapat mengajukan permintaan tanggal dinas pada buku
permintaan.Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
(apabila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan,maka
permintaan disetujui).
4. Jadwal dinas terbagi menjadi:
a. Dinas pagi,
b. Dinas sore,
c. Dinas malam,
d. Libur
 Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana)maka analis yang
bersangkutan harus memberi tahu Ka Unit 1 hari sebelum dinas. Sebelum
memberitahu Ka Unit diharapkan analis yang bersangkutan sudah mencari
analis pengganti.
 Apabila analis yang bersangkutan tidak mendapatkan analis
pengganti,maka Ka Unit akan mencari tenaga analis pengganti,yaitu analis
yang hari itu libur.

5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (tidak terencana) maka Ka Unit akan mencari analis pengganti yang
hari itu libur. Apabila analis pengganti tidak didapatkan, maka analis yang
dinas pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang Unit Laboratorium

1
3

4
Keterangan Gambar

1 = Ruang Tunggu Pasien

2 = Ruang Admin

3 = Ruang Sampling

4 = Ruang Pengolaha dan Pengerjaan sampel

B. Standar Fasilitas
1. Standar Ruangan :
- Luas Laboratorium :87 m2 dengan cahaya dan ventilasi cukup serta ber-AC.
- Fasilitas air mengalir, listrik ± 15 KWsekitar 50.000 KVA disertai UPS
Tersedia 4 macam wastafel, untuk cuci tangan ( 2 ) dan bak cuci Alat dan
pembuangan limbah cair ( 2 ).
- Lantai berkeramik putih
2. Standar Peralatan Kerja dan Kantor :
- Meja Laboratorium dilapisi batu keramik
- Kursi Laboratorium, lemari, telepon, meja tulis dan kursi.
- Komputer dengan software Billing, printer
3. Standar Alat dan Bahan Habis Pakai.
 Peralatan Utama :
- Alat pemeriksaan Kimia klinik : 1 unit fotometer.
- Micropipet ukuran 0-1000 uL , 100 – 1000 uL, 0-100 uL dan 0-200 uL
masing-masing 1
- Alat pemeriksaan hematologi 1 unit
- Microscope binoculer 1 unit.
- Sentrifuge 1 unit
- Alat untuk pemeriksaan elektrolit 1 unit
- Safety cabinet : 1 unit
- Alat Steril : 1 unit
 Peralatan Penunjang :
- Tabung reaksi 12x75 mm
- Rak tabung reaksi
 Bahan Habis Pakai :
- Reagen, bahan kontrol dan kalibrator.
- Detergen
- Cat ZN.
- Larutan Klorin.
- Tabung K3EDTA
- Spuit 3 cc dan 5 cc
- Tabung Vacutainer
- Wadah plastik untuk sampel urin / sputum
- Blue tips dan yellow tips
- Obyek glass dan cover glass
- Kapas alkohol dan plester
- Sarung tangan berbagai ukuran, dan Masker sekali pakai
- Tissue gulung dan Hand Towel Tissue
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN


Registrasi dan Pengambilan Sampel
I. Dari Poli atau Rawat Jalan
a. Registrasi pasien dan permintaan pemeriksaan dilakukan di poli melalui
billing system
b. Pasien datang ke laboratorium dengan membawa lembar permintaan
pemeriksaan disertai dengan diagnosa klinis dan ditandatangani oleh dokter
c. Petugas laboratorium (administrasi) melakukan cek ulang kesesuaian data dari
pemeriksaan yang diminta melalui billing system
d. Pengambilan sampel atau sampling dilakukan petugas laboratorium (analis)
II. Dari Rawat Inap
a. Registrasi pasien dan permintaan pemeriksaan dilakukan di masing-masing
ruangan melalui billing system
b. Petugas laboratorium (analis) melakukan pengambilan sampel pasien di
ruangan rawat inap dan dibawa ke laboratorium beserta lembar permintaan
pemeriksaan yang disertai diagnosa klinis.
c. Petugas ruangan (perawat atau bidan) melakukan pengambilan sampel pasien
dan dikirim ke laboratorium beserta lembar permintaan pemeriksaan disertai
diagnosa klinis dan tanda tangan dokter.
III. Dari Unit Gawat darurat/UGD
a. Regristrasi pasien dan permintaan pemeriksaan dilakukan diloket UGD melelui
Billing System.
b. Petugas UGD/Perawat melakukan pengambian sampel kemudian dikirim ke
laboratorium beserta lembar permintaan pemeriksaan yang berisi diagnosa dan
tanda tangan dokter.
IV. Pasien Kiriman Dokter Luar Rumah Sakit atau Individu Atas Permintaan Sendiri
(APS)
a. Pendaftaran dilakukan melalui loket pendaftaran di Medical Record.
b. Pasien datang ke laboratorium dengan membawa nota dari medical
record/loket UGD serta lembar permintaan pemeriksaan dari dokter Poli /UGD
c. Petugas laboratorium (administrasi) melakukan cek ulang kesesuaian data
pasien dan memasukkan pemeriksaan yang diminta pada billing system
d. Pengambilan sampel atau sampling dilakukan petugas laboratorium (analis)
V. Setelah pengambilan sampel atau sampling pada pasien untuk pasien BPJS rawat
jalan diberikan nota pengambilan hasil laboratorium. Sedangkan untuk pasien
umum rawat jalan atau pasien kiriman dokter luar rumah sakit atau aps setelah
pengambilan sampel atau sampling diharuskan melakukan pembayaran di loket
pembayaran rumah sakit, bukti pembayaran diperlihatkan di laboratorium dan
pasien diberi nota pengambilan hasil laboratorium
ALUR KERJA LABORATORIUM
RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA
LAMONGAN

Poli Rawat Rawat Inap, IGD


Jalan/APS/dokter
e luar
(BPJS, Umum)
(BPJS, Umum)

INSTALASI LABORATORIU
KASIR RS INTAN MEDIKA

Umum / APS

HASIL LAB :
 KE PASIEN (POLI, APS, Dokter Luar)
 PETUGAS RUANGAN (Rawat Inap,
IGD)
Keterangan :

 = Alur Pasien dari Poli Rawat Jalan (BPJS, APS, Dokter Luar,
 Perusahaan)
Syarat pasien harus membawa : surat permintaan pemeriksaan Lab.
 = Alur Pasien dari Rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat
Syarat pasien harus membawa : sample dan surat permintaan dokter

Jam Pelayanan Laboratorium :

Di Rawat Jalan pengambilan sampel dilakukan pada hari dilakukan oleh petugas
Laboratorium dan IGD pengambilan sampel dilakukan oleh petugas yang dinas pada saat
itu

A. PENGELOLAAN SPESIMEN

Pengelolaan spesimen dilakukan oleh setiap seksi setiap kali


melakukanpemeriksaan yaitu mencakup spesimen infeksius dan tidak infeksius. Spesimen
infeksius terutama spesimen HIV diberi kode B20, pada dasarnya semua spesimen
dianggap infeksius sehingga petugas laboratorium harus melakukan universal caution
dengan benar.
Pengelolaan Serum

1. Darah dibiarkan membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 10-20 menit,
kemudian di sentrifus pada kecepatan 3000 rpm selama 5-15 menit.
2. Serum dipisahkan dari komponen darah yang lain. Serum yang memenuhi syarat
apabila tidak lisiss ( kelihatan merah ) atau keruh ( lipemik).

Pengelolaan Darah EDTA

1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang telahj berisi
EDTA dicampurkan dengan cara membolak-balikkan tabung dengan hati-hati
sebanyak 8 kali.
2. Pada saat hendak dilakukan pemeriksaan dilakukan pencampuran kembali dengan
car dibolak-balikkan sebanyak 5-10 kali.

Pengelolaan Plasma

1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang telah berisi
natrium citrate 0.38% dicampurkan dengan cara membolak-balikkan tabung
dengan hati-hati sebanyak 4 kali.
2. Plasma dipisahkan tidak boleh lebih dari 2 jam setelah pengambilan sampel
3. Plasma yang memenuhi syarat tidak kelihatan merah ( lisis) atau keruh ( lipemik ).

Pengelolaan Urin

Untuk uji carik celup dan sedimen , urin tidak memerlukan perlakuan khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan dalam waktu 1 jam. Pemeriksaan sedimen urin
bisa dilakukan dengan cara disentrifuse dengan kecepatn 3000 rpm selama 5 menit,
spernatan dibuang sedimen di resupensi kembali kemudian diambil 2-3 tetes letaan
pada kaca obyek peiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40 kali.

Serum yang akan dikirim ke laboratorium lain sebaiknya dalam bentuk yang relative
stabil. Untuk itu persyaratan yang dipenuhi untuk pengiriman sampel :

- Stabilitas serum tidak melampaui batas waktu yang ditentukan


- Tidak terkena sinar matahari langsung
- Dimasukkan ke dalam sampel cup yang tertutup rapat
B. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
C.1 Hematologi
Laboratorium Rumah Sakit Intan Medika Lamongan mempunyai 1 alat
hematologi.
Pemeriksaan laboratorium lain yang tercakup dalam hematologi adalah LED,
pemeriksaan golongan darah.

C.2 Faal Hemostasis

Faal Hemostasis adalah pemeriksaan untuk fungsi koagulasi darah. Yang dapat
dilakukan di laboratorium adalah pemeriksaan Cloting Time (CT) Blooding
Time (BT). Untuk pemeriksaan Plasma Protrombin Time ( PPT ) dan activated
Partial Thromboplastin ( APTT ), Cloting Time, Bleeding Time dan INR
pemeriksaan faktor-faktor pembekuan akan di rujuk ke laboratorium rujukan.

C.3 Kimia Klinik

Parameter Kimia Klinik di laboratorium patologi klinik Rumah Sakit Intan


Medika Lamongan yang tersedia adalah parameter untuk fungsi hati, fungsi
ginjal, profil lemak, Gula darah.

C.4 Elektrolit

Pemeriksaan elektrolit menggunakan metode ISE untuk Natrium, Kalium,


Chlorida dan Kalsium.

C.5 Urinalisa

Urinalisa memakai 10 parameter dalam 1 strip urin. Metode semiautomatic,


karena penetesan urine ke strip test dilakukan manual sedangkan pembacaan
hasilnya dilakukan oleh alat. Untuk sedeimen urin pemeriksaan dilakukan
secara manual sepertidiatas.

C.6 Imunoserologi

Untuk pemeriksaan imunoserologi masih menggunakan methode rapid test dan


sebagian merupakan tes aglutinasi. Yaitu HIV, Widal, HBs Ag.
Daftar Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI
N NAMA BAHAN JUML WAKTU LAMA PERSI METOD
O PEMERIKS YANG AH PENERI PEMERIKS APAN E
AAN DIGUNAKA BAH MAAN AAN PASIE
N AN BAHAN Rutin Cito N
1. DARAH Darah 2 ml 24 jam < 140 < 1 - Automati
LENGKAP: K2EDTA menit jam c Cell
* Counter
 Hemoglob (SLS-
in (Hb) Hb,
 Eritrosit Impedan
(RBC) si, Flow
 Leukosit Cytometr
(WBC) y)
 Hematokr
it (PCV)
 Trombosit
(PLT)
 MCV
 MCH
 RDW
 PDW
 Hitung Wetergre
Jenis en
1. LED
2. Golongan Darah 2 ml 24 jam < 2 < 1 - Manual
Darah (ABO K2EDTA jam jam
dan Rhesus)
*
Keterangan: Pemeriksaan dengan tanda * jika diminta secara bersamaan, hanya
membutuhkan Darah K2EDTA sebanyak 3 ml.
Untuk pemeriksaan Evaluasi Hapusan Darah Tepi dari laboratorium atau rumah
sakit luar, harus membawa Darah K2 EDTA sebanyak 3 ml.

HEMOSTASIS
N NAMA BAHAN JUML WAKTU LAMA PERSI METOD
O PEMERIKSA YANG AH PENERI PEMERIKS APAN E
AN DIGUNAKA BAH MAAN AAN PASIE
N AN BAHAN Rutin Cito N
1 Masa Dikerjakan Hari <2 < 1 - Manual
. Perdarahan petugas kerja jam jam
Duke (BT) laboratorium
2 Masa Dikerjakan Hari <2 < 1 - Manual
. Pembekuan petugas kerja jam jam
(CT) laboratorium
Keterangan:
Pemeriksaan dengan tanda ** , sampling dikerjakan oleh petugas laboratorium.
TES KEHAMILAN
N NAMA BAHAN JUML WAKTU LAMA PERSI METOD
O PEMERIKSA YANG AH PENERI PEMERIKS APAN E
AN DIGUNAKA BAH MAAN AAN PASIE
N AN BAHAN Rutin Cito N
1 Tes Urine segar 20 ml 24 jam <2 < 1 - ICT (β-
. Kehamilan* sewaktu jam jam HCG)
Keterangan: Pemeriksaan dengan tanda * jika diminta secara bersamaan, hanya
membutuhkan urine segarsewaktu sebanyak 20ml.

URINE
N NAMA BAHAN JUML WAKTU LAMA PERSI METOD
O PEMERIKSA YANG AH PENERI PEMERIKS APAN E
AN DIGUNAKA BAH MAAN AAN PASIE
N AN BAHAN Rutin Cito N
1 Urine Lengkap Urine segar 20 ml 24 jam < 2 < 1 Lebih Reflectan
.  Kimiawi (<1 jam) jam jam baik ce
Stik sewaktu memak photomet
 Sedimen ai urine ry,Flow
Mikrosko pagi Cytometr
pis y,
Manual

KIMIAKLINIK
N NAMA BAHAN JUML WAKTU LAMA PERSI METODE
O PEMERIKS YANG AH PENERI PEMERIKS APAN
AAN DIGUNAKA BAH MAAN AAN PASIE
N AN BAHAN Rutin Cito N
GLUKOSA DARAH
1. Glukosa Darah 4 ml 24 jam <2 - Puasa Stik
Darah Puasa kapiler, darah jam 8-10
* K2 EDTA jam

2. Glukosa Darah 4 ml 24 jam <2 - Puasa 2 Stik


Darah 2 jam kapiler, darah jam jam
PP K2 EDTA setelah
makan
3. Glukosa Darah 4 ml 24 jam <2 < 1 - Stik
Darah kapiler, darah jam jam
Sewaktu K2 EDTA

Keterangan: Pemeriksaan dengan tanda * jika diminta secara bersamaan, hanya membutuhkan
Darah Beku sebanyak 4 ml.

FAAL GINJAL
1. Ureum* Darah Beku 4 ml 24 jam <2 < 1 - Kinetik
jam jam dengan
urease &
glutamat
dehydroge
nase
2. Kreatinin* Darah Beku 4 ml 24 jam <2 < 1 - Enzimatik
jam jam
4. Asam Urat* Darah Beku 4 ml 24 jam <2 - Puasa Kolorimetr
jam 8-10 i
jam

Keterangan: Pemeriksaan dengan tanda * jika diminta secara bersamaan, hanya membutuhkan
Darah Beku sebanyak 4 ml.
FAAL HATI
1. Albumin* Darah Beku 4 ml 24 jam <2 < 1 - Kolorimetr
jam jam ik
Bromcreso
l Green
2. SGOT Darah Beku 4 ml 24 jam <2 < 1 - Enzimatik
(AST)* jam jam
3. SGPT Darah Beku 4 ml 24 jam <2 < 1 - Enzimatik
(ALT)* jam jam
4. Bilirubin Darah Beku 4 ml 24 jam <2 < 1 - Kolorimetr
Total* jam jam ik
Bilirubin Diazo
Direk Kalkulasi
Bilirubin
Indirek
Keterangan: Pemeriksaan dengan tanda * jika diminta secara bersamaan, hanya membutuhkan
Darah Beku sebanyak 4 ml.

PROFIL LIPID
1. Kolesterol Darah Beku 4 ml 24 jam <2 - - Enzimatik
Total* jam Kolorimetr
i
3. Kolesterol Darah Beku 4 ml 24 jam <2 - - Homogene
HDL* jam ous
enzymatic
colorimetri
c assay
4. Trigliserida* Darah Beku 4 ml 24 jam <2 - Puasa Enzimatik
jam 10-12 Kolorimetr
jam i
(Trinder
endpoint
reaction).
Keterangan: Pemeriksaan dengan tanda * jika diminta secara bersamaan, hanya membutuhkan
Darah Beku sebanyak 4 ml.
ELEKTROLIT

N NAMA BAHAN JUML WAKTU LAMA PERSIA METODE


O PEMERIKS YANG AH PENERI PEMERIKS PAN
AAN DIGUNAKA BAH MAAN AAN PASIEN
N AN BAHAN Rutin Cito
1. Natrium* Darah Beku 4 ml 24 jam < 8 < 1 - ISE
Kalium jam jam
Klorida

Keterangan: Pemeriksaan dengan tanda * jika diminta secara bersamaan, hanya


membutuhkan Darah Beku sebanyak 4 ml.

LAIN-LAIN

N NAMA BAHAN JUMLAH WAKTU LAMA PERSI METODE


O PEMERIK YANG BAHAN PENERI PEMERIKS APAN
SAAN DIGUN MAAN AAN PASIE
AKAN BAHAN Rutin Cito N

1 Widal Serum/pl Sesuai dg yg Hari < 8 - Tidak Aglutimasi


. asma dikeluarkan kerja jam coitus
3-5 hari

KETERANGAN:
 Darah K2EDTA adalah darah hasil sampling yang dimasukkan ke dalam
vacutainer dengan tutup berwarna lavender/ungu.
 Darah Beku adalah darah hasil sampling yang dimasukkan ke dalam vacutainer
dengan tutup berwarna merah.
 Urine segar sewaktu adalah urine yang ditampung secara random waktunya dan
dikirim ke laboratorium dalam waktu < 1 jam sejak penampungan
KETERANGAN TABUNG

Vacutainer dengan tutup berwarna merah Berisi clot activator

Vacutainer dengan tutup berwarna Berisi anti koagulan K2EDTA


lavender/ungu

Vacutainer dengan tutup berwarna biru Berisi Sodium Sitrat


Vacutainer dengan tutup berwarna abu – Berisi Sodium Fluoride
abu

Microtainer  Berisi anti koagulan K2EDTA


 Kapasitas darah 500 µl
 Untuk bayi, anak atau pasien
dewasa yang pengambilan
darahnya sulit.

Tabung tutup biru Untuk urine dan feses

Spuit Untuk LCS

NILAI NORMAL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No Tes Nilai Normal Nilai Normal Satuan


Pria Wanita
1 Haemoglobin / HGB 13.5 – 18.0 12.0-16.0 g/dl
2 Hematokrit / HCT 40-54 38-47 %
3 MCV 81.1 – 96.0 81.1 – 96.0 fl
4 MCH 27.0 – 31.2 27.0 – 31.2 pg
5 MCHC 31.8 – 35.4 31.8 – 35.4 g/dl
6 RDW 11.5 – 14.5 11.5 – 14.5 %
7 Eritrosit / RBC 4.6 – 6.2 4.2 – 11.0 X 106 / ul
8 Jumlah lekosit / WBC 3.70 – 10.1 3.70 – 10.1 X 106 / ul
9 Hitung jenis lekosit
- Eosinofil 0.600-7.30 0.6 00-7.30 %
- Basofil 0.00 – 1.70 0.00 – 1.70 %
- Netrofil 39.3 – 73.7 39.3 – 73.7 %
- Limfosit 18.0 – 48.3 18.0 – 48.3 %
- Monosit 4.40 – 12.7 4.40 – 12.7 %
10 Trombosit / PLT 155 - 366 155 - 366 X 103 /ul
11 MPV 6.90 – 10.6 6.90 – 10.6 fl
12 LED 0 - 10 0 - 15 mm/jam
13 Retikulosit dewasa 0.5 – 1.5 0.5 – 1.5 %
Retikulosit bayi baru 2.5 – 6.5 2.5 – 6.5 %
lahir
Retikulosit bayi 0.5 – 3.5 0.5 – 3.5 %
Retikulosit anak 0.5 – 2.0 0.5 – 2.0 %
16 Waktu Perdarahan 1–8 1–8 menit
17 Waktu Pembekuan 8 - 18 8 - 18 menit
21 Gula darah puasa 70 - 100 70 - 100 mg/dl
22 Gula darah 2 jam pp ˂ 120 ˂ 120 mg/dl
23 Gula darah sesaat ˂ 200 ˂ 200 mg/dl
25 Kolesterol total ˂ 200 ˂ 200 mg/dl
26 Trigliserida ˂ 150 ˂ 150 mg / dl
27 HDL kholesterol ˃ 34 ˃ 44 mg / dl
29 SGOT ˂ 35 ˂ 31 u/l
30 SGPT ˂ 45 ˂ 39 u/l
*Usia bayi, anak, masa
pertumbuhan = hasil bisa
lebih tinggi
33 Bilirubin total 0.3 – 1.1 0.3 – 1.1 mg/dl
34 Bilirubin direk 0.1 – 0.4 0.1 – 0.4 mg/dl
35 Bilirubin indirek 0.2 – 0.7 0.2 – 0.7 mg/dl
37 Albumin 3.5 – 5.1 3.5 – 5.1 g/dl
39 BUN 7.8 – 20.23 7.8 – 20.2 mg/dl
40 Ureum 16.86 16.86 mg/dl
41 Kreatinin 0.8 – 1.3 0.6 – 1.0 mg/dl
42 Asam urat 3.4 - 7 2.4 – 5.7 mg/dl
45 Natrium 135 - 147 135 - 147 mmol/l
46 Kalium 3.5 - 5 3.5 - 5 mmol/l
47 Chlorida 95 - 105 95 - 105 mmol/l
50 WIDAL :
- Typhi O Negatip Negatip -
- Typhi H Negatip Negatip -
- Paratyphi A Negatip Negatip -
- Paratyphi B Negatip Negatip -
54 HBsAg Negatip Negatip -
59 Urin lengkap:
Kimia urin :
Warna Kuning terang Kuning terang
Kekeruhan Jernih Jernih
PH 5 5
Berat jenis 1.000 1.000
Protein Negatip Negatip mg/dl
Glukosa Negatip Negatip mg/dl
Keton Negatip Negatip mg/dl
Bilirubin Negatip Negatip mg/dl
urobilinogen ≤ 0.2 ≤ 0.2 mg/dl
Eritrosit Negatip Negatip -
Lekosit Negatip Negatip -
Nitrit Negatip Negatip -
Sedimen urin :
61 Pemeriksaan feses :
- Warna - - -
- Konsistensi - - -
- Bau - - -
- Lendir Negatip Negatip -
- Darah Negatip Negatip
- Parasit Negatip Negatip
- Sel epitel Negatip Negatip
- WBC feses 0-1 0-1 /lpb
- RBC feses 0-1 0-1 /lpb
- Telur Negatip Negatip
- Kista Negatip Negatip
- Benzidine Negatip Negatip
- Karbohidrat Negatip Negatip
- Lemak Negatip Negatip
- Sisa makanan - - -
- Darah samar - - -
NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Uji Rendah Kemungkinan Tinggi Kemungkinan Efek


Efek
Natrium < 120mEq/L Dehidrasi berat, > Dehidrasi berat, kolaps
serum kolaps vaskular 160mEq/L vaskular atau edema,
atau edema, hipervolemia, gagal
hipervolemia, jantung
gagal jantung
Hemoglobin < 5g% Gagal jantung > 20 g/dl Kapiler clocgging
darah dan anoksemia
Hematokrit <15 vol % Gagal jantung >60% Pembekuan darah
dan anoksemia spontan
Trombosit < Pendarahan > 1000.000 Keganasan,gangguan
darah 30.000mm3 mm myeloproliferatif
Trombosit < 20.000 Pendarahan Tidak ada
3
darah (bayi mm
baru lahir dan
anak-anak)
Bilirubin Tidak ada > 18mg/dl Kerusakan otak
serum total
(bayi baru
lahir)

TABEL NILAI KRITIS LABORATORIUM

Uji Rendah Kemungkinan Tinggi Kemungkinan


Efek Efek
Glukosa serum < 40mg/dl Kerusakan otak > 700mg/dl Koma diabetik
Glukosa serum < 30mg/dl Kerusakan otak > 300mg/dl Koma diabetik
(bayi baru lahir)
Kalium serum < 2,5 mEq/L Kelemahan otot, >8,0mEq/L Kardiotoksisitas
(hemolisa) paralisis, aritmia dengan aritmia
jantung
Kalium serum < 2,5mEq/L Kelemahan otot, >8,0mEq/dl Kardiotoksisitas
(bayi baru lahir) paralisis, aritmia dengan aritmia
jantung

Nilai laboratorium untuk dewasa

Nilai laboratorium untuk neonatal


C. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Sampah medis berupa peralatan flebotomi ( Spuit dan jarum) ditampung di
safety box warna kuning sedang bekas tabung dimasukn pda plastic kuning dan
dikumpulkan TPS Sampah B3 Rumah Sakit Intan Medika Lamongan
selanjutnya akan dikelolah pleh pihak ke-3 yaitu PT.PRIYA Mojokerto.
2. Sampah medis berupa sisa specimen/ cairan tubuh akan dibuang ke bak
pencucian dimana salurannya akan diteruskan ke bak pengolahan limbah cair
IPAL rumah sakit.
3. Sampah bukan medis seperti kertas, tissue, plastic dan lain-lain akan dibuang
ke tempat sampah dengan plastik hitam dan akan dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir rumah sakit.

D. LAPORAN HASIL DAN ARSIP

Laporan hasil laboratorium berupa hardcopy. Pengarsipan hasil laboratorium yang


dilakukan oleh rekam medik dalam bentuk hard copy dan yang dilakukan
Laboratorium berupa soft copy . Pengarsipan hasil laboratorium rujukan dilakukan
dalam bentuk hard copy.

Forat Laporan Hasil Pemeriksaan Laboratorium


FOTO LEMBAR HASIL LAB
E. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT
Pemeliharaan alat- alat laboratorium milik rumah sakit dilakukan oleh tenaga
tehnisi alat yang bersangkutan setiap 1x/bulan. Perawatan harian dilakukan oleh
analis pelaksana laboratorium.Kalibrasi alat dikerjakan sesuai kebutuhan.Untuk
alat elektrolit, kalibrasi otomatis dilakukan oleh alat beberapa kali sehari. Untuk
alat kimia klinik kalibrasi akan dilakukan bila control kualitas tidak baik ( tidak
masuk dalam batas control / tidak terkontrol ).

F. TROUBLE SHOOTING
Bila ada trouble shooting dilakukan perbaikan sesuai dengan petunjuk manual
masing-masing alat, bila kerusakan tidak dapat diatasi akan dilaporkan ke tehnisi
alat yang bersangkutan.
BAB V

LOGISTIK

1. Perencanaan kebutuhan reagen/ bahan habis pakai laboratorium secara umum


dilakukan setiap akhir tahun di tahun sebelumnya, setelah diketahui oleh
Kepala Bidang Penunjang Medis Rumah Sakit kemudian diserahkan ke bagian
Pengadaan Rumah Sakit.
2. Permintaan kebutuhan reagen / bahan habis pakai dilakukan setiap bulan sekali
ke bagian pengadaan barang Rumah Sakit dan sesuai dengan perencanaan
kebutuhan yang sudah diserahkan ke bagian Pengadaan Rumah Sakit.
3. Pengambilan Reagen dan bahan habis pakai laboratorium di lakukan di
Gudang Farmasi 1 bulan sekali, kemudian di simpan di gudang Laboratorium
Klinik sendiri dan harus dilakukan pencatatan dan pelaporan stok reagen di
laboratorium.
4. Penyimpanan reagen di gudang reagen laboratorium disesuaikan dengan
petunjuk penyimpanan masing-masing reagen.
5. Permintaan barang ATK dan kerumahtanggaan dilakukan ke bagian gudang
Rumah Sakit, dilakukan sebulan sekali.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
5.1 PENGERTIAN
Keselamatan pasien / patient safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari harm
atau cidera, yang dapat meliputi penyakit, cidera fisik, psikologis, social, penderitaan,
cacat, kematian dan lainnya yang seharusnya tidak terjadi.
Di laboratorium, keselamatan pasien berarti semua standar prosedur operasional
yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus ditaati, tidak ada
kesalahan sampling / spesimen, tidak ada kesalahan analisa, tidak ada kesalahan
pencetakan hasil dan penyerahan hasil, serta tidak ada kesalahan ekspertisi hasil.
Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter pengirim merupakan salah satu tindakan
untuk keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di labioratorium, berarti juga semua fasilitas yang dip[akai
adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standart bangunan, mebeler,
peralatan pengambilan specimen sampai alat-alat analiser yang dipilih adalah alat
yang meninjang mutu dan kesdelamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksi nosokomial
yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara mengikuti standar
pengendalian infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunaan alat pengaman diri
( APD ).

5.2 TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


Tata laksana keselamatan pasien di laboratorium adalah sebagaiu berikut :
a. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional ( SPO )
b. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laboratorium
c. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak
diharapkan ( KTD )
d. Kepala Instalasi lABORATORIUM bersama pihak yang terkait melakukan
penyelidikan terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system
sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan
memsosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi
system yang baru tersebut.
e. Melaporkan indicator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat kerja
bulanan dengan menejemen rumah sakit yaitu :
1. Kejadian yang berhubungan dengan ketidakcocokan identitas pasien
2. Kejadian yang berhubnungan dengan komunikasi yang efektif
3. Kejadian pasien jatuh
4. Kejadian yang berhubungan dengan transfusi darah
5. Kejadian yang berhubungan dengan standar pengendalian infeksi ( cuci
tangan )
f. Melakukan semua standar pengendalian infeksi
g. Memilih peralatan yang bermutu dan aman bagi pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Sistem dimana laboratorium membuat asuhan keselamatan kerja.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan

C. Tata Laksana Keselamatan Kerja


Pra Analitik
1. Mencegah tertular bahan berbahaya atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit,
mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratorium, sarung tangan dan masker.
2. Sesudah mengambil sample darah, kumpulkan jarum dan spuit di tempat tertentu
dan cegah jangan sampai tertusuk jarum tersebut.
3. Sample darah dimasukkan dalam wadah tertentu yang tahan bocor dan tertutup
rapat dengan label identitas pasien
4. Petugas sampling tidak boleh makan, minum atau merokok pada waktu sampling.
5. Penyimpanan sample, jika tidak segera dilakukan tes disimpan dalam lemari es.

Analitik
Penggunaan pipet
1. Pengolahan spesimen/sample dan melaksanakan tes harus hati-hati dan
menganggap bahan tersebut infeksius.
2. Mencegah tertular bahan berbahaya atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit,
mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratorium, masker dan sarung tangan.
3. Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
4. Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan cara menghisap
atau meniup cairan lewat pipet.
5. Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
a. Beritahu petugas keamanan kerja laboratorium dan jauhkan petugas yang tidak
berkepentingan dari lokasi tumpahan.
b. Upayakan pertolongan bagibagi petugas laboratorium yang cedera.
c. Jika bahan kimia yang tumpah dalah bahan yang mudah terbakar, segera
matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan.
Matikan peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.
d. Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah

Petugas sample
1. Gunakan sentrifus sesuai dengan instruksi pabrik.
2. Sentrifus diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang pendekpun
dapat melihat ke dalamnya dan menempatkan tabung sentrifus dengan mudah.
3. Periksa rotor sentrifus dan selongsong secara berkala untuk melihat tanda korosi
atau keretakan.
4. Gunaka air untuk meyeimbangkan, jangan NaCl atau hipoclorit karena bersifat
korosif.
5. Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan
penyeimbang dapat mengalir keluar

Mencegah penyebaran infeksi


1. Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai max 6 cm.
2. Gunakanalat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila menggunkan
Bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius.
3. Jangan lakukan uji katalase diatas kaca objek, sebaiknya gunakan tabung.
4. Tempatkan sisa spesimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam wadah yang
tahan bocor.
5. Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap kali habis kerja.

Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bajan infeksius
1. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/desinfektan.
2. Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
3. Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.
4. Jangan memakai kosmetik di dalam laboratorium
5. Gunakan alat pelindung muka, mata jika terdapat percikan bahan infeksius saat
bekerja

Pasca Analitik
1. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya
2. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi masukkan ke dalam wadah tahan tusukan,
kemudian diinsenerasi
3. Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam jirigen ¾
penuh, kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen tersebut kemudian diolah.
4. Limbah padat:
- Sampah infeksius dimasukkan ke dalam kantung plastik warna kuning.
- Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja di laboratorium
dimasukkan ke dalam kantung plastik hitam

PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI LABORATORIUM


a. Kebakaran
- Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke unit
lain.
- Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi
- Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran yang ada di
rumah sakit.
- Tulis berita acara kejadian
b. Biakan atau spesimen yang tumpah
- Tumpahan dan wadahnya ditutup dengankain atau tissue yang dibasahi desinfektan
- Kain tersebut dibuang di wadah infeksius.
- Wadah didesinfektan atau otoclaf
c. Luka tusukan jarum
- Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah pancuran air
selama kurang lebih 1-2 menit.
- Tutup luka dengan kapan betadine kemudian diplester atau dibalut.
- Tulis dalam berita acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat.
d. Pecahan gelas
- Gunakan sarung tangan
- Gunakan dengan forsep atau serokan
- Masukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning
- Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut
- Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras
- Cuci tangan
e. Tumpahan bahan kimia
- Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena
- Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan
- Pakailah masker dan sarung tangan
- Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut
dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api.
- Tumpahan zat alkali, taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat dengan
serokan dan buang dalam kantong plastik bahan beracun

PEMAKAIAN KACAMATA

Pengertian : suatu alat pelindung untuk melindungi mata dari cipratan darah/cairan
Tujuan : untuk melindungi mata dari cipratan darah/cairan
Kebijakan : upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi
silang
Prosedur : 1. Dipakai sebelum cuci tangan
2. Dipakai dengan tali di bagian belakang

PEMAKAIAN JAS LABORATORIUM

Pengertian : suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan/darah supaya jangan sampai
terkena tubuh
Tujuan : menahan darah/cairan jangan sampai mengenai tubuh
Kebijakan : upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi
silang
Prosedur : 1. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung
baju kerja
2. Digunakan selama melakukan pemeriksaan/bekerja
3. setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti
PEMAKAIAN MASKER

Pengertian : suatu penutup mulut dan hidung


Tujuan : untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan
(sewaktubicara/bersin)
Kebijakan : upaya kesehatan dan keselamatann kerja melindungi petugas dari infeksi
silang
Prosedur : 1. masker tersedia dalam keadaan bersih
2. masker dipasang penutup hidung dan mulut
3. tali masker ditalikan di belakang kepala
4. masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
5. dipakai di kamar operasi
6. dipakai di ruang penyakit menular
7. dipakai memeriksa pemeriksaa tuberculosis
8. dipakai rumah tangga/gudang arsip
9. dipakai di laboratorium
10. dipakai di farmasi/meramu obat

PEMAKAIAN SARUNG TANGAN

Pengertian : suatu pelindung tangan


Tujuan : untuk meniadakan mengurangi terjadinya infeksi silang
Kebijakan : 1. upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan pasien
dari infeksi silang
2. mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
3. mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas dan
pasien
Prosedur : 1. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan
darah, se- laput lendir atau kulit yang terluka
2. akan melakukan tindakan invasive
3. akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang
terkontaminasi
4. sarung steril dibuka dari bungkusnya dipakai memegang cufnya
5. masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya
6. setelah selesai dipakai, jangan memegang apapu dulu dan
dikontaminasikan de- ngan chlorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di
dalam tempat yang tersedia
7. lepas sarung tangan dan tempatkan dalam sampah medis dan yang bisa
dipakai u- lang ditempatkan dalam bak larutan chlorhexidine gluconat
1.5% dan centrimide 15%

PEMELIHARAAN KESEHATAN TENAGA KESEHATAN


Pengertian : pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat beresiko
tertularnya penyakit
Tujuan : untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada
tempat yang beresiko
Kebiajakan : pemeriksaan:
1. Pemeriksaan darah
2. Rp Photo Thorax
3. Immunisasi
Prosedur : 1. Pemeriksaan darah setiap enam bulan sekali
2. Ro Photo Thorax setiap satu tahun sekali
3. Immunisasi sesuai booster
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pra Analitik
Persiapan pasien
1. Pengaruh makanan
Dianjurkan pengambilan darah dilaksanakan 12 jam setelah makan terakhir
2. Fluktuasi sehari-hari
Nilai normal dari literatur berdasarkan pada pengambilan sampel pagi hari, maka
dianjurkan pengambilan darah pada pagi hari biasanya sebelum jam 09.00 pagi
3. Keadaan tubuh
Darah sebaiknya diambil pada keadaan tubuh yang sama biasanya pada keadaan
duduk
4. Obat-obatan
Jika hasil analisa dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu, maka obat tersebut harus
dihentikan beberapa hari sebelum pengambilan darah

Pengambilan dan pengolahan spesimen


1. Pemberian identitas
a. Surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium memuat:
- Tanggal permintaan
- Tanggal dan jam pengambilan
- Identitas pasien (nama,tanggal lahir/umur, jenis kelamin, alamat)
- Magnosis/keterangan klinik
- Obat-obat yang telah diberikan dan lama pemberian
- Jenis spesimen
- Lokasi pengambilan
- Volume spesimen
- Pemeriksaan laboratorium yang diminta
- Nama pengambilan spesimen
- Transport media
b. Label wadah spesimen yang akan dikirim ke laboratorium memuat:
- Tanggal pengambilan spesimen
- Identitas pasien atau spesimen
- Jenis spesimen
-
c. Label wadah spesimen yang diambil di laboratorium memuat:
- Pengambilan spesimen
- Nomor/kode spesimen
d. Formulir hasil memuat:
- Tanggal pemeriksaan
- Identitas pasien
- Nomor/kode laboratorium
- Satuan hasil pemeriksaan
- Nilai rentang parameter
- Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
- Tanda tangan penanggung jawab
2. Penerimaan spesimen
- Cocokkan spesimen yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan.
Catat kondisi spesimen, volume, warna, kekeruhan, bau konsistensi, dll
- Spesimen tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak
3. Pengambilan spesimen
a. Waktu pengambilan
Umumnya pagi hari, keadaan tertentu:
- Demam Typhoid: widal pada fase akut
- Tuberkulosis sputum setelah bangun tidur
- Enzim-enzim jantung segera setelah serangan akut jantung
b. Volume spesimen : sesuai kebutuhan pemeriksaan
c. Cara pengambilan spesimen : oleh tenaga terampil dan dengan cara yang benar
d. Lokasi : sesuai jenis pemeriksaan yang diminta
- Darah vena
- Biakan : sedang mengalami infeksi
e. Peralatan : harus bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia/detergen,
mudah dicuci
4. Wadah spesimen harus memenuhi syarat:
- Terbuat dari gelas atau plastik
- Tidak bocor/rembes
- Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
- Bersih
- Kering
- Tidak mempengaruhi zat-zat dalam spesimen
- Steril untuk pembiakan
5. Pengawet
Disesuaikan dengan pemeriksaan
6. Pengiriman spesimen
Syarat:
- Kecepatan
- Tidak terkena sinar matahari
- Kemasan sesuai syarat keselamatan kerja
- Kemasan diberi label “Bahan Pemeriksaan Infeksius”
- Suhu disesuaikan
- Transpor media yang sesuai dan masih baik
Penyimpanan sampel
Menghindari kontaminasi:
1. Sampel harus selalu disimpan dalam botol/tabung tertutup rapat memakai sarung
tangan disposibel saat mengerjakan sampel
2. Menghindari sinar:
- Sampel harus disimpan dalam tabung gelap di dalam lemari es
- Sampel harus disimpan dalam botol tertutup rapat
3. Stabilitas
4. Penyimpanan serum/plasma
- Suhu kamar (15-25C) selama 4 jam
- Suhu 4C selama 24 jam
- Jika sampel tidak dapat diperiksa hari yang sama dengan pengambilan darah
maka sampel harus dibekukan 12-20C
B. ANALITIK
1. Pipet dan memipet
- Gunakan pipet yang bersih dan tidak rusak
- Gunakan pipet sesuai dengan kebutuhan
- Pipet harus dibilas
- Bersihkan ujung pipet
2. Suhu dan waktu
- Pastikan bahwa sampel, reagensia, serum kontrol telah berada pada suhu
pemeriksaan
- Apakah suhu water-bath sesuai
- Apakah lamanya inkubasi pada suhu yang telah ditentukan
3. Kuvet harus bersih
- Bagian luar kuvet tidak boleh basah
- Volume larutan yang diisi ke dalam kuvet harus sesuai
- Tidak boleh ada gelembung udara
C. PASCA ANALITIK
Evaluasi :
1. Kesalahan umumnya pada kalkulasi hasil
2. Perhatikan titik desimalnya
3. Perhatikan satuannya
4. Interprestasi hasil pemeriksaan dan quality control serum
5. Pelaporan hasil pemeriksaan
6. Pengiriman hasil pemeriksaan

D. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)


Pementapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain
diluar laboratorium secara priodik untuk memantau dan menilai penampilan
laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.
Penyelenggaraan pemantapan mutu eksternal diharapkan semua laboratorium
kepunyaan pemerintah dan swasta mengikutinya dihubungkan dengan akreditasi
laboratorium kesehatan dan perizinan untuk laboratorium swasta.
Pemantapan mutu eksternal diselenggarakan pada tingkat nasional dan tingkat
wilayah/provinsi.Peserta pemantapan mutu eksternal tingkat nasional mencakup
laboratorium rumah sakit pemrintah kelas A, B, C dan setaraf, balai laboratorium
kesehatan dan laboratorium swasta yang setaraf.
Pemantapan mutu eksternal tingkat wilayah/provinsi diikuti oleh laboratorium
rumah sakit pemerintah kelas C, D yang setaraf dan laboratorium puskesmas di
wilayah provinsi yang bersangkutan.

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL YANG TELAH DIIKUTI


Sampai saat ini laboratorium Rumah Sakit Intan Medika Lamongan telah
mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal yang diselenggarakan oleh
lembaga swasta.
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh pemerintah dan
yang telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Intan Medika Lamongan sampai saat ini
adalah:
1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa dikenal
PNPKLK-K (Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan).
Yang diselenggarakan oleh Tim Pemantapan Mutu Eksternal Lembaga
Pemantapan Mutu Laboratorium Kesehatan Indonesia (Tim PME LPLKI)
2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal sebagai
PNPKLK-H (Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Bidang
Hematologi). Yang diselenggarakan oleh Tim Pemantapan Mutu Eksternal
Lembaga Pemantapan Mutu Laboratorium Kesehatan Indonesia (Tim PME
LPLKI)

PELAKSANAAN PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


1. Persiapan
- Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
- Calon peserta mengirim surat pendaftaran
- Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar biaya PME
- Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomor peserta
- Peserta dikirim bahan kontrol (serum kontrol)
2. Pengiriman serum kontrol
a. Serum kontrol dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap:
- Formulir hasil
- Petunjuk pelaksana
- Daftar alat dan reagen
- Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit
Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan:
- Sumber bahan kontrol
Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan bahan
kimia murni.Apabila bahan yang diperiksa adalah bahan dari manusia maka
lebih baik menggunakan bahan kontrol dari manusia.
- Bentuk bahan kontrol
Menurut bentuknya bahan kontrol ada bermacam-macam, yaitu: bentuk air,
padat bubuk (liofilisat) dan bentuk strip. Pada umumnya bentuk padat lebih
stabil dan lebih tahan lama daripada bentuk cair. Bentuk strip merupakan
bentuk pada bubuk yang dikemas pada strip, sehingga memudahkan
transportasi.
Penggunaan bentuk padat bubuk atau strip harus dilarutkan terlebih dahulu
dengan aquabidest. Pada umumnya pemeriksaan di bidang kimia klinik dan
immuno-serologi menggunakan bentuk padat bubuk (liofilisat) atau bentuk
cair (pooled sera). Di bidang hematologi digunakan bentuk cair, padat bubuk
atau strip.
3. Pemeriksaan serum kontrol
a. Serum kontrol diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan
b. Sifat pemeriksaan:
- Hasil laboratorium sendiri
- Menggunakan alat dan reagen rutin
- Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa
c. Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda tangani penanggung jawab atau
kepala laboratorium.
4. Hasil pemantapan mutu eksternal
a. Hasil yang diterima di Dit BPPM dicatat tanggal terima untuk masing-masing
siklus
b. Oleh petugas dimasukkan data ke komputer 2 kali
c. Sifat pengolahan data berdasarkan:
- Metode pemeriksaan
- Alat yang digunakan
- Jumlah data yang ada
5. Evaluasi komputer
a. Data dibandingkan terhadap nilai target
b. Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang sama dan
jumlah peserta > 20
c. Dinilai dengan sistem Variance Index Score (VIS)
d. Setiap peserta akan mendapat nilai:
- VIS setiap pemeriksaan
- Overal VIS
- Mean Running VIS
6. Evaluasi pemantapan mutu eksternal
a. Variance Index Score (VIS)
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
b. Overal VIS
Nilai rata-rata VIS untuk seluruh parameter
c. Mean Running VIS
Nilai rata-rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu
7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS
0-50 : sangat baik
51-100 : baik
101-200 : cukup
201-300 : kurang
301-400 : buruk
BAB IX

PENUTUP

Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi seluruh klinisi, perawat dan tenaga
kesehatan lainnya agar dapat terpenuhi pelayanan laboratorium yang aman, tepat waktu,
cepat, dan dapat dipercaya di lingkungan Rumah Sakit Intan Medika Lamongan.

Anda mungkin juga menyukai