Anda di halaman 1dari 21

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH MADANI

KOTA PEKANBARU
NOMOR 011 TAHUN 2023

TENTANG

PANDUAN PELAYANAN BANK DARAH


DI RUMAH SAKIT DAERAH MADANI KOTA PEKANBARU
DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH MADANI KOTA PEKANBARU,

Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan Transfusi Darah yang bermutu tinggi;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud diatas, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Daerah Madani
tentang Kebijakan Panduan Pelayanan Bank Darah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tetang
Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatanan;
3. Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1980 tentang
Transfusi Darah;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
478/Menkes/Peraturan/X/1990 tentang Upaya
Kesehatan di Bidang Transfusi Darah;
5. Keputusan Menteri kesehatan Nomor :
423/Menkes/SK/IV/2007 tentang Kebijakan
Peningkatan Kualitas dan Askes Pelayanan Darah.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH
MADANI KOTA PEKANBARU TENTANG PANDUAN
PELAYANAN BANK DARAH DI RUMAH SAKIT
DAERAH MADANI KOTA PEKANBARU.
KESATU : bahwa Panduan Pelayanan Bank Darah Di Rumah Sakit
Daerah Madani sebagaimana tercantum dengan surat
perjanjian kerjasama.
KEDUA : Rumah Sakit Daerah Madani bahwa mempunyai Bank
Darah dalam penyediaan pelayanan darah dan produk
darah.
KETIGA : Pasien yang membutuhkan transfusi darah, pelayanan
darah dan produk darah, maka Rumah Sakit Daerah
Madani tetap bertanggung jawab untuk memenuhi
pelayanan tersebut sesuai regulasi yang di tetapkan.
KEEMPAT : Berdasarkan hal tersebut diatas maka Rumah Sakit
Daerah Madani melakukan kerja sama dengan PMI Kota
Pekanbaru.
KELIMA :
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pekanbaru
pada tanggal : 02 Januari 2023

Direktur RSD Madani


Kota Pekanbaru

dr. ARNALDO EKA PUTRA, Sp.PD


NIP. 19761019 200604 1 009
Lampiran : Keputusan Direktur RSD
Madani
Nomor : 011/RSDM-YAN/02/2023
Tanggal : 02 Januari 2023

PANDUAN PELAYANAN BANK DARAH


DI RUMAH SAKIT DAERAH MADANI KOTA PEKANBARU

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam
peredaran darah penerima (resipien). Transfusi darah merupakan
salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila
digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien
dan meningkatkan derajat kesehatan.
Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah
untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas
bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.
Terselenggaranya pelayanan transfusi yang bermutu dan aman sangat
tergantung pada upaya perbaikan mutu yang dilakukan oleh rumah
sakit atau unit transfusi darah secara terus menerus.
WHO dalam Guidelines for Quality Assurance Programmes for
Blood Transfusion services (1993) memberikan defenisi mutu sebagai
pemberian pelayanan atau produk yang teratur dan dapat dipercaya
serta sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. WHO telah
mengembangkan strategi untuk transfusi darah yang aman dan
meminimalkan resiko transfusi.
Strategi tersebut terdiri dari pelayanan transfusi darah yang
terkoordinasi secara nasional, pengumpulan darah hanya dari donor
sukarela dari populasi resiko rendah, pelaksanaan skrining terhadap
semua darah donor dari penyebab infeksi serta pelayan laboratorium
yang baik disemua aspek, termasuk golongan darah, uji kompatibilitas,
persiapan komponen darah, mengurangi transfusi darah yang tidak
perlu dengan penentuan indikasi transfusi darah yang tepat.
B. DEFINISI BANK DARAH RUMAH SAKIT
Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan di
rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah transfusi
yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk transfusi
yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk
mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit.

C. DEFINISI CROSSMACTH ( UJI SILANG)


Berdasarkan standar dari American Association of Blood Bank
(AABB), Crossmatching didefinisikan sebagai suatu pemeriksaan yang
menggunakan metode yang mampu menunjukkan inkompatibilitas
sistem ABO dan adanya antibodi yang signifikan terhadap antigen
eritrosit dan juga melibatkan pemeriksaan anti globulin. Crossmatch
merupakan suatu seri pemeriksaan yang dilakukan pretransfusi untuk
menjamin kecocokan darah yang akan ditransfusikan kepada
penerima darah (resipien) dan mendeteksi kemungkinan adanya
antibodi yang tidak diharapkan dalam serum resipien yang akan
mengurangi umur hidup atau menghancurkan eritrosit donor.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelayanan transfusi darah yang aman tergantung pada


penyedian produk darah yang aman, kecocokan antara darah yang
akan diberikan dan pasien yang menerima transfusi, serta ketepatan
indikasi pemberian transfusi. Semua hal tersebut membutuhkan
dukungan faktor-faktor berikut :

- Ketersediaan dan ketaatan terhadap pedoman klinis transfusi


- SOP
- Checklist
- Keaktifan komite transfusi darah Rumah Sakit
- Sumber daya manusia yang berkualitas
- Dukungan teknologi yang menjamin mutu dan keamanan produk
darah.

a. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Administrasi
2. Melayani permintaan darah
3. Menyimpan persediaan darah
4. Uji Cocok Serasi (Cross Match)
5. Pemeriksaan Serologi Gol. Darah (blood typing)
6. Uji Saring (blood Screening)
BAB III
TATA LAKSANA

A. WAKTU PELAYANAN
Bank Darah RSD Madani melakukan pelayanan selama
24 jam secara terus menerus.

B. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN


Bawa sampel darah pasien beserta formulir permintaan darah
yang sudah di tandatanganin oleh dokter klinisi dan diserahkan
kepada petugas BDRS di Rumah Sakit.
Petugas BDRS melakukan pencatatan penyelenggaraan
pelayanan transfusi darah sesuai dengan standar.

C. PERMINTAAN DARAH DAN/ATAU KOMPONEN DARAH DARI


RUANGAN PERAWATAN.
No Kegiatan Persyaratan
1. Instruksi a. Setiap permintaan darah harus disertai
permintaan dengan formulir permintaan darah
darah yang telah diisi lengkap dan
ditandatangani oleh Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) disertai sampel darah pasien.
b. Untuk permintaan darah persiapan
harus dibuat maksimal tiga hari
sebelum rencana pelaksanaan
transfusi.
c. Untuk permintaan darurat harus
dilengkapi dengan alasan permintaan
darurat menggunakan formulir khusus
yang ditentukan Rumah Sakit.
No Kegiatan Persyaratan
2. Pengisian Harus diisi dengan informasi:
formulir a.Identitas pasien terdiri dari : nama
permintaan lengkap (minimal nama depan dan
darah yang belakang), tanggal lahir, nomor rekam
disediakan oleh medis, jenis kelamin.
Rumah Sakit b.Ruang perawatan
c. Tanggal permintaan dan tanggal
rencana transfusi.
d.Diagnosis klinis
e.Indikasi transfusi
f. Jenis permintaan (elektif, rutin dan
darurat).
3. Pengambilan Sampel darah pasien untuk pemeriksaan
sampel darah pratransfusi diambil langsung dari
pasien pembuluh darah pasien dan harus
ditampung di dalam tabung tersendiri.
4. Penyerahan Formulir permintaan darah diserahkan
formulir secara bersamaan dengan sampel darah
permintaan pasien ke BDRS oleh petugas Rumah
darah ke BDRS Sakit yang telah dilatih rantai dingin darah.
5. Penyerahan a. Pada tanggal rencana transfusi,
darah dari perawat
BDRS ke atau dokter mengkonfirmasi apakah
Ruang transfusi tetap berlangsung atau
Perawatan ditunda.
b. Bila transfusi ditunda lebih dari 3 x 24
jam, darah dapat diberikan kepada
pasien yang lebih membutuhkan.
6. Dokumentasi Harus ada sistem dokumentasi permintaan
darah di ruang perawatan yang disimpan
didalam folder rekam medis pasien.
D. PENERIMAAN PERMINTAAN DARAH ATAU KOMPONEN DARAH
SERTA SAMPEL PASIEN.
No Kegiatan Persyaratan
1 Pengecekan Petugas BDRS harus memeriksa identitas
identitas pasien pada formulir permintaan dan pada
pasien label sampel darah
2 Pengecekan a. Petugas BDRS harus memeriksa
sampel darah kondisi sampel.
pasien b. Jika kondisi sampel tidak layak (lisis,
menggumpal, volume kurang, label tidak
sesuai dengan formulir permintaan
darah atau sampel tanpa label) sampel
darah dibuang dan harus dimintakan
sampel darah yang baru.
3 Pengecekan Apabila formulir permintaan darah tidak
formulir lengkap atau tidak terbaca, formulir
permintaan permintaan darah dikembalikan ke ruangan
darah
4. Pengecekan Pengecekan usia sampel darah
usia sampel Jenis sampel Suhu Max usia
darah simpan sampel
Darah EDTA 18 – 250C 24 jam
Darah EDTA 40C 3 hari
Serum/Plasma 40C 1 minggu
E. PENYIMPANAN DARAH DAN KOMPONEN DARAH
1. Penyimpanan darah dan komponen darah dilakukan dalam
tempat dan suhu optimal yaitu :
Jenis Darah Suhu Lama Tempat
Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan
(0 C )
WB ( Whole Blood 2-6 35 hari Blood Bank
) (antikoagulan Refrigerator
CPDA)
PRC ( Packed Red 2-6 35 hari Blood Bank
Cell) (antikoagulan Refrigerator
CPDA)
TC (Trombocyte 20-24 5 hari Platelet
Concentrate) Agitator
Trombocyte 20-24 5 hari Platelet
Apheresis Agitator
FFP (Fresh Frozen -30 1 tahun Freezer
Plasma)
AHF (Anti Hemofili -30 1 tahun Freezer
Faktor)/
Cryopresipitate
WE (Wash 2-6 24 jam Blood Bank
Eritrosit) / PRC Refrigerator
cuci

2. Penyimpanan darah dengan system First In First Out (FIFO)


Darah disimpan dengan s i s t e m First In First Out
(FIFO) yaitu suatu sistem yang mengatur pengeluaran
darah dimana darah yang pertama kali masuk maka akan
pertama kali dikeluarkan.

3. Tersedia SPO penyimpanan darah

F. PENYERAHAN DARAH YANG DIMINTA PASIEN


1. Penyerahan darah dilakukan berdasarkan permintaan dokter
dengan formulir permintaan.
2. Darah dikeluarkan setelah melalui pemeriksaan crossmatch
dengan hasil compatible.
3. Petugas BDRS Daerah Madani mencocokan dan meneliti
identitas pada formulir permintaan darah
transfusi/pengeluaran darah dengan label kantong darah.
4. Petugas ruangan/perawat meneliti kembali Rumah Sakit
Daerah Madani Kota Pekanbaru mencocokan dan meneliti
kembali identitas pada formulir permintaan darah
transfusi/pengeluaran darah dengan label kantong darah.
5. Petugas ruangan/perawat membawa darah yang akan
ditransfusikan dari BDRS ke Ruangan dengan Coolbox yang
disertai ice pack.
6. Kantong darah yang dikeluarkan satu per satu kantong dari
Bank Darah kecuali atas permintaan dokter.

G. PROSEDUR TRANSFUSI DARAH YANG AMAN


Proses yang terjadi di rumah sakit adalah dimulai dari
diagnose penentuan indikasi yang tepat oleh dokter, serta
penentuan jenis komponen darah yang dibutuhkan. Dokter akan
mengisi formulir permintaan darah yang disiapkan oleh rumah
sakit dengan format standar UTD, ke BDRS disertai dengan
sampel darah resipien yang terbaru, selanjutnya petugas
BDRS akan melakukan pemeriksaan golongan darah (ABO dan
Rhesus) resipien dan pemeriksaan konfirmasi darah donor yang
ada dalam stock. Selanjutnya dilakukan uji silang serasi antara
darah resipien dan dari dari kantong darah yang akan
diberikan. Kantong darah uyang kompatibel diserahkan oleh
petugas BDRS kepada perawat ruangan dengan
memperhatikan prinsip rantai dingin darah (darah dijaga selalu
berada pada suhu 2 - 6⁰C) diserrtai formulir lapaoran yang
harus dikembalikan ke BDRS setelah tindakan medis selesai
dilakukan.
Kantong darah yang telah dinyatakan kompatibel tersebut
diserahkan kepada perawat yang diberikan kewenangan
melakukan tindakan transfusi darah pada resipien dibawah
pengawasan dokter. Perawat ruangan harus melakukan
pemantauan reaksi transfusi, minimal 15 menit pertama pada
setiap pemberian kantong darah yang ditransfusikan. Bila terjadi
reaksi transfusi darah maka harus segera dilakukan
penanganannya sesuai dengan SPO dan pelaporan kepada
BDRS sebagai feedback. Selanjutnya secara berkala unit
Bank Darah RS melaporkan kejadian reaksi transfusi ke UTD
pengirim sebagai feedback.

H. KUALITAS DAN KEAMANAN DARAH


Pelayanan darah yang berkualitas adalah pelayanan
darah dengan sistem distribusi tertutup dengan metode rantai
dingin sesuai standart, yaitu pelayanan yang dilakukan
seluruhnya oleh petugas kesehatan dan UTD dengan
memperhatikan suhu penyimpanan darah saat didistribusikan.
Pada sistem tertutup ini keluarga pasien tidak lagi dilibatkan
sebagai pelaksana distribusi Salah satunya yang sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan darah adalah sistem
distribusi atau transportasi tertutup. Dalam sistem distribusi /
transportasi tertutup ini darah mulai proses penyadapan dari
pendonor baik sukarela maupun pengganti, skrening di UTD,
pengiriman ke Bank Darah Rumah Sakit, pengiriman ke ruang
perawatan serta proses transfusi dilakukan oleh petugas. Dalam
sistem distribusi / transportasi darah tertutup ini tidak melibatkan
keluarga pasien sebagai pelaksanan distribusi / transportasi.
Di Rumah Sakit yang bertanggung jawab untuk menjaga
agar darah tidak dikeluarkan dari Bank Darah sebelum siap
untuk di transfusikan ada pada staf Bank Darah. Untuk distribusi
/ pengiriman darah suhu harus terjaga tetap pada suhu 2 ⁰ - 6 ⁰
C dan harus menggunakan Cool Box.
Pelayanan transfusi darah aman harus memenuhi
beberapa prinsip yaitu:
a. Darah berasal dari donor sukarela, sehat dan memenuhi
kriteria sebagai donor darah resiko rendah (low risk donor)
terhadap tertular penyakit infeksi menular lewat transfusi
darah.
b. Seluruh proses pengamanan, pengolahan dan
peynimpanan serta kualitas bahan habis pakai sesuai
standar.
c. Distribusi dilakukan dengan rantai dingin oleh petugas yang
berwenang serta mengikuti standar prosedur operasional
(sistem distribusi tertutup).
d. Pemakaian secara rasional, indikasi dan pemilihan
komponen berdasarkan analisa medis yang tepat.

I. CROSS MATCHING DAN TES KECOCOKAN


Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan
cocok tidaknya darah donor dengan darah penerima untuk
persiapan transfusi darah.Tujuan dari pemeriksaan ini adalah
untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak menimbulkan
reaksi apapun pada resipien serta sel-sel darah merah bisa
mencapai masa hidup maksimum setelah diberikan. Uji silang
serasi dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi
pada darah pasien yang akan bereaksi dengan darah donor
atau sebaliknya. Bahkan walaupun golongan darah ABO dan Rh
pasien dan donor telah diketahui, adalah hal mutlak untuk
melakukan uji silang serasi Mayor crossmatch adalah serum
penerima dicampur dengan sel donor dan minor crossmatch
adalah serum donor dicampur dengan sel penerima.
1. CARA KERJA CROSSMATCH DENGAN BIORAD /
DIAMED GEL TES
a. Buat suspensi sel pasien dan donor 0.8 - 1%
1) Masukkan 0,5 ml Dil 2 dengan Dispenser ke dalam tabung
2) Ambil 5 ul (mikroliter) PRC atau 10 ul WB, masukkan tabung
3) Campur dan homogenkan Suspensi 0,8 - 1%
b. Ambil Liss / Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien
/ Donor, buka penutup alumunium. Dengan bantuan
mikropipet, masukkan :
 MAYOR : 50 ul Suspensi Sel Donor + 25 ul Serum
Pasien
 MINOR : 50 ul Suspensi Sel Os + 25 ul Serum Donor
 AUTO KONTROL : 50 ul Suspensi Sel Os + 25 ul
Serum Pasien
c. Masukkan kartu ke Inkubator.
Inkubasi 37º C, 15 menit ( tekan tombol timer 1 / 2 / 3 )
d. Pindahkan kartu ke Centrifuge
Tekan tombol Start ( Centrifuge selama 10 menit )
e. Baca Reaksi secara makroskopis.

2. CARA KERJA DIRECT COOMBS TES


1) Buat Suspensi Os 0,8 – 1% ( cara sama seperti diatas )
2) Ambil Liss / Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien.
3) Masukkan 50 ul Suspensi Sel Pasien.
4) Putar di Centrifuge ( tekan tombol Start )
5) Baca Reaksi

3. CARA POOLING UNTUK INTER CROSS DONOR (AUTO


POOL)
Maksimum pooling untuk 3 kantong darah Cara Pooling :
a. Potong selang pada kantong donor yang akan di Pooling
b. Teteskan pada 2 tabung kosong masing-masing sel darah
merah donor yang akan di-pool dan serum/plasma donor yang
akan di-pool dengan jumlah yang sama.
c. Homogenkan sel darah merah pada tabung yang berisi pooling
sel darah merah donor, buat suspensi 1% dengan Diluent 2
dengan cara seperti di atas.
d. Lakukan Cross Match seperti biasa
INTER CROSS : 50 ul pool Suspensi Sel Donor + 25 ul pool
serum Donor.

4. INTEPRETASI HASIL CROSSMATCH

No Mayor Minor AC/DCT Kesimpulan


1 - - - Darah keluar
2 + - - Ganti darah donor /
rujuk
3 - + - Berikan PRC / Ganti
Darah Donor
4 - + + Beri PRC bila
minor lebih kecil atau
sama dengan
AC/DCT
5 + + + Lihat Ket. No. 5
Keterangan :

1) Crossmatch Mayor, Minor dan AC = negatif Darah pasien


kompatibel dengan darah donor Darah boleh dikeluarkan

2) Crossmtacth Mayor = positif, Minor = negatif, AC = negatif


Periksa sekali lagi Golongan darah Os apakah sudah sama
dengan donor, apabila gol. Darah sudah sama :
Artinya ada Irregular Antibody pada Serum Os Ganti darah donor,
lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil cross negatif pada
mayor dan minor.
Apabila tidak ditemukan hasil crossmatch yang kompatibel
meskipun darah donor telah diganti maka harus dilakukan
Screening dan Identifikasi Antibody pada Serum Os, dalam hal ini
sampel darah dikirim ke UTD Pembina terdekat.

3) Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Negatif Artinya


ada Irregular Anti Body pada Serum / Plasma Donor. Solusi :
Ganti dengan darah donor yang lain, lakukan crossmatch lagi.

4) Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Positif Lakukan


Direct Coombs Test pada OS
Apabila DCT = positif, hasil positif pada crossmatch Minor dan
AC berasal dari autoantibody
Apabila derajad positif pada Minor sama atau lebih kecil
dibandingkan derajad positif pada AC / DCT, darah boleh
dikeluarkan
Apabila derajad positif pada Minor lebih besar dibandingkan
derajad positif pada AC / DCT, darah tidak boleh dikeluarkan.
Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai ditemukan
positif pada Minor sama atau lebih kecil dibanding AC / DCT
5) Mayor, Minor, AC = positif :
Periksa ulang golongan darah Os maupun donor, baik dengan
cell grouping maupun back typing, pastikan tidak ada kesalahan
gol. Darah
Lakukan DCT pada Os, apabila positif, bandingkan derajat positif
DCT dg Minor, apabila derajat positif Minor sama atau lebih
rendah dari DCT, maka positif pada Minor dapat diabaikan,
artinya positif tersebut berasal dari autoantibody.
Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan adanya Irregular
Anti Body pada Serum Os, ganti dengan darah donor baru sampai
ditemukan hasil Mayor negatif.

J. PENGEMBALIAN DARAH YANG TIDAK TERPAKAI


Pengembalian darah ke UTD sesuai kesepakatan dan
tertuang dalam IKS / MOU antara BDRS Sentra Medika
Cibinong dengan UTD.

K. SCREENING DARAH TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT


TERTENTU
Screening darah adalah pemeriksaan terhadap darah yang
akan ditransfusikan kepada resipien terhadap penyakit menular
melalui darah seperti hepatitis B, hepatitis C, HIV dan syphilis yang
sebelumnya darah tersebut telah diperiksa di UTD PMI.
Untuk skrining darah donor yang aman
a. Pemeriksaan harus dilakukan secara individual (setiap
individual bag atau satu unit plasma) dan tidak boleh
dilakukan secara pooled plasma.
b. Jenis pemeriksaan yang digunakan sesuai dengan standar
WHO, dalam hal ini meliputi pemeriksaan atas sifilis,
hepatitis B, hepatitis C dan HIV
c. Melakukan uji saring darah terhadap Infeksi Menular Lewat
Transfusi Darah (IMLTD) dengan metode Nucleic Acid
Amplification Technology (NAT), Chemiluminescence
Immuno Assay (ChLIA) / Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay (ELISA), Rapid Test, dan slide test malaria untuk
daerah endemis;
Bank Darah Rumah Sakit Daerah Madani Kota
Pekanbaru tidak melakukan screening ulang terhadap darah
donor, melakukan screening jika ada permintaan langsung dari
pasien.

L. PENCATATAN DAN PELAPORAN DARI REAKSI YANG TIMBUL


DARI TRANSFUSI DARAH
Reaksi Transfusi adalah reaksi tubuh resipien terhadap darah
donor, reaksi transfusi darah dapat ringan sampai berat, dan dapat
berupa reaksi cepat, sedang, dan lambat. Standar angka kejadian
reaksi transfusi adalah <0,01%. Reaksi transfusi dipengaruhi oleh
fasilitas Skrining Pretransfusi dan uji Cocok serasi yang berkualitas,
SDM yang trampil dan kondisi pasien yang ditransfusi.
1. Semua kejadian reaksi transfuse harus dilaporkan ke
Bank Darah Rumah Sakit
2. Semua kejadian reaksi transfuse dilaporkan ke kepala BDRS
yang selanjutnya dilanjutkan ke UTD PMI
3. Setiap kejadian reaksi transfuse dilaporkan dalam
laporan bulanan kepada direktur Rumah Sakit
4. Adanya SPO Penanganan, Pencatatan dan Pelaporan
Kejadian reaksi transfuse.

M. PENGADAAN DARAH RUTIN DAN DARURAT


1. Permintaan Darah Rutin
a. Permintaan darah ke UTD sesuai kesepakatan dengan
UTD dan tertuang dalam Ikatan Kerja Sama (IKS)
b. Tersedia SPO
c. Transportasi distribusi darah dengan menggunakan
coolbox transportasi darah yang disertai icepack.

2. Permintaan Darah Dalam Keadaan Khusus


Permintaan dalam keadaan khusus adalah dalam
keadaan keadaan darurat, jika persediaan darah di BDRS
sudah habis sesuai kesepakatan dengan UTD dan tertuang
dalam IKS :
a. Permintaan darah diluar perencanaaan rutin, misalanya
permintaan dalam bentuk komponen darah, Rhesus
negatif, darah langka dan pada kejadian luar biasa (KLB)
b. Formulir permintaan darah diisi lengkapa dan
ditandatangani oleh kepala BDRS atau petugas yang
diberi wewenang oleh kepala BDRS.
c. Tersedia SPO permintaan darah dalam keadaan khusus.

3. Permintaan Darah Dalam Keadaan Cyto


a. Blanko permintaan darah beserta sample darah pasien diantar
ke bank darah, disertai keterangan dokter bahwa permintaan
darah bersifat cito, tanpa crosssmacth.
b. Petugas bank darah memeriksa golongan darah pasien sesuai
prosedur.
c. Petugas bank darah memberikan formulir permintaan darah
tanpa crossmacth untuk ditandatangani oleh dokter yang
meminta darah.
d. Petugas bank darah menyediakan darah donor dengan
golongan yang sesuai dengan golongan darah pasien.
e. Petugas bank darah memeriksa kembali golongan darah donor
sesuai prosedur.
f. Petugas bank darah menyerahkan darah yang golongannya
cocok dengan pasien kepada petugas ruangan.
g. Petugas bank darah memeriksa kembali golongan darah donor
sesuai prosedur.
h. Petugas bank darah menyerahkan darah yang golongannya
cocok dengan pasien kepada petugas ruangan.
i. Setelah darah diserahkan, crossmacth tetap dilanjutkan
j. Bila ternyata dari hasil crossmacth ada darah donor yang tidak
cocok dengan pasien, segera diinformasikan kepada dokter
agar darah tersebut dihentikan pemakaiannya atau dikeluarkan,
jika belum terpakai.
k. Bila darah sudah masuk keseluruhan, maka seluruh risiko
ditanggung oleh dokter penanggung jawab.

4. Permintaan darah rhesus negatif.


a. Bila tidak tersedia darah rhesus negatif di PMI , keluarga pasien
mencari donor dari keluarga yang mempunyai rhesus negatif.
Bila tidak ada atau tidak cukup, keluarga pasien menghubungi
donor sukarela yang nama dan nomor teleponnya ada didata
PMI.
b. Bila donor dengan golongan darah dan rhesus yang sesuai
telah didapat, petugas bank darah mengambil darah tersebut,
setelah selesai skrining di PMI.
c. Petugas bank darah melakukan uji silang serasi sesuai
prosedur.
N. PENGOLAHAN LIMBAH
Labaratorium kesehatan termasuk laboratorium BDRS dapat
menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas
yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar penanganan
dan penampungan limbah terdiri dari :
a. Menyediakan sarana penampungan untuk limbah yang
memadai, diletakan pada tempat yang tepat, aman dan
hygienis.
b. Pemisahan limbah untuk memudahkan mengenai berbagai
jenis limbah yang akan dibuang dengan cara menggunakan
kantong berkode (kode warna).
c. Pengelolaan limbah infektif dengan desinfeksi,
dekontaminasi, sterilisasi atau insinerasi.

Pemusnahan Darah
a. Darah yang akan dimusnahan sesuai standar pengelolaan
limbah rumah sakit adalah darah yang kadaluarsa atau
rusak.
b. Tersedia SPO pemusnahan darah.

O. LAPORAN
1. Permintaan rutin dan darurat
a. Golongan darah
b. Jenis darah (komponen)
c. Jumlah (kantong/unit/cc).
2. Stok darah per bulan/minggu.
3. Pengembalian darah yang tidak terpakai
a. Golongan darah
b. Jenis darah (komponen)
c. Jumlah
d. Nomor kantong/unit.
4. Jumlah darah rusak/expired.
5. Jumlah pemakaian darah
a. Golongan darah
b. Jenis darah (komponen)
c. Jumlah kantong/unit/cc.
6. Jumlah pemeriksaan
a. Golongan darah
b. Cross match
c. uji saring (screening).
7. Kejadian reaksi transfusi darah
a. Jumlah
b. Nomor kantong/unit darah
c. Tanggal
8. Response time ( penyerahan ) permintaan.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Permintaan transfusi darah diisi dan diminta oleh dokter penangung


jawab pasien dari ruangan.
2. Formulir permintaan komponen darah harus diisi lengkap.
3. Perawat menyiapkan darah vena, sebagai sampel khusus di BDRS untuk
pemeriksaan crossmatcing, ± 2 - 2.5 cc dengan memasukkan kedalam
tabung vaccumtainner (warna ungu) yang telah berisi anti koagulan
EDTA / etilen diamin tetra acetat, khusus ke BDRS (homogenkan dengan
cara mengocok seperti angka 8)
4. Formulir dan sampel darah, diantar dengan menyerahkan foto copy kartu
BPJS dan SEP (surat elegabilitas pasien) masing-masing 3 rangkap, jika
SEP belum siap sertakan jaminan KTP/kartu asli keluarga pasien sampai
SEP siap diurus.
5. Petugas BDRS harus memeriksa identitas pasien pada formulir
permintaan, pada label sampel darah dan kondisi sampel.
6. Darah dikeluarkan setelah melalui pemeriksaan crossmatch
dengan hasil compatible.
7. Untuk mengevaluasi kepuasan pelanggan atas pelayanan bank darah,
maka diadakan survei kepuasan pelayanan bank darah yang dilakukan
oleh IGD/ ruang inap.

Direktur RSD Madani


Kota Pekanbaru

dr. ARNALDO EKA PUTRA,


Sp.PD
NIP. 19761019 200604 1 009
Lampiran
: Surat Kepu
Direktur RSD Ma
Nomor
Tanggal

Lampiran
: Surat Kepu
Direktur RSD Ma
Nomor

Anda mungkin juga menyukai