Standar 2.5
A. EP A
- Pedoman Pelayanan BDRS
- MoU RSI dengan PMI Banjarnegara
B. EP B
• SPO Pemasangan Tranfusi Darah
• SPO Penanganan Reaksi Tranfusi Darah
• SPO Penyimpanan Darah/Komponen Darah
• SPO Penanganan Limbah Darah
• SPO Permintaan Darah ke BDRS
• SPO Perencanaan Kebutuhan Darah
C. EP C
• SPT Pelatihan BDRS
• Sertifikat Pelatihan BDRS
• Foto Bank Darah
EP A
- Pedoman Pelayanan BDRS
PEDOMAN PELAYANAN
BDRS UMUM DAERAH KAIMANA
Bismillahirrohmanirrohim
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kaimana tentang Pedoman
Pelayanan Bank Darah Rumah Sakit Umum Daerah Kaimana (BDRS)
Pertama : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Bank Darah Rumah Sakit Umum Daerah
Kaimana sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya surat keputusan ini dibebankan
kepada Anggaran Belanja Rumah Sakit Umum Daerah Kaimana
Ketiga : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Kaimana
Pada tanggal : 30 November 2023
DIREKTUR RSUD KAIMANA,
VINSENSIA THIE
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan pelayanan kesehatan dewasa ini, kebutuhan akan
pelayanan darah yang berkualitas, mudah diakses serta dalam jumlah yang cukup
semakin meningkat. Darah yang aman dibutuhkan untuk tujuan pengobatan dan
pemulihan kesehatan pasien.
Dalam mewujudkan pelayanan darah yang berkualitas dan mudah diakses
tersebut, maka setiap rumah sakit harus mempunyai persediaan darah siap pakai yang
disertai dengan managemen pelayanan darah yang baik melalui unit Bank Darah
Rumah Sakit (BDRS). Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BDRS harus menjalin
kerja sama dengan Unit Donor Darah (UDD) sebagai penyedia darah transfusi yang
aman.
Hal tersebut telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan No.
423/Menkes/SK/IV/2007 tentang kebijakan peningkatan kualitas dan akses pelayanan
darah. Salah satu butir dalam kebijakan tersebut adalah peningkatan kualitas
pelayanan darah dan safety di rumah sakit yang mengamanatkan seluruh rumah sakit
harus memiliki Bank Darah Rumah sakit (BDRS) yang menjamin persediaan darah
transfusi yang telah dinyatakan aman, jumlah cukup, mudah diakses, dan tepat waktu
serta dapat dijalankan dengan system distribusi tertutup. Hal ini di maksudkan agar
pelayanan darah dilakukan dengan distribusi tertutup oleh petugas dan menggunakan
prinsip rantai dingin sehingga setiap rumah sakit harus memiliki minimal Unit Bank
Darah Rumah Sakit (BDRS) sebagai unit yang bertanggung jawab terhadap pelayanan
transfusi darah di rumah sakit dan melakukan crossmatch sebelum darah diberikan ke
pasien. Unit BDRS ini harus selalu memiliki stok darah yang telah aman (non reaktif
pada uji saring IMLTD) yang berasal dari UDD setempat
Ketersediaan darah aman di Rumah Sakit merupakan salah satu Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang berarti setiap Rumah Sakit harus memiliki stok
darah aman 24 jam di BDRS serta manajemen pelayanan transfusi darah. Agar unit
BDRS dapat berjalan dengan baik dan terstandar maka dibutuhkan pedoman
pelaksanaan yang dipakai sebagai acuan bagi seluruh Rumah sakit dalam
melaksanakan pelayanan darah yang berkualitas.
B. Tujuan Pedoman
a. Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan transfusi darah aman di Rumah Sakit Umum Daerah
Kaimana dengan sistem distribusi tertutup serta berkualitas, terkoordinasi dan
sesuai dengan standar.
b. Tujuan Khusus
Tersedianya acuan bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kaimana dalam melaksanakan
pelayanan transfusi.
E. Landasan hukum
a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2015 Tentang
Standar Pelayanan Transfusi Darah.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 478/Menkes/Peraturan/X/1990 Tentang
Upaya Kesehatan di Bidang Transfusi Darah.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1178/Menkes/Per/X/1990 Tentang Upaya
Kesehatan Swasta dibidang Pelayanan Medik
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 423/Menkes/SK/IV/2007 Tentang
Kebijakan Peningkatan Kualitas dan Akses Pelayanan Darah
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
Pelayanan Darah.
b. Standar Kompetensi
1. Dokter Penanggungjawab Pelayanan BDRS adalah seorang dokter spesialis
patologi klinik dan memiliki kewenangan klinis dalam bidang transfusi darah
2. Petugas teknis BDRS mempunyai sertifikat pengetahuan dan ketrampilan
tentang :
a. Transportasi darah
b. Penerimaan darah dan penilaian kualitas darah
c. Penyimpanan darah
d. Pemeriksaan golongan darah
e. Pemeriksaan uji silang serasi
f. Pemantapan Mutu internal
g. Penyerahan darah kepada dokter yang meminta atau perawat yang telah diberi
wewenang
h. Pencatatan, pelaporan, pelacakan dan dokumentasi
i. Kewaspadaan universal
B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan di BDRS Umum Daerah Kaimana diatur hanya dalam 1 shift dengan
24 jam pelayanan permintaan darah.
Pola pengaturan tenaga di Unit BDRS Umum Daerah Kaimana sebagai berikut :
a. Dinas Pagi :
Yang bertugas sejumlah 4 (Dua) orang dengan rincian :
1 Koordinator BDRS
2 Pelaksana BDRS
1 Admin
Jam dinas dari pukul 08.00 WIT s/d pukul 14.00 WIT
Pelayanan BDRS Umum Daerah Kaimana dari jam 14:00 WIT sampai 08:00 WIT pagi
dilakukan secara on call dimana pada.
b. Dinas Siang :
Yang bertugas 1 (satu) orang, dengan rincian :
1 Pelaksana BDRS
Jam dinas dari pukul 13.30 WIB s/d pukul 19.30 WIB.
PEDOMAN PELAYANAN BDRS 3
c. Dinas Malam :
Yang bertugas 1 (satu) orang, dengan rincian :
1 Pelaksana BDRS
Jam dinas dari pukul 19:30 WIB s/d pukul 07:30 WIB.
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas pelaksana petugas BDRS Umum Daerah Kaimana adalah
sebagai berikut:
a. Pengaturan jadwal dinas pelaksana BDRS dibuat oleh koordinator, disetujui oleh
DPJP BDRS.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke petugas
BDRS setiap satu bulan.
c. Tenaga BDRS yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka dapat
mengajukan permintaan izin melalui koordinator dengan menulis pada form
permintaan izin. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
dan tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.
d. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas siang, dinas malam, lepas malam, libur
dan cuti. Apabila ada petugas BDRS yang tidak dapat masuk sesuai jadwal yang
telah ditetapkan (terencana), maka petugas yang bersangkutan harus memberitahu
koordinator laboratorium satu hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan
sudah mencari petugas pengganti. Apabila yang bersangkutan tidak mendapatkan
pengganti, maka koordinator laboratorium akan mencari tenaga pengganti.
e. Apabila ada petugas BDRS tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (tidak terencana), maka koordinator laboratorium akan mencari
pengganti petugas yang tidak hadir dengan tenaga yang sedang libur. Apabila tidak
dapat pengganti (petugas yang libur tidak dapat hadir), maka petugas yang dinas
pada shift sebelumnya untuk menggantikan (double shift). Kelebihan jam kerja
akan diganti dengan libur di hari lain.
T
U S
B
C. Penerimaan Darah
Mekanisme penerimaan darah sesuai kesepakatan yang tertuang dalam MOU:
a. BDRS menerima darah aman dari UDD setempat sesuai permintaan, bila tidak
sesuai dengan permintaan dicatat atau disesuaikan dengan kesepakatan yang
tertuang dalam MOU.
b. Petugas pengantar darah dari UDD maupun petugas penerima darah di BDRS
bersama-sama menilai kondisi darah dan mampu mengenali tanda-tanda fisik
darah aman dan standar labelling
c. Pembuatan berita acara
d. Tersedia SOP penerimaan darah dari UDD
G. Pemusnahan Darah
a. Darah yang akan dimusnahkan sesuai standar pengelolaan limbah rumah sakit
adalah darah yang kadaluarsa atau rusak
b. Tersedia SOP pemusnahan darah
H. Pencatatan
Pencatatan dilakukan pada setiap tahap kegiatan secara lengkap yaitu:
a. Permintaan darah rutin dan khusus ke UDD
b. Penerimaan darah rutin dan khusus dari UDD
c. Berita acara penerimaan darah dari UDD
d. Dokumentasi permintaan darah dari para klinisi lengkap dengan indikasi, jenis dan
jumlah darah beserta identitas pasien
e. Formulir pemeriksaan golongan darah pasien/ darah donor, cheklist crossmatch
dalam lembar kerja.
f. Dokumentasi darah titipan dan pemakaian darah
g. Darah yang harus dikembalikan ke UDD
h. Tentang kebutuhan darah yang tidak terpenuhi
i. Hasil monitoring dan evaluasi
j. Validasi reagen, kalibrasi alat, pencatatan suhu ruang dan alat simpan darah
k. Pencatatan stok bahan habis pakai (BHP).
l. Reaksi transfusi
I. Pelaporan
Hal yang dilaporkan meliputi : Penerimaan, penyimpanan, pemakaian, logistic, dan
persediaan darah, reaksi transfusi
a. Laporan rutin adalah laporan kegiatan secara rutin yang dibuat secara teratur dan
tepat waktu disampaikan kepada direktur RS, UDD dan Dinkes setempat
b. Laporan Rutin terdiri dari : lapoaran harian, laporan bulanan dan laporan tahunan
c. Laporan insidentil adalah laporan yang dibuat pada keadaan khusus misalnya
terjadi reaksi transfusi, disampaikan kepada komite medis RS dan UDD setempat
dengan tembusan ke Dinkes setempat
d. Analisa efisiensi dan ketepatan pemakaian darah/ komponen (SOP pencatatan
penggunaan darah, rata-rata perpasien)
J. Standar Pembiayaan
Biaya pelayanan darah di RS terdiri dari komponen BPPD (biaya pengelolaan dan
pengolahan darah), bahan habis pakai dan jasa pelayanan.
DARAH YANG SUDAH KELUAR DARI BANK DARAH TIDAK BISA DIKEMBALIKAN LAGI
A. PELAYANAN BDRS RS Islam Banjarnegar
A. Pengertian
Logistik di Bank Darah RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAIMANA adalah
penyediaan bahan – bahan habis pakai/reagen yang dibutuhkan untuk pelayanan di
BDRS.
B. Tujuan
Supaya kebutuhan bahan – bahan habis pakai/reagen sebagai sarana pemeriksaan
dapat tersedia dengan tepat, cepat, efektif, efisien dan profesional untuk
meningkatkan mutu laboratorium BDRS.
C. Ruang Lingkup
Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan- bahan habis pakai/reagen ini
menerangkan suatu sistem mulai dari mengevaluasi jumlah stok reagen, membuat
surat pesanan reagen mendapatkan reagen yang diperlukan.
E. Stock Darah
Stock darah Bank Darah RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAIMANA dilakukan
setiap 2 minggu sekali atau menyesuaikan kondisi Rumah sakit dan UDD PMI
Stock Darah Bank Darah Rumah Sakit dilakukan berdasarkan perhitungan sebagai
berikut :
Jumlah Stok = kebutuhan darah tiap golongan dalam 3 bulan terakhir / 3.
A. Pengertian
Adalah seluruh upaya pelayanan BDRS yang berfokus pada keselamatan pasien,
meliputi :
1. Identifikasi sampel
2. Pencocokan kesesuaian identitas sampel dan identitas di lembar permintaan .
3. Kesesuaian langkah-langkah pengerjaan uji pra transfusi sesuai dengan SOP
4. Pencocokan Identitas dan kantung darah yang telah dilakukan uji cocok serasi pada
saat pengambilan darah oleh petugas ruangan.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya kesalahan transfusi yang disebabkan oleh kesalahan
penggolongan darah ABO dan Rhesus.
2. Peralatan
a. Sarung tangan dilepas bila menerima telepon
b. Penyimpanan jas laboratorium, tidak dalam satu lemari dengan pakaian lain
yang dipakai di luar ruangan BDRS
c. Diwajibkan memakai sarung tangan selama bekerja
d. Penyimpanan peralatan sesuai dengan SOP
3. Sistem/ Prosedur
a. Penggunaan bahan-bahan sesuai dengan ukuran
b. Semua SOP yang tersedia harus dilaksanakan dan diperhatikan untuk
mencegah atau meminimalisasi bahaya atau kecelakaan akibat kerja
c. Limbah infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik sesuai dengan kode
dan warnanya untuk dikelola
d. Seluruh petugas laboratorium BDRS harus selalu mencuci tangan sebelum
menggunakan sarung tangan, setelah menangani bahan infeksius, dan sebelum
meninggalkan ruangan laboratorium BDRS
e. Jas laboratorium hanya boleh dipakai di ruang laboratorium
4. Petugas
a. Makan, minum, merokok, menyimpan makanan serta menggunakan kosmetik
di dalam ruang BDRS tidak diperkenankan
b. Pakailah kaca mata pelindung, kaca pelindung wajah atau alat pelindung diri
lainnya jika menangani obyek yang mudah menyemprot atau memantul ke
tubuh kita
Ditetapkan di : Kaimana
Pada tanggal : 30 November 2023
DIREKTUR RSUD KAIMANA,
VINSENSIA THIE