Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) RSU Lasmi Kartika melakukan pelayanan 24 jam dalam
sehari, Unit Pelayanan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) merupakan salah satu pelayanan yang
belum berdiri, namun sudah direncanakan 2019 di RSU Lasmi Kartika, maka dari itu BDRS RSU
Lasmi Kartika diharapkan menjadi percontohan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) instansi
kesehatan lain baik dari dalam kota Indrapura maupun luar kota Indrapura.
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) suatu unit pelayanan yang berada di bawah wakil direktur
pelayanan medik atau pelayanan ,bagian dari laboratorium Rumah Sakit ,yang dikepalai seorang
dokter dan memiliki petugas pelaksana yang sudah memiliki sertifikat pelatihan dan pendidikan
Bank Darah atau Tranfusi Darah.
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) dalam pelaksanan tekhnis ,unit pelayanan berkoordinasi
dengan UTD PMI dan Dinas Kesehatan setempat,dalam jejaring pelayanan darah baik dari
kabupaten atau kota ,serta merupakan bagian dari jejaring pelayanan darah propinsi.

1.1 Tujuan

1.1.1. Tujuan Umum :


a. Memberikan pelayanan penyediaan darah dan tranfusi darah yang aman dan
berkualitas bagi pasien rawat inap dan pasien gawat darurat di RSU Lasmi Kartika
dengan cepat, tepat,mengutamakan keselamatan pasien.
b. Mendukung pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat sesuai fasilitas yang tersedia
di Instalasi Pelayanan Bank Darah RSU Lasmi Kartika.

1.1.2. Tujuan Khusus :


a. Pelayanan penyediaan darah dan tranfusi darah merupakan salah satu pelayanan
penunjang medik yang bertujuan untuk mendukung pelayanan rutin dan pelayanan
gawat darurat sesuai fasilitas yang tersedia di Instalasi Pelayanan Banik Darah
RSU Lasmi Kartika.
b. Memberikan pelayanan penyediaan darah dan tranfusi darah terhadap pasien
rawat inap dan Gawat Darurat di RSU Lasmi Kartika dengan cepat,aman,
berkualitas mengutamakan keselamatan pasien sesuai dengan diagnosa dokter.
c. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan tranfusi darah sesuai kebutuhan
secara bertahap sesuai perkembangan RSU Lasmi Kartika..
d. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Instalasi BDRS agar mampu
melayani dengan keterampilan dan kemampuan yang berkualitas.
e. Meningkatkan metode kerjasama melalui rapat-rapat dan sebagainya.
f. Membudayakan kinerja staf Instalasi BDRS agar efektif dan efisien.
g. Memberikan pelayanan segera tanpa mengabaikan prinsip mengutamakan
keselamatan pasien.
h. Melakukan penelitian dan pendidikan untuk peningkatan dan penyempurnaan
pelayanan Instalasi BDRS
i. Menjalin kerjasama dengan instalasi dan institusi pelayanan kesehatan lain.

1.2 Dasar Hukum Dalam Pelayanan Bank Darah


1. Undang-undang Nomer 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Kepmenkes No 1204 /Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
3. Undang – Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Darah
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2014 Tentang Unit
Tranfusi Darah ,Bank Darah Rumah Sakit,dan Jejaring Pelayanan Tranfusi Darah
6. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980 tentang Tranfusi Darah
7. Peraturan Pemerintah No 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan
Standart Pelayanan Minimal
1.3 Kebijakan Pelayanan Bank Darah Rumah Sakit ( BDRS )
1.3.1 Kebijakan Umum
1. Pelayanan di BDRS harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien
2. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam
keselamatan dan kesehatan kerja
3. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, SPO yang berlaku, etika
profesi dan menghormati hak pasien
4. Pelayanan BDRS dilaksanakan 24 jam sehari
5. Penyediaan tenaga mengacu pada pola ketenagaan
6. BDRS harus menyusun rencana kebutuhan darah untuk kepentingan pelayanan darah di
rumah sakit dan menyediakan darah dengan cara kerjasama dengan unit tranfusi darah PMI
Kota Kediri
7. BDRS hanya menyediakan kantong darah yang berlabel sesuai dengan standar dan sudah
di uji saring
8. BDRS wajib menyimpan darah sesuai prosedur keamanan dan kualitas darah
9. BDRS harus melakukan uji silang serasi sesuai prosedur yang berlaku sebelum memberikan
darah kepada unit perawatan
10. BDRS wajib melakukan rujukan bila ada kesulitan hasil uji silang serasi ke UTD jejaring
11. BDRS melacak bila terjadi reaksi tranfusi
12. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal
1 bulan sekali
13. Setiap bulan wajib membuat laporan

1.3.2 Kebijakan Khusus


1. Setiap permintaan darah dari ruang perawatan BDRS wajib melakukan uji silang serasi
sesuai SPO yang berlaku sesuai jumlah permintaan darah
2. Jika permintaan darah lebih dari satu (1) kantong maka BDRS memberikan satu (1) kantong
darah dulu, sisa kantong darah lainnya wajib di simpan di BDRS ( kecuali permintaan darah
dari ruang hemodialisa)
3. Permintaan darah cito dilayani dengan melakukan pemeriksaan golongan darah tanpa
dilakukan uji silang serasi terlebih dahulu dan melampirkan surat pernyataan yang di
tandatangani oleh dokter yang meminta
4. Apabila darah tidak terpakai atau di batalkan maka dikenakan biaya uji silang serasi /
crossmatch
5. Darah yang sudah keluar dari BDRS lebih dari satu (1) jam dianggap darah terpakai dan
tidak bisa dikembalikan ke BDRS
6. Darah yang sudah kadaluarsa atau hasil mayor positip (+) dan direct combs tes (DCT)
positip (+) harus dimusnahkan
7. Permintaan darah dari luar BDRS yang dititipkan di BDRS jika terjadi kerusakan terhadap
mutu dan kualitas darah bukan menjadi tanggung jawab BDRS
8. Peralatan BDRS harus selalu dilakukan kalibrasi secara berkala sesuai ketentuan yang
berlaku
9. Tenaga BDRS adalah analis kesehatan yang sudah mendapat sertifikat pelatihan tentang
BDRS atau tenaga PTD (Prakarya Tranfusi Darah)
STRUKTUR ORGANISASI
BANK DARAH RSU LASMI KARTIKA

DIREKTUR

Ka. Instalasi BDRS

Ka.Ruang Instalasi BDRS

ADMINISTRASI KELOMPOK
FUNGSIONAL

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


PENERIMAAN PENYIMPANAN PENDISTRIBUSIAN LOGISTIK
SAMPEL SAMPEL SAMPEL
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup penetapan penanggung Jawab pelayanan darah dan tranfusi


yangkompeten dan berwenang dilakukan kepada :
- Kepala Instalasi Bank Darah
- Bidang Tekhnis
- Bidang Logistik
- Bidang Adminstratif
BAB III
TATALAKSANA

3.1 URAIAN JABATAN

3.1.1 Nama Jabatan : Kepala Instalasi Bank Darah

Unit Kerja : Instalasi Pelayanan Bank Darah RSU Lasmi Kartika

Kompetensi Jabatan : Dokter Dengan Sertifikat Pendidikan Dan Pelatihan Bank


Darah Atau Tranfusi Darah

Uraian Tugas :

1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan di Instalasi BDRS


2. Menyusun prosedur standar operasional pelayanan BDRS
3. Membuat dan mengevaluasi program kerja di Instalasi BDR
4. Membuat laporan kegiatan pelayanan di Instalasi BDR
5. Merencanakan kebutuhan sumber daya di Instalasi BDRS
6. Merencanakan peningkatan SDM di Instalasi BDRS
7. Menentukan cuti karyawan
8. Membuat uraian tugas bawahanny
9. Mengawasi semua kegiatan di Instalasi BDRS
10. Membuat, memeriksa, memaraf dan atau menandatangani surat/ nota dinas
11. Menyelesaikan masalah yang timbul dilingkungan BDRS sehubungan dengan
kegiatan pelayanan yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung atau yang terkait
dengan kegiatan unit kerja.

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan di Instalasi Pelayanan BDRS


2. Bertanggung jawab atas hasil BDRS maupun expertise
3. Ketepatan dan kebenaran laporan kegiatan
4. Ketepatan dan kesesuaian rencana kerja di Instalasi BDRS
5. Ketepatan dan kesesuaian rencana kebutuhan sumber daya manusia dengan
realisasi
6. Ketepatan dan Kesesuaian kebutuhan alat

Wewenang :

1. Menilai, menegur, memberi sanksi dan motivasi bawahan di Instalasi BDRS


2. Mengatur rencana kegiatan penyelenggaraan pelayanan Tranfusi Darah
3. Meminta arahan dari atasan
4. Meminta masukan dari bawahan dan dari unit kerja lain yang terkait
5. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
6. Memaraf surat, nota dinas dan laporan
7. Menandatangani surat nota dinas

3.1.2 Nama Jabatan : Kepala Ruang Unit Palayanan Bank Darah

Unit Kerja : Instalasi Pelayanan Bank Darah RSU Lasmi Kartika

Kompetensi Jabatan : D IV Analis Kesehatan dengan Pendidikan dan Pelatihan


Bank Darah Atau Tranfusi

Uraian Tugas :

1. Memberi arahan pada pelaksana di instalasi Pelayanan BDRS


2. Membuat rencana kegiatan pelayanan pada pasien BDRS
3. Membuat jadwal jaga pelaksana Analis
4. Melaporkan pada unit terkait apabila ada kerusakan peralata
5. Membuat laporan BHP di Instalasi BDRS
6. Melaksanakan tugas lain dari atasan
7. Menggantikan Kepala Instalasi jika berhalangan hadir

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab kelancaran pelayanan pada pasien BDRS


2. Bertanggung Jawab atas kesiapan petugas di ruangan
3. Bertanggung jawab atas ketepatan kegiatan pelayanan BDRS
4. Bertanggung jawab kesiapan alat – alat di BDRS

Wewenang :

1. Memberi arahan pada pelaksana di intalasi BDRS


2. Mengatur rencana kegiatan pelayanan pada pasien di BDRS
3. Meminta arahan atasan
4. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait
5. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
3.1.3 Nama Jabatan : Koordinator Administrasi Intalasi Pelayanan Bank Darah

Unit Kerja : Instalasi Pelayanan Bank Darah RSU Lasmi Kartika

Kompetensi Jabatan: D III Analis Kesehatan/ SLTA

Uraian Tugas :

1. Memasukkan hasil pemeriksaan pasien pada buku register


2. Membuat nota biaya pembayaran untuk pasien
3. Membuat laporan harian,bulanan,tahunan

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab langsung kepada kepala ruang


2. Membantu semua kegiatan kepala ruang
3. Bertanggung jawab terhadap laporan administrasi

Wewenang :

1. Meminta informasi dan arahan dari kepala ruang


2. Mendapat fasilitas dan peralatan untuk menunjang administrasi pelayanan BDRS
3. Meminta semua data dari staf yang berhubungan dengan administrasi

3.1.4 Nama Jabatan : Koordinator Penerimaan Darah Instalasi Bank Darah

Unit Kerja : Instalasi Pelayanan Bank Darah RSU Lasmi Kartika

Kompetensi Jabatan : D III Analis dengan Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan


Tranfusi Darah Atau BDRS

Uraian Tugas :

1. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan penerimaan darah


2. Mempersiapkan semua kebutuhan pelayanan penerimaan darah
3. Siap mengkoordinasikan dengan staf lain atau kepala ruang jika sewaktu waktu terjadi
masalah yang berhubungan dengan penerimaan darah.

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab langsung kepada kepala ruang


2. Bertanggung jawab semua kegiatan pelaporan dan pencatatan penerimaan darah
3. Bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan penerimaan darah
Wewenang :

1. Meminta informasi dan arahan dari kepala ruang


2. Meminta keterangan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penerimaan
darah dan kebutuhan darah.

3.1.5 Nama Jabatan : Koordinator Penyimpanan Darah Instalasi Bank Darah

Unit Kerja : Instalasi Pelayanan Bank Darah RSU Lasmi Kartika

Kompetensi Jabatan : D III Analis dengan Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan


Tranfusi Darah Atau BDRS

Uraian Jabatan :

1. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan penyimpanan darah


2. Mepersiapkan semua kebutuhan pelayanan penyimpanan darah
3. Siap mengkoordinasikan dengan staf lain atau Kepala Ruang jika sewaktu waktu
terjadi masalah yang berhubungan dengan penyimpanan darah

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab langsung kepada kepala ruang


2. Bertanggung jawab semua kegiatan pelaporan dan pencatatan penyimpanan darah
3. Bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan penyimpanan darah

Wewenang :

1. Meminta Informasi dan arahan dari kepala ruang


2. Meminta keterangan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penyimpanan
darah dan kebutuhan penyimpanan darah
3.1.6 Nama Jabatan : Koordinator Pendistribusian Darah Instalasi Bank Darah

Unit Kerja : Instalasi Pelayanan Bank Darah RSU Lasmi Kartika

Kompeten Jabatan : D III Analis dengan Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan


Tranfusi Darah Atau BDRS

Uraian Tugas :

1. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan pendistribusian darah


2. Mempersiapkan semua kebutuhan pelayanan pendistribusian darah
3. Siap mengkoordinasikan dengan staf lain atau kepala ruang jika sewaktu waktu
terjadi masalah yang berhubungan dengan pendistribusian darah

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab langsung kepada kepala ruang


2. Bertanggung jawab semua kegiatan pelaporan dan pencatatan pendistribusian darah
3. Beratanggung jawab terhadap semua kebutuhan pendistribusian darah

Wewenang :

1. Meminta informasi dan arahan dari kepala ruang


2. Meminta keterangan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
pendistribusian darah dan kebutuhan pendistibusian darah

3.1.7 Nama Jabatan : Koordinator Logistik Instalasi Bank Darah


Unit Kerja : Instalasi Bank Darah RSU Lasmi Kartika
Kompetensi Jabatan : SMU Sederajat

Uraian Tugas :

1. Mengontrol keadaan stok bahan habis pakai BDRS


2. Membuat laporan penggunaan bahan habis pakai di unit pelayanan BDRS
3. Membuat daftar permintaan barang
4. Mengajukan permintaan barang – barang kebutuhan BDRS
5. Melaksanakn tugas lain dari atasan

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung Jawab langsung kepada kepala ruang


2. Bertanggung jawab atas tersedianya barang – barang habis pakai di Unit Pelayanan
Darah
3. Bertanggung jawab terhadap pelaporan dan pencatatan barang habis pakai
Wewenang :

1. Meminta arahan dari atasan


2. Meminta masukan dari pelaksana dari unit kerja lain yang terkait
3. Memberi saran dan pertimbangan kepada atas
BAB IV
TATA HUBUNGAN KERJA

BDRS menjalin hubungan kerjasama dengan UTD PMI untuk menyediakan darah tranfusi
yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup di Rumah Sakit. Kegiatan yang
dilakukan adalah menghitung prediksi kebutuhan, melakukan permintaan darah aman ke UTD /
PMI, menerima atau memperoleh darah dari UTD, melayani permintaan dari klinisi di ruangan,
uji cocok serasi, pemeriksaan golongan darah, penyampaian kepada petugas ruangan yang
akan melaksanakan tindakan medis transfusi, pencatatan dan pelaporan, termasuk kejadian
reaksi transfusi.

Pelaksanaan pelayanan darah di kabupaten/ kota membutuhkan kerjasama yang erat


antara rumah sakit dan UTD yang didukung oleh Dinas Kesehatan dan masyarakat. Jejaring ini
merupakan wadah komunikasi aktif antar unsur-unsur yang terkait dengan pelayanan darah,
sehingga permasalahan yang dapat menyebabkan tidak terwujudnya pelayanan yang
berkualitas dapat dihindari atau di tanggulangi. Darah yang tersedia merupakan darah yang
aman, tidak rusak maupun kadaluarsa serta mudah di akses dan jumlah cukup sesuai
kebutuhan.

JEJARING PELAYANAN DARAH DI KABUPATEN/KOTA

Kerjasama Secara Tersistem dan didukung oleh Nota Kesepakatan

Dinas
Kesehatan
RAWAT INAP, UNIT
RS (BDRS)
DARURAT, HD
-Darah aman
UTD / PMI - Jumlah cukup
- Tepat waktu
- Akses mudah
- Rational use
Motivasi donor
PPDI
MASYARAKAT PMI
Donor sukarela UMUM

PEMDA

Ketiga unsur (UTD PMI,Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan ) membangun suatu wadah
dan sIstem komunikasi yang intens dengan tujuan yang sama yaitu memwujudkan pelayanan
tranfusi darah yang berkualitas dengan indikator, tersedianya darah aman, jumlah cukup tepat
waktu, mudah diakses dan pemakaian rasional
Dalam melakukan upayanya ketiga unsur ini di dukung oleh pemerintah kota ,PMI,
PDDI/ orang donor darah serta masyarakat umum setempat . Dalam wadah ini perlu juga
ditegaskan komitmen seluruh unsur bahwa ,donor sukarela diarahkan ke UTD PMI sementara
pasien hanya berhubungan dengan RS . Mekanisme kerjasama antara UTD PMI sebagai
pemasok dan BDRS sebagai pengguna darah aman dituangkan dalam surat kesempatan
bersama yang disaksikan oleh Dinas Kesehatan.Kerja sama dalam wadah ini perlu mengatur
peran dan fungsi masing – masing unsure serta saling menghargai dan menghormati fungsi
dan peran satu dan lainya.
Skema diatas adalah gambaran jejaring ruang lingkup pelayanan darah yang dibentuk
oleh RS/ BDRS dengan UTD PMI dengan Dinas Kesehatan setempat Masyarakat.

A. Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Personal


a. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
I. Standart Jenis Tenaga
1. Dokter = Kepala instalasi Unit Pelayanan BDRS adalah seorang Dokter yang
mempunyai sertifikat pelatihan Bank Darah Rumah Sakit
2. Tenaga Laboratorium = Minimal memiliki 5 orang pelaksana teknis laboratorium yaitu
Teknis Transfusi Darah (TTD) atau Analis Kesehatan yang telah mendapat pelatihan
BDRS
3. Tenaga Administrasi = minimal 1 orang tenaga administrasi
4. Tenaga Pekarya = minimal 1 orang pekarya

II. Standart Kompetensi


1. Kompetensi Kepala Instalasi Unit Pelayanan BDRS = mempunyai pengetahuan
tentang manajerial pengelolaan transfusi darah dan BDRS
2. Kompetensi Petugas Teknis BDRS mempunyai Sertifikat pengetahuan dan
ketrampilan tentang :
a) Transfusi Darah
b) Penerimaan darah dan mengetahui tanda tanda darah rusak
c) Penyimpanan darah
d) Pemeriksaan golongan darah
e) Pemeriksaan uji silang serasi
f) Pemantapan mutu internal
g) Penyerahan darah kepada dokter yang meminta atau perawat yang diberi
wewenang
h) Pencatatan, pelaporan, pelacakan dan dokumentasi
i) Kewaspadaan universal

III. Wewenang Kepala Instalasi Unit Pelayanan Bank Darah


a) Menilai, menegur, memberi sanksi dan motivasi bawahan
b) Mengatur rencana kegiatan penyelenggaraan pelayanan unit pelayanan Bank
Darah
c) Meminta arahan dari atas ( Direktur )
d) Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja terkait
e) Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
f) Memaraf surat, nota dinas dan laporan
g) Menanda tangani surat nota dinas

IV. Tanggung jawab Kepala Instalasi Unit Pelayanan Darah


a) Bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan di Bank Darah
b) Bertanggung jawab terhadap hasil atau expertisi
c) Ketepatan dan kesesuaian rencana kerja unit pelayanan Bank Darah
d) Ketepatan dan kesesuaian rencana kebutuhan Sumber Daya Manusia dan
realisasi
e) Ketepatan dan kesesuaian alat
Berdasarkan uraian tugas diatas, kompetensi yang diperlukan Kepala Instalasi
Unit Pelayanan Bank Darah adalah Dokter yang mempunyai sertifikasi pelatihan
Bank Darah Rumah Sakit.
Tenaga Laboratorium adalah tenaga teknis transfusi darah atau Analis
Kesehatan
yang sudah mempunyai sertifikat pelatihan BDRS

5. Distribusi Ketenagaan
Rata-rata jumlah permintaan darah di BDRS 500 kolf/ bulan atau 6000 kantong/
tahun. Untuk menjangkau pelayanan tersebut, menurut perhitungan Peter J.Shipp dan
dianjurkan oleh WHO kebutuhan tenaga Analis di BDRS dapat di hitung dengan
beberapa langkah sebagai berikut :
1. Berdasarkan kegiatan pokok Pelayanan Bank Darah
2. Berdasarkan standart waktu kerja dalam setahun
3. Berdasarkan standart beban kerja
4. Berdasarkan standart kelonggaran tenaga kerja
5. Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga Bank Darah

Lima langkah diatas dapat di jelaskan berikut dibawah ini :

1. Berdasarkan kegiatan pokok Pelayanan Bank Darah


Jenis Kegiatan Pokok Waktu (Respon Time)
Administrasi 10 menit
Persiapan alat dan reagen 5 menit
Pengolahan sampel 15 menit
Cek Golongan Darah 5 menit
Uji Cocok serasi/ Crossmatch 25 menit

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pokok pelayanan Bank Darah adalah 60
menit / 1 Jam.
2. Berdasarkan standart waktu kerja dalam setahun
Kode Faktor Waktu Kerja Keterangan
A Hari Kerja 365 Hari per tahun
B Cuti Tahunan 12 Hari per tahun
C Pendidikan dan Pelatihan 5 Hari per tahun
D Hari Libur Nasional 15 Hari per tahun
E Ketidakhadiran Kerja 48 Hari per tahun
F Waktu Kerja 8 Jam per hari

Dari data-data tersebut diatas selanjutnya dilakukan penghitungan untuk menetapkan


waktu kerja yang tersedia dengan rumus sebagai berikut :
Waktu kerja yang tersedia = A – (B+C+D+E) x F
= 365 – (12+5+15+48) x 8
= 365 – 80 x 8
= 285 x 8
= 2280 jam / tahun
Jadi waktu kerja yang tersedia adalah 2280 jam / tahun
3. Berdasarkan Standart Beban Kerja
Standart Beban Kerja = Waktu kerja yang tersedia/ tahun
Tata kegiatan Pokok
= 2280
6000
= 0,38

4. Bedasarkan Standart kelonggaran tenaga kerja


Standart kelonggaran = Rerata waktu faktor kelonggaran
Waktu kerja tersedia/ tahun

Faktor Kelonggaran Rata-rata waktu Standart Kelonggaran


Sholat 90 jam / tahun 0,039
Makan 180 jam / tahun 0,078
Do’a Pagi 90 jam / tahun 0,039
Apel 24 jam / tahun 0,01
Rapat 12 jam / tahun 0,05
Senam 48 jam / tahun 0,021
JUMLAH 444 jam / tahun 0,192

5. Menghitung kebutuhan tenaga analis kesehatan Bank Darah berdasarkan beban


kerja selama satu tahun
Kebutuhan tenaga = Jumlah kegiatan pokok + standart kelonggaran
Standart beban kerja
= 5 + 0,192
0,38
= 13,3
Jadi kebutuhan tenaga Analis Kesehatan Bank Darah berdasarkan beban kerja selama
satu tahun adalah 4 tenaga Analis, sedangkan jumlah tenaga Analis Kesehatan
sekarang 4 orang.

Berdasarkan jumlah tenaga yang ada didistribusikan sebagai berikut :


NO NAMA PENDIDIKAN DISTRIBUSI
1 dr. Renatha Nita Hadameon Nainggolan,Sp.PK Ahli Patologi Ka. Instalasi BDRS
Klinik
2 Rismawati Br. Malau, Amd.Ak D IV Analis Ka.Ruang BDRS
Kesehatan
3 Agnes Junita Sihite, Amd,Ak DIII Analis Staff
Kesehatan
4. Priska Dameria br.Ginting SMA Staff

6. Pengaturan Jaga
Jadwal pengaturan jaga pelayanan Bank Darah sesuai uraian tugasnya, tenaga teknis unit
pelayanan Intalasi Bank Darah memberikan pelayanan 24 Jam terus menerus untuk
pelayanan rutin dan gawat darurat pelayanan on site yang dalam melaksanakan tugasnya di
bagi menjadi tiga (3) shift yaitu :
1. Shift pagi mulai pukul 08.30 sampai dengan pukul 14.30
2. Shift siang mulai pukul 14.30 sampai dengan pukul 20.30
3. Shift malam mulai pukul 20.30 sampai dengan pukul 08.30
Sedangkan jam kerja untuk dokter penanggung jawab Instalasi Unit Pelayanan Bank
Darah dalam pelaksanaan tugasnya mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00
selebihnya di lakukan konsultasi per telpon atau panggilan.

B. Kegiatan Orientasi
Orientasi pegawai baru Unit Pelayanan Bank Darah Rumah Sakit ditetapkan berdasarkan
SK Direktur No. 46 Tahun 2009 tentang Keputusan Direktur RSU Lasmi Kartika tentang
Orientasi Pegawai Baru di Unit Bank Darah RSU Lasmi Kartika.

Pegawai Baru yang ditugaskan di Unit Pelayanan Bank Darah RSU Lasmi Kartika bisa
memahami :

1. Memahami struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi bank darah


2. Memahami visi dan misi bank darah
3. Memahami standart prosedur operasional
4. Memahami tata cara penerimaan sampel, penggunaan alat dan pemeliharaan alat
5. Memahami dan mampu melakukan uji cocok serasi darah
Tabel Program Orientasi Pegawai Baru

Minggu Program Kegiatan


Minggu pertama 1. Pengenalan Visi dan Misi Rumah Sakit
2. Pengenalan staff BDRS
3. Pengenalan Struktur Organisasi BDRS
4. Tata cara administrasi BDRS

Minggu kedua 1. Pengenalan alat-alat Lab BDRS


2. Tata cara penggunaan dan perawatan alat
3. Pengenalan standart prosedur operasional BDRS

Minggu ketiga 1. Tata cara penerimaan sampel dari ruangan


2. Tata cara penyimpanan darah
3. Prosedur pemeriksaan darah ( Blood typing dan
crossmatch )

Minggu keempat 1. Melakukan penerimaan sampel dan pemeriksaan


darah ( Blood typing dan Crossmatch ) dengan
bimbingan senior

Tabel Data Program Orientasi Pegawai Baru

Nama Pegawai :
NIP :

Minggu Program Kegiatan Hasil Keterangan


Minggu Pertama 1. Pengenalan Visi dan Misi Rumah
Sakit
2. Pengenalan staf BDRS
3. Pengenalan struktur organisasi
BDRS
4. Tata cara administrasi
Minggu Kedua 5. Pengenalan alat-alat Lab BDRS
6. Tata cara penggunaan dan
perawatan alat
7. Pengenalan Standar Pelayanan
Operasional BDRS

Minggu Ketiga 8. Tata cara penerimaan sampel dari


ruangan
9. Tata cara penyimpanan darah
10. Prosedur pemeriksaan Darah (
Blood typing dan crossmatch)

Minggu keempat 11. Melakukan penerimaan sampel dan


pemeriksaan darah (Blood typing
dan crossmatch)
12. Pemeliharaan alat
C. Pertemuan/ Rapat
Pertemuan atau rapat adalah kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi
pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal untuk membicarakan,
merundingkan dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama.
Tujuan diadakannya rapat adalah :

1. Untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu masalah


2. Untuk menyampaikan informasi, perintah atau pernyataan
3. Sebagai alat koordinasi antar internal atau eksternal
4. Menampung semua permasalahan
5. Agar peserta rapat dapat ikut berpartisipasi kepada masalah-masalah yang sedang
terjadi

Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas hasil pelayanan serta memenuhi
jumlah kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan di Unit Bank Darah RSU Lasmi Kartika
mengadakan kegiatan pertemuan/ rapat rutin yang dilakukan setiap satu bulan sekali.
Sehingga sasaran Mutu Pelayanan di Unit Bank Darah meningkat lebih baik lagi.

D. Pelaporan
a. Pendahuluan
Salah satu upaya mengidentifikasi permasalahan dalam pelayanan BDRS diperlukan
adanya data sebagai dasar informasi untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.
Untuk lebih mengoptimalkan upaya tersebut diatas diperlukan keseragaman pedoman
khusus yang menyangkut :
1. Format pelaporan
2. Materi pelaporan
3. Alur dan waktu pelaporan
4. Pengolahan data
5. Evaluasi
b. Pencatatan dan Pelaporan
BDRS harus melakukan pencatatan dan pelaporan yang mencakup seluruh kegiatan
dalam penyelenggaraan pelayan darah di rumah sakit.
a. Pencatatan
Pencatatan dilakukan pada tiap tahap kegiatan BDRS setiap hari, mencakup
permintaan darah ke UTD, penerimaan darah dari UTD, penyimpanan darah,
pencatatan suhu tempat penyimpanan darah, permintaan darah dari tiap unit,
pemeriksaan golongan darah (ABO/ Rhesus) dan Uji silang serasi, pengeluaran darah
serta kegiatan lain yang dilaksanakan oleh BDRS sesuai dengan standart yang di buat
sehingga dapat dilakukan pelacakaan atau telusur.

b. Pelaporan
Laporan terdiri dari laporan harian, bulanan, dan triwulan. Yang dilaporkan adalah
persediaan darah, pelayanan permintaan darah (jumlah permintaan darah, jumlah
darah yang diberikan, jenis darah, pengembalian darah dan alasannya serta darah
kadaluarsa) dan reaksi transfusi

c. Alur pelaporan

R.S DINKES
DIREKTUR
R

PENUNJANG
PELAPORAN
PELAYANAN
MEDIK

BDRS UTD PMI

Ruangan
per unit
BAB V
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai