NOMOR :
TANGGAL :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan di Rumah
Sakit yang bertanggung jawab atas ketersediaanya darah untuk pelaksanaan
Transfusi yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk
mendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Kegiatan BDRS Bedas Kertasari meliputi jasa pelayanan dan pendidikan.
Jasa pelayanan dalam hal ini meliputi kebutuhan darah dan komponen darahnya
secara terencana (efektif) dan cito (segera). Dalam hal pelayanan pendidikan
yaitu memberikan pelatihan-pelatihan / mengajarkan materi dasar tentang
pelayanan BDRS kepada anak-anak praktek lapangan/PBL.
Semua pelaksanaan pelayanan di BDRS Bedas Kertasari berdasarkan Standar
Prosedur Operasional (SPO) sehingga tercapai pelayanan Rumah Sakit secara
keseluruhan.
B. TUJUAN PEDOMAN
a. Tujuan Umum :
Terlaksananya pelayanan darah yang sesuai dengan standar.
b. Tujuan khusus :
1. Terselenggaranya pelayanan darah secara aman efisien dan rasional
2. Terlaksananya pemantapan sumber daya manusia dengan
memperhatikan pengembangan keilmuan agar pelayanan darah
dilaksanakan oleh tenaga yang professional.
3. Terciptanya jejaring pelayanan darah dengan system tertutup / rantai
dingin
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Bank Darah Rumah sakit Bedas Kertasari dalam pelaksanaanya harus
melakukan pencatatan dan pelaporan yang mencakup seluruh kegiatan dalam
penyelenggaraan pelayanan darah di Rumah Sakit Umum Daerah Bedas
Kertasari.
Bank Darah Rumah Sakit Umum Daerah Bedas Kertasari harus
memenuhi ketersediaan darah yang aman untuk kebutuhan pelayanan
kesehatan, harus memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan darah,
1
sehingga memudahkan askes memperoleh darah untuk penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan dan memudahkan akses memperoleh informasi
tentang ketersediaan darah di RSUD Bedas Kertasari meliputi pelayanan
administrasi, permintaan darah, penyimpanan persediaan darah (stok darah), uji
cocok serasi (cross match), pemeriksaan serologi golongan darah (back typing).
D. BATASAN OPERASIONAL
2
E. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum penyusunan pedoman Bank Darah Rumah Sakit yaitu :
- Kemenkes No. 423/Menkes/SK/IV/2007 tentang Kebijakan Peningkatan
Kualitas dan Akses Pelayanan Darah “ Seluruh Rumah Sakit harus memiliki
Bank Darah Rumah sakit”
- Permenkes No. 83 Tahun 2014 Tentang UTD, BDRS dan Jejaring Transfusi
Darah Bab III ayat 1 : Setiap rumah sakit wajib memiliki BDRS
- Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit
- Undang-undang No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan
- Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1992 Tentang Transfusi Darah
- Peraturan Menteri Kesehatan No. 478/Menkes/Peraturan/X/1980 Tentang
upaya kesehatan di bidang Transfusi darah.
- Peraturan pemerintah No. 7 tahun 2011 Tentang pelayanan darah
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SDM
Pelayanan darah / BDRS di Rumah Sakit Umum Daerah Bedas Kertasari
dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman
yang memadai serta memperoleh / memiliki kewenangan untuk melaksanakan
kegiatan di bidang yang sudah menjadi tugas atau tanggung jawabnya.
Pelayanan darah / BDRS harus dibawah pimpinan seorang atau lebih
individu yang kompeten. Tanggung jawab pimpinan pelayanan darah / BDRS
yaitu ;
1. Mengembangkan, melaksanakan, mempertahankan kebijakan dan prosedur.
2. Pengawasan administrasi
3. Mempertahankan setiap program kontrol mutu
4. Memberikan rekomendasi pelayanan darah / BDRS diluar
5. Memonitor dan mereview semua pelayanan darah / BDRS.
Pelayanan darah / BDRS dipimpin oleh seorang dokter yang telah di latih
dalam bidang Transfusi darah atau seorang Spesialis Patologi Klinik. Sebagai
pelaksana Teknis Laboratorium/ tenaga teknik medis adalah paramedis
Teknologi Transfusi darah (PTTD) atau analis yang sudah dilatih dibidang
Transfusi darah sesuai standar (minimal 80 jam) yang tersertifikasi melalui
Pusdiknakes / Pusdiklat Depkes. Selain itu diperlukan juga tenaga
Administrasi dan tenaga pekarya untuk mendukung kegiatan yang
dilaksanakan oleh BDRS.
Data status kepegawaian pegawai BDRS terdiri dari PNS Kesehatan dan
Karyawan BLUD Rumah Sakit.
- Penanggung jawab BDRS adalah seorang dokter Spesialis Patologi Klinik
- Kepala seksi/koordinator BDRS adalah Analis kesehatan dengan
pengalaman bekerja di Laboratorium / Bank Darah.
- Tenaga Administrasi BDRS adalah seorang SMU yang ditunjuk sebagai
petugas administrasi di BDRS.
- Petugas teknis BDRS adalah adalah Analis kesehatan dengan pendidikan
minimal D3 analis kesehatan.
4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan disesuaikan dengan kompetensi keahlian yang dimilikinya
dan dilakukan penjadwalan rotasi kerja pada bidang tertentu untuk pemerataan
kompetensinya.
Adapun distribusi SDM Pelayanan darah / BDRS tersebut adalah:
a. Jumlah Minimal Tenaga di BDRS terdiri dari :
5
2. Koordinator BDRS
- Bertanggung jawab kepada penanggung jawab terhadap kelancaran
pelayanan darah.
- Membuat daftar kebutuhan darah Rumah Sakit setiap bulan.
- Mengajukan permintaan dan penerimaan darah dari UTD PMI Kabupaten
Bandung dan UTD PMI Kota Bandung.
- Menyimpan dan mendistribusikan darah siap pakai.
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Melacak kemungkinan penyebab terjadi reaksi transfusi dan melaporkan
ke PMKP
- Membuat laporan bulanan secara rutin untuk disampaikan kepada
penanggung jawab Bank darah.
- Melakukan rujukan ke UTD PMI Kota Bandung apabila ada komponen
Darah khusus (WB,WRC, TC, FFP, OPTI)
- Membuat rujukan permintaan ke UTD PMI Kabupaten bandung / UTD PMI
Kota Bandung yang ditunjuk apabila stok darah kosong.
- Mengkoordinir kegiatan di bidangnya sehingga tercipta kelancaran
pelayanan di Bank darah.
- Mengembangkan keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia,
melalui pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan
transfusi.
3. Petugas Tekhnik BDRS
- Menerima permintaan darah dari ruangan
- Melakukan pemeriksaan golongan darah dan uji cocok serasi (Cross
match)
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Memasukkan data pasien dan pemakaian darah dengan Biling system.
- Menyimpan dan mendistribusikan labu darah siap pakai.
- Melaksanakan penanganan pealatan dan bahan penunjang dengan
melakukan perawatan dan perbaikan sederhana.
6
C. PENGATURAN DINAS
Pengaturan dinas yang berlaku di Pelayanan BDRS RSUD Majalaya adalah
sebagai berikut :
7
petugas lainnya untuk mengisi kekosongan dan atau mengulang atur jadwal
kerja.
BAB III
STANDAR FASILITAS DAN ALAT
8
d. Ada komitmen daerah untuk membantu operasionalisasi dan
pemeliharaan BDRS melalui APBD.
2. Persyaratan teknis
a. Luas Ruang
Luas ruang BDRS didasarkan pada jenis ruang kegiatan yang
dilaksanakan, adapun luasan itu adalah :
2 Ruang laboratorium 6 m²
Pemeriksaan golongan darah
Uji cocock serasi (Cross Match)
3 Penyimpanan darah 6 m²
- Tempat penempatan lemari
penyimpanan darah (refrigerator)
Penempatan lemari pendingin untuk penyimpanan
reagen
4 Ruang kepala BDRS dan ruang rapat 5 m²
5 Ruang jaga petugas 3 m²
6 Ruang Gudang 3 m²
7 Ruang kamar mandi 3 m²
8 Lorong 3 m²
Total Luas 40 m²
9
3 Serological rotator 1 unit
4 Dry incubator 1 unit
5 Microskop binokuler 1 unit
6 Plasma extractor 1 unit
7 Set peralatan uji silang serasi metode gel 1 unit
8 Peralatan laboratorium lainnya :
Pasteur pipet plastik 2 paket
Labu semprot 5 pcs
(disposible)
Tabung ukuran 5 ml 2 dus
1 kit
Hematokrit tube
2 pcs
Beker Glass
2 dus
Blood grouping steel
5 pcs
Baskom cuci
5 pcs
Gelas melamin
2 pcs
Gunting stainless steel
2 pcs
Klem lab 2 pcs
Korentang 2 pcs
Sarung tangan 2 box
Jas laboratorium 6 pcs
Kaca mata pelindung 2 pcs
Objegg glass 4 box
Timer 2 pcs
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. WAKTU PELAYANAN
Salah satu fungsi dari Bank darah rumah sakit yaitu bertanggung jawab
untuk menyediakan stok darah yang aman di rumah sakit untuk memenuhi
kebutuhan rumah sakit selama 24 jam setiap hari.
Oleh karena itu Bank darah harus menjalin kerja sama dengan Unit Transfusi
Darah (UTD), Unit Donor Darah (UDD) yang ditunjuk untuk menyiapkan stok
darah tersebut dan sebagai tempat merujuk apabila ada kebutuhan komponen
darah yang tersedia di Bank darah rumah sakit.
Pelayanan darah di Bank Darah Rumah Sakit Umum Daerah Bedas Kertasari
meliputi :
- Pemeriksaan golongan darah dan rhesus pasien
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui golongan darah pasien guna
mancari donor darah (labu darah) yang dibutuhkan.
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus membutuhkan waktu kurang lebih
15 menit
- Pemeriksaan Cross Match
Cross match adalah proses pemeriksaan ulang golongan darah untuk
mencocokan golongan darah pasien dan pendonor.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan keamanan pada pasien yang
akan menerima donor darah.
Pemeriksaan Cross Match membutuhkan waktu kurang lebih 75 menit
Prosedur waktu pelayanan darah dapat dilihat pada
SPO Pelayanan Permintaan darah
SPO Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus
SPO Cross Match Mayor
B. PENDAFTARAN
Pendaftaran pasien dari IGD, Rawat Inap, HD dan kamar operasi
dilakukan di Bank darah rumah sakit
11
1. Pemeriksaan golongan darah harus disertai denga formulir permintaan
laboratorium yang telah diisi identitas pasien lengkap, rekam medik,nama
ruangan, nama dan paraf dokter pengirim, keterangan klinis pasien, dan
pemeriksaan yang dimintai, lengkap dengan bukti pembayaran (jika pasien
dari IGD).
2. Untuk permintaan uji silang serasi (Cross match) harus menggunakan
formulir permintaan darah yang telah diisi data identitas pasien lengkap,
rekam medik, nama ruangan, nama dan paraf dokter pengirim, keterangan
klinis pasien. Untuk pasien dinas, dilengkapi dengan surat pengantar yang
ditandatangani oleh ka / waka Rumkit Bedas Kertasari dan dokter
penanggung kawab bank darah rumah sakit.
3. Jenis dan jumlah darah / komponen darah yang diminta, ditentukan oleh
dokter yang merawat pasien.
4. Untuk pengajuan Trombocyte concentrate / komponen darah lainnya yang
diajukan / rujukan dilakukan apabila produk darah tersebut tidak ada di stok
bank darah rumah sakit, maka permintaan labu darah dirujuk ke UDD Kota
Bandung harus di tanda tangani oleh Ka / Waka Rumkit Bedas Kertasari dan
dokter penanggung jawab bank darah rumah sakit
5. Untuk permintaan darah yang dirujuk ke UTD PMI Kota Bandung harus di
tanda tangani Ka / Waka Rumkit Bedas Kertasari dan dokter penanggung
jawab BDRS
6. Contoh darah yang disiapkan adalah kurang lebih 5 ml dimasukkan kedalam
tabung yang tertutup dan diberi label berisi ruangan, nama pasien, tanggal
pemeriksaan.
7. Formulir dan contoh darah dibawa oleh keluarga ke UTD PMI Kab.Bandung
atau UTD PMI Kota Bandung.
8. Semua data pasien dan jumlah permintaan labu darah dicatat dalam buku
bank darah.
Prosedur pendaftaran dan pencatatan tercantum dalam
SPO alur permintaan pemeriksaan
SPO pelayanan permintaan darah
C. PERMINTAAN DARAH RUTIN
Pengadaan darah rutin adalah pengadaan darah untuk stok darah siap pakai di
Bank darah, bila ada penderita yang membutuhkan dapat segera diberikan.
Alur permintaan darah rutin yaitu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Permintaan darah ke UTD sesuai kesepakatan dengan UTD dan tertuang
dalam Ikatan Kerjasama (IKS).
2. Tersedia SPO
12
3. Transportasi distribusi darah dengan menggunakan coolbox transfortasi
darah
D. PERMINTAAN DARAH DALAM KEADAAN KHUSUS / DARURAT
Pengadaan darah darurat adalah pengadaan darah atau komponen darah yang
tidak tersedia di stok Bank darah.
Prosedur ini dibuat agar mempermudah proses mendapatkan darah bagi pasien
serta mempercepat pemeriksaan.
1. Permintaan darah diluar perencanaan rutin,misalnya permintaan dalam
bentuk komponen darah, rhesus negatif, darah langka dan pada kejadian luar
biasa (KLB).
2. Formulir permintaan diisi lengkap dan ditandatangani oleh kepala BDRS atau
petugas yang diberi kewenangan oleh kepala BDRS.
3. Tersedia SPO permintaan darah dalam keadaan khusus.
E. PENERIMAAN DARAH
Mekanisme penerimaan darah sesuai kesepakatan yang tertuang dalam IKS
1. BDRS menerima darah aman dari UTD setempat sesuai permintaan, bila
tidak sesuai dengan permintaan dicatat atau disesuaikan dengan
kesepakatan yang tertuang dalam IKS.
2. Dibuat berita acara
3. Tersedia SPO penerimaan darah dari UTD
F. PENGEMBALIAN DARAH KE UTD
Pengembalian darah ke UTD sesuai kesepakatan dan tertuang dalam IKS.
13
- CPD-A 35 Hari
2. Fresh WB = Darah segar 2 Hari 2⁰C - 6⁰C
3 Pack Red Cell (PRC) 24 Hari 2⁰C - 6⁰C
4. Catat suhu lemari pendingin setiap pergantian shif jaga melalui thermometer
pengontrol
5. Bila terjadi penurunan suhu lebih dari yang diperbolehkan, buka pintu
pendingin sampai suhu yang ditetapkan tercapai
6. Bila terjadi kenaikan suhu lebih dari yang diperbolehkan, maka lapor ke Ka.
Ru atau Koordinator Bank Darah.
7. Membuka dan menutup lemari pendingin hanya bila diperlukan
8. Dilarang menyimpan barang-barang lain di dalam lemari pendingin darah
9. Bila listrik atau lemari pendingin mati, maka lapor ke bagian teknis listrik dan
alpakes
Prosedur penyimpanan darah dan komponen darah dapat dilihat pada SPO
penyimpanan darah dan komponen darah.
10. Penyimpanan dengan sistem First In First Out (FIFO)
11. Tersedia SPO penyimpanan darah
14
Darah diserahkan apabila persyaratan telah memenuhi syarat administrasi, yaitu
harus melengkapi berkas-berkas peserta sesuai dengan status pasien.
Prosedur penyerahan darah yang diminta pasien dapat dilihat pada SPO
penyerahan darah yang diminta pasien.
1. Penyerahan darah dilakukan berdasarkan permintaan dokter dengan formulir
permintaan
2. Petugas BDRS meneliti formulir permintaan darah/ pengeluaran darah dan
label kantong darah.
I. KUALITAS DAN KEAMANAN DARAH
Standar prosedur ini dibuat untuk mencegah terjadinya efek samping
pemberian transfuse darah. Oleh karena itu, harus menjaga kualitas darah agar
tetap baik sesuai standard an aman penggunaannya.
Darah aman adalah darah yang telah lolos uju saring HBsAg, HCV, HIV, dan
VDRL.
Pemeriksaan uji saring ini dilakukan di UTD yang ditunjuk. Pemeriksaan
uji saring ini wajib di lakukan UTD untuk mencegah terjadinya efek samping yang
terjadi setelah proses transfuse darah.
Untuk menjaga kualitas darah agar supaya darah segar dan tidak rusak, maka
darah harus disimpan ditempat penyimpanan yang sesuai dengan standar
fasilitas.
Penyimpanan yang baik harus disesuaikan dengan jenis darah atau
komponen darah.
Yang tidak kalah penting adalah, untuk mempetahankan kualitas darah yaitu
dengan memperhatikan proses transportasi dari UTD ke bank darah.
Transpor darah harus menggunakan tempat pendingin / coolbox yang dalamnya
diberi es atau blue ice cair-beku.
Pada saat kiriman darah datang dari UTD, maka yang harus diperhatikan:
- Waktu berangkat dan sampai ke Bank darah
- Perhatikan suhu kotak pendingin dan perhatikan apakah menggunakan
es/blue ice.
Prosedurmempertahankan kualitas keamanan darah dapat dilihat pada:
- SPO kualitas dan keamanan darah
- SPO penyimpanan darah dan komponen darah
16
Pencatatan dan pelaporan reaksi transfusi bertujuan agar reaksi transfuse
dapat di tangani dengan cepat, oleh karena itu, laporkan adanya reaksi transfuse
ini harus segera dilakukan petugas bank darah akan mencatat, nama, ruangan,
nomor RM, dan pada labu keberapa reaksi transfuse terjadi, dan bentuk dari
reaksi transfuse tersebut.
Kemudian laporan tersebut akan dilaporkan kepada dokter penanggung jawab
BDRS oleh coordinator bank darah.
Prosedur ini dapat dilihat pada SPO pencatatan dan pelaporan reaksi yang
timbul dari transfusi darah.
Alur Pelaporan Reaksi Transfusi “TERLAMPIR”
M. PENGOLAHAN LIMBAH
Penanganan dan pengolahan limbah adalah suatu proses yang dilakukan
untuk membuat limbah menjadi tidak infeksius atau berbahaya bagi lingkungan.
Macam-macam limbah:
1. Limbah umum yaitu limbah yang berasal dari sampah umum, misalnya
kertas, plastik, atk dll.
2. Limbah khusus :
- Limbah khusus padat, yaitu peralatan habis pakai seperti sarung tangan,
kapas, botol specimen dan kemasan reagen
- Limbah khusus cair, yaitu pelarut organic, bahan kimia, untuk pengujian, air
bekas pencucian alat dan sisa specimen (darah).
Petugas Bank darah Rumah sakit membuang limbah sesuai dengan
ketentuan:
a. Limbah padat non medis ditempatkan didalam tempat sampah khusus
sampah non medis (kantong hitam).
b. Limbah padat medis ditempatkan didalam tempat sampah khusus sampah
medis (kantong kuning), kemudian diserahkan ke instalasi K3 untuk
dilakukan pengolahan dan insenerasi.
c. Limbah cair sebelumnya dilakukan pre treatment, dimana limbah direndam
terlebih dahulu dengan hipoklorit 10% selama 15 menit, selanjutnya limbah
dibuang melalui saluran tertutup yang tersambung ke Instalasi Pengolahan
Air limbah (IPAL) yang ditangani oleh Instalasi K3.
Pemusnahan Darah:
1. Darah yang akan dimusnahkan sesuai standar pengelolaan limbah rumah
sakit adalah darah yang kadaluarsa atau rusak.
2. Tersedia SPO pemusnahan darah.
Alur Pengolahan Limbah BDRS “TERLAMPIR”
17
N. PENCATATAN
Pencatatan dilakukan pada setiap tahap kegiatan secara lengkap, yaitu:
1. Permintaan darah rutin dan khusus ke UTD
2. Penerimaan darah rutin dan khusus dari UTD
3. Berita acara penerimaan darah dari UTD
4. Dokumentasi permintaan darah dari para klinisi lengkap dengan indikasi,
jenis, dan jumlah darah beserta identitas pasien
5. Pemeriksaan golongan darah pasien/ darah donor, uji cocok serasi dalam
lembar kerja
6. Dokumentasi darah titipan dan pemakaian darah
7. Darah yang harus dikembalikan ke UTD
8. Tentang kebutuhan darah yang tidak terpenuhi
9. Hasil monitoring dan evaluasi
10. Validasi reagen, kaibrasi alat, pencatatan suhu alat penyimpanan darah
11. Reaksi transfusi
O. PELAPORAN
Yang dilaporkan: Penerimaan, penyimpanan, penyampaian,pemakaian, logistik
dan persediaan darah, reaksi transfusi.
1. Laporan rutin adalah laporan kegiatan secara rutin yang dibuat secara teratur
dan tepat waktu disampaikan kepada direktur RS.
2. Laporan rutin terdiri dari: laporan harian, laporan bulanan, dan laporan
tahunan
3. Laporan insidentil adalah laporan yang dibuat pada keadaan khusus,
misalnya terjadi reaksi transfusi, disampaikan kepada komite medik RS dan
UTD setempat dengan tembusan ke Dinkes setempat
4. Analisa efisiensi dan ketepatan pemakaian darah/komponen (catt: SPO
penggunaan setelah crossmatch, rata-rata perpasien)
P. PEMBIAYAAN
Biaya pelayanan darah di RS terdiri dari komponen biaya BPPD, bahan habis
pakai dan jasa pelayanan.
18
BAB V
LOGISTIK
Pengadaan reagen dan bahan lain harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tingkat Persediaan
Tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan. Yaitu jumlah
persediaan minimum ditambah dengan jumlah safety stok.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal sampai pengadaan berikutnya.
Safety stok adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-
bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari UTD.
2. Perkiraan Jumlah Kebutuhan
Perkiraan jumlah kebutuhan diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian dalam
periode 2-3 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 2-3
bulan yang akan datang.
Reagen / anti sera yang disimpan harus ditempat yang sesuai dengan kondisi
dan ketentuan dari reagen tersebut. Suhu dan kelembaban harys diperhatikan.
Peraturan yang terkait denga peralatan dan reagen Bank Darah rumah sakit
Bedas Kertasari di atur dalam :
1. Kebijakan peralatan dan reagen
2. Kebijakan peralatan
3. Proses peralatan
4. Proses dokumentasi dan catatan peralatan BDRS
5. Proses perawatan BDRS.
Alur Pengadaan BHP-Reagen BDRS “TERLAMPIR”
19
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien di Bank Darah Rumah sakit merupakan suatu proses dalam
pemberian pelayanan darah terhadap yang lebih aman.
B. TUJUAN
Mencegah kejadian tidak diharapkan (KTD), Kejadian nyaris Terjadi (KND) akibat
pelayanan darah.
20
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara
pencegahan dan penyakit akibat kerja (PAK), pengendalian bahaya di tempat
kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Menyediakan kebijakan sebagai pedoman bagi semua karyawan untuk
berpartisipasi membuat lingkungan kerja yang aman dan sehat.
B. TUJUAN
- Menetapkan dan melaksanakan standar, kebijakan, prosedur, serta
pemeliharaan peralatan untuk membuat lingkungan kerja yang aman.
- Membudayakan perilaku kesehatan dan keselamatan kerja dengan
mensosialisasikan prosedur dan melatih semua karyawan dalam praktek dan
prosedur kerja yang aman sesuai kebijakan dan prosedur bank darah rumah
sakit yang ada.
- Sebagai panduan untuk melaksanakan praktek / analisa pemeriksaan yang
benar sesuai dengan ketetapan dan peraturan kementrian kesehatan.
Praktek bank darah yang baik termasuk hal berikut ini :
1. Menyadari / Peduli
Terbiasa dengan semua tata cara, prosedur dan peralatan bank darah
Selalu berusaha untuk menyadari impikasi dari setiap tindakan
Bekerja sama dengan karyawan lain (jika memungkinkan)
2. Pengetahuan prosedur darurat / lokasi peralatan gawat darurat
Semua karyawan bank darah mengetahui tentang :
Prosedur pelaporan gawat darurat, nomor telepon, lokasi telepon
Alur kerja, lantai gedung, lokasi evakuasi yang ada dan ditetapkan,
prosedur keluar, suara alarm kebakaran, lokasi tempat mengaktifkan
alarm, kebakaran dari alat pemadam kebakaran.
21
Lokasi tempat pembersihan / dekontaminan, tempat cuci tangan,
pengaman kepala dan perlengkapan pembersihan timpahan.
Prosedur operasional bagi semua peralatan dan keamanan.
22
6. Akses
Hanya petugas bank darah atau orang yang berkepentingan yang
berhak masuk kedalam bank darah.
Bank darah seharusnya dikunci ketika karyawan lab tidak berada di
tempat
Tempelkan tanda-tanda peringatan bahaya yang menunjukan level
bahaya sesuai kondisi masing-masing laboratorium.
7. Peralatan
Periksa kondisi-kondisi kerja yang aman semua peralatan sebelum
menggunakannya.
8. Kecelakaan
Laporkan semua kecelakaan, insiden atau gangguan kesehatan yang
berkaitan dengan pekerjaan di laboratorium dalam jangka waktu 24 jam.
9. Imunisasi
Para pekerja harus dilindungi dengan imunisasi dan proteksi kesehatan
yang tepat dan didokumentasikan. Adanya pemaparan / kecelakaan yang
berpotensi penularan virus HIV dapat ditindak lanjuti secara benar.
10. Prosedur
Kulit : Cuci segera dengan air sabun
Mukosa : Cuci dengan air mengalir yang banyak
Lapor kepetugas Siyankesker Kecelakaan Penyakit Akibat Kerja
Petugas melakukan perawatan luka tempat tusukan berupa pemberian
betadin 10%, bila kejadian berupa tusukan jarum kekulit.
Lakukan pemeriksaan serologis sampel darah yang mencemari dan
darah penderita yang terpapar terhadap anti HIV (cara rapid)
Konsulkan penderita ke Dep penyakit Dalam, beserta hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan.
Lakukan pemeriksaan yang telah dilakukan
Lakukan pemeriksaan serologis anti HIV sesuai anjuran dari konsulen
penyakit dalam.
23
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA
Tata cara atau prosedur melakukan proses desinfeksi pada alat atau
tempat yang terkena sampel atau contoh darah.
Prinsip kerja adalah membersihkan dan melakukan tindakan disinfeksi beberapa
alat yang membutuhkan pembersihan saja. Beberapa alat membutuhkan
disinfeksi saja, da nada juga alat yang membutuhkan proses keduanya. Larutan
Hipoklorit 10% merupakan peralatan disinfeksi yang direkomendasikan,
berbentuk cairan dan harus resiko terjadinya paparan dan terjadi infeksi dapat
menurun bermakna bila dilakukan proses dekontaminasi atau disinfeksi
peralatan bank darah setelah terjadinya tumpahan, dan setiap pergantian jam
bertugas dilakukan pengenceran sebelum di gunakan.
Prosedur Produk Informasi Pemesanan persiapa, prosedur,
dan tindakan kewaspadaan
Lemari penyimpanan, alat Alkohol Bersihlkan permukaan dengan larutan
sentrifus, mikroskop, alkohol, biarkan kering dengan sendirinya,
telepon, keyboard dan atau semprot permukaan dengan alkohol
alat-alat dengan dan keringkan.
permukaan logam lainnya
Pipet Hipoklorit Larutan 1 bagian hipoklorit dengan 10
10% bagian air bersih, kemudian dicampurkan.
Rendam pipet tersebut didalamnya, bilas
dengan air deionisasi.
Lantai Pembersi Lantai dibersihkan dengan pembersih
h lantai lantai setiap hari terutama pada area yang
berisiko tinggi.
24
hipoklorit 1%, biarkan 15 menit, kemudian
ditutup dengan kertas buram. Ulangi
sampai bahan biologis tersebut hilang.
Kemudian bersihkan area tersebut dengan
pembersih biasa.
1. Matikan sentrifus
2. Pada sentrifus yang tidak bersegel
jangan buka tutup sentrifus, biarkan
selama 30 menit agar aerosol yang
terjadi mengendap.
3. Buka tutup sentrifus tersbut,
kemudian angkat tabung yang
pecah, Rotor, wadah dari sentrifus
tersebut direndan dalam larutan
Hipoklorit 10%. Bila memungkinkan
dapat dilakukan proses autoclave.
4. Pindahkan bagian lain yang tidak
rusak, dan lakukan desinfeksi
selama 60 menit, kemudian dicuci.
5. Bersihkan wadah dari sentrifus
sebanyak 2 kali menggunakan
disinfektan, dan bilas dengan air
bersih. Kemudian keringkan.
6. Buang semua alat-alat pembersih
tadi kedalam, limbah infeksius.
7. Pada sentrifus dengan segel, buka
seluruh segel tersebut, kemudian
lakukan proses diatas (nomor 2-6)
8. Bila terdapat tabung yang pecah,
biarkan didalam wadah tersebut
lepaskan pengikat dari wadah
tersebut, kemudian lakukan proses
autoclave, atau direndam dalam
larutan hipoklorit.
Cuci Tangan Hibiscrub, Digunakan pada area dimana tidak adanya
alkohol tempat cuci tangan.
70%,
Providone
25
iodine 1%
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
26
C. Kualitas dan Keamanan Darah
Darah dan komponen darah disimpan didalam lemari penyimpanan labu
darah yang disesuaikan dengan suhu masing-masing jenis komponen darah.
No Jenis/komponen darah Usia Suhu Penyimpanan
1 Whole Blood (WB) 30 hari 2 – 6 °C Blood Refrigerator
2 Pakced Red Cell (PRC) 14 hari 2 – 6 °C Blood Refrigerator
3 Washed Red Cell (WRC) 6 jam 2 – 6 °C Segera pakai
4 Trombocyte Concentrate 5 hari (-6)-(-2) °C Platelete agitator
(TC)
5 Fresh Frozen Plasma 12 bulan (-6)-(-2) °C Freezer
(FFP)
28
BAB IX
PENUTUP
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31