Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IMUNOHEMTOLOGI DAN BANK DARAH

“Alur Pemeriksaan dan Proses Transfusi Darah di PMI dan Bank Darah Rumah Sakit”

Disusun Oleh

Virlindanita Susanti P27903118088

Wanda Nur Sakinah P27903118089

Wilda Khotimatul Ujma P27903118090

Windy Ajeng Cahyani P27903118091

Tingkat 3B

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANTEN

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
karunia-Nya , sehingga penyusunan MAKALAH IMUNOHEMTOLOGI DAN BANK DARAH
yang berjudul “Alur Pemeriksaan dan Proses Transfusi Darah di PMI dan Bank Darah Rumah
Sakit” dapat terselesaikan. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Tentunya ada hal- hal yang ingin kami berikan kepada pembaca dari makalah ini karena
itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Tangerang, 2 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bank Darah Rumah Sakit...................................................................2
2.2 Pelayanan transfusi darah.....................................................................................3

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya mutu pelayanan kesehatan dan perlu distribusi darah yang
aman dimulai dari pendonor hingga sampai ke penerima, maka pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan RI membentuk Bank Darah RS (BDRS) di rumah sakit-rumah sakit seluruh Indonesia
danmengisyaratkan masuk dalam pokja akreditasi RS, yaitu Pokja 16 Bank Darah. Untuk itu
semuaRS yang berada dekat dengan UTD PMI, UTD Pembina, UTD Daerah, UTDRS minimal
1-6Km, maka diwajibkan membentuk BDRS. Dalam tulisan kali membahas secara ringkas
tentang BDRS.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang dilaksanakan melalui kegiatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan transfusi darah sebagai salah satu upaya kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau
komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat.
Upaya memenuhi ketersediaan darah untuk kebutuhan pelayanan kesehatan selama ini
telah dilakukan oleh Palang Merah Indonesia melalui Unit-unit Transfusi Darah (UTD) yang
tersebar di seluruh Indonesia berdasarkan penugasan oleh pemerintah sebagaimana telah diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980 tentang Transfusi Darah.
Pengelolaan pelayanan transfusi darah sebagai bagian yang esensial dan integral dari
upaya kesehatan secara nasional haruslah menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah
dan Pemerintah Daerah dengan tetap mengacu pada kepentingan masyarakat luas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Bank Darah Rumah Sakit?
2. Pelayanan transfusi darah?

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)


Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk tranfusi yang aman, berkualitas dan dalam
jumlah yangcukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit.Bank Darah Rumah
Sakit yang didirikan dan dikelola oleh Rumah Sakit yang berkewajiban menyimpan darah yang
telah diuji saring oleh UTD PMI dan melakukan uji cocok serasi berdasarkan perjanjian
kerjasama antara UTD PMI dan Rumah Sakit.
Fungsi BDRS adalah sebagai pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan
darahuntuk transfusi di rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit secara
keseluruhan.BDRS menyimpan darah dan mengeluarkannya bagi pasien yang memerlukan darah
di rumahsakit yang bersangkutan. PMI berkewajiban membantu pendirian Bank Darah Rumah
Sakit yangdikelola oleh Rumah Sakit.
Tugas Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yaitu:
 Menyiapkan SPO setiap langkah kegiatan
 Merencanakan kebutuhan darah di RS bersangkutan.
 Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non reaktif) dan
telahdikonfirmasi golongan darah.
 Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
 Memantau persediaan darah harian/mingguan.
 Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah donor dan darah
resipien
 Melakukan uji silang serasi
 Melakukan rujukan uji silang serasi dan golongan drah ABO/ Rhesus ke UTD secara
berjenjang
 Menyerahkan darah yang cocok untuk pasien para dokter yang meminta atau petugas
rumah sakit yang diberi wewenang
 Melacak penyebab terjadinya reaksi transfusi

2
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas BDRS dalam pendidikan dan
pelatihan dibidng transfusi darah
 Melaksanakan penelitian praktis untuk peningkatan mutu pelayanan.transfusi darah
 Melakukan pencatatan, dan pelaporan.
2.2 Pelayanan Transfusi Darah
1. Pengertian
Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdiri dari serangkaian
kegiatan mulai dari pengarahan dan pelestarian donor, proses pengambilan darah,pencegahan
penulran penyakit, pengamanan, pengolahan darah, pendistribusian darah, penyimpanan darah,
pemeriksaan serologi golongan darah dan uji silang serrasi serta tindakan medis pemberian darah
kepada resipien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Setiap kegiatan
pelayanan transfusi darah harus dikerjakan sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) karena
kesalahan yang terjadi pada setiap langkah kegiatan tersebut akan berakibat fatal bagi resipien,
dan juga dapat membahayakan pendonor maupun petugas kesehatan yang melaksanakan.
Rangkaian kegiatan ditribusi darah sampai ke pasien/resipien harus dilakukan hanya oleh
petugas dengan menggunakan peralatan khusus (coolbox) dan sesuai SPO. Unit Transfusi Darah
adalah unit yang berfungsi sebagai pengelolaan penyediaan darah transfusi yang aman,
berkualitas dan efektif, mulai dari pengarahan donor darah sukarela resiko rendah sampai dengan
pendistribusiannya kepada rumah sakit. Bank Darah Rumah Sakit merupakan suati unit
pelayanan di Rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah yang telah di uji saring
dan dalam jumlah yang cukup di Rumah sakit untuk memenuhi kebutuhn tindakan medis
transfusi yang aman, berkualitas sebagai pendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Pelayanan transfusi darah aman harus memenuhi beberapa prinsip yaitu:
a) Darah berasal dari donor sukarela, sehat dan memenuhi kriteria sebagai donor darah
resiko rendah (low risk donor) terhadap tertular penyakit infeksi menular lewat transfusi
darah.
b) Seluruh proses pengamanan, pengolahan dan peynimpanan serta kualitas bahan habis
pakai sesuai standar.
c) Distribusi dilakukan dengan rantai dingin oleh petugas yang berwenang serta mengikuti
standar prosedur operasional (sistem distribusi tertutup).

3
d) Pemakaian secara rasional, indikasi dan pemilihan komponen berdasarkan analisa medis
yang tepat.
2. Proses Penyediaan Darah
Pelayanan transfusi darah dimulai dengan melakuakan pengarahan calon donor yaitu
mengumpulkan orang-orang yang bersedia menjadi donor darah, dapat dilakukan oleh PMI,
UTD, RS, masyarakat, termasuk Perhimpunan Donor Darah Indonesia, LSM, Puskesmas maupu
istansi-instansi sebagai upaya membantu kelancaran tugas UTD.
Setelah donor dicatat selanjutnya dilakukan seleksi donor darah untuk mendapatkan donor
darah sukarela dengan resiko rendah. Seleksi dilakukan melalui anamnesia dan menganalisa gaya
hidup calon donor serta menentukan bahwa calon donor darah bukan dari golongan resiko tinggi
pengidap penyakit infeksi yang dapat ditularkan melalui transfusi darah maupun penyakit-
penyakit yang dapat membahayakan pendonor bila darahnya di ambil, diikuti dengan
pemeriksaan fisik leh petugas kesehatan/ dokter serta pemeriksaan kadar Hemoglobin. Bila calon
donor dinilai sehat pada saat itu dan siap mendonorkan darahnya maka dilakukan pengambilan
darah donor dan ditampung dalam kantong darah sesuai kebutuhan (single, double,
triple/quadtriple bag) sebanyak 250/350cc dan sebagian (5 -10cc) disimpan dalam tabung kecil
sebagai sampel darah untuk pemeriksaan golongan darah ABO, Rhesus dan uji saring Infeksi
Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) yaitu sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C, Anti-HIV dan
lain-lain sesuai kebutuhan. Untuk daerah yang prevalensi malarianya tinggi dapat ditambah
dengan pemeriksaan malaria darah. Kantong darah dan tabung sampel diberi kode khusus yang
sama. Sementara pemeriksaan dilakukan terhadap sampel darah, kantong darah dikarantina.
Setelah hasil pemeriksaan didapat maka selanjutnya dilakukan pencatatan dan tindak lanjut
terhadap kantong darah yaitu dimusnahkan bila hasil uji saring reaktif dan disimpan atau
dilakukan pemisahan komponen bina non reaktif.
Kantong darah yang dinyatakan non reaktif terhadap penyakit IMLTD tersebut baik dalam
bentuk komponen ataupun masih dalam bentuk whole blood siap didistribusikan atau dilakukan
penyimpanan sementara di UTD sebelum didistribusikan ke BDRS. Penyampaian darah kerumah
sakit harus dilakukan oleh petugs UTD atau BDRS dengan menggunakan coolbox, semua
kegatan di atas harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO). Penyerahan darah yang
aman dari UTD ke BDRS harus sesuai SPO dan dilengkapi dengan berita acara penyerahan.

4
3. Pedoman Transfusi Darah Aman
Rumah sakit harus selalu mempunyai stock darah aman siap pakai di unit BDRSnya untuk
memudahkan dan memotong waktu bila ada pasien yang membutuhkan transfusi.
Proses yang terjadi di rumah sakit adalah dimulai dari penentuan indikasi yang tepat oleh
dokter, serta penentuan jenis komponen darah yang dibutuhkan. Dokter akan mengisi formulir
permintaan darah yang disiapkan oleh rumah sakit dengan format standar UTD. Formulir
permintaan tersebut disampaikan ke BDRS disertai dengan sampel darah resipien yang terbaru.
Selanjutnya, petugas BDRS akan melakukan pemeriksaan golongan darah (ABO da Rhesus)
resipien dan pemeriksaan konfirmasi golongan darah pada kantong donor darah yang ada dalam
stock. Selanjutnya dilakukan uji silang serasi antara darah resipien dan darah dari kantong darah
yang diberikan. Kantong darah yang kompetibel diserahkan oleh BDRS kepada perawat bangsal
dengan memperhatikan prinsip rantai dingin darah (darah dijaga selalu berada disuhu 4 0 C)
disertai formulir laporan yang harus dikembalikan ke BDRS setelah tindakan medis selesai
dilakukan.
Kantong darah yang dinyatakan kompetibel tersebut diserahkan kepada perawat yang
diberi kewenangan melakukan tindakan transfusi darah pada resipien dibawah pengawasan
dokter. Perawat ruangan harus melakukan pemantauan reaksi transfusi, minimal 15 menit
pertama pada setiap pemberian kantong darah yang ditransfusikan. Bila terjadi reaksi transfusi
darah maka harus segera dilakukan penanganannya sesuai dengan SPO dan pelaporannya kepada
BDRS sebagai feedbback.selanjutnya secara berkala BDRS melaporkan kejadian treaksi
transfusi ke UTD pengirim sebagai feedback.
Untuk mewujudkan pelayanan transfusi darah yang aman dan berkualitas membutuhkan
peran aktif dari berbagai stekholder. Salah satu yang sangat mempengaruhi kualitas pelayanan
adalah sistem distribusi tertutup.
Dalam sistem ini, darah dari donor sukarela maupun penggganti yang telah melalui proses
seleksi, disadap kedalam kantong darah, dan dilakukan uji saring terhadap IMLTD dan
pengolahan darah sesiau dengan standar prosedur operasional UTD. Darah yang telah dinyatakan
memenuhi kriteria aman, disimpan dalam Blood Bank Refrigenerator dan jumlah tertentu
didistribusikan dengan rantai dingin ke BDRS sebagai stock di RS untuk memenuhi kebutuhan
pasien.

5
4. Alur Pelayanan transfusi darah
1) Rekrutmen donor
2) Seleksi donor
3) Pengambilan darah donor
4) Pemeriksaan laboratorium darah : uji golongan darah donor, uji saring IMLTD,
uji saring antibody donor
5) Pengolahan komponen darah
6) Penyimpanan darah di UTD
7) Permintaan darah dari BDRS
8) Distribusi darah dari UTD
9) Pemeriksaan laboratorium darah : uji glongan darah pasien dan donor, uji silang
serasi, uji silang antibody pasien
10) Pemberian darah kepada pasien
11) Monitoring oasien selama proses transfuse
12) Monitoring pasien pasca transfuse
13) Evaluasi/audit proses transfuse
 Alur Pelayanan Bank Darah :
a) Petugas unit pelayanan darah mengisi formulir permintaan darah sesuai dengan
pengantar dokter dengan identitas pasien yang jelas
b) Petugas perawatan memcatat permintaaan dan menyiapkan alat bahan untuk
pengambilan specimen
c) Petugas bank darah menerima formulir dan specimen kemudian apabila terpenuhi
oleh petugas melakukan uji golongan darah dan resus dan jika tidak terpenuhi
specimen diambil ulang
d) Specimen untuk persiapan operasi, segera di simpan pada lemari penyimpananan
kemudian petugas teknis melakukan uji cocok, apabila serasi, darah dapat disalurkan,
namun jika tidak cocok maka dilakukan pengujian ulang dan dilanjutkan ke UTD
Pembina

6
 Prosedur Pelayanan Bank Darah :
a) Sampel Darah Pasien Diambil Oleh Petugas yang berada Di rumah sakit Unit
Pelayanan Tempat Pasien Dirawat
b) Petugas di Unit Pelayanan Mengirim Sampel Darah dan Catatan Pemesanan Darah
Sesuai Golongan darah yang di butuhkan Pasien
c) Sampel Darah di terima oleh Petugas Bank Darah
d) Petugas Bank Darah Mengecek Stok Darah yang tersedia, lalu Pihak Bank Darah
Menyiapkan Darah, jika Pemesanan darah tidak tersedia maka Pihak Bank Darah
akan menghubungi Keluarga Pasien Untuk Melakukan Donor / Transfusi darah
e) Jika darah telah tersedia maka darah akan diantar oleh petugas Bank ke Unit
Pelayanan Tempat Pasien di rawat.
5. Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun tugas pokok dan fungsi unsur-unsur terkait dalam pelayanan transfusi darah:
a) Kementrian kesehatan:
 Menyusun kebijaksanaan, standar, pedoman
 Fasilitator
 Regulator
 Monitoring dan evaluasi
 Pembinaan dan pengawasan
b) Dinas kesehatan:
 Fasilitator dan regulator dalam perwujudan pelayanan transfusi darah yang
berkualitas didaerahnya
 Melakukan pembinaan dan pengawasan secara berjenjang
 Memberikan izin sementara/rekomendasi
c) Palang merah indonesia: bertanggung jawab mengerahkan dan melestarikan donor darah
d) UTD PMI/UTD Pemda:
 Pelaksanaan penyediaan darah transfusi yang aman, berkualitas dan efektif, serta
sesuai standar, mulai dari rekruitment donor, pengmbilan darah, uji saring IMLTD,
pemisahan komponen, penyimpanan sementara sampai pada pendistribusiannya ke
BDRS.

7
 Melaksanakan tugasnya secara terstandar dan terintegrasi dengan jajaran kesehatan
lainnya diawah koordinator Dinkes.
 Melakukan penelitian dan pengembangan dan fungsi rujukan
e) BDRS: menjalin hubungan kerjasama dengan UTD untuk menyediakan darah transfusi
yang aman, berkualitas dan jumlah yang cukup di rumah sakit. Kegiatan yang dilakukan
adalah menghitung prediksi keutuhan, melakukan permintaan drah ke UTD,
menerima/memperoleh darah dari UTD, melayani permintaan dari klinisi di ruangan,
pencatatan dan pelaporan termasuk kejadian reaksi ttransfusi.
f) UTDRS: mempunyai peran gabungan antara UTD dan BDRS dengan tupoksi sbb: mulai
dari pengambilan/rekriutment donor darah, uji saring IMLTD, pemisahan komponen
sampai dengan uji cocok serasi, pemeriksaan golongan darah, perencanaan kebutuhan,
melayani permintaan para klinisi, pencatatan pelaporan dan rujukan.
g) PDDI: perhimpunan donor darah indonesia, mempunyai fungsi sebagai pelstarian donor
termasuk motivator dan rekriutment donor darah.

8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdiri dari serangkaian
kegiatan mulai dari pengarahan dan pelestarian donor, proses pengambilan darah,pencegahan
penulran penyakit, pengamanan, pengolahan darah, pendistribusian darah, penyimpanan darah,
pemeriksaan serologi golongan darah dan uji silang serrasi serta tindakan medis pemberian darah
kepada resipien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Dalam pelayanan
transfuse darah ada beberapa prinsip yang harus dijalankan yaitu :
a) Darah berasal dari donor sukarela, sehat dan memenuhi kriteria sebagai donor darah
resiko rendah (low risk donor) terhadap tertular penyakit infeksi menular lewat transfusi
darah.
b) Seluruh proses pengamanan, pengolahan dan peynimpanan serta kualitas bahan habis
pakai sesuai standar.
c) Distribusi dilakukan dengan rantai dingin oleh petugas yang berwenang serta mengikuti
standar prosedur operasional (sistem distribusi tertutup).
d) Pemakaian secara rasional, indikasi dan pemilihan komponen berdasarkan analisa medis
yang tepat.

9
DAFTAR PUSTAKA
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Darah
 Departemen Kesehatan Indonesia : Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Direktorat
Jendral Bina Pelayanan Medik Pedoman Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), Jakarta :
Departemen Kesehatan RI, 2008.
 http://id.scribd.com/doc/72069553/BDRS
 http://id.scribd.com/doc/56309178/Review-Bank-Darah-Rumah-Sakit
 http://www.docstoc.com/docs/51596719/pedoman-Pengelolaan-BDRS
 http://www.docstoc.com/docs/36670591/Pedoman-Pengelolaan-bank-darah-rumah-sakit-
(BDRS)
 http://www.docstoc.com/docs/51596847/Pedoman-Binwas-Transfusi-Dinkes---DOC
 http://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2009/02/rpp-pelayanan-darah.pdf

Anda mungkin juga menyukai