Anda di halaman 1dari 4

PELAYANAN UNIT BANK DARAH RUMAH SAKIT

Nama : GINA ADITYA PRIENIKA


NIM : 2014 31 - 332

PELAYANAN UNIT BANK DARAH RUMAH SAKIT

1. Pengertian Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)


Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk tranfusi yang aman, berkualitas dan dalam
jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit. Bank Darah Rumah
Sakit yang didirikan dan dikelola oleh Rumah Sakit yang berkewajiban menyimpan darah yang
telah diuji saring oleh UTD PMI dan melakukan uji cocok serasi berdasarkan perjanjian
kerjasama antara UTD PMI dan Rumah Sakit.
Fungsi BDRS adalah sebagai pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan
darah untuk transfusi di rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit secara
keseluruhan. BDRS menyimpan darah dan mengeluarkannya bagi pasien yang memerlukan
darah di rumah sakit yang bersangkutan. PMI berkewajiban membantu pendirian Bank Darah
Rumah Sakit yangdikelola oleh Rumah Sakit.

2. Tugas Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yaitu :


a. Menyiapkan SPO (Standart Prosedur Operasional) setiap langkah kegiatan
b. Merencanakan kebutuhan darah di RS bersangkutan.
c. Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non reaktif) dan telah
dikonfirmasi golongan darah.
d. Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
e. Memantau persediaan darah harian/mingguan.
f. Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah donor dan darah resipien
g. Melakukan uji silang serasi
h. Melakukan rujukan uji silang serasi dan golongan drah ABO/ Rhesus ke UTD secara berjenjang
i. Menyerahkan darah yang cocok untuk pasien para dokter yang meminta atau petugas rumah
sakit yang diberi wewenang
j. Melacak penyebab terjadinya reaksi transfusi
k. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas BDRS dalam pendidikan dan pelatihan
dibidng transfusi darah
l. Melaksanakan penelitian praktis untuk peningkatan mutu pelayanan.transfusi darah
m. Melakukan pencatatan, dan pelaporan.
3. Standar Pelayanan Bank Darah Rumah Sakit
1. Struktur Organisasi
a. Kepala UTD
b. Penanggung jawab teknis pelayanan
c. Penanggung jawab administrasi
d. Penanggung jawab mutu.
2. Ketenagaan
a. BDRS dipimpin oleh seorang dokter yang telah dilatih dalam bidang transfusi darah (minimal
80 jam).
b. Sebagai pelaksana teknis laboratorium/ tenaga teknis medik adalah Paramedis Teknologi
Transfusi Darah (PTTD) atau analis yang sudah dilatih di bidang transfusi darah sesuai standar
(minimal 120 jam) yang tersertifikasi melalui pusdiknakes/ pusdiklat Depkes.
c. Tenaga administrasi dan tenaga pekarya untuk mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh
BDRS.

3. Standart pelayanan bank darah rumah sakit mengacu pada 4P


1. Pengamanan
2. Penyimpanan
3. Pencocokan
4. Pendistribusian

4. Pelayanan transfusi darah


Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdiri dari serangkaian
kegiatan mulai dari pengarahan dan pelestarian donor, proses pengambilan darah, pencegahan
penulran penyakit, pengamanan, pengolahan darah, pendistribusian darah, penyimpanan darah,
pemeriksaan serologi golongan darah dan uji silang serrasi serta tindakan medis pemberian
darah kepada resipien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Setiap
kegiatan pelayanan transfusi darah harus dikerjakan sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO)
karena kesalahan yang terjadi pada setiap langkah kegiatan tersebut akan berakibat fatal bagi
resipien, dan juga dapat membahayakan pendonor maupun petugas kesehatan yang
melaksanakan.
Rangkaian kegiatan ditribusi darah sampai ke pasien/resipien harus dilakukan hanya oleh
petugas dengan menggunakan peralatan khusus (coolbox) dan sesuai SPO.
Pelayanan transfusi darah aman harus memenuhi beberapa prinsip yaitu :
a. Darah berasal dari donor sukarela, sehat dan memenuhi kriteria sebagai donor darah resiko rendah
(low risk donor) terhadap tertular penyakit infeksi menular lewat transfusi darah.
b. Seluruh proses pengamanan, pengolahan dan peynimpanan serta kualitas bahan habis pakai sesuai
standar.
c. Distribusi dilakukan dengan rantai dingin oleh petugas yang berwenang serta mengikuti standar
prosedur operasional (sistem distribusi tertutup).
d. Pemakaian secara rasional, indikasi dan pemilihan komponen berdasarkan analisa medis yang
tepat.

5. Proses Penyediaan Darah


Pelayanan transfusi darah dimulai dengan melakukan pengarahan calon donor yaitu
mengumpulkan orang-orang yang bersedia menjadi donor darah, dapat dilakukan oleh PMI,
UTD, RS, masyarakat, termasuk Perhimpunan Donor Darah Indonesia, LSM, Puskesmas maupu
istansi-instansi sebagai upaya membantu kelancaran tugas UTD.
Setelah donor dicatat selanjutnya dilakukan seleksi donor darah untuk mendapatkan donor darah
sukarela dengan resiko rendah. Seleksi dilakukan melalui anamnesia dan menganalisa gaya
hidup calon donor serta menentukan bahwa calon donor darah bukan dari golongan resiko tinggi
pengidap penyakit infeksi yang dapat ditularkan melalui transfusi darah maupun penyakit-
penyakit yang dapat membahayakan pendonor bila darahnya di ambil, diikuti dengan
pemeriksaan fisik leh petugas kesehatan/ dokter serta pemeriksaan kadar Hemoglobin. Bila
calon donor dinilai sehat pada saat itu dan siap mendonorkan darahnya maka dilakukan
pengambilan darah donor dan ditampung dalam kantong darah sesuai kebutuhan (single, double,
triple/quadtriple bag) sebanyak 250/350cc dan sebagian (5 -10cc) disimpan dalam tabung kecil
sebagai sampel darah untuk pemeriksaan golongan darah ABO, Rhesus dan uji saring Infeksi
Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) yaitu sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C, Anti-HIV dan
lain-lain sesuai kebutuhan. Untuk daerah yang prevalensi malarianya tinggi dapat ditambah
dengan pemeriksaan malaria darah. Kantong darah dan tabung sampel diberi kode khusus yang
sama. Sementara pemeriksaan dilakukan terhadap sampel darah, kantong darah dikarantina.
Setelah hasil pemeriksaan didapat maka selanjutnya dilakukan pencatatan dan tindak lanjut
terhadap kantong darah yaitu dimusnahkan bila hasil uji saring reaktif dan disimpan atau
dilakukan pemisahan komponen bila non reaktif.
Kantong darah yang dinyatakan non reaktif terhadap penyakit IMLTD tersebut baik dalam
bentuk komponen ataupun masih dalam bentuk whole blood siap didistribusikan atau dilakukan
penyimpanan sementara di UTD sebelum didistribusikan ke BDRS. Penyampaian darah
kerumah sakit harus dilakukan oleh petugs UTD atau BDRS dengan menggunakan coolbox,
semua kegatan di atas harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO). Penyerahan
darah yang aman dari UTD ke BDRS harus sesuai SPO dan dilengkapi dengan berita acara
penyerahan.
6. Pelayanan Transfusi Darah
Untuk mewujudkan pelayanan transfusi darah yang aman dan berkualitas membutuhkan peran
aktif dari berbagai stekholder. Salah satu yang sangat mempengaruhi kualitas pelayanan adalah
sistem distribusi tertutup.
Dalam sistem ini, darah dari donor sukarela maupun penggganti yang telah melalui proses
seleksi, disadap kedalam kantong darah, dan dilakukan uji saring terhadap IMLTD dan
pengolahan darah sesiau dengan standar prosedur operasional UTD. Darah yang telah
dinyatakan memenuhi kriteria aman, disimpan dalam Blood Bank Refrigenerator dan jumlah
tertentu didistribusikan dengan rantai dingin ke BDRS sebagai stock di RS untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
7. SPO (Standart Prosedur Operasional) yang harus dimiliki oleh unit BDRS :
1. SPO perencanaan kebutuhan darah
2. SPO permintaan darah ke UTD
3. SPO penyimpanan darah/komponen darah
4. SPO monitoring suhu alat penyimpanan darah
5. SPO validasi reagen
6. SPO kalibrasi alat
7. SPO perawatan alat
8. SPO cara pemakaian alat
9. SPO persiapan sampel pemeriksaan
10. SPO Pemeriksaan golongan darah ABO /Rhesus
11. SPO uji silang serasi
12. SPO penerimaan sampel darah dan format permintaan darah
13. SPO darah titipan yang telah dilakukan uji silang serasi
14. SPO pengeluaran darah
15. SPO pengembalian darah
16. SPO pelacakan reaksi transfusi
17. SPO pencatatan
18. SPO pelaporan
19. SPO rujukan
20. SPO permintaan darah cito
21. SPO penanganan limbah infeksius
22. SPO kewaspadaan universal

8. Persyaratan Peralatan :
1. Centrifuge
2. Mikroskop
3. Inkubator
4. Mikropipet

a. Alat Penunjang :
1. Labu semprot
2. Tabung reaksi uk. 12 x 75 mm
3. pipet pasteur uk. 3 ml
4. Objek Glass
5. Yellow Tip
6. Tempat limbah infeksius dan non infeksius
7. Bio Plate

b. Reagensia :
1. Anti-A Monoclonal
2. Anti-B Monoclonal
3. Anti-D Monoclonal
4. Test Sel A 5%
5. Test Sel B 5%
6. Test Sel O 5%
7. Bovine Albumine 22%
8. Anti Human Gloubulin (AHG)
9. DG Diluent Grifols
10. DG Coomb Card Grifols

Anda mungkin juga menyukai