PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanankesehatan modern. Bila
digunakan dengan benar, transfusi dapatmenyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan
derajat kesehatan. Indikasitepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi
kondisiyang menyebabkan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapatdiatasi
dengan cara lain.
Pelayanan darah yang berkualitas, aman, tersedia tepat waktu, dapat dicapai apabila
pelayanan berjalan dengan sistim tertutup, dimana rumah sakit tidak lagi menyerahkan upaya
memperoleh darah transfusi dari keluarga pasien, tetapi seluruh mekanisme pelayanan
dilaksakan oleh petugas. Hal ini dapat dilaksanakan apabila di rumah sakit sebagai pengguna
darah transfuse, memiliki Bank Darah RS sebagai unit pelaksana pelayanan transfuse darah
yang bekerja sama melalui Ikatan Kerja Sama dengan UTD kab/kota/provinsi terdekat.
Ketersediaan darah aman di RS merupakan salah satu Standart Pelayanan Minimal RS yang
berarti setiap RS harus memiliki stock darah 24 jam di BDRS atau UTDRS serta manajemen
pelayanan transfuse darah. Agar unit BDRS dapat berjalan dengan baik dan berstandart maka
dibutuhkan pedoman pelaksanaan yang dipakai sebagai acuan bagi seluruh RS dalam
melaksanakan pelayanan darah yang berkualitas.
Tujuan umum :
Terlaksananya pelayanna transfuse darah aman di rumah sakit dengan system distribusi
tertutup serta berkualitas, terkoordinasi dan sesuai dengan standart.
Tujuan khusus :
Tersedianya acuan bagi rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan transfuse darah yang
berkualitas (aman, tepat waktu, efisien, akses mudah dan rasional) sebagai pendukung
pelayanan prima di Rumah Sakit.
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1980 tentang Transfusi Darah
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 478/Menkes/Per/X/1990 tentang Upaya Kesehatan
di bidang Transfusi Darah
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 1178/Menkes/Per/X/1990 tentang Upaya Kesehatan
Swasta di Bidang Pelayanan Medik
5. Kepmenkes No 423/Menkes/SK/IV/2007 tentang Kebijakan Peningkatan Kualitas dan
Akses Pelayanan Darah
6. Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No 1147/Yanmed/RSKS/1991 tentang Petunjuk
Pelaksaanan Upaya Kesehatan dibidang Transfusi Darah.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Tugas dan Tanggungjawab Penanggungjawab BDRS :
Menyusun rencana kerja BDRS;
Memimpin pelaksanaan kegiatan teknis BDRS;
Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan BDRS; dan
Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu
2. Tugas dan tanggungjawab Staf medis
Melakukan pencatatan, persediaan dan kondisi peralatan dan bahan penunjang
Membuat dokumen keluar masuk transfuse darah di BDRS
Mencatat semua kejadian dan melacak efeksamping dari pemberian transfuse
darah
Membuat laporan berkala kepada penanggungjawab, direktur RS dan UTD
PMI
Membuat penerimaan stok darah kepada UTD PMI
3. Tugas dan tanggungjawab Pelaksana Teknis
Mengambil stok darah di PMI
Menerima darah yang sudah diuji saring dari UTD PMI terdekat secara akurat
Menyimpan darah dan mempertahankan stok darah di BDRS
Melakukan uji silang serasi darah donor dan darah pasien
Menyerahkan darah yang cocok bagi pasien di Rumah Sakit
Melaksanakan pemusnahan darah transfuse yang tidak layak pakai sesuai
ketentuan prosedur
Melaporkan permsalahan pelayanan bank darah kepada penanggungjawab
4. Tugas dan tanggungjawab Tenaga Administrasi
Melakukan pelayanan administrasi kepada keluarga pasien
Membuat laporan pengeluaran dan pemasukan biaya
Sebagai penanggung jawab keuangan
5. Tugas dan tanggungjawab Tenaga Penunjang lainnya
Membantu operasional dalam mengambil stok darah ke UTD PMI
Membantu dalam penyelenggaraan segala informasi yang dibutuhkan
C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga shift dibagi menjadi 3 shift sesuai dengan ketentuan ketetapan
peraturan Direktur Rumah Sakit Gotong Royong.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
No. Jenis Kelengkapan BDRS
1. Gedung Permanen
2. Ventilasi 1/3 x luas lantai
Suhu 20 – 24°C (Guidelines for Blood Center
WHO 2010)
3. Penerangan (Lampu) 5 watt/m2
4. Air Mengalir, Bersih 50 L/pekerja/hari
5. Daya Listrik 1300 W
Jaminan supply listrik 24 jam dengan alat
Back Up (Generator)
6. Tata Ruang
a. Ruang Adminitrasi
Loket permintaan
Loket penerimaan darah
2
Ruang petugas (Ruang Kepala, Luas Keseluruhan 20 m
Ruang Staff)
b. Ruang Laboratorium
Laboratorium
Penyimpanan
7. Fasilitas Pembuangan Limbah Sesuai ketentuan peraturan perundang –
a. Tempat penampungan / pengolahan undangan tentang kesehatan lingkungan di
sederhana limbah cair / padat rumah sakit
b. System pembuangan limbah
B. STANDAR FASILITAS
No. Jenis Peralatan Jumlah Minimal
1. Peralatan utama dan bahan habis pakai
a. Penyimpanan
1. Blood Bank 100 – 280 L (tergantung kebutuhan) 1
2. Medical refrigator 1
3. Platelet Agitator 1
4. Freezer dengan suhu penyimpanan ≤ - 30°C 1
b. Pemeriksaan Serologi
1. Gol.darah ABO dan Rhesus pada resipien dan donor
(metode pemeriksaan cell typing dan serum typing) :
Metode pemeriksaan golongan darah :
Blood grouping plate atau Sesuai keb.
Tabung reaksi ukuran 12x75 mm Sesuai keb.
Reagen anti ABO dan Rhesus (yang sudah Sesuai keb.
direkomendasi oleh instansi yang berwenang)
2. Uji silang serasi
Metode tabung
Dry incubator 1
ukuran 5 ml
Mikroskop bimokuler 1
c. Distribusi
Cool box dengan fasilitas 2 – 5 kantong 5 – 10
1
Cool box untuk transportasi dengan fasilitas minimal 20
kantong (untuk kebutuhan diluar pengiriman rutin UTD)
2. Peralatan Penunjang Dan Bahan Habis Pakai
Rak Tabung 5 buah
Gunting 2 buah
Pipet Pasteur Plastik 2 buah
Object Glass 3 box
Timer 2 buah
Labu Semprot 4 buah
Baskom Stainless Steel 4 buah
Jas Laboratorium 2 x jumlah petugas
Masker Sekalai Pakai 1 box
Wadah Infeksius 1 buah
Termometer Pengukur Suhu Untuk Kalibrasi Alat Rutin Sesuai keb
Desinfektan Kulit Secukupnya
Desinfektan Peralatan Secukupnya
Sarung Tangan Sekali Pakai Sesuai keb
NaCl 0,9% secukupnya
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. WAKTU PELAYANAN
Waktu pelayanan BDRS adalah 24 jam selama 7 hari, dibagi menjadi 3 shift jaga yaitu
Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift siang : 14.00 – 21.00 WIB
Shift malam : 21.00 – 07.00 WIB
L. PENGELOLAAN LIMBAH
Laboratorium kesehatan termasuk laboratorium BDRS dapat menjadi salah satu sumber
penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar.
Penanganan dan penampungan limbah terdiri dari :
1. Menyediakan sarana penampungan untuk limbah yang memadai, diletaakkan pada tempat
yang tepat, aman dan hygienis
2. Pemisahan limbah untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan
dibuang dengan cara menggunakan kantong berkode (kode warna)
3. Pengelolaan limbah infektif dengan cara desinfeksi, dekontaminasi, sterilisasi atau
insinerasi.
M. LAPORAN
1. Permintaan rutin dan darurat
Golongan darah
Jenis darah (komponen)
Jumlah (kantong / unit / cc)
Contoh Formulir Laporan Permintaan Darah BDRS
2. Stok darah per bulan / minggu
Contoh Laporan Stok darah per bulan / minggu
A. PENGERTIAN
Adalah suatu prosedur di dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman
dilakukan secara benar sesuai dengan ketetapan SOP yang berlaku di suatu Instansi Rumah
Sakit khususnya di dalam pelayanan pemberian transfuse darah.
B. TUJUAN
1) Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;
2) Memimpin dan mendukung staf;
3) Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4) Mengembangkan sistem pelaporan;
5) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien dan
7) Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
A. KEAMANAN KERJA
Keamanan kerja di BDRS tergantung pada :
1) Fisik bangunan
Lokasi BDRS jauh dari sumber infeksi
Luas memadai
Jumlah ruangan memadai
Kualitas bangunan dan design bangunan / ruangan sesuai persyaratan keamanan
Pengalokasian ruangan sesuai alur kerja
Bersih, rapi, nyaman
Memiliki sumber udara, cahaya, listrik, air, gas yang memadai dan memenuhi syarat
keamanan
2) Ruang kerja
Penentuan area “bersih” dan “kotor”
Akses terbatas, naya untuk petugas yang diberi wewenang
Ruang kerja bersih, rapi, dan nyaman
Bebas binatang
Dekontaminasi meja kerja
3) Pedoman keamanan
Tersedia kebijakan keamanan di semua bagian BDRS
Protocol keamanan yang didokumentasikan
Prosedur pengenalan keamanan
Prosedur pelaporan atas kecelakaan kerja
4) Personil
Perlu adanya petugas keamanan dan keselamatan kerja yang ditunjuk
Pelatihan keselamatan kerja yang memadai
Jumlah pegawai yang memadai
5) Peralatan
Pemilihan peralatan memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan
Penempatan peralatan memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan
Pemeliharaan fungsi peralatan
Pemeliharaan kebersihan peralatan
6) Bahan Pemeriksaan
Universal precautions
(a) Perlakukan semua darah donasi, sampel, dan komponen darah sebagai bahan
infeksius
(b) Hindari penggunaan benda tajam sebisa mungkin (gunakan dengan aman, buang
dengan aman)
(c) Perlindungan terhadap diri sendiri
(d) Perlakukan semua peralatan sebagai bahan infeksius
(e) Vaksinasi Hepatitis B
Praktek higyene
(a) Kenakan baju pelindung kerja (jas lab, sarung tangan, dan sepatu tertutup)
(b) Tutupi luka / lecet goresan tangan
(c) Cuci tangan setelah menangani specimen, komponen darah
(d) Jangan makan, atau minum, atau merokok pada area dimana darah, specimen, dan
komponen darah di tangani
(e) Jagalah kebersihan dan kerapian ruang kerja
Perencanaan yang baik untuk ruang kerja
Laboratorium ditempeli tanda – tanda “Safety Hazard”
Dekontaminasi percikan
Perlindungan terhadap infeksi
(a) Dekontaminasi permukaan meja kerja, peralatan
(b) Desinfeksi ruangan, alat, dan tangan
(c) Sterilisasi ruangan, alat
Pembuangan limbah biologis berbahaya
Transportasi specimen
B. UPAYA KEAMANAN KERJA
1) Keamanan kerja terhadap :
Bahan – bahan pemeriksaan
Tusukan jarum
Api
Kecelakaan fisik
2) Keamanan terhadap bahan pemeriksaan
Penyimpanan yang tepat untuk setiap bahan kimia
Wadah khusus untuk bahan biologis
Pembuangan yang tepat
Kit untuk menangani percikan
Terdapat prosedur untuk menangani percikan
3) Keamanan terhadap tusukan jarum / benda tajam
Wadah khusus untuk pembuangan
Bila kecelakaan terjadi tusukan :
(a) Jenis penyebab kecelakaan
(b) Kemungkinan mikroorganisme yang terkandung
(c) Kuantifikasi kecelakaan kualifikasi kecelakaan
Penanganan : perkiraan masa inkubasi
Dokumentasi
4) Keamanan terhadap Api
Memilih alat pemadam kebakaran
Pilihan terbaik : pemadam api yang mudah digunakan dan tepat
Pilihan paling sederhana : ember pasir dan selimut tahan api
Tanggung jawab ditentukan untuk pengecekan regular dari peralatan pemadam api
5) Keamanan terhadap kecelakaan fisik dan elektrik
Lantai tidak licin
Sesedikit mungkin menggunakan alat dari gelas/kaca
Instalasi yang benar dari peralatan elektrik
Titik listrik yang memadai
Hindari penggunaan adaptor listrik, kabel panjang
6) Transportasi yang aman dari bahan biologis yang berbahaya
Transportasi darah, komponen darah, specimen
Container dan label yang tepat
Ditransportasikan oleh kurir yang tepat dan diberi wewenang
Turunkan resiko utnuk staf laboratorium, kurir dan masyarakat
7) Pembuangan limbah
Buat kebijakan pembuangan limbah yang menjamin perlindungan petugas,
masyarakat dan lingkungan
Limbah biologis (cair, padat) dekontaminasi sebelum dibuang
Gelas yang pecah dekontaminasi jika infeksius, dilabel dengan jelas
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
J. PENANGANAN LIMBAH
Terdapat evaluasi Pembuangan limbah
Buat kebijakan pembuangan limbah yang menjamin perlindungan petugas,
masyarakat dan lingkungan
Limbah biologis (cair, padat) dekontaminasi sebelum dibuang
Gelas yang pecah dekontaminasi jika infeksius, dilabel dengan jelas
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Transfusi Darah ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan transfuse darah yang aman dan benar bagi pasien dan lingkungan
rumah sakit Gotong Royong.