Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH IMUNOHEMATOLOGI

KEBIJAKAN NASIONAL PELAYANAN TRANSFUSI DARAH

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Siti Sofia Ardani 5121032

Adinda Cantika Zahrani 5121051

D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan ilmu pengetahuan.
Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik dari waktu, tenaga maupun
pikirannya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kebijakan
Nasional Pelayanan Transfusi Darah ”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah


Imunohematologi. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Kami sepenuhnya menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, Oleh karena itu
sumbangan saran dan kritik dari pembaca akan kami terima dengan senang hati dan
kami ucapkan terima kasih.

Bandung, 1 Oktober 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan......................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................2
3.1. Pengertian Pelayanan Transfusi Darah....................................................2
3.2. Dasar-dasar pemberian transfusi darah....................................................2
3.3. Keputusan transfusi darah........................................................................3
3.4. Jenis transfusi darah.................................................................................5
3.5. Syarat- syarat transfusi darah...................................................................7
3.6. Dasar hukum transfusi darah....................................................................8
2.7. Tugas dan fungsi unit transfusi darah pusat (UTDP).............................11
BAB III...............................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................12
2.1. Kesimpulan............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Transfusi darah adalah suatu proses menyalurkan darah,


komponen atau produk darah dari satu orang (donor) ke sistem
peredaran darah orang lainnya (resipien) sebagai upaya pengobatan dan
pemulihan kesehatan. Transfusi darah bertujuan untuk mengembalikan
volume darah normal, mengganti kekurangan komponen darah,
meningkatkan oksigenasi dan mempertahankan hemostasis.
Darah dan komponennya yang digunakan untuk transfusi yaitu
berupa whole blood (WB) atau darah lengkap, packed red cell (PRC),
trombosit, plasma beku segar atau fresh frozen plasma (FFP) dan
kriopresipitat. Saat ini, jutaan transfusi darah dilakukan setiap tahunnya
di seluruh dunia dan permintaan produk darah pada praktik klinis sehari-
hari terus meningkat. Salah satu tranfusi darah yang banyak digunakan
pada praktik klinis yaitu transfusi trombosit.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa saja syarat-syarat dalam melakukan tranfusi darah?

2. Serta dasar hukum apa yang digunakan dalam kegiatan transfusi darah?

3. Serta bagaimana tugas dan fungsi dari UTDP?

1.3. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Imunohematologi.


2. Untuk mengetahui lebih luas tentang kebijakan nasional pelayanan
transfusi darah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pelayanan Transfusi Darah

Pelayanan transfusi darah merupakan pelayanan kesehatan yang


memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan
kemanusiaan. Pelayanan transfusi darah sebagai salah satu upaya
kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau komponen
darah yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau oleh
masyarakat.
Pelayanan transfusi darah menurut Permenkes No. 91 Tahun
2015 adalah upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah
manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak
untuk tujuan komersial.
Proses transfusi darah harus memenuhi persyaratan yaitu aman
bagi penyumbang darah dan bersifat bagi resipien. Transfusi darah
bertujuan memelihara dan mempertahankan kesehatan donor,
memelihara keadaan biologis darah atau komponen-komponennya agar
tetap bermanfaat.

2.2. Dasar-dasar pemberian transfusi darah

Dasar-dasar pemberian transfusi darah secara rasional adalah


pemilihan bahan transfusi yang tepat, jumlah sesuai dengan
kebutuhan, pada saat yang tepat dan dengan cara yang benar, tepat
klien dan waspada efek samping yang terjadi. Sehubungan dengan
hal tersebut petugas kesehatan yang mempunyai kewenangan
pemberian transfusi darah perlu memahami tentang transfusi darah
antara lain berbagai komponen darah, manfaat masing-masing

2
komponen, sirkulasi peredaran darah, stabilitas dan umur berbagai
komponen darah dalam tubuh serta adanya indikasi transfusi itu
sendiri.
Ada 5 indikasi unum transfusi darah adalah sebagai berikut:
1. Kehilangan darah akut, bila 20-30% total volume darah hilang
dan perdarahan masih terus terjadi.
2. Anemia berat
3. Syok septik (Jika Cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan
sirkulasi darah dan sebagai tambahan dari pemberian antibiotik).
4. Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan faktor
pembekuan, karena komponen darah spesifik yang lain tidak ada.
5. Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat.

2.3. Keputusan transfusi darah

Keputusan melakukan transfusi harus selalu berdasarkan


penilaian yang tepat dari segi klinis penyakit dan hasil pemeriksaan
laboratorium. Seseorang membutuhkan darah bila jumlah sel komponen
darahnya tidak mencukupi untuk menjalankan fungsinya secara normal.
Sel darah merah indikatornya adalah kadar hemoglobin (Hb). Indikasi
transfusi secara umum adalah bila kadar Hb menunjukkan kurang dari 7
g/dl (Hb normal pada pria adalah 13-18 g/dl, sedangkan pada
perempuan adalah 12-16 g/dl).
Faktor penting dalam pemberian trans fasi darah adalah sebagai
berikut:
1. Sebelum transfusi
Dokter harus menentukan jenis serta jumlah kantong darah yang
akan diberikan. Oleh karena itu klien harus menjalani pemeriksaan
laboratorium darah lengkap terlebih dahulu untuk mengetahui
kadar Hb. Agar dapat menentukan secara pasti bahwa klien
menderita anemia atau tidak berdasarkan keadaan klinis pasien

3
juga untuk menentukan jenis transfusi. Selain itu pasien diminta
untuk menimbang berat badannya untuk memumadahkan dokter
dalam menentukan jumlah darah yang akan diberikan. Dokter juga
perlu menetapkan target kadar Hb yang ingin dicapai setelah
transfusi, dikarenakan selisih antara target kadar Hb dengan Hb
sebelum ditransfusi harus berbanding lurus dengan jumlah darah
yang akan ditransfusi.

2. Selama transfusi
Dalam pemberiannya transfusi harus diberikan secara bertahap,
sedikit demi sedikit, karena dapat menyebabkan gagal jantung
akibat beban kerja jantung yang bertambah secara mendadak.

3. Golongan darah dan rhesus


Golongan darah dan rhesus harus sama antara pendonor dan
resipien. Manusia mempunyai tipe-tipe antigenik tertentu
dikategorikan sebagai golongan darah atau tipe. Golongan darah
terdiri dari A, B, AB, dan O. Seseorang memiliki antibodi
terhadap plasma dari golongan darah yang lain. Seseorang dengan
golongan darah A tidak dapat menerima golongan darah B dan
sebaliknya. Golongan darah O akan disertai antibodi terhadap A
dan B, sedangkan golongan darah AB tidak akan menyebabkan
timbulnya antibodi terhadap golongan darah lain. Rhesus ada dua
jenis yaitu rhesus positif dan rhesus negatif. Orang Indonesia
kebanyakan rhesusnya positif (+). Darah donor yang tidak cocok
dengan darah resipien (penerima) maka dapat terjadi reaksi yang
dapat membahayakan pasien.

4
2.4. Jenis transfusi darah

1. Darah lengkap (Whole Blood)


Whole blood atau darah lengkap pada transfusi adalah darah yang
diambil dari donor menggunakan container atau kantong darah
dengan antikoagulan yang steril dan bebas pyrogen. Whole blood
merupakan sumber komponen darah yang utama. Whole blood
diambil dari pendonor kurang lebih 450-500 ml darah yang tidak
mengalami pengolahan. Komposisi whole blood adalah eritrosit,
plasma, leukosit dan trombosit.
Tujuan dari transfusi whole blood ini untuk meningkatkan jumlah
eritrosit dan plasma secara bersamaan. Dilakukannya transfusi whole
blood harus melalui uji cocok serasi mayor dan minor antara darah
donor dan pasien. Peningkatan hemoglobin post transfusi 450 mL
darah lengkap adalah sebesar 0.9-12 g/dl dan peningkatan
hematokrit 3-4%.
Indikasi whole blood harus dicadangkan untuk pendarahan medis
atau bedah yang parah, misalnya selama pendarahan saluran
makanan yang cepat atau pada trauma mayor saat diperlukan
pemulihan daya angkut oksigen, volume, dan faktor pembekuan.
Bahkan pada syok hemoragik, kombinasi sel darah merah dan
larutan kristaloid atau koloid biasanya efektif, pada keadaan darurat,
pergantian volume secara cepat biasanya mendahului penggantian sel
darah merah dan cairan resusitasi bebas sel harus digunakan apabila
jenis darah resipien sedang ditentukan, bila deficit sel darah merah
kritis, diindikasikan pemberian sel darah merah tipe O atau untuk
spesifik tipe yang tidak dicocokkan terlebih dahulu.
Sedangkan untuk kontra indikasi Darah lengkap sebaiknya tidak
diberikan pada pasien dengan anemia kronik yang normovolemik
atau yang bertujuan meningkatkan sel darah merah.

5
Dosis dan cara pemberian transfusi whole blood ini : Satu unit
darah lengkap 250 mL pada orang dewasa meningkatkan Hb sekitar
0,5-0,6 g/dl. Darah lengkap 8 ml/kg pada anak-anak akan
meningkatkan Hb sekitar 1 g/dl. Pemberian darah lengkap sebaiknya
melalui filter darah dengan kecepatan tetesan tergantung keadaan
klinis pasien, namun setiap unitnya sebaiknya diberikan dalam 4 jam.

2. Sel darah merah (packed red cell)


Adalah suatu konsentrat eritrosit yang berasal dari sentrifugasi
whole blood, disimpan selama 42 hari dalam larutan tambahan
sebanyak 100 ml yang berisi salin, adenin, glukosa, dengan atau
tanpa manitol untuk mengurangi hemolisis eritrosit.
Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan hemoglobin klien
tanpa menaikkan volume darah secara nyata. Keuntungan
menggunakan PRC dibandingkan dengan WB adalah kenaikan Hb
dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan, mengurangi
kemungkinan penularan penyakit dan reaksi imunologis, volume
darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload
berkurang serta komponen darah lainnya dapat diberikan kepada
klien yang lain
Indikasi dari PRC ini dapat digunakan pada pasien anemia yang
tidak disertai penurunan volume darah, misalnya pasien dengan
anemia hemolitik, anemia hipoplastik kronik, leukemia akut,
leukimia kronik, penyakit keganasan, talasemia, gagal ginjal kronis,
dan perdarahan-perdarahan kronis yang ada tanda "oxygen need"
(rasa sesak, mata berkunang, palpitasi, pusing dan gelisah).
Dosis yang diberikan yaitu, Sel darah merah ada tiga jenis yaitu
sel darah merah pekat (packed red cell-PRC), suspensi sel darah
merah, dan sel darah merah yang dicuci. Indikası mutlak pemberian
PRC adalah bila Hb penderita 5 g/dl.

6
3. Trombosit
Trombosit dibuat dari konsentrat whole blood (buffy coat), dan
diberikan pada pasien dengan perdarahan karena trombositopenia.
Produk trombosit harus disimpan dalam kondisi spesifik untuk
menjamin penyembuhan dan fungsi optimal setelah transfusi. Umur
dan fungsi trombosit optimal pada penyimpanan di suhu ruangan 20-
24°C.

4. Plasma beku (Fresh Frozen Plasma)


Fresh Frozen Plasma (FFP) adalah plasma segar yang dibekukan
dalam waktu 8 jam dan disimpan pada suhu minimal -20°C dapat
bertahan 1 tahun, yang berisi semua faktor koagulasi kecuai
trombosit. FFP diberikan untuk mengatasi kekurangan faktor
koagulasi yang masih belum jelas dan defisiensi anti-thrombin III.
FFP berisi plasma, semua faktor pembekuan stabil dan labil,
komplemen dari protein plasma. Volume sekitar 200 sampai 250 ml.
Setiap unit FFP biasanya dapat menaikkan masing-masing kadar
faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa, dosisnya
adalah 10-15 ml/kg.

2.5. Syarat- syarat transfusi darah

1. Sehat jasmani dan rohani

2. Berat badan minimal 45 Kg

3. Tekanan darah normal (Sistole 100 - 180 dan Diastole 70 - 100)

4. Kadar haemoglobin 12,5-17,0 gr/dL%

5. Tidak sedang hamil, haid.

6. Tidak mengidap penyakit

7. Tidak sedang mengkonsumsi napza.

7
2.6. Dasar hukum transfusi darah

 Ada diperaturan pemerintah No. 7 Tahun 2011 Tentang Pelayanan


Darah pada Pasal 1 dan 2.

 Pasal 1 :
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Pelayanan darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang

memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan


kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.
2. Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang

meliputi perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah,


penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis
pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan.
3. Penyediaan darah adalah rangkaian kegiatan pengambilan dan

pelabelan darah pendonor, pencegahan penularan penyakit,


pengolahan darah, dan penyimpanan darah pendonor.
4. Fraksionasi Plasma adalah pemilahan derivat plasma menjadi produk

plasma dengan menerapkan teknologi dalam pengolahan darah.


5. Pelayanan Apheresis adalah penerapan teknologi medis berupa

proses pengambilan salah satu komponen darah dari pendonor atau


pasien melalui suatu alat dan mengembalikan selebihnya ke dalam
sirkulasi darah pendonor.
6. Pendonor Darah adalah orang yang menyumbangkan darah atau

komponennya kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit


dan pemulihan kesehatan.
7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat

yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan

8
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
8. Unit Transfusi Darah yang selanjutnya disingkat UTD, adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan donor darah,


penyediaan darah, dan pendistribusian darah.
9. Bank Darah Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat BDRS, adalah

suatu unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas


tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas, dan dalam
jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
10. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan


pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
11. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan

perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.


12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang kesehatan.

 Pasal 2 :
Pengaturan pelayanan darah bertujuan:
a. memenuhi ketersediaan darah yang aman untuk kebutuhan
pelayanan kesehatan;
b. memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan darah;
c. memudahkan akses memperoleh darah untuk penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan; dan
d. memudahkan akses memperoleh informasi tentang
ketersediaan darah.

 Permenkes no. 91 tahun 2015 Tentang pelayanan transfusi darah

9
 UU 36/2009 Tentang Kesehatan Pasal 86,87 dan 88. Berbunyi :
 Pasal 86 :
1. Pelayanan darah merupakan upaya pelayanan kesehatan

yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar


dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan
komersial.
2. Darah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari

pendonor darah sukarela yang sehat dan memenuhi kriteria


seleksi pendonor dengan mengutamakan kesehatan
pendonor.
3. Darah yang diperoleh dari pendonor darah sukarela

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebelum digunakan


untuk pelayanan darah harus dilakukan pemeriksaan
laboratorium guna mencegah penularan penyakit.
 Pasal 87 :
1. Penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah

dilakukan oleh Unit Transfusi Darah.


2. Unit Transfusi Darah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,


dan/atau organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya
di bidang kepalangmerahan.

 Pasal 88 :
1. Pelayanan transfusi darah meliputi perencanaan,

pengerahan pendonor darah, penyediaan, pendistribusian


darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien
untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
2. Pelaksanaan pelayanan transfusi darah dilakukan dengan

menjaga keselamatan dan kesehatan penerima darah dan

10
tenaga kesehatan dari penularan penyakit melalui transfusi
darah.

2.7. Tugas dan fungsi unit transfusi darah pusat (UTDP)

Antara lain :

1. Melakukan pembinaan dan penghargaan terhadap donor


2. Melakukan kerjasama dan berkoordinasi dengan berbagai pihak
lintas sektoral, baik untuk membangun kegiatan peyediaan
darah maupun kegiatan kehumasan dari kegiatan UTD Tingkat
Nasional,
3. Merencanakan, meyiapkan dan melakukan penerapan Sistem
Informasi Manajemen untuk jejaring data sebagai rangkuman
kegiatan yang terpadu di setiap UTD di seluruh Indonesia
4. Penyedian darah transfusi dan jejaringnya secara nasional.
5. Sebagai rujukan berbagai masalah teknis dan manajemen
pelayanan darah
6. Sebagai Pusat Penelitian dan pengembangan dalam penapisan
teknologi transfusi darah termasuk pengembangan produksi
reagensia
7. Membina kualitas teknis dan manajemen seluruh UTD PMI
yang dibagi menjadi 5 regional agar sesuai dengan GMP/CPOB
8. Merencanakan logistik sarana dan prasarana untuk UTD
seluruh Indonesia termasuk UTD Tingkat Nasional
9. Meningkatkan kualitas SDM UTD PMI dengan berbagai
pendidikan, pelatihan dan Seminar

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pelayanan transfusi darah merupakan pelayanan kesehatan


yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan
tujuan kemanusiaan. Pelayanan transfusi darah sebagai salah satu
upaya kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau
komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau
oleh masyarakat. Terdapat 4 jenis transfusi darah yaitu whole
blood, packed red cell, trombosit juga plasma beku (fresh frozen
plasma).

12
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/1351/4/BAB%20II.pdf

http://scholar.unand.ac.id/41163/2/Bab%201%20%28Pendahuluan%29.pdf

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/UU_36_2009_Kesehatan.pdf

http://home.utdp-pmi.or.id/page/detail/struktur-tugas-dan-fungsi

http://repo.poltekkesdepkes-sby.ac.id/3082/3/Bab%201.pdf

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5129/pp-no-7-tahun-2011

13

Anda mungkin juga menyukai