Anda di halaman 1dari 15

Penerapan Patient Safety dalam Transfusi

Oleh :
Kelompok 3

1. Aisya Nortiara P07120123004


2. Assyifa P07120123008
3. Neli Aridah P0712012300

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalammualaikumwr.wb

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena kami


dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Penerapan
Patient dalam Transfusi”.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada kedua orang tua, teman-


teman dan juga semua pihak yang sudah membantu, yang selalu
mensuport dan memberikan kami fasilitas dalam pengerjaan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Management
Safety (Penerapan Patient dalam Transfusi). Selain itu tujuan lain dari
penulisan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang
pemahaman menerapkan patient dalam transfusi.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis.


Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun agar penyusunan makalah selanjutnya bisa
menjadi lebih baik. Akhir kata kami sampaikan terimakasih.

Waalaikumsalam wr.wb

Banjarbaru, 12 Februari 2024


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................1
B. RumusanMasalah..................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...................................................................................3
D. Manfaat Penulisan.................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
A. Pengertian Rasa Memiliki dan Dimiliki, Harga Diri dan Aktualisasi
diri............................................................................................................5
B. Faktor Pendukung Rasa Memiliki dan dimiliki, Harga Diri dan
Aktualisasi Diri..................................................………………....…..…7
C. Unsur-Unsur Rasa Memiliki dan Dimiliki, Harga Diri dan Aktualisasi
Diri.......................…………………………………..............................10
D. Contoh-Contoh Rasa Memiliki dan Dimiliki, Harga Diri dan
Aktualisasi Diri .....................................................................….
…………..............13
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
A. Kesimpulan………………………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah

seperti plasma, sel darah merah, atau trombosit melalui jalur IV.Tujuannya adalah

untuk memenuhi kebutuhan klien terhadap darah sesuai dengan program

pengobatan. Transfusi darah secara universal dibutuhkan untuk menangani pasien

anemia berat, pasien dengan kelaian darah bawaan, pasien yang mengalami

kecederaan parah, pasien yang hendak menjalankan Tindakan bedah operatif dan

pasien yang mengalami penyakit liver ataupun penyakit lainnya yang

mengakibatkan tubuh pasien tidak dapat memproduksi darah atau komponen darah

sebagaimana mestinya. Pada negara berkembang, transfusi darah juga diperlukan

untuk menangani kegawatdaruratan melahirkan dan anak-anak malnutrisi yang

berujung pada anemia berat. Tanpa darah yang cukup, seseorang dapat mengalami

gangguan kesehatan bahkan kematian. Oleh karena itu, tranfusi darah yang

diberikan kepada pasien yang membutuhkannya sangat diperlukan untuk

menyelamatkan jiwa. Angka kematian akibat dari tidak tersedianya cadangan

tranfusi darah pada negara berkembang relatif tinggi. Hal tersebut dikarenakan

ketidakseimbangan perbandingan ketersediaan darah dengan kebutuhan rasional.

Di negara berkembang seperti Indonesia, persentase donasi darah lebih minim

dibandingkan dengan negara maju padahal tingkat kebutuhan darah setiap negara

1
secara relatif adalah sama. Indonesia memiliki Tingkat penyumbang enam hingga

sepuluh orang per 1.000 penduduk. Hal ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan

sejumlah negara maju di Asia, misalnya di Singapura tercatat sebanyak 24 orang

yang melakukan donor darah per 1.000 penduduk, berikut juga di Jepang tercatat

sebanyak 68 orang yang melakukan donor darah per 1.000 penduduk.

Transfusi darah sudah menjadi bagian yang penting dalam pelayanan

kesehatan. Salah satu kebutuhan yang diperlukan yaitu saat terdapat pasien yang

dalam keadaan emergency. Transfusi darah sering dilakukang baik dalam bidang

pembedahan maupun non pembedahan. Dalam bidang pembedahan transfusi bisa

dilakukan pada setiap prabedah. Sedangkan pada kasus non bedah, bias dilakukan

setiap saat tergantung indikasi. Bila transfusi darah diterapkan secara benar,

transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan bisa meningkatkan derajat

kesehatan pasien tersebut.

2
A. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari transfusi darah ?


2. Apakah tujuan dari transfusi darah?
3. Apa saja jenis transfusi darah?
4. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian transfusi darah?
5. Bagaimana persiapan dalam pemberian transfusi darah?

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari transfusi darah.
2. Mengetahui tujuan dari transfusi darah.
3. Mengetahui jenis transfusi darah.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian transfusi darah.
5. Mengetahui persiapan dalam pemberian transfusi darah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transfusi darah

Transfusi darah adalah prosedur medis yang melibatkan pemberian darah


kepada seseorang yang kekurangan darah atau dalam keadaan medis tertentu.
Prosedur ini dapat melibatkan berbagai komponen darah, seperti sel darah merah,
trombosit, plasma darah, dan cryoprecipitate. Transfusi darah diberikan pada
pasien yang mengalami kekurangan salah satu atau seluruh komponen darah,
seperti perdarahan hebat, gangguan pembekuan darah, atau kondisi medis
tertentu seperti anemia. Sebelum melakukan transfusi darah, dokter akan
melakukan pemeriksaan golongan darah untuk memastikan kesesuaian golongan
darah penerima dengan darah yang akan diberikan.
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah
dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya (Sudoyo, 2006). Transfusi
darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah seperti
plasma, sel darah merah, atau trombosit melalui jalur IV (Potter, 2005). Menurut
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, definisi transfusi darah adalah tindakan
medis memberikan darah kepada seorang penderita yang darahnya telah tersedia
dalam botol kantong plastik. Usaha. transfusi darah adalah segala tindakan yang
dilakukan dengan tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan
pengobatan dan pemulihan kesehatan yang mencakup masalah-masalah
pengadaan, pengolahan, dan penyampaian darah kepada orang sakit. Darah yang
digunakan adalah darah manusia atau bagian-bagiannya. yang diambil dan diolah
secara khusus untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Penyumbang
darah adalah semua orang yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan
transfusi darah (PMI, 2002).

4
Transfusi darah umumnya berhubungan dengan kehilangan darah dalam jumlah
besar yang disebabkan oleh trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ
pembentuk sel darah merah. Pemberian transfusi darah secara aman merupakan
salah satu peran perawat yang sangat penting. Pada situasi darurat, perawat perlu
mendapatkan spesimen darah secara cepat dan aman bagi klien. Klien yang
mendapatkan transfusi darah harus dimonitor secara ketat agar tidak terjadi efek
samping yang merugikan. Menurut penelitian dilaporkan bahwa reaksi transfusi
darah yang tidak diharapkan ditemukan pada 6,6% responden, dimana 55%
berupa demam, 14% menggigil, 20% reaksi alergi terutama urtikaria, 6%
hepatitis serum positif, 4% reaksi hemolitik dan 1% overload sirkulasi (Sudoyo,
2006).

B. Tujuan dari Pemberian Transfusi Darah


a. Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan
kadar hemoglobin pada klien yang menderita anemia berat.
b. Untuk meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma,
atau perdarahan misalkan saat melahirkan.
c. Untuk memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti
(misalnya faktor-faktor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol
perdarahan pada klien penderita hemofilia).
d. Mencegah dan mengatasi perdarahan karena kekurangan/kelainan komponen
darah misalnya pada penderita thalasemia.

C. Jenis Transfusi Darah


1. Darah Lengkap (Whole Blood)
Whole blood atau darah lengkap pada transfusi adalah darah yang
diambil dari donor menggunakan container atau kantong darah dengan
antikoagulan yang steril dan bebas pyrogen. Whole blood merupakan

5
sumber komponen darah yang utama (Anonim, 2002). Whole blood
diambil dari pendonor ± 450-500 ml darah yang tidak mengalami
pengolahan. Komposisi whole blood adalah eritrosit, plasma, lekosit dan
trombosit (Hutomo, 2011).
2. Sel Darah Merah (Packed Red Cell)
Packed Red Cell (PRC) adalah suatu konsentrat eritrosit yang berasal
dari sentrifugasi whole blood, disimpan selama 42 hari dalam larutan
tambahan sebanyak 100 ml yang berisi salin, adenin, glukosa, dengan
atau tanpa manitol untuk mengurangi hemolisis eritrosit (Anindita, 2011).
3. Trombosit
Trombosit dibuat dari konsentrat whole blood (buffy coat), dan
diberikan
pada pasien dengan perdarahan karena trombositopenia. Produk trombosit
harus disimpan dalam kondisi spesifik untuk menjamin penyembuhan dan
fungsi optimal setelah transfusi. Umur dan fungsi trombosit optimal pada
penyimpanan di suhu ruangan 20-24oC (Cahyadi, 2011).
4. Plasma Beku (Fresh Frozen Plasma)
Fresh Frozen Plasma (FFP) adalah plasma segar yang dibekukan dalam
waktu 8 jam dan disimpan pada suhu minimal -20°C dapat bertahan 1
tahun, yang berisi semua faktor koagulasi kecuali trombosit. FFP
diberikan untuk mengatasi kekurangan faktor koagulasi yang masih
belum jelas dan defisiensi anti-thrombin III. FFP berisi plasma, semua
faktor pembekuan stabil dan labil, komplemen dari protein plasma.
Volume sekitar 200 sampai 250 ml. Setiap unit FFP biasanya dapat
menaikkan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3 % pada
orang dewasa, dosis inisial adalah 10-15 ml/kg (Harlinda, 2006 ).

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Transfusi Darah

6
Faktor-faktor yang mempengaruhi transfusi darah dapat bervariasi tergantung
pada konteksnya.

1. Golongan dan Tipe Darah


Golongan darah yang paling penting untuk transfusi darah ialah sistem
ABO, yang meliputi golongan berikut golongan berikut : A, B, O dan AB.
Penetapan golongan darah didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah
merah A dan B. Individu dengan antigen A, antigen B, atau tidak memiliki
antigen yang termasuk dalamgolo ngan darah A, B, dan O. Individu dengan
antigen A dan B memiliki golongan darah.
2. Reaksi Transfusi.
Reaksi transfusi adalah respons sistemik tubuh terhadap ketidak cocokan
darah donor dengan darah resipien. Reaksi ini disebabkan ketidak cocokan sel
darah merah atau sensitivitas alergi terhadap leukosit, trombosit atau
komponen protein plasma pada darah donor atau terhadap kalium atau
kandungan sitrat di dalam darah. Transfusi darah juga dapat menyebabkan
penularan penyakit
3. Ketersediaan Darah
Ketersediaan darah yang cukup dan aman merupakan faktor penting dalam
mempengaruhi transfusi darah.
4. Kondisi Medis
Transfusi darah dapat dipengaruhi oleh kondisi medis pasien, seperti
perdarahan hebat, anemia, gangguan pembekuan darah, atau kekurangan
komponen darah tertentu.
5. Indikasi Medis
Transfusi darah biasanya diberikan pada pasien yang mengalami perdarahan
akibat cedera, komplikasi operasi besar, atau penyakit kritis.

6. Kesesuaian Golongan Darah

7
Kesesuaian golongan darah antara penerima dan donor darah sangat penting
untuk menghindari reaksi transfusi yang berbahaya.
7. Kondisi Kesehatan Donor
Kondisi kesehatan donor juga mempengaruhi transfusi darah. Donor harus
memenuhi persyaratan kesehatan tertentu untuk menjadi calon pendonor darah
yang aman.
8. Faktor Sosial dan Psikologis
Faktor-faktor sosial dan psikologis juga dapat mempengaruhi keputusan
seseorang untuk menjadi pendonor darah, seperti pengetahuan, sikap, dan
keyakinan individu terhadap donor darah.
9. Prosedur dan Persyaratan Transfusi
Persyaratan dan prosedur transfusi darah yang ditetapkan oleh lembaga
kesehatan juga dapat mempengaruhi pelaksanaan transfusi darah.

E. Persiapan dalam Pemberian Transfusi Darah


1. Persiapan Pasien
Pastikan suhu tubuh pasien dalam keadaan normal, supaya tidak terjadi
lisis terhadap darah yang akan ditransfusikan.
2. Persiapan alat
Berikut merupakan alat-alat yang harus disiapkan dalam pemberian
transfusi darah:
a. Transfusi set.
b. Cairan NaCl.
c. Persediaan darah yang sesuai dengan golongan darah klien, sesuai
dengan kebutuhan.
d. Sarung tangan bersih.
3. Prosedur Pelaksanaan
a. Beri tahu dan jelaskan prosedur kepada klien.
b. Bawa alat ke dekat klien.

8
c. Cuci tangan.
d. Pakai sarung tangan bersih.
e. Buat jalur intravena, gunakan selang infus yang memiliki filter
dengan tipe-Y.
f. Berikan cairan NaCl terlebih dahulu, kemudian darahnya.
g. Atur tetesan darah per menit sesuai dengan program.
h. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
i. Bereskan alat-alat.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Transfusi darah merupakan tindakan emergency yang dilakukan pada pasien
yang membutuhkan darah dan atau produk darah dengan cara memasukkan darah
melalui vena dengan menggunakan set transfusi. Indikasi dari transfusi darah
adalah kebutuhan, untuk memberikan volume darah yang adekuat, mencegah
syok hemoragik, meningkatkan kapasitas pembawa oksigen darah, megganti
trombosit atau faktor pembeku darah untukpertahankan hemostatis.
Transfusi darah adalah pelayanan kesehatan yang melibatkan pemberian darah
atau komponen darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit atau
pemulihan kesehatan. Pelayanan transfusi darah dilakukan oleh Unit Bank Darah
di Rumah Sakit. Sebelum darah diberikan ke pasien, dilakukan pemeriksaan
pretransfusi, termasuk pemeriksaan golongan darah dan uji silang serasi
(crossmatch). Setelah melalui berbagai pemeriksaan, darah yang cocok akan
diberikan ke pasien sesuai dengan permintaan dokter.
Transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa orang yang kekurangan darah
akibat penyakit, kecelakaan, atau prosedur medis. Transfusi darah diutamakan
pada pasien yang mengalami perdarahan akibat cedera, komplikasi operasi besar,
atau penyakit kritis. Jenis-jenis komponen darah yang dapat ditransfusikan antara
lain sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, dan plasma.
Tujuan utama transfusi darah adalah menggantikan darah yang hilang dalam
tubuh seseorang akibat operasi, cedera, penyakit, gangguan pendarahan, dan
alasan lainnya. Beberapa kondisi yang membutuhkan transfusi darah termasuk
mengalami perdarahan darah yang hebat, mengidap penyakit yang memengaruhi
cara kerja sel darah merah, dan kondisi medis lainnya. Dalam makalah ini, juga
disebutkan bahwa penggolongan darah sangat penting dalam hal transfusi darah
karena dapat mengakibatkan aglutinasi yang berakibat kematian jika aglutinogen

10
bertemu dengan aglutinin tertentu. Pemeriksaan crossmatch juga dilakukan
sebelum transfusi untuk melihat kesesuaian darah donor dengan penerima.
Dengan demikian, makalah tentang transfusi darah membahas pentingnya
pelayanan transfusi darah, prosedur pemeriksaan sebelum transfusi, jenis-jenis
komponen darah yang dapat ditransfusikan, dan tujuan transfusi darah dalam
menggantikan darah yang hilang dalam tubuh seseorang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto W. Akuntabilitas penyelenggaraan upaya kesehatan transfusi darah


oleh palang merah Indonesia cabang kota Surakarta.

Fuadda, R., Sulung, N., Juwita, L. V., & De Kock, K. S. F. (2016). Perbedaan
reaksi pemberian transfusi darah whoole blood (wb) dan packed red cell (prc)
pada pasien sectio caesare. Jurnal Human Care, 1(3), 19-26.

Howard, R Paula. Blood Banking and Transfusion Practives. Edisi ke-4.


Elsevier. 201

Indonesia KKR. Ketersediaan Darah ditentukan partisipasi masyarakat


menjadi donor. 2016.

Wardati, W., & Hadi, A. J. (2019). Faktor yang memengaruhi perilaku donor
darah di unit transfusi darah rs dr. fauziah bireuen. Media Publikasi Promosi
Kesehatan Indonesia (MPPKI), 2(3), 181-185.

12

Anda mungkin juga menyukai