Oleh :
Kelompok 3
Assalammualaikumwr.wb
Waalaikumsalam wr.wb
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................1
B. RumusanMasalah..................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...................................................................................3
D. Manfaat Penulisan.................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
A. Pengertian Rasa Memiliki dan Dimiliki, Harga Diri dan Aktualisasi
diri............................................................................................................5
B. Faktor Pendukung Rasa Memiliki dan dimiliki, Harga Diri dan
Aktualisasi Diri..................................................………………....…..…7
C. Unsur-Unsur Rasa Memiliki dan Dimiliki, Harga Diri dan Aktualisasi
Diri.......................…………………………………..............................10
D. Contoh-Contoh Rasa Memiliki dan Dimiliki, Harga Diri dan
Aktualisasi Diri .....................................................................….
…………..............13
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
A. Kesimpulan………………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah
seperti plasma, sel darah merah, atau trombosit melalui jalur IV.Tujuannya adalah
anemia berat, pasien dengan kelaian darah bawaan, pasien yang mengalami
kecederaan parah, pasien yang hendak menjalankan Tindakan bedah operatif dan
mengakibatkan tubuh pasien tidak dapat memproduksi darah atau komponen darah
berujung pada anemia berat. Tanpa darah yang cukup, seseorang dapat mengalami
gangguan kesehatan bahkan kematian. Oleh karena itu, tranfusi darah yang
tranfusi darah pada negara berkembang relatif tinggi. Hal tersebut dikarenakan
dibandingkan dengan negara maju padahal tingkat kebutuhan darah setiap negara
1
secara relatif adalah sama. Indonesia memiliki Tingkat penyumbang enam hingga
sepuluh orang per 1.000 penduduk. Hal ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan
yang melakukan donor darah per 1.000 penduduk, berikut juga di Jepang tercatat
kesehatan. Salah satu kebutuhan yang diperlukan yaitu saat terdapat pasien yang
dalam keadaan emergency. Transfusi darah sering dilakukang baik dalam bidang
dilakukan pada setiap prabedah. Sedangkan pada kasus non bedah, bias dilakukan
setiap saat tergantung indikasi. Bila transfusi darah diterapkan secara benar,
2
A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut :
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari transfusi darah.
2. Mengetahui tujuan dari transfusi darah.
3. Mengetahui jenis transfusi darah.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian transfusi darah.
5. Mengetahui persiapan dalam pemberian transfusi darah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Transfusi darah umumnya berhubungan dengan kehilangan darah dalam jumlah
besar yang disebabkan oleh trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ
pembentuk sel darah merah. Pemberian transfusi darah secara aman merupakan
salah satu peran perawat yang sangat penting. Pada situasi darurat, perawat perlu
mendapatkan spesimen darah secara cepat dan aman bagi klien. Klien yang
mendapatkan transfusi darah harus dimonitor secara ketat agar tidak terjadi efek
samping yang merugikan. Menurut penelitian dilaporkan bahwa reaksi transfusi
darah yang tidak diharapkan ditemukan pada 6,6% responden, dimana 55%
berupa demam, 14% menggigil, 20% reaksi alergi terutama urtikaria, 6%
hepatitis serum positif, 4% reaksi hemolitik dan 1% overload sirkulasi (Sudoyo,
2006).
5
sumber komponen darah yang utama (Anonim, 2002). Whole blood
diambil dari pendonor ± 450-500 ml darah yang tidak mengalami
pengolahan. Komposisi whole blood adalah eritrosit, plasma, lekosit dan
trombosit (Hutomo, 2011).
2. Sel Darah Merah (Packed Red Cell)
Packed Red Cell (PRC) adalah suatu konsentrat eritrosit yang berasal
dari sentrifugasi whole blood, disimpan selama 42 hari dalam larutan
tambahan sebanyak 100 ml yang berisi salin, adenin, glukosa, dengan
atau tanpa manitol untuk mengurangi hemolisis eritrosit (Anindita, 2011).
3. Trombosit
Trombosit dibuat dari konsentrat whole blood (buffy coat), dan
diberikan
pada pasien dengan perdarahan karena trombositopenia. Produk trombosit
harus disimpan dalam kondisi spesifik untuk menjamin penyembuhan dan
fungsi optimal setelah transfusi. Umur dan fungsi trombosit optimal pada
penyimpanan di suhu ruangan 20-24oC (Cahyadi, 2011).
4. Plasma Beku (Fresh Frozen Plasma)
Fresh Frozen Plasma (FFP) adalah plasma segar yang dibekukan dalam
waktu 8 jam dan disimpan pada suhu minimal -20°C dapat bertahan 1
tahun, yang berisi semua faktor koagulasi kecuali trombosit. FFP
diberikan untuk mengatasi kekurangan faktor koagulasi yang masih
belum jelas dan defisiensi anti-thrombin III. FFP berisi plasma, semua
faktor pembekuan stabil dan labil, komplemen dari protein plasma.
Volume sekitar 200 sampai 250 ml. Setiap unit FFP biasanya dapat
menaikkan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3 % pada
orang dewasa, dosis inisial adalah 10-15 ml/kg (Harlinda, 2006 ).
6
Faktor-faktor yang mempengaruhi transfusi darah dapat bervariasi tergantung
pada konteksnya.
7
Kesesuaian golongan darah antara penerima dan donor darah sangat penting
untuk menghindari reaksi transfusi yang berbahaya.
7. Kondisi Kesehatan Donor
Kondisi kesehatan donor juga mempengaruhi transfusi darah. Donor harus
memenuhi persyaratan kesehatan tertentu untuk menjadi calon pendonor darah
yang aman.
8. Faktor Sosial dan Psikologis
Faktor-faktor sosial dan psikologis juga dapat mempengaruhi keputusan
seseorang untuk menjadi pendonor darah, seperti pengetahuan, sikap, dan
keyakinan individu terhadap donor darah.
9. Prosedur dan Persyaratan Transfusi
Persyaratan dan prosedur transfusi darah yang ditetapkan oleh lembaga
kesehatan juga dapat mempengaruhi pelaksanaan transfusi darah.
8
c. Cuci tangan.
d. Pakai sarung tangan bersih.
e. Buat jalur intravena, gunakan selang infus yang memiliki filter
dengan tipe-Y.
f. Berikan cairan NaCl terlebih dahulu, kemudian darahnya.
g. Atur tetesan darah per menit sesuai dengan program.
h. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
i. Bereskan alat-alat.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transfusi darah merupakan tindakan emergency yang dilakukan pada pasien
yang membutuhkan darah dan atau produk darah dengan cara memasukkan darah
melalui vena dengan menggunakan set transfusi. Indikasi dari transfusi darah
adalah kebutuhan, untuk memberikan volume darah yang adekuat, mencegah
syok hemoragik, meningkatkan kapasitas pembawa oksigen darah, megganti
trombosit atau faktor pembeku darah untukpertahankan hemostatis.
Transfusi darah adalah pelayanan kesehatan yang melibatkan pemberian darah
atau komponen darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit atau
pemulihan kesehatan. Pelayanan transfusi darah dilakukan oleh Unit Bank Darah
di Rumah Sakit. Sebelum darah diberikan ke pasien, dilakukan pemeriksaan
pretransfusi, termasuk pemeriksaan golongan darah dan uji silang serasi
(crossmatch). Setelah melalui berbagai pemeriksaan, darah yang cocok akan
diberikan ke pasien sesuai dengan permintaan dokter.
Transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa orang yang kekurangan darah
akibat penyakit, kecelakaan, atau prosedur medis. Transfusi darah diutamakan
pada pasien yang mengalami perdarahan akibat cedera, komplikasi operasi besar,
atau penyakit kritis. Jenis-jenis komponen darah yang dapat ditransfusikan antara
lain sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, dan plasma.
Tujuan utama transfusi darah adalah menggantikan darah yang hilang dalam
tubuh seseorang akibat operasi, cedera, penyakit, gangguan pendarahan, dan
alasan lainnya. Beberapa kondisi yang membutuhkan transfusi darah termasuk
mengalami perdarahan darah yang hebat, mengidap penyakit yang memengaruhi
cara kerja sel darah merah, dan kondisi medis lainnya. Dalam makalah ini, juga
disebutkan bahwa penggolongan darah sangat penting dalam hal transfusi darah
karena dapat mengakibatkan aglutinasi yang berakibat kematian jika aglutinogen
10
bertemu dengan aglutinin tertentu. Pemeriksaan crossmatch juga dilakukan
sebelum transfusi untuk melihat kesesuaian darah donor dengan penerima.
Dengan demikian, makalah tentang transfusi darah membahas pentingnya
pelayanan transfusi darah, prosedur pemeriksaan sebelum transfusi, jenis-jenis
komponen darah yang dapat ditransfusikan, dan tujuan transfusi darah dalam
menggantikan darah yang hilang dalam tubuh seseorang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Fuadda, R., Sulung, N., Juwita, L. V., & De Kock, K. S. F. (2016). Perbedaan
reaksi pemberian transfusi darah whoole blood (wb) dan packed red cell (prc)
pada pasien sectio caesare. Jurnal Human Care, 1(3), 19-26.
Wardati, W., & Hadi, A. J. (2019). Faktor yang memengaruhi perilaku donor
darah di unit transfusi darah rs dr. fauziah bireuen. Media Publikasi Promosi
Kesehatan Indonesia (MPPKI), 2(3), 181-185.
12